• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP AKUMULASI DAN DEPURASI TEMBAGA (Cu) SERTA KADMIUM (Cd) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and

Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)

Yara Soraya1, Mindriany Syafilla2, Indah Rachmatiah S. Salami2 Email: yara_soraya@yahoo.com1, mindri@ftsl.itb.ac.id2, indahrss@tl.itb.ac.id2 Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10, Bandung, 40132.

Abstrak :

Kualitas air di Waduk Cirata mengalami penurunan dengan adanya kandungan logam berat Cu dan Cd yang melebihi ambang batas, selain itu faktor lingkungan berupa temperatur pada Waduk Cirata terdeteksi hingga mencapai 30 °C. Sementara itu kegiatan jaring apung masih banyak dilakukan oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan kajian mengenai pengaruh temperatur terhadap akumulasi dan depurasi logam berat Cu dan Cd pada ikan nila. Kajian ini dilakukan dengan membandingkan perlakuan pemaparan logam Cu dan Cd pada ikan nila dibawah pengaruh temperatur 30 °C dan dibawah pengaruh temperatur kamar. Penelitian dilakukan terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) untuk mengevaluasi akumulasi, depurasi dan faktor biokonsentrasi (BCF). Akumulasi logam Cu dan Cd pada ikan nila lebih tinggi pada perlakuan dibawah temperatur 30 °C. Pada tahap depurasi, kenaikan temperatur tidak mempengaruhi kecepatan ekskresi logam Cu maupun Cd. Namun proses depurasi terbukti dapat menurunkan kandungan logam dalam tubuh ikan nila. Nilai BCF pada perlakuan pemaparan logam Cu berkisar antara 402,59 –708,95 mg/kg, sedangkan nilai BCF pada perlakuan pemaparan logam Cd berkisar antara 388,27–864,93 mg/kg

Kata Kunci : Akumulasi, Cd, Cu, Depurasi, Nila,Temperatur.

Abstract

The quality of water in the Cirata Reservoir had decreased due to the presence of heavy metal content of Cu and Cd that exceed the maximum threshold, besides that, temperature as one of the environmental factor reaches 30 °C in Cirata Reservoir. Meanwhile there is still a lot of floating net activities conducted by the community. Therefore it is necessary to perform a study regarding the influence of temperature on heavy metal (Cu and Cd) accumulation and depuration on nile tilapia fish. This study was held by comparing the treatment of Cu and Cd exposure on nile tilapia fish with the influence of both 30 °C and room temperature condition. Research was conducted on nile tilapia fish (Oreochromis niloticus) to evaluate the accumulation, depuration, and bioconcentration factor (BCF). The accumulation of Cu and Cd in the nile tilapia fish was higher at 30 °C. At the depuration stage, increasing temperature does not affect the acceleration of Cu and Cd metal excretion. However the depuration process is proven to reduce the metal content in the body of nile tilapia fish. The BCF value for Cu metal exposure treatment ranges from 402.59 -708.95 mg/kg, where as the value for Cd exposure treatment ranges from 388.27 - 864.93 mg/kg.

(2)

2 PENDAHULUAN

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang berpotensi tercemar oleh logam berat berupa Cd dan Cu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Waduk Cirata selama 5 tahun terakhir, pada perairannya terkandung kadar Cd maksimum sebesar 0,011 mg/L dan kadar Cu maksimum sebesar 0.043 mg/L. Nilai konsentrasi logam Cd tersebut berada di atas baku mutu PP RI No. 82 Tahun 2001 dengan nilai sebesar 0,01 mg/l, begitu pula dengan nilai konsentrasi logam Cu yang berada di atas baku mutu PP RI No. 82 Tahun 2001 dengan nilai sebesar 0,02 mg/l.

