• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BPR KERTHA WARGA LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. BPR KERTHA WARGA LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA TAHUN 2019"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

1 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

PT. BPR KERTHA WARGA

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

(Good Corporate Governance)

TAHUN 2019

INFORMASI UMUM BPR

A. Gambaran Umum

- PT. Bank Desa Wongaya Gede didirikan berdasarkan Akta No. 23 tanggal 09 Januari 1975 yang dibuat dihadapan Notaris Amir Sjarifuddin Notaris di Denpasar dan telah mendapat pengesahan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan tertanggal 10 Maret 1975 Nomor : S.Ket-142/DJM/III.3/3/1975.

- Kemudian Bank mengalami perubahan nama perseroan, anggaran dasar, dan perubahan kepemilikan berdasarkan Akta No. 103 tanggal 25 Juli 1980 yang dibuat dihadapan Notaris Amir Sjarifuddin Notaris di Denpasar menjadi PT.Bank Desa Kertha Warga sesuai dengan Surat Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang – undangan Departemen Kehakiman, Kutipan dari Daftar Keputusan Menteri Kehakiman, tanggal 23 September 1980, No. Y.A. 5/402/14.

- Selanjutnya PT. Bank Desa Kertha Warga mengalami perubahan nama menjadi PT. BPR Kertha Warga, sesuai dengan Surat Pernyataan bermaterai, tertanggal 22 Juni 2010 mengenai pernyataan Perubahan Nama dari PT. Bank Desa Kertha Warga berubah menjadi PT. BPR Kertha Warga yang disebabkan karena adanya Regulasi dalam Peraturan Perbankan dan UU Perseroan dengan ditanda tangani oleh Drs. I Made Ariadi selaku Direktur. Hal tersebut juga telah dituangkan dalam Akta Notaris Akta No. 14 tanggal 22 Juni 1999 pada Notaris I Putu Artana, SH di Tabanan. Mengenai kuasa dari Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham bertindak untuk dan atas nama perseroan terbatas PT. Bank Perkreditan Rakyat Kertha Warga berkedudukan di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan.

- Akta perubahan terakhir PT. BPR. Kertha Warga No.2 tanggal 11 Februari 019 di Notaris Ni Made Listyawati, SH. M.Kn Notaris di Badung perihal perubahan susunan kepengurusan BPR, dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM No.AHU-AH.01.03-0118997 tanggal 27 Februari 2019.

(2)

2 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

- Bank berkedudukan atau berkantor pusat di Jl. Gajah Mada No 62 Delod Peken, Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan.

- Sesuai dengan Anggaran Dasar Bank, bahwa maksud dan tujuan didirikan bank ini adalah :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

deposito berjangka dan tabungan. b) Memberikan kredit bagi pengusaha kecil dan atau

masyarakat pedesaan.

- Nama BPR PT Bank Perkreditan Rakyat Kertha Warga - Alamat Kantor Jl. Gajah Mada No. 62 Tabanan 82113 - No. Telepon / Fax (0361) 811236 – 810068

- Email

- Jumlah Karyawan 24 orang

- Periode Laporan GCG 31 Desember 2019

- Modal Inti Bank Modal inti kurang dari Rp.50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset paling sedikit Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah)

B. Kepemilikan dan Kepengurusan PT. BPR. Kertha Warga 1. Pemegang Saham

No N a m a Lembar Kepemilikan Persen Keterangan

1 I Made Arta,BAE. 11,840 1.184.000.000 41 Pemegang Saham Pengendali 2 Drs. I Nyoman Saba 4,260 426.000.000 15 Pemegang Saham

3 I Made Kenak 3,100 310.000.000 11 Pemegang Saham 4 Drs. I Kt Suardhika Natha,M.Si 1,695 169.500.000 6 Pemegang Saham 5 Luh Candra Asih 1,100 110.000.000 4 Pemegang Saham 6 I Ketut Mager 1.000 100.000.000 3 Pemegang Saham 7 I Ketut Gede Diatmika 900 90.000.000 3 Pemegang Saham 8 Drs. I Made Ariadi 750 75.000.000 2 Pemegang Saham 9 Ni Nym Indrawati 650 65.000.000 2 Pemegang Saham 10 I Wayan Budi 500 50.000.000 2 Pemegang Saham 11 I Ketut Birmawan 500 50.000.000 2 Pemegang Saham 12 I Wayan Yoga Semadi 500 50.000.000 2 Pemegang Saham

