• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR SINGKATAN Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band Ghz Untuk Electronic Support Measure

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR SINGKATAN Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band Ghz Untuk Electronic Support Measure"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure xv

DAFTAR SINGKATAN

CST : Computer Simulation Technology

ESM : Electronic Support Measure EW : Electronic Warfare

RF : Radio Frequency

(2)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem keamanan dan pertahanan suatu wilayah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu Negara, terutama Negara kepulauan seperti Indonesia. Indonesia memiliki ribuan pulau-pulau kecil yang berbatasan dengan negara lain selain itu wilayah-wilayah Indonesia juga menjadi daerah lintas perdagangan ASIA. Dalam hal ini untuk mengawasi dan menjaga keamanan wilayah Indonesia merupakan tugas yang sulit bagi pemerintah terutama TNI angkatan laut. Maka dari itu diperlukan sebuah teknologi yang dapat mengawasi dan mengamankan wilayah kepulauan Indonesia yang sangat luas ini. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan sistem pertahanan keamanan dalam menjaga dan mengawasi wilayah Indonesia adalah menggunakan teknologi baru yaitu Electronic Support Measure(ESM). [5] ESM ini sendiri sedang dikembangkan oleh LIPI.

ESM secara umum adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menerima sinyal gelombang elektromagnetik, kemudian sinyal tersebut diproses dan dianalisa sehingga diperoleh lokasi, kuat sinyal dan parameter lainnya. Untuk melakukan identifikasi persenjataan musuh,ESM dipandu dengan sinyal RF. Bagian utama suatu sistem ESM terdiri dari 3 subsistem yaitu unit Antena dan RF, unit Direction Finder dan unit Frequency Measurement and Signal Analysis. Subsistem antena ini terdiri dari dua jenis antena, yaitu antena omnidireksional dan antena unidireksional. Antena omnidireksinal berfungsi untuk menerima sinyal dari keliling area 360o dan antena unidireksional terdiri dari 6 atau 8 buah antena horn conical yang nantinya disusun membentuk sudut 360°. Antena unidireksional ini berfungsi sebagai penerima sinyal untuk menentukan lokasi dan posisi asal sinyal radar musuh. Antena unidireksional pada ESM ini menggunakan antena horn conical. Dalam tugas akhir ini antena horn conical yang dirancang bekerja dalam frekuensi Ku-Band (12 GHz sampai 18 GHz).[5]

Antena horn conical merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk memancarkan dan menerima gelombang elektromagnetik. Digunakan antena horn conical pada ESM karena mempunyai gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita (bandwidth) yang relatif besar, serta

(3)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 2

memiliki pola radiasi unidireksional. Antena horn conical ini digunakan pada ESM agar ESM dapat menerima sensitivitas sinyal dan akurasi posisi yang tinggi guna mengidentifikasi tipe dan lokasi radar persenjataan elektronik musuh. Frekuensi operasi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah 12-18 GHz, karena frekuensi ini sudah ditetapkan dalam alokasi radar yang terdapat dalam peralatan ESM. Antena dirancang agar memiliki gain ±20dB dan nilai VSWR dibawah 2 agar antena ini dapat menunjang kinerja ESM secara maksimal.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan pada tugas akhir ini adalah :

1. Merancang desain antena horn berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan untuk memenuhi kebutuhan ESM.

2. Mendapatkan hasil simulasi antena horn menggunakan software CST Microwave Studio 2013 sebagai dasar perakitan.

3. Mampu merealisasikan antena yang telah dirancang dan disimulasikan sebelumnya sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

4. Mendapatkan informasi mengenai kinerja antena yang telah dibuat.

1.3 Perumusan Masalah

Masalah yang dibahas pada tugas akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana perancangan antena horn conical berdasarkan spesifikasi yang telah

ditentukan untuk memenuhi kebutuhan ESM ?

