M ETODOLOGI PENELI TI AN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitaan ini menggunakan pendekatan kualitatif. M etode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena kondisi di lapangan masih dinamis dan kompleks.
Dalam penelitian ini tidak membuat perbandingan variabel dan mencari hubungan variabel lainnya. Penelitian ini bermaksud untuk memberi suatu penjelasan tentang makna ternak sapi di Sumba Timur khusunya di desa Kambatatana.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu:
1. W awancara
W awancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara semi struktur. Dawson (2010:31) menjelaskan bahwa wawancara semi-struktur dapat membantu peneliti yang ingin mengetahui informasi spesifik yang nantinya dapat dibandingkan dan dikontraskan dengan informasi lainnya yang diperoleh dalam wawancara lainnya.
Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada penduduk asli di desa Kambatatana yang memilihara ternak sapi dan pemerintahan desa. Peneliti melakukan wawancara yang bersifat fleksibel dalam arti tidak mesti pertanyaannya persis sama sehingga informasi penting lainnya masih mungkin muncul.
Pada penelitiaan ini, peneliti melakukan wawancara kepada pihak-pihak sebagai berikut:
Pegawai Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur, Camat
Pandawai dan Sekretaris Desa Kambatatana selaku lembaga pemerintah yang sah.
Amanai Lepir sebagai tokoh adat
Bapak M unggul sebagai penggaduh, Bapak Kalikit Hamapati,
Bapak Pati Ndamung, Bapak Ngaba, Bapak Hinna sebagai peternak sapi sekaligus menjadi studi kasus dalam penelitian ini.
Kelima orang di atas yang menjadi informan studi kasus dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa mereka adalah keluarga peneliti. Pertimbangan itu adalah dilakukan agar peneliti tidak terlalu mengalami kesulitan dalam pengambilan data dan tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk beraptasi di lokasi penelitian. Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti kepada peternak berupa wawancara. W awancara dilakukan pada bulan September-November 2013. Namun apabila ada data yang kurang memuaskan maka peneliti kembali di lapangan untuk menanyakan perihal jawaban yang peneliti butuhkan. Adapun data yang peneliti dapatkan selama dilapangan adalah luas wilayah, potensi daerah, sistem peternakan sapi, pemanfaatan ternak sapi dan ekonomi ternak sapi.
2. Observasi/pengamatan
M etode observasi dilakukan dengan cara melakukan
kerja, gejala-gejala alam, dan dilakukan kepada informan dalam penelitian ini. Observasi dilakukan selama peneliti berada dilapangan dan berinteraksi dengan informan. Observasi dilapangan mulai berjalan selama bulan September-November 2013.
Adapun data yang diperoleh selama melakukan observasi adalah sistem beternak sapi, jumlah ternak sapi, kebakaran padang savana, pola konsumsi daging sapi masyarakat, dan tenaga kerja yang digunakan.
3. Dokumentasi
M enurut Yin (2002: 104) menyatakan bahwa untuk studi kasus, penggunaan dokumen paling penting untuk mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain. M enurutnya pula, dokumen dapat membantu penverifikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara. Dokumen juga dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lain.
Dokumen-dokumen yang peneliti gunakan adalah dokumen yang bersasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur. Adapun data-data yang terkumpul berupa data Statistik pertanian Sumba Timur, Sumba Timur Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan di Indonesia, dan Populasi Ternak di Kabupaten Sumba Timur.
Data yang diperoleh setelah melakukan studi dokumen yaitu:
Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Sumba Timur
Populasi Ternak dan Unggas serta Pertumbuhannya Tahun
2009-2011
Ekspor dan Impor Sub sektor Peternakan tahun 2012
W aktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan September-November 2013 di Kabupaten Sumba Timur. Kabupaten Sumba Timur merupakam daerah/salah satu Kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang terletak dibagiaan selatan dari Negara Kesatuaan Republik Indonesia,
tepatnya secara astronomi membentang antara 119 0 45-120 0 52 Bujur
Timur (BT) disebelah Timur dan 9 0 16-10 0 20 Lintang Selatan (LS) disebelah Selatan.
Berdasarkan posisi geografis maka kondisi daerah Sumba Timur merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan rata-rata kemiringan yang tertinggi ± 40 persen luas wilayah, dan pada bagian Utara merupakan daerah yang datar dan berbatu-batu serta kurang subur, sedangkan bagian Selatan merupakan daerah yang berbukit-bukit terjal. Pada lereng-lereng bukit tersebut merupakan lahan yang cukup subur.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penentuan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa Kabupaten Sumba Timur merupakan kabupaten yang sebagian masyarakatnya masih memilihara ternak sapi dan sangat bersentuhan dengan kehidupan masyarakat setempat. Selain itu, Kabupaten ini merupakan Kabupaten yang dijadikan sebagai lokasi pengembangan ternak sapi dan dianggap potensi sebagai penyangga daging nasional.
Kabupaten Sumba Timur M emiliki 22 kecamatan dengan luas wilayah secara keseluruhan 7000,5 Km. Dari 22 kecamatan tersebut, penelitian akan difokuskan di Desa Kambatatana, Kec. Pandawai. Penentuaan lokasi didasarkan pada potensi yang dimiliki yang dicatat oleh BPS kabupaten Sumba Timur (2012) bahwa di desa ini memiliki ternak sapi sebesar 721 ekor pada tahun 2011. Potensi lain yang ada adalah memiliki sungai yang tidak pernah kering sepanjang musim.
penyangga daging nasional1. M ata pencaharian masyarakat di sana adalah petani lahan kering dan beternak hewan besar (sapi dan kuda). Ternak sapi yang dipelihara berkisar antara 1-10 ekor/KK. Untuk ternak sapi, biasanya masyarakat di desa ini memiliki ternak sendiri dan ada juga yang bukan ternak sendiri, melainkan milik orang lain
yang di gaduh2 kepada mereka. Pada lahan pertanian khususnya lahan
kering biasanya ditanami jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Proses Penelitian
Ketika peneliti turun lapangan, tampak jelas desa ini jarang penduduknya karena jumlah penduduk yang belum terlalu padat. Berbagai aktivitas masyarakat dapat terlihat ketika peneliti menelusuri sepanjang perkampungan. Aktivitas yang mereka lakukan adalah bertani lahan kering, lahan basah, beternak, dan nelayan. Kebanyakan diantara mereka masih tinggal di rumah panggung tanpa dinding. Sejak dulu, desa ini dikenal oleh masyarakat sebagai desa yang memiliki potensi peternakan karena padang savana yang luas dan memiliki sungai yang tidak pernah kering sepanjang musim. Potensi yang ada, menjadi modal dalam pemeliharaan ternak di desa tempat peneliti melakukan penelitian.
Untuk masuk mengamati peternak sapi di desa Kambatatana tidaklah terlalu sulit karena peneliti berasal dari desa tersebut serta didampingi oleh beberapa asisten. Selain itu peneliti juga mempunyai kemampuaan berbahasa Sumba Timur dengan baik sehingga tidak menyulitkan peneliti dalam beradaptasi. Awalnya peneliti kesulitan memperoleh informasi yang akurat sehingga perlu kesabaran dalam mengorek informasi. Kesulitan itu terjadi karena informan lebih ingin tahu kehidupan pribadi peneliti. Selain itu, mereka berpikir bahwa
1 Pernyataan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerja pada tanggal
4 juli 2012
2 Gaduh diartikan Sistem bagi hasil dalam usaha pertanian atau peternakan (biasanya
peneliti akan membagikan uang ketika diwawancara. Namun, pada akhirnya peneliti meyakinkan bahwa peneliti hanya seorang mahasiswa yang mencari data untuk tesis sehingga proses pengambilan data dapat berjalan lancar.
Saat pertama kali peneliti melakukan wawancara di lokasi peternak terlihat bahwa peternak memiliki aktivitas ekonomi ganda. M ereka bukan hanya beternak melainkan juga bekerja diladang. Ketika matahari sudah panas sekitar jam 12 siang peternak mulai memindahkan ternaknya dan memberikan minum. Tampak juga bahwa anak-anak ikut membantu. Hal lain yang peneliti temukan bahwa sore harinya anak-anak yang berumur kira-kira 8 tahun berbondong-bondong untuk mencari pakan ternak.
Penelitian yang dilakukan pada peternak di desa Kambatata akhirnya berjalan lancar. Peneliti berhasil menjalin hubungan yang dekat dengan para informan dan berusaha untuk beradaptasi dengan aktivitas mereka seperti makan bersama, ikut gembalakan ternak, dan menyaksiskan proses penjualan ternak. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti tujuannya adalah menghindari ketertutupan data dari peternak.
Analisis data dilakukan pada saat penelitian maupun sesudah melakukan penelitian. Selama bimbingan, peneliti banyak masukan dari pembimbing terutama mengenai cara-cara penelitian, menulis laporan dilapangan, serta berbagi ilmu lain yang membantu peneliti dalam proses penulisan tesis. Hasil-hasil wawancara peneliti dengan informan diolah dalam bentuk transkip. Dari transkip tersebut peneliti menentukan tema, kemudian membuat outline, semua hasil itu dikonsultasikan dengan pembimbing. Selain itu, peneliti juga menggunakan referensi- referensi terkait dengan fenomena yang diteliti.
mengawali penulisan laporan tersebut berdasar fenomena empiris
sekaligus menganalisis fenomena-fenomena tersebut dengan
menggunaan teori-teori yang ada. Dalam prosesnya, peneliti selalu menerima masukan dan koreksi secara terus menerus dari pembimbing serta rekan-rekan sebelum sampai pada laporan akhir dari penelitian ini.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan bersifat induktif. Artinya bahwa, analisis dilakukan selama proses pengumpulan data di lapangan berdasarkan fakta empiris dengan terjun langsung dan mempelajari fenomena yang ada dilapangan.
Berbagai cara untuk menganalisis data menurut M iles dan Huberman dalam Sugiyono (2012) :
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dilapangan cukup banyak sehingga peneliti mencatat secara teliti dan rinci sesuai hasil wawancara dan observasi dilapangan secara objektif.
2. Reduksi Data
Data yang sudah ada berupa catatan lapangan yang kompleks, rumit dan belum bermakna perlu untuk direduksi data. Reduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
mepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
3. Data Display (penyajian data)
4. Conclusion Drawing/verification
Langkah terakhir dalam analisis kualitatif adalah verifikasi atau penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali dilapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang ditemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode penggumpulan data diatas, maka hasilnya disajikan secara
Explanatory, yaitu dengan jalan menuturkan dan menjelaskan secara