52
4.1 Gambaran Perusahaan
4.1.1 Profil Perusahaan
Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung merupakan cabang pabrik yang didirikan oleh Sosro yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol km 44 Desa Telaga Asih, Bekasi. Kantor cabang pabrik ini diresmikan pada tahun 2003 sebagai pabrik ke-4 yang didirikan oleh PT. Sinar Sosro dalam menjalankan operasional, proses produksi, dan mencover pasar wilayah di Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi,
Kalimantan, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, dan Aceh. Adapun produk-produk yang diproduksi oleh pabrik Cibitung adalah Teh Botol Sosro
kemasan botol kaca, kemasan kotak 200 ml dan 250 ml, Fruit Tea botol kaca dan kemasan pouch dengan varian rasa Blackcurrent, Guava, Apple, Blast, dan Freeze.
Awal mula nama Sosro yang melekat pada nama perusahaan dan merk produknya ini diambil dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo. Sosrodjojo pertama kali merintis usahanya pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah dimana produk pertamanya yaitu Teh Wangi dengan merk Teh Cap Botol. Di tahun 1965, Teh Cap Botol diperkenalkan ke Jakarta dengan menggunakan strategi cicip rasa dibawah koordinator Soetjipto tetapi strategi ini dirasa tidak efektif., sehingga pada tahun 1969 muncul ide untuk menjual air teh siap minum yang dimasukkan ke dalam botol kecap ataupun botol limun yang sudah dibersihkan dan ternyata strategi ini berhasil, sebab pelanggan tidak perlu menunggu proses penyeduhannya.
Kemudian bisnis ini diteruskan oleh generasi ke-2 dari beberapa putera dari Sosrodjojo, antara lain Soemarsono Sosrodjojo, Soegiharto Sosrodjojo, Soetjipto Sosrodjojo, dan Surjanto Sosrodjojo dengan melakukan pendistribusian secara nasional dan berkantor dikawasan Cakung – Bekasi.
Pada Tahun 1990, PT. Sinar Sosro memasuki generasi ke-3 dengan melakukan inovasi produknya pada variasi rasa, target segmen, dan kemasan. Produk dari PT. Sinar Sosro hingga saat ini telah memiliki banyak variasi tidak hanya Teh
Botol Sosro. Produk PT. Sinar Sosro lainnya adalah Fruit Tea Sosro, Sosro Joy Green Tea, Teh Celup Sosro, Happy Jus, Country Choice, Tebs, S-Tee, dan Prim-A.
Dalam menjalankan proses produksinya tersebut, PT. Sinar Sosro mendirikan beberapa cabang pabrik di Indonesia, diantaranya terletak di Cakung, Tambun, Pandeglang, Cibitung, Gianyar, Ungaran, Deli Serdang, Gresik, Palembang, dan juga Mojokerto. PT. Sinar Sosro juga melakukan distribusi produknya melalui 150 kantor cabang penjualan yang tersebar di seluruh nusantara. Pemasaran untuk produk-produk PT. Sinar Sosro tidak hanya memiliki sasaran konsumen nusantara, tetapi juga sudah mencapai pasar Internasional. Dimana PT. Sinar Sosro sudah mengekspor produknya yang menggunakan kemasan kotak, botol, dan pouch ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1 Visi Perusahaan
“Menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen kapan saja, dan dimana saja serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait”.
4.1.2.2 Misi Perusahaan
Misi perusahaan dari PT. Sinar Sosro meliputi:
1) Membangun merk Sosro sebagai merk teh alami, berkualitas, dan unggul;
2) Melahirkan merk dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun non teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya;
3) Membangun dan memimpin jaringan distribusi;
4) Menciptakan dan memilihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan;
5) Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan;
6) Membangun kepuasan kepada para konsumen;
7) Memberikan kontribusi devisa ke negara.
4.1.3 Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Presiden Direktur Direktur Operasi Wakil Direktur Operasi General Manager Production & Maintenance Manager Asst. Manager Production & Maintenance Supervisor PPIC Supervisor Production & Maintenance Quality Control Manager PB/PI Supervisor Accounting & Finance Manager Personnel & GA Manager Adm. Produksi
Asst. Production & maintenance OWP Asst. Supervisor Logistik Operator Forklift Operator WT Packer Operator Kitchen Asst. Quality Control Supervisor Incoming Material Accounting Supervisor Adm. Pembelian Personnel & GA Supervisor Adm. Umum Adm. Produksi
4.1.4 Uraian Proses Produksi
PT. Sinar Sosro membagi proses produksinya di beberapa lini produksi yang di jalankan. Namun, dalam penelitian ini yang menjadi fokus pembahasan pada uraian proses produksinya hanya pada produk Teh Botol Sosro kemasan kotak 200 ml dan 250 ml. Berikut ini uraian produksi dari produk tersebut:
Gambar 4.2 Uraian Proses Produksi
Sumber: Peneliti, 2014 Gudang Bahan Baku
(Gudang Logistik) Gudang Bahan Baku
(Gudang Produksi) Gula Hopper
Dissolving Tank Air Softener QC Cosmos Filter Buffer Tank Gula Teh Tangki Penyeduhan Buffer Air Carbon QC Cosmos Filter Buffer Tank Gula Mix Tank (TCM) Sterilizer Filling Gudang PB/PI Packing Karton Pengolahan Air: - Reservoir - Sand Filter - Carbon Filter - Softener
Berdasarkan uraian proses produksi yang tergambarkan pada Gambar 4.2, proses yang terlebih dahulu dilakukan adalah dengan menyediakan bahan baku di gudang logistik dan gudang produksi sebelum proses produksi dan proses packaging berlangsung.
Selain bahan baku yang dipersiapkan pada proses produksi tersebut, proses pengolahan air (water treatment) juga sangat penting untuk dipersiapkan. Karena bahan baku yang terpenting dalam proses produksi ini adalah air dengan standar mutu yang sesuai. Tahap pengolahan air (water treatment) ini dilakukan melalui 4 proses pengolahan, yaitu reservoir, sand filter, carbon filter, dan softener. Kemudian, air yang telah mendapat pengolahan water treatment ini disimpan dalam tangki buffer untuk dapat digunakan pada proses pemasakan ditahap selanjutnya. Proses pemasakan ini terdiri dari tiga proses, yaitu:
1. Proses pembuatan sirup gula.
Proses ini dilakukan dengan memasukkan gula melalui hopper menuju dissolving tank dengan aliran air softener yang telah melalui proses water treatment. Pada proses ini secara bersamaan dilakukan pemompaan untuk proses sirkulasi hingga gula larut sempurna dan memiliki kadar gula 42.80 Brix. Kemudian dilakukan proses pengecekan kualitas pada tingkat kemanisan gula tersebut ke bagian Qualiy Control sebelum disimpan pada buffer tank sirup gula.