2. Bagaimana simulasi antena horn conical pada software CST Microwave Studio 2013?

3. Bagaimana proses perakitan antena horn conical yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan?

4. Bagaimana analisa hasil perancangan, simulasi dan perakitan antena horn conical?

1.4 Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan antena ini adalah kuningan 2. Antena yang digunakan adalah antena horn conical

(4)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 3

4. Spesifikasi antena yang direncanakan sebagai berikut: a. Desain Antena : Horn Conical

b. Sifat Antena : Penerima (Receiver) c. Frekuensi kerja : 15 GHz

d. Impedansi : 50 Ω

e. VSWR : ≤ 2

f. Pola Radiasi : Unidireksional g. Polarisasi : Linear

h. Bahan : Kuningan i. Konektor : N-Female j. Gain : ±20 dB

1.5 Metodelogi Penelitian

Penelian ini dilakukan dengan langkah/tahapan sebagai berikut :

1. Melakukan studi literature dengan mempelajari spesifikasi kebutuhan dari ESM dan karakteristik antena horn yang akan dirancang. Proses pembelajaran materi dilakukan dengan kajian berbagai sumber pustaka baik berupa buku, maupun jurnal ilmiah yang banyak didapat secara bebas.

2. Perancangan antena dengan menggunakan persamaan dan teori yang didapat dari studi literature.

3. Pemodelan dan simulasi antena yang telah dirancang menggunakan software CST Microwave Studio.

4. Realisasi dan pengukuran antena yang telah disimulasikan untuk mengukur parameter yang telah ditentukan.

5. Analisis data yang diperoleh dari simulasi dan hasil pengukuran dari antena yang dirancang.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini dibagi dalam beberapa topik bahasan yang disusun secara sistematis sebagai berikut:

a) Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang, tujuan penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, metodelogi penelitian serta sistematika penulisan.

(5)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 4

Pada bab ini akan dijelaskan tentang dasar teori Ku - Band, antena horn conical, ESM dan parameter-parameter penting pada antena.

c) Bab III Perancangan dan Realisasi Antena Conical

Bab ini menjelaskan proses perancangan dan simulasi menggunakan software CST Microwave Studio hingga proses pembuatan antena horn conical.

d) Bab IV Keluaran yang Diharapkan

Bab ini berisikan analisis perbandingan antara hasil simulasi yang didapat dengan hasil pengukuran antenna setelah direalisasikan.

e) Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari tugas akhir ini, serta saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

f) Daftar Pustaka

Bab ini berisi referensi tentang antena horn conical, frekuensi Ku-Band, ESM, serta referensi lain yang menunjang.

g) Lampiran

Bab ini berisikan tentang dokumentasi antena, table simulasi antena dan hasil pengukuran antena.

(6)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 ELECTRONIC SUPPORT MEASURES[5]

Electronic Support Measure(ESM) merupakan bagian dari Electronic Warfare(EW). Dimana EW merupakan peperangan elektronik yang menggunakan energi dari gelombang elektromagnetik. ESM berfungsi untuk memonitoring posisi musuh dan juga untuk mencegah serangan dari musuh dengan menggunakan spektrum gelombang elektromagnetik.

Electronic Support Measures merupakan suatu sistem telekomunikasi militer untuk memperoleh data atau parameter sinyal elektronik beserta analisanya. Perangkat ESM terdiri dari beberapa komponen yaitu display, kompas, prosesor, antena, dan receive[5] Antena yang dibutuhkan untuk memenuhi spesifikasi ESM yaitu antena horn. Digunakan antena horn karena mempunyai gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita (bandwidth) yang relatif besar agar dapat menerima sensitivitas sinyal dan akurasi posisi yang tinggi guna mengidentifikasi tipe dan lokasi radar persenjataan elektronik musuh. Antena outdoor pada ESM dapat dilihat pada gambar 2.1.

(a) (b)

Gambar 2. 1 (a) ESM Station[3] (b)Antenna Outdoor ESM[5]

2.1.1 Cara Kerja ESM[5]

Prosedur umum untuk melakukan identifikasi persenjataan musuh yang dipandu oleh sinyal RF :

(7)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 6

1. Pertama, sistem ESM melakukan intersepsi radiasi sinyal RF dari sistem persenjataan musuh dan melakukan pemisahan terhadap sinyal RF lainnya. 2. Kedua, setelah diperoleh sinyal RF yang berasosiasi dengan sistem persenjataan

musuh, kemudian parameter-parameter penting dari sinyal RF yang terintersepsi tersebut diukur.

3. Ketiga, ESM melakukan perbandingan parameter-parameter sinyal RF tersebut dengan parameter yang telah tersimpan dalam memory untuk mengidentifikasi tipe sinyal RF tersebut : apakah suatu missile, pesawat tempur atau radar yang dimiliki musuh. Terakhir, adalah hasil identifikasi tersebut diteruskan ke sistem counter measure atau electronic countermeasure untuk menangkal dan sekaligus melumpuhkan secara elektronik senjata atau radar musuh.

