• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Semarang) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM, KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Semarang) - Test Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM, KECERDASAN

EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL KARYAWAN

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERBANKAN

SYARIAH

(Studi Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh :

Eri Kurniawati (213-14-029)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

ii

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706 Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id

E-mail:administrasiiaiansalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah diadakannya pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara:

Nama : Eri Kurniawati

NIM : 213-14-029

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi : Perbankan Syariah (S1)

Judul :PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM,

KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS KANTOR BNI SYARIAH KC SEMARANG) Dapat diajukan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 2 Oktober 2018 Pembimbing

(3)

i

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon( 0298) 323706 Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id

E-mail:administrasiiaiansalatiga.ac.id

PENGESAHAN

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS KANTOR BNI SYARIAH KC SEMARANG)

DISUSUN OLEH ERI KURNIAWATI

NIM: 213 14 029

Telah dipertahankan oleh Panitia Dewan Penguji Skripsi Program StudiPerbankan Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Selasa, tanggal

25 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Ekonomi

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji :Dr. Hikmah Endraswati Sekretaris Penguji :Dr.Mifdlol, Lc., M.SI

Penguji I :Ari Setyawan, M.M Penguji II :Fetria Eka Yudiana,M.Si

Salatiga, 2 Oktober 2018

Dekan Fakultas Ekonomi danBisnis Islam

(4)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eri Kurniawati

NIM :213-14-029

Progam Studi :S1 Perbankan Syariah

Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi :Pengaruh Etika Kerja Islam, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan di Perbankan Syariah (Studi Kasus BNI Syariah KC. Semarang)

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Salatiga, 9 September 2018 Penulis

(5)

iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eri Kurniawati

NIM :213-14-029

Program Studi :S1 Perbankan Syariah Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam

Dengan ini menyatakan bahwa judul skripsi “Pengaruh Etika Kerja Islam,

Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan di Perbankan Syariah (Studi Kasus BNI Syariah KC. Semarang)” benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti

tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 9 September 2018 Penulis

(6)

iv

MOTTO

Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin selagi masih hidup

Sekali kaki melangkah pantang menoleh kebelakang

Setiap Kesulitan Pasti ada Kemudahan

(7)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya (Jarwanto dan Nanik Indarwati) yang telah memotivasi saya dan menjadi penyemangat dalam mengerjakan skripsi ini serta kasih sayang tanpa batah demi masa depan penulis.

2. Untuk dosen pembimbing saya beliau bapak Dr. Achmad Mifdhol M, Lc, M.Si yang telah membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sampai ahir.

3. Untuk kang Slamet Riyono, Vita Aprilia Safitri, Rifan Zainul Ikhsan yang telah memberikan motivasi, arahan serta nasehatnya selama ini.

4. Teruntuk Dek Ulfi, Kang Ozan, Kang Wahid fk Wama, dan semua yang telah menyemangati penulis sehingga dapat menyelesaikan skrispi.

5. Untuk sahabat-sahabat kamar B6 Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam mengerjakan skripsi.

6. Untuk keluarga besar Bani K.H Umar Zaid terima kasih atas kasih sayangnya

7. Untuk seseorang yang nantinya akan menjadi pendamping dalam hidupku 8. Untuk sahabat-sahabat PS-S1 yang telah memeberikan masukan serta

(8)

vi

9. Untuk keluarga besar BNI Syariah Kantor Cabang Semarang yang telah mengizinkan penelitian serta magang di sana.

10.Untuk seluruh organisasi yang pernah saya ikuti : Menwa (Resimen Mahasiswa), JQH (Jami’iyatul Qura’ Wal Huffadz), Ittaqo (Ittihad

Attulabah Litarqiyah Al lughoh Al Arobiyyah), Al Khidmah Kampus Kota Salatiga, FK WAMA (Forum Komunikasi Mahasiswa Magelang), KOPPONTREN (Koperasi Pondok Pesantren Al Falah), AL ASMA’ ( Al

falah Anak Santri Magelang), INSANTRI (Inspirasi Santri) terima kasih atas pengalaman dan kenangan yang telah saya dan kalian lakukan untuk organisasi ini.

11. Untuk keluarga besar Mahad IAIN Salatiga dan Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al falah yang telah membimbingku dan memberikan saya arti sebuah kehidupan serta ilmu yang tidak bisa saya balas.

12. Untuk TPQ Al Muhajirin terima kasih telah diberikan kesempatan untuk bergabung dan belajar bersama santri TPQ.

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Etika Kerja Islam, Kecerdasan

emosional, dan Kecedasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan di Perbankan

Syariah (Studi Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Semarang)” untuk memenuhi

salah satu syarat Sarjana S1 Ekonomi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dorongan, bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

(10)

viii

4. Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.Si yang telah memberikan waktunya untuk memberikan saran, petunjuk dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan seluruh sivitas akademik IAIn Salatiga.

6. Bapak, Ibu, Adik yang selalu memberikmotivasi serta doa restunya.

7. Untuk kang Slamet dan semua teman-teman yang telah menyemangatiku.

8. Semua pihak yang telah membantu saya, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan berbagai pihak yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. atas perhatian dan masukan , saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum wr. Wb

(11)

ix ABSTRAK

Kurniawati, Eri. 2018. Pengaruh Etika Kerja Islam, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan di Perbankan

Syariah (Studi Kasus BNI Syariah KC Semarang) Dibimbing oleh Dr. Ahmad

Mifdlol M., Lc., M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh etika kerja islam, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan di perbankan syariah dengan kinerja karyawan (studi kasus BNI Syariah KC Semarang). Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan pengambilan pustaka . jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Alat analisa yang digunakan adalah Uji Statistik dan Uji Asumsi Klasik. Objek yang digunakan adalah karyawan BNI Syariah KC Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel etika kerja islam dan kecerdasan spiritual secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel kecerdasan emosional berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara silmultan etika kerja islam, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

(12)

x DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. SistematikaPenulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ... 12