13 I Made Masna 300 30,000.000 1 Pemegang Saham

(3)

3 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

15 I G A Yudistira 200 20.000.000 1 Pemegang Saham

16 I Wayan Jurya 200 20.000.000 1 Pemegang Saham

17 I Ketut Samba 200 20.000.000 1 Pemegang Saham

18 I Gede Ngurah Subhastika 150 15.000.000 1 Pemegang Saham 19 I Gede Made Semadi Putra 150 15.000.000 1 Pemegang Saham 20 Ir. Nyoman Gede Arya,MS. 110 11.000.000 0 Pemegang Saham 21 Drs. I Wayan Suryata,SH. 100 10.000.000 0 Pemegang Saham 22 I Gede Arya Basuki 100 10.000.000 0 Pemegang Saham

23 Ni Ketut Emmiwati 81 8.100.000 0 Pemegang Saham

24 Seniti Winarsih 60 6.000.000 0 Pemegang Saham

25 I Ketut Asmara 50 5.000.000 0 Pemegang Saham

26 I Wayan Reken 50 5.000.000 0 Pemegang Saham

27 I Ketut Yasa 30 3.000.000 0 Pemegang Saham

28 Supiyah 10 1.000.000 0 Pemegang Saham

29 Swastuti Widiasih 10 1.000.000 0 Pemegang Saham

30 I Nyoman Sulendra 5 500.000 0 Pemegang Saham

31 I Gede Nyoman Rai 5 500.000 0 Pemegang Saham

Jumlah 28,856 2.885.600.000 100

2. Dewan Komisaris :

N a m a Sertifikat Yg Memiliki

Masih Berlaku Masa Jabatan Pendidikan

Ketut Ayu Harmaeni,ST Ya 18/08/2017 2,4 Th S1

Drs. I Ketut Suardhika Nata, M.Si Ya 22/04/2016 3,8 Th S2

3. Direksi

N a m a Sertifikat Yg Memiliki

Masih Berlaku Masa Jabatan Pendidikan

Ida Ayu Made Julianti,SE. Ya 28/08/2018 1,4 Th S1

Ida Ayu Trisnawati,S.iP. Ya 13/12/2018 1 Th S1

(4)

4 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

PENDAHULUAN

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Peram Bank Perkreditan Rakyat (BPR) cukup penting dalam pembangunan nasional. BPR diharapkan untuk berperan serta dalam mendorong pembangunan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan memberikan akses finansial kepada para pelaku UMKM. Peran BPR juga menjadi semakin penting sejalan dengan program pemerintah untuk mendukung dan mengembangkan UMKM sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas BPR yakni menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, kemudia memberikan kredit, menyediakan pembiayaan bagi nasabah, menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

Perkembangan industri perbankan semakin meningkat, kebutuhan masyarakat atas pelayanan jasa keuangan yang lebih bervariasi, mudah dan cepat diiringi dengan perkembangan teknologi informasi yang cepat mendorong BPR untuk lebih meningkatkan produk dan pelayanannya, yang berakibat pada meningkatnya risiko BPR. Peningkatan Risiko BPR harus diimbangi dengan peningkatan pengendalian risiko, oleh karena itu BPR dituntut untuk menerapkan Manajemen Risiko dalam rangka melindungi pemangku kepentingan (stake holders) BPR.

Dalam rangka meningkatkan kinerja BPR, melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, maka BPR wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip sebagaimana yang disebut di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SEOJK.03/2016 tentang PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT, yang mewajibkan semua BPR melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan / jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan pengawai tingkat pelaksana.

(5)

5 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

Adapun yang dimaksud dengan menerapkan prinsip-prinsip yakni : keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).

Penerapan Tata Kelola secara konsisten dapat memaksimalkan nilai BPR, mengelola sumber daya dan mengelola risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memberikam kepercayaan Pemegang Saham dan Stakeholders sehingga PT. BPR Kertha Warga dapat tumbuh dan berkembang sejalan dengan visi BPR yakni Menuju Era Baru Perbaikan di Segala Lini, demi mencapai misi Tempat Kebanggaan untuk Bekerja, Berkarya dan Berprestasi demi Sukses Bersama.

