• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (ERM) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2017 – 2019)

Ahmad Kusnandar Emmelia Tan Universitas Pelita Bangsa Email: kusnandara3@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komisaris independen, keberadaan

risk management committee, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap enterprise risk management. Penelitian ini menggunakan sample perusahaan manufaktur yang

sudah go public dan terdaftar di bursa efek Indonesia. Metode pengambilan sample yang digunakan pada penelitian ini adalah metode purposive sampling. Sample dalam penelitian ini ada 10 unit perusahaan manufaktur periode 2017 hingga 2019. Metode analisis yang digunakan adalah statistik data panel yang dianalisis dengan analisis regresi berganda dan uji hipotesis melalui spss. Berdasarkan temuan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwan risk

management committee, leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap enterprise risk management, sedangkan komisaris independen dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap enterprise risk management.

Kata kunci: enterprise risk management, komisaris independen, risk management committee, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan.

A. Pendahuluan

Saat ini dunia sedang diguncang dengan adanya virus corona atau yang sekarang disebut dengan Covid- 19 (Corona Virus Desease). China sebagai negara yang pertama ditemukannya virus ini, lebih tepatnya di kota wuhan sejak bulan desember 2019 (Lee, 2020). Indonesia menjadi negara yang terkena dampak dari virus paparan Covid-19 bahkan yang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu mencapai 678.125 sampai dengan bulan Desember 2020 (pikiranrakyat.com). Pemerintah di Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi pandemi dengan cara social distancing kepada seluruh masyarakat indonesia. Kebijakan yang di keluarkan ini berdampak pada pembatasan kegiatan perusahaan manufaktur yang dapat memberi ancaman atau peluang dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Ancaman dan peluang sebagai manifestasi dari ketidakpastian ini, dikenal juga sebagai risiko yang harus dikelola untuk lebih menjamin ketercapaian tujuan dan sasaran. Perusahaan yang manajemen

risiko lemah mengakibatkan kegagalan dalam penerapan corporate governance. Pentingnya implementasi enterprise risk management di dalam perusahaan untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan pada pelaporan keuangannya. Hal hal seperti itu dapat menjadi pembelajaran bagi pemerintah dalam meningkatkan tata kelola perusahaan dari segi manajemen risiko. Manajemen risiko perusahaan sebagai salah satu proses yang dapat mempengaruhi oleh pihak intenal perusahaan, yang akan di terapkan oleh manajemen pada setiap strategi perusahaan agar di rancang untuk pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan dari perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan salah satu tolak ukur investor dalam menilai tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait dalam harga sahamnya (Sujoko & Soebiantoro, 2017). Merujuk pada penelitian (Rahayu & Sari,2018) nilai perusahaan dalam penelitian dapat diproksikan dengan Price Book Value (PBV), dimana PBV di

(2)

gunakan sebagai alat ukur nilai yang di berikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai suatu perusahaan yang terus bertumbuh. Perusahaan harus mengambil keputusan mengenai pengelolaan pendanan yang akan membiayai kegiatan perusahaannya. Penelitian mengenai faktor faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan telah banyak dilakukan, seperti meminimalisir terjadinya risiko.

Risiko adalah dampak dari ketidakpastian untuk mencapai tujuan perusahaan (ISO 31000). Setiap risiko yang akan terjadi tidak sepenuhnya dihindari dan di hapus tetapi peran dari Enterprise Risk Management di perusahaan, diharapkan risiko dapat di Kelola sehingga dapat diminimalisir dan dicegah dengan baik. Sistem Enterprise Risk Management akan menambahkan nilai dalam berbagai cara seperti halnya dalam efisiensi kinerja yang lebih baik, memahami risiko dasar, alokasi sumber daya, serta mengurangi volatilitas pendapatan, penurunan biaya regulasi dan transparasi yang lebih baik dengan pihak luar.

Implementasi Enterprise Risk Management erat kaitannya dengan penerapan Good Corporate Governance yaitu prinsip transparansi. Prinsip ini menuntut diterapkannya enterprise wide risk management. Kunci penting pelaksanaan sistem manajemen risiko yang efektif adalah aspek dari pengawasan yang dilakukan oleh eksternal auditor, dewan komisaris dan komite pengawasan manajemen risiko (Meizaroh dan Lucyanda 2011). Hubungan yang erat antara Good Corporate Governance dan Enterprise Risk Management dibuktikan dengan adanya Peraturan mengenai manajemen Enterprise Risk Management yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), berupa Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko Berbasis Pemerintahan (2011). Struktur corporate governance perusahaan adalah penjelasan tentang bagaimana hak dan tanggung jawab setiap

emiten, di mana struktur corporate governance perusahaan dalam penelitian ini dianggap memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengungkapan ERM.