B. Kerangka Teori ... 20

1.Etika Kerja Islam ... 20

2.Kecerdasan Emosional ... 24

3.Kecerdasan Spiritual ... 26

4.Kinerja Karyawan ... 29

C. Kerangka Penelitian ... 32

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel ... 37

1.Populasi ... 37

2.Sampel ... 37

(13)

xi

E. Skala Pengukuran... 39

F. Definisi Konsep dan Operasional Penelitian ... 40

G.Instrumen penelitian ... 54

H. Uji Instrumen ... 56

BAB IVANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian ... 61

1.Identitas BNI Syariah ... 61

2.Sejarah BNI Syariah ... 61

3.Visi, Misi, Nilai dan Sasaran Strategis ... 63

4.Struktur Organisasi ... 64

5.Gambaran Umum Responden ... 64

B. Analisis Data ... 64

1.Uji Reliabilitas dan Validitas ... 64

2.Uji Statistik ... 72

3.Uji Asumsi Klasik ... 68

4.Hasil Uji Hipotesis ... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya... 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 52

Tabel 4.1 Uji Reliabilitas ... 65

Tabel 4.2 Uji Validitas ... 66

Tabel 4.3 Uji Multikolonieritas ... 69

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas ... 71

Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogrov ... 72

Tabel 4.11 Uji T ... 73

Tabel 4.12 Uji F Test ... 76

Tabel 4.13 Uji R... 77

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran... 32

Gambar 3.1 Indikator Etika Kerja Islam ... 43

Gambar 3.2 Indikator Kecerdasan Emosional ... 46

Gambar 3.3 Indikator Kecerdasan Spiritual ... 49

Gambar 3.4 Kinerja Karyawan ... 51

Gambar 4.1Struktur Organisasi ... 64

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sebuah lembaga keuangan yakni perbankan syariah, kinerja karyawan yang bagus mempunyai peranan dalam menunjang kemajuan perbankan syariah. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah Etika Kerja Islamnya, Kecerdasan Emosionalnya, Serta Kecerdasan Spiritualnya.

Etika kerja Islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa), tetapi dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram ( Hana dalam Prasetyo, 2017: 4)

Menurut Hana dan Ghufron dalam Prasetyo (2017: 4) dalam persaingan bisnis yang ketat, perusahaan yang unggul bukan hanya perusahaan yang memiliki kriteria bisnis manajerial yang baik, melainkan juga perusahaan yang mempunyai etika kerja yang baik.

(17)

2

Menurut Boyatzis Et Al dalam Fitriastuti (2013) menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa emosi manusia berada di wilayah bawah sadar sehingga diakui kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan utuh tentang diri sendiri dan orang lain.

Menurut Fabiola (2005: 2) kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengolah diri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali diri sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan hubunganya dengan orang lain (Goleman dalam Rahmasari, 2012: 5)

(18)

3

Menurut Zohar dan Marshall (2000) kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Kecerdasan spiritual memberikan manusia moral, kemampuan menyesuaikan diri berdasarkan pengalaman dan cinta serta kemampuan setara. Kecerdasan diri, belas kasih, kreatifitas, dan kemampuan berpikir.

Kecerdasan spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Orang yang mempunyai SQ (Spiritual Quotient) tinggi mampu memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif (Supriyanto, 2011: 695).

Menurut Berman dalam Rahmasari (2012: 13) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi, antara jiwa dan tubuh. Kecerdasan spiritual juga dapat membantu seseorang untuk dapat melakukan transedensi diri.

Hasil penelitian yang dilakukan Faisal dan Anggraeni (2010) dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual

terhadap Kinerja Karyawan pada LBPP-LIA Palembang menyimpulkan

(19)

4

kreatif, memiliki kepuasan kerja yang tinggi, mampu bekerja dengan baik secara tim, dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi.

Hasil penelitian Wulandari (2017), Paisal Anggraini (2010), Waryanti (2011), Rahmasari (2012), Husain (2013),Yusmaniasri dkk. (2015), Asmadi dkk (2016) dan Hardiat (2016) yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Trisnawati (2012), Pande (2013). Dan Wultur (2014) menyimpulkan bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kinerja karyawan antara yang satu dengan yang lain mempunyai perbedaan. Berbagai karaker dan sikap dalam mengerjakan tugas antara karyawan satu dengan yang lain mempunyai sikap yang berbeda pula. Pertama, karyawan yang bekerja di perbankan syariah hanya untuk mencari uang. Kedua, karyawan yang giat dan berusaha serta konsisten terhadap perbankan dengan tujuan untuk memajukan perusahaan dan pulang sesuai dengan jam kerja dan yang terpenting mendapatkan gaji.

(20)

5

Menurut Hasibuan dalam Rahmasari (2012: 38) kinerja merupakan gabungan tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi pekerjaan.

Dari data di atas, penelitian ini akan mengarah pada usaha menemukan fakta mengenai seberapa besar pengaruh dari dimensi etika kerja Islam karyawan, kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan di perbankan syariah. Penelitian ini berusaha menganalisis faktor etika kerja Islam, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang dianggap dapat mempengaruh kinerja karyawan di perbankan syariah.

Kecerdasan emosional apakah mempengaruhi kinerja karyawan, apakah orang yang belum mempunyai kecerdasan emosional akan terganggu dan bahkan kinerjanya kurang bagus. Hal lain yang menarik yakni apakah kecerdasan spiritual karyawan dapat mempengaruhi kinerja karyawan di perbankan syariah mengingat perbankan syariah merupakan sebuah lembaga keuangan yang berbasis syariah tentunya akan membutuhkan karyawan yang juga mempunyai kecerdasan spiritual yang bagus sehingga signifikan dengan perbankan syariah.

(21)

6

Islam mempengaruhi kinerja yakni untuk mencari tahu seberapa pengaruh kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan.