Kadar logam Cd dan Cu yang melebihi nilai ambang batas tersebut dapat mempengaruhi akumulasi logam berat tersebut dalam tubuh ikan nila. Selain itu, ikan juga merupakan salah satu makhluk yang hidupnya dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, karena ikan adalah hewan poikiloterm yang hidupnya sangat tergantung pada temperatur lingkungan. Apabila temperatur meningkat, maka laju metabolisme yang terjadi pada tubuh ikan pun akan meningkat pula (Morgan, 1997). Kenaikan temperatur dan pencemaran logam berat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kenaikan temperatur lingkungan terhadap bioakumulasi dan depurasi logam Cd dan Cu pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai akumulasi logam Cd dan Cu pada tubuh ikan nila dibawah pengaruh kenaikan temperatur maupun di bawah pengaruh temperatur kamar dan mendapatkan informasi mengenai efek depurasi logam Cd dan Cu pada ikan nila yang dipindahkan ke air bersih selama 24, 48, dan 72 jam baik dibawah pengaruh temperatur yang dinaikkan, maupun dibawah pengaruh temperatur kamar.

METODA PENELITIAN Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Ikan nila ( Oreochromis niloticus) yang berukuran 2-3 cm sebagai organisme uji 2. Bahan kimia analisis berupa HNO3, H202, dan aquades.

3. Bahan kimia berupa CuSO4 dan CdCl2.

4. Peralatan yang digunakan antara lain : Akuarium, aerator, electric thermostat, saringan

Model Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam akuarium yang diberi electric thermostat untuk menaikan temperatur air menjadi temperatur yang diinginkan dan dilakukan pula di akuarium tanpa menggunakan electric thermostat, sebagai perbandingan untuk mengetahui perbedaan tingkat akumulasi logam, pada tubuh ikan nila di bawah pengaruh kenaikan temperatur dan dibawah pengaruh temperatur kamar. Logam berat yang digunakan pada penelitian ini adalah Cu dan Cd, ketiga konsentrasi masing-masing logam didapat dari rata-rata konsentrasi maksimum, rata-rata, dan minimum logam Cd dan Cu di Waduk Cirata selama 5 tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya model percobaan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

(3)

3

A1 A2 A3 A4

mg/L

A1 A2 A3 A4

mg/L

Gambar 1. Unit Perlakuan Logam Cu/Cd pada Temperatur 30 °C (Duplo)

Gambar 2. Unit Perlakuan Logam Cu/Cd pada Temperatur Kamar (Duplo)

Keterangan :

A1 : Kontrol

A2 : Cu dengan konsentrasi 0,043 mg/L / Cd dengan konsentrasi 0,01 mg/L A3 : Cu dengan konsentrasi 0,034 mg/L / Cd dengan konsentrasi 0,006 mg/L A4 : Cu dengan konsentrasi 0,027 mg/L / Cd dengan konsentrasi 0,002 mg/L Pengambilan Sampel dan Analisis

Sampel berupa air dan ikan nila pada tahap akumulasi diambil pada hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28, sedangkan pada tahap depurasi diambil pada hari ke 1, 2, dan 3. Sampel air yang diambil sebanyak 50 ml, sedangkan ikan nila sebanyak 1 ekor pada masing-masing aquarium. Analisis harian untuk air meliputi oksigen terlarut (DO), temperatur, pH , dan konduktivitas. Air dan ikan kemudian diekstraksi dan kandungan logam Cu dan Cd diukur dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan Independent Sample T Test dengan menggunakan software SPSS 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Faktor Lingkungan

Kisaran nilai rata-rata faktor untuk lingkungan yang terukur untuk parameter DO pada perlakuan dengan pemaparan logam Cu (3,02 - 6,61 mg/L), untuk perlakuan dengan pemaparan logam Cd (3,12 – 6,50 mg/L). Untuk parameter temperatur pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C dengan pemaparan logam Cu (29,94±0,41-30,93±0,32 °C) untuk perlakuan dibawah temperatur kamar (26,06±0,58-27,83±0,39 °C). Sedangkan pengukuran temperatur untuk perlakuan dengan pemaparan logam Cd, untuk perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C (29,93±0,39-30,93±0,32 °C) untuk perlakuan dibawah temperatur kamar (26,18±0,45-26,84±0,57 °C). Sementara itu, kisaran faktor lingkungan lain seperti pH berkisar antara (6,02–8,12) pada perlakuan dengan pemaparan logam Cu,