2.1.2 Subsistem Utama pada ESM[5]

Bagian utama suatu system ESM terdiri dari 3 subsistem yaitu unit Antena dan RF, unit Direction Finder dan unit Frequency Measurement and Signal Analysis. Berikut merupakan blok diagram subsistem pada ESM.

Gambar 2. 2 Blok Diagram ESM[5]

2.1.2.1 Subsistem Antena

Antenna terdiri dari 2 tipe antena yaitu omni dan directional. Antena omni berfungsi untuk menerima sinyal dari keliling area 360⁰ untuk mendukung pengukuran parameter sinyal radar/ sinyal elektronis musuh lainnya seperti frekuensi carrier, jenis modulasi, dan lain sebagainya. Antena Directional yang biasanya terdiri dari 6 atau 8 buah antenna dipasang membentuk lingkaran sehingga

(8)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 7

diperoleh sudut 360⁰, sehingga masing masing antenna mempunyai sudut 60⁰ (tipe 6 sektor) atau sudut 45⁰ (tipe 8 sektor) untuk mendukung fungsi ESM dalam menentukan lokasi dan posisi asal sinyal radar atau sinyal elektronis musuh lainnya.

2.1.2.2 Subsistem Direction Finder dan Frequency Measurement

Subsistem ini berfungsi menyeleksi, konversi, menyaring (filter) dan proses demodulasi sehingga diperoleh data atau parameter dari sinyal yang diterima, untuk selanjutnya diproses oleh signal processor untuk ditampilkan ke dalam bentuk Display atau monitor.Unit Direction Finder merupakan unit yang sangat penting untuk menentukan arah asal sinyal RF dari sistem persenjataan musuh seperti arah dari Radar musuh, Rudal musuh atau sistem elektronis musuh lainnya. Unit Frequency Measurement terkait pengukuran frekuensi sesaat untuk mendukung fungsi-fungsi analisis sinyal selanjutnya seperti tipe sinyal ( pulse/CW ), jenis modulasi dan lain sebagainya.

2.1.2.3 Subsistem Analisis Sinyal

Pada subsistem ini, hasil demodulasi diolah menjadi parameter antara lain untuk Radar pulsa adalah Frekuensi Radar, Daya (Power), AOA (Angle Of Arrival), TOA (Time Of Arrival), PRI (Pulse Repetion Interval), Jenis PRI, Lebar Pulsa, Kecepatan scanning (putaran) dan Lobe duration (Beam width).

2.2 Ku-Band[4]

Ku -Band adalah bagian dari gelombang microwave, dimana gelombang microwave merupakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi super tinggi (Super High Frequency, SHF). Gelombang microwave digunakan untuk komunikasi jarak jauh seperti radar, GSO satellites, automotive dan GPS. Menurut IEEE Ku-band mempunyai rentang frekuensi 12-18 GHz. Selain itu ,sistem Ku-band menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Ku-band juga lebih tahan terhadap hujan dibandingkan dengan Ka-band. Sistem Ku-band juga lebih terjangkau dari segi biaya, dapat menggunakan antena yang kecil dan Ku-band tidak mudah terganggu oleh gelombang wifi.

2.3 Antena[6]

Antena merupakan suatu perangkat yang berfungsi memindahkan gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara, selain itu antenna juga merupakan suatu

(9)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 8

perangkat yang menghubungkan antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas dan sebaliknya.Antena berfungsi sebagai pemancar dan atau penerima gelombang elektromagnetik dalam sistem komunikasi. Dalam proses mengirimkan sinyal dari pemancar ke penerima yang memiliki jarak cukup jauh menyebabkan gelombang elektromagnetik mengalami pengurangan energi, sehingga ketika diterima oleh penerima, kekuatan sinyal sudah berkurang. Agar sinyal dapat diterima dengan baik oleh penerima maka perlu diperhatikan parameter-parameter dasar antena seperti pola radiasi, polarisasi, penguatan gain dan directivity.