Beda penelitian kami dengan penelitian sebelumnya adalah adanya variabel etika kerja Islam dalam penelitian kami. Yang sebelumnya belum pernah diteliti. penelitian sebelumya hanya meneliti tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan. Kedua penelitian ini dipusatkan di kantor BNI Syariah KC Semarang.

Berdasaran uraian di atas, penulis mencoba untuk menemukan pengaruh antara beberapa faktor dengan mengadakan penelitian dengan judul, ”Pengaruh Etika Kerja Islam, Kecerdasan Emosional, Dan Kecerdasan

Spiritual Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Di Perbankan Syariah (Studi Kasus Karyawan BNI Syariah Kantor Cabang. SEMARANG)”. B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh etika kerja Islam berpengaruh terhadap kinerja karyawan BNI Syariah KC Semarang?

2. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja karyawan karyawan BNI Syariah KC Semarang?

(22)

7 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan BNI Syariah KC Semarang.

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan BNI Syariah KC Semarang.

3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan BNI Syariah KC Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara ilmiah maupun secara praktis, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis

a. Menambah pengetahuan tentang adanya pengaruh etika kerja Islam, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan di perbankan syariah.

(23)

8

2. Bagi PT. Bank BNI Syariah KC Semarang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pimpinan, manajer untuk memilih dengan baik dan mengetahi dengan baik karyawan yang akan direkrut dalam sebuah perusahaan sehingga pimpinan akan menimbang dan menyeleksi dengan baik karyawan sehingga akan tercipta perusahaan yang sehat.

3. Bagi Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ekonomi sehingga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan menjadi wacana yang baik yang dapat menambah wawasan bagi pembaca.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan penelitian maka rancangan penelitian sebagai berikut:

(24)

9

Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan penelitian adalah hal yang diharapkan dalam penelitian yang mengacu pada latar belakang masalah, rumusan masalah dan hipotesis. Pada bagian terakhir bab ini membahas tentang sistematika penulisan yang di dalamnya membahas tentang ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.

Pada bab II LANDASAN TEORI ini diuraikan tentang teori- teori yang digunakan dalam penelitian yaitu : Pengertian Etika kerja Islam, Fungsi Etika Kerja Islam, Pengertian Kecerdasan Emosional, Indikator Kecerdasan Emosional, Pengertian Kecerdasan Spiritual, serta Indikator Kecerdasan Spiritual, Pengertian Kinerja Karyawan, Penelitian Terdahulu, Kerangka Penelitian, Perumusan Hipotesis.

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka serta merupakan jawaban sementara atau masalah penelitian.

(25)

10

Sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah yang diambil dan metode pengambilan jenis sampel dan sumber data mengenai gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penelitian. Teknik Pengumpulan Data berisi cara atau langkah dalam pengambilan kemudian akan dikumpulkan untuk dijaidkan penguat dalam penelitian.

Skala Pengukuran merupakan alat yang digunakan untuk mengukur data yang telah terkumpul, Definisi konsep dan operasional menguraikan variabel dan efisiensi operasional dimana skripsi terhadap variabel yang berkaitan dengan jumlah populasi. Metode analisis data mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.

(26)

11

(27)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang berkaitan dengan etika kerja Islam, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual karyawan terhadap kinerja karyawan di perbankan syariah adalah sebagai berikut:

1. Etika Kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi (2008) menyatakan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi.

Penelitian yang dilakukan oleh Bawono (2008) menyatakan bahwa terdapat pengaruh dari variabel etika kerja Islam terhadap sikap karyawan bagian akuntansi dalam perubahan orgnisasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrianto (2013) menyatakan bahwa etos kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitianya Shafissalam (2013) menyatakan bahwa etos kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

(28)

13

2. Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian Karmandita Dan Subudi menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. secara parsial kecerdasan kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Penelitian yang dilakukan oleh Trihandini (2005) menyatakan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitianya telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasn spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan Waryanti (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan. Semakin baik kecerdasan spiritual yang dimiliki karyawan maka akan semakin baik kinerja yang ditunjukan karyawan.

(29)

14

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmasari (2012) menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan dan kecerdasan spiritual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriastuti (2013) menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menunjukan bahwa karyawan yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi akan bekerja lebih baik sesuai standar organisasi dan pada akhirnya akan mencapai kinerja yang lebih baik.

Dalam penelitian Choiriah (2013)menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja auditor.

Dalam penelitianya Zulfardiansyah. NS dkk (2014) menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

(30)

15

3. Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian Wullur (2014) menyatakan bahwa kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurandini (2014) Menunjukan bahwa komitmen karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Dalam penelitianya Wulandari (2017) menyatakan bahwa secara parsial kecerdasan spiritual dan komitmen karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Dari penelitian di atas ditemukan hasil perbedaan penelitian bahwa kecerdasan spiritual tidak selamanya mampu mempengaruhi kinerja karyawan.

Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya No Peneliti Variabel Hasil

Pengaruh Etika kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan 1 Fitrianto

(2013)

a) Etika kerja Islam, b) Kinerja karyawan

(31)

16

Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel etika kerja Islam terhadap dimensi cognitive,

affective dan behavioral

dalam perubahan

organisasi. 5 Bawono

(2008)

a) Etika kerja Islam b) Sikap karyawan c) Perubahan

organisasi

Terdapat pengaruh dari variabel etika kerja Islam terhadap sikap karyawan bagian akuntansi dalam perubahan orgnisasi

(32)

17

e) kinerja pengelola keuangan berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja karyawan.

Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan 10 Waryanti

(33)

18 yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan dan kecerdasan spiritual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan kecerdasan emosi, dan kecerdasn spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

15 Wulandari (2017)

a) Kecerdasan spiritual

b)kepercayaan pada atasan

(34)

19

c)komitmen karyawan d)kinerja karyawan 16 Wullur

(2014)

a) Kecerdasan Emosiona b) Kecerdasan

Spiritual c) Etika Profesi d) Kinerja

Kecerdasan Spiritual Tidak Berpengaruh Terhadap Kinerja.