Selain Corporate Governance, penerapan Enterprise Risk Management juga berkaitan dengan karakteristik perusahaan seperti leverage, profibalitas dan ukuran perusahaan. Gumanti (2011:113), rasio leverage atau rasio kecukupan utang sama dengan rasio solvabilitas, istilah lain untuk rasio ini adalah rasio roda gigi, angka utama ini pada dasarnya memberikan gambaran tentang tingkat hutang perusahaan, Fahmi (2012:127) menjelaskan bahwa ”Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang”.rasio leverage adalah prosedur yang menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagian aset perusahaan, menurut Van dan Wachowicz (2012:180), rasio utang adalah rasio yang menunjukkan seberapa mampunya perusahaan membiayai utang. Berdasarkan teori stakeholder, menyatakan bahwa perusahaan hendaknya dapat melakukan pengungkapan manajemen risiko kepada stakeholder, untuk menjelaskan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pada saat perusahaan menggunakan hutang yang besar dalam struktur modalnya maka perusahaan berada pada tingkat risiko hutang yang besar sehingga kreditor dapat menekan perusahaan untuk transparansi informasi pengungkapan ERM lebih luas (Amran 2010).

Profitabilitas merupakan salah satu dari rasio keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan. (Nofrita 2013) mengatakan bahwa pertumbuhan profitabilitas perusahaan menjadi indikator penting dalam investor menilai prospek suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi cenderung membuat pengungkapan lebih luas, karena mereka tidak ingin kehilangan investasinya Ketika profitabilitas semakin baik, maka nilai perusahaan di mata

(3)

investor juga baik. Apabila perusahaan dengan memiliki profibalitas yang kurang baik, perusahaan cendrung tidak melaporkannya karena takut kehilangan investor.

Selanjutnya ukuran perusahaan, perusahaan yang berukuran besar pada umumnya cenderung mengadopsi praktek Corporate Governance lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil, dikarenakan semakin besarnya suatu perusahaan maka semakin besar pula tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan, baik itu risiko kapasitas tenaga kerja, kapasitas produksi, dan kapasitas modal yang digunakannya (Fayola & Nurbaiti, 2020). Maka dari itu, penekanan implementasi Enterprise Risk Management akan lebih besar untuk perusahaan yang berukuran besar.

Enterprise Risk Management merupakan salah satu metode tata kelola perusahaan yang terbaik dan telah banyak menyita perhatian praktisi dunia bisnis. CRMS Indonesia melakukan survei pada tahun 2019 dari 366 perusahaan berbagai macam sektir perusahaan yang disurvei, sebesar 76% perusahaan sudah mengimplementasikan Enterprise Risk Management dan 24% perusahaan baru merencanakan implementasi Enterprise Risk Management. Penelitian Enterprise Risk Management sudah banyak diluar negeri. Berbeda dengan Penelitian Enterprise Risk Management di Indonesia masih minim hanya beberapa Lembaga yang melakukan penelitian tentang Enterprise Risk Management. Tingginya permintaan tentang pengungkapan Enterprise Risk Management oleh investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai Enterprise Risk Management ini menarik untuk diteliti, mengingat Enterprise Risk Management merupakan masalah yang masih bisa dibilang baru meskipun perkembangannya sudah besar.

Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui peraturan yang telah dibuat

salah satunya dalam lingkup Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (LJKNB) bertujuan untuk menciptakan suatu landasan baru dalam praktik corporate governance dan ERM agar sesuai dengan standar di dunia Internasional. Dalam peraturan yang terbaru OJK No.1/POJK.5/2015 menyebutkan bahwa penerapan manajemen risiko perusahaan LJKNB merupakan perusahaan pada lembaga keuangan seperti perusahaan asuransi memiliki potensi risiko yang sangat tinggi mengingat kegiatan utamanya adalah melakukan pengalihan risiko sebagai pihak penanggung dari pihak tertanggung.