Penerapan Tata Kelola pada PT.BPR Kertha Warga berlandaskan pada lima prinsip di atas dan telah dituangkan dalam Pedoman Penerapan Tata Kelola, disusun sesuai dengan ketentuan dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pedoman Tata Kelola merupakan dasar penerapan data kelola yang disusun berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keungan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait. Pedoman ini disusun sebagai acuan penerapan Tata Kelola di setiap jenjang bagian pada PT. BPR Kertha Warga. Secara singkat kami uraikan prinsip-prinsip dalam penerapan Tata Kelola sebagai berikut :

1. Keterbukaan (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ BPR sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan BPR

dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat.

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders).

Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud paling sedikit harus diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

(6)

6 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite; 4. Penanganan benturan kepentingan;

5. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;

6. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; 7. Batas maksimum pemberian kredit;

8. Rencana bisnis BPR;

9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

Laporan yang kami sajikan ini adalah Laporan Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) Tahun 2019 PT. BPR Kertha Warga dan disusun berdasarkan hasil penilaian sendiri ( Self Assessment ) terhadap Pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Kertha Warga posisi 31 Desember 2019.

(7)

7 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB II

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

A. Jumlah, Komposisi, Kriteria Anggota Direksi

Susunan Anggota Direksi PT. BPR Kertha Warga ditetapkan sesuai dengan akte Notaris Made Listyawati,SH,M.Kn No. 2 Tgl 11 Pebruari 2019 Notaris di Kabupaten Badung dan Surat Persetujuan Menkumham Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Nomor : AHU-AH.01.03-0118997 tanggal 27 Pebruari 2019 tentang Susunan Direksi sebagai berikut

Susunan Direksi :

No Nama Jabatan

1 Ida Ayu Made Julianti,SE. Direktur Utama

2 Ida Ayu Trisnawati,S,IP. Direktur (yang membawahkan fungsi Kepatuhan) Persyaratan berupa jumlah, komposisi, kriteria independensi direksi seperti yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan telah terpenuhi, dengan gambaran sebagai berikut :

1) Jumlah anggota direksi saat ini telah terpenuhi sebanyak 2 (dua) orang dipimpin oleh Direktur Utama, dan Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

2) Seluruh anggota Direksi wajib bertempat tinggal di Provinsi, dimana Direktur Utama dan Direktur berdomisili di Provinsi Bali.

3) Seluruh Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).

4) Direktur Utama serta anggota direksi lainnya berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

(8)

8 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

5) Semua anggota direksi memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan telah di angkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham PT. BPR. Kertha Warga tanggal 11 Pebruari 2019.

1) Pengangkatan Direksi yakni :

a. Ida Ayu Made Julianti, SE. mendapatkan persetujuan menjabat sebagai Anggota Direksi, sesuai Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor : KEP-71/KR.08/2018 Perihal Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdri Ida Ayu Made Julianti,SE. Selaku Calon Anggota Direksi PT. Bank Perkreditan Rakyat Kertha Warga tanggal 4 Juli 2018. Dan Surat OJK Nomor : SR-63/KR.0811/2018 tanggal 4 Juli 2018 perihal Keputusan Persetujuan atas Pencalonan Direktur Utama PT. BPR. Kertha Warga.

b. Ida Ayu Trisnawati, S.iP. mendapatkan persetujuan menjabat sebagai Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan, sesuai Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 104/KR.08/2018 tanggal 13 Desember 2018 perihal Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan selaku Calon Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan PT. BPR Kertha Warga.

2) Dalam pelaksanaan pemenuhan data yang lengkap, akurat, terkini dan

tepat waktu kepada Komisaris, maka Direksi telah membuat laporan khusus pemenuhan data tersebut setiap bulannya.

3) Anggota Direksi tidak menggunakan kepentingan pribadi, keluarga, dan atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, antara lain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

4) Semua anggota Direksi memiliki kompetensi paling kurang mencakup : a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan

jabatannya;

b. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan;

c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat.

5) Anggota Direksi adalah orang perseorangan yang mempunyai akhlak dan moral yang baik, cakap melakukan perbuatan hukum dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya :

(9)

9 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) a. Tidak pernah dinyatakan pailit;

b. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit;

6) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan; memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan memiliki kemampuan dan/atau keahlian yang memadai di bidang yang dibutuhkan Bank.

7) Anggota Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap Anggota Direksi yang mengatur tentang :

a. Pengaturan etika kerja; b. Waktu kerja;

c. Pengaturan rapat.

B. Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan Tata Kelola yakni sebagai berikut :

1) Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Bank dalam mencapai maksud dan tujuannya.

2) Anggota Direksi BPR yang membawahkan fungsi kepatuhan, yang memiliki modal inti kurang dari Rp 50 miliar wajib independen dan memenuhi persyaratan paling sedikit :

a. Tidak menangani penyaluran dana, dan

b. Memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

3) Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan, tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi dan peraturan perundang - undangan yang berlaku yang diantaranya termasuk namun tidak terbatas pada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang tentang Perbankan, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

(10)

10 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

4) Direksi senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola (Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi memberi perhatian serius dalam mewujudkan pelaksanaan GCG agar dapat berjalan dengan baik pada seluruh insan yang ada dalam organisasi Bank.

5) Direksi wajib mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi.

6) Direksi wajib mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

7) Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, anggota Direksi wajib mengikuti pendidikan dan atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan Bank.

8) Tugas dan tanggung jawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Pemberian kuasa umum dimaksud adalah pemberian kuasa kepada satu orang karyawan atau lebih atau orang lain yang mengakibatkan pengalihan tugas, wewenang dan tanggung jawab Direksi secara menyeluruh tanpa batasan ruang lingkup dan waktu.

C. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi

1) Direksi telah mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pertanggung jawaban Direksi tahun buku 2019 dilakukan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham atas Laporan Keuangan tahun 2019 dan Pengadministrasian Saham BPR telah dilakukan pada tanggal 17 Maret 2020 dan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tersebut dituangkan dalam Akta Notaris.

2) Dalam mengembangkan budaya pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan Anggota Direksi dan pegawai dalam pendidikan / pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu. Adapun pelaksanaan pendidikan/pelatihan sebagai berikut :

(11)

11 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

D. Seminar, Workshop dan Program Pelatihan selama Tahun 2019

No Tanggal Penyelenggara Tempat Materi

1 15/01/2019 Perbarindo Bali Denpasar Peran BPR sebagai Mitra UMKM dalam

mempeluas Akses Layanan Perbankan Menuju Nangun Sad Kertih Loka Bali

2 12/2/2019 Ketut Supamuda Denpasar Penyusunan Laporan Pengawasan RBB

oleh Dewan Komisaris.

3 15/02/2019 Perbarindo Bali Denpasar Pelaporan Wajib Komisaris / semester

tentang Pengawasan RBB dan Evaluasi Kinerja BPR.

4 26/03/2019 O J K Denpasar Sosialisasi dan Uji Coba Aplikasi LAPBUL

BPR.

5 25/04/2019 Perbarindo Bali Hotel Nirmala

Denpasar

Workshop Melaksanakan Kepatuhan untuk Direktur Kepatuhan dan PE, Kepatuhan.

6 29/05/2019 Perbarindo Bali Denpasar Strategi Perlindungan Hukum bagi BPR

atas Gugatan Debitur dan Pihak Lain. 7 18/07/2019 Departemen

Keuangan

Gedung Keuangan Denpasar

Sosialisasi Penyampaian Pelapo- ran yang berisi Informas Keuangan secara Otomatis untuk Pelaksanaan Perjanjian International 8 15/08/2019-

16/08/2019

O J K The Anvaya Beach

Ressort Tuban

Workshop Pendampingan Penerapan APU-PPT Berbasis Risiko bagi BPR di Wil Bali

9 23/08/2019 Perbarindo Bali Hotel Golden Tulip

Denpasar

Pelatihan POJK. No. 33 tahun 2018 tentang KAP dan PPAP.

10 26/08/2019 BPJS Kesehatan Kantor BPJS

Denpasar

Sosialisasi Aplikasi EDABU 4.2 BPJS Kesehatan.

11 28/08/2019 PT. BPR. Kertha Warga

Kantor PT. BPR. Kertha Warga

Pengenalan Aplikasi Go-Banking. 12 29/08/2019 PT. BPR. Kertha

Warga

Kantor PT. BPR. Kertha Warga

Pelatihan Modul CS, Teller dan Modul Dana ( Tabungan dan Deposito )

13 30/08/2019 PT. BPR. Kertha Warga

Kantor PT. BPR. Kertha Warga

Pelatihan Modul Kredit 14 30/08/2019 PT. BPR. Kertha

Warga

Kantor PT. BPR. Kertha Warga

Pelatihan Modul Accounting

15 2/9/2019 PT. BPR. Kertha

Warga

Kantor PT. BPR. Kertha Warga

Proses akhir bulan Tabungan, Deposito, Kredit.