(4)

4

sedangkan pada pemaparan dengan logam Cd berkisar antara (6,24-8,20). Untuk nilai DHL pada perlakuan dengan pemaparan logam Cu (205,5– 543,20 µS/cm) sedangkan untuk perlakuan dengan pemaparan logam Cd (221,00– 560,50 µS/cm).

Pengukuran Konsentrasi Logam Cu dan Cd

Selama 28 hari masa akumulasi percobaan dengan pemaparan logam Cu umumnya memperlihatkan peningkatan konsentrasi logam Cu dalam tubuh ikan selama masa percobaan berlangsung, namun setelah 21 hari masa percobaan berlangsung konsentrasi Cu mengalami penurunan. Selain itu, perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C cenderung mengakumulasi logam Cu lebih banyak dalam tubuh ikan apabila dibandingkan dengan perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar.

Hasil dari pengukuran akumulasi logam Cd di dalam tubuh ikan dan air menunjukkan bahwa umumya kandungan logam Cd dalam tubuh ikan akan meningkat hingga hari ke-21 kemudian menurun setelah itu. Sedangkan kandungan logam Cd di air cenderung berfluktuatif. Pada ikan dengan perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C cenderung mengakumulasi logam Cd lebih banyak apabila dibandingkan dengan ikan dengan perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar. Hasil dari pengukuran konsentrasi logam Cu dan Cd pada ikan dan air, baik dibawah pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar, dapat dilihat pada Gambar 3.

(d) (a) (b) (c) (d) 0 5 10 15 20 25 30 35 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0 7 14 21 28 K ons e nt r a s i C u pa da i k a n (m g / k g ) K on s e nt r a s i C u pa da a ir (m g / L ) Hari Konsentrasi Cu pada air TK Konsentrasi Cu pada air T30 Konsentrasi Cu pada ikan TK Konsentrasi Cu pada ikan T30 0 5 10 15 20 25 30 35 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0 7 14 21 28 K on s e nt r a s i C u pa da i k a n (m g / k g ) K om s e nt r a s i C u pa da a ir ( m g / L ) Hari Konsentrasi Cu pada air TK Konsentrasi Cu pada air T30 Konsentrasi Cu pada ikan TK Konsentrasi Cu pada ikan T30 0 5 10 15 20 25 30 35 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045 0.05 0 7 14 21 28 K ons e nt ra si C u pa da i k a n (m g / k g ) K ons e nt ra si C u pa da a ir ( m g / L ) Hari Konsentrasi Cu pada air TK Konsentrasi Cu pada air T30 Konsentrasi Cu pada ikan TK Konsentrasi Cu pada ikan T30 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0 7 14 21 28 K on se nt ra si C d pa da i k a n (m g / k g ) K on se nt ra si C d pa da a ir (m g / L ) Hari Konsentrasi Cd pada air TK Konsentrasi Cd pada air T30 Konsentrasi Cd pada ikan TK Konsentrasi Cd pada ikan T30

(5)

5

(e) (f) Gambar 3.Akumulasi Logam pada Ikan dan Air pada Berbagai Sistem Perlakuan (a).