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada :

1. Variasi variabel bahwa penelitian sebelumnya kebanyakan menggunakan varibel kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. penelitian ini menambahkan variabel etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan di perbankan syariah.

2. Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kecerdasan emosional mempengaruhi kinerja karyawan namun ada yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional tidak mempengaruhi kinerja karyawan ( adanya interkonsistensi dari peneliti)

(35)

20 B. Kerangka Teori

1. Etika Kerja Islam

a. Pengertian Etika Kerja Islam

Menurut Nurmatias dalam Prasetyo (2017: 13) Etika Islam bersumber pada firman Allah SWT yang autentik, yaitu Al Qur’an dan Hadist yang merupakan contoh-contoh dari kehidupan

nabi Muhammad SAW, serta Ijma dan Qiyas. Hukum dan ketetapan etika dapat dijadikan pegangan dan pedoman hidup, yaitu berlandaskan pada dasar-dasar moral yang ditetapkan oleh Allah SWT

Ada lima hal yang melandasi etika kerja Islam, yaitu Pertama, unity (kesatuan), konsep ini terkait dengan konsep keesaaan Allah SWT (tauhid) sebagai bentuk hubungan vertikal antara manusia dan Tuhanya. Sebagai seorang muslim harus melihat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT dan akan kembali padaNya.

Kedua, equilibrium (keseimbangan) konsep ini terkait dengan konsep ’adl (keadilan dan kepemilikan) ketiga, free will

(36)

21

seseorang sampai dia merubahnya sendiri. Keempat, tanggung jawab (responbility), ini terkait dengan pertanggung jawaban seseorang terhadap segala tindakan yang dilakukan baik terkait dengan yang berhubungan dengan manusia maupun dengan Allah SWT (Adab dan Rokhman, 2015: 50).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika kerja Islam merupakan kinerja yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis, selain itu, etika kerja Islam merupakan

kegiatan dalam dunia namun bisa dikatakan ibadah jika niat kerja untuk ibadah kepada Allah.

b. Karakteristik Etika Kerja Islam

Menurut Hafidhudin dalam Prasetyo (2017: 15) karakteristik etika kerja Islam meliputi :

1) Al Shalah atau baik, bermanfaat dan compatible yaitu ada dua

syarat mutlak suatu pekerjaan dapat digolongkan sebagai maslahah yaitu lahir dari keikhlasan niat pelaku dan pekerjaan itu memiliki nilai-nilai kebaikan. Dengan indikator melakukan pekerjaan yang baik dan bermanfaat.

2) Al Itqan atau kemantapan dan sempurna yaitu Kualitas kerja

(37)

22

menganjurkan ilmunya dan tetap berlatih. Dengan indikator keyakinan bahwa bekerja adalah kewajiban dari Allah.

3) Al Ihsan atau kejujuran yang terbaik dan lebih baik . ihsan

mempunyai makna lebih baik dari prestasi atau kualitas pekerjaan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus-menerus seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu dan sumber daya lainya. Suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini menurun dari hari kemarin. Dengan indikator menghindari dosa.

4) Al Mujahadah atau kerja keras yang optimal. Dalam Al

Qur’an meletakan kualitas mujahadah dalam bekerja pada konteks manfaatnya, yaitu untuk kebaikan manusia sendiri dan agar nilai guna dari hasil kerjanya semakin bertambah dalam pemanfaatan secara optimal guna mendapatkan Ridha Allah SWT dengan indikator bekerja keras dan ketekunan.

5) Tanafus dan Ta’awun atau berkompetisi dan

(38)

23

Dengan indikator kemandirian, semangat kerja dan tolong-menolong dalam kebaikan.

6) Mencermati nilai nikmat. Mencermati nilai nikmat yaitu dengan menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam bekerja. Seperti dalam hadist yang artinya “ Siapkan lima sebelum

(datangnya) lima. Masa hidupmu sebelum datang masa matimu, masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan masa kayamu sebelum masa miskinmu” (HR Bahaqi dari Ibnu Abbas). Dengan

indikator tidak membuang-buang waktu dalam bekerja. c. Penerapan Etika Kerja Islam

(39)

24 2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Menurut Supriyanto (2011) yang berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Terhadap Kinerja Manajer studi di Bank Syariah Kota Malang bahwa hasil dari penelitian ini menunjukan kecerdasan emosional berpengaruh positif dan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja , kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja,

Agustin dan Ginanjar dalam (Fitriastuti, 2013: 104) berpendapat, bahwa keberadaaan kecerdasan emosional yang baik akan membuat karyawan menampilkan kinerja lebih baik. Goleman (2000) dalam Jurnal Dinamika Manajemen Fitriastuti (2013: 104) mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja bukan hanya kemampuan kognitif (cognitiive

intelligence) saja yang dibutuhkan tetapi juga kemampuan

emosional (emotional intelligence).

(40)

25

Supriyanto (2011: 8) kecerdasan emosional penting dan harus dipelihara terus – menerus dan dipertahankan merupakan syarat kunci kesuksesan dan keahlian seseorang.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Goleman dalam Mauliana (2015: 50) menjelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang, yaitu:

a) Lingkungan Keluarga

Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Kecerdasan emosional dapat diajarkan pada saat bayi melalui ekspesi. Peristiwa emosional yang terjadi pada kanak-kanak akan melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa. Kehidupan emosional yang dipupuk dalam keluarga bagi setiap individu kelak dikemudian hari.

b) Lingkungan Non Keluarga.

(41)

26

c. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Aspek-aspek kecerdasan emosional seseorang menurut Tridhonanto (2009: 5) adalah sebagai berikut :

1) Kecakapan pribadi, yaitu kemampuan mengelola diri sendiri 2) Kecakapan sosial, yaitu kemampuan menangani suatu

hubungan.

3) Keterampilan sosial, yaitu kemampuan menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain.

