MODUL PERKULIAHAN
HUBUNGAN ANTAR
PRIBADI
Macam-macam hubungan antar pribadi,
hubungan dengan orang belum dikenal,
kerabat, hubungan romantis, pernikahan,
masalah-masalah dalam hubungan pribadi
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Psikologi Psikologi
15
61119 Sri Wahyuning Astuti, S.Psi, M.IkomAbstract
Kompetensi
Mendeskripsikan Hubungan Antar Pribadi
Mahasiswa mampu memahami dan mengkomunikasikan tentang Hubungan antar Pribadi
Hubungan Antar Pribadi
Menurut pearson manusia adalah makhluk sosial. Artinya sebagai makhluk sosial kita tidak menjalani hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih,
yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal atraction.
INTERPERSONAL ATTRACTION
Baron dan Byrne (2006) menjelaskan bahwa interpersonal attraction adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat diekspresikan melalui suatu dimensi
Hubungan dengan orang yang belum dikenal
Ketika akan menjalin hubungan antar pribadi, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.
Menurut Baron & Byrne (2006) interpersonal attraction adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, di mana penilaian tersebut dapat diekspresikan melalui suatu “dimensi,” dari strong liking sampai dengan strong dislike. Jadi, ketika kita berkenalan dengan orang lain, sebenarnya kita melakukan penilaian terhadap orang tersebut. Apakah orang tersebut cukup sesuai untuk menjadi teman atau sebaliknya, hingga mungkin kita memilih untuk tidak melakukan interaksi sama sekali?
Konteks penilaian ini adalah dalam melakukan hubungan antar pribadi. Dimensi dimaksud memuat lima tingkat interaksi, yaitu strong liking, mild liking,
neutral, mild dislike, dan strong dislike.
Tingkat Interaksi Kategori Evaluasi Contoh Interaksi
Strong liking Teman (Friend) Menghabiskan waktu bersama, merencanakan pertemuan
Mild liking Teman dekat (close acquaintance)
Menikmati interaksi ketika bertemu
Neutral Teman biasa (superficial acquaintance)
Saling mengenal satu sama lain dan saling menyapa
Mild dislike Penganggu (annoying acquaintance)
Memilih untuk
menghindari interaksi
Strong Dislike Tidak diinginkan (Unde-sirable)
Menghindari kontak secara aktif
Ketika kita menilai orang yang baru kita kenal dengan kategori evaluasi teman kita (friend), tentu kita akan merasa senang untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan bersama, bahkan mungkin merencanakan untuk dapat bertemu di lain waktu. Namun sebaliknya, ketika kategori evaluasinya adalah peng-ganggu (annoying), apalagi yang kita kategorikan sebagai tidak diinginkan (undesirable), saat kita dalam pertemuan, barangkali kita lebih memilih pura-pura tidak melihat, atau menghindar.
Dalam melakukan hubungan antar pribadi, ada tiga faktor yang mempengaruhi evaluasi, penilaian atau ketertarikan interper-sonal (interpersonal attraction), yakni:
Faktor Internal
Kebutuhan untuk berinteraksi (need for affiliation). Menurut McClelland, kebutuhan berinteraksi adalah suatu keadaan di mana seseorang berusaha untuk mempertahankan suatu hubungan, bergabung dalam kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan, menikmati aktivitas bersama keluarga atau teman, menunjukkan perilaku saling bekerja sama, saling mendukung, dan konformitas. Seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi, berusaha mencapai kepuasan terhadap kebutuhan ini, agar disukai, diterima oleh orang lain, serta mereka cenderung untuk memilih
bekerja bersama orang yang mementingkan keharmonisan dan kekompakan kelompok.
Sebuah penemuan (dalam Baron & Byrne, 2008) menunjukkan bahwa orang asing akan lebih menyukai, jika kita mengucapkan kalimat positif, umpamanya “Kamu memiliki anjing yang bagus” dibandingkan kalimat negatif “Dimanakah kamu menemukan anjing yang buruk itu?”. Contoh ungkapan kalimat positif dan negatif tersebut, menunjuk-kan bahwa jika kita membuat orang lain senang ketika kita berjumpa dengannya, maka interaksi akan lebih mudah terjalin. Sebaliknya, ketika kita berjumpa dengan seseorang namun kita membuat perasaannya negatif (kesal atau marah), maka orang tersebut juga akan lebih sulit untuk berinteraksi dengan kita.
Contoh lain bahwa dalam ber-bagai situasi sosial, humor digunakan secara umum untuk mencairkan suasana dan memfasilitasi interaksi pertemanan. Humor yang menghasilkan tawa dapat membuat kita lebih mudah berinteraksi, sekalipun dengan orang yang belum dikenal.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan interpersonal adalah:
1. Faktor Kedekatan (proximity)
Menurut Miller & Perlman (2009), kita cenderung menyukai orang yang wajahnya biasa kita kenali dibandingkan dengan orang yang wajahnya tidak kita kenal.
2. Daya Tarik Fisik
Dalam hubungan antar pribadi, orang cenderung memilih berinteraksi dengan orang yang menarik dibandingkan dengan orang yang tidak atau kurang menarik, karena orang yang menarik memiliki karakteristik lebih positif.