2. Proses Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP)
Proses ini merupakan proses yang dilakukan untuk menghasilkan ekstrak teh yang digunakan untuk pencampuran Teh Cair Manis (TCM). Adapun proses pembuatan teh cair pahit ini dimulai dengan proses penyeduhan teh wangi dan air karbon yang disimpan pada tangki buffer yang telah dipanaskan dengan suhu 950 C-1050 C. Selama proses penyeduhan ekstrak teh ini dilakukan pada Tea Extraction Tank dan menggunakan agdigator untuk proses sirkulasinya.
3. Proses Pembuatan Teh Cair Manis (TCM)
Proses pencampuran antara sirup gula dan Teh Cair Pahit ke dalam mix tank dengan temperature sekitar 900 C-950 C dan proses sirkulasi dengan menggunakan agdigator selama 30 menit untuk menghasilkan larutan yang homogen., kemudian dilakukan pengecekan kadar kemanisan dan warna teh cair dengan mengambil sampel untuk diuji di laboratorium Quality Control.
Setelah proses pemasakan berlangsung, uraian proses selanjutnya adalah melakukan sirkulasi melalui sterilizer untuk proses sterilisasi Teh Cair Manis sebelum dilakukan proses filling pada kemasan paper. Proses filling ini dilakukan pada mesin Tetra Brik Aseptic dengan melakukan proses pengemasan dan pelekatan straw pada setiap pcs produk. Setelah produk dihasilkan dalam satuan pcs, produk tersebut dijalankan dengan menggunakan conveyor menuju proses packaging karton yang dikemas dengan jumlah 24 pcs/karton dan selanjutnya ditempatkan di gudang PB/PI.
Adapun penggunaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi yang terkait pada penelitian ini adalah:
1. Bahan Baku Utama
Bahan baku utama yang diperlukan yaitu teh wangi, dan gula. Daun teh wangi yang digunakan pada proses produksi ini adalah daun teh wangi yang dipasok dari PT. Gunung Slamet yang berasal dari perkebunan teh di daerah Cianjur, Garut, Pangelangan, serta Tasikmalaya. Sedangkan bahan baku gula yang digunakan adalah gula industri dengan standar gula yang digunakan yaitu mempunyai tingkat kemanisan sekitar > 90 Brix (persentase sukrosa yang terkandung pada gula).
2. Bahan Baku Kemasan
Bahan baku kemasan yang digunakan untuk Teh Botol Sosro kemasan kotak adalah paper, straw, dan karton. Dimana untuk bahan baku kemasan ini diperlukan kemasan yang memiliki volume 200 ml dan 250 ml untuk paper yang digunakan, straw slim dengan ukuran 200 ml dan 250 ml, dan karton dengan kapasitas berisi 24 pcs untuk produk tersebut.
4.2 Pengumpulan Data 4.2.1 Data Historis Penjualan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, maka dilakukan penyusunan data historis penjualan produk Teh Botol Sosro kemasan kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml per bulan dimulai dari Januari 2011 hingga Desember 2013. Berikut ini data historis penjualan yang dapat di lihat di Tabel 4.1 untuk dijadikan sebagai pedoman dalam perhitungan peramalan di periode berikutnya.
Tabel 4.1 Data Historis Penjualan Produk
Periode Indeks Waktu Produk (Karton) Tahun Bulan TBK 200 ml TBK 250 ml 2011 Januari 1 93,485 68,512 Februari 2 98,215 90,602 Maret 3 102,970 73,392 April 4 103,380 88,771 Mei 5 91,090 113,882 Juni 6 136,910 166,604 Juli 7 139,440 145,740 Agustus 8 147,880 166,188 September 9 150,590 160,852 Oktober 10 175,205 144,852 November 11 159,570 128,662 Desember 12 145,455 158,295 2012 Januari 13 78,157 86,675 Februari 14 105,849 95,629 Maret 15 134,113 120,348 April 16 141,520 135,347 Mei 17 115,560 167,527 Juni 18 139,937 166,332 Juli 19 156,762 180,180
Periode Indeks Waktu Produk (Karton) Tahun Bulan TBK 200 ml TBK 250 ml Agustus 20 170,492 169,678 September 21 174,078 195,744 Oktober 22 151,903 146,745 November 23 102,594 180,809 Desember 24 178,288 170,155 2013 Januari 25 57,044 81,218 Februari 26 129,006 99,737 Maret 27 145,051 137,744 April 28 92,284 118,914 Mei 29 174,774 216,748 Juni 30 191,013 193,891 Juli 31 167,169 203,951 Agustus 32 125,790 166,821 September 33 129,732 122,811 Oktober 34 136,704 114,520 November 35 141,641 113,541 Desember 36 179,178 147,392
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
4.2.2 Plot Grafik Data Historis Penjualan
Data historis penjualan untuk produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung 3 tahun terakhir diplot dalam bentuk grafik untuk dapat digunakan dalam menganalisa pola data yang akan digunakan untuk melakukan peramalan pada pola data yang ada tersebut. Berikut ini grafik penjualan produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung di Tahun 2011, Tahun 2012, dan Tahun 2013:
Gambar 4.3 Grafik Penjualan Produk TBK 200 ml
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Gambar 4.4 Grafik Penjualan Produk TBK 250 ml
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Pola data historis penjualan Produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml yang terlihat pada grafik diatas menunjukkan pola data yang bersifat musiman (seasonal) dan trend. Sehingga metode yang dapat digunakan untuk menganalisa peramalan permintaan di periode yang akan datang dapat menggunakan metode Linear Regression dan metode dekomposisi untuk pendekatan gabungan trend dan musiman
dengan pemilihan metode berdasarkan landasan teori yang telah dilakukan. Untuk menujukkan pergerakan permintaan yang bersifat seasonal tersebut juga menggunakan seasonal index sebagai faktor peramalan permintaan di periode yang akan datang.
4.2.3 Data-Data Aggregate Planning dan Kapasitas
Untuk dapat melakukan perhitungan Aggregate Planning dan kapasitas dengan baik dan benar, maka diperlukan data-data pendukung yang didapatkan dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung terkait dengan kondisi aktual di tahun 2013:
4.2.3.1 Perhitungan Jam Kerja per Shift per Hari
Perhitungan jam kerja per shift per hari berdasarkan jam kerja regular yaitu shift 1, shift 2, dan shift 3. Jam operasional pada Shift 1 dimulai dari 00.00-08.00 WIB, shift 2 dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB, dan shift 3 dimulai dari 16.00-00.00 WIB.
4.2.3.2 Data Jumlah dan Upah Tenaga Kerja Regular Time
Proses produksi di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dilakukan dengan 3 shift. Dimana untuk per shift produksi di setiap lini produksi Teh Botol Sosro kemasan kotak memerlukan tenaga kerja sebanyak 21 orang. Sehingga dalam satu hari produksi memerlukan tenaga kerja berjumlah 63 orang.
Upah yang diberikan untuk setiap tenaga kerja di lini produksi ini sebesar Rp 2,800,000.00 per bulan. Upah ini diperoleh dengan ketentuan hanya satu hari dan satu shift untuk tenaga kerja yang bekerja, maka upah tenaga kerja per shift memperoleh Rp 90,320.00 atau Rp 11,290.00 per jam dengan total upah tenaga kerja per hari Rp 17,070,480.00. Total upah tenaga kerja per hari ini hanya diperhitungkan untuk tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi Teh Botol Sosro Kemasan Kotak 200 ml dan 250 ml.
Di mana satu hari produksi ini melakukan produksi sebanyak 2.5 batch. Berdasarkan data yang diperoleh dari departemen produksi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, rata-rata satu batch produksi menghasilkan 2,520 karton TBK 250 ml dan 2,496 karton TBK 200 ml. Jadi, dalam produksi per hari Kantor Pabrikan
PT. Sinar Sosro rata-rata memproduksi sebanyak 6,300 karton TBK 250 ml dan 6,240 karton TBK 200 ml. Adapun kapasitas produksi untuk TBK 250 ml yaitu 7,500 karton/hari dan untuk TBK 200 ml yaitu 6,500 karton/hari. Sehingga biaya tenaga kerja untuk per unit produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml yang diproduksinya yaitu Rp 800/unit.
4.2.3.3 Data Jumlah dan Upah Tenaga Kerja Overtime
Untuk dapat memenuhi jumlah permintaan yang meningkat dan kurang dari kapasitas mesin yang tersedia, maka Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung memberlakukan overtime pada setiap hari sabtu dan hari minggu. Dimana pada hari sabtu diberlakukan overtime sebanyak 3 jam/shift dan 7 jam/shift di hari minggu. Dengan tetap meberlakukan 3 shift untuk proses produksinya. Untuk upah tenaga
kerja overtime sebesar Rp 154,400.00 di dua hari overtime produksi atau Rp 1,296.00 untuk per unit produk.
4.2.3.4 Data Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 200 ml
Berdasarkan hasil pengamatan dokumen perencanaan produksi yang diperoleh dari bagian produksi Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, maka dapat diketahui kapasitas produksi regular time dan overtime pada tahun 2013 yang digunakan oleh cabang Cibitung dalam menjalankan proses produksi di setiap bulannya. Di mana kapasitas maksimal untuk produk teh botol sosro kemasan kotak 200 ml adalah 6,500 karton/hari. Berikut ini pemakaian kapasitas produksi untuk produk TBK 200 ml pada kapasitas waktu reguler dan waktu lembur produksi yang dapat dilihat pada tabel 4.2:
Tabel 4.2 Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 200 ml Tahun 2013 Bulan Jumlah Hari Produksi Kapasitas Produksi Regular Time (Karton) Kapasitas Produksi Overtime (Karton) Januari 2013 23 Hari 97,000 33,000 Februari 2013 20 Hari 84,500 27,500 Maret 2013 23 Hari 89,000 42,000 April 2013 21 Hari 82,500 33,500 Mei 2013 16 Hari 61,000 24,000 Juni 2013 28 Hari 103,500 47,500 Juli 2013 27 Hari 99,500 39,500 Agustus 2013 22 Hari 87,750 36,000 September 2013 28 Hari 101,000 48,000 Oktober 2013 25 Hari 94,000 48,000 November 2013 25 Hari 97,000 48,000 Desember 2013 24 Hari 89,000 48,000
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Dari tabel 4.2 dapat terlihat rata-rata perhitungan hari kerja untuk produksi TBK 200 ml dilakukan 24 hari produksi per bulannya. Sehingga perhitungan kapasitas produksi perbulan sebagai berikut:
Kapasitas Produksi = Kapasitas Maximum * hari produksi
= 6,500 karton/hari x 24 hari
= 156,000 karton
4.2.3.5 Data Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 250 ml
Sedangkan untuk kapasitas produksi maksimal produk teh botol sosro kemasan kotak (TBK) 250 ml adalah 7,500 karton per hari. Berdasarkan hasil pengamatan dokumen perencanaan produksi tahun 2013 di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, berikut ini data yang terkait dengan kapasitas produksi TBK 250 ml:
Tabel 4.3 Kapasitas Regular Time dan Overtime TBK 250 ml Tahun 2013 Bulan Jumlah Hari Produksi Kapasitas Produksi Regular Time (Karton) Kapasitas Produksi Overtime (Karton) Januari 2013 23 Hari 98,250 63,750 Februari 2013 26 Hari 138,500 41,500 Maret 2013 21 Hari 104,250 41,500 April 2013 23 Hari 108,750 48,000 Mei 2013 21 Hari 108,250 36,250 Juni 2013 28 Hari 149,750 52,000 Juli 2013 22 Hari 122,000 31,500 Agustus 2013 22 Hari 108,000 42,500 September 2013 25 Hari 117,250 60,000 Oktober 2013 27 Hari 131,000 60,000 November 2013 23 Hari 99,000 60,000 Desember 2013 21 Hari 85,000 60,000
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Untuk kapasitas produksi TBK 250 ml, dari Tabel 4.3 juga terlihat bahwa rata-rata hari kerja untuk produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) dilakukan 24 hari produksi per bulannya. Sehingga perhitungan kapasitas produksi per bulan sebagai berikut:
Kapasitas Produksi = Kapasitas Maximum/hari * hari produksi
= 7,500 karton/hari x 24 hari
= 180,000 karton
4.2.3.6 Standar Safety Stock dan Data Persediaan Perusahaan
Data di bawah ini merupakan standar safety stock yang ditetapkan perusahaan untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan permintaan di periode tertentu. Serta data persediaan dari produk dan bahan baku yang digunakan pada
proses produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml di akhir bulan Desember 2013.
4.2.3.7 Standar Safety Stock dan Data Persediaan Produk
Standar safety stock untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml ini ditetapkan perusahaan berdasarkan kapasitas mesin per harinya dan masa inkubasi dari produk tersebut. Dimana masa inkubasi dari produk tersebut adalah 3 hari dengan masing-masing kapasitas untuk mesin TBK 200 ml yaitu 6.500 karton/hari dan untuk kapasitas mesin TBK 250 ml yaitu 7.500 karton/hari.
Tabel 4.4 Data Persediaan Produk Akhir Bulan Desember 2013
Produk Persediaan Tahun 2013 Standar Safety Stock
TBK 200 ml 18,298 Karton 19,500 Karton
TBK 250 ml 19,577 Karton 22,500 Karton
Sumber: Gudang PB/PI Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
4.2.4 Data Biaya
4.2.4.1 Data Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro untuk memproduksi Teh Botol Sosro kemasan kotak 200 ml dan 250 ml adalah teh kering, gula, karton, paper, dan straw slim. Biaya untuk masing-masing kebutuhan bahan baku tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Biaya Bahan Baku
Bahan Baku Harga/Unit
Teh Kering Rp 40,000.00/kg Gula Rp 45,000.00/kg Karton TBK 200 ml Rp 1,060.00/pcs Karton TBK 250 ml Rp 1,800.00/pcs Paper TBK 200 ml Rp 458.00/pcs Paper TBK 250 ml Rp 504/pcs
Straw Slim TBK 200 ml Rp 21.00/pcs Straw Slim TBK 250 ml Rp 25.21/pcs
Sumber: Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, 2014
Berdasarkan data biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi TBK 200 ml dan 250 ml, masing-masing produk memerlukan biaya pemakaian
bahan baku sebesar Rp 13,106.00/karton untuk produk TBK 200 ml dan Rp 14,979.00/karton untuk produk TBK 250 ml. Sedangkan untuk masing-masing
biaya produksi per unit produk TBK 200 ml dan 250 ml memerlukan biaya berkisar Rp 13,667 dan Rp 15,540 (Lampiran 7). Berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian Accounting Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, untuk biaya produksi reguler ini hanya terdiri dari biaya bahan baku dan biaya pemakaian air, listrik, dan instalasi gas. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja reguler dan biaya maintenance tidak termasuk dalam perhitungan biaya produksi karena biaya tersebut merupakan fixed cost yang tidak berpengaruh pada jumlah kuantitas produksi yang dihasilkan.
4.2.4.2 Biaya Penyimpanan Produk
Berkaitan dengan biaya penyimpanan produk di gudang PB/PI Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung, kapasitas gudang yang dimiliki pabrik untuk menyimpan produk TBK 250 ml dan 200 ml adalah 80,000 karton. Untuk biaya per unit penyimpanan produk tersebut, bagian finance Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung menjelaskan biaya yang terkait terdiri dari biaya asuransi produk, biaya operasional, biaya pemakaian listrik, dan variabel biaya lainnya. Berdasarkan variabel biaya penyimpanan tersebut, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung memperhitungkan biaya penyimpanan sebesar Rp 5,768/pallet produk di gudang, di mana unuk satu pallet produk sebanyak 168 karton untuk TBK 250 ml dan 192 karton TBK 200 ml. Sehingga, untuk biaya penyimpanan per unit (karton) produk yaitu Rp 384.00.
Untuk menghitung shortage cost adalah dengan mengurangi revenue dari masing-masing produk dengan total dari biaya produksi per unitnya. Untuk harga jual produk TBK 250 ml yaitu Rp 55,000.00 per karton dan TBK 200 ml yaitu Rp 50,000.00 per karton dengan masing-masing persentase revenue yang ditetapkan
perusahaan adalah 30%. Jadi shortage cost untuk masing-masing produk tersebut sebesar Rp 960.00/karton TBK 250 ml dan Rp 1,333.00/karton TBK 200 ml.
4.3 Pengolahan Data
4.3.1 Peramalan (Forecasting)
Berdasarkan data historis penjualan produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml yang diperoleh dari Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung mulai bulan Januari 2011 hingga Desember 2013, tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data tersebut. Pengolahan data dari data historis penjualan ini bertujuan untuk memprediksi jumlah permintaan yang terjadi di masa yang akan datang dan bertujuan untuk membuat perencanaan produksi dengan lebih optimal. Dalam penelitian ini data historis penjualan menunjukkan grafik yang bergerak seasonal, sehingga metode peramalan yang digunakan antara lain: Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data, Multiplicative Decomposition (seasonal) –Centered Moving Average, Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, Additive Decomposition (seasonal) –Centered Moving Averag, dan Linear Regression/Least Square.
4.3.1.1 Perhitungan Seasonal Index Produk Teh Botol Kotak 200 ml
Perhitungan seasonal index yang digunakan untuk mengolah data permintaan bertujuan untuk mengetahui trend seasonal dari data tersebut dan juga bertujuan untuk menentukan metode peramalan seasonal yang tepat untuk dapat digunakan dalam perhitungan. Berikut ini perhitungan seasonal index untuk data permintaan produk TBK 200 ml dari data historis penjualan Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung di tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013:
Tabel 4.6 Seasonal Index Produk Teh Botol Kotak Kemasan 200 ml
Bulan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Total Demand Rata-Rata Seasonal Index Januari 0.726478 0.568672 0.410048 1.705198 0.568399 Februari 0.763235 0.770160 0.927330 2.460725 0.820242
Bulan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Total Demand Rata-Rata Seasonal Index Maret 0.800187 0.975809 1.042666 2.818662 0.939554 April 0.803373 1.029703 0.663362 2.496438 0.832146 Mei 0.707866 0.840817 1.256323 2.805006 0.935002 Juni 1.063936 1.018185 1.373053 3.455174 1.151725 Juli 1.083597 1.140604 1.201656 3.425857 1.141952 Agustus 1.149185 1.240503 0.904213 3.293901 1.097967 September 1.170245 1.266595 0.932549 3.369389 1.123130 Oktober 1.361529 1.105249 0.982665 3.449444 1.149815 November 1.240029 0.746476 1.018154 3.004659 1.001553 Desember 1.13034 1.297227 1.287980 3.715548 1.238516
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
4.3.1.2 Perhitungan Seasonal Index Produk Teh Botol Kotak 250 ml
Sedangkan untuk perhitungan seasonal index permintaan produk TBK 250 di tahun 2014 dihitung dengan membagi data aktual permintaan dengan rata-rata permintaan. Berikut ini perhitungan seasonal index dari setiap bulannya yang dapat dilihat pada tabel 4.12:
Tabel 4.7 Seasonal Index Produk TBK 250 ml
Bulan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Total Demand Rata-Rata Seasonal Index Januari 0.545785 0.573004 0.567532 1.686321 0.562107 Februari 0.721760 0.632199 0.696938 2.050897 0.683632 Maret 0.584660 0.795615 0.962522 2.342798 0.780933 April 0.707173 0.894773 0.830943 2.432889 0.810963 Mei 0.907214 1.107513 1.514583 3.529311 1.176437 Juni 1.327212 1.099613 1.354864 3.781689 1.260563 Juli 1.161004 1.191162 1.425161 3.777326 1.259109 Agustus 1.323898 1.121734 1.165705 3.611337 1.203779 September 1.281390 1.294055 0.858174 3.433619 1.144540
Bulan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Total Demand Rata-Rata Seasonal Index Oktober 1.153929 0.970125 0.800239 2.924293 0.974764 November 1.024956 1.195320 0.793397 3.013673 1.004558 Desember 1.261020 1.124887 1.029940 3.415847 1.138616
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
4.3.1.3 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Kotak 200 ml
Dengan menggunakan metode peramalan Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data, Multiplicative Decomposition (seasonal) –Centered Moving Average, Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, Additive Decomposition (seasonal) –Centered Moving Averag, dan Linear Regression/Least Square untuk mengolah data historis penjualan Teh Botol Sosro kemasan Kotak 200 ml dengan menggunakan software aplikasi POM-QM for windows, maka hasil peramalan yang diperoleh untuk periode Januari 2014 hingga Desember 2014 adalah sebagai berikut (Tabel 4.8):
Tabel 4.8 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Kotak Kemasan 200 ml Januari 2014
No. Metode Forecast MAD MSE
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
65,886 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
83,383 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
66,245 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
79,485 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 154,125 25,373.71 904,860,900
Februari 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
2. Additive Decomposition – Average All Data
118,564 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
114,474 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
116,023 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 155,155 25,373.71 904,860,900
Maret 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
139,375 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
135,306 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
137,352 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
133,408 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 156,184 25,373.71 904,860,900
April 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
118,296 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
120,709 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
115,879 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
117,975 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 157,214 25,373.71 904,860,900
Mei 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
148,101 18,299.28 474,278,000
Average All Data
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
145,725 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
133,747 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 158,243 25,373.71 904,860,900
Juni 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
168,445 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
165,041 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
165,744 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
164,416 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 159,273 25,373.71 904,860,900
Juli 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
156,709 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
163,931 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
154,597 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
163,195 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 160,302 25,373.71 904,860,900
Agustus 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
168,277 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
157,915 16,433.05 389,043,100
Centered Moving Average
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
156,772 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 161,332 25,373.71 904,860,900
September 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
170,271 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
161,714 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
168,107 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
160,736 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 162,361 25,373.71 904,860,900
Oktober 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
171,210 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
165,238 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
169,260 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
164,422 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 163,391 25,373.71 904,860,900
November 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
137,591 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
145,623 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
134,388 18,603.23 463,662,300
Average All Data
5. Linear Regression 164,420 25,373.71 904,860,900
Desember 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
165,875 18,299.28 474,278,000
2. Additive Decomposition – Average All Data
179,048 16,433.05 389,043,100
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
162,224 18,603.23 463,662,300
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
144,280 16,466 386,719,900
5. Linear Regression 165,450 25,373.71 904,860,900 Sumber: POM-QM for windows 3, 2014
Berdasarkan hasil peramalan yang diolah dengan metode peramalan yang mengikuti pola trend dan musiman maka dipilih metode peramalan yang terbaik dengan cara melihat nilai error pada MAD dan MSE yang terkecil. Untuk metode peramalan pada produk TBK 200 ml ini metode peramalan Additive Decomposition (seasonal)–Average All Data dengan MAD = 16,433.05 dan MSE = 389,043,100.
Untuk dapat memeriksa keandalan dari metode peramalan yang dipilih berdasarkan nilai dari error terkecil pada MAD dan MSE dapat menggunakan peta kontrol tracking signal. Vincent Gaspersz (2001:83) menyatakan bahwa nilai tracking signal memiliki batasan maksimum ± 4. Dari perhitungan metode Additive Decomposition – Average All Data diketahui nilai dari tracking signal bergerak dari -2.41 sampai +2.41. Sehingga, hasil peramalan tersebut menunjukkan keakurasiannya yang masih berada dalam pengendalian tracking signal.
Gambar 4.5 Peta Kendali Tracking Signal Additive Decomposition-Average All
Data TBK 200 ml
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
4.3.1.4 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak 250 ml
Sama halnya dari hasil pengolahan data historis penjualan produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 250 ml dengan menggunakan software aplikasi POM-QM for windows, maka pada tabel 4.9 diperoleh hasil peramalan untuk produk TBK 250 ml di masa yang akan datang yaitu Januari 2014 hingga Desember 2014.
Tabel 4.9 Hasil Peramalan Produk Teh Botol Kotak Kemasan 250 ml Januari 2014
No. Metode Forecast MAD MSE
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
81,938 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
90,855 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
83,753 16,800.93 498,222,400
Average All Data
5. Linear Regression 164,135 31,954.2 1,298,193,000
Februari 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
95,029 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
108,028 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
96,752 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
104,355 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 165,441 31,954.2 1,298,193,000
Maret 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
127,751 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
123,851 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
128,638 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
121,502 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 166,748 31,954.2 1,298,193,000
April 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
127,840 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
128,352 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
128,849 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
126,290 15,407.83 427,729,800
Mei 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
194,374 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
180,712 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
196,491 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
184,208 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 169,361 31,954.2 1,298,193,000
Juni 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
183,470 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
190,920 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
186,043 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
195,663 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 170,667 31,954.2 1,298,193,000
Juli 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
175,650 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
192,586 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
179,029 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
197,651 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 171,973 31,954.2 1,298,193,000
Agustus 2014
Centered Moving Average 2. Additive Decomposition –
Average All Data
184,177 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
186,119 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
188,326 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 173,280 31,954.2 1,298,193,000
September 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
190,162 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
177,068 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
194,730 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
180,380 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 174,586 31,954.2 1,298,193,000
Oktober 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
156,274 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
153,290 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
158,523 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
153,462 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 175,892 31,954.2 1,298,193,000
November 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
2. Additive Decomposition – Average All Data
159,573 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
164,051 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
160,532 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 177,199 31,954.2 1,298,193,000
Desember 2014
1. Additive Decomposition – Centered Moving Average
170,377 17,835.33 525,307,200
2. Additive Decomposition – Average All Data
177,835 15,490.96 429,988,200
3. Multiplicative Decomposition - Centered Moving Average
172,900 16,800.93 498,222,400
4. Multiplicative Decomposition - Average All Data
181,351 15,407.83 427,729,800
5. Linear Regression 178,505 31,954.2 1,298,193,000 Sumber: Pengolahan Data dari POM-QM for windows 3, 2014
Berdasarkan hasil peramalan dengan software POM-QM for windows, diketahui bahwa metode forecasting yang memiliki error terkecil pada produk teh botol kotak kemasan 250 ml adalah metode Multiplicative Decomposition – Average All Data. Dengan nilai MAD = 15,407.83 dan MSE = 427,729,800.
Berkaitan dengan validasi peramalan, dapat menggunakan perhitungan tracking signal untuk mengetahui valid atau tidaknya hasil peramalan pada metode Multiplicative Decomposition – Average All Data. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai tracking signal adalah -5.02 dan +5.02. Berikut ini gambar 4.4 yang dapat menunjukkan gerak dari tracking signal peramalan yang berada pada grafik peta kendali.
Gambar 4.6 Grafik Peta Kendali Tracking Signal Multiplicative
Decomposition-Average All Data TBK 250 ml
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Berdasarkan dari hasil peramalan untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml dengan menggunakan metode peramalan dan uji kendali dengan menggunakan metode tracking signal, maka hasil peramalan permintaan di periode yang akan datang (Januari 2014 hingga Desember 2014) yang menunjukkan kevalidannya sebagai berikut:
Tabel 4.10 Peramalan Permintaan Tahun 2014
Bulan Peramalan Permintaan (Karton) Peramalan Permintaan (Karton) TBK 200 ml TBK 250 ml Januari 2014 83,383 85,886 Februari 2014 118,564 104,355 Maret 2014 135,306 121,502 April 2014 120,709 126,290 Mei 2014 135,842 184,208
Juni 2014 165,041 195,663 Juli 2014 163,931 197,651 Agustus 2014 157,915 188,326 September 2014 161,714 180,380 Oktober 2014 165,238 153,462 November 2014 145,623 160,532 Desember 2014 179,048 181,351
Sumber: Software POM-QM for windows, 2014
4.3.2 Aggregate Planning
Pengolahan data dengan menggunakan metode aggregate planning dalam penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah optimalisasi produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dalam melakukan pemanfaatan kapasitas atau sumber daya, meminimalisasi biaya produksi atau efisiensi biaya dari segi total biaya produksi yang berlangsung, dan pemenuhan permintaan.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut dapat menggunakan tiga alternatif dari strategi perencanaan agregat. Perencanaan agregat yang digunakan dalam penelitian ini peneliti menggunakan perencanaan agregat untuk mengatasi masalah optimalisasi produksi Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) di Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dan juga bertujuan untuk meninjau efisiensi biaya dari segi total biaya produksi yang berlangsung. Sehingga dapat memberikan tiga alternatif dari strategi perencanaan agregat oleh Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dilakukan dengan menyesuaikan minimal biaya yang diperoleh dari masing-masing alternatif strategi tersebut. Alternatif pertama dalam strategi perencanaan agregat adalah chase strategy, level strategy, dan mixed strategy. Untuk dapat memberikan solusi dalam perencanaan agregat ini peneliti menggunakan software POM – QM for windows 3:
4.3.2.1 Chase Strategy
Pehitungan perencanaan agregat dengan chase strategy adalah untuk menghasilkan jumlah output produksi di setiap periodenya yang sesuai dengan perkiraan permintaan untuk periode tersebut. Dalam mencapai strategi ini perusahaan
dapat menghasilkan output dari suatu produk yang sesuai dengan permintaan dengan cara menyesuaikan kapasitas pada produksi reguler, produksi overtime, dan juga subkontrak. Untuk mengetahui biaya yang diperoleh dari strategi tersebut, berikut ini hasil dari perhitungan chase strategy untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml yang dapat di lihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 di bawah ini.
Gambar 4.7 Hasil Solusi Chase Strategy Produk TBK 200 ml
Gambar 4.8 Hasil Solusi Chase Strategy Produk TBK 250 ml
Sumber: Software POM-QM for windows 3, 2014
Keterangan:
1. Increase cost adalah biaya operasional perusahaan yang timbul untuk meningkatkan kapasitas produksi saat regular time. Dari hasil output POM-QM for windows 3 di atas dapat terlihat bahwa increase cost Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung adalah Rp 0.00, hal ini dikarenakan PT. Sinar Sosro sudah menetapkan kapasitas produksi setiap harinya dan walaupun perusahaan menaikkan kapasitasnya saat terjadi peningkatan permintaan namun tidak dipengaruhi oleh biaya peningkatan kapasitas tersebut.
2. Decrease Cost adalah penurunan biaya untuk mengurangi produksi setiap harinya yang dikarenakan permintaan di periode tersebut menurun. Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung tidak mengeluarkan biaya penurunan karena perusahaan tetap mengeluarkan biaya yang sama meskipun pekerja tidak menghasilkan jumlah produk yang sesuai dengan kapasitas.
Hasil yang terlihat pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 ini dapat melihat berapa jumlah unit produk yang harus di produksi berdasarkan pada regular time, overtime, dan subkontrak untuk menerapkan metode chase strategy. Penerapan chase strategy pada metode perencanaan agregat ini para pekerja menyesuaikan kapasitas pada produksi regular, produksi overtime, dan juga subkontrak berdasarkan pada peramalan permintaannya untuk dapat menghasilkan jumlah output yang sesuai dengan permintaan aktualnya dan dapat memenuhi permintaan tersebut. Selain itu, untuk meminimalkan timbulnya biaya inventory akibat terjadinya penumpukan produk di gudang dan meminimalkan shortage cost akibat tidak dapat memenuhi permintaan di periode tersebut.
Total biaya yang diperoleh dari penerapan chase strategy pada Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung dengan menggunakan POM-QM for windows 3
untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml adalah Rp 23,750,070,000.00 sedangkan untuk produk TBK 250 sebesar Rp 29,120,440,000.00
4.3.2.2 Level Strategy
Strategi kedua yang digunakan untuk mencari solusi perencanaan agregat adalah level strategy. Dimana level strategy digunakan untuk menghasilkan jumlah produk yang sama di setiap bulan dalam satu tahun. Dimana total permintaan untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml Kantor Pabrikan PT. Sinar Sosro Cibitung adalah 1,732,314 karton TBK 200 ml dan 1,879,606 karton TBK 250 ml.
Untuk penerapan alternative level strategy ini cenderung menghasilkan perhitungan yang akan berdampak pada timbulnya biaya persediaan yang tinggi pada saat pabrik memproduksi lebih tinggi daripada permintaan, dan juga akan menimbulkan shortage cost apabila terjadi permintaan yang melonjak dan pabrik tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Sehingga, solusi yang dapat diberikan dari level strategy pada perencanaan agregat untuk produk TBK 200 ml dan 250 ml ini sebagai berikut:
Gambar 4.9 Hasil Solusi Level Strategy Produk TBK 200 ml
Sumber: Software POM-QM for windows 3, 2014
Gambar 4.10 Hasil Solusi Level Strategy Produk TBK 250 ml
Dari solusi yang dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi produk TBK 200 ml di regular time sebanyak 1,280,500 karton dan sebanyak 423,094 karton di overtime produksi dengan total biaya dari output solusi software POM-QM for windows 3 sebesar Rp 24,319,840,000.00 untuk produk TBK 200 ml Rp 29,831,230,000.00 untuk produk TBK 250 ml.
4.3.2.3 Mixed Strategy
Mixed strategy adalah kombinasi strategy dari chase strategy dan level strategy, yang bertujuan untuk mengurangi gangguan negative dari alternatif pure strategy yang ditawarkan sebelumnya, yaitu chase strategy dan level strategy.
Dalam memperoleh penelitian ini, penulis menggunakan metode transportasi dalam aggregate planning dan mencari solusi optimal dalam perencanaan produksi agregat. Hal utama dalam proses perencanaan produksi yaitu menyesuaikan dengan kapasitas pada saat regular time, overtime dan subcontract yang dapat memenuhi permintaan setiap bulan. Berdasarkan perhitungan mixed strategy dengan menggunakan metode transportasi yang dapat dilihat di Lampiran 11 untuk produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak 200 ml, maka diketahui bahwa total cost dengan metode transportasi sebesar Rp 23,740,160,000.00. Berikut ini perhitungan dari total biaya pada metode transportasi yang digunakan untuk menganalisa alternatif strategi pada mixed strategy untuk produk TBK 200 ml:
Tabel 4.11 Perhitungan Total Biaya Metode Transportasi Produk TBK 200 ml
Production Month
Demand
Units Produced x Cost Total Cost January 83,383 Karton 65,540karton x 13,667 895,735,180 February 118,564 Karton 118,564 karton x 13,667 1,620,414,188 11,436 karton x 14,051 160,687,236 March 135,306 Karton 123,870 karton x 13,667 1,692,931,290 6,130 karton x 14,051 86,132,630 April 120,709 Karton 114,579 karton x 13,667 1,565,951,193 15,421 karton x 14,051 216,680,471
Production Month
Demand
Units Produced x Cost Total Cost May 135,842 Karton 120,421 karton x 13,667 1,645,793,807
9,579 karton x 14,051 134,594,529 June 165,041 Karton 136,500 karton x 13,667 1,865,545,500 18,962 karton x 15,234 288,867,108 July 163,931 Karton 130,000 karton x 13,667 1,776,710,000 33,931 karton x 15,234 516,904,854 August 157,915 Karton 130,000 karton x 13,667 1,776,710,000 27,915 karton x 15,234 425,257,110 September 161,714 Karton 136,500 karton x 13,667 1,865,545,500 25,214 karton x 15,234 384,110,076 October 165,238 Karton 136,500 karton x 13,667 1,865,545,500 28,738 karton x 15,234 437,794,692 November 145,623 Karton 136,500 karton x 13,667 1,865,545,500 9,123 karton x 15,234 138,979,782 December 179,048 Karton 136,500 karton x 13,667 1,865,545,500 42,548 karton x 15,234 648,176,232
Total Cost Rp 23,740,157,878
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Total cost dari strategi mixed dengan menggunakan metode transportasi menggunakan POM for windows adalah sebesar Rp 23,740,160,000.00. Jumlah dari total cost tersebut sangat jauh berbeda dengan perhitungan manual di atas dimana total cost yang dihasilkan sebesar Rp 23,740,157,878 hal ini dapat dikarenakan hasil yang diperoleh dari POM for windows secara otomatis mengalami pembulatan dalam perhitungannya sehingga total cost tersebut Rp 23,740,160,000.00 dan permintaan konsumen dapat dikelola dengan baik sehingga perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Berikut ini penjelasan dari perhitungan total cost dengan menggunakan metode transportasi dalam strategi mixed perencanaan produksi di tahun 2014:
1. Januari 2014, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 65,540 karton di regular time produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Januari
2. Di bulan Februari, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 118,564 karton di waktu reguler produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Februari dan memproduksi 11,436 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Februari sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan Maret.
3. Bulan Maret, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 123,870 karton di waktu reguler produksi dan memproduksi 6,130 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Maret sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan April.
4. Bulan April, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 114,579 karton di waktu reguler produksi memproduksi 15,421 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Februari sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan Mei.
5. Bulan Mei, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 120,421 karton di waktu reguler produksi dan memproduksi 9,579 karton dengan menggunakan sisa dari kapasitas reguler yang tersedia di bulan Februari sebagai persediaan produk di gudang untuk dapat memenuhi permintaan di bulan Juni.
6. Bulan Juni, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 18,962 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Juni sebanyak 165,041 karton.
7. Bulan Juli, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 130,000 karton di waktu reguler produksi dan 33,931 karton di overtime
produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Juli sebanyak 163,931 karton.
8. Bulan Agustus, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 130,000 karton di waktu reguler produksi dan 27,915 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan April sebanyak 157,915 karton.
9. Bulan September, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 25,214 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan September sebanyak 161,714 karton.
10. Bulan Oktober, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 28,738 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Oktober sebanyak 165,238 karton.
11. Bulan November, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu reguler produksi dan 9,123 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan November sebanyak 145,623 karton.
12. Bulan Desember, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 136,500 karton di waktu regular produksi dan 42,548 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan April sebanyak 179,048 karton.
Sehingga Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memenuhi permintaan konsumennya dengan tepat dan dapat meminimalkan kapasitas produksi sebanyak 502,029 karton dalam periode satu tahun dan dapat meminimalkan biaya produksi overtime sebesar Rp 7,647,909,786 dari kapasitas maksimal yang tersedia dalam satu bulan kapasitas.
Sama halnya dengan perhitungan metode transportasi untuk produk TBK 250 ml pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung untuk menentukan alternatif pada solusi strategi perencanaan agregat yang mempunyai total cost minimal dan dapat
memenuhi permintaan dengan tepat maka dilakukan initial perencanaan yang dapat dilihat di Lampiran 12 beserta perhitungan total cost untuk perencanaan produksi tersebut. Berikut ini perhitungan total cost untuk produk TBK 250 ml dengan menggunakan metode transportasi:
Tabel 4.12 Perhitungan Total Biaya Metode Transportasi Produk TBK 250 ml Production
Month
Demand
Units Produced x Cost Total Cost
January 85,886 Karton 66,309 Karton x 15,540 1,030,441,860 February 104,355 Karton 104,355 Karton x 15,540 1,253,518,560 27,663 Karton x 15,924 440,505,612 March 121,502 Karton 93,839 Karton x 15,540 1,458,258,060 41,161 Karton x 15,924 655,447,764
April 126,290 85,129 Karton x 15,540 1,322,904,660 49,871 Karton x 15,924 794,145,804 May 184,208 Karton 134,337 Karton x 15,540 2,087,596,980 30,663 Karton x 15,924 488,277,612 June 195,663 Karton 165,000 Karton x 15,540 2,564,100,000 July 197,651 Karton 165,000 Karton x 15,540 2,564,100,000 32,651 Karton x 17,107 558,560,657 August 188,326 Karton 165,000 Karton x 15,540 2,564,100,000 23,326 Karton x 17,107 399,037,882 September 180,380 Karton 165,000 Karton x 15,540 2,564,100,000
15,380 Karton x 17,107 263,105,660 October 153,462 Karton 153,462 Karton x 15,540 2,384,799,480 4,038 Karton x 15,924 64,301,112 November 160,532 Karton 156,494 Karton x 15,540 2,431,916,760 8,506 Karton x 15,924 135,449,544 December 181,351 Karton 165,000 Karton x 15,540 2,564,100,000 7,845 Karton x 17,107 134,204,415
Total Cost Rp 28,722,972,422
Dari hasil perhitungan total cost pada strategi mixed dengan menggunakan metode transportasi menggunakan POM for windows untuk produk TBK 250 ml adalah sebesar Rp 29,091,130,000.00. Jumlah dari total cost tersebut sangat jauh berbeda dengan perhitungan manual di atas dimana total cost yang dihasilkan sebesar Rp 28,722,972,422.00 hal ini dapat dikarenakan hasil yang diperoleh dari POM for windows sudang secara otomatis mengalami pembulatan dalam perhitungannya sehinga total cost tersebut Rp 29,091,130,000.00 dan permintaan konsumen dapat dikelola dengan baik sehingga perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Berikut ini penjelasan dari perhitungan total cost dengan menggunakan metode transportasi dalam strategi mixed perencanaan produksi di tahun 2014:
1. Januari 2014, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 66,309 karton di regular time produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Januari.
2. Di bulan Februari, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 104,355 karton di waktu regular produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Februari dan dapat memproduksi 27,663 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Maret.
3. Bulan Maret, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 93,839 karton di waktu reguler produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Maret dan dapat memproduksi 44,161 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan April.
4. Di bulan April, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 85,129 karton di waktu reguler produksi dan dapat memproduksi 49,871 karton di waktu produksi regular untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Mei.
5. Bulan Mei, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 134,337 karton di waktu reguler produksi untuk memenuhi permintaan di
bulan Mei dan dapat memproduksi 30,663 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Juni.
6. Bulan Juni, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi.
7. Bulan Juli, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 32,651 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Maret sebanyak 197,651 karton.
8. Bulan Agustus, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 23,326 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Agustus sebanyak 188,326 karton.
9. Bulan September, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 15,380 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan September sebanyak 180,380 karton.
10. Bulan Oktober, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 153,462 karton di waktu reguler produksi dan 18,462 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Oktober sebanyak 153,462 karton dan memanfaatkan kapasitas produksi di bulan Oktober sebanyak 4,038 karton untuk persediaan di Bulan November.
11. Bulan November, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung memakai kapasitas produksi 156,494 karton di waktu reguler produksi dan 8,506 karton di waktu produksi reguler untuk menyimpan persediaan dalam memenuhi permintaan di bulan Desember.
12. Bulan Desember, Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memproduksi 165,000 karton di waktu reguler produksi dan 7,845 karton di overtime produksi untuk memenuhi permintaan di bulan Desember sebanyak 181,351 karton.
Sehingga Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung dapat memenuhi permintaan konsumennya dengan tepat dan dapat meminimalkan kapasitas produksi overtime sebanyak 640,798 karton dalam periode satu tahun dan dapat meminimalkan biaya produksi overtime sebesar Rp 10,962,131,386.00 dari kapasitas maksimal yang tersedia dalam satu bulan kapasitas.
4.4 Analisa Metode Usulan
4.4.1 Analisa Metode Peramalan
Peramalan permintaan untuk produk Teh Botol Sosro kemasan Kotak (TBK) 200 ml dan 250 ml pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro ini berasal dari data realisasi produk tersebut di tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013. Tahap awal peramalan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan dengan memplot data realisasi tersebut. Untuk melihat kecenderungan datanya ini dengan memperhatikan pola trend, musiman, dan pola gabungan data dari trend dan musiman. Sehingga dapat mengetahui metode peramalan yang dapat digunakan adalah Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data, Multiplicative Decomposition (seasonal) –Centered Moving Average, Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, Additive Decomposition (seasonal) –Centered Moving Averag, dan Linear Regression/Least Square.
Dengan hasil perbandingan nilai error pada MAD dan MSE dari kelima metode peramalan inilah dapat diketahui bahwa metode peramalan untuk produk TBK 200 ml adalah dengan metode peramalan Additive Decomposition (seasonal)– Average All Data, dan untuk produk TBK 250 ml adalah metode Multiplicative Decomposition (seasonal) – Average All Data. Setelah mengetahui metode peramalan terbaik untuk masing-masing produk TBK inilah maka dapat dilakukan peramalan untuk periode 1 tahun (tahun 2014) untuk peramalan realisasi permintaan pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung.
4.4.2 Analisa Perencanaan Agregat
Dari data hasil peramalan yang dilakukan untuk menganalisa permintaan di periode yang akan datang maka dapat diketahui jumlah produksi yang akan dibuat dan dapat mengetahui kemampuan produksi yang dilakukan oleh Kantor Pabrik
PT. Sinar Sosro dalam kapasitas reguler dan overtime yang digunakan untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk perhitungan kapasitas produksi saat reguler dan overtime ini dilakukan dengan melihat data penggunaan kapasitas produksi pada tahun 2013 dengan menghitung rata-rata dari tiap waktu reguler dan overtime produksi tersebut sehingga dapat menjadikan landasan dalam menentukan perhitungan kapasitas di periode yang akan datang.
Adapun perencanaan agregat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa alternatif strategi pada perencanaan tersebut, antara lain chase strategy, level strategy, dan mix strategy untuk dapat mengoptimasi perencanaan produksi yang memberikan nilai dari total cost yang minimal dan dapat memenuhi permintaan dengan baik.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml dengan menggunakan strategi dari masing-masing perencanaan agregat itulah maka dapat diketahui total cost yang minimal dalam melakukan proses produksi di periode tersebut. Berikut ini perbandingan dari tiga strategi perencanaan aggregate dan total cost yang dapat dijadikan sebagai solusi optimal dalam perencanaan produksi untuk produk TBK 200 ml dan TBK 250 ml pada Kantor Pabrik PT. Sinar Sosro Cibitung:
Tabel 4.13 Perbandingan Tiga Strategi dan Total Cost
Strategi Produksi Regular
Produksi
Overtime Shortage Inventory
Total Cost TBK 200 ml (Rupiah) TBK 250 ml (Rupiah) Chase Strategy ˅ ˅ 23,750,070,000 29,120,440,000 Level Strategy ˅ ˅ ˅ ˅ 24,319,840,000 29,831,230,000 Mixed Strategy ˅ ˅ ˅ 23,740,160,000 29,091,130,000