Perlakuan dengan Konsentrasi Cu 0,043 mg/L (b) Perlakuan dengan konsentrasi Cu 0,034 mg/L (c) Perlakuan dengan Konsentrasi Cu (0,027 mg/L) (d) Perlakuan dengan Konsentrasi Cd (0,01 mg/L) (e) Perlakuan dengan Konsentrasi Cd (0,006 mg/L) (f) Perlakuan dengan konsentrasi Cd (0,002 mg/L)

Perlakuan dengan Pemaparan Cu sebesar 0,043 mg/L

Pada Gambar 1a, menunjukkan bahwa pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C memperlihatkan peningkatan konsentrasi Cu, dari 1,45 mg/kg kemudian menjadi 23,65 mg/kg di akhir paparan. Sementara itu pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar juga memperlihatkan peningkatan konsentrasi Cu dari 2,09 mg/kg, menjadi 22,61 mg/kg. Sedangkan konsentrasi Cu di air yang terukur di awal dan di akhir percobaan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C adalah sebesar 0,046 mg/L dan 0,034 mg/L. Kemudian pada konsentrasi Cu di air yang terukur di awal dan di akhir percobaan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar adalah sebesar 0,0435 mg/L dan 0,0295 mg/L. Menurut perhitungan secara statistik, diperoleh informasi bahwa konsentrasi Cu di air dan di dalam tubuh ikan antara perlakuan pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar tidak memiliki nilai rata-rata yang berbeda nyata. Pada gambar 1a, memperlihatkan pola akumulasi dimana ikan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C mengakumulasi lebih banyak logam Cu dalam tubuhnya, hal ini disebabkan karena kenaikan temperatur tersebut akan mempengaruhi laju metabolisme pada tubuh hewan poikiloterm yakni ikan, hukum Van’t Hoff (Q10) menyatakan bahwa setiap kenaikan temperatur sebesar 10°C, akan meningkatkan derajat metabolisme hingga dua kali lipat (Nielsen, 1964). Temperatur juga dapat mempengaruhi waktu yang diperlukan oleh ikan untuk merespon senyawa toksik, seperti logam berat, dalam batas temperatur tertentu, kenaikan temperatur akan meningkatkan penyerapan toksikan pada tubuh ikan (Macleod, 1973).

Perlakuan dengan Pemaparan Cu sebesar 0,034 mg/L

Pada Gambar 1b, konsentrasi logam Cu yang terukur di dalam tubuh ikan di awal dan di akhir paparan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C berturut-turut sebesar 2,009 mg/kg dan 18,808 mg/kg. Sedangkan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar, 2,199 mg/kg dan 14,516 mg/kg. Sementara itu, hasil pengukuran konsentrasi Cu pada air dibawah pengaruh temperatur 30 °C di awal dan di akhir paparan berturut-turut 0,0385 mg/L dan 0,04 mg/L. Sedangkan hasil pengukuran konsentrasi Cu pada air dibawah pengaruh temperatur kamar sebesar 0,039 mg/L dan 0,026 mg/L. Menurut perhitungan secara statistik, diperoleh informasi bahwa konsentrasi Cu di air antara perlakuan pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar tidak memiliki nilai rata-rata yang berbeda nyata, sedangkan konsentrasi Cu di ikan memiliki nilai rata-rata yang signifikan.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0 7 14 21 28 K on s e nt r a s i C d pa da i k a n (m g / k g ) K om s e nt r a s i C d pa da a ir ( m g / L ) Hari Konsentrasi Cd pada air TK Konsentrasi Cd pada air T30 Konsentrasi Cd pada ikan TK Konsentrasi Cd pada ikan T30 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0 7 14 21 28 K on s e nt r a s i C d pa da i k a n (m g / k g ) K ons e nt r a s i C d pa da a ir ( m g / L ) Hari Konsentrasi Cd pada air TK Konsentrasi Cd pada air T30 Konsentrasi Cd pada ikan TK Konsentrasi Cd pada ikan T30

(6)