3. Kecerdasan Spiritual

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut kamus besar bahasa Indonesia spiritual adalah suatu hal yang berhubungan atau bersifat kejiwaan baik rohani maupun batin. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa, yaitu sebagai kapasitas dalam diri manusia yang menyalurkan segala sesuatu dari dimensi-dimensi imajinasi dan kejiwaan yang lebih dalam dan lebih kaya kedalam hidupan sehari-hari, keluarga, organisasi, dan intuisi (Zohar dan Marshall, 2001: 41).

(42)

27

Kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Bahkan faktor yang paling menentukan seseorang dapat merasa bahagia atau tidak bahagia dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual, artinya kecerdasan spiritual merupakan faktor utama penentu kebahagiaan seseorang.

Syari’ati dalam Ginanjar (2007) menyatakan bahwa

spiritual quotient adalah penjabaran dari gerakan thawaf

spiritual yang menjelaskan tentang bagaimana meletakkan aktifitas manusia, agar mampu mengikuti pola-pola atau etika alam semesta. Sehingga manusia dapat hidup di dunia dengan penuh makna, serta memiliki perasaan nyaman dan aman, tidak terlanggar atau tidak bertentangan dengan azas-azas SBO

(Spiritual Based Organization) yang sudah baku dan pasti.

(43)

28

Analisis penelitian yang pernah di lakukan oleh Sa’adah (2017) menunjukan bahwa spiritual di tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh sebesar 95,1 % sisanya dipengaruhi oleh variabel di luar model ini dan secara parsial berpengaruh positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2017) menghasilkan secara simultan kecerdasan spiritual, kepercayaan pada atasan, dan komitmen karyawan berpengaruh signifikan tehadap kinerja karyawan.

Penelitian Oxford university menunjukan bahwa spiritual berkembang karena manusia krisis makna, jadi kehadiran organisasi seharusnya jga memberi makna apa yang menjadi tujuan organisanisasinya. Makna yang muncul dalam organisasi akan membuat setiap orang yang bekerja didalamnya lebih dapat mengembangkan diri mereka. hasilnya mereka juga dapat bekerja lebih baik.

b. Manfaat Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall (2001: 12) terdapat beberapa manfat kecerdasan spiritual yaitu:

(44)

29

3) Menungkinkan manusia mengarahkan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, menjembatani antara diri dan orang lain.

4) Membantu dalam menghadapi masalah baik atau buruk, hidup atau mati, jati diri, penderitaan, dan keputusasaan. 5) Membantu mencapai perkembangan diri yang lebih utuh

karena memiliki potensi.

6) Membantu dan memahami eksistensi manusia. 4. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan (job performance) dapat diartikan sebagai sejauh mana seseorang melaksanakan tanggung jawab dan tugas kerjanya (Singh et al, 1996) dalam Nugroho (2006: 21).

Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2008: 67)

(45)

30

Menurut wirawan (2009) dalam Rahmasari (2012) Kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

Kinerja adalah sebuah pengabdian karyawan yang diberikan kepada perusahaan (Mathis dan Jackson, 2002 dalam Hardiat, 2016: 10). Gomes (1995) dalam Nugroho (2006: 20) lebih lanjut menjelaskan terdapat dua kriteria pengukuran berdasarkan hasil akhir (result-based performance evaluation)

dan pengukuran berdasarkan perilaki (behavior-based performance evaluation).

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Mangkuprawira (2007: 155) dalam Wulandari (2017: 48), yaitu:

1) Faktor personal atau individual, meliputi unsur pengetahuan, ketrampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan.

2) Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan

(46)

31

dan dukungan kerja karyawan melalui permberian insentif, bonus, dan penghargaan.

3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dallam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut pendapat Davis dalam Mangkunegara (2008: 67) yang merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability + Motivation

Motivation = Attitude + Situation

Ability = Knowledge + Skill

1) Faktor Kemampuan

Dengan kemampuan potensi yang baik seperti kemampuan untuk tetap menjadi anggota organisasi dan berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi serta kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan.

(47)

32

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya.

2) Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi ( Mangkunegara, 2008: 68).

C. Kerangka pemikiran

Kinerja didefinisikan sebagai puncak dari perolehan manusia, sumber daya, dan juga lingkungan tertentu yang telah dikumpulkan sedemikian rupa yang akan menghasilkan sesuatu yang baik berupa barang jadi atau barang jasa. Didalamnya terdapat beberapa faktor yang mampu mempengaruhi tingkat kinerja karyawan.

Gambar 2.1 kerangka pemikiran

Kinerja

Karyawan (Y)

Kecerdasan Emosional (X2) Etika kerja Islam (X1)

(48)

33 D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang hubungan, perbedaan maupun pengaruh suatu variabel.hipotesis dibuat berdasarkan kajian literatur maupun analisis rasional. Hipotesis dibuat sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.(Periantalo, 2016: 225)

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenaranya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Berdasarkan data diatas dan telaah penelitian sebelumnya, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Etika kerja Islam Terhadap Kinerja Karyawan Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prasetyo (2017) hasilnya menunjukan bahwa etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nadipah (2016) hasilnya menunjukan bahwa variabel etos kerja Islam mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan Oleh Fitrianto (2013) hasilnya menunjukan bahwa tingkat etika kerja Islam berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

(49)

34

H1 = Ada pengaruh positif etika kerja Islam terhadap kinerja karyawan perbankan syariah

2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Kecerdasan emosional antara karyawan satu dengan yang lain mepunyai tingkatan yang berbeda, ini dibuktikan dengan bagaimana seorang karyawan dapat menghadapi persoalan atau masalah yang terjadi dalam suatu perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh menunjukan bahwa adanya pengaruh positif antara kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual terhadap kinerja karyawan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Edwardin (2006) dalam Fitriastuti (2013: 110) memperkuat justifikasi bahwa kompetensi komunikasi, kecerdasan emosional dan budaya organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zulfardiansyah (2014) yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(50)

35

3. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Penelitian yang pernah oleh Achmad Sani Supriyanto dan Eka Afnan Troena (2012) yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Penelitan Fabiola Meirnayati Trihandini (2005) menyatakan bahwa dalam penelitianya kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lisda Rahmasari (2015) menyatakan bahwa kecerdasan intelektual, emosi, dan spiritual berpengaruh terhadap kinerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Anis Choiriyah yang menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan tehadap kinerja karyawan

Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

(51)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena peneliti ingin mengkonfirmasi konsep dan teori yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dengan fakta. Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari lapangan. Selain itu penelitian ini melakukan pendekatan yang diawali dengan teknik pengumpulan data dengan cara menentukan instrumen penelitian, menentukan metode yang akan digunakan, kemudian menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama kemudian disajikan dalam bentuk skripsi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

(52)

37 C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek maupun objek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 80).

Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan objek karyawan BNI Syariah KC Semarang sebagai objek penelitian yang berjumlah sekitar 50 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 118). Bila jumlah populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil 25-30 dan apabila jumlah populasi berkisar 100, maka lebih baik subjek diambil semua untuk dijadikan sampel (Arikunto, 2005: 95).

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan metode sampling

jenuh atau sensus. Sampling jenuh adalah teknik penelitian sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2001: 61)

sampling jenuh adalah teknik penelitiann sampel bila semua anggota

(53)

38 D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengertian Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 29)

Menurut Muhammad (2006: 29) data adalah segala informasi yang diolah untuk suatu kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Data–data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pernyataan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Arikunto, 2005: 102).

Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual karyawan BNI Syariah KC Semarang.

2. Dokumen

(54)

39

Metode ini digunakan untuk mengetahui etika kerja Islam karyawan BNI Syariah KC Semarang.

E. Skala Pengukuran

Penelitian akan lebih terukur dan bersifat objektif maka perlu dilakukan pengukuran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Metode kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Bawono, 2006: 29)

Dalam penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala numerik 1-10 skala numerik digunakan untuk mengukur sikap dan pandangan karyawan mengenai variabel yang diteliti. Skala 1 dimaknai respon tidak pernah dan skala 10 dimaknai selalu/sering sedangkan pertengahan antara 5-6 dimaknai kadang-kadang.

TIDAK

PERNAH (TP)

(55)

40

F. Definisi Konsep dan Opersional Penelitian.

1. Etika Kerja Islam Variabel Bebas (Independent Variabel)

Menurut Muhammad dalam Mifrohul Hana (2015) etika kerja Islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa), tetapi dibatasi dalam cara memperolehnya dan penyalahgunaan hartanya karena aturan hala dan haram.

Etika Kerja Islam yang bersumber dari syariah memandang bekerja sebagai ibadah. Menurut Yousef dalam Icuk Rangga (2008) salah satu faktor yang dianggap berpengaruh terhadap sikap individu pada perubahan adalah etika ( dalam hal ini etika kerja Islam).

Etika kerja Islam mengandung dua dimensi yaitu dimensi ukhrawi

dan duniawi. Dalam dimensi ukhrawi, syariah menekankan pentingnya niat, yaitu semat-mata untuk mendapatkan keutamaan dari tuhan. Bekerja yang didasarkan pada prinsip syariah, bukan saja menunjukan fitrah seorang muslim melainkan sekaligus meninggikan martabatnya sebagai hamba Allah yang dapat dipercaya. Dalam dimensi duniawi, syariah

(56)

41

1) Bekerja adalah manifestasi keimanan

Dengan kata lain, poros dari kerja adalah tauhid. Oleh karenanya dalam bekerja harus senantiasa mengingat Allah. Kesibukan manusia bekerja sering kali membuatnya lupa komunikasi dengan Allah. Oleh karena itu Al Qur’an berpesan untuk

senantiasa mengingat untuk berkomunikasi dengan Allah disela-sela bekerja.

2) Menghidari eksploitasi terhadap sumber-sumber alam dengan cara yang melampaui batas

Sesungguhnya rejeki Allah itu melimpah tak terbatas , namun Allah juga menetapkan takaran dan ukuran, sehingga manusia tidak bisa seenaknya saja melakukan ekspoitasi melampaui batas. Oleh sebab itu, manusia harus bisa mengendalikan dirinya, antara lain dengan cara bersyukur yang berarti menyadari karunia Allah yang murah itu sehingga ia mampu bertindak rasional.

3) Menghindari dari perbuatan merugikan orang lain

Berbagai pernyataan dalam Al Qur’an yang menyatakan

bahwa rezeki Allah itu terbuka bagi siapa saja yang beraneka ragam, merupakan salah satu dasar mengapa manusia itu tidak perlu mendapatkan rezeki dengan cara yang merugikan orang lain.

(57)

42

Kekayaan itu terdapat hak bagi yang mebutuhkan, karena semua kekayaan yang berhasil diperoleh seseorang itu sebenarnnya terjadi karena proses sosial ini jug. Ini merupakan pernyataan Al Qur’an bahwa reseki itu berfungsi sosial baik dalam proses produksi,

distribusi maupun konsumsinya.

5) Adanya keterkaitan individu terhadap diri dan kerja yang menjadi tanggung jawabnya

Sikap ini dari ketaqwaan individu terhadap Allah SWT. Yang berlanjut pada kesadaran bahwa Allah melihat, mengontrol, dan menghitung seluruh amal perbuatanya secara adil dan fair, kemudian akan membalasnya dengan pahala atau siksa. Kesadaran inilah yang menuntut individu untuk cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, bekerja keras memperoleh keridaan Allah, dan memiliki hubungan baik dengan relasinya

6) Berusaha dengan cara halal dalam seluruh jenis pekerjaan

Menurut Islam, semua pekerjaan adalah baik dan terpuji asalkan secara material, barang yang dipakai bekerja halal, dilakukan dengan cara yang halal dan menghasilkan produk yang halal

(58)

43

8) Islam tidak mengenal pekerjaan yang mendurhakai Allah

Seperti pemeras bahan-bahan minuman keras, pencatat riba, pelayan bar, dan bekerja dengan penguasa yang menyuruh kejahatan seperti membunuh orang.

