• Tidak ada hasil yang ditemukan

Portal Kementrian Luar Negeri PP NO 62 TH 1990

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Portal Kementrian Luar Negeri PP NO 62 TH 1990"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 6 2 TAHUN 1 9 9 0 TENTANG

KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dal am rangka pel aksanaan ket ent uan Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 8 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1987 t ent ang Prot okol , dipandang perl u mengat ur t at a t empat , t at a upacara dan t at a penghormat an bagi Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah, dan Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am acara kenegaraan at au acara resmi dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1987 t ent ang Prot okol (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3363);

MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN KEPROTOKOLAN MENGENAI TATA TEMPAT, TATA UPACARA DAN TATA PENGHORMATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dal am Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:

(2)

dan dil aksanakan secara t erpusat , dihadiri ol eh Presiden dan/ at au Wakil Presiden sert a Pej abat Negara dan undangan l ainnya dal am mel aksanakan acara t ert ent u.

2. Acara resmi adal ah acara yang bersif at resmi yang diat ur dan dil aksanakan ol eh Pemerint ah at au Lembaga Tinggi Negara dal am mel aksanakan t ugas dan f ungsi t ert ent u, dan dihadiri ol eh Pej abat Negara dan/ at au Pej abat Pemerint ah sert a undangan l ainnya.

3. Pej abat Negara adal ah pej abat sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok Kepegawaian dan perat uran perundang-undangan l ainnya.

4. Pej abat Pemerint ah adal ah pej abat yang menduduki j abat an t ert ent u dal am organic pemerint ahan.

5. Tokoh Masyarakat t ert ent u adal ah seseorang yang karena kedudukan sosial nya menerima kehormat an dari masyarakat dan/ at au pemerint ah.

6. Tat a upacara adal ah at uran unt uk mel aksanakan upacara dal am acara kenegaraan at au acara resmi.

7. Tat a t empat adal ah at uran mengenai urut an t empat bagi Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah, dan Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am acara kenegaraan at au acara resmi.

8. Tat a Penghormat an adal ah at uran unt uk mel aksanakan pemberian hormat bagi Pej abat Negara Pej abat Pemerint ah, dan Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am acara kenegaraan at au acara resmi.

Pasal 2

(3)

Negara.

(2) Acara kenegaraan dapat berupa upacara bendera dan bukan upacara bendera, dapat disel enggarakan di Ibukot a Negara Republ ik Indonesia at au di l uar Ibukot a Negara Republ ik Indonesia.

Pasal 3

(1) Acara kenegaraan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 2 dil aksanakan ol eh Panit ia Negara yang diket uai ol eh Ment eri/ Sekret aris Negara.

(2) Acara kenegaraan dil aksanakan secara penuh berdasarkan perat uran t at a t empat , t at a upacara dan t at a penghormat an.

Pasal 4

(1) Acara resmi dapat disel enggarakan ol eh Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara, Inst ansi Pemerint ah Pusat dan Ist ansi Pemerint ah Daerah.

(2) Penyel enggaraan acara resmi dapat diadakan di Pusat at au di Daerah.

(3) Acara resmi dil aksanakan sesuai dengan ket ent uan t at a t empat , t at a upacara, dan t at a penghormat an.

BAB II

TOKOH MASYARAKAT TERTENTU

Pasal 5

(1) Tokoh Masyarakat t ert ent u t erdiri dari:

(4)

b. Tokoh Masyarakat t ert ent u t ingkat Daerah.

(2) Tokoh Masyarakat t ert ent u t ingkat Nasional mel iput i:

a. Mant an Presiden dan mant an Wakil Presiden Republ ik Indonesia.

b. Perint is Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan.

c. Ket ua Umum Part ai Pol it ik dan Ket ua Umum Gol ongan Karya, sebagaimana dimaksud dal am Undang-undang Nomor 3 Tahun 1975 t ent ang Part ai Pol it ik dan Gol ongan Karya sebagaimana t el ah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1985.

d. Pemil ik Tanda Kehormat an Republ ik Indonesia berbent uk Bint ang sebagaimana dimaksud dal am Pasal XII urut Nomor 1 sampai dengan 5 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1972 t ent ang Perubahan dan Tambahan ket ent uan mengenai beberapa Tanda Kehormat an Republ ik Indonesia yang berbent uk Bint ang dan t ent ang urut an deraj at / t ingkat j enis Tanda Kehormat an Republ ik Indonesia yang berbent uk Bint ang yait u:

1) Bint ang Republ ik Indonesia Adipura (1).

2) Bint ang Republ ik Indonesia Adipradana (II).

3) Bint ang Republ ik Indonesia Ut ama (III).

4) Bint ang Republ ik Indonesia Prat ama (IV).

5) Bint ang Republ ik Indonesia Nararya (V).

e. Ket ua Umum Maj el is Ul ama Indonesia, Ket ua Presidium Konperensi Wal i-wal i Gerej a Indonesia, Ket ua Persekut uan Gerej a-gerej a Indonesia, Ket ua Parisada Hindu Dharma Indonesia, Ket ua Perwal ian Umat Budha Indonesia.

(5)

(3) Tokoh-t okoh Masyarakat t ert ent u t ingkat Daerah, mel iput i:

a. Ket ua Dewan Pimpinan Daerah Part ai Pol it ik dan Ket ua Dewan Pimpinan Daerah Gol ongan Karya.

b. Pemuka Agama dan Pemuka Adat set empat .

c. Tokoh l ain yang dit ent ukan ol eh Pemerint ah Daerah.

BAB III TATA TEMPAT

Pasal 6

Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah dan Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am acara kenegaraan dan acara resmi menadapat urut an t at a t empat .

Pasal 7

Tat a t empat bagi Pej abat Negara dan Pej abat Pemerint ah dal am acara kenegaraan baik yang diadakan di Ibukot a Negara at au di l uar Ibukot a Negara, urut annya dit ent ukan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1987 t ent ang Prot okol , yait u:

a. Presiden;

b. Wakil Presiden;

c. Ket ua Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara;

d. Ment eri Negara, Pej abat yang diberi kedudukan set ingkat dengan Ment eri Negara, Wakil Ket ua Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara, Pangl ima Angkat an Bersenj at a, Kepal a St af Angkat an dan Kepal a Kepol isian Republ ik Indonesia;

(6)

f . Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen dan Pej abat Pemerint ah t ert ent u.

Pasal 8

Tat a t empat bagi Tokoh Masyarakat t ert ent u t ingkat Nasional sebagaimana dimaksud dal am Pasal 5 ayat (2), dal am acara kenegaraan at au acara resmi dit ent ukan sebagai berikut :

1. Mant an Presiden dan mant an Waki l Presiden Republ ik Indonesia, pada urut an t at a t empat set el ah Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 huruf b.

2. Perint is Kebangsaan/ Kemerdekaan, pada urut an t at a t empat set el ah kel ompok Ket ua Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 huruf c.

3. Ket ua Umum Part ai Pol it ik dan Gol ongan Karya, pada urut an t at a t empat set el ah kel ompok Ment eri Negara, sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 huruf d.

4. Pemil ik Tanda Kehormat an Republ ik Indonesia berbent uk Bint ang, pada urut an t at a t empat set el ah kel ompok Ket ua Muda Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7 huruf e.

(7)

Pasal 9

Tat a t empat bagi Pej abat yang menj adi t uan rumah dal am pel aksanaan acara resmi baik yang diadakan di Pusat at au di Daerah dit ent ukan sebagai berikut :

a. Apabil a acara resmi t ersebut dihadiri Presiden dan/ at au Wakil Presiden, Pej abat t ersebut mendampingi Presiden dan/ at au Wakil Presiden.

b. Apabil a t idak dihadiri Presiden dan/ at au Wakil Presiden, pej abat t ersebut mendampingi Pej abat Negara dan/ at au Pej abat Pemerint ah yang t ert inggi kedudukannya.

Pasal 10

(1) Ist eri yang mendampingi suami sebagai Pej abat Negara at au Pej abat Pemerint ah at au Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am acara kenegaraan at au acara resmi mendapat t empat sesuai dengan urut an t at a t empat suami.

(2) Apabil a ist eri yang menj abat sebagai Pej abat Negara at au Pej abat Pemerint ah, dal am acara kenegaraan at au acara resmi, suami mendapat t empat sesuai dengan urut an t at a t empat ist eri.

Pasal 11

(1) Dal am hal Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah at au Tokoh Masyarakat t ert ent u berhal angan hadir pada acara kenegaraan at au acara resmi, maka t empat nya t idak diisi ol eh Pej abat yang mewakil i.

(8)

yang dit erimanya at au j abat an yang dipangkunya.

Pasal 12

Dal am hal Pej abat Negara dan Pej abat Pemerint ah memangku j abat an l ebih dari sat u yang t idak sama t ingkat nya, maka baginya berl aku t at a t empat yang urut annya l ebih dahul u.

Pasal 13

(1) Tat a t empat dal am acara kenegaraan at au acara resmi yang disel enggarakan ol eh Lembaga Tert inggi dan Tinggi Negara, diat ur ol eh Lembaga masing-masing dengan berpedoman kepada ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9.

(2) Tat a t empat dal am acara resmi yang disel enggarakan ol eh Inst ansi Pemerint ah di Pusat diat ur ol eh Inst ansi masing-masing dengan berpedoman kepada ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9.

Pasal 14

(1) Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah dan Tokoh Masyarakat t ert ent u t ingkat Daerah dal am acara resmi yang disel enggarakan di daerah, mendapat t empat sesuai dengan ket ent uan t at a t empat .

(2) Tat a t empat sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit ent ukan dengan urut an sebagai berikut :

1. Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I, Ket ua Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Tingkat I;

(9)

Komandan Tert inggi Kesat uan Angkat an dan POLRI, Ket ua Pengadil an Tinggi, Kepal a Kej aksaan Tinggi;

3. Wakil Gubernur, Sekret aris Wil ayah Daerah Tingkat I, Wakil Ket ua Dewan Perwakil an Rakyat Daerah Tingkat I;

4. Kepal a Kant or Wil ayah Depart emen/ Lembaga Pemerint ah Non Depart emen, Wal ikot amadya, Ket ua Pengadil an Negeri, Kepal a Kej aksaan Negeri, Komandan Resort Mil it er/ set ingkat , Tokoh Masyarakat t ert ent u Tingkat Daerah;

5. Pej abat Pemerint ah Daerah l ainnya set ingkat Asist en.

(3) Dal am hal acara resmi yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah Daerah dan dihadiri ol eh Pej abat Negara di Pusat , Pej abat Pemerint ah Pusat dan Tokoh Masyarakat t ert ent u Tingkat Nasional t at a t empat nya disesuaikan dengan memperhat ikan urut an t at a t empat sebagaimana dimaksud dal am ket ent uan Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9.

BAB IV TATA UPACARA

Pasal 15

(1) Upacara dal am acara kenegaraan dan acara resmi dapat berupa upacara bendera at au bukan upacara bendera.

(10)

Pasal 16

(1) Unt uk mel aksanakan upacara bendera dal am acara kenegaraan at au acara resmi diperl ukan:

a. Kel engkapan upacara;

b. Perl engkapan upacara;

c. Urut an acara dal am upacara.

(2) Khusus unt uk upacara bender a dal am acara kenegaraan dal am rangka peringat an Hari Ul ang Tahun Prokl amasi Kemerdekaan Republ ik Indonesia, urut an acara dit ent ukan sebagai berikut :

a. Pengibaran Bendera Pusaka Merah Put ih diiringi dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;

b. Mengheningkan cipt a;

c. Det ik-det ik Prokl amasi diiringi dengan t embakan meriam, sirine, bedug, l onceng gerej a dan l ain-l ain sat u menit .

d. Pembacaan Teks Prokl amasi;

e. Pembacaan doa.

(3) Upacara penurunan Bendera Pusaka Merah Put ih dal am acara sebagaimana dimaksud dal am ayat (2), dil akukan pada wakt u t erbenamnya mat ahari dengan diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Pasal 17

(11)

Pasal 18

(1) Pel aksanaan upacara dal am acara kenegaraan at au acara resmi yang disel enggarakan t idak dengan upacara bendera disesuaikan dengan ket ent uan Pasal 16.

(2) Urut an acara dal am acara kenegaraan berupa kunj ungan kenegaraan Kepal a Negara at au. Kepal a Pemerint ahan asing, dikel ompokkan dal am:

a. Acara penyambut an kedat angan t amu negara;

b. Acara pokok kunj ungan;

c. Pel epasan t amu negara.

(3) Urut an acara dal am acara resmi l ainnya t erdiri dari:

a. Pembukaan/ Sambut an;

b. Acara pokok;

c. Penut up.

Pasal 19

Pel aksanaan upacara bendera dal am acara kenegaraan at au resmi mel iput i pul a t at a bendera kebangsaan, l agu kebangsaan dan pakaian upacara.

Pasal 20

(1) Tat a bendera dal am upacara bendera:

a. Bendera dikibarkan sampai saat mat ahari t erbenam;

b. Tiang bendera didirikan di at as t anah di hal aman depan gedung;

(12)

(2) Dal am acara kenegaraan at au acara resmi bukan upacara bendera, Bendera Kebangsaan Merah Put ih dipasang pada sebuah t iang bendera dan dil et akkan di sebel ah kanan mimbar.

Pasal 21

Tat a Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dal am upacara kenegaraan at au upacara resmi:

a. Apabil a diperdengarkan dengan musik, maka Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dibunyikan l engkap sat u kal i;

b. Apabil a dinyanyikan, maka dinyanyikan l engkap sat u bait , yait u bait pert ama dengan dua kal i ul angan;

c. Padi saat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan, sel uruh pesert a upacara mengambil sikap sempurna dan memberikan penghormat an menurut keadaan set empat ;

d. Pada wakt u mengiringi pengibaran/ penurunan bendera t idak dibenarkan dengan menggunakan musik dari t ape recorder at au piringan;

e. Jika t idak ada korp musik/ genderang dan at au sangkal a, maka pengibaran/ penurunan Bendera diringi dengan nyanyian bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

Pasal 22

(1) Pemakaian pakaian upacara dal am acara kenegaraan at au acara resmi disesuaikan menurut j enis acara t ersebut .

(13)

Dinas Upacara Kebesaran at au pakaian nasional yang berl aku sesuai dengan j abat annya at au kedudukannya dal am masyarakat .

(3) Dal am acara resmi digunakan Pakaian Sipil Harian at au seragam KORPRI at au seragam resmi l ainnya yang t el ah dit ent ukan.

Pasal 23

(1) Tat a upacara dal am acara resmi l ainnya yang disel enggarakan ol eh Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara at au Lembaga Pemerint ah baik di t ingkat Pusat maupun Daerah dil aksanakan dengan berpedoman kepada ket ent uan Bab IV Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Tat a upacara di l ingkungan Angkat an Bersenj at a Republ ik Indonesia diat ur t ersendiri ol eh Pangl ima Angkat an Bersenj at a Republ ik Indonesia dengan berpedoman kepada ket ent uan Bab IV Perat uran Pemerint ah ini.

BAB V

TATA PENGHORMATAN

Pasal 24

(1) Dal am acara kenegaraan at au acara resmi, Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah dan Tokoh Masyarakat t ert ent u mendapat penghormat an sesuai dengan kedudukannya dal am negara, pemerint ahan at au dal am masyarakat .

(14)

Pasal 25

(1) Pemberian penghormat an menggunakan Bendera Kebangsaan Merah Put ih dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dal am acara kenegaraan at au dal am acara resmi dil aksanakan sesuai dengan kedudukan pej abat yang bersangkut an dan sesuai dengan ket ent uan penggunaan Bendera Kebangsaan Merah Put ih dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang berl aku.

(2) Sel ain penghormat an sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) apabil a Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah dan Tokoh Masyarakat t ert ent u meninggal dunia, penghormat an diberikan dal am bent uk pengibaran set engah t iang Bendera Kebangsaan Merah Put ih sebagai t anda berkabung sel ama wakt u t ert ent u.

(3) Pengibaran set engah t iang Bendera Kebangsaan Merah Put ih dit et apkan sebagai berikut :

a. Sel ama t uj uh hari bagi Presiden dan Wakil Presiden;

b. Sel ama l ima hari bagi Ket ua Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara;

c. Sel ama t iga hari bagi Ment eri Negara, Pej abat yang diberi kedudukan set ingkat dengan Ment eri Negara, Wakil Ket ua Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara, Pangl ima ABRI, Kepal a St af Angkat an dan Kepal a Kepol isian RI.

(4) Dal am hal mant an Presiden dan mant an Wakil Presiden meninggal dunia berl aku ket ent uan sebagaimana dimaksud dal am ayat (3) huruf a.

(15)

Pasal 26

Dal am hal Pej abat Negara l ainnya, Ket ua/ Kepal a/ Direkt ur Jenderal dari Lembaga Pemerint ah Non Depart emen, at au Tokoh Masyarakat t ert ent u l ainnya meninggal dunia, Bendera Kebangsaan Merah Put ih dikibarkan set engah t iang sebagai t anda berkabung di l ingkungan inst ansi masing-masing sel ama dua hari.

Pasal 27

Dal am hal j enazah Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah dan Tokoh Masyarakat t ert ent u sebagaimana dit et apkan dal am Perat uran Pemerint ah ini meninggal dunia di l uar negeri, pengibaran set engah t iang Bendera Kebangsaan Merah Put ih dil aksanakan sej ak t anggal kedat angan j enazah t ersebut di Indonesia.

Pasal 28

Pel aksanaan pengibaran set engah t iang Bendera Kebangsaan Merah Put ih dil akukan sesuai dengan ket ent uan dan t at a cara yang berl aku.

Pasal 29

Apabil a pengibaran set engah t iang Bendera Kebangsaan Merah Put ih t ersebut berl angsung bersamaan dengan penyel enggaraan peringat an hari nasional , maka Bendera Kebangsaan Merah Put ih dikibarkan secara penuh.

Pasal 30

(16)

Pasal 31

Penghormat an berupa bant uan sarana, pemberian perl indungan ket ert iban dan keamanan yang diperl ukan dal am mel aksanakan acara/ t ugas diberikan sesuai dengan ket ent uan yang berl aku baginya dengan t idak menimbul kan sif at berl ebihan.

Pasal 32

(1) Pel aksanaan t at a penghormat an dal am acara resmi yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah Daerah berpedoman ket ent uan Bab V Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Tat a penghormat an di l ingkungan Angkat an Bersenj at a Republ ik Indonesia diat ur l ebih l anj ut ol eh Pangl ima Angkat an Bersenj at a dengan berpedoman kepada ket ent uan Bab V Perat uran Pemerint ah ini.

BAB VI KETENTUAN LAIN

Pasal 33

Tat a t empat , t at a upacara dan t at a penghormat an dal am acara resmi yang disel enggarakan ol eh Perwakil an Republ ik Indonesia berpedoman pada ket ent uan yang diat ur dal am Perat uran Pemerint ah ini.

(17)

(1) Pel aksanaan pengat uran t at a t empat , t at a upacara, dan t at a penghormat an dal am acara kenegaraan at au acara resmi yang disel enggarakan ol eh Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara diat ur ol eh masing-masing Lembaga t ersebut dengan berpedoman kepada Perat uran Pemerint ah ini.

(2) Pel aksanaan t at a t empat , t at a upacara dan t at a penghormat an di l ingkungan Angkat an Bersenj at a Republ ik Indonesia diat ur l ebih l anj ut ol eh Pangl ima Angkat an Bersenj at a dengan berpedoman kepada Perat uran Pemerint ah ini.

(3) Ket ent uan pel aksanaan acara kenegaraan sebagaimana diat ur dal am Perat uran Pemerint ah ini diat ur l ebih l anj ut ol eh Ment eri/ Sekret aris Negara sel aku Ket ua Panit ia Negara dengan memperhat ikan sert a kebiasaan yang berl aku di kal angan int ernasional , dan pel aksanaan ket ent uan acara resmi yang disel enggarakan ol eh Depart emen/ Inst ansi/ Lembaga diat ur ol eh Ment eri at au Pimpinan Lembaga/ Pemerint ah Daerah yang bersangkut an.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 35

Perat uran Pemerint ah ini mul ai berl aku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dal am Lembaran Negara Republ ik Indonesia.

(18)

pada t anggal 26 Desember 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 26 Desember 1990

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

(19)

PENJELASAN dan di Daerah dal am acara kenegaraan at au acara resmi, perl u diat ur dengan Perat uran Pemerint ah. Meskipun t erdapat empat pasal dari Undang-undang t ersebut di at as yang memerl ukan pengat urannya l ebih l anj ut dengan Perat uran Pemerint ah, namun karena adanya ket erkait an yang erat ant ara mat eri yang sat u dengan l ainnya, maka pengat urannya dirangkum dal am sat u Perat uran Pemerint ah.

Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am Perat uran Pemerint ah dirinci dal am Tokoh Masyarakat t ert ent u Tingkat Nasional dan Tokoh Masyarakat t ert ent u Tingkat Daerah sej al an dengan adanya Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah di Tingkat Pusat dan Daerah sert a adanya acara kenegaraan at au acara resmi yang disel enggarakan di Ibukot a Negara at au di l uar Ibukot a Negara. Berdasarkan Undang-undang t ent ang Prot okol t ersebut di at as diat ur l ebih l anj ut mengenai t at a t empat dan urut an bagi Tokoh Masyarakat t ert ent u t erut ama Tokoh Masyarakat t ert ent u Tingkat Nasional dal am acara kenegaraan at au acara resmi dengan memperhat ikan t at a t empat bagi.

(20)

t ert ent u t ingkat Daerah disesuaikan dengan berpedoman kepada pengat uran di at as. Dal am Perat uran Pemerint ah ini, sel ain t at a t empat , j uga diat ur l ebih l anj ut mengenai t at a upacara dal am acara kenegaraan at au acara resmi unt uk keseragaman, kel ancaran, ket ert iban dan kekhidmat an j al annya upacara, ant ara l ain mel iput i susunan dan urut an upacara, penyel enggaraan upacara, kel engkapan dan perl engkapan upacara, perl akuan t erhadap Bendera Kebangsaan, Lagu Kebangsaan, pakaian upacara, dengan memperhat ikan perat uran perundang-undangan yang t el ah ada.

Unt uk mel aksanakan pemberian hormat bagi Pej abat Negara, Pej abat Pemerint ah dan Tokoh Masyarakat t ert ent u dal am acara kenegaraan at au acara resmi, dal am Perat uran Pemerint ah ini diat ur l ebih l anj ut mengenai t at a penghormat an, yang mel i put i ant ara l ain t at a penyediaan kel engkapan sarana yang diperl ukan unt uk t ercapainya kel ancaran upacara, dengan memperhat ikan perat uran perundang-undangan at au perat uran l ain yang t el ah dit et apkan. Pengat uran t at a t empat , t at a upacara dan t at a penghormat an di Daerah, disel enggarakan sesuai dengan keadaan di daerah masing-masing dengan berpedoman kepada Perat uran Pemerint ah ini.

Tat a t empat pada hakekat nya mengandung unsur-unsur siapa yang berhak l ebih didahul ukan, siapa yang mendapat hak menerima priorit as dal am urut an t empat . Orang yang mendapat kan t empat unt uk didahul ukan adal ah seseorang karena j abat an, pangkat dan deraj at nya di dal am pemerint ahan at au masyarakat . Pengat uran t at a t empat dal am Perat uran Pemerint ah ini diat ur urut an t at a t empat berdasarkan kel ompok. At uran dasar t at a t empat pada umumnya adal ah sebagai berikut :

1. Orang yang berhak mendapat t at a urut an yang pert ama adal ah mereka yang mempunyai urut an pal ing depan at au pal ing mendahul ui.

(21)

yang mendapat urut an t at a t empat pal ing ut ama dan yang pal ing t inggi/ mendahul ui orang yang duduk disebel ah kirinya.

Sebagai cont oh dapat dikemukakan misal nya:

1. Jika a mmenghadap mej a, maka t empat ut ama adal ah yang menghadap kepint u kel uar dan t empat t erakhir adal ah t empat yang pal ing dekat dengan pint u kel uar.

2. Jika berj aj ar pada garis yang sama, maka t empat yang pal ing ut ama adal ah t empat sebel ah kanan l uar, t empat pal ing t engah.

3. Apabil a naik kendaraan, bagi seseorang yang mendapat t at a urut an pal ing ut amaka di kapal t erbang naik pal ing akhir, t urun pal ing dahul u, di kapal l aut naik dan t urun pal ing dahul u; di mobil at au keret a api, naik dan t urun pal ing dahul u duduk pal ing kanan, dan orang ket iga duduk di t engah, l et ak kendaraan/ mobil , pint u kanan mobil berada di arah pint u kel uar gedung.

4. Pada kedat angan dan pul ang orang yang pal ing dihormat i sel al u dat ang pal ing akhir dan pul ang pal ing dahul u.

5. Jaj ar kehormat an orang yang pal ing dihormat i harus dat ang dari arah sebel ah kanan dari pej abat yang menyambut .

(22)

int ernasional .

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup j el as Pasal 2

Ayat (1)

Acara kenegaraan pada dasarnya j uga merupakan acara resmi. Tet api karena sif at nya kenegaraan, acara ini hanya disel enggarakan ol eh Negara. Hal ini yang membedakan dengan acara resmi l ainnya yang disel enggarakan ol eh Depart emen/ inst ansi baik di pusat at aupun di daerah.

Ayat (2)

Acara kenegaraan t idak harus sel al u berupa upacara bendera, mel ainkan ada kal anya disel enggarakan t idak berupa upacara bendera, misal nya j amuan kenegaraan menghormat i Kunj ungan Kepal a Negara at au Kepal a Pemerint ahan Asing.

Pasal 3 Ayat (1)

Unt uk kel ancaran pel aksanaan t ugas Ment eri/ Sekret aris Negara sel aku Ket ua Panit ia Negara dibant u ol eh Kepal a Prot okol Negara.

Ayat (2)

(23)

Pasal 4 Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Acara resmi yang disel enggarakan ol eh Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara, Inst ansi Pemerint ah Pusat pada prinsipnya t idak hanya dapat dil aksanakan di pusat , t et api j uga dapat disel enggarakan di daerah.

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 6

Cukup j el as

Pasal 7

Urut an t at a t empat dal am ayat ini disusun berdasarkan pengel ompokan, dan t eknis pel aksanaan urut an t at a t empat dal am acara kenegaraan at au acara resmi disesuaikan menurut t empat upacara.

(24)

dal am Keput usan Presiden t ent ang Pembent ukan Kabinet . Dal am hubungan yang berkenaan dengan Perwakil an Asing, Ment eri Luar Negeri RI diberi t at a urut an mendahul ui Kabinet l ainnya.

Urut an t at a t empat ant ar Pegawai Negeri diat ur menurut seniorit as dengan memberikan t at a urut an sesuai j abat an. Mant an Pej abat Negara/ Pej abat Pemerint ah mendapat t empat set ingkat l ebih rendah dari pada yang masih berdinas akt i f , t et api mendapat t empat pert ama dal am gol ongan yang set ingkat l ebih rendah it u.

Ist eri Pej abat Negara dan Pej abat Asing mendapat t empat set ingkat suaminya. Para Dut a Besar/ Kepal a Perwakil an Negara Asing mendapat t empat kehormat an yang ut ama diant ara Pej abat Negara. Tat a urut an para Dut a Besar, Kepal a Perwakil an Negara Asing, dit et apkan berdasarkan t anggal penyerahan surat -surat kepercayaannya kepada Presiden. Para Dut a Besar R. I. diberi t at a urut an set ingkat Ment eri, t et api diat ur set el ah Ment eri-ment eri Negara dan Wakil -wakil Ket ua Lembaga Tert inggi/ Tinggi Negara. Pengat uran t empat ant ara Pej abat -pej abat R. I. bersama-sama dengan para Pej abat perwakil an Negara Asing adal ah sebagai berikut :

- Apabil a yang menj adi t uan rumah pihak Pemerint ah asing maka Pej abat Negara/ Pej abat Pemerint ah R. I. mendapat t empat sat u t ingkat l ebih t inggi daripada Pej abat -pej abat Perwakil an Negara Asing dan t amu asing l ainnya yang set ingkat at au dianggap sederaj at . Ment eri Luar Negeri R. I. mengal ahkan urut an t empat para Dut a Besar, baik Indonesia maupun asing.

- Apabil a yang menj adi t uan rumah pihak Pemerint ah R. I. maka Pej abat Negara/ Pej abat Pemerint ah R. I. diberi t empat sat u t ingkat l ebih rendah daripada Pej abat Perwakil an Negara Asing dan t amu asing l ainnya yang set ingkat at au dianggap sederaj at .

(25)

dil aksanakan secara bersel ang, yait u dal am hal t uan rumah Pemerint ah R. I. maka penempat an dimul ai dengan pej abat asing dan dal am hal Pemerint ah Asing yang menj adi t uan rumah, maka dimul ai dengan penempat an pej abat Indonesia.

Pasal 8

Cukup j el as

Pasal 9

Acara resmi yang disel enggarakan ol eh Pemerint ah Pusat misal nya Depart emen/ Lembaga Pemerint ah Non Depart emen dan diadakan di Daerah dan dihadiri ol eh Presiden dan/ at au Wakil Presiden maka yang mendampingi sebagai t uan rumah adal ah Ment eri/ Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen. Tet api kal au acara resmi t ersebut disel enggarakan ol eh Daerah it u sendiri dan dihadiri ol eh Presiden dan/ at au Wakil Presiden maka yang mendampingi sebagai t uan rumah adal ah Gubernur at au Bupat i yang bersangkut an.

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 11

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

(26)

mendapat t at a t empat sesuai dengan j abat an yang mewakil i.

Ol eh karena it u yang bersangkut an t idak dapat menduduki t at a t empat yang t el ah disediakan unt uk pej abat yang diundang resmi.

Pasal 12

Dal am hal Pej abat Negara/ Pej abat Pemerint ah memangku j abat an l ebih dari sat u yang t idak sama t ingginya, maka baginya berl aku t at a t empat yang urut annya l ebih dahul u. Hal ini j uga berl aku bagi Pej abat Negara/ Pej abat Pemerint ah yang sekal igus menj abat Tokoh Masyarakat t ert ent u, baginya mendapat t at a t empat yang urut annya l ebih dahul u. Pemangkuan j abat an sepert i di at as misal nya Wakil Ket ua Dewan Perwakil an Rakyat merangkap sebagai Ket ua Part ai Pol it ik/ Gol ongan Karya yang dal am Perat uran Pemerint ah ini dit ent ukan sebagai Tokoh Masyarakat t ert ent u.

Pasal 13 Ayat (1)

Lembaga Tert inggi dan Tinggi Negara pada wakt u-wakt u t ert ent u l ainnya sepert i Sidang Umum MPR, Rapat Paripurna Terbuka DPR-RI dengan Amanat Presiden sebagai Pengant ar Not a Keuangan dan RAPBN. Dal am hal demikian maka Lembaga Tert inggi dan Tinggi Negara t ersebut dapat mengat ur pengat uran t at a t empat nya sendiri t et api t et ap dengan berpedoman pada ket ent uan Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 Perat uran Pemerint ah ini.

Ayat (2)

(27)

a. Mereka yang dal am at uran t at a t empat mempunyai kedudukan l ebih t inggi daripada t uan rumah.

b. Mereka yang menj adi kepal a t ert inggi (at asan) dari t uan rumah.

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Sebagai pedoman umum pada acara resmi dimana Kepal a Daerah bert indak sebagai t uan rumah perl u diperhat ikan bahwa t empat ut ama dit empat i ol eh Ket ua Muspida/ Kepal a Daerah. Bil a pada acara t ersebut dihadiri ol eh Presiden/ Wakil Presiden at au Pej abat Negara/ Pej abat Pemerint ah t ingkat pusat at au pej abat daerah l ainnya yang l ebih t inggi kedudukannya, t at a t empat nya disesuaikan dengan memperhat ikan ket ent uan dal am Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 Perat uran Pemerint ah ini.

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

(28)

Unt uk pel aksanaan suat u upacara dengan t ert ib, khidmat dan l ancar, baik upacara kenegaraan at au acara resmi diperhat ikan adanya pedoman t at a upacara yang memuat perencanaan dan pel aksanaan upacara, unt uk dapat menj awab apa, siapa yang harus berbuat apa, dimana (t empat ), bil amana (wakt u), dan bagaimana t at a caranya karena it u perl u disusun pedoman umum upacara dan pel aksanaan upacara. Pedoman umum upacara mel iput i kel engkapan upacara dan perl engkapan upacara, l angkah-l angkah persiapan, pet unj uk pel aksanaanupacara dan susunan acara. Kel engkapan upacara ant ara l ain: inspekt ur upacara, komandan upacara, penanggung j awab upacara, pesert a upacara, pembawa naskah, pembaca naskah, pembawa acara. Perl engkapan upacara ant ara l ain: t iang bendera dengan t al i, Bendera, mimbar upacara, naskah yang akan dibacakan, pengeras suara dan sebagainya. Langkah-l angkah persiapan ant ara l ain: menyusun acara, t at a ruang, pengat uran t empat , membuat pet unj uk pel aksanaan upacara dan menet apkan j enis at au macam pakaian yang harus dipakai. Dal am pet unj uk pel aksanaan adara harus t ercermin siapa harus berbuat apa dan kapan ia harus berbuat . Kol om-kol om yang perl u t erdapat dal am pet unj uk pel aksanaan upacara adal ah: nomor, j am, acara, uraian pembawa acara, kegiat an, ket erangan

(29)

upacara sert a urut an acara. Kel engkapan upacara mel iput i: pembawa acara, pesert a upacara dan penanggung j awabnya. Sedangkan perl engkapan upacara mel iput i t empat upacara dan perl engkapan f isik l ainnya.

Ayat (2)

Acara penyambut an mel iput i persiapan sampai dengan pel aksanaan kedat angan t amu t ermasuk memperkenal kan para pej abat t inggi. Acara pokok kunj ungan dapat berupa, misal kunj ungan kehormat an, ziarah ke makam pahl awan, pembicaraan resmi, j amuan makan, penyampaian komunike/ konf erensi pers, yang pel aksanaannya disesuaikan dengan wakt u, sif at at au j enis kunj ungannya. Acara penyambut an t ersebut sel ain dimaksudkan unt uk menyat akan rasa hormat , j uga unt uk memberikan kesan yang mendal am akan mart abat dan kebesaran negara dan bangsa Indonesia.

Ayat (3)

Acara pokok misal nya dapat berupa peresmian dan penandat anganan prasast i.

Pasal 19

Cukup j el as

Pasal 20

Ayat ( 1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 21

(30)

Pasal 22 Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 23

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

(31)

Ayat (3)

Cukup j el as

Ayat (4)

Cukup j el as

Ayat (5)

Cukup j el as

Pasal 26

Cukup j el as

Pasal 27

Cukup j el as

Pasal 28

Cukup j el as

Pasal 29

Cukup j el as

Pasal 30

Cukup j el as

Pasal 31

Cukup j el as

Pasal 32 Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

(32)

Pasal 33

Cukup j el as

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup j el as

Ayat (2)

Cukup j el as

Ayat (3)

Cukup j el as

Pasal 35

Referensi

Dokumen terkait

Shalawat dan salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke alam yang berilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini yang berjudul

Yang dimaksud dengan Pengendali Perusahaan Terbuka adalah pihak yang memiliki saham lebih dari 50 % (lima puluh perseratus) dari seluruh saham yang disetor penuh, atau Pihak

Ronny Hanitijo Soemitro, 1994, “Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri” , Ghalia Indonesia, Jakarta... Soedharyo Soimin, 2010, “Hukum Orang dan Keluarga” , Sinar

Kramer (2000, pp.2,3) menyaran- kan bahwa perkawinan antara tulisan kreatif dan jurnalistik mengggunakan teknik ber- cerita (storytelling techniques) yang dapat digunakan pada

Proceedings of the Seventh International Conference on Machine Learning and Cybernetics , Kunming, 2008, pp.. Real Time Monitoring System for Water Pollution in Lake

“ Pengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara”.. Balai Besar

dalam butcher section, dalam pemilihan bahan harus yang baik dan berkualitas tinggi, standard potongan yang baku dan menurut ketentuan yang ada. Ada hubungan antara

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA POKJA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI. TAHUN