2.4 Antena Horn Conical[5]

Antena horn conical adalah antena aperture yang berbasis saluran yang dipandu gelombang lingkaran (circular waveguide) dengan bentuk akhir antena ini menyerupai kerucut. Antena aperture merupakan suatu antena yang mempunyai struktur berupa suatu luasan yang dilalui gelombang elektromagnetik. Konsep dari aperture ditunjukkan sangat sederhana, yaitu dengan mempertimbangkan suatu antena penerima. Antena horn conical merupakan antena yang paling banyak dipakai dalam sistem komunikasi gelombang mikro karena mempunyai gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita (bandwidth) yang relatif besar, tidak berat, dan mudah dibuat. Antena horn conical merupakan jenis lain antenna microwave. Perbedaannya terletak pada feed dari antena horn conical ini berbentuk melingkar sedangakan pada antena horn pyramidal sendiri feed-nya berbentuk kotak. Antena horn conical bertipe antena aperture (antena celah) yang berarti sangat berguna untuk aplikasi pada pesawat terbang dan kendaraan luar angkasa seperti radar.

(10)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 9

2.4.1 Dimensi Antena Horn Conical

Antena horn conical adalah celah (aperture anntena) berbasis saluran pandu gelombang lingkaran (circular waveguide) dengan bentuk akhir antena ini menyerupai kerucut, yang mulutnya melebar ke arah bidang medan listrik (E) dan bidang magnet (H) .

Gambar 2. 4 Antenna Horn Conical

Penentuan dimensi antenna horn conical memperhatikan frekuensi kerja untuk mencari panjang gelombang (λ). Dihitung dengan persamaan [4] :

= ... (1) Nilai c merupakan kecepatan di udara dan f merupakan frekuensi tengah gelombang persamaan panjang gelombang untuk frekuensi 12GHz -18GHz adalah

fc= ... (2)

Dimana :

 = Panjang gelombang di frekuensi tengah di udara fc = Frekuensi tengah (GHz)

C = Cepat rambat cahaya fL=Frekuensi bawah (GHz) fH=Frekuensi atas (GHz) 2.4.1.1 Dimensi Cone[4] = 10 ... (3) δ0 = 0.32λ ... (4) δ0 = ( )− ... (5) θ=2tan-1 ( ) ... (6) D=2a ... (7)

(11)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 10

Dimana :

L : panjang corong antena λ : panjang gelombang a : jari-jari cone Θ : sudut cone D : diameter cone

2.4.1.2 Dimensi waveguide

Untuk menentukan panjang waveguide maka diperlukan pencarian mode propagasi dari circular waveguide tersebut, mode propagasi dapat dicari dengan menggunakan persamaan [2] :

- Frekuensi,syarat: Fc ≤ Fk untuk mode TE atau TM

(Fc)mn =

√ ... (8)

- Panjang Gelombang, syarat : λc ≥ λ untuk mode TE atau TM

= ... (9) Dimana, (Fc)mn : Frekuensi Cut-Off Mode TE/TM

Fk : Frekuensi Kerja mode Xmn : Fungsi Bessel Mode TE/TM

a : Jari-jari waveguide

= ... (10) : Permeabilitas Dielektrik

: Permitivitas Dielektrik

λc : Panjang gelombang Cut-Off pada waveguide

Tabel 2. 1 Fungsi Bessel Mode TE[1]

m=0 m=1 m=2 m=3 m=4 m=5 m=6 m=7 m=8 m=9 m=10 m=11 n=1 3.8 1.8 3 4.2 5.3 6.4 7.5 8.5 9.6 10.7 11.7 12.8 n=2 7 5.3 6.7 8 9.2 10.5 11.7 12.9 14.1 15.2 16.4 17.6 n=3 10.1 8.5 9.9 11.3 12.6 13.9 15.2 16.5 17.7 19 20.2 21.4 n=4 13.3 11.7 13.1 14.5 15.9 17.3 18.6 19.9 21.2 22.5 23.7 25 n=5 16.4 14.8 16.3 17.7 19.1 20.5 21.9 23.2 24.5 25.8 27.1 28.4

(12)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 11

Tabel 2. 2 Fungsi Bessel Mode TM[1]

m=0 m=1 m=2 m=3 m=4 m=5 m=6 m=7 m=8 m=9 m=10 m=11 n=1 2.4 3.83 5.14 6.38 7.59 8.77 9.94 11.1 12.2 13.4 14.5 12.8 n=2 5.52 7.11 8.42 9.76 11.1 12.3 13.6 14.8 16 17.2 18.4 19.6 n=3 8.66 10.2 11.6 13 14.4 15.7 17 18.3 19.6 20.8 22 23.3 n=4 11.8 13.3 14.8 16.2 17.6 19 20.3 21.6 22.9 24.2 25.5 26.8 n=5 14.9 16.5 18 19.4 20.8 22.2 23.6 24.9 26.3 27.6 28.9 80.2