6

Perlakuan dengan Pemaparan Cu sebesar 0,027 mg/L

Pada Gambar 1.c, di awal paparan konsentrasi Cu dalam tubuh ikan dibawah pengaruh temperatur 30 °C di ikan mencapai 0,963 mg/kg, sedangkan di akhir mencapai12,67 mg/kg. Pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar, pada hari ke-0 konsentrasi Cu di ikan mencapai 1,99 mg/kg kemudian pada hari ke-28, konsentrasi Cu yang terukur mencapai 10,38 mg/kg. Sementara itu, hasil pengukuran konsentrasi Cu pada air dibawah pengaruh temperatur 30 °C di awal dan di akhir paparan berturut-turut 0,0295 mg/L dan 0,02 mg/L. Sedangkan hasil pengukuran konsentrasi Cu pada air dibawah pengaruh temperatur kamar sebesar 0,0295 mg/L dan 0,03 mg/L. Menurut perhitungan secara statistik, diperoleh informasi bahwa konsentrasi Cu di air dan di dalam tubuh ikan antara perlakuan pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar tidak memiliki nilai rata-rata yang berbeda nyata. Perlakuan dengan Pemaparan Cd sebesar 0,01 mg/L

Pada Gambar 1e, menunjukkan bahwa pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C memperlihatkan peningkatan konsentrasi Cd, dari 0,251 mg/kg kemudian menjadi 5,380 mg/kg di akhir paparan. Sementara itu pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar juga memperlihatkan peningkatan konsentrasi Cd dari 0,278 mg/kg, menjadi 3,746 mg/kg. Sedangkan konsentrasi Cd di air yang terukur di awal dan di akhir percobaan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C adalah sebesar 0,116 mg/L dan 0,17 mg/L. Kemudian pada konsentrasi Cu di air yang terukur di awal dan di akhir percobaan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar adalah sebesar 0,014 mg/L dan 0,012 mg/L. Menurut perhitungan secara statistik, diperoleh informasi bahwa konsentrasi Cu di air dan di dalam tubuh ikan antara perlakuan pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar tidak memiliki nilai rata-rata yang berbeda nyata. Pola akumulasi pada pemaparan logam Cd sebesar 0,01 mg/L umumnya serupa dengan pola akumulasi pada pemaparan dengan logam Cu, dimana ikan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C mengakumulasi lebih banyak logam Cd dalam tubuhnya.

Perlakuan dengan Pemaparan Cd sebesar 0,006 mg/L

Pada Gambar 1.f, di awal paparan konsentrasi Cd dalam tubuh ikan dibawah pengaruh temperatur 30 °C di ikan mencapai 0,189 mg/kg, sedangkan di akhir mencapai 3,709 mg/kg. Pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar, pada hari ke-0 konsentrasi Cd di ikan mencapai 0,237 mg/kg kemudian pada hari ke-28, konsentrasi Cd yang terukur mencapai 2,046 mg/kg. Sementara itu, hasil pengukuran konsentrasi Cd pada air nilainya fluktuatif dibawah pengaruh temperatur 30 °C di awal dan di akhir paparan berturut-turut 0,0067 mg/L dan 0,0035 mg/L. Sedangkan hasil pengukuran konsentrasi Cd pada air dibawah pengaruh temperatur kamar sebesar 0,0065 mg/L dan 0,003 mg/L. Menurut perhitungan secara statistik, diperoleh informasi bahwa konsentrasi Cu di air dan di dalam tubuh ikan antara perlakuan pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar tidak memiliki nilai rata-rata yang berbeda nyata. Konsentrasi logam Cd di air yang berfluktuatif disebabkan karena keberadaan feces ikan yang membentuk sedimen dan aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam sistem perlakuan. Sejumlah logam dapat terikat dalam sedimen menjadi bentuk yang sukar larut sehingga tidak terdeteksi pada air pada saat pengukuran akan tetapi mikroorganisme secara biokimia merubah logam yang tidak larut menjadi larut melalui reaksi oksidasi dan reduksi logam, sehingga konsentrasi logam di air mengalami peningkatan Ishak (2006) dalam Kartika (2011).