Ada beberapa penelitian terdahulu sudah meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Enterprise Risk Management. Namun, pengujian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Enterprise Risk Management menunjukan hasil yang belum konsisten. Beberapa penelitian yang terdahulu dalam pengungkapan Enterprise Risk Management yaitu penelitian dari (Jetmi Ade Cecasmi dan Samin 2019) yang menemukan bahwa leverage dan sturktur kepemilikan tidak berpengaruh tetapi dewan komisaris memiliki pengaruh dalam pengungkapan Enterprise Risk Management. Sedangkan Setiawan (2016) menemukan bahwa leverage dan komite manajemen berperngaruh pada pengungkapan Enterprise Risk Management. Penelitian yang lain seperti Raden Burhan Kurnia Riyadi (2018) menemukan probalitas dan Risk Management Committee tidak berpengaruh dalam pengungkapan Enterprise Risk Management. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate Governance, rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management.

Penelitian ini menggunakan objek penelitian perusahaan Manufaktur selama 3 tahun. Tujuan dari pemilihan perusahaan manufaktur menjadi objek penelitian agar hasil penelitian ini lebih mewakili, karena

(4)

di Indonesia khususnya di daerah kabupaten Bekasi jumlah perusahaan manufaktur sudah relatif besar disbanding dengan industri lainnya. kegiatan perusahaan manufaktur yang kompleks sehingga menimbulkan peluang risiko yang besar dihadapi.

TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT menurut (COSO, 2004) Enterprise Risk

Management adalah sebuah proses yang

melibatkan seluruh entitas mulai dari dewan direksi , manajemen , dan pejabat lainnya, yang diaplikasikan dalam penyusunan strategi dan melingkupi keseluruhan perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi kejadian yang dapat berakibat pada entitas, dan mengelola risiko pada risiko yang mendukung untuk menyediakan penjaminan yang wajar dalam rangka mencapai tujuan dari entitas. untuk mengukur ERM menurut COSO(2004)

mengatakan :

Komisaris Independen

menurut (Mulyana, Mulyati, & Umiyati, 2020) komisaris independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi persyaratan sebagai Komisaris Independen. untuk mengukur komisaris independen menurut (Setiyono, 2013).

Risk Management Committee

menurut (Fayola & Nurbaiti, 2020) Risk Management Committee didefinisikan sebagai komite yang lebih focus terhadap

pengeloan masalah risiko yang akan terjadi di perusahan dan dapat menilai mendukung dewan komisaris untuk memonitoring risiko dan manajemen pengendalian internal. untuk mengukur RMC menurut (Trinanda & Anisykurillah, 2017): menggunakan variabel dummy. Apabila ada Keberadaan RMC yang terpisah dengan komite audit atau yang tergabung. jika terdapat RMC mendapatkan nilai 1, jika non RMC mendapatkan nilai 0.

Leverage

menurut (Rahayu, Masitoh, & Wijayanti, 2020) leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, rasio ini dapat mengetahui posisi perusahaan dengan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak bersangkutan serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. untuk mengukur leverage menurut (Fadhilah & Sukmaningrum, 2020):

Profitabilitas

menurut (Rahayu, Masitoh, & Wijayanti, 2020) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (laba) dalam periode tertentu, profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA (Return On Assets). untuk mengukur ROA menurut (Wiagustini, Kurniawan & Rinandita, 2018).

Ukuran Perusahaan

menurut (Handayani Yanto, 2013) ukuran perusahaan, perusahaan dengan ukuran besar umumnya cenderung untuk mengadopsi praktek corporate governance dengan lebih baik dibanding perusahaan

(5)

kecil, dikarenakan semakin besar suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi, baik itu risiko keuangan, operasional, reputasi, peraturan. untuk mengukur ukuran perusahaan menurut (Sarwono et all, 2018)

Hipotesis

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Jetmi dan Samin (2014), komisaris independent berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management. Karena Anggota dewan komisaris menambah peluang untuk saling bertukar informasi dan keahlian guna memberikan pengawasan yang efektif mengenai manajemen risiko perusahaan, hasil dari penelitian variable independent dewan komisaris sama dengan penelitian sebelumnya dari Jatiningrum dan Fauzi (2012).