16 3/9/2019 PT. BPR. Kertha

Warga

Kantor PT. BPR. Kertha Warga

Evaluasi hasil Pelatihan, LAPBUL BI, SID dan SLIK pendampingan saat pengiriman

17 12/9/2019 O J K Kantor OJK Sosialisasi Ketentuan Kualitas Aktiva

Produktif dan PPAP

18 13/09/2019 O J K Kantor OJK Sosialisasi Penerapan Manajemen Risiko

BPR.

19 21/09/2019 BPR Prisma Bali Hotel Nirmala Dps Pendidikan, Pelatihan dan Sosialisasi

Penerapan Manajemen Risiko

20 1/10/2019 O J K OJK Denpasar Sosialisasi Implementasi Hak Tanggungan

(12)

12 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

No Tanggal Penyelenggara Tempat Materi

21 8/10/2019 Perbarindo Bali Grand Inna Bali Seminar Outlook Ekonomi 2019 dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama APEX BPR Bank BPD Bali

22 16/10/2019 Perbarindo Bali Hotel Puri Saron Denpasar

Pelatihan Implementasi HT Elektronik. 23 12/11/2019 Perbarindo Bali Prima Plaza Hotel

Sanur

Gathering Out Look Ekonomi tahun 2020 24 26/11/2019 Perbarindo Bali Hotel Quest Sun

Denpasar

Workshop Rencana Bisnis BPR Tahun 2020

25 27/11/2019 O J K Grand Inna Bali Beach Hotel Sanur

Evaluasi Kinerja BPR/S tahun 2019

26 29/11/2019 Perbarindo Bali Barat Gedung Maria Tabanan Inklusi Produk BPR. 27 11/12/2019 12/12/2019 PT. BPR. Kertha Warga Kantor PT. BPR Kertha Warga

Penyusunan Rencana Bisnis Bank PT. BPR. Kertha Warga tahun 2020.

28 13/12/2019- 14/12/2019

Perbarindo Bali Nusa Lembongan Gathering Perbarindo 29 28/12/2019 PT. BPR. Kertha

Warga

Baturiti Tabanan Gathering dengan tema “ Be A Team “ bekerja dengan hati

3) Direksi telah menindaklajuti temuan dan rekomendasi Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai Auditor Intern, pengawas ekstern dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil Pengawasan Otoritas lain yang telah didokumentasikan dengan berita acara pembahasan temuan audit, yaitu pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan pada bulan September 2019 dan pemeriksaan audit ekstern Desember 2019 oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. I Wayan Gunarsa.

4) Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola (Good Corporate Governance) sesuai dengan modal inti BPR maka Direksi telah membentuk dan menunjuk :

a. Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi Audit Intern;

1. Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi Audit Intern bertugas untuk menjamin terlaksananya pengawasan internal BPR.

2. Pejabat Eksekutif Audit Intern dibentuk independen terhadap satuan kerja operasional agar dapat bekerja dengan bebas dan obyektif, serta mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen ataupun pihak lain yang terkait dengan Bank.

(13)

13 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

b. Pejabat Eksekutif melaksanakan fungsi Manajemen Risiko dan Kepatuhan

1. Berdasarkan peraturan OJK, pelaksana fungsi Manajemen Risiko masih dapat merangkap tugas sekaligus sebagai pelaksana fungsi Kepatuhan.

2. Pejabat Eksekutif yang membawahi fungsi Manajemen Risiko & Kepatuhan bertugas mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang melekat pada setiap aktivitas BPR.

3. Proses penilaian risiko meliputi 3 (tiga) jenis risiko, dan untuk pelaksanaan proses penilaian risiko akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keungan.

4. Sedangkan Pejabat Eksekutif yang membawahi fungsi Kepatuhan (Compliance Unit) merupakan satuan kerja yang independen, dibentuk secara tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung pada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan. 5. Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi Kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk memastikan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha BPR;

a) Sebagai pengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh BPR ;

b) Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; dan

c) Memastikan kepatuhan BPR terhadap komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

BAB III

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

DEWAN KOMISARIS

(14)

14 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

A. Jumlah, Komposisi, Kriteria Anggota Dewan Komisaris

Susunan Dewan Komisaris PT. BPR Kertha Warga ditetapkan sesuai dengan akte Notaris Made Listyawati,SH,M.Kn No. 2 Tgl 11 Pebruari 2019 Notaris di Kabupaten Badung dan Surat Persetujuan Menkumham Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Nomor : AHU-AH.01.03-0118997 tanggal 27 Pebruari 2019 tentang Susunan Dewan Komisaris.