Hubungan Romantis
CINTA
Cinta akan selalu menjadi hal yang menarik dalam kehidupan manusia. Cinta tidak hanya diberikan kepada pasangan, namun juga kepada sesama, diri kita sendiri, Tuhan dan ibu. Namun, hal yang terpenting adalah bagaimana kita menampilkan cinta kita kepada orang yang kita cintai dan bagaimana menerima cinta dari orang tersebut.
Stenberg mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat (passion), keintiman (intimacy) dan komitmen/keputusan (commitment/decision).
1. Hasrat
Dimensi ini menekankan pada intensnya perasaan yang muncul dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara intens saat bertemu, mengalami perasaan indah seperti melambung ke awan, mengagumi dan terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, mengalami perasaan sejahtera, ingin selalu bersama pasangan yang dicintai, memiliki energi yang besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka, merasakan adanya kesamaan dalam banyak hal, serta tentu saja merasakan sangat bahagia.
2. Keintiman
Dimensi ini tertuju kepada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan mencapai keintiman emosional jika kedua pihak saling mengerti, terbuka dan saling mendukung, serta bisa bicara apapun tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling
memaafkan dan menerima, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan.
3. Komitmen/keputusan
Pada dimensi komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahkan perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga suatu hubungan tetap langgeng, melindungi hubungan tersebutdari bahaya, serta memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis.
Faktor individual yang mempengaruhi cinta
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi seseorang ketika mencintai orang lain, yaitu :
a) Attachment Style
Terdapat tiga jenis Attachment Style yang sering dikaikan dengan close relationships, yaitu secure, avoidant, dan anxious atau ambivalent. Orang yang secure akan menyatakan bahwa ia merasa nyaman dalam keintiman emosional dan memiliki ketergantungan tertentu. Orang yang avoidant tidak menyukai ketergantungan dan kedekatan, sedangkan orang yang anxious atau ambivalent terlihat terikat dengan posesif.
b) Usia
Usia merupakan faktor yang mengecoh karena biasanya berhubungan dengan pengalaman dan latar belakang. Semakin bertambah usia seseorang, mereka umumnya memiliki hubungan yang sudah lama dan lebih behubungan secara keseluruhan.
c) Jenis Kelamin
Secara keseluruhan, pria dan wanita memiliki kesamaan ketika jatuh cinta. Pria lebih cenderung dismissing daripada wanita, namun perbedaannya sangat kecil. Wanita lebih intens dan impulsif dalam merasakan emosi.
Cinta menurut Erich Fromm
Dalam bukunya The Art of Loving, Fromm mengatakan bahwa cinta adalah tindakan yang merupakan kekuatan manusia yang diwujudkan dalam kebebasan yang mengandung arti bahwa cinta hadir tanpa adanya paksaan.
Objek Cinta menurut Erich Fromm : 1. Cinta Persaudaraan 2. Cinta Keibuan 3. Cinta Erotis 4. Cinta Diri 5. Cinta Tuhan
PERNIKAHAN
1. Pernikahana) Pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara social, yang ditunjukkan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dam membangun pembagian peran diantara sesama pasangan ( Duvall dan Miller 1985 )
Faktor-Faktor Kepuasan Pernikahan 1. Anak
2. Komunikasi yang terbuka
3. Ekspresi perasaan secara terbuka 4. Saling percaya
5. Tidak adanya dominasi pasangan 6. Hubungan seksual yang memuaskan 7. Kehidupan social
8. Tempat tinggal
10. Keyakinan beragama
11. Dan hubungan dengan mertua dan ipar.
b) Pernikahan adalah sebuah komitmen yang serius antarpasangan, dan dengan mengadakan pesta pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi menjadi suami istri. Duvall & Miller dalam Sarwono (2012:73), menjelaskan bahwa pernikahan adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditujukan untuk melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun pembagian peran diantara sesama pasangan.
c) Pernikahan adalah puncak dari hubungan intim antarjenis. Di dalam perkawinan kedua belah pihak saling membagi pengalaman dan perasaan serta pikiran, sehingga akhirnya pasangan-pasangan yang sudah menikah cukup lama mempunyai kemiripan dalam sikap, nilai-nilai, minat, dan sifat (Pearson & Lee dalam Sarwono, 2002:220)
Masalah dalam hubungan interpersonal
1. Cemburu
a. Definisi Cemburu
Cemburu merupakan respon terhadap ketidaksetiaan partner, baik ketidaksetiaan yang bersifat actual maupun yang dibayangka. Cemburu muncul ketika seseorang terancam akan kehilangan hubungan yang penting oleh rival dan berhubungan erat dengan perasaan, seperti takut, curiga, tidak percaya, cemas, marah, perasaan dikhianati, merasa ditolak, terancam, dan kesepian ( Berhm, 1992). Cemburu terjadi karena sikap inferior dan rasa tidak aman yang dimiliki seseorang.
b. Penyebab Cemburu
1. Penyebab eksternal : disebabkan oleh tingkah laku pasangan yang terlihat tertarik, baik secara emosianal maupun seksual pada orang lain dibandingkan terhadap pasangannya sendiri.
2. Faktor internal : biasanya menjadi penyebab seseorang cemburu terhadap pasangannya adalah harga diri seseorang, yaitu seberapa bergantung individu terhadap pasangannya.
Individu yang cenderung dapat dengan mudah atau tidak dalam merasa cemburu terkait dengan hal-hal berikut :
a. Ketergantungan dalam hubungan dengan pasangan
b. Perasaan inadequacy dalam hubungannya dengan pasangan c. Gaya attachment, misalnya individu yang membutuhkan
perhatian akan lebih mudah cemburu dibandingkan dengan individu yang mandiri
d. Gaya kepribadian individu
e. Keinginan eksklusivitas dalam hubungan seks f. Peran gender
2. Perselingkuhan
a. Definisi Perselingkuhan
a) Vaughan (2003) : perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan primernya.
b) Retnaningtyas (2008) : keterlibatan emosional atau seksual dimana tindakan tersebut terjadi diluar dari hubungan utama dan terjadi pelanggaran oleh salah satu pihak mengenai kepercayaan dan atau norma yang telah disepakati.
c) Atau dimana teman dekat kita membuat kita merasa jauh lebih nyaman dibandingkan dengan pasangan. Hal ketiga yang terjadi adalah perselingkuhan emosional dengan teman dilingkungan sosial terdekat anda. Selanjutnya,
melakukan perselingkuhan melalui kegiatan online. Padahal ketika online, tidak terjadi kontak mata atau langsung melihat satu sama lain secara nyata.
b. Perselingkuhan secara Kontinuitas
1. Serial affair : bentuk perselingkuhan yang tidak melibatkan emosi mendalam, berbentuk one night stand ataupun beberapa kali selingkuh. Daya tarik dari hubungan ini adalah untuk seks dan kesenangan.
2. Flings affair : memiliki cirri yang sama dengan serial affair tetapi bedanya flings affair dapat bertahan untuk beberapa bulan dan biasanya perselingkuhan tersebut tidak melibatkan komitmen pada pasangan seksual.
3. Romantic love affair
Hubungan ini sangat penting dan pasangan akan memikirkan bagaimana perselingkuhan tersebut akan menyatu dengan kehidupan mereka. Kebanyakan dari mereka berfikir apakah mereka akan mengakhiri perselingkuhan atau justru bercerai dari pasangan dan menikahi pasangan selingkuhannya. Semakin lama perselingkuhan tersebut berlanjut, maka hubungan tersebut akan semakin serius.
4. Long term affair
Perselingkuhan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bertahun-tahun, bahkan kemungkinan berasal dari salah satu pasangan selama masa pernikahan berlangsung. Hubungan ini memiliki kesamaan dengan romantic love affair, yaitu pasangan merasa sangat terikat secara emosional.
c. Faktor-faktor penyebab perselingkuhan :
Kurangnya perhatian (tidak memenuhi harapan) Variasi seksual
Untuk kesenangan
Companionship dengan wanita lain Kepuasan akan tantangan
Meresa tertarik denga lawan jenis Memanfaatkan kesempatan yang ada
Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilarang Kebosanan akan pernikahan
Pasangan tidak lagi menarik secara fisik
Ketidaksiapan dalam menerima perbedaan dan keunikan masing-masing.
d. Dampak Psikologis Perselingkuhan
1. Identitas diri yang hilang, artinya seseorang yang mengetahui pasangannya berselingkuh akan merasa dibohongi dan berpikir bahwa apa yang selama ini dilakukannya tidak ada artinya,
2. Hilangnya perasaan istimewa, kondisi dimana seseorang merasa bahwa dirinya tidak memiliki kepercayaan diri.
3. Hilangnya harga diri, seseorang akan menjadi nekat mau melakukan apa saja demi mempertahankan hubungan anda dengan pasangan.
4. Hilangnya kendali pada pikiran dan tubuh, serta dengan tergila-gila ingin mengetahui detai kejadian yang mendorong terjadinya perselingkuhan.
5. Memiliki pemikiran obsesif dan bersikap posesif terhadap pasangan dengan terus memantau dan mencurigai pasangan.
6. Keyakinan religious, merasa bahwa hidupnya ditinggalkan oleh tuhan.
7. Kondisi lain yang tragis juga dapat muncul yaitu hilangnya tujuan dan kemauan untuk hidup. Keinginan untuk mengakhiri hidup sebagai cara untuk menyelesaikan masalah seringkali terpikirkan, kondisi ini terjadi karena ia merasa sudah tidak ada lagi orang yang peduli dan saying pada dirinya.
Daftar Pustaka
Ahmadi, abu. 2007, psikologi sosial, Jakarta: rineka cipta
Nina w. Syam, M.S, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, 2011, Simbiosa Rekatama Media, Bandung
Sarwono, sarlito wirawan. 2006, teori-teori psikologi sosial, Jakarta: rajawali pers
Sarwono, Sarlito W., dan Meinarno,Eko A., Psikologi Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, 2009.