Pengujian mode propagasi didapatkan dari hasil perhitungan menggunakan persamaan9diperoleh mode dominan yaitu mode TE11,

Panjang waveguide

λg=

( )

... (11)

Mode yang digunakan adalah mode TE11 karena nilai λc11 ≥ λ, dimana :

Wc : diameter waveguide

λg : panjang gelombang waveguide λc : panjang gelombang te11

Panjang waveguide dapat diperoleh dengan persamaan :

= ... (12) 2.4.1.3 Dimensi monopole[6]

Panjang antenna monopol

... (13)

Jarak diameter waveguide ke antenna monopole

... (14)

2.4.2 Parameter Antena Horn Conical

Parameter antena merupakan suatu hal yang penting dalam merancang dan menganalisis sebuah antena dikarenakan parameter antena juga sebagai tolak ukur dari performansi antena itu sendiri. Beberapa parameter antena horn conical antara lain:

- Gain - Bandwidth

(13)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 12

- Pola radiasi - Polarisasi - VSWR - Return Loss - Impedansi 2.4.3 Circular waveguide[6]

Waveguide antena berfungsi untuk memandu gelombang elektromagnetik yang akan dipancarkan atau diterima oleh antena. Antena horn terdiri dari dua buah waveguide, yaitu rectangular waveguide dan circular waveguide. Circular waveguide biasanya digunakan sebagai alternatif ke rectangular waveguide. Circular waveguide mempunyai capability yang lebih tinggi dari rectangular waveguide. Pada dasarnya dalam sebuah waveguide terdapat tiga karakteristik yang penting, yaitu frekuensi cut-off, panjang gelombang cut-off, serta mode propagasi. Mode propagasi dari waveguide itu sendiri terdiri dari transverse electric field (TE) dan transverse magnetic field (TM) yang mana kedua itu disebut sebagai transverse wave impedance.. Pada mode TE, medan electric merambat tegak lurus pada arah perambatan gelombang. Pada mode TM, medan magnet merambat tegak lurus pada arah perambatan gelombang.

(14)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 13

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Pendahuluan

Dalam merealisasikan antena horn conical dibutuhkan perancangan yang sistematis. Perancangan dalam membuat antena horn conical ini dimaksud agar antena horn conical dapat bekerja sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

3.2 Tahapan Perancangan

Proses perancangan antena horn conical ini dilakukan dengan metode ekperimental, tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut:

3.2.1 Penentuan spesifikasi

Langkah awal dalam pembuatan antena dengan menentukan bentuk antena, frekuensi kerja, polaradiasi, bandwidth, gain, dan polarisasi. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan dimensi fisik dari antenna horn conical yang bias didapatkan dari perhitungan secarateoritis. Parameter yang dihitung di antaranya adalah diameter antena, tinggiantena, dan panjang kabel matching antena. Antena yang di desain dalam tugas akhir ini adalah antena horn conical. Adapun spesifikasi yang diharapkan dari antenna ini adalah: [5]

a. Desain Antena : Horn Conical b. Sifat Antena : Penerima (Receiver) c. Frekuensi : 12-18 GHz

d. Impedansi : 50Ω e. VSWR : ≤2

f. Pola Radiasi : Unidireksional g. Polarisasi : Linier

h. Bahan : Kuningan i. Konektor : N Female j. Gain : ±20 dB

Spesifikasi di atas dipilih karena mengacu pada kebutuhan ESM. Agar ESM dapat dirancang dan mampu meningkatkan kemampuan deteksi untuk jarak yang lebih jauh. Sistem ESM menggunakan frekuensi 2-18 GHz untuk mendukung penentuan posisi radar atau persenjataan elektronis musuh dengan peningkatan kemampuan receiver RF 2-18 GHz serta penyempurnaan ekualizer pada pita 2-18

(15)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 14

GHz serta menambahkan kemampuan anti interferensi frekuensi terhadap sistem-sistem sipil seperti GSM,3G,Wifi dan sistem-sistem terrestrial lainnya.[5]

3.2.2 Perancangan dengan software CST Microwave Studio 2013

Penggunakan software ini untuk memvisualisasikan dan menyimulasikan tahap sebelumnya. Visualisasi berupa gambar tiga dimensi dengan spesifikasi jenis bahan, ukuran, dan letak pencatuan agar bias disimulasikan. Jenis bahan sesuai spesifikasi, yaitu brass untuk elemen antena horn conical. Hasil simulasi berupa parameter-parameter antenna yang ditampilkan dalam bentuk grafik yang selanjutnya dianalisis untuk mengetahui karakteristik dan kinerja antenna.

