• Tidak ada hasil yang ditemukan

percobaan rangkaian resistor hukum ohm pembagi tegangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "percobaan rangkaian resistor hukum ohm pembagi tegangan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Percobaan

RANGKAIAN RESISTOR, HUKUM OHM DAN PEMBAGI TEGANGAN (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

E-mail : sumarna@uny.ac.id)

1. Tujuan

1). Mempelajari cara-cara merangkai resistor. 2). Mempelajari watak rangkaian resistor.

3). Mempelajari hubungan antara beda tegangan, kuat arus, dan resistansi. 4). Mempelajari rangkaian pembagi tegangan.

2. Alat-alat yang Percobaan 1). Voltmeter (analog atau digital) 2). Amperemeter (analog atau digital) 3). Catu daya variabel

4). Beberapa resistor (minimal 5 buah) 5). Kabel-kabel penghubung

6). Papan rangkaian (dapat berupa Breadboard).

3. Dasar Teori

Rangkaian Resistor

(2)

dengan sebuah resistor pengganti yang nilainya RS apabila terpenuhi keadaan

berikut :

[image:2.595.200.387.236.294.2] [image:2.595.252.382.526.686.2]

RS = R1 + R2 + R3+ … + Ri.

Gambar konfigurasi seri adalah sebagai berikut :

Dua atau lebih resistor masing-masing dengan resistansi R1, R2, R3 … Ri

dirangkai secara paralel. Rangkaian paralel resistor-resistor tersebut dapat digantikan dengan sebuah resistor pengganti yang nilainya RP apabila terpenuhi keadaan

berikut :

P

R

1

= 1

1

R + 2

1

R + 3

1

R + … + Ri

1

.

Gambar konfigurasi paralel adalah sebagai berikut : R1 R2 R3

RS

Ri

RP

R1

R2

R3

(3)

Jika dua buah resistor R1 dan R2 dirangkai secara paralel, maka besar tahanan

penggantinya RP dapat dinyatakan sebagai

RP =

2 1 2 1. R R R R  .

Sering dijumpai rangkaian resistor yang tidak dapat digolongkan ke dalam rangkaian seri ataupun rangkaian paralel. Rangkaian tersebut memiliki tiga ujung, seperti dapat dilihat pada gambar berikut :

Pada gambar di atas R1, R2 dan R3 membentuk konfigurasi delta atau segitiga,

sedangkan Rx, Ry dan Rz membentuk konfigurasi bintang atau Y. Kedua konfigurasi

tersebut dapat saling menggantikan, artinya konfigurasi delta dapat digantikan dengan konfigurasi bintang atau sebaliknya. Hubungan nilai resistansi antara kedua konfigurasi tadi adalah sebagai berikut :

Rx =

3 2 1 3 2. R R R R R 

 R1 =

x x z z y y x R R R R R R

R  

y

R =

3 2 1 3 1. R R R R R 

 R2 =

Ry R R R R R

Rx yy zz x

.R

R RxRyRyRz RzRx

Rx

Ry Rz

R1

R2

(4)

Hukum Ohm

Jika pada kedua ujung resistor dengan resistansi R dipasang beda tegangan sebesar V, maka di dalam resistor tersebut mengalir arus sebesar I. Hubungan ketiga besaran itu dikenal sebagai Hukum Ohm dan secara matematis dituliskan seperti berikut :

Pembagi Tegangan

Pembagi tegangan merupakan rangkaian attenuator yang berfungsi untuk memperkecil tegangan atau sinyal. Pembagi tegangan sering dijumpai pada masukan alat-alat ukur untuk mencegah terjadinya kelebihan arus yang mengalir pada

-ampere. Rangkaian pembagi tegangan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Dari rangkaian tersebut dapat dibuktikan bahwa

Vo =

2 1

2 R R

R

 Vi .

R +

-

I V V = I.R

Vo

R1

Vi

R2

R1

R2

Vi

Vo

(5)

4. Langkah-langkah Percobaan

1). Ambillah 5 buah resistor dengan nilai yang berbeda-beda dan masing-masing berilah kode sebagai R1, R2, ..., R5. Catat kode warna dan ukurlah resistansi setiap

resistor dengan ohmmeter. Selanjutnya buatlah rangkaian berikut

Ukurlah resistansi antara ujung-ujung a dan b pada setiap konfigurasi rangkaian di atas. Antara R1 s/d R5 dapat saling menggantikan. Sehingga dapat dibuat banyak

variasi. Bandingkanlah antara hasil pengukuran dengan hasil perhitungan untuk setiap konfigurasi yang sama !

2). Ambillah satu resistor yang nilai hambatannya cukup besar (1 k), kemudian pasanglah beda tegangan pada kedua ujung resistor tersebut, menurut rangkaian berikut ini. Dalam menggunakan amperemeter perlu mengingat batas ukurnya.

R1 R2 R3

a b

R4 R5

a b

R1

R2

R3

a b R4

R5

a b

Rz

R5

Ri

R4

b

a R

3

R

Vi VR

A Amperemeter

Voltmeter Catu daya

(6)

Variasilah tegangan dari catu daya untuk beberapa nilai (dari kecil semakin besar) dan catatlah penunjukkan pada VR dan A pada kondisi yang simultan. Ingat batas

ukur pada A dan VR jangan sampai terlewati. Buatlah grafik hubungan antara V

dan I untuk resistor tertentu. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dicatat dalam model tabel berikut ini.

R (terukur) = R (terbaca) =

No. Vi VR A

Teoritis Terukur Teoritis Terukur

Dst.

3). Buatlah rangkaian pembegi tegangan seperti gambar di bawah ini :

Rx dan Ry dapat dipilih dari R1 s/d R5. Ukurlah Va dan Vb. Bandingkan hasil

pengukuran itu dengan hasil perhitungan secara teoritis !. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dimasukkan dalam model tabel berikut ini.

Vin Rx Ry Va Vb

Teori Empiris Teori Empiris

Dst.

Va

Rx

Vin

dari catu daya

Ry

Vb

Gambar

Gambar konfigurasi seri adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang diujicobakan dalam penelitian ini berupa tes prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan jumlah sudut-sudut dalam segitiga, hubungan sudut

Dari penjelasan di atas dan hasil penelitian serta fenomena yang terjadi dijadikan sebagai acuan replikasi dalam melakukan penelitian, untuk menghitung dan menganalisis apakah

Berdasarkan hasil tes lari 70 meter pada tahapan prasiklus, siklus I, dan siklus II, upaya meningkatkan aktivitas lari sprint dengan permainan kuda-kudaan pada siswa kelas

Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menggali, mengumpulkan serta mengidentifikasi permasalahan yang ada serta merumuskan permasalahan tersebut untuk memperoleh solusi

Tujuan dalam permasalahan penjadwalan awak pesawat ini adalah untuk meminimalkan biaya penugasan awak pada jadwal penerbangan yang ada.. Seperti yang telah dijelaskan

Angiofibroma nasofaring juvenille adalah tumor jinak pembuluh darah di nasofaring yang secara histologik jinak namun secara klinis bersifat ganas, karena

[r]

Pada keadaan tertentu dapat terjadi sasaran kadar glukosa darah yang belum tercapai, sehingga perlu diberikan kombinasi tiga obat antihiperglikemia oral dari kelompok