9) Profesionalisme

Profesional adalah melakukan sesuatu pekerjaan secara benar untuk menghasilkan sesuai hasil yang benar. Bekerja tidak cukup hanya dengan memegang teguh hasil yang benar, bekerja tidak cukup hanya dengan memegang teguh sifat amanah, kuat, berakhlak dan bertaqwa, namun dia harus pula mengerti dan menguasai benar-banr pekerjaanya.

Gambar 3.1 Indikator Etika Kerja Islam

Menghindari ekspolitasi

Rezeki yang didapatkan dari hasil kerja sebagian ada yang berfunsi sosial

Bekerja adalah

manifestasi keimanan Adanya keterkaitan individu terhadap diri dan kerja yang menjadi tanggung jawabnya

Dilarang menjadikan seseorang sebagai alat produksi

Islam tidak mengenal pekerjaan yang mendurhakai Allah SWt

(59)

44

2. Kecerdasan Emosional Variabel Bebas (Independent Variabel)

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain. Kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri dan menata dengan baik emosi yang muncul dalam dirinya dan hubungan dengan orang lain (Suharsono, 2000: 28).

Sehingga kinerja suatu karyawan akan lebih baik apabila dalam dirinya mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi sehingga karyawan mampu memahami perasaan diri dan perasaan orang lain. Karyawan yang tidak bisa berhubungan baik dengan karyawan lain akan menimbulkan ketidak nyamanan dalam berkerja. Menurut Cooper dan Sawaf (2002: 147) dalam Meilana (2015: 50) kecerdasan emosional sebagai kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerakan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh manusiawi. Dari penjelasan diatas, penulis dapat memahami bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengelola dan menghadapi perasaan/emosi yang timbul baik dari dalam mapun luar diri seseorang tersebut.

(60)

45

1) Kesadaran diri, yaitu kemampuan individu yang berfungsi untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu, mencermati perasaan yang muncul. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya menandakan bahwa orang berada dalam kekuasaan emosi.

2) Pengaturan diri, yaitu kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena kegagalan keterampilan emosi dasar. Seseorang yang mempunyai kemampuan yang rendah dalam mengelola emosi akan terus-menerus bernaung melawan perasaan murung. Sementara mereka yang memiliki tingkat pengelolaan emosi yan tinggi akan dapat bangkit lebih cepat dari kemurunganya. Kemampuan mengelola emosi meliputi kemampuan penguasaan diri dan kemampuan menenangkan diri.

(61)

46

4) Mengenali emosi orang lain (empati), yaitu kemampuan yang bergantung pada kesadaran. Kemampuan ini merupakan keterampilan dasar dalam bersosial.seorang yang empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oarng lain.

5) Keterampilan sosial, yaitu ketrampilan mengelola emosi orang lain, mempertahankan hubungan dengan orang lain melalui keterampilan sosial, kepemimpinan dan keberhasilan hubungan antar pribadi.

Dari indikator-indikator yang telah dijabarkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa indikator yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian variabel kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Indikator Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional

Kesadaran diri

Pengaturan diri

motivasi

Empati

(62)

47

3. Kecerdasan Spiritual Variabel Bebas (Indepent Variabel)

Kecerdasan berasal dari kata “ cerdas” yang mendapat

imbauan ke-an. Cerdas berarti akal budi, pandai, tajam pikiran (Poerwadarminta,1997: 363). Sedangkan spiritual menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia segala sesuatu yang berhubungan dengan

atau bersifat kejiwaaan, rohani, atau batin.

Oleh karena itu, Eckersley mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai. Eckersley memberikan pengertian yang lain terkait kecerdasan spiritual yaitu perasaan intuisi yang dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas didalam hidup manusia (Eckersley, dalam febiola 2005).

Kecerdasan spiritual ini berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan karena belum tentu fisik yang terlihat baik dan bahkan sempurna malah teryata kejiwaanya tergangggu. Apabila kejiwaan dan batinya terganggu juga dapat mempengaruhi kinerja suatu karyawan

Dari penjelasan diatas, penulis dapat memahami bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi persoalan hidup manusia dengan nilai dan makna.

(63)

48

1) Pemikiran eksistensial (kemampuan untuk mengenal dan memaknai diri sendiri) yang kritis adalah kemampuan untuk berfikir kritis tentang isu-isu seperti makna, tujuan, eksistensi, kematian, kemampuan untuk berfikir tentang isu-isu non-eksistensi dari perspektif non-eksistensial.

2) Pemaknaan pribadi adalah kemampuan untuk melakukan makna dan tujuan pribadi dalam semua pengalaman materi dan fisik, termasuk kemampuan untuk menciptakan tujuan dalam kehidupan.

3) Kesadaran transendental (menonjolkan hal-hal yang bersifat kerohanian) adalah kemampuan keunggulan diri (transformasional internal dan eksternal)

4) Perluasan area kesadaran adalah kemampuan untuk memasuki tingkat spiritual yang paling tinggi.

Kecerdasan spiritual memiliki banyak efek pada kehidupan manusia dan ditempat kerjanya. Para ahli percaya fungsi dan efek kecerdasan spiritual sangat tinggi.

(64)

49

Gambar 3.3 Indikator Kecerdasan Spiritual 4. Kinerja Karyawan Variabel Terikat (Deppendent Variabel)

Kinerja mempunyai arti hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya (Nuraini, 2014: 3)

Jadi, kinerja disini dapat diartikan sebagai hasil pencapaian dari seorang karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya selama beberapa waktu.

Kinerja karyawan menurut (job performance) menurut Faustino Gomes (1995) merupakan cara untuk mengukur tingkat kontribusi individu kepada organisasinya.