(7)

7

Perlakuan dengan Pemaparan Cd sebesar 0,002 mg/L

Pada Gambar 1e, menunjukkan bahwa pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C memperlihatkan peningkatan konsentrasi Cd, dari 0,562 mg/kg kemudian menjadi 1,271 mg/kg di akhir paparan. Sementara itu pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar juga memperlihatkan peningkatan konsentrasi Cd dari 0,342 mg/kg, menjadi 0,64 mg/kg. Sedangkan konsentrasi Cd di air yang terukur di awal dan di akhir percobaan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C adalah sebesar 0,00245 mg/L dan 0,002 mg/L. Kemudian pada konsentrasi Cu di air yang terukur di awal dan di akhir percobaan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar adalah sebesar 0,0027 mg/L dan 0,002 mg/L. Menurut perhitungan secara statistik, diperoleh informasi bahwa konsentrasi Cu di air dan di dalam tubuh ikan antara perlakuan pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar tidak memiliki nilai rata-rata yang berbeda nyata.

Pengukuran Logam Cu pada Tahap Depurasi

Penurunan konsentrasi Cu dalam tubuh ikan pada hari pertama tahap depurasi berkisar antara 45,76-33,29%, dengan penurunan persentase terbesar terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,043 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C dan yang terendah penurunan persentase nya terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,027 mg/L dibawah pengaruh temperatur kamar. Pada hari kedua, penurunan konsentrasi Cu dalam tubuh ikan berkisar antara 22,38-9,01% dengan penurunan persentase terbesar terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,043 mg/L dibawah pengaruh temperatur kamar dan yang terendah penurunan persentase nya terdapat pada perlakuan kontrol dibawah pengaruh temperatur 30 °C. Sedangkan pada hari ke 3, penurunan konsentrasi Cu dalam tubuh ikan berkisar antara 24,70-2,55% dengan penurunan presentase terbesar terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,043 mg/L dibawah pengaruh temperatur kamar dan yang terendah penurunan persentase nya terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,027 mg/L dibawah pengaruh temperatur kamar di bawah pengaruh temperatur 30 °C.

Pengukuran Logam Cd pada Tahap Depurasi

Pada hari pertama penurunan persentase terbesar terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,01 mg/L dibawah pengaruh temperatur kamar (19,09%) dan yang terendah penurunan persentase nya terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,01 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C (8,66%). Pada hari kedua, penurunan konsentrasi Cd dalam tubuh ikan berkisar antara 30,63-16,74% dengan penurunan persentase terbesar terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,01 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C dan yang terendah penurunan persentase nya terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 0,006 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C. Sedangkan pada hari ke 3, penurunan konsentrasi Cd dalam tubuh ikan berkisar antara 29,81-2,18% dengan penurunan presentase terbesar terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,002 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C dan yang terendah penurunan persentase nya terdapat pada perlakuan konsentrasi 0,001 mg/L dibawah pengaruh temperatur kamar di bawah pengaruh temperatur 30 °C.

Konstanta Uptake dan Depurasi

Konstanta uptake logam Cu pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar 30 °C sampai dengan hari ke-28 antara 0,22-0,18 dan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar berkisar antara 0,30-0,16. Konstanta uptake pada perlakuan dibawah pengaruh

(8)

8

temperatur 30 °C sampai dengan hari ke-21 antara 0,22-0,19 dan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar berkisar antara 0,31-0,18. Begitu pula pada konstanta depurasi logam Cu, pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C dan temperatur kamar sebenarnya tidak berbeda jauh, namun dalam hal ini konstanta depurasi pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar nilainya lebih besar. Konstanta depurasi pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar 30 °C antara 0,30-0,22 sedangkan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar berkisar antara 0,32-0,20.Konstanta uptake logam Cd sampai dengan hari ke-28 pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C berkisar antara 0,14-0,10 dan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar berkisar antara 0,17-0,10. Sedangkan konstanta uptake sampai dengan hari ke-21 pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C berkisar antara 0,19-0,08 dan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar berkisar antara 0,16-0,10. Pada konstanta depurasi logam Cd, konstanta depurasi pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C antara 0,21-0,12 sedangkan pada perlakuan dibawah pengaruh temperatur kamar berkisar antara 0,25-0,13.

