KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PASCA
INDUSTRIALISASI
(Pengorganisasian Untuk Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kasus
Kerentanan Kehidupan Komunitas Dusun Sumberarum
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban)
SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
dalam Bidang Pengembangan Masyarakat Islam
Oleh:
Anis Fitria
B52212029
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
TTf,nllffATAH
KEA$IIAN
"ag
d
beunnhini:
Nea
NIM
PsodiFakulm
Anis
Fiuia
Bl?Ena?g
Pengemhngro
h{syarakd Isltrl
Dakwah dan llmu
Kornunik$i
Menyoakm
ffiim
ikripsi
itri benar+cmr
korya sayaseldiri dad hasl
pcaetitim"
I(lcudi
krfipm
yangdfuql*
srnnbernyaSuabaya, 4 Agusnn 2016
Yuglilemh$Furrlmffit
Aniq
Fiuiq
NIM B5N'2V29
PNRSETUJUAN
PEMBIMBING
: Ani$
Fitia
:852?12029
Prodi
: Pengenrkngan Masyarakat IslamJtdul
slffiFr :KESEIAHTIRAAN
MASYARAKAT
pAscA
INDUSTRIALISASI
(PengorganisasianUntuk
PenrbendayaanMasyarakat Terhadap Kasus Kerentanan Kehidupan Komrnitas
Dusun $umberanrm Kecamatan
Ket*
Kabupateir Tuhan)Skripst oleh
Anis Fitria
ini, telah
dipedksadan disetujui
oleh
dosen punbimbing untukdiujikail,
$nabalq
4 Agushrs 2016PEISGST$,IIEilH
Tmil
PENGILITtfr*
Agfu'Fieia,fttr'effi
dtu{iikNntu
@d
dipertenlon
di
@u
fdleggnt
t6
Agg$t$ ?016, diUIN
$rmanAnpst
SrrabayutUengu$hq
F
hesrahdenllmuKomrmikasi
Perrgtdi
IV,
sx6q
Dra Prdii
Rahrnaural lr{-KesNrP- t967t)325t994032902 NIP, I 959t!3 t 7t 99403
t00t
KEMENTERIAN
AGAMA
TINTYERSITAS
ISLAM
NEGERI
SUNATT
AMPEL
SURABAYA
PERPUSTAKAAFI
Jl- Jend. A. yani l1T surabaya 6a?57 Telp.03t-8431972 Fax.03l_8413300 E-Mail: perpus@uinsby.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN
PUBLIKASI
KARYA ILMIAH
TINTT]K KEPENTINGANAKADEMIS
sebagai sivitas akademika
uIN
sunan Ampel surabay4 yang bertandatangandi
bawahini,
saya:Nama
NIM
Fakultas/Jurusan E-mail address
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk
memberikan kepada perpustakaan
IJS
Sunan Ampel Surabaya" Hak BebasRovulti
i.ron-ntst<tusif atasr.u.yuir*iur, ,
rttkipsi
EI Tesis
E
Desertasi
n
Lain_lain(...:...
...)
yang berjudul :ft.lvlsyw.
pw.t:s&.t...ts:.le.dst
..t*u:
.. fsrsn..tutgt,...tsl.ofupn....kr..t't.%...
Beserta perangkat
rng
dlperlukan(bila
ada). DenganHak
Bebas Royalti Non-Ekslusifini
PerpustakaanUIN
Sunanampet
t*;o"t
u"trr* ni"nvi*pur,"
mengalih-media
/
format-kan,mengelolanya
dalam
.b-..F*
puttgk;*
data (aut"b*"1,
*inairniuurikannya"
danmenampilkan
/
mempublikasikannyadi
Internet atau-meaia
hin
secara-falltext untuk
kepentingan
tanpa perlu memintatj!
fu
r*
*r*r"
ff"p""ifrk**t*
nama saya sebagai penulis / pencipta dan atau
p"rr.ibit
vag
u"rrangkutao.saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan
uIN
sunanAmpel
surabay4t"gulu
6entuk tuntutan hukum yangtimbul
afas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.Demikian pernyataan ini yang sayabuat dengan sebenarnya
Stnabaya"
22
AgutLus
eotb
Penulis
ABSTRAKS
Anis Fitria, KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PASCA INDUSTRIALISASI (Pengorganisasian Untuk Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kasus Kerentanan Kehidupan Komunitas Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban)
Dalam skripsi ini problem utama yang menjadi kajian adalah kerentanan kehidupan komunitas Dusun Sumberarum dampak dari subuah industrialisasi. Dengan fokus masalah, kondisi kesejahteraan komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia, pola pendampingan yang dapat dilakukan untuk penanganan problem kesejahteraan masyarakat di ring satu PT Semen Indonesia, dan proses dan perubahan sosial dalam pendampingan komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia. Teori ini menggunakan teori Karl Marx tentang alienasi (keterasingan) untuk menganalisis masalah kerentanan kehidupan masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitianParticipatory Action Risearch (PAR). Dengan langkah-langkah proses pemecahan masalah antara lain : Riset pendahuluan, inkulturasi, merumuskan masalah, merancang strategi, pengorganisasian masyarakat, melakukan aksi, evaluasi dan refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perubahan pada masyarakat untuk berdaya dari keadaan yang mengancam dari dampak lingkungan, kesehatan, dan perekonomian yang rendah. Karena keadaan tersebut membuat masyarakat semakin rentan dari lingkungan dan kearifan sosial dan budayanya.
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka dibentuk kelompok “Gemar Ngaji” sebagai wadah perubahan sekaligus motor penggerak masyarakat untuk berdaya dari kehidupannya yang mengancam. Melalui tim fasilitaor tersebut, bersama masyarakat sepakat untuk melakukan aksi perubahan. Melalui program-program pembentukan koperasi Rakyat Kecil untuk membantu masyarakat agar bisa produktif kembali. Pembentukan koperasi tersebut untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat yang semakin rendah. Dengan demikian, masyarakat bisa tetap bertahan dalam menjani kehidupan di wilayah industri.
Aksi Perubahan selanjutnya adalah gerakan penghijauan sebagai bentuk peduli terhadap kesehatan masyarakat juga kualitas lingkungan sekitarnya. Hidup berdampingan dengan pabrik semen tentu akan mengancam kesehatan masyarakat juga lingkungannya. Jadi, aksi tersebut merupakan langkah awal untuk menyelematkan masyarakat dari gejolak industrialisasi di wilayahnya. Meskipun hidup dengan penuh keterbatasan, namun jika masih diberikan sehat. Bagi masyarakat itu sudah cukup membuat mereka sejahtera. Jika sehat, masyarakat masih bisa berusaha mencari uang untuk kebutuhan sehari-harinaya. Tanpa harus menggantungkan hidupnya pada pihak lain secara terus menerus. Aksi tersebut, juga memberikan manfaat diantaranya adalah mengembalikan budaya tolong menolong dan peduli antar sesama yang sudah mulai pudar.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN...ii
PERNYATAAN KEASLIAN...iii
MOTTO...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...v
KATA PENGANTAR...vii
ABSTRAK ...x
DAFTAR ISI ...xi
DAFTAR GAMBAR ...xiv
DAFTAR TABEL...xv
DAFTAR DIAGRAM ...xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Problem...1
B. Rumusan Masalah ...9
C. Tujuan Penelitian...10
D. Manfaat Penelitian ...10
E. Strategi Pendampingan...11
F. Sistematika Pembahasan ...14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembangunan dan Industrialisasi ...22
B. Dampak Industrialisasi Pada Kehidupan Masyarakat...26
C. Pendampingan Kaum Marginal...30
D. Islam dan Keberpihakan Pada Kaum Lemah ...35
BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN
A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan ...40
B. Ruang Lingkup Penelitian...42
C. Prosedur Penelitian...42
D. Subyek Penelitian...52
E. Teknik-teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ...52
F. Teknik Analisis Data ...55
G. Teknik Validasi Data ...57
H. Stakeholder...58
I.