3.2.3 Realisasi sesuai model simulasi

Realisasi merupakan kegiatan pembentukan antenna sesuai dengan simulasi yang telah dilakukan. Berikut beberapa tahapan pendukung pembuatan antenna yg disajikan dalam bentuk flowchart pada gambar 3.1 :

Gambar 3. 1 Blok Diagram Sistem

3.3 Menentukan Spesifikasi Antena

Dalam menentukan spesifikasi antenna perlu diperhatikan kondisi yang akan dialami antenna selama beroperasi nanti. Spesifikasi yang dirancang pada penelitian ini antara lain:

(16)

Rancangan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi Ku-Band 12-18 Ghz Untuk

Electronic Support Measure 15

a. Frekuensi kerja dan Bandwidth

Antena horn conical yang dirancang akan bekerja pada frekuensi 12 GHz hingga 18 GHz, dan memiliki bandwidth sebesar 6 GHz. Frekuensi tengah dari antenna horn conical adalah 15 GHz. Spesifikasi ini disesuaikan berdasarkan dengan teknologi ESM.

b. Impedansidan VSWR

Pada perancangan antenna ini, digunakan saluran transmisi yang memiliki impedansi Z=50Ω. Agar terjadi transfer daya maksimum pada antena yang dibuat, maka impedansi input dari antena (ZA) harus matching dengan saluran transmisi.

Zo = Za = 50Ω

Sedangkan spesifikasi nilai VSWR ditentukan dnegan persamaan dibawah ini

= ... (15) = ... (16) = 1 ... (17) c. Pola Radiasi

Antena horn conical ini dirancang agar pada saat ESM melakukan deteksi frekuensi radar Ku-band dari pancaran radar yang berada disekitarnya dapat melakukan deteksi kesatu arah, sehingga diperlukan polaradiasi ke satu arah (direksional).

d. Polarisasi

Polarisasi yang dirancang untuk antenna ini adalah linier. Menggunakan polarisasi jenis ini agar arah medan antena tidak berubah berdasarkan waktu tapi hanya berubah orientasinya saja (positif- negatif).

e. Gain

Penentuan besar nilai gain antenna adalah lebih besar dari 0 dB agar di receiver terjadi penguatan minimal satu kali daridaya yang diterima.

3.4 Pemilihan Bahan Antena

Dalam pembuatan antenna harus memperhatikan masalah bahan yang digunakan. Pemilihan bahan didasarkan pada bagaimana kualitas, ketersediaan di pasaran serta nilai ekonomis dari bahan tersebut. Bahan kuningan digunakan dalam pembuatan antenna ini karena kuningan adalah konduktor yang memiliki konduktivitas tinggi yang

Gambar

Gambar 2. 2 Blok Diagram ESM [5]
Gambar 2. 3 Konfigurasi Antenna Horn  [1]
Tabel 2. 1 Fungsi Bessel Mode TE[1]
Tabel 2. 2 Fungsi Bessel Mode TM[1]
+2

Referensi

Dokumen terkait

Institusi pers, sebagaimana institusi sosial lainnya seperti asosiasi profesi, partai politik, bahkan lembaga keagamaan dan ekonomi, terkooptasi oleh birokrasi negara, dan hanya

Null Hypothesis (Ho): there is no significance difference in the students’ competence in writing descriptive text between students who are taught using clustering

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan menentukan komposisi yang tepat

Dari penelitian ini terdapat hubungan antara soft skills dengan kepemimpinan kepala sekolah positif, dengan memiliki soft skills yang baik dapat mempengaruhi kepala

Sebagai pengakuan atas upaya dan komitmen Perusahaan dalam kegiatan perlindungan Keanekaragaman Hayati, kawasan perlindungan Keanekaragaman Hayati yang dikembangkan bersama

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Konstruktivisme pada Materi Bangun Ruang Limas Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Surabaya” ini disusun

Pada AHP-TOPSIS penyelesaiannya dilakukan perbandingan berpasangan antara kriteria satu dengan kriteria lain, dan pada SAW-TOPSIS dilakukan penilaian secara sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model