Faustino Gomes (1995) juga mengatakan performasi pekerjaan adalah catatan hasil atau keluaran (outcomes) yang dihasilkan dari Kecerdasan Spiritual

Pemaknaan pribadi

Kesadaran transendental

(65)

50

suatu fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Terdapat dua kriteria pengukuran performansi atau kinerja karyawan, yaitu (1) pengukuran berdasarkan hasil akhir (result –

based performance evaluation) dan (2) pengukuran berdasarkan

perilaku (behavior-based performance evaluation) (Faustino Gomes, 1995)

Menurut Bernadin (1993: 75) dalam Eka (2017: 65) kinerja dapat diukur berdasarkan enam kriteria yang dihasilkan dari pekerjaan yang bersangkutan. Keenam kriteria tersebut meliputi:

1) Kualitas

Tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

2) Kuantitas

Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat aktifitas yang diselesaikanya pekerjaan tersebut pada waktu awal yang diinginkan.

(66)

51

Tingkat pegetahuan sumber daya organisasi dengan maksud menaikan keuntungan.

5) Kemandirian

Karyawan yang dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa bantuan dari orang lain.

6) Komitmen

Karyawan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekerjaanya.

Dari indikator yang telah diungkapkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa indikator yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian variabel kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.4 Indikator Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan

Kualitas kuantitas

Ketepatan waktu

efektivitas

kemandirian

(67)

52

Dibawah ini merupakan penjabaran dari masing-masing variabel yang berupa indikator-indikartor yang membentuknya:

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Sumber

Referensi c) Menghindari dari

(68)

53

diri dan kerja yang menjadi tanggung jawabnya

f) Berusaha dengan cara yang halal

(69)

54 c) Kesadaran

transendental d) Perluasan area

kesadaran Kinerja

Karyawan

a) Kualitas b) Kuantitas c) Efektifitas d) Kemandirian e) Komitmen

Bernadin (1993)

Skala Interval

G. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian memegang peran penting dalam penelitian kuantitatif karena kuantitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrument yang digunakan. Artinya data yang bersangkutan dapat mewakili dan mencerminkan keadaan sesuatu yang diukur pada diri subjek penelitian dan pemilik data.

(70)

55 1. Uji Reliabilitas

a. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) dalam Eka (2017: 68) Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabilitas atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataanya adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpa

(α) serta suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

membrikan nilai Cronbach Alpa > 0.60 (ghozali, 2005) b. Uji Validitas

(71)

56

1) Apabila r hitung > r table (pada taraf signifikasi 𝛼 = 0,05), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid. 2) Apabila r hitung< t table (pada taraf signifikasi 𝛼 = 0,05),

maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid. H. Uji Instrumen

1. Uji Statistik

Menurut Bawono (2006: 89) dalam Eka (2017: 69) Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisa. Nilai ketetapatan ini dapat diukur dari

goodness of fit nya. Dapat dilihat dari nilai T hitung. F hitung dan

nilai determinasinya. a. Uji Ttest (Uji T)

Uji T digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau sendiri-sendiri (Bawono, 2006: 89). Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

(72)

57

2) Ho ditolak dan Ha apabila sig t < 0.05. Artinya variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

b. Pengujian Model (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk megetahui apakah variabel bebas.secara bersama-sama berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013: 177) dalam Eka (2017: 56). Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1) Ho diterima dan Ha apabila sig F> 0.05 Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ho ditolak dan Ha diterima apabila sig F < 0.05. Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai

Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel

(73)

58

adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki

harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai

adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka Adjusted R2 = R2 + 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k) (n-k). Jika k>1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Bawono, 2006: 92-93).

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Bawono dalam Eka (2017: 51) uji asumsi klasik merupakan tahapan penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan modal regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir. Uji asumsi klasik terdiri dari:

a.Multikolonearitas

(74)

59

regresi bebas dari multikoloneritas (Priyatno, 2011: 288) dalam Eka (2017: 52).

b. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap. Maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut hteteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas (Ghozali, 2013: 139. dalam Eka, 2017: 52)

c. Normalitas

(75)

60

Dalam penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan kriteria:

1) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 data berdistribusi normal.

2) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 data berdistribusi tidak normal

I. Alat Analisis

(76)

61 BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Identitas Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah KC Semarang Nama lembaga : BNI Syariah KC Semarang

Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 152 Semarang Kode pos : 50136

Telephon/Fax :(024) 83132447, Fax: (024) 8313217 2. Sejarah Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah

Awal berdirinya BNI Syariah merupakan hikmah dari adanya tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah.Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

(77)

62

kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI

Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

(78)

63

cabang BNI Syariah mencapai 65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.

3. Visi, Misi Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah KC Semarang Visi BNI Syariah adalah “ Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja”. Sedangkan misi BNI Syariah,

yaitu :

1. Memberikan kontribusi positif kepda masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.

2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.

3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya
Gambar 2.1 kerangka pemikiran
Gambar 3.1 Indikator Etika Kerja Islam
Gambar 3.2 Indikator Kecerdasan Emosional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Artinya semakin tinggi Kecerdasan Spiritual akan meningkatkan Kinerja Karyawan pada Bank Syariah Mandiri KCP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, kecerdasan emosional berpengaruh positif kinerja karyawan,

Penelitian ini fokus pada muatan etika dalam pengajaran akuntansi keuangan dan aspek individul yang meliputi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

Secara parsial Kecerdasan emosi ternyata berpengaruh positif dan yang paling dominan terhadap kinerja karyawan dikarenakan ketika karyawan memiliki kecerdasan emosional

1) Untuk menguji dan membuktikan secara simultan pengaruh kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) terhadap kinerja karyawan

Hasil dari penelitian ini adalah Secara simultan atau bersama-sama, kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan Spiritual (SQ) mempunyai pengaruh yang signifikan

H3 : Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual berpengaruh secara Simultan terhadap Kinerja Karyawan Kantor Pusat PT.Bank Pembangunan Daerah NTT HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi Syariah dan Kecerdasan Adversitas Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal Ekonomi Syariah Vol.. Workplace