Sehingga susunan Dewan Komisaris PT. BPR Kertha Warga adalah sebagai berikut :

Susunan Dewan Komisaris :

No Nama Jabatan

1 Ketut Ayu Harmaeni,ST. Komisaris Utama 2 Drs. I Ketut Suardhika Nata,M.Si. Komisaris

Persyaratan jumlah Dewan Komisaris sesuai denga ketentuan Otoritas Jasa Keungan yang ditentukan berdasarkan modal inti BPR sudah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Jumlah anggota Dewan Komisaris adalah 2 orang tidak melebihi jumlah anggota Direksi

2) Seluruh Dewan Komisaris memenuhi persyaratan, telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan telah diangkat melalui RUPS.

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris berdomisili di Provinsi Bali.

4) BPR telah memiliki pedoman dan tata tertib Dewan Komisaris dan selama tahun 2019 Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 4 (empat ) kali dengan mengundang Direksi dengan data sebagai berikut :

(15)

15 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

1 Ketut Ayu Harmaeni,ST. 4 4 100 %

2 Drs. I Ketut Surdhika Nata,MM. 4 3 75 % 5) Dewan Komisaris merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris pada PT.

BPR. Dharma Warga Utama dan Koperasi Dharma Warga Tabanan. 6) Pengawasan untuk kepentingan Bank dilaksanakan cukup baik.

7) Komposisi dari Dewan Komisaris sudah sesuai dengan ketentuan OJK mengenai Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

8) Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memiliki akhlak dan moral yang baik, cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah:

1. Dinyatakan pailit;

2. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit;

3. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. memiliki komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan; dan memiliki kemampuan dan/atau keahlian yang memadai di bidang lain yang dibutuhkan Bank. 4. Persyaratan tersebut wajib dipenuhi anggota Dewan Komisaris

selama menjabat.

9). Dewan Komisaris harus memiliki kombinasi kemahiran, pengetahuan dan pengalaman bisnis, dan pemahaman terhadap wilayah operasi Bank, termasuk kemampuan untuk melakukan pengawasan atas usaha Bank, dalam upaya memastikan efektifitas dan kompetensi Dewan Komisaris, meliputi namun tidak terbatas pada, bidang perbankan, asuransi, akuntansi, keuangan, hukum, kemampuan stratejik, pemahaman bisnis, pengalaman manajerial, dan penguasaan ketentuan yang berlaku.

10). Sesuai dengan kententuan permodalan, BPR belum membentuk Komisaris Independen. Namun seluruh komisaris, memiliki hubungan keuangan,

(16)

16 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

kepengurusan, kepemilikan saham dan / atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuanya bertindak independen.

B. Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1) Dewan Komisaris telah bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank telah melaksanakan Tata Kelola GCG.

Dalam melakukan pengawasan Komisaris telah mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

2) Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam mengambil keputusan kegiatan operasional, kecuali :

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit; dan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku.

3) Pada umumnya, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris termasuk, namun tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut :

a. Pengawasan Strategis

1. Melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Direksi, dengan mengarahkan, memantau dan mengevaluasi implementasi kebijakan strategik, dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

2. Namun demikian, dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam proses pengambilan keputusan menyangkut kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal :

(17)

17 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

a) Persetujuan terhadap penyediaan dana kepada pihak-pihak yang terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Perbankan;

b) Keputusan-keputusan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana disebutkan dalam butir 1 dan 2 di atas merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan pengurusan Bank. 3. Memastikan Direksi menindaklanjuti temuan audit dan

rekomendasi dari satuan kerja internal, audit, eksternal audit, hasil pengawasan Otoritas Perbankan dan otoritas lainnya. 4. Memberitahukan kepada Otoritas Perbankan paling lambat 7

(tujuh) hari kerja sejak ditentukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perbankan dan keuangan, termasuk juga kondisi lainnya atau perkiraan kondisi yang mungkin dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