H1 = Komisaris Independen Berpengaruh positif Terhadap Enterprise Risk Management.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Kirana (2016) melakukan penelitian pengaruh komisaris indepeden, reputasi auditor, komite manajemen risiko dan konsentrasi kepemilikam terhadap pengungkapam Enterprise Risk Manajemen dengan hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa komite manajemen risiko berpengaruh positif dalam pengungkapan Enterprise Risk

Manajemen.

H2 = Risk Management Comittee positif Berpengaruh Terhadap Enterprise Risk

Management

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Oka Aditya dan Prima Naomi dalam jurnal penerapan manajemen risiko

perusahaan dan nilai perusahaan di sektor konstruksi dan property terbit di Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 7 (2), Oktober tahun 2017 menyatakan Variabel leverage dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan untuk variabel penerapan enterprise risk management di perusahaan sektor konstruksi dan property, volatilitas harga saham, ukuran perusahaan (size), profitabilitas (ROA) dan kebijakan deviden semuanya tidak berpengaruh signifikan.

H3 = Leverage Berpengaruh positif Terhadap Enterprise Risk Management Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh (Dinoyu & Septiani, 2020) yang berjudul Analisis Pengaruh Implementasi Enterprise Risk Management Terhadap Kinerja Dan Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting, 9. menunjukan hasil penelitian bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dalam enterprise risk management.

H4 = Profitabilitas Berpengaruh positif Terhadap Enterprise Risk Management Berdasarkan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Handayani dan Yanto (2013) tentang pengaruh ukuran perusahaan, Risk

Management Committee, reputasi auditor,

dan konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management yang menunjukkan hasil

penelitian dan pembahasan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management, artinya semakin besar ukuran

perusahaan (dinyatakan dalam total aset) maka semakin luas pengungkapan

(6)

H5 = Ukuran Perusahaan positif Berpengaruh Terhadap Enterprise Risk

Management

Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purpose sampling. Sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan dan https://www.idx.co.id/. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Dalam penelitian ini analisis data terdiri dari analisis deskriptif , uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda.

Hasil Analisis

1. Uji Analisis Deskriptif Deskriptif variabel penelitian

N Min Max Mean

Std. Deviati on ERM 30 .36 .71 .5190 .08841 Komisaris Independen 30 .20 1.00 .4613 .17853 RCM 30 .00 1.00 .5000 .50855 Leverage 30 0.08 2.9 0.5127 0.5584 ROA 30 -.60 .61 .1420 .20008 Ukuran Perusahaan 30 28.23 32.00 30.1783 1.12598

Berdasarkan hasil tabel deskriptif variabel penelitian diatas menunjukan variabel pengungkapan ERM memiliki nilai mean 0.5190 sedangkan nilai standar deviasi sebesar dan nilai maksimum sebesar 0.71.

Variabel komisaris independent memiliki nilai mean 0.4613, hasil ini membuktikan bahwa perusahaan sudah mentaati kebijakan peraturan otoritas jasa keuangan NO57/PJOK.04/2017 Pasal 19. Nilai minum sebesar 0.20 di, nilai maksimum sebesar nilai 1 sedangkan nilai standar deviasi sebesar 0.17853. Hasil dari analisis deskriptif Risk Management Committee memiliki nilai mean 0.5000 sedangkan nilai standar deviasi sebesar 0.50855 cendrung heterogen karena lebih besar dari mean, Nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimumnya adalah 1. Hasil dari analisis deskriptif terhadap Leverage memiliki nilai mean 0.5127 hasil ini membuktikan bahwa perusahaan memiliki cukup modal untuk kegiatan operasionalnya, karena nilainya tidak melebihi 1 sedangkan nilai standar deviasi sebesar 0.5584 menandakan cendrung heterogen karena nilainya lebih besar dari mean. Nilai minimum sebesar 0.08 dan Nilai maksimum sebesar 2,90. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel profitabilitas yang menggunakan metode Retrun On Asset(ROA) memiliki nilai mean 0.1420 maka perusahaan memiliki keuntungan rata rata 14% sedangkan nilai standar deviasinya adalah 0.20008 menandakan cendrung heterogen karena nilainya lebih besar dari mean. Nilai minimum sebesar -0.60 dan Nilai maksimum sebesar 0,61.Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai mean cukup besar 30.1783. sedangkan standar defiasinya adalah 1.12598 memiliki fluktuasi yang rendah sehingga menimbulkan homogen antara sample penelitian. Nilai minimum sebesar 28.23 dan Nilai maksimum sebesar 32.00.

(7)

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation .05951278 Most Extreme Differences Absolute .172 Positive .172 Negative -.124 Kolmogorov-Smirnov Z .939 Asymp. Sig. (2-tailed) .341 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan table dari hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov 0.341 lebih besar dari nilai standar probabilitasnya 0.05 maka data yang uji sudah terdistribusi normal dan memenuhi syarat.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil grafik diatas data residual yang secara acak dan tidak memiliki pola yang sama dari satu dengan lainya tetap, maka telah memenuhi uji homoskedastisitas. Uji multikolinearitas Tabel 4.3.3 . Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics keterangan Tolerance VIF 1 Komisaris Independen .286 3.501 Tidak ada multikolinieritas RCM .676 1.480 Tidak ada multikolinieritas Leverage .453 2.209 Tidak ada

multikolinieritas ROA .387 2.586 Tidak ada

multikolinieritas Ukuran

Perusahaan .688 1.454

Tidak ada multikolinieritas a. Dependent Variable: ERM

Berdasarkan hasil table uji multikolinearitas diatas dalam pengujian model regresi memenuhi syarat ketentuan nilai tolerance > 0,1 dan VIF <10, maka bisa disimpulkan bahwa antara variable bebas tidak terjadi multikolinearitas. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda di atas maka koefisien setiap variabel membentuk satu persamaan regresi. Persamaan regresi yang di bentuk adalah sebagai berikut :

Nilai konstanta sebesar 0.515 menunjukan bahwa variabel independent yang terdiri dari Good Corporate Governance (komisaris independent dan Risk Management Committee), Rasio Keuangan (Leverage dan Profittabilitas) dan Ukuran Perusahaan tidak memiliki nilai atau 0, maka tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management sebesar 0.515. Nilai koefisien dari variabel komisaris independent mempunyai pengaruh yang

(8)

positif terhadap pengungkapan Enterprise

Risk Management, bisa kita lihat dari

hasilnya sebesar 0.450 artinya perusahaan menempatkan komisaris independent akan memiliki tingkat pengungkapan Enterprise

Risk Management yang lebih besar dari

perusahaan yang tidak menempakan komisaris independent dalam struktur good

corporate governance. Nilai koefisien dari

variabel Risk Management Committee mempunyai pengaruh yang positif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management, bisa kita lihat dari hasilnya sebesar 0.049 artinya perusahaan menempatkan Risk Management Committee akan memiliki tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management yang lebih besar dari perusahaan yang tidak menempakan Risk Management Committee dalam struktur good corporate governance.Nilai koefisien dari variabel Leverage mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management, bisa kita lihat dari hasilnya

sebesar -0.021 artinya perusahaan menempatkan Leverage yang tinggi akan semakin menurun tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management, dengan asumsi variabel lain dalam keadaan kostan. Nilai koefisien dari variabel ROA mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management, bisa kita lihat dari hasilnya sebesar -0.246 artinya perusahaan menempatkan ROA yang tinggi akan semakin menurun tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management, dengan asumsi variabel lain dalam keadaan kostan. Nilai koefisien dari variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management, bisa kita lihat dari hasilnya sebesar -0.006 artinya perusahaan menempatkan ukuran perusahaan yang tinggi akan semakin menurun tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management, dengan asumsi variabel lain dalam keadaan kostan.

Uji T Tabel 4.5.1 Uji T Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .515 .387 1.329 .196 Komisaris Independen .450 .127 .909 3.536 .002 RMC .049 .029 .284 1.699 .102 Leverage -.021 .032 -.130 -.638 .529 ROA -.246 .098 -.557 -2.520 .019 Ukuran Perusahaan -.006 .013 -.077 -.465 .646 Dependent Variable: ERM

Berdasarkan tabel diatas hasil uji t bisa dilihat masing masing variabel independen

(9)

berbeda beda. Pengaruh dalam masing-masing variabel dapat di uraikan sebagai berikut: T table 2.57058

Hasil dari uji T pengaruh variabel komisaris independen terhadap Enterprise Risk Management mendapatkan nilai T hitung 3.536 dan nilai signifikan sebesar 0.002. Karena nilai T hitung lebih besar dari T tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka H1 diterima yang berarti variabel komisaris independen berpengaruh terhadap Enterprise Risk Management. Hasil dari uji T pengaruh variabel Risk Management Committee terhadap Enterprise Risk Management mendapatkan nilai T hitung 1.699 nilai signifikan sebesar 0.102. Karena nilai t hitung lebih kecil dari T tabel dan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka H2 ditolak yang berarti variabel Risk Management Committee berpengaruh terhadap Enterprise Risk Management. Hasil dari uji T pengaruh variabel Leverage terhadap Enterprise Risk Management mendapatkan nilai T hitung -0.638 nilai signifikan sebesar 0.529. Karena nilai T hitung lebih kecil dari T tabel dan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka H3 ditolak yang berarti variabel Leverage berpengaruh terhadap Enterprise Risk Management.

Hasil dari uji T pengaruh variabel ROA terhadap Enterprise Risk Management mendapatkan nilai T hitung -2.520 dan nilai signifikan sebesar 0.019. Karena nilai T hitung lebih kecil dari T tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 maka H4 diterima yang berarti variabel ROA berpengaruh terhadap Enterprise Risk Management.

Hasil dari uji T pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap Enterprise Risk Management mendapatkan nilai T hitung -0.465 nilai signifikan sebesar 0.646. Karena nilai T hitung lebih kecil dari T tabel dan nilai signifikan lebih besar dari 0.05 maka H5 ditolak yang berarti variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Enterprise Risk Management.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang di lakukan oleh penulis maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Hasil dari pengujian hipotesis pada variabel komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management pada sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017 – 2019.

Hasil dari pengujian hipotesis pada variabel Risk Management Committee berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management pada sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017 – 2019.

Hasil dari pengujian hipotesis pada variabel leverage berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management pada sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017 – 2019.

Hasil dari pengujian hipotesis pada variabel ROA berpengaruh terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management pada sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei tahun 2017 – 2019.

(10)

Hasil dari pengujian hipotesis pada variabel ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management pada sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017 – 2019.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang di lakukan oleh penulis maka di sarankan supaya:

Perusahaan manufaktur di harapkan menerapkan pengungkapan Enterprise Risk Management dengan lebih spesifik dan lebih luas lagi. Serta mempertahankan komisaris independen dan profitabilitas dalam penerapannya, mecari metode penelitian lain untuk mencari penanganan risiko untuk leverage, Risk management committee dan ukuran perusahaan. Secara regulasi perusahaan manufaktur memang hanya sebatas sukarela saja tetapi dengan

penerapan Enterprise Risk Management perusahaan mendapatkan keuntungan mencegah kerugian yang akan timbul dari kegiatan perusahaan.

Penelitian ini menggunakan data laporan tahunan perusahaan untuk menghitung kebutuhan pengungkapan enterprise risk management Informasi ini belum tentu mengambarkan kondisi lapangan dalam perusahaan. Metode pengungkapan enterprise risk management menggunakan COSO. Penelitian selanjutnya bisa mencoba dengan langsung meninjau perusahaan penelitian menggunakan ISO 31000:2018.

Bagi penelitian selanjutnya perlu mengembangkan model penelitian ini dengan mempertimbangkan atau menambahkan variable lain seperti reputasi auditor, nilai perusahaan, konsentrasi kepemilikan, komite audit independen.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, M., Mukhtaruddin, Hasni, Y., & Sulistiani. (2014). Company Characteristics And Enterprise Risk Management Disclosure: Empirical Study On Indonesia Listed Companies. International Journal

of Economic Faculty in Sriwijaya University, 1-18.

Aditya, O., & Prima, N. (2017). Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan Dan Nilai Perusahaan Di Sektor Konstruksi Dan Properti. Jurnal

Bisnis dan Manajemen, 7, 167 –

180.

Adnan, M. A. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan. Jurnal ekonomi dan

akuntansi, 23, 89-105.

Aebi, V., Sabato, G., & Schmid, M. (2012). Risk management, corporate governance, and bank performance in the financial crisis. Journal of

Banking & Finance, 3213-3226.

Agustian, R. A. (2020). Pengaruh Leverage, Komite Manajemen

Risiko, Konsentrasi

Kepemilikan,Ukuran Perusahaan, dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Tingkat Penerapan

Enterprise Risk Management.

Semarang.

Bromiley, P., McShane, M., Nair, A., & Rustambekov, E. (2014). Enterprise Risk Management: Review, Critique, and Research Directions.

Long Range Planning, 1-12.

Cecasmi. (2014). ukuran Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management ( Erm ). 20-2. Cecasmi, J. A., & Samin. (2016). Pengaruh

Dewan Komisaris, Leverage, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Erm). Equity.

Dinoyu, M. F., & Septiani, A. (2020). Analisis Pengaruh Implementasi Enterprise Risk Management Terhadap Kinerja Dan Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal

Of Accounting, 9.

FARHAN, M., & SAYILIR, Ö. (2016). Enterprise Risk Management and Its Effect on Firm Value in Turkey.

Journal of Management Research,, 8, 86.

FITRI, B. P. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio dan Profitabilitas

(12)

terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal

IlmuManajemen (JIM), 1-1.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25. Universitas diponegoro. Hanafi, & Mamduh, M. (2016).

Management Risiko. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Iswajuni, I., Manasikana, A., & Soetedjo, S. (2018). The effect of enterprise risk management (ERM) on firm value in manufacturing companies listed on Indonesian Stock Exchange year 2010-2013. Asian Journal of Accounting Research, 3.

Iswajuni, I., Soetedjo, S., & Manasikana, A. (2018). Pengaruh Enterprise Risk Management (Erm) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek. Journal Of Applied

Managerial Accounting, 2(2), 275–

281.

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2012). Pedoman Penerapan Manajemen. Jakarta: KNKG.

Kristiono. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Struktur Modal Dan

Ukuran. Jurnal Online Mahasiswa

Fakultas Ekonomi, 1.

Maharani, A., Cahyono, D., & Sari, D. R. (2019, desember). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Dan Risk Management Committee Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management. Jurnal Akuntansi

Profesi, 10.

Pangestuti, K. D., & Susilowati, Y. (2017). Komisaris Independen, Reputasi Auditor, Konsentrasi Kepemilikan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management. Dinamika Akuntansi,

Keuangan dan Perbankan, 6.

Ruwita, C. (2012). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Tehadap Pengungkapan Risiko Perusahaan.

Skripsi.

Sari, D. R., Cahyono, D., & Maharani, A. (2019, desember). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Dan Risk Management Committee Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management. Jurnal Akuntansi

Profesi, 10.

Sari, F. J. (2013). Implementasi Enterprise Risk Management Pada Perusahaan

(13)

Manufaktur Di Indonesia LAG.

Accounting Analysis Journal, 2-2.

Saskara, & Budiasih. (2018). Pengaruh Leverage dan Profitabilias pada Pengungkapan Manajemen Risiko.

E-Jurnal Akuntansi, 24.

Setiawan, D. (2016). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Manajemen Risiko Perusahaan Consumer Goods Di BEI Periode 2010-2015. e-journal

STIE PErbanas Surabaya, 1-20.

Susilowati, Y., & Pangestuti, K. D. (2017). Komisaris Independen Reputasi Auditor, Konsentrasi Kepemilikan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management. Dinamika Akuntansi,

Keuangan dan Perbankan, 6.

Tamaris, S. D. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016). S1 Thesis,

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Panwaslu Kecamatan Bantarkawung melakukan penanganan kasus dugaan pelanggaran pemilih yang tidak terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap), DPTb (Daftar Pemilih

Takafulink Salam memberikan manfaat perlindungan jiwa maksimal hingga usia 70 tahun dengan manfaat santunan yang bisa disesuaikan untuk mendapatkan yang terbaik

Tujuan dari penelitian ini adalah memperkirakan waktu tempuh tsunami, distribusi tinggi gelombang tsunami dan daerah jangkauan tsunami.Metode yang digunakan adalah

Pada kasus yang lain dilakukan dengan pendekatan anestesi umum apabila posisi benda asing terlalu dekat di daerah krikofaring dan pada pasien yang kurang kooperatif.. Pada kasus

Diagram alir pelaksanaan penelitian DATA LANDSAT ENHANCEMENT, KOREKSI GEOMETRI DIGITASI KOMBINASI KANAL, KLASIFIKASI PENUTUPAN LAHAN IDENTIFIKASI KRITERIA LAHAN KRITIS

Beberapa alasan yang mendasari tidak berpengaruhnya variabel risiko pelaporan keuangan terhadap pengungkapan ERM diantaranya: Pertama, risiko pelaporan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya perancangan aplikasi kebudayaan khas Toraja (ukiran) ini dapat membantu pencarian makna ukiran dengan mudah dan