Jadwal Penelitian...61
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Geografis ...62
B. Kondisi Demografi...65
C. Kondisi Ekonomi ...66
D. Kondisi Pendidikan ...74
E. Kondisi Kesehatan ...76
BAB V KERENTANAN KEHIDUPAN KOMUNITAS DUSUN
SUMBERARUM
A. Marginalisasi Ekonomi Masyarakat Sumberarum ...81
B. Hilangnya Sumber Mata pencaharian Masyarakat ...81
a. Akses Pekerjaan Tertutup ...90
b. Ketidakberdayaan Kelas Bawah...99
C. Menurunnya Kualitas Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat ...101
a. Terancamnya Lingkungan untuk Generasi Masa Depan ...106
b. Menurunnya Kualitas Udara...111
D. Hilangnya Karakter Budaya Asli Masyarakat...120
BAB VI DINAMIKA PROSES PENGORGANISASIAN DAN AKSI
PERUBAHAN
A. Membangun Komunikasi Melalui Kearifan Lokal Masyarakat...127
B. Menyepakati Agenda Riset ...131
C. Mendiskusikan Problem Komunitas ...133
D. Pembentukan Tim Fasilitator ...138
E. Merencanakan Tindakan Mencari Solusi ...142
F. Pembentukan Koperasi Rakyat Kecil...144
G. Gerakan Penghijauan Lingkungan ...153
BAB VII REFLEKSI PENDAMPINGAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Masyarakat Juga Bisa Melakukan Penelitian...158
B. Berdaya Dimulai dari Berani Melakukan Aksi Perubahan ...161
D. Pembelaan Kaum Marginal dalam Persepektif Islam ...171
BAB IX PENUTUP
A. Kesimpulan ...172
B. Rekomendasi ...173
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Peta Administrasi Kecamatan Kerek...48
Gambar 4.2 : Tanaman yang Terselimuti Debu PT SI...58
Gambar 4.3 : Sawah di Area PT SI dan Sawah di Area Non Industri...62
Gambar 4.4 : Lokasi Penambangan Kapur PT SI ...70
Gambar 4.5 : Data Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan...89
Gambar 5.5 : Rumah Mbah Warsimah...11
Gambar 5.6 : Proses Bangunan Kontrakaan Milik Salah Satu Warga Sumberarum
Gambar. 6.4 :Proses Pendekatan dan Diskusi Peneliti dengan Ibu-ibu
... 13Gambar. 6.5
: Proses Pembentukan Tim Motor Penggerak dan Diskusi
Bersama ... 13
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Kriteria Pendampingan...44
Tabel.3.2 : Analisis StakeHolders ...50
Tabel.3.3 : Jadwal Penelitian dan Pendampingan ...52
Tabel.4.1 : Angka Kematian dan Kelahiran Masyarakat Desa Sumberarum ...57
Tabel.4.2 : Jumlah Bangunan Perdagangan / jasa ...58
Tabel.4.3 : Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Sumberarum...58
Tabel.4.4 : Tingkat Pendidikan Masyarakat Sumberarum ...59
Tabel.5.1 : Analisa Perubahan Luas Lahan dan Produksi ...73
Tabel.5.2: Jenis Keterampilan dan Pendidikan Masyarakat Desa Sumberarum ...83
Tabel.5.3: Jenis Keluhan Kesehatan Masyarakat Desa Sumberarum ...1
Tabel.5.4 : Karakteristik Rumah Masyarakat Desa Sumberarum ...11
Tabel 6.1 : Daftar Nama Pengurus Kelompok Gemar Ngaji ...12
DAFTAR GRAFIK/BAGAN
Bagan 4.1: Transek Wilayah Desa Sumberraum...57
Bagan 5. 1 Analisis Pohon Masalah ...78
Bagan 6.1: Diagram Masalah yang Terjadi di Desa Sumberarum ...89
Bagan 6.2 Analisis Pohon Harapan ...12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Konteks ProblemNegara modern umumnya identik dengan negara industri yang memiliki
peranan penting dalam pembangunan ekonomi negara. Industrialisasi adalah
suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah sistem pencaharian
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.1 Kemajuan di bidang
industri merupakan pengaruh dari proses globalisasi dan konsep kapitalis.
Globalisasi membawa konsekuensi yang cukup rumit bagi setiap negara,
terutama negara-negara berkembang, karena globalisasi menyebabkan dunia
menjadi tanpa batas.
Sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten Tuban terdapat lima
kecamatan yang diproyeksikan menjadi kawasan peruntukan industri dengan
skala besar. Lima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tambakboyo, Jenu,
Merakurak, Kerek, dan Soko.2 Di lima kecamatan inilah tempat berdiri
pabrik-pabrik yang berskala nasional maupun internasional, seperti pabrik
Semen Indonesia (Merakurak dan Kerek), Semen Holcim (Tambakboyo),
Petrochina (Soko), PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dan
Pertamina (Jenu). Berdirinya pabrik-pabrik ini berakibat langsung pada dunia
pertanian yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga setempat.
1
Wihana Kirana,Ekonomi Industri edisi 2( Yogyakarta: BPFE,2002), Hal.40.
2
Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 09 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tuban Tahun 2012–2032, Hal.38.
2
Investasi dibidang industri secara langsung telah berdampak pada
perkembangan ekonomi dalam skala makro maupun mikro. Perkembangan
sektor industri telah memberikan kontribusi yang besar pada PDRB
Kabupaten Tuban. Tahun 2014 sebesar Rp 6,62 Trilyun atau memberikan
sumbangan sebesar 23,98% terhadap PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto).3Banyaknya sektor industri di Kabupaten Tuban tentunya diharapkan
berpengaruh positif pada ketersediaan lapangan kerja, serta meningkatnya
pendapatan asli daerah merupakan salah satu indikator positif kemampuan
pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan warganya.
Di sisi lain dengan berkembangnya wilayah industri tentu dapat
menimbulkan dampak negatif yang cukup serius, baik terhadap lingkungan
maupun sumber daya manusia itu sendiri. Dampak negatif terhadap aspek
manusia di antaranya adalah sifat konsumeristik, perubahan budaya
masyarakat, marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial seperti gorong
royong, kesenjangan sosial anatara si kaya dan si miskin, dan sifat
individualistik. Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya,
pencemaran udara, kelangkaan sumber daya alam, pencemaran air,
pencemaran tanah, dan lahan pertanian semakin berkurang.4
Jed Greer dan Kenny Bruno menyatakan bahwa perusahaan
transnasional yang semakin mengglobal telah mendominasi dan terus
memperluas pasarnya. Mereka pun mengklaim sebagai perusahaan ramah
3
Kabupaten Tuban dalam Angka Tahun 2015, Hal. 130.
4
Wahyu Purnomo, Dampak Industrialisasi Terhadap Masyarakat,
3
lingkungan, sahabat dan pemimpin perjuangan untuk menghapus kemiskinan.
Namun ideologi lingkungan mereka tidak lebih hanya sekedar kamuflase
(penyamaran).5
Jika ekspansi industri terus menerus dibiarkan tanpa kendali, maka
selanjutnya yang pasti terjadi adalah kerusakan lingkungan yang makin parah
dan meluas, melebarnya lobang dalam lapisan ozon, polusi udara, permukaan
air laut terus meninggi, rusaknya susunan tanah akibat pupuk berlebihan,
serta terancamnya keanekaragaman hayati dan yang paling menyesakkan jiwa
adalah tergusurnya komunitas setempat beserta kearifan sosial dan
budayanya.
Industrialisasi juga menimbulkan perubahan radikal dalam jalinan relasi
sosial kerja. Dengan mengalihkan pekerjaan dari buruh ke mesin canggih,
kelas pemilik modal berhasil meningkatkan produksi dan sekaligus
melemahkan secara langsung posisi tawar kaum pekerja. Sebagaimana yang
terjadi pada masyarakat Tuban pada area perusahaan yang merasakan
dampak adanya industrialisasi. Hal lain dari dampaknya adalah kerentanan
kehidupan dan keterasingan pada masyarakat. Ini terjadi karena kebanyakan
masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan iklim industrialisasi, khususnya
masyarakat yang memiliki pendidikan rendah dan juga ketrampilan yang
terbatas, sehingga mereka tidak mampu bergejolak dalam dunia industri.6
Dampak industrialisasi yang demikian itu juga dirasakan oleh masyarakat
5
Jed Greer dan Kenny Bruno, Penerjemah Soediro,Kamuflase Hijau Membedah Ideologi Lingkungan Perusahaan-Perusahaan Transnasional(Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998), Hal. 25.
6
4
Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, akibat dari
berdirinya industri PT Semen Indonesia pada tahun 1994.7 Pada tanggal 16
November 1994 merupakan awal kerjasama perjanjian antara pabrik semen
dengan Fuller International, untuk pembangunan perluasan keempat, yaitu
pabrik Semen Unit III di Kabupaten Tuban (Tuban I) yang berkapasitas 2,3
juta ton per tahun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24
September 1994.8
Salah satu alasan didirikannya Unit III di Tuban ini adalah struktur
geografis wilayah Tuban dan sekitarnya, yaitu pegunungan kapur yang
mempunyai kemungkinan dilakukan penggalian bahan baku sampai dengan
seratus tahun mendatang. Pada saat ini pabrik yang beroperasi adalah Unit III,
sedangkan untuk Unit I dan II beroperasi sebagai finishing dan analisa
(laboratorium) saja.9
Faktanya yang terjadi tanpa mereka sadari, industri pabrik tidak akan
menerima semua masyarakatnya untuk menjadi buruh di pabrik tersebut.
Sehingga tidak semua masyarakat Dusun Sumberarum dapat merasakan akses
bekerja di pabrik tersebut apalagi sampai berkembangnya perekonomian
mereka.
PT Semen Indonesia masuk dengan membawa visi menjadi perusahaan
persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. Hal itu tentu
diharapkan membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Karena
7
Andika, Profil PT Semen Indonesia,http://sir.stikom.edu/248/5/BAB%2011.pdf, Diakses tanggal 18 maret 2016 Pukul :12:00 WIB.
8
Ibid.
9
5
PT Semen Indonesia bukan lagi industri kecil yang ada, melainkan industri
besar milik Negara (BUMN). Bertetangga dengan ‘raksasa besar’ perusahaan
tersebut, tidak menjamin masyarakat sekitarnya dapat merasakan
kesejahteraan sosial sebagaimana yang diasumsikan masyarakat pada
umumnya. Menyusutnya lahan-lahan pertanian di sebagian besar
wilayah-wilayah Indonesia merupakan wacana yang sudah tidak asing lagi untuk
didengar. Salah satunya yang terjadi di Dusun Sumberarum, kondisi tersebut
tidak dapat terelakan lagi dalam era kapitalisme. Manusia sebagai penghuni
wilayah pedesaan tidak dapat disalahkan secara obyektif dan bukan pula
tersangka tunggal dari kemerosotan lahan yang ada. Hak dasar sebagai
mengelola, memiliki juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada tidak
sepenuhnya dapat dirasakan oleh semua masyarakat yang ada di desa karena
beberapa faktor. Salah satunya adalah keterbatasan keahlian dan pengetahuan
masyarakat desa.
Pancasila sebagai sumber nilai dan hukum di Indonesia menyatakan
dengan jelas bahwa Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah
cita-cita dan tujuan bernegara. Negara mempunyai kewajiban untuk
mewujudkan serta meningkatkan kesejahteraan umum warga negaranya10.
Kesejahteraan adalah hak semua warga negara, yang harus dipenuhi oleh
10
Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945” Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”.
14
Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 “ Bumi dan air dan kekayaan alam yangterkandung
6
negara melalui pengelolaan sumber daya alam yang manfaatnya digunakan
sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat.11
Edi Suharto berpendapat bahwa kemiskinan struktural adalah
kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan ketidakmampuan si miskin untuk
bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial
dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin
dapat bekerja. Sedangkan kemiskinan jika ditinjau dari teori demokrasi-sosial
yang menekankan bahwa kemiskinan adalah masalah struktural. Kemiskinan
disebabkan oleh ketimpangan pada struktur ekonomi, ketidakadilan sosial dan
masalah-masalah politik pada suatu negara.12
Praktisi pendidikan masyarakat Paulo Freire, menjelaskan realitas ini
sebagai gambaran kehidupan nyata yang tidak manusiawi. Kaum tertindas
yang tidak dimanusiawikan, karena dibuat tidak berdaya dan dibenamkan
dalam “kebudayaan bisu”.13 Gambaran berbagai kasus yang terjadi pada
masyarakat Sumberarum merupakan bentuk dari ancaman tergusurnya
masyarakat dari lingkungan serta kearifan sosial budaya mereka sendiri.14
Kehidupan mereka menjadi rentan yang mancakup beberapa aspek seperti
budaya, ekonomi, lingkungan dan kesehatan. Indikator dari permasalahan
tersebut diantaranya adalah tidak dilibatkanya masyarakat setempat dalam
penentuan atau kebijakan untuk dampak yang terjadi. Seperti melibatkan
masyarakat dalam penanganan dampak pada lingkungan.
12
Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Jakarta: Refika Aditama,2005), Hal. 138-139.
13
Paulo Freire,Pendidikan Kaum tertindas,(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), Hal.14.
14
7
Proses tergusurnya masyarakat dari lingkungan dan kearifan sosial
budaya sampai pada masalah kerentanan kehidupan mereka oleh pabrik
semen menjadi penting untuk diketahui karena hal tersebut mempengaruhi
tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai wilayah ring satu PT Semen
Indonesia. Bagi masyarakat pedesaan hal tersebut merupakan sesuatu yang
krusial bagi perkembangan kehidupan secara sosial, ekonomi, dan budaya
warga setempat baik untuk sekarang atau kedepannya. Untuk kepentingan
inilah penelitian ini dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti selama proses
pendampingan adalah:
1. Bagaimanakah kondisi kesejahteraan komunitas masyarakat ring satu PT
Semen Indonesia?
2. Bagaimanakah pola pendampingan yang dapat dilakukan untuk
penanganan problem kesejahteraan masyarakat di ring satu PT Semen
Indonesia?
3. Bagaimanakah proses dan perubahan sosial dalam pendampingan
komunitas masyarakat ring satu PT Semen Indonesia?.
C. Tujuan Penelitian
Dari penelitian dan pendampingan ini diharapkan dapat menemukan
pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dan dapat
diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh masyarakat dan
8
dengan harapan kedepanya mampu berdaya dalam aspek yang lain. Diantara
tujuan pendampingannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari pendirian industri PT
Semen Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakat Dusun Sumberarum
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban Semen Indonesia.
2. Untuk mengetahui pola pendampingan untuk penanganan problem
kesejahteraan masyarakat ring satu industri PT Semen Indonesia di
Dusun Sumberarum Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
3. Untuk mengetahui perubahan kehidupan masyarakat ring satu selama
proses atau pasca pendampingan di Dusun Sumberarum Kecamatan
Kerek Kabupaten Tuban.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat.
b. Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku
perkuliahan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak terutama
bagi mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta UIN Sunan Ampel.
9
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada
masyarakat umum khususnya masyarakat Dusun Sumberarum
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban mengenai kerentanan kehidupan
kesejahteraan masyarakat yang terjadi di Dusun Sumberarum
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
b. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi yaitu menambah
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman pada saat pendampingan
di lapangan.
E. Strategi Pendampingan
Strategi pendampingan merupakan proses awal yang penting untuk
diketahui agar proses pendampingan sesuai dengan harapan bersama.
Diperlukan strategi yang tepat agar program yang diharapkan sesuai dengan
rencana dan terlaksana bersama komunitas lokal. Strategi pendampingan ini
mengacu pada konsep PAR.15 Berikut langkah strategi dalam pendampingan
pada masyarakat Dusun Sumberarum yang dilakukan oleh peneliti:
1. To Know(Mengetahui Kondisi Masyarakat)
Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah proses inkulturasi, yaitu
membaur dengan masyarakat untuk membangun kepercayaan. Membaur
dalam hal ini bukan sekedar berkumpul dengan mereka, namun juga untuk
mengetahui realitas yang terjadi di Dusun Sumberarum. Dalam strategi ini,
15
10
peneliti akan membaur dengan masyarakat dengan terlibat secara langsung
dalam kehidupan kelompok masyarakat.
2. To Understand(Memahami Problem Komunitas)
Tahap memahami merupakan tahap kedua yakni menelusuri
persoalan utama masyarakat. Maka langkah yang ditempuh analisis
bersama masyarakat melalui proses Focus Group Discussion (FGD) untuk
mempermudah teknis analisis. Sekaligus membelajarkan pada masyarakat.
Pada strategi ini, peneliti akan mengamati dan mengidentifikasi realita
yang terjadi pada masyarakat, dengan melihat keluhan-keluhan yang
datang dari masyarakat. Peneliti juga akan mendiskusikan pada
masyarakat untuk menemukan fokus masalah. Dari strategi ini juga
peneliti akan mempertanyakan terus menerus mengenai masalah yang
terjadi dan memverivikasinya.
3. To Plan(Merencanakan Pemecahan Masalah Komunitas)
Tahap To Plan merupakan tahap yang dilakukan untuk
merencanakan aksi pemecahan masalah. Tahap ini sangat ditentukan oleh
proses sebelumnya dalam merumuskan masalah, sebab pemecahan
masalah harus didasarkan atas rumusan masalah yang sudah disepakati
melalui FGD. Untuk merencanakan suatu permasalahan yang terjadi di
masyarakat, peneliti mendiskusikan bersama masyarakat rencana apa yang
akan dilakukan untuk tahap penyelesaian masalah yang telah terjadi.
11
Tahap ini yaitu melakukan aksi program sebagai pemecahan
problem social. Tentu saja pilihan program praktis harus sesuai dengan
hasil analisis problem sosialnya dan perencanaan strategis yang telah
disusun. Sehingga pelaksanaan program tidak memberatkan komunitas,
tetapi justru menciptakan kondisi yang terbagun dalam kesatuan yang
saling gotong royong sebagai tradisi yang sudah dimiliki oleh masyarakat
selama ini.
5. To Reflection and To Change(Penyadaran dan Perubahan)
Setelah melewati 4 tahap, yang terakhir adalah melakukan refleksi
atas hasil proses dalam pendampingan di lapangan. Refleksi ini bukan
hanya untuk peneliti tetapi dilakukan bersam komunitas, sehingga
terbangun pembelajaran untuk mengkritisi kembali hal-hal yang pernah
dilakukan dan pelajaran apa yang bisa diambil untuk menapak kedepan.
Sekaligus perubahan apa yang terjadi setelah pendampingan. Dengan
demikian dibangunlah sebuah komitmen untuk melanjutkan program
untuk menapak perubahan sehingga tidak terjadi keterputusan.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam laporan penelitian ini, yang dibahas dalam laporan antara lain:
Pada bab pertama, yang dibahas dalam penelitian adalah pendahuluan.
Pendahuluan tersebut berisi realitas problem yang terjadi di Sumberarum,
fokus pendampingan yang akan diteliti di Dusun Sumberarum, tujuan
pendampingan di Dusun Sumberarum, manfaat penelitian bagi peneliti,
12
berisi gambaran masalah yang terjadi secara nyata yang ada di masyarakat
Dusun Sumberarum. Fokus pendampingan berisi rumusan masalah tentang
pendampingan terhadap masyarakat Dusun Sumberarum dalam mengurangi
adanya dampak pembangunan industrialisasi. Kemudian strategi
pendampingan merupakan langkah-langkah yang digunakan selama proses
penelitian yang dilakukan di Dusun Sumberarum.
Bab kedua ini berisi kajian pustaka yaitu berisi teori-teori yang
berkaitan dengan pembahasan dalam pendampingan. Teori yang digunakan
yang pertama ada teori pembangunan dari David C Corten, teoriTricle Down
Effect, Teori Karl Marx tentang alienasi atau keterasingan juga teori
keberpihakan pada kaum lemag yang dikaji dalam perspektif Islam. Dengan
adanya teori yang dikaji dalam laporan pendampingan, maka ada landasan
yang dijadikan dasar dalam proses pendampingan dalam menganalisis
permasalahan yang ada di masyarakat Sumberarrum.
Pada bab ketiga ini berisi metode dan strategi pendampingan. Metode
pendampingan berisi metode dalam cara kerja PAR, berisi teknik PAR
dengan menggunakan PRA, cara kerja PRA serta teknik-tekniknya serta
pengaplikasiannya di lapangan. Sedangkan strategi pendampingan berisi
strategi dalam melakukan pendampingan yang dilakukan di Desa
Sumberarum.
Bab keempat berisi profil lokasi pendampingan. Profil lokasi
pendampingan berisi profil lokasi mengenai letak geografi Desa
13
kesehatan, serta pembangunan di Desa Sumberarum. Letak geografi berisi
gambaran letak Desa Sumberarum. Demografi berisi keadaan masyarakat
Desa Sumberarum seperti jumlah masyarakat, jumlah KK, dan sebagainya.
Kondisi ekonomi berisi perekonomian masyarakat Desa Sumberarum yang
mencakup berbagai bidang seperti pertanian, perdagangan maupun jasa.
Pendidikan berisi infrastruktur sekolah di Desa Sumberarum serta tingkat
pendidikan yang didapatkan masyarakat Desa Sumberarum. Agama dan
budaya berisi kegiatan keagamaan dan infrastruktur yang menunjang kegiatan
keagamaan serta budaya yang ada. Kesehatan berisi tingkat kesehatan dan
fasilitas kesehatan yang ada, masalah yang terjadi selama kurun waktu
tertentu sampai bantuan yang didapatkan. Sedangkan pembangunan berisi
bangunan yang pernah dibangun baik oleh masyarakat sendiri maupun
pemerintah.
Pada bab kelima, berisi tentang analisis masalah yang ada di Dusun
Sumberarum. Antara lain masalah lingkungan, kesehatan, sosial, aspek
manusia serta masalah ekonomi masyarakat. Mengurai data yang ada dan
menjelaskan permasalahan utama masyarakat yakni Kerentanan kehidupan
komunitas Sumberarum. Pada masalah lingkungan yang diteliti yaitu kondisi
lahan pertanian maupun hasil panen masyarakat pasca industrialisasi.
Masalah kesehatan yaitu berapa banyak masyarakat yang mengalami
gangguan pernafasan akibat dari polusi debu semen. Masalah ekonomi berisi
kondisi perekonomian masyarakat pasca industrialisasi baik masyarakat
14
yang ada. Pada bab lima ini juga berisi pohon masalah yang digunakan untuk
menganalisis berbagai gambaran kasus yang terjadi di Dusun Sumberarum.
Bab keenam berisi dinamika proses pendampingan dan aksi. Dinamika
proses pendampingan berisi pendampingan yang dilakukan di lapangan. Yang
dilakukan dari awal hingga aksi yang dilakukan di lapangan, berisi data-data
lapangan yang didapatkan. Isi dari dinamika proses pendampingan meliputi
proses inkulturasi bersama masyarakat Dusun Sumberrum, penyatuan visi
dan misi dalam menentukan agenda riset, identifikasi masalah bersama
masyarakat, analisis masalah Dusun Sumberarum, perencanaan aksi dalam
bentuk pohon harapan, serta proses aksi perubahan di Dusun Sumberarum.
Bab ketujuh berisi refleksi teoritis, empiris juga kritis. Refleksi teoritis
berisi hasil pendampingan yang dikaitkan dengan teori yang digunakan serta
dianalisa terhadap kaitannya dengan masalah yang ada. Refleksi kondisi
realitas yang terjadi di lapangan, kemudian bagaimana kembali dianalisa dari
pikiran yang kritis. Serta analisis kendala-kendala dalam bentuk kesimpulan
sebagai proses pembelajaran bagi peneliti.
Pada bab ke-delapan ini berisi penutup yakni kesimpulan dari laporan
yang telah dikerjakan. Simpulan berisi jawaban dari fokus
pendampingan/penelitian serta berisi proses yang dilakukan dalam
pendampingan dan hasil dari pendampingan.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi referensi-referensi yang digunakan dalam
15
Lampiran
Lampiran berisi laporan tambahan yang tidak masuk dalam laporan
pendampingan.
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Untuk menelaah lebih komprehensif, maka peneliti berusha untuk
melakukan kajian-kajian terhadap penelitian terdahulu yang memiliki nilai
yang relevan terhadap pendampingan yang dilakukan, dan juga menggunakan
sumber yang relevan serta literatur yang dapat memperkuat proses
pendampingan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Nur Afifah pada tahun 2014
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam bentuk
jurnal Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014 tentang “Dampak Negatif Industri
Pt. Semen Indonesia Terhadap Masyarakat Desa Temandang”. Dalam jurnal
tersebut dijelaskan berbagai dampak yang terjadi di Desa Temandang yang
mencakup berbagai aspek seperti kesehatan, manusia dan lingkungan.
Pertama, penelitian oleh Wiwin Nur Afifah tersebut fokus pada proses
sosial industri yang terjadi di Temandang, dampak negatif yang terjadi di
Temandang dan respon masyarakat terhadap dampak negatif yang diterima.
Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk
mengeksplorasi fenomena sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat,
dan waktu. Dengan menggunakan pendekatan stuktural konflik Ralf
16
Hasil dari penelitian tersebut bahwa industrialisasi diikuti oleh proses
asosiatif dan disasiatif. Proses asosiatif ini dilakukan karena kedua belah
pihak baik aparatur desa maupun pihak perusahaan semen sama-sama
diuntungkan, sehingga aparatur desa menerima kehadiran PT. Semen
Indonesia. Sedangkan proses sosial disasosiatif berupa kontravensi yang
dilakukan oleh masyarakat yang terkena terhadap PT. Semen dampak dalam
proses pembebasan lahan. Respon masyarakat Desa Temandang terhadap
dampak negatif yang diakibatkan oleh PT. Semen Indonesia yaitu masyarakat
hanya pasarah dengan keadaanya dan juga masyarakat tidak berani menuntut
terhadap pabrik besar tersebut.
Persamaan: Sama-sama membahas perubahan sosial kehidupan
masyarakat dari adanya industri PT Semen Indonesia. Sekaligus sama-sama
mengkaji dampak negatif dan positifnya terhadap masyarakat sekitar industri.
Perbedaan: Penelitian yang dilakukan Oleh Wiwin Nur Afifah lebih
menekankan pada analisa pada teori konsepsi Dahrendorf. Sedangkan
peneliti fokus pada kasus kerentanan kehidupan masyarakat yang
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Penelitian Wiwin juga
menggunakan metode kualitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan
PAR yang tidak hanya fokus terhadap analisa masalah melainkan juga aksi
perubahan.
Kedua, penelitian tentang Analisis Konsentrasi Debu Dan Keluhan
Kesehatan Pada Masyarakat Di Sekitar Pabrik Semen Di Desa Kuala Indah
17
Taufik Ashar serta Devi Nuraini Santi, Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Departemen Kesehatan Lingkungan.
Juga menjelaskan mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat dari debu pada
kesehatan masyarakat.
Penelitian tersebut fokus terhadap dampak industri pada kesehatan
masyarakat yang dikaji dalam ilmu kesehatan. Metode yang digunakan yaitu
menggunakan desain cross-sectional yang bersifat deskriptif, dengan
mengetahui konsentrasi debu yang lebih cenderung pada analisa angka-angka.
Inti dari hasil penelitian tersebut bahwa konsentrasi debu yang terjadi di
Desa Kuala Indah cukup bahaya.
Persamaan: Sama-sama membahas dampak industri pabrik semen
terhadap kesehatan masyarakat sekitar.
Perbedaan: Masalah kesehatan yang dikaji oleh peneliti hanyalah salah satu
indikator dari gambaran masalah yang ada. Bukan menjadi fokus pembahasan
utama. Metode yang dilakukan juga berbeda, yang digunakan oleh peneliti
yaitu pendekatan PAR. Sehingga analisa masalah kesehatan masyarakat
masih sederhana dengan menggunakan Survey Rumah Tangga dan berbagai
sumber yang masih jauh dari ukuran ilmu kesehatan pada umumnya.
Penelitian tentang Pemulung di Desa Sukorejo Kecamatan Gunungpati
Kota Semarang Dan Partisipasinya Dalam Menciptakan Kebersihan
Lingkungan Oleh Puji Lestari Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum Dan
18
tersebut menjelaskan bagaimana kontribusi pemulung terhadap kebersihan
lingkungan.
Penelitian yang dilakukan Oleh Puji Rahmawati tersebut fokus terhadap
profil pemulung yang mencakup berbagai bidang seperti ekonomi,
pendidikan maupun agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut bahwa perekonomian
masyarakat masih cenderung memprihatinkan namun begitu masyarakat
memiliki status sosial yang baik dengan pemulung yang lain.
Pemulung-pemulung tersebut juga memberikan kontribusi terhadap kebersihan
lingkungan, sebab dengan adanya pemulung banyak sampah yang mereka
ambil sehingga hal tersebut berdampak pada kebersihan lingkungan.
Persamaan: sama-sama membahas tentang kehidupan pemulung yang
ditinjau dari sisi ekonomi.
Perbedaan: pemulung yang dikaji oleh Puji Rahmawati yaitu pemulung yang
mencari sampah di berbagai tempat yang merupakan pekerjaan mereka setiap
harinya. Sedangkan yang dikaji oleh peneliti yaitu pemulung limbah pabrik
semen yang tidak menjadi pekerjaan utama. Melainkan hanya dampak dari
adanya industri semen di desanya. Selain itu masalah pemulung juga bukan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembangunan dan Industrialisasi
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan
sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup.
Begitupun dengan pembangunan secara nasional yang erat kaitannya dengan
kemampuan negara dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik
dengan menggunakan bantuan teknologi ataupun tanpa bantuan teknologi.
Pembangunan nasional pada hakikatnya bersifat multidimensi dengan
melibatkan berbagai sektor, seperti sektor pendidikan, pertanian, kesehatan,
industri dan sebagainya.19
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang
mengupayakan perkembangan ekonomi melalui industrialisasi. Sektor
industri sering disebut juga sebagai sektor pemimpin (leading sector), karena
dengan pembangunan industri akan memicu dan mengangkat pembangunan
sektor-sektor lainnya seperti sektor jasa.20 Sehingga sektor industri dapat
dikatakan sebagai tulang punggung pembangunan nasional.21 Selain itu
proses industrialisasi dapat menjadi penggerak utama laju pertumbuhan
ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Di Indonesia sektor industrialisasi
diarahkan untuk mendorong peningkatan kesempatan usaha, peningkatan
✁✂
Arief Budiman,Teori Pembangunan Dunia Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), Hal . 86.
20
Ibid.
☎✆
investasi, pengembangan teknologi, peningkatan pemanfaatan sumber daya
ekonomi secara optimal.
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris (pertanian) menjadi
masyarakat industri.22Industrialisasi di sini juga bisa diartikan sebagai suatu
keadaan dimana masyarakat lebih berfokus pada ekonomi yang meliputi
pekerjaan yang semakin beragam, gaji, dan penghasilan yang semakin
tinggi.23 Industrialisasi bagian dari proses modernisasi dimana perubahan
sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi
teknologi.
Dalam industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia
mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas
(tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan), tidak lagi
mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi.24 Hal ini
mengakibatkan tersisinya sektor-sektor pertanian menjadi terasingkan, artinya
masyarakat lebih cenderung bergelut di industrialisasi dari pada sektor
pertanian.
Pada dasarnya pembangunan industri atau industrialisasi selalu
menjanjikan penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan asli daerah
maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi sebaliknya tidak
✝✝
Mansour Faqih,Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013). Hal. 134.
23
Soemitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : DasarTeori EkonomiPertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: LP3ES, 1994), Hal. 98.
24
✞✟
jarang industrialisasi menciptakan kerusakan maupun pencemaran lingkungan
dan marginalisasi masyarakat lokal.
Pakar dari pembangunan yakni David C. Korten mengkritik model
pembangunan tersebut, karena kurang perhatian terhadap posisi umat manusia
dalam pembangunan dan telah membuat lapisan penduduk miskin tergantung
pada pelayanan dan program-program pembangunan pemerintah.
Kritikan-kritikan tadi memunculkan model pembangunan alternatif melalui rintisan
David C. Korten. Dia menyebutkan model pembangunan atau industrialisasi
sebagai model pembangunan yang berpusat pada manusia.25
Lebih lanjut David Korten mengatakan bahwa pembangunan yang
berpusat pada manusia, sungguh-sungguh ditujukan pada memberi manfaat bagi
orang, baik dalam berbuat maupun dalam hasilnya, juga memberikan mereka
kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya
sendiri dan masa depan masyarakat.26
Dengan mengacu pada pemikiran Korten, kemungkinan untuk
pencapaian model pembangunan yang baru, harus ditekankan pada
pendekatan pengelolaan sumber yang bertumpu pada komunitas, ciri-cirinya
adalah: Pertama, secara bertahap prakarsa dan proses pengambilan keputusan,
untuk memenuhi kebutuhan harus diletakkan pada masyarakat sendiri. Kedua,
kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasi sumber-sumber
yang ada, harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketiga,
memperhatikan variasi lokal, karena itu sifatnya amat fleksibel,
25
David. C Korten, Penerjemah Rahman Zainudin, Pembangunan yang memihak pada Rakyat: Kupasan Tentang Teori dan Metode Pembangunan.(Jakarta: LSP,1984), Hal. 90.
26
✠✡
menyesuaikan dengan kondisi lokal. Keempat, Menekankan social learning
antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses perencanaan sampai
evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada saling belajar. Kelima,
membentuk jaringan (networking) antara birokrat dengan lembaga swadaya
masyarakat maupun satuan-satuan organisasi tradisional yang mandiri.
Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiosis antara
struktur-struktur pembangunan di tingkat lokal.27
Pembangunan dengan pengaplikasian teori ”trickle down effect” (efek
ke bawah - kemakmuran) tersebut bisa terlaksana dalam kehidupan
masyarakat Indonesia tentu akan memberikan manfaat yang luar biasa.
Kegagalan pembangunan ekonomi Orde Baru, yang sering memakai
pendekatan kemakmuran rakyat, dengan teori ”trickle down effect” tidak
terjadi, bahkan menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan ekonomi, serta
kecemburuan sosial.28 Justru pesatnya perkembangan ekonomi saat ini yang
bisa mengalami ”trickle upeffect”(efek ke atas).
Hasilnya tidak dinikmati secara merata, melainkan hanyalah
segelintir orang kaya. Maksudnya pertumbuhan ekonomi hanya diuntungkan
bagi masyarakat berkempentingan atau kaum elit saja. Indikator tersebut,
setidaknya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat,
sementara kemiskinan dan pengangguran tidak beranjak turun, bahkan
cenderung naik.29
☛☞
Ibid. Hal .98.
✌8
Soemitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : DasarTeori Ekonomi Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: LP3ES, 1994), Hal. 134.
29
✍6
Tentu sangat berbeda dengan ”trickle down effect” , yakni dalam konteks
menetes ke bawah, berarti pertumbuhan ekonomi sekian persen, bisa
menciptakan lapangan kerja sekian ratus ribu yang turut mensejahterakan
masyarakat.
B. Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat
Salah satu tujuan dari adanya pembangunan industri itu di antaranya
untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan pembangunan
sehingga ketimpangan antar wilayah dapat diminimalisir, dan menciptakan
daerah yang mandiri sehingga dapat membantu perekonomian negara.30
Sehingga pembangunan industri diharapkan dapat membantu perkembangan
ekonomi dan tentunya pembangunan nasional, serta dapat mempercepat
terciptanya kesejahteraan masyarakat yang makmur, adil dan merata.
Akan tetapi keberadaan industri mempunyai pengaruh yang dapat
memberikan dampak dalam masyarakat, dampak yang dirasakan oleh
masyarakat bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda, baik itu dampak positif
maupun negatif yang berujung pada perubahan. Perubahan yang terjadi
biasanya meliputi bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya yang tidak
dapat dipungkiri dan dihindari bahwa dalam dinamika kehidupan perubahan
senantiasa terjadi, baik dalam hal kecil maupun besar dan perubahan dalam
arti kemajuan atau sebuah kemunduran akan tetap ada baik disadari maupun
tidak.31
30
Hilmy Mochtar ,Politik Lokal Dan Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Hal.48.
31
✎✏
Perubahan yang ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dapat
menghasilkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif yang
ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dilihat dari bidang ekonomi di
antaranya penyerapan tenaga kerja. Keberadaan industri di suatu wilayah
tentu akan membutuhkan tenaga kerja dan biasanya masyarakat sekitar
industri akan lebih banyak kesempatan untuk terserap dan bekerja di sektor
industri tersebut.32
Selain itu dengan adanya industri di suatu wilayah akan membuka
lapangan pekerjaan lain seperti adanya warung makan dan penyewaan rumah
atau kontrakan untuk para pekerja dari luar wilayah tersebut dan harga jual
tanah di sekitar kawasan industri pun akan tinggi. Adanya pembangunan
industri di suatu wilayah akan memberikan perubahan yang amat berarti
dalam struktur perekonomian masyarakat.
Dampak positif bidang sosial dari keberadaan industri di antaranya
bertambah dan beragamnya mata pencaharian. Keberhasilan dari industri
akan menyebabkan sebagian besar anggota masyarakat menggantungkan
mata pencahariannya pada sektor industri, dengan demikian pengangguran
akan berkurang. Selain itu dampak positif dari adanya pembangunan industri
jika dilihat dari bidang atau segi budaya masyarakat di antaranya perubahan
pola gaya hidup yang positif seperti lebih menghargai waktu, masyarakat
lebih berorientasi ke depan, dan etos kerja tinggi, sebagaimana diketahui
✑✒
✓8
sebagian besar masyarakat pinggiran mempunyai etos kerja yang rendah
karena tidak adanya saingan.33
Keberadaan industri selain membawa perubahan dan dampak yang
positif terhadap masyarakat maupun pekerja di sektor industri juga terdapat
dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak negatif terhadap aspek manusia
diantaranya adalah sifat konsumeristik, perubahan budaya masyarakat,
marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial seperti gorong royong,
kesenjangan sosial anatara si kaya dan si miskin, dan sifat individualistik.
Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan di antaranya, pencemaran
udara, kelangkaan sumber daya alam, pencemaran air, pencemaran tanah, dan
lahan pertanian semakin berkurang.34
Dampak negatif dari adanya industri jika dilihat dari bidang sosial
ekonomi seperti kehilangan mata pencaharian.35 Perubahan mata pencaharian
itu biasanya dari petani, karena sebagian besar industri dibangun di suatu
daerah yang menggusur banyak ladang pertanian sehingga masyarakat yang
bekerja sebagai petani menjadi kehilangan mata pencaharian seperti
masyarakat yang sudah tidak produktif dan tidak dapat bersaing untuk bekerja
di sektor industri, dan hal tersebut akan berpengaruh pada perekonomian
masyarakat.
Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya
pembangunan industri yang banyak ditemui seperti pencemaran lingkungan,
33
Ibid. Hal.48.
34
Wahyu Purnomo,Dampak Industrialisasi Terhadap Masyarakat,
http:///D:/SKRIPSI/Sebutkan%20dampak%20positif%20dan%20negatif%20industrialisasi%20%E 2%80%93%20IlmuSosial.net.htm, Diakses tanggal 16 Maret 2016, Pukul 08:00 WIB
35
✔✕
polusi udara, air maupun tanah, meningkatnya migrasi dan bertambahnya
penduduk serta meningkatnya mobilitas penduduk yang menimbulkan
keruwetan lalu lintas dan tata kota. Banyaknya bangunan semi permanen atau
bangunan liar, dan biaya hidup meningkat terus.36
Dalam bidang budaya, keberadaan industri berdampak negatif seperti
melemah dan melunturnya budaya gotong royong diakibatkan dari kesibukan
dan banyaknya masyarakat yang menghabiskan waktu di tempat kerja.
Kesibukan itulah yang membuat masyarakat menjadi kurang perhatian
terhadap lingkungan sekitarnya yang menyebabkan melunturnya budaya
gotong royong.37
Jadi kehadiran industri di sebuah pedesaan, tentu membawa dampak
negatif dan postif. Pada umumnya masyarakat yang merasakan dampak
positif dari adanya industri yakni masyarakat kelas menengah dan atas. Sebab
dengan segala kemampuannya baik materi maupun ketrampilan mereka bisa
beradaptasi dengan baik dengan lingkungan barunya. Sedangkan masyarakat
kelas bawah hanya bisa berdiam di zona kemiskinannya. Dilihat dari
kemampuan materinya tentu berbeda dengan kelas atas. Kemudian segi
ketrampilan atau keahlian juga berbeda dengan masyarakat atas. Karena
masyarakat kelas bawah tidak mampu mengakses apa yang bisa diakses oleh
kelas atas.
Tanpa mengesampingkan dampak positif dari adanya industri,
dampak negatif dari industri di daerah, terdapat suatu gejala kesenjangan
36
Ibid.
✖✗
✘✙
antara harapan dan kenyataan, sebagaimana telah diungkapkan bahwa tujuan
utama dari pembangunan industri tersebut untuk kemajuan khususnya dalam
perekonomian akan tetapi masih ada masyarakat sekitar kawasan industri
yang belum semuanya bisa merasakan hal positif dari keberadaan industri
tersebut.
C. Pendampingan Masyarakat Marginal
Marginalisasi adalah fenomena ketidakseimbangan dalam
pemerolehan peluang dalam aspek ekonomi, sosial dan pendidikan oleh
sekumpulan masyarakat. Akibat dari marginalisasi inilah, masyarakat tersebut
menjadi miskin dan berada dalam keadaan serba naif. Masyarakat yang
marginal ini mendapat peluang yang terbatas akibat dari pada ketidakupayaan
mereka dalam beberapa aspek yang akhirnya memberi kesan negatif kepada
hasil kemajuan negara.38
Masyarakat Marginal adalah masyarakat kelas bawah yang
terpinggirkan dari kehidupan masyarakat.39 Di dalam agama manusia
mengalami alienasi (keterasingan). Karl Mark tidak menolak kritik agama
yang dilontarkan pendahulunya yaitu Feuerbach. Namun, Karl Marx kini
telah meninggalkan kritik agama dan menawarkan gagasan yang baru dalam
kaitan keterasingan manusia dalam koridor masyarakat.40 Karl Marx melihat
✚8
Paulo Freire,Pendidikan Kaum tertindas,(Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), Hal.17.
39
Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Jakarta: Refika Aditama,2005), Hal .65.
40
✛✜
bahwa manusia memang mengalami keterasingan yaitu dalam uang,
pekerjaaan dan dari orang lain.41
Uang adalah tanda keterasingan manusia.42 Seseorang bisa membeli
segala barang dengan uang. Nilai yang terutama hanya nilai uang dan
bukannya kekhususan barang yang telah dibeli tersebut. Barang tersebut
lantas kehilangan nilai hakekatnya dan digantikan dengan nilai uang.
Barang-barang alam kehilangan nilainya dan dengannya telah terasing dari manusia.
Manusia membeli segala sesuatu demi uang. Relasi dengan sesama manusia
pun banyak diukur dengan nilai uang. Uang mengasingkan manusia yang satu
dengan yang lainnya. Manusia tidak lagi saling menghargai tetapi hanya
saling mempergunakan. Hal demikian mengarahkan pada sikap egois, dimana
orang lain dipandang sebagai saingan atau hanya sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan.43
Manusia juga terasing di dalam pekerjaannya.44 Meski manusia
merealisasikan dirinya dalam pekerjaan dan pekerjaan itu bisa
menggembirakan dan membuatnya bangga karena manusia dengannya
menemukan kepuasan atas hasilnya, tetapi pada kenyataanya pekerjaan buat
manusia telah menjadi pekerjaan paksa. Manusia bekerja karena itu
satu-satunya jalan untuk menjamin nafkah hidupnya.
Keterasingan manusia dalam pekerjaaan dapat dilihat pada
keterasingan manusia akan produknya. Hasil kerja manusia yang seharusnya
41
Satrio Arismunandar, Alienasi Manusia di Bawah Sistem Kapitalisme Menurut Karl Marx (Jakarta,2009), Hal. 7.
42
Ibid, Hal.9.
43
Ibid, Hal.15
44
✢✣
menjadi kebanggaannya tidak dimilikinya. Produk itu milik orang lain yaitu
si pemilik pabrik. Baru saja manusia membuatnya, produknya itu dirampas
dari miliknya dan bahkan si pemilik pabrik menjualnya.
Di samping itu, manusia juga terasing dari tindakan pekerjaannya itu
sendiri. Manusia (si buruh) tidak mempunyai kesempatan untuk memilih
pekerjaan yang akan mampu merealisasikan dirinya sendiri dalam pekerjaaan.
Kesempatan untuk itu tidak dimungkinkan karena ia hanya bisa bekerja
dimana ada tempat kerja dan dia sendiri tidak menguasai tempat-tempat kerja.
Tempat itu dikuasai pemodal dan si buruh hanya menerima pekerjaan apa saja
yang ditawarkan oleh pemodal itu. Dengan demikian pekerjaan kehilangan
artinya. Kekhususan masing-masing pekerjaan sudah kehilangan arti baginya.
Ia hanya bekerja sebagai alat untuk mencapai tujuan lain yaitu memenuhi
kebutuhan hidupnya.45
Manusia yang menurut Karl Marx pada dasarnya bebas dan universal
itu kini semakin terasing karena manusia terjebak dalam pekerjaan. Manusia
bekerja seperti binatang yaitu demi satu tujuan supaya ia bisa hidup.46
Manusia melihat alam hanya dalam perspektif manfaatnya untuk mendapat
uang. Dengan demikian, manusia tersebut mengasingkan hakekatnya yang
bebas dan universal. Pekerjaan yang menyebabkan keterasingan ini pada
umumnya yaitu pekerjaan upahan. Pekerjaan upahan adalah pekerjaan yang
dijalankan hanya demi upah saja.
✤✥
Sugeng Harianto, Dampak Negatif Industri Pt. Semen Indonesia Terhadap Masyarakat Desa Temandang,Seputar Rakyat,(volume 02, Nomor 01, tahun 2014), Hal.8.
✤6
✦✦
Pekerjaan upahan telah mengasingkan manusia darí orang lain karena
di dalam sistem yang demikian lantas muncul kelas-kelas yang saling
berhadapan dan bertentangan dan lalu saling membenci satu dengan lainnya.
Di samping itu, pekerjaan upahan mengasingkan buruh di antara mereka
sendiri. Hal ini terjadi karena mereka harus bersaing berebut tempat kerja.
Karena keterbatasan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, sesama
lantas menjadi saingan. Hal demikian menimbulkan jarak antar manusia dan
dengannya manusia semakin terasing dari sesamanya.
Karl Marx mengatribusikan empat jenis alienasi pada buruh di bawah
kapitalisme. Pertama, manusia teralienasi dari alam. Kedua, manusia
teralienasi dari dirinya sendiri, dari aktivitasnya sendiri. Ketiga, manusia
teralienasi darispecies-being (dari dirinya). Kempat, manusia teralienasi dari
manusia lain.47 Upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat
marginal adalah melalui program pendampingan.
Pendampingan dengan prinsip yang dapat digunakan sebagai panduan dalam
upaya pemberdayaan masyarakat melalui program pendampingan yaitu :
1. Prinsip Keswadayaan Masyarakat
Yakni dengan memberi motivasi dan mendorong untuk berusaha atas dasar
kemauan dan kemampuan mereka sendiri serta tidak selalu tergantung
pada bantuan luar.
2. Prinsip Berkelompok
✧★
✩✪
Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Melalui
kerja-kerja yang dilakukan secara berkelompok, apa yang diinginkan akan
lebih mudah untuk diwujudkan. Selain itu sebuah kelompok dapat menjadi
basis kekuatan (posisi tawar) baik untuk membangun jaringan, maupun
untuk bernegosiasi.
3. Prinsip Kerja Jaringan
Selain menjalani dengan anggota kelompok sendiri, kerja sama juga
dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya. Kerjasama itu
diwujudkan dalam sebuah jaringan yang mempertemukan berbagai
kepentingan antar kelompok. Jaringan kerja yang besar dan solid dengan
sendirinya memberikan kekuatan pada masyarakat.
4. Prinsip Keberlanjutan
Kegiatan penumbuhan inisiatif, pengembangan diorientasikan pada
terciptanya sistem dan mekanisme yang akan mendukung dalam
pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan yang
dilakukan merupakan kegiatan yang berpotensi untuk berlanjut
dikemudian hari.
5. Prinsip Belajar Menemukan Sendiri
Kelompok dalam masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan
dan kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri, apa yang
mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan. Termasuk
untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.
✫✬
Secara umum, kisah kaum mstadhafin dalam Al-Qur’an menghadirkan
tiga kutub: pertama, kekuatan penindas (mustadh’ifin), kedua, kelompok
yang tertindas dan lemah(mustadh’afin), dan ketiga, kekuatan pembebas dan
pembela kaum penindas dalam membela kaum penindas. Yang terakhir
adalah kekuatan yang dipimpin dan dipelopori oleh para nabi dan utusan
Tuhan. Ini menunjukkan, sejak semula kehadirannya agama-agama besar
dunia memang berwatak subversif terhadap kekuasan yang ada disekitarnya.
Dalam al-Qur’an, istilahmustadh’afin sendiri tidak hanya terbatas pada
golongan orang yang tertindas dan lemah secara ekonomi saja, tetapi juga
sosial maupun politik. Ajaran Islam memang dekat dengan keberpihakan
terhadap kaum lemah dan tertindas (mustadh’afin).Bahkan banyak ayat-ayat
yang berbicara tentang kaummustadh’afinsekaligus berbicara dengan ibadah
mahdhah(ibadah vertikal) semisal sholat, zakat, puasa, dan lain sebagainya.
Ini menunjukkan betapa sama pentingnya memperhatikan kaum lemah dan
tertindas dengan kewajiban melaksanankan sholat, puasa, haji dan
sebagainya.
Banyak nabi-nabi yang diutuspun berasal dari kalangan rakyat jelata
dan berkhotbah di kalangan rakyat jelata yang nota bene adalah pengikut
pertama para nabi. Pergulatan eksistensi manusia memang sangat terkait
dengan sesamanya. Dalam kontek Indonesia, implikasi dari makin buramnya
perekonomian bangsa ini jelas akan mempertajam kesenjangan sosial yang
terjadi pada masyarakat.48
48
✭6
Islam juga sangat menekankan pada keadilan di semua aspek
kehidupan. Keadilan ini tidak akan tercipta tanpa membebaskan golongan
masyarakat lemah dan marginal dari penderitaan, serta memberi kesempatan
kepada mereka untuk menjadi pemimpin. Karena sejatinya semua manusia
harus bisa memimpin dirinya sendiri untuk menciptakan sejarah dalam
hidupnya. Hal ini juga tergambar pada kehidupan masyarakat sumberarum
terutama bagi mereka yang tidak bisa bergejolak pada wilayah industri.
Semua mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi
dalam kehidupan sosialnya. Setiap warga merasa menjadi bagian dari
masyarakatnya, dan itu diakui oleh sistem sosial setempat, karena masyarakat
juga memosikan dan memperlakukannya sebagai bagian dari masyarakat
tersebut.
Al-Quran juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk
berjuang membebaskan golongan masyarakat lemah dan tertindas.49 Dalam
surat An-Nisa’ ayat 75 telah dijelaskan sebagai berikut:
49
✮✯
Artinya: “Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah dan membela orang yang tertindas, laki-laki, perempuan dan anak-anak
yang berkata ‘Tuhan kami, keluarkanlah kami dari kota ini yang
penduduknya berbuat zalim. Berilah kami perlindungan dan pertolongan dari-Mu”.50
Pemikiran “Teologi Islam Transformatif” Moeslim Abdurrahman juga
menekankan perhatian kepada masalah kemiskinan dan ketidakadilan.
Teologi ini berangkat dari paradigma bahwa arus besar modernisasi dengan
ideologi pembangunannya telah menghasilkan eksploitasi dan marjinalisasi
terhadap kaum miskin dan mustadh’afin.51 Kemiskinan tersebut pada
gilirannya mengakibatkan banyak umat manusia yang tidak mampu
mengekspresikan harkat dan martabat kemanusiaannya. Arus besar
modernisasi juga telah melahirkan struktur sosial yang tidak adil yaitu
konsentrasi kekuasaan, modal dan informasi. Modernisasi melahirkan
hierariki dan kesenjangan antara yang punya akses kepada kekuasaan dan
yang tidak. Kalau orang itu bukan bagian dari yang memiliki akses maka
tidak bisa masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Modernisasi juga
menimbulkan problem dalam beragama.52
Sebagai konsekuensi logis dari pembebasan, ada nilai-nilai persamaan
di dalam konsep Al-Quran mengenai keadaban , yaitual-musawaadalam
Al-Quran surat al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:
50
QS. Al-Nisa’:75. ✰✱
Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif ,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), Hal.107
52
✲8
Artinya: 13. “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Maksudnya adalah hamba Allah, siapapun dia, apa pun bangsa dan
rasnya, budayanya, dia mempunyai status yang sama di hadapan Allah. Oleh
karena itu, di dalam Al-Quran, tidak ada satu hak pun yang dimiliki manusia
untuk merendahkan martabat orang lain, apalagi menindas.53 Jadi dalam
Islam sudah sangat jelas bagaimana Islam melarang perilaku yang menindas
atau memarginakan orang lain, dan Islam sangat membela kaum yang lemah.
Islam sesungguhnya tidak hanya memiliki kepedulian yang inklusif
pada tingkat memperjuangkan nilai harkat martabat kemanusiaan. Bahkan
lebih dari itu, menganjurkan perlunya membangun kerja sama di bidang
peradaban sehingga muncul suatu kehidupan manusia yang bercorak
transkultural yang damai dan saling menghargai. Islam terus menekankan
bahwa tidak boleh ada pemaksaan, penindasan dan tidak boleh ada kekerasan
selama akal sehat dan hati nurani kemanusiaan itu masih bisa tumbuh secara
53
✳✴
wajar dan selama hegemoni dan eksploitasi tidak menjadi ancaman yang
serius untuk manusia.54
✵✶
✷✸
BAB III
METODE PENE