5. Dewan komisaris yang terdiri lebih dari 1 (satu) orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.

6. Dewan komisaris wajib membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya, melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain, dan memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. b. Pengawasan Perusahaan

1. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik pada setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

2. Segala usulan perubahan Pedoman dan Tata Tertib Kerja hanya berlaku setelah disetujui oleh Dewan Komisaris.

(18)

18 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

a) Penerapan tugas dan tanggung jawab dari Audit Intern; b) Penyesuaian dengan penerapan pemeriksaan oleh

Kantor Akuntan Publik berdasarkan pedoman yang berlaku;

c) Penyesuaian dengan laporan kinerja keuangan sesuai dengan pedoman akuntansi yang berlaku;

d) Menindak lanjuti dengan Direksi atas temuan audit dari audit intern, akuntan publik dan Otoritas Jasa Keuangan;

e) Rekomendasi penunjukan Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik dalam RUPS.

4. Mendokumentasikan seluruh risalah rapat Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi, khususnya pembahasan masalah-masalah penting dan keputusan yang diambil, termasuk perbedaan pendapat (dissenting opinions).

5. Mereview dan menyetujui rencana bisnis. 6. Mereview dan menyetujui laporan tahunan.

7. Memberikan laporan dan mendapatkan persetujuan pemegang saham pada Laporan Pengawasan Dewan Komisaris.

8. Pengawasan aktif terhadap fungsi manajemen risiko dan kepatuhan.

9. Mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen Risiko.

10. Dewan Komisaris wajib mengikuti pendidikan yang terkait dan berkelanjutan serta dimutakhirkan terhadap perubahan aturan dan ketentuan perundangan serta standar yang relevan.

11. Dewan Komisaris harus secara konstruktif memberikan tantangan dan masukan strategi serta meninjau kinerja dan efektifitas manajemen pada rapat yang menyetujui sasaran dan tujuan serta memantau Laporan Kinerja.

(19)

19 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

12. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kepada Dewan Komisaris akan disediakan oleh Direksi data serta informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal berikut :

a) Rencana bisnis;

b) Laporan Bulanan dalam bentuk Financial Highlight; dan c) Laporan, segera setelah diketahui, mengenai pelanggaran peraturan perundang-undangan, fraud dan penyimpangan, dan kondisi lainnya dan kondisi yang diperkirakan dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. Dewan Komisaris harus memiliki sumber daya dan kewenangan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,

13. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

14. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris. yang mengatur tentang pengaturan etika kerja; waktu kerja dan pengaturan rapat.

C. Rekomendasi Dewan Komisaris

Dalam rapat yang dilakukan bersama dengan mengundang Direksi, Dewan Komisaris memberikan rekomendasi sebagai berikut :

No Tanggal Agenda Rekomendasi

1. 05 April

2019

1 Report tindak lanjut penurunan NPL 2 Permasalahan kredit AYDA 3 Permasalahan SDM 4 Progress rencana penambahan modal BPR 5 Lain-lain 6 Penutup

1 Dewan Komisaris mengharapkan kepada

Direksi dalam penyelesaian kredit

bermasalah agar dilakukan mapping kondisi

debitur apakah bisa diupayakan

penyelamatan kredit melalui langkah

Restrukturisasi/Rescheduling atau

dieksekusi.

2 Dalam Penyelesaian AYDA Bank diharapkan melakukan langkah-langkah dengan prinsip kehati-hatian dengan cara persuasive, kalau pun tidak memungkinkan Dewan Komisaris mendukung untuk dilakukan langkah selanjutya melalui lelang asalkan ketentuan dan persyaratan benar-benar dimatangkan.

(20)

20 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

3 Untuk menopang pertumbuhan asset BPR

harus berupaya untuk melakukan

pemenuhan struktur organisasi dengan mencari karyawan khususnya marketing 4 Dewan Komisaris akan terus berupaya

untuk bersama-sama memastikan bahwa

Pemegang Saham akan melakukan

pemenuhan modal sesuai ketentuan OJK s/d September 2019.

5 Mulai bulan Mei pelaporan Lap Bul menggunakan sistem Apollo, agar dijajagi untuk menggunakan sistem yang terkoneksi dengan sistem pelaporan ke OJK.

2. 17 Mei

2019

1. Perkembangan Bisnis Bank

2. Report tindak lanjut penurunan NPL. 3. Progres rencana penