BUDIDAYA KAYU PUTIH
KATA PENGANTAR
Pengelolaan hut an selama kurang lebih t iga dekade t elah menimbulkan dampak luasnya hut an yang t erdegradasi. Oleh karena it u, t ekanan pada hut an alam harus dikurangi, dan unt uk it u Depart emen Kehut anan t elah menet apkan orient asi kebij akan pembangunan kehut anan ke depan merupakan era rehabilit asi dan konservasi.
Sebagai bagian dari kebij akan j angka panj ang t ersebut , Depart emen Kehut anan t elah menet apkan 5 (lima) kebij akan priorit as yang meliput i pemberant asan penebangan liar, penanggulangan kebakaran hut an, rest rukt urisasi sekt or kehut anan, rehabilit asi lahan dan konservasi sumberdaya hut an dan penguat an desent ralisasi kehut anan dengan payung "§oci al For est r y".
Badan Penelit ian dan Pengembangan Kehut anan sebagal unit penyedia Ilmu Penget ahuan dan Teknologi (IPTEK) di bawah Depart emen Kehut anan berf ungsi ant ara lain menyediakan inf ormasi t eknologi unt uk mendukung pembangunan hut an yang berkelanj ut an.
Buku pet unj uk prakt is ini merupakan salah sat u media unt uk alih IPTEK kepada pengguna t ermasuk para penyuluh dan masyarakat , khususnya t erkait dengan penyelenggaraan "Soci al For est r y"
Kehadiran buku saku ini diharapkan berdampak posi t if dan bermanf aat bagi pengembangan j enis-j enis t anaman hut an.
1.
PENDAHULUANGambar 1. Buah Kayu Put ih yang baru dipet ik
2.
Kayu put ih (Mel al euca caj uput i sub sp. caj uput i ) t ersebar secara alami di kepulauan Maluku dan Aust ralia bagian ut ara. Jenis ini t elah berkembang luas di Indonesia, t erut ama di pulau Jawa dan Maluku dengan memanf aat kan daunnya unt uk disuling secara t radisional olehmasyarakat maupun secara komersial menj adi minyak at siri yang bernilai ekonomi t inggi. Jenis t anaman ini mempunyai daur biologis yang panj ang, cepat t umbuh, dapat t umbuh baik pada t anah yang berdrainase baik maupun j elek dengan kadar garam t inggi maupun asam dan t oleran dit empat t erbuka sert a t ahan t erhadap kebakaran.
3.
Penelit ian P3BPTH pada Kebun Benih semai uj i ket urunan j enis Kayu put ih di Gunungkidul diperoleh est imasi peningkat an genet ik unt uk rendemen minyak sebesar 21% t erhadap rat a-rat a populasi pada kebun benih, akan t et api bila dibandingkan dengan rendemen yang dihasilkan dari pabrik, peningkat an rendemen minyak lebih dari 100%.4.
Terhadap kadar 1, 8 cyneole, peningkat an yang dihasilkan sebesar 10%. Sedangkan unt uk sif at pert umbuhan t anaman diperoleh peningkat an sebesar 15- 20%. Dengan peningkat an rendemen minyak sebesar 100%, maka diharapkan produksi minyak kayu put ih dapat dit ingkat kan menj adi lebih dari 2 kali dengan luasan t anaman yang sama (Susant o, M. 2001).5.
Pembuat an bibit dapat dilakukan secara generat if (bij i) dan veget at if .6.
PEMBUATAN BIBIT 2. 1. Secara Generat ifTahapan yang harus diperhat ikan dalam pembuat an bibit secara generat if adalah pengumpulan benih dan kegiat an di persemaian.
2. 1. 1. Pengumpulan Benih
1.
Pohon induk t erseleksi yang dipilih harus memiliki f enot ip dan genot ipe unggul sepert i : sehat , pert aj ukan rindang, berbuah lebat sert a mempunyai kandungan rendemen minyak dan kandungan sineol yang t inggi.2.
Pohon induk dipilih dari sumber benih yang baik, yait u dari Kebun Benih, at au dari Areal Produksi Benih (APB) at aupun dari pohon yang t erseleksi (pohon plus).3.
Pengumpulan buah sebaiknya pada musim panen raya. Biasanya musim berbunga mulai bulan Maret dan masa berbuah lebat pada bulan Sept ember.4.
Pohon induk yang berbuah lebat dipanj at unt uk memilih buah yang t elah masak, yait u yang berwama kecoklat an.5.
Memet ik buah yang masak dari t angkai buah dan t idak perlu memot ong dahan, agar pohon induk t idak t erganggu proses reproduksinya.6.
Pemisahan benih (ekst r aksi beni h) dari buah yang masak sangat mudah, cukup dij emur di bawah sinar mat ahari dan benih akan lepas dengan sendirinya.7.
ukuran benih kayu put ih sangat halus, sehi ngga pada wakt u pengumpulan benih agar menghindari dari t iupan angin. Set iap gram benih kayu put ih yang baik rat a-rat a dapat menghasilkan 2. 700 bibit (Doran et al, 1998, dalam Susant o, 2001).8.
Penyimpanan benih di lakukan pada kondisi kering dengan kelembaban 5 - 8% dalam ref rigerat or (lemari es) pada suhu 3-5oC. Dengan kondisi demikian benih dapat bert ahan sampai beberapa t ahun.2. 1. 2. Persemaian
Persyarat an areal persemaian ant ara lain mudah dij angkau, sumber air (ket ersediaan air) cukup, t opograf i relat if dat ar, t enaga kerj a relat if mudah diperoleh, t erhindar dari penggembalaan dan t erdapat saluran (drainase) pembuangan air yang baik. Persiapan media t abur :
o Menyiapkan bak t abur dengan lubang drainase dibawahnya. Bak t abur t idak perlu
t erlalu luas karena ukuran benih sangat halus, cukup dengan bak plast ik ukurat i 25 x 35 x 10 cm beberapa buah.
o Media t abur cukup menggunakan pasir st eril dengan cara dij emur dibawah sinar
mat ahari, at au digoreng kering (sangrai), at au disemprot dengan f ungisida (Benl at e).
o Media t abur t idak padat , dan harus mempunyai porosit as yang baik (pasir) sehingga
t idak merusak perakaran pada saat disapih.
o Pada t ahap ini media t idak perlu subur at au dipupuk, karena sif at nya sement ara dan
kecambah masih memiliki nut risi bawaan dari lembaganya (cot yl edon) Penaburan
13.
Benih sebelum dit abur sebaiknya dicampur pasir halus yang st eril, agar benih t idak
menggumpal (menggerombol) mengingat ukuran benih sangat halus.
14.
Benih dit abur merat a di at as bak t abur, kemudian dit ut up dengan sedikit lapisan pasir
halus agar benih t idak mudah t erbang
15.
Unt uk menj aga kelembaban dan t iupan angin, sebaiknya bak t abur dit ut up plast ik
t ransparan (sungkup)
16.
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer halus pada pagi dan sore hari agar
media t abur selalu basah (lembab). Set elah pekerj aan penyiraman selesai, plast ik dit ut up kembali, karena benih akan berkecambah apabila cahaya, oksigen dan air cukup t ersedia.
17.
Set elah ± 5 hari dibedeng t abur benih mulai berkecambah, dan + 2 minggu siap unt uk
Gambar 2. bedeng sapih kayu put ih milik P3BPTH Yogyakart a
18.
Menyiapkan bedeng sapih dengan ukuran 5m x 1m agar memudahkan dalam perawat an.
19.
Media sapih yang digunakan sebaiknya mempunyai kandungan nut risi yang lebih lengkap, yait u dengan menggunakan media t anah, pasir dan kompos dengan perbandingan 7: 2: 1.20.
Media dimasukkan kedalam kant ong plast ik (polybag). Ukuran polybag yang digunakan
t idak perlu t erlalu besar, karena bat ang dan t aj uk semai kayu put ih ukurannya relat if ramping, sehingga cukup menggunakan ukuran 9cm x 12cm.
21.
Apabila menggunakan pot rays, maka media yang digunakan adalah yang dapat kompak
dengan akar serabut t anaman, sehingga pada saat dilepas dari pot rays media t idak hancur. Disarankan menggunakan bahan organik t anaman di campur dengan kompos.
22.
Kant ong plast ik
(pol ybag) sebaiknya disusun t erat ur di bedeng sapih yang t elah disiapkan, unt uk memudahkan perawat an dan menghit ung j umlah bibit .23.
Pemasangan naungan cabaya
(par anet 75%) selama 3 bulan agar int ensit as cabaya t idak t erlalu t inggi t erut ama pada saat siang hari dan lebih baik lagi naungan dapat dibuka pada pagi hari agar cahaya pagi (ul t r a vi ol et ) dapat mengenai bibit dan media sehingga pert umbuhan bibit lebih sehat .24.
Pemasangan sungkup plast ik t ransparan di bedeng sapih agar kelembaban dapat
t erj aga. Hasil percobaan menunj ukkan bahwa dengan pemberian sungkup plast ik t ransparan dapat menekan kemat ian bibit . Pekerj aan ini sebaiknya sudah siap sebelum dilakukan pekerj aan penaburan.
Penyapihan
25.
Karakt erist ik semai kayu put ih sangat khas dibandingkan j enis t anaman hut an lainnya
sehingga memerlukan perlakuan khusus.
26.
Set elah bibit berada selama 2 minggu di bedeng t abur, at au t umbuh daun 2 helai at au
lebih dan t inggi lebih dari 1cm, maka bibit segera dipindahkan ke bedeng sapih. Penyapihan sebaiknya menggunakan alat pinset , karena kondisi semai sangat kecil dan peka t erhadap gesekan.
27.
Apabila j arak ant ara bak t abur berj auhan dengan areal penyapihan, maka bibit dari
bedeng t abur diambil dan dipindahkan ke kot ak plast ik yang berisi air bersih, agar bibit t idak cacat dan t idak kekeringan.
28.
Dibuat lubang t anam pada media sapih
di pol ybag sedalam panj ang akarnya (3-5cm) agar perakaran t idak melipat / pat ah. Bibit dit anam perlahan kemudian dit ut up dengan media sert a dipadat kan dengan dit ekan perlahan. Diusahakan agar perakaran j angan sampai melipat .29.
Set elah disapih, dilakukan penyiraman halus (kabut ) dengan menggunakan pompa
sprayer (nozel halus), mengingat t inggi bibit rat a-rat a 1 cm, dan mudah roboh.
30.
Lebih baik dipasang sungkup plast ik agar kelembaban lingkungan bibit dapat t erj aga dan bibit t erlindungi dari gangguan hama pengganggu (burung, belalang, kat ak, t ikus dan sebagainya). Sungkup dapat dibuka set elah semai berumur 8 minggu.Gambar 3. Penyapihan Benih dengan pinset
Penyiraman sampai umur 2 bulan dengan sprayer halus, dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada f ase in kecambah kayu put ih pert umbuhannya lambat , bahkan t ampak sepert i berhent i
(dor man) berkisar ant ara 7-8 minggu. Tinggi semai rat a-rat a masih 1-2cm, sehingga
penyiraman perlu dilakukan dengan hat i-hat i karena sist em perakaran dan bat ang masih sangat rent an dan mudah pat ah.
Penggunakan alat sprayer halus akan berdampak baik t erhadap bibit karena dapat mengurangi pengaruh kinet ik semprot an air t erhadap semai yang baru berkecambah.
Set elah t inggi bibit lebih dari 15 cm, penyiraman dapat menggunakan sprayer yang agak besar at au gembor, karena kondisi perakaran cukup kuat . Penyiraman dilakukan 2 kali sehari secara rut in pada pagi dan sore.
Penyiangan (weedi ng), yait u pekeraan pembersihan dari t anaman pengganggu yang ada pada polybag (biasanya dari j enis rumput ) dilakukan set iap hari. Penyiangan dilakukan dengan hat i-hat i karena akan mengganggu akar kayu put ih. Apabila gulmanya lebih besar dari kayu put ih, lebih baik bat ang gulma dipot ong/ digunt ing.
Pendangiran, berupa pekerj aan penggemburan permukaan media agar aerasi menj adi baik dan perakaran menj adi sempurna. Dilakukan bersamaan dengan pekerj aan pembersihan gulma. Unt uk memacu pert umbuhan bibit dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK (I5: 15: 15), yang dilarut kan dan disemprot kan set iap 2 minggu sekali. At au pemberian pupuk but iran NPK sebanyak 2-3 but ir per polybag set iap 2 minggu sekali.
