• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA BAPPEDA 2011-2016, 9 September 2013, ok inspektorat REVISI PUJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENSTRA BAPPEDA 2011-2016, 9 September 2013, ok inspektorat REVISI PUJI"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis (Renstra) selama 5 (lima) tahun yang digunakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016.

Renstra adalah merupakan proses berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif dan mengorganisasikannya secara sistematis untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang sistematis . Secara umum Renstra digunakan oleh SKPD sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja (Renja) tahunan selama 5 (lima) tahun. Renstra itu sendiri berfungsi sebagai :

titik tolak berakuntabilitas;

memungkinkan instansi berakuntabilitas terhadap hasil (outcome).

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Rencana Strategis (Renstra) adalah sebagai berikut :

1) Undang-Undang No. 9 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil di Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara jo. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Dati II Tebing Tinggi;

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah;

6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025;

8) Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

9) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah;

10) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

11) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

12) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;

(2)

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

14) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

15) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

16) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

17) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun

2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

19) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi;

20) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;

21) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010

tentang Percepatan Pelaksana Prioritas Pembangunan Tahun 2010;

22) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011

tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;

23) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54

tahun 2010, tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

25) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Nomor 7 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2003-2018;

26) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025;

27) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara

Nomor 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013;

28) Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2006-2025;

29) Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi

(3)

Daerah (RPJMD) Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016;

30) Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 27

Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016

31) Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 42

Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi ;

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud penyusunan Rencana Strategis Bappeda Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 selama 5 (lima) Tahun adalah:

1. Terciptanya sinergitas dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan antar

wilayah, antar sektor pembangunan daerah serta terciptanya efektivitas dan efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah;

2. Menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan program

pembangunan kota yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota yang telah ditetapkan oleh Walikota/Wakil Walikota Tebing Tinggi dengan memperhatikan RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kota Tebing Tinggi.

Sedangkan Tujuan penyusunan Renstra Bappeda Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 selama 5 (lima) Tahun adalah:

1. Menjadi pedoman resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD

dalam menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dibiayai APBD Kota, APBD Provinsi, APBD dan sumber pembiayaan lainnya yang sah;

2. Menjadi acuan pemerintah Kota Tebing Tinggi dalam menyusun RKPD Renstra SKPD dan Renja SKPD;

3. Menjadi tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan daerah.

4. Terwujudnya penjabaran prioritas pembangunan jangka menengah

sebagaimana yang tertuang didalam RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016;

5. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan antar sektor, antar wilayah, antar fungsi maupun tingkatan pemerintahan;

6. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan serta evaluasi hasil pembangunan;

7. Tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan

dan berkelanjutan.

1.4. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(4)

Renstra provinsi/kota, dan dengan Renja SKPD. 1.2. Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

1.3. Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD

1.4. Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II . GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).

2.2 Sumber Daya SKPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

(5)

mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan SKPD dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD.

3.3Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota.

3.4Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS.

3.5Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari: 1. gambaran pelayanan SKPD;

2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;

3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota;

4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan 5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD

Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPD tahun rencana.

(6)

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD

4.2Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD (Perumusan Tujuan Pelayanan Jangka Menengah SKPD) dan (Perumusan Sasaran Pelayanan Jangka Menengah SKPD).

4.3Strategi dan Kebijakan

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif).

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

(7)

GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Secara umum kondisi internal dan eksternal Bappeda Kota Tebing Tinggi cukup kondusif sehingga memberikan peluang cukup besar bagi segenap jajaran pimpinan dan staf untuk menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya didalam menyusun perencanaan pembangunan daerah dengan baik. Hal demikian diindikasikan oleh perkembangan sumber daya internal organisasi dan semakin besarnya partisipasi masyarakat didalam mendukung penerapan sistem perencanaan pembangunan daerah yang lebih mengedepankan peran serta masyarakat. Secara umum, perkembangan dimaksud dapat cermati dari beberapa hal sebagai berikut :

2.1.1. Tugas Tugas Pokok Dan Fungsi :

Berdasarkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 42 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi, menjelaskan bahwa Bappeda Kota Tebing Tinggi adalah unsur penunjang Kota yang bertanggungjawab tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota.

Bappeda Kota Tebing Tinggi merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah dan unsur pendukung tugas Kepala Daerah di bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal; Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya; Perencanaan Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik; dan Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Bappeda mempunyai tugas : melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah di bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal; Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya; Perencanaan Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik; dan Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah.

Dan untuk menjalankan tugas tersebut, Bappeda mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis Perencanaan Ekonomi dan Penanaman

Modal serta Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya

2. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan dan pemberian

dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang Perencanaan Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Fisik, Prasarana dan

Penataan Wilayah, dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Adapun tugas pokok dan fungsi Bappeda Kota Tebing Tinggi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sekretaris

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian fungsi Badan di bidang pengelolaan kesekretariatan. Sedangkan dalam melaksanakan tugas mempunyai

(8)

a. Penyusunan rencana dan program kerja bidang kesekretariatan;

b. Pengelolaan dan pelaksanaan administrasi umum, keuangan, perlengkapan, kepegawaian, kearsipan dan kerumahtanggaan, program dan perundang-undangan;

c. Pengoordinasian penyusunan program dan perundang-undangan;

d. Pengoordinasian penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan pelayanan administratif;

e. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan olah Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat, membawahi :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi

Sekretariat di bidang umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan

tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program kerja bidang umum dan kepegawaian;

2. Pengelolaan administrasi umum perlengkapan, kepegawaian, kearsipan, dan kerumahtanggaan;

3. Pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

b) Sub Bagian Program dan Perundang-undangan

Sub Bagian Program dan Perundang-undangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Sekretariat di bidang program dan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas Sub Bagian Program dan

Perundang-undangan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana dan program kerja bidang program dan perundang-undangan;

2. Pengoordinasian penyiapan bahan penyusunan perencanaan, program, pedoman dan petunjuk teknis serta pelaporan;

3. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan bidang perencanaan, monitoring dan evaluasi;

4. Pelaksanaan dan pengoordinasian perumusan perundang-undangan, telaahan hukum, pengembangan hukum serta penyiapan bahan pertimbangan atas masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas; 5. Pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Program dan

Perundang-Undangan; dan

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Sekretariat di bidang

pengelolaan keuangan. Untuk melaksanakan tugas Sub Keuangan

(9)

1. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang keuangan; 2. Pengelolaan administrasi keuangan dan anggaran Badan; 3. Pelayanan di bidang keuangan;

4. Pelaksanaan pelaporan Sub Bagian Keuangan; dan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal

Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal dipimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

fungsi Badan di bidang perencanaan ekonomi dan penanaman modal. Untuk melaksanakan tugas Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman

Modal mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan ekonomi dan penanaman modal; b. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan bidang perencanaan ekonomi;

c. Penyiapan bahan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang penelitian dan pengembangan;

d. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang perencanaan ekonomi dan penelitian dan pengembangan;

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal, membawahi : a) Sub Bidang Ekonomi

Sub Bidang Ekonomi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Bidang

Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal di bidang perencanaan pembangunan bidang perencanaan ekonomi. Untuk melaksanakan

tugas Sub Bidang Ekonomi mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan ekonomi;

2. Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan ekonomi;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan ekonomi; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b) Sub Bidang Penanaman Modal

Sub Bidang Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi

Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal di bidang Penanaman Modal.

Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang Penanaman Modal

(10)

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Penanaman Modal;

2. Pelaksanaan kegiatan Penanaman Modal;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan Penanaman Modal;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya.

Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya dipimpin

oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan

sebagian fungsi Badan di bidang Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya. Untuk melaksanakan tugas Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia

dan Sosial Budaya mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya ;

b. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan perencanaan

pembangunan bidang perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya ;

c. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang

perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, membawahi :

a) Sub Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Sub Bidang Pendidikan dan Ketenagakerjaan dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

fungsi Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya di bidang perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pendidikan dan Ketenagakerjaan. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang

Pendidikan dan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pendidikan dan Ketenagakerjaan;

2. Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pendidikan dan Ketenagakerjaan;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pendidikan dan Ketenagakerjaan; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b) Sub Bidang Kesehatan dan Sosial Budaya

(11)

bidang perencanaan pembangunan bidang perencanaan Kesehatan dan Sosial Budaya. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang Kesehatan dan

Sosial Budaya mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang Kesehatan dan Sosial Budaya; 2. Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan bidang

perencanaan Kesehatan dan Sosial Budaya;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Kesehatan dan Sosial Budaya; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah

Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian fungsi Badan di bidang perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah. Untuk melaksanakan tugas Bidang

Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah;

b. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah;

c. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah, membawahi :

a) Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan

Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan dipimpin oleh seorang

Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian

fungsi Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah di bidang perencanaan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang Pekerjaan

Umum dan Perhubungan mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pekerjaan Umum dan Perhubungan;

2. Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pekerjaan Umum dan Perhubungan;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Pekerjaan Umum dan Perhubungan; dan

(12)

b) Sub Bidang Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup

Sub Bidang Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang

mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Bidang Perencanaan

Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah di bidang perencanaan pembangunan bidang Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup

mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan bidang perencanaan Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup;

2. Pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan perencanaan pembangunan bidang perencanaan Penataan Wilayah, Pengembangan Kerja Sama dan Lingkungan Hidup; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik

Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik

dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas

melaksanakan sebagian fungsi Badan di bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik. Untuk melaksanakan tugas Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik mempunyai

fungsi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik;

b. Penyiapan bahan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik;

c. Pelaksanaan dan pengoordinasian kegiatan bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik, membawahi :

a) Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik

Sub Bidang Penelitian, Pengembangan dan Statistik dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik di bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang Penelitian, Pengembangan,

(13)

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik;

2. Pelaksanaan kegiatan Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b) Sub Bidang Pengendalian Pembangunan

Sub Bidang Pengendalian Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bidang yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Bidang

Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik di bidang Pengendalian Pembangunan. Untuk melaksanakan tugas Sub Bidang

Pengendalian Pembangunan mempunyai fungsi :

1. Pengumpulan dan pengolahan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pengendalian Pembangunan;

2. Pelaksanaan kegiatan Pengendalian Pembangunan;

3. Pelaksanaan pelaporan kegiatan Pengendalian Pembangunan; dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

a) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

b) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

c) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang dihunjuk.

d) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

e) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

f) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.1.2. Struktur Organisasi :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tebing Tinggi adalah salah satu lembaga teknis daerah di lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang memiliki tanggungjawab dalam penyelenggaraan perencanaan pembangunan daerah. Berdasarkan sejarah kelembagaannya maka struktur organisasi Bappeda Kota Tebing Tinggi saat ini merupakan hasil reorganisasi atas struktur organisasi sebelumnya.

(14)

1. 1 (satu) struktur untuk jabatan pimpinan dengan eselonering III a.

2. 4 (empat) struktur untuk jabatan eselonering IV a.

3. 15 (lima belas) struktur untuk jabatan eselonering V a.

Seiring dengan implementasi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka struktur organisasi Bappeda diperbaharui melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisi Perangkat Daearah maka struktur jabatan organisasi Bappeda juga mengalami penyesuaian, yaitu adanya perubahan menyeluruh tidak saja untuk cakupan, bidang tugas pada masing-masing jabatan, serta nomenklatur, akan tetapi juga pada jenjang eselonering jabatannya. Adanya perubahan ini dimaksudkan untuk lebih memberi peran yang lebih akomodatif bagi Bappeda sesuai dengan perkembangan keadaan, kebutuhan, dan beban kerja.

Adapun susunan jabatan struktural Bappeda berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 41 Tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1. 1 (satu) struktur untuk jabatan pimpinan dengan eselonering II b. 2. 5 (lima) struktur untuk jabatan eselonering III a.

3. 14 (empat belas) struktur untuk jabatan eselonering IV a. 4. Kelompok jabatan fungsional.

Struktur Organisasi :

Susunan atau struktur organisasi Bappeda secara lengkap adalah : a. Kepala Bappeda

b. Sekretaris membawahi :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b) Sub Bagian Program dan Perundang-undangan c) Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal, membawahi : a) Sub Bidang Ekonomi

b) Sub Bidang Penanaman Modal

d. Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya, membawahi :

a) Sub Pendidikan dan Ketenagakerjaan b) Sub Bidang Kesehatan dan Sosial Budaya

e. Bidang Perencanaan Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Statistik a) Sub Bidang Penelitian, Pembangunan Statistik

b) Sub Bidang Pengendalian Pembangunan

f. Bidang Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah a) Sub Bagian Pekerjaan Umum dan Perhubungan

b) Sub Bidang Perencanaan dan Penataan Wilayah g. Kelompok Jabatan Fungsional

(15)

Gambar 1 : Struktur Organisasi Bappeda Kota Tebing Tinggi

SEKRETARIS

KASUBBAG KEUANGAN

KABID PERENC.EKO DAN PENANAMAN MODAL

KASUBBID EKONOMI

KASUBBID PENANAMAN

MODAL

KASUBBID PENDID.& KETENAGA

KERJAAN

KASUBBID PU & PERHUB.

KASUBBID PENELITIAN PENGEMB& STAT.IK

KASUBBID PENGEND. PENGEM&LH KASUBBID

KESEHATAN

KASUBBID PEMETAAN WILAYAH

KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

KASUBBAG PROGRAM & PERUNDANGAN

KABID PERENC.FISIK, PRASARANA DAN PEMETAAN WILAYAH

KABID PENEL,PENGEM-BANGAN,PENGENDAL

IAN & STATISTIK KABID

PERENCANAAN SDM DAN

SOSBUD

Kelompok JAFUNG

(16)

2.2 Sumber Daya SKPD

Komposisi Pegawai, Sarana Dan Prasarana Serta Anggaran 2.2.1. Komposisi Pegawai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tebing Tinggi adalah salah satu unit kerja di jajaran Pemerintah Kota Tebing Tinggi, yang mempunyai kedudukan sebagai lembaga teknis daerah. Sebagai lembaga teknis yang mempunyai tugas dalam perencanaan pembangunan daerah, kedudukan Bappeda dalam sistem organisasi pemerintahan sangat strategis karena kapabilitas Bappeda dalam melaksanakan fungsi perencanaan pembangunan daerah akan berpengaruh secara simultan terhadap tatanan kehidupan masyarakat. Fungsi, peranan, dan tanggungjawab Bappeda pada era otonomi ini semakin kuat karena seiring dengan terjadinya desentralisasi tugas dan tanggungjawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, diikuti juga dengan desentralisasi sistem perencanaan, yaitu dari top down planning menjadi bottom up planning. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengalokasian dana anggaran.

Sistem Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan representasi dari penyerahan seluruh wewenang dan tanggungjawab kepada daerah untuk menata dan mengelola rumah tangganya sendiri tanpa harus menjalankan program-program tertentu dari pemerintah pusat, yang terkadang tidak memiliki urgensi yang jelas bagi suatu daerah. Dengan demikian aspirasi dan kebutuhan daerah dapat diakomodir melalui sistem perencanaan daerah karena keputusan strategis saat ini ada di tangan daerah itu sendiri.

Fungsi dan peranan Bappeda dalam perencanaan daerah yang demikian kuat, telah mendorong organisasi untuk selalu meningkatkan kapasitas organisasi agar dapat berperan lebih maksimal lagi dalam meningkatkan kualitas pembangunan daerah.

Sejak diwajibkannya organisasi pemerintah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2011-2016, berbagai hasil-hasil yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sumber Daya Organisasi

Dilihat dari kondisi jabatan struktural, saat ini dari 17 jabatan yaitu jabatan struktural eselon II (Kepala Bappeda), Eselon III (Sekretaris, Kabid Perencanaan Ekonomi dan Penanaman Modal; Kabid Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Sosial Budaya; Perencanaan Penelitian, Kabid Pengembangan, Pengendalian dan Statistik; dan Kabid Perencanaan Fisik, Prasarana dan Penataan Wilayah), serta dari 11 eselon IV masih 10 jabatan eselon IV yang terisi dan 1 (satu) jabatan belum terisi yang saat ini yaitu jabatan Kasubbag Keuangan, akan tetapi untuk menghindari ketidaklancaran pelaksanaan tugas sehari-hari jabatan struktural eselon IV yang belum terisi diangkat sebagai pelaksana tugas Kasubbag Keuangan, guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

Ditinjau dari aspek kualifikasi pendidikan, dari 17 jabatan struktural

yang terisi, 47,06 % persen telah bergelar sarjana (S1) dan 35,29 % (S2).

(17)

pejabat struktural Bappeda Kota Tebing Tinggi yang telah mengikuti diklat teknis di bidang perencanaan.

Kondisi ini memberi gambaran bahwa masih terbatasnya kemampuan teknis pejabat Bappeda Kota Tebing Tinggi di bidang perencanaan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa kinerja Bappeda Kota Tebing Tinggi telah cukup baik, meskipun indikator yang digunakan belum benar-benar objektif dan ilmiah.

2.2.2. Kondisi Organisasi dan Lingkup Kewenangan yang Diinginkan

Dari gambaran tentang kondisi umum pencapaian kinerja organisasi saat ini, telah disepakati perlunya meningkatkan pencapaian kinerja organisasi di masa mendatang. Secara sistematis kondisi organisasi dan lingkup kewenangan yang diinginkan di masa mendatang dijelaskan sebagai berikut :

SUMBER DAYA ORGANISASI

Sumber daya manusia yang berkualitas dan sesuai kualifikasi merupakan aspek utama yang mutlak dimiliki oleh organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuannya secara efektif. Ditinjau dari formasi atau penempatan jabatan (SDM), dari 17 formasi jabatan yang ada yang terdiri dari 1 jabatan eselon II diharapkan segera terisi (defenitif) atau 100 persen, dan 5 jabatan eselon III, dan 11 eselon IV agar tetap terisi (defenitif) atau 100 persen agar tercapai kinerja dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu peningkatan kapasitas dan kualitas SDM aparatur perencana akan dilakukan melalui berbagai upaya dan strategi. Secara detil kondisi SDM yang diharapkan dimasa mendatang adalah : 1. Terisinya jabatan-jabatan struktural secara defenitif sebesar 100

persen.

2. Dalam lima tahun ke depan proporsi pegawai Bappeda yang berpendidikan S1 yang telah mengikuti Diklat TMPP dan Diklat fungsional perencana serta Diklat-Diklat fungsional lainnya sebesar 75 persen.

3. Dalam lima tahun ke depan diharapkan 29,41 persen pegawai Bappeda berpendidikan S2, dan 60 persen berpendidikan S1.

Seluruh jajaran organisasi telah berkomitmen untuk meningkatkan kinerja organisasi secara berkala dan berkelanjutan, sehingga Bappeda Kota Tebing Tinggi benar-benar menjadi salah satu institusi pemerintah Kota Tebing Tinggi yang profesional, cerdas, dan bertanggungjawab untuk terwujudnya visi dan misi pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Komposisi pegawai Bappeda Kota Tebing Tinggi terdiri dari sejumlah personil yang masing-masing mengisi jabatan struktural dan staf fungsional umum sebagai pelaksana sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan. Secara terperinci, komposisi pegawai di Bappeda Kota Tebing Tinggi menunjukkan data sebagai berikut :

Tabel 1.1

(18)

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – Laki 19

2 Perempuan 15

Jumlah 34

Tabel 1.2

Komposisi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan (Posisi Per Desember 2012)

No Tingkat Pendidikan Jumlah( org )

1 Pasca Sarjana (S2) 5

2 Sarjana (S1) 23

3 Diploma 3

4 SLTA 3

5 SLTP

-6 SD

-Jumlah 34

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Yang Telah Mengikuti Diklat Struktural (Posisi Per Desember 2012)

No Jenis Diklat Jumlah(org)

1 Adum 10

2 Adumla/Diklatpim IV 2

3 Spama / Diklatpim III 1

4 Spamen / Diklatpim II 1

Jumlah 14

Tabel 1.4

Jumlah Pegawai Yang Telah Mengikuti Diklat Teknis Fungsional Di Bidang Perencanaan dan Pembangunan

(Posisi Per Desember 2012)

No Jenis Diklat Jumlah(org)

1 Pendidikan / Kursus Bhs. Inggris

-2 Pendidikan APBD kebendaharaan 2

3 Methodologi Perencanaan 2

4 TMPP-D 1

5 TMPP-L

5 Pemegang Kas 1

Jumlah 6

Tabel 1.5

Komposisi Pegawai Menurut Pangkat / Golongan Ruang (Posisi Per Mei 2012)

(19)

PNS

1 Pembina Tk I (IVc) 0

Pembina Tk I (IV/b) 2

Pembina (IV/a) 2

Jumlah 4

2 Penata Tk I (III/d) 5

Penata (III/c) 6

Penata Muda Tk. I (III/b) 2

Penata Muda (III/a) 15

Jumlah 28

3 Pengatur Tk. I (II/d)

-Pengatur (II/c) 2

Pengatur Muda Tk. I (II/b)

-Pengatur Muda (II/a)

-Jumlah 2

4 Juru Tingkat I (I/d)

-Juru (I/c)

-Juru Muda Tingkat I (I/b)

-Juru Muda (I/a)

-Jumlah 0

5 CPNS

Penata Muda (III/a)

-Pengatur (II/c)

-Jumlah

-6 THL 6

Jumlah 6

Jumlah Keseluruhan 40

2.2.3. Sarana Prasarana Bappeda Kota Tebing Tinggi

Disamping sumber daya manusia yang profesional,

ketersediaan sarana dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Bappeda Kota Tebing Tinggi telah dilengkapi sarana dan prasarana yang diharapkan mampu mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya. Untuk prasarana gedung meskipun belum memiliki gedung sendiri yang bersifat khusus namun telah disediakan gedung yang cukup memadai untuk menampung pelaksanaan tugas. Adapun jenis sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bappeda Kota Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

(20)

N

o Jenis Barang Jumlah Keterangan

1 2 3 4

1 Bangunan Gedung ruangan12 1 Ruang kepala 8 Ruang Kerja 1 Ruang Rapat/Aula

1 Ruang

Perpustakaan 1 Ruang Dapur 1 Gudang/Garasi 4 Ruang Kamar Mandi 2 Kendaraan Dinas

- Kendaraan Roda 4 (Empat) unit 2 - Kendaraan Roda 2 (Dua) unit 12

3 Komputer Laptop unit 12

4 Komputer Computer/ PC) (Personal unit 8

5 Mesin Ketik Manual unit 1

6 AC unit 14

7 TV Berwarna unit 1

8 LCD unit 1

9 Scanner Unit 1

10 Kamera Foto unit 2

11 Handycam unit 1

12 Wireless unit 1

13 Brankas unit 1

14 Filling Cabinet unit 4

15 Almari Kayu / Besi unit 21

16 Meja kursi Tamu set 2

17 Meja Kerja unit 43

18 Kursi Kerja unit 24

19 Meja Rapat set 1

20 Kursi rapat unit 99

21 Jam dinding buah 7

22 White board buah 7

23 Kipas Angin buah 5

24 Pesawat Telepon unit 2

25 Fax unit 1

26 Printer unit 7

27 Layar LCD buah 1

28 Router Cisco 2600 Series buah 1

29 Hub Switch buah 1

(21)

2.2.4. Anggaran

Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda Kota Tebing Tinggi, sumber pembiayaannya diperoleh dari APBD Kota Tebing Tinggi.

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

BAPPEDA Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu lembaga yang memiliki fungsi organisasi yang bersifat techno structure, oleh karena itu lembaga ini berperan penting dalam menghasilkan acuan berupa dokumen perencanaan baik jangka panjang, menengah dan tahunan yang akuntabel dan akan dipakai sebagai acuan dari SKPD lain yang ada.

Sedangkan untuk menjaga konsistensi pelaksanaan program/kegiatan terhadap rencana yang telah ditentukan maka BAPPEDA Kota Tebing Tinggi melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melalui 1) monitoring dan evaluasi, 2) melaksanakan forum perencanaan bidang pembangunan, 3) mengadakan koordinasi dan kerjasama pembangunan, 4) menyusun dokumen studi perencanaan, 5) menyusun data statistik daerah sebagai penyedia informasi perencanaan pembangunan, 5) melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan (MUSRENBANG) tingkat kelurahan, kecamatan dan kota, 6) menyusun dokumen perencanaan, 7) mengadakan sosialisasi dan diseminasi produk perencanaan (jangka panjang, menengah, tahunan, dan lain-lain sesuai dengan bidang tugas pokok dan fungsi), dan 8) menyusun dan menyediakan laporan hasil-hasil pembangunan.

Beberapa indikator kinerja yang dapat ditampilkan untuk menilai kinerja Bappeda Kota Tebing Tinggi saat ini dijelaskan sebagai berikut : a. Persentase usulan kegiatan yang diakomodir didalam APBD sebesar

85 persen

b. Persentase kehadiran dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan musrenbang sebesar 95 persen

c. Terakomodasinya aspirasi masyarakat melalui kegiatan perencanaan sebesar 80 persen

d. Persentase kesesuaian antara Renstra SKPD dengan target sasaran dan indicator dalam RPJMD sebesar 100 persen

(22)

Tabel-2.2

Review Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Bappeda*)Kota **) Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) 1 Keberadaan

dokumen dalam RENJA SKPD

(23)

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 Total Belanja SKPD

--- NA Belanja Modal :

5 Total Belanja Pemeliharaan dari Total Belanja Barang dan Jasa

--- Total Belanja Pemeliharaa

n dari Total

Belanja Barang dan Jasa SKPD x

100 %

--- NA Belanja Pemeliha

6 Total Belanja Pemeliharaan dan Total Belanja SKPD

--- Total Belanja Pemeliharaa

n /Total Belanja

(24)

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 7 Keberadaan

Laporan

(25)

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

9 Rasio Bidang Tanah yang digunakan SKPD terhadap Total Bidang Tanah yang dikuasai SKPD

-- Jumlah Bidang Tanah yang digunakan SKPD dibagi Total Bidang Tanah yang dikuasai

10 Jumlah yang tidak

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) 11 Jumlah

(26)

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

Partisipasi mumanPengu dan

12 Keberadaan Survey

Ada TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

(27)

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

(28)

N

SPM Target IKK Target Indikato

r Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1 sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

18 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

--- Ada/Tidak Ada

--- Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 100 % 100 % 100 % 100 %

19 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

--- Jumlah Program RKPD/Jumlah

Program RPJMD x 100

%

20 Buku Kota Dalam

(29)

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

Ada 22 Kenaikan/Penurun

an Nilai Realisasi PMDN (milyard rupiah)

i PMDB 2006 x 100 %

--- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

23 Rasio Jumlah Program Nasional yang dilaksanakan

24 Keberadaan Standard Operating Procedure (SOP)

--- Ada/Tidak

Ada --- TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target SPM Target IKK IndikatorTarget Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

25 Rasio jumlah Perda

pelaksanaan yang ada terhadap Perda yang harus dilaksanakan

(30)

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

menurut Permen dilaksanakan menurut Permen x 100

%

26 Rasio Struktur jabatan dan eselonering yang terisi

harus ada x 100 %

27 Keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi SKPD

--- Ada.Tidak Ada jabatan

Ada TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda TidakAda

(31)

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1 sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target SPM Target IKK IndikatorTarget Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

29 Struktur jabatan yang terisi pada tahun yang bersangkutan

30 Pejabat yang telah memenuhi

31 Pejabat yang telah memenuhi

32 Anggaran yang

(32)

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

peningkatan

kapasitas pegawai peningkatankualitas SDM/nilai APBD untuk SKPD x 100

% 33 Tersedianya acuan

rencana pembangunan daerah

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD ***)Target SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

34 Meningkatnya kesesuaian rencana pembangunan dengan dokumen perencanaan

--- --- sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai

35 Rencana kegiatan pembangunan yang telah sesuai data-data pendukungnya

--- --- sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai

37 Tersedianya

data-data perencanaan --- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 38 Tersedianya

Rekomendasi perbaikan rencana pembangunan

(33)

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

39 Terlaksananya Implementasi Rencana sebesar 90 % per tahun

--- --- 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 70 % 75 % 80% 85% 90 % 70 % 75 % 80% 85%

40 Menurunnya duplikasi rencana dan kegiatan pembangunan

--- --- Menurun Menuru

n Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun Menurun

41 Tersedianya media penyebarluasan informasi rencana pembangunan

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

42 Meningkatnya jumlah

masyarakat yang dapat mengakses informasi rencana pembangunan daerah

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

43 Kehadiran masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target SPM Target IKK IndikatorTarget Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

44 Usulan rencana pembangunan yang telah memiliki data-data pendukung yang valid

(34)

N O

Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***)

Target

SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-1

(2006) (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (2010)5 (2006)1 (2007)2 (2008)3 (2009)4 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

45 Proporsi usulan rencana pembangunan masyarakat yang dilaksanakan menjadi kegiatan dalam APBD

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 70 % 75 % 80 % 85 % 85 % 70 % 75 % 80 % 85 %

46 Tersusunnya standard operasional dan prosedur kerja masing-masing bidang sesuai fungsi dan tugas pokok yang dimiliki

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 60 % 70 % 75 % 75 % 80 % 60 % 70 % 75 % 75 %

47 Terpenuhinya formasi jabatan sesuai standar pendidikan minimal dan latar belakang pendidikan pada jenjang eselon III dan IV

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 47 % 100 % 100 % 100 % 100 %

48 Meningkatnya jumlah aparatur yang mengikuti diklat perencana

--- --- 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 60 % 65 % 70% 75 % 80 % 60 % 65 % 70% 75 %

49 Terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana kerja

(35)

Tabel. 2.3

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Bappeda*) Kota **) Tebing Tinggi

Uraian ***)

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi danAnggaran Tahun ke- PertumbuhanRata-rata 1

 Dana alokasi

umum NA

DAERAH NA 4.712.017.050 4.820.162.000 5.178.007.000 4.614.576.314 NA

3.945. 591.5 49

4.079.8

21.835 4.478.315.608 3.784.590.269 NA 83.73 84.64 86.49 82.01

Belanja tidak langsung NA

76.000 1.929.462.000 2.052.635.000 2.019.608.414

NA 1.110. 309.2 90

1.803.1

38.769 1.791.528.017 1.897.118.987

NA 95.1

1 93.45 87.28 93.93

2.Belanja bagi hasil kepada

Belanja tidak terduga

---- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

--Belanja

langsung NA 3.544.641.050

2.890.7

0.000 NA 86.9 79.3

Belanja barang NA

1.673.0

(36)

Uraian ***)

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- PertumbuhanRata-rata 1

(2006 )

2

(2007) (2008)3 (2009)4 (2010)5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

dan jasa 09

6.

Belanja modal

NA 409.08

8.100 255.410.000 594.025.000 41.950.000

NA 259.7 63.85 0

239.29

4.000 585.678.000 39.260.000

NA

63.5 93.69 98.59 93.59

Total NA 4.712.017.0 50

4.820. 162.0 00

5.178. 007.0 00

4.614. 576.31

4 NA

3.945 .591. 549

4.079. 821.8 35

4.478. 315.60 8

3.784. 590.26

9 NA

83.7 3

84.6 4

86.4 9

82.0 1

(37)

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya BAPPEDA memiliki faktor-faktor eksternal yang dapat mendukung dan juga dapat menjadi hambatan. Namun demikian dalam pelaksanaannya dituntut untuk dapat mencari alternatif-alternatif yang terbaik dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.

a. Tantangan

Beberapa faktor penghambat yang diharapkan menjadi tantangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Beragamnya tingkat pendidikan masyarakat yang tentunya mempengaruhi pola pikir dan pola tindak dari masyarakat itu sendiri.

2. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi di bidang perencanaan dan penganggaran sehingga menganggu tahapan dan proses perencanaan pembangunan.

3. Belum optimalnya kebutuhan data data perencanaan dari SKPD untuk diolah menjadi data perencanaan dan tidak tepat waktu sehingga proses perencanaan menjadi terlambat

4. Adanya ketidakpercayaan sebagian masyarakat terhadap berbagai tahapan/proses perencanaan pembangunan, yang dianggap hanya sebagai formalitas belaka.

b. Peluang

Sedangkan beberapa faktor pendukung yang diharapkan dapat menjadi peluang adalah sebagai berikut :

1. Adanya kebijakan otonomi daerah (desentralisasi) yang diterapkan sehingga semakin leluasa untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat sebagai wujud dari partisipasi publik.

2. Makin meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan baik itu yang bersifat partisipatif/ swadaya masyarakat maupun keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan.

3. Kondisi stabilitas keamanan dan politik yang kondusif di Kota Tebing Tinggi

Untuk itu sesuai fungsi dan tugas pokok yang diemban, berbagai kinerja diharapkan di masa mendatang adalah :

a. Persentase usulan kegiatan yang

diakomodir didalam APBD sebesar 85 persen

b. Persentase kehadiran dan partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan musrenbang sebesar 95 persen

c. Terakomodasinya aspirasi masyarakat

melalui kegiatan perencanaan sebesar 80 persen

d. Persentase kesesuaian antara Renstra

SKPD dengan target sasaran dan indikator dalam RPJMD sebesar 100 persen

e. Persentase kesesuaian antara Renja SKPD

(38)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Didalam melaksanakan fungsi BAPPEDA sebagai koodinator perencanaan pembangunan, maka didalam merencanakan program pembangunan, BAPPEDA didalam melaksanakan tugasnya sering menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan alternatif-alternatif pemecahan masalah. Beberapa permasalahan yang dihadapi antara tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut :

a. Belum optimalnya pemanfaatan peluang otonomi daerah dengan

peraturan perundang-undangan yang ada untuk meningkatkan perencanaan pembangunan di Kota Tebing Tinggi.

b. Belum optimalnya pastisipasi dan kerjasama stakeholders dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi.

Dalam mengatasi hal ini maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi harus terus meningkatkan partisipasi dan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang ada di Kota Tebing Tinggi seperti masyarakat, DPRD, Perguruan Tinggi, CSR, dan lain sebagainya. Peningkatan partisipasi dan kerjasama ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan efektifitas perencanaan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi.

c. Belum optimalnya pelayanan prima dalam bidang perencanaan.

Sebagai lembaga teknis daerah yang berfungsi sebagai pelayanan publik dalam bidang perencanaan, maka sudah tentu Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tebing Tinggi harus

berorientasi pada pelayanan prima dan ini dilakukan terlebih dahulu dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal dalam melayani publik. Pelayanan prima ini diharapkan bisa menimbulkan kepuasan (satisfaction) bagi pihak-pihak yang tekait dengan Badan Perencananaan Kota Tebing Tinggi, terutama masyarakat Kota Tebing Tinggi.

d. Masih kurangnya keahlian dan kompetensi di bidang teknis

perencanaan.

(39)

aparatur terkait dengan keahlian dan kompetensi di bidang teknis perencanaan.

e. Persentase usulan kegiatan yang merupakan hasil Musrenbang

masih belum semua terakomodir didalam APBD karena keterbatasan dana;

f. Belum optimalnya koordinasi dengan SKPD yang terkait dengan perencanaan pembangunan daerah.

g. Data yang dibutuhkan didalam perencanaan masih belum up to date

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Dalam rangka mendukung terwujudnya visi RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2016 sebagaimana Peraturan Daerah Kota Tebing

Tinggi Nomor 3 tahun 2012 yaitu MEWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA

TEBING TINGGI YANG BERIMAN, BERTAQWA,MAJU, SEJAHTERA, MANDIRI, BERKEADILAN DALAM KEBHINEKAAN, Agar Visi tersebut dapat tercapai, maka yang menjadi Misi Kota Tebing Tinggi tahun 2011 – 2016 adalah :

1. Menyelenggarakan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Penjelasan :

Pemenuhan kondisi lingkungan keagamaan yang penuh toleransi, berakhlak mulia, bermoral, beretika, beradab serta berdata saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera, antara lain ditunjukkan oleh meningkatnya kualitas sumber daya manusia dan kesadaran perikehidupan majemuk.

Pembangunan manusia sebagai insane menekankan pada manusia yang berharkat, bermartabat, bermoral dan memiliki jati diri serta karakter tangguh baik dalam sikap mental dan spiritual, serta memiliki daya pikir dan daya cipta yang baik.

2. Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, secara terpadu, merata, terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan;

Penjelasan :

(40)

kelembagaan masyarakat; meningkatkan perilaku masyarakat yang kreatif, inovatif, dan produktif; meningkatkan kerjasama regional, internasional yang saling ketergantungan, membutuhkan dan saling menguntungkan serta masyarakat yang bermoral, beretika, dan berbudaya yang dicirikan dengan perilaku masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan manusia sebagai insane yang menekankan pada pendidikan yang tinggi. Adapun pembangunan manusia sebagai sumberdaya pembangunan yaitu sebagai pelaku pembangunan yang menekankan pada manusia yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreatif dan inovatif, disiplin dan professional dan berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknlogi serta berwawasan lingkungan, kebangsaan dan memiliki kemampuan manajemen.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup untuk mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan berkualitas;

Penjelasan :

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; Pencapaian status kesehatan dan gizi masyarakat merupakan kinerja system kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah serta berbagai komponen masyarakat. Kinerja pembangunan kesehatan dicapai melalui pendekatan enam sub-sistem kesehatan nasional (SKN0, yaitu sub-sitem : (1 ) upaya kesehatan; (2 ) pembiayaan kesehatan; (3) sumber daya manusia kesehatan; (4) sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan; () manajemen dan informasi kesehatan; (6) pemberdayaan masyarakat. Kinerja upaya kesehatan terus menunjukkan perbaikan, dapat diamati dari berbagai indikator upaya kesehatan, seperti kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, dan pengendalian penyakit.

4. Melanjutkan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa yang memiliki produktivitas, inovasi, kreativitas, dengan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan;

Penjelasan :

(41)

ada di Kota Tebing Tinggi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah secara berkesinambungan yang diikuti oleh pemerataan pendapatan masyarakat, menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin. Serta Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing dalam menunjang penciptaan lapangan kerja dan pelayanan publik serta meningkatkan peranan swasta dalam pembangunan ekonomi kota. Langkah yang perlu ditempuh adalah dengan membuat pusat pelayanan dan beberapa sub pusat pelayanan yang menarik masyarakat kota untuk datang berbelanja dan memanfaatkan fasilitas yang ada di Kota Tebing Tinggi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah secara berkesinambungan yang diikuti oleh pemerataan pendapatan masyarakat, menurunnya tingkat pengangguran terbuka dan jumlah penduduk miskin.

5. Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir;

Penjelasan :

Pemenuhan kondisi tata ruang yang seimbang dan harmonis serta berwawasan lingkungan, dengan memfokuskan arah pembangunan kota pada upaya pengelolaan tata ruang yang berdaya guna dan berhasil guna serta berkelanjutan; membangun dan mengembangkan prasarana dan sarana kota yang maju; membangun dan mengembangkan perumahan dan permukiman yang sehat dan terjangkau; tertatanya transportasi dan lalu lintas perkotaan; meningkatkan kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam penyediaan kebutuhan infrastruktur kota; terbangunnya infrastruktur kota yang akomodatif yang meliputi jalan, jembatan, drainase, dan persampahan yang disertai dengan tersedianya fasilitas dan utilitas umum yang modern dan representatif serta meningkatnya pelestarian fungsi lingkungan hidup dan digunakannya standard pengelolaan lingkungan hidup dalam pembangunan, aktivitas sosial maupun ekonomi. Kemudian, pembangunan infrastruktur untuk penanggulangan banjir dengan pendanaan dari berbagai sumber akan ditingkatkan berupa pembangunan dam, pengerukan sungai, pembangunan dinding penahan (talud), pembangunan jalan inspeksi, dsb.

6. Melaksanakan Pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) secara terpadu menyeluruh dan mensejahterakan masyarakat melalui pemanfaatan usaha yang memiliki prospek;

Penjelasan :

Gambar

Gambar 1 : Struktur Organisasi Bappeda Kota Tebing Tinggi
Tabel 1.4
Tabel 2.1 Daftar Sarana dan Prasarana Bappeda Kota Tebing Tinggi
Tabel. 2.3Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Bappeda*)
+7

Referensi

Dokumen terkait

sembilan ratus sembilan puluh tiga rupiah Jangka waktu pelaksanaan : 120 (Seratus dua puluh) hari kalender.. Pemenang

Jadi, Pendidikan Profetik adalah proses transfer pengetahuan ( knowledge ) dan nilai ( values ) kenabian yang bertujuan untuk membangun akhlak, moral serta

Tingkat pengetahuan gizi seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan, Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan

pertama , kedudukan MHA telah mendapatkan kepastian hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 18 B ayat (2) dan 28 I ayat (3) UUD 1945 dan dalam UU Sektoral lainnya; Kedua , status MHA

- Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengetahui praktik pembagian harta bersama akibat pembatalan perkawinan karena adanya pemalsuan

Sedangkan kondisi kepercayaaan masyarakat Giligenting sebelum kedatangan Kiai Hasanuddin masih sarat dengan ajaran buddhe (animisme dan dinamisme). 2) Kiai Hasanuddin

Dalam pendekatan dengan dua tahap (SVR-JST), model prediksi di tahap kedua harus meprediksi harga penutup pada hari ke- � + � dengan masukan yaitu indikator teknis

Dalam hal ini untuk mengurangi berbagai praktik dalam penghindaran pajak yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, maka didalam suatu perusahaan diperlukan memiliki tata kelola