Faktor Biokonsentrasi Logam Cu dan Cd

Nilai BCF pada perlakuan pemaparan logam Cu berkisar antara 402,59 – 708,95, sedangkan nilai BCF pada perlakuan pemaparan logam Cd berkisar antara 388,27 – 864,93. Nilai BCF pada kedua logam diatas >100, artinya menurut European Union, nilai BCF >100 berpotensi untuk mengalami bioakumulasi dalam tubuh organisme.

KESIMPULAN

Ikan nila dengan perlakuan dibawah pengaruh temperatur 30 °C mengakumulasi logam lebih banyak apabila dibandingkan dengan ikan nila dibawah pengaruh perlakuan temperatur kamar. Pada logam Cu, akumulasi terbesar terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 0,043 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C dengan kandungan Cu dalam tubuh ikan sebesar 31,375 mg/kg. Sementara itu pada logam Cd, akumulasi terbesar terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 0,01 mg/L dibawah pengaruh temperatur 30 °C dengan kandungan Cd dalam tubuh ikan sebesar 7,709 mg/kg. Ikan nila mengakumulasi logam, baik Cu maupun Cd hingga puncaknya pada hari ke-21, setelah itu kandungan logam dalam tubuh ikan nila menurun. Pada tahap depurasi, kenaikan temperatur tidak mempengaruhi kecepatan ekskresi logam Cu maupun Cd. Namun proses depurasi terbukti dapat menurunkan kandungan logam dalam tubuh ikan nila. Nilai BCF pada perlakuan pemaparan logam Cu berkisar antara 402,59 –708,95, sedangkan nilai BCF pada perlakuan pemaparan logam Cd berkisar antara 388,27–864,93, kedua nilai BCF tersebut berpotensi menimbulkan akumulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kartika, N, I. 2011. Ekokinetika Logam Zn dan Cu pada Sistem Kolam – Ikan dan Tanaman. Tesis. Institut Teknologi Bandung.

Mance, G. 1987. Pollution Threat of Heavy Metalls in Aquatic Environment. London

: Elsevier Applied Science

Morgan, I. J. 1997. The Effects of Simulated Global Warming on Growth and Energetics of Freshwater Fish. Journal of Experimental Biology, 61, 425.

Gambar

Gambar 1.  Unit Perlakuan Logam Cu/Cd pada Temperatur 30 °C (Duplo)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem posing terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep IPA. Pembelajaran dengan model problem posing

Based on the Credit Agreement, each of the Company and TAS, jointly and severally confirm to SCB of its obligations for the timely performance by other borrower for all of its

Setelah menyimak teks yang disajikan pada grup WhatsApp / Zoom / Google Meet , siswa mengenal bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat pigura dengan hiasan

Sistem pembiayaan pembangunan yang digunakan dalam Pembangunan BIJB ini sebenarnya sudah sangat benar, karena menggunakan sistem KPS dengan prinsip joint venture

Penelitian yang dilakukan oleh Kirana (2011) pada remaja putri di SMA Negeri 2 Semarang yang menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan vitamin C dengan kejadian

Maksud penyiapan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur adalah untuk mendorong terwujudnya

Isine naskah Serat Darma Sonya diwawas kanthi wawasan semiotika, yaiku tandha kang awujud simbol, diklompokake miturut limang jinise alam, kang sabanjure saben

Hendri Metro Purba (2011) dengan judul Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Cabang Usahatani Padi Ladang di Kabupaten Karawang, dimana