Hama yang umumnya menyerang dan mengganggu di persemaian adalah ulat dan belalang. Serangan hama pengganggu dapat dicegah dengan cara penyemprot an insekt isida. Binat ang pengganggu yang umumnya dij umpai adalah burung yang mencari makanan di persemaian. Pencegahan dilakukan dengan memberi naungan berupa sharlon/ paranet , at au menggunakan sungkup plast ik.
Penyakit yang umumnya dij umpai di persemaian adalah j amur yang dapat dicegah dengan penyemprot an f ungisida. Diupayakan j uga dengan membuat saluran pembuangan air disekit ar bedengan, agar t idak t erj adi genangan air.
Pemot ongan cabang/ bakal cabang dan akar yang keluar menembus polybag pada bibit t ua yang belum dipindah ke lapangan, dimaksudkan agar percabangan t i dak t erlalu banyak dan akar bibit t idak rusak pada saat dipindahkan kelapangan
2. 2. Secara veget at if
Pembiakan secara veget at if pada t anaman kayu put ih t elah dilakukan dengan berbagai macam t eknik dengan t uj uan unt uk mempert ahankan sif at induknya.
Berikut beberapa t eknik pembiakan veget at if kayu put ih yang t elah dilakukan oleh Pusat Penelit ian dan Pengembangan Biot eknologi dan Pemuliaan Tanaman Hut an (P3BPTH) Yogyakart a.
Gambar 4. Rej uvinasi st ek cabang
Beberapa hal pent ing dalam t eknik pembuat an st ek pucuk dengan t eknik rej uvenasi st ek cabang yait u sebagai berikut :
31.
Pengambilan cabang dari pohon induk hasil seleksi di hut an t anaman kayu put ih dengan
cara cabang dipot ong dari bagian t erbawah sepanj ang 40cm dan diamet er 2 - 4 cm. Uj ung cabang dit ut up lilin unt uk menghambat kekeringan, selanj ut nya cabang direndam dalam air pada bak plast ik dengan kedalaman 5cm dan air selalu digant i set iap hari.
32.
Penanaman cabang dalam bak berisi pasir dit ut up dengan sungkup plast ik pada
kedalaman 10cm. Perlu diperhat ikan bahwa bagian bawah bak di beri lubang, sehingga bak t idak t ergenang air.
33.
Penyiraman dilakukan set iap hari dengan sprayer halus sert a penambahan air kedalam bak pasir apabila kelembabannya kurang.34.
Menj aga lingkungan pembiakan, yait u dengan menj aga kelembaban dalam bak sungkup
diat as 80%, suhu ruangan dibawah 30oC dan diberi naungan dengan int ensit as cahaya 75% pada siang hari.
35.
Set elah berumur 1, 5 bulan, st ek akan menghasilkan t rubusan dan dapat diambit st ek
pucuknya
36.
Mat eri st ek pucuk diambil dari t rubusan t ersebut dengan cara memot ong daunnya dan
dit inggalkan sepert iga bagian unt uk mengurangi t ingkat penguapan. Pemangkasan dan penanaman st ek dilakukan pada pagi hari (sebelum j am 1O pagi) kemudian dicelupkan pada larut an Root one F dengan konsent rasi 50% sekit ar 30 det ik
37.
Penanaman st ek pucuk pada pot plast ik berisi media pasir yang disusun dalam bak st ek
yang diberi sungkup. Teknik ini disamping biayanya relat if murah dapat menghasilkan present ase t umbuh yang baik yait u sebesar 57%, .
2-2. 2. St ek pucuk dari kebun pangkas
Gambar 5. St ek pucuk Kayu Put ih
Langkah yang perlu dilakukan dalam t eknik pembuat an st ek pucuk dari kebun pangkas adalah:
38.
Pemilihan t unas yang t umbuh
aut ot r op (ke at as) pada t anaman kayu put ih yang t elah dipangkas. Tunas yang baik adalah yang t idak t erlalu t ua at au t erlalu muda, dengan panj ang sekit ar 30cm. Panj ang st ek kurang lebih 3-4 ruas ( ±10cm) dan dari sat u t unas dapat diambil sampai 3 st ek.39.
Penanaman st ek pucuk dilakukan pada bedeng st ek dengan media pasir dan sebelumnya bagian pangkal st ek diolesi Root one F. Bedeng segera dit ut up sungkup plast ik unt uk memelihara kelembaban diat as 80%.40.
Pemeliharaan st ek dilakukan dengan penyiraman sesering mungkin dengan sprayer
media t anah + pupuk kandang (1: 1) unt uk memacu pert umbuhan yang lebih baik. Set elah 2-3 bulan di persemaian, bibit t elah siap dit anam di lapangan.
Gambar 5. Rej uvi nasi st ek cahang 2. 2. 3. St ek akar
beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam t eknik pembuat an st ek akar adalah :
41.
Dipilih bahan t anaman unt uk st ek dari pohon induk yang baik (sehat ).
42.
Pemot ongan bahan st ek sepanj ang 15-20cm.
43.
Perendaman bahan st ek dalam larut an hormon yang t elah disiapkan at au mengoleskan
bagian pangkal st ek dengan hormon dalam bent uk past a.
44.
Penanaman st ek pada media yang t elah di siapkan dengan j arak t anam yang t idak
t erlalu lebar (rapat ). St ek j uga dapat langsung dit anam pada media t anah dalam polybag.
45.
Penut upan ruang bedeng st ek dengan sungkup plast ik t rasparan di bawah
naungan/ paranet unt uk menghindari int ensit as cahaya yang t erlalu t inggi.
46.
Penyiraman media st ek yang t idak t erlalu basah unt uk memberikan kelembaban yang
opt imal secara t erat ur sesuai dengan kebut uhan 2. 2. 4. Cangkok
Langkah-langkah dalam pembuat an cangkok
47.
Membuat bidang cangkok dcngan menyayat at au mengupas kulit cabang sepanj ang 5-10cm sehingga kambium t erkelupas dan diusahakan agar kayu t erlihat kering. Penyayat an dilakukan dengan pisau at au cut t er yang t aj am dan st eril,48.
Membungkus bidang cangkok dengan media yang t elah disediakan yang t erdiri dari
campuran t anah dan pupuk kandang kemudian dibungkus dengan plast ik hit am dan masing-masing uj ung pembungkus diikat secara kuat dengan t ali plast ik.
49.
Set elah t erbent uk akar pada umur 3-4 bulan (dapat dilihat dengan cara membuka
pembungkus cangkok), kemudian bagian yang t elah dicangkok dipot ong pada bagian bawah bidang cangkok dan dipisahkan dari pohon induknya.
50.
Hasil cangkok dit empat kan pada t empat yang t eduh yang t elah disiapkan sebelum
dit anam di lapangan.
51.
Penanaman t anaman hasil cangkok pada lubang yang t elah disiapkan diusahakan cukup dalam dengan j arak t anam rapat (1 x 1 m).7.
PENANAMANSet elah bibit siap unt uk dit anam, dalam kegiat an penanaman perlu memperhat ikan persiapan lahan dan t eknik penanaman.
3. 1. Persiapan lahan
Pada umumnya kayu put ih relat if mudah dit anam, t erut ama pada j enis t anah grumosol, lat osol, maupun regosol. Jarak t anam ideal pada hut an t anaman biasanya menggunakan 2 x 1 m, at au 3 x 1 m, unt uk pola t anam t umpangsari.
Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan dicangkul at au unt uk lahan yang t opograf inya dat ar dapat diolah dengan t rakt or. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan sist em cemplongan yait u t anah yang diolah hanya seluas 1 M2 dari t i t ik t anam. Lubang t anam dapat dibuat dengan berbagai macam ukuran, t et api yang dianj urkan adalah 30 cm x 30 cm x 30 cm. Lubang t anam dipupuk dengan kompos sebanyak 1-2 kg per lubang unt uk memacu pert umbuhan awal
t anaman.
Pemasangan aj ir dengan ukuran 50-80cm agar aj ir mudah dilibat dan penanaman menj adi lebih mudah.
Gambar 6. Ilust rasi penanaman
Mat erial penanaman dapat berupa bibit dari persemaian, st ump, maupun put eran. Bibit kayu put ih yang dit anam harus sehat , memiliki t inggi 30-50 cm dan dari segi f isik memiliki
kenampakan daun yang hij au segar, cerah, daun ut uh (t idak diserang penggerek daun), bat ang dan perakaran baik.
Bibit memerlukan kelembaban yang t inggi sehingga pola penanaman lebih ef ekt if apabila dilakukan pada saat curah huj an mulai t inggi (Januari - Februari).
Bibit yang siap t anam dimasukan dalam lubang yang t elah disiapkan dan t elah diisi kompas . Sobek polybag secara cermat j angan sampai mengenai akar muda. usahakan media t anah t et ap padat agar akar t idak t erhambat pert umbuhannya.
Menimbun lubang galian dengan t anah, rat akan dengan permukaan t anah, kemudian sekit ar bat ang t anaman t anahnya dit inggikan agar genangan air t idak t erkumpul pada akar yang baru dit anam.
8.
PEMELIHARAANTanaman kayu put ih adalah j eni s t anaman Yang t idak memerlukan pemeliharaan Yang int ensif . Namun umur 1-2 t ahun harus lebih diperhat ikan dan dipelihara. set elah berumur 2 t ahun t anaman t et ap dirawat , t et api dengan int ensit as Yang lebih rendah.
Kegiat an pemeliharaan meliput i penyulaman, penyiangan (weeding), pendangiran, pemupukan dan pemangkasan bat ang.
4. 1. Penyulaman
Tanaman kayu put ih yang mat i di areal penanaman segera disulam agar diperoleh umur t egakan Yang sama dan dalam sat uan j umlah pohon Yang seragam. Tanaman Yang memiliki pert umbuban lambat at au t idak sehat segera di gant i dengan bibit sulaman Yang baru agar pert umbuhan penanaman seragam dan opt imum pert umbuhannya. Selain it u t uj uannya adalah unt uk ef isiensi penggunaan lahan agar lebib opt imal.
Penyiangan dilakukan unt uk membersihkan t anaman dari pengganggu (gulma) agar t idak t ej adi kompet isi hara dengan t anaman pokok.
4. 3. Pendangiran
Pendangiran merupakan pekerj aan menggemburkan t anah pada sekit ar bat ang pokok. Tuj uannya adalah unt uk memberikan aerasi t anah yang lebih baik dan sist em perakaran menj adi sehat .
4. 4. Pemupukan
Pemberian pupuk lanj ut an di lapangan cukup menggunakan pupuk kandang secukupnya at au pupuk organik (NPK at au Urea) dengan dosis 100gr/ pohon unt uk memacu pert umbuhan perakaran bat ang maupun daun.
Agar lebih ef ekt if dan ef esien, pekerj aan ini dilakukan bersamaan dengan pekerj aan pendangiran dan pada saat musim huj an.
4. 5. Pemangkasan bat ang
kegiat an pemangkasan ini bert uj uan unt uk permudaan cabang dan memudahkan dalam pemungut an daun. Unt uk t egakan yang t elah berumur lebih dari 5 t ahun sebaiknya dilakukan pemangkasan set inggi 1 m, dan sebaiknya pekerj aan ini dilakukan pada akhir musim kemarau at au menj elang musim huj an.
PUSTAKA
Adinugraha, Hamdan dan Hidayat Moko. 2000. Pengar uh Bahan Tanaman Ter hadap Kemampuan Tr ubusan Cabang pada Kegi at an Rej uvenasi M. caj uput i . Puslit bang BPTH. Yogyakart a Kant arli, Must af a. 1993. Veget at i f Pr opagat ion of Dipt er ocar paceae by Cut t i ngs i n ASEAN Region.
ASEAN-Canada Forest Tree Seed Cent re Proj ect . Thailand.
Kasmudj o. 1982. Dasar -Dasar Pengel ol aan Mi nyakKayu Pul i h. Yayasan Pembina Fakult as Kahut anan UGM. Yogyakart a.
Susant o, M. dan Ayit T. Hidayat . 1997, Lapor an Tahunan Pembangunan Kebun Beni h Uj i Ket ur unan j eni s Kayuput i h. di Gungkidul BP3BTH. Yogyakart a. Susant o, M. 2001. Keragaman Viabilit as Bij i
Mel al eucacaj uput i sub sp. Caj uput i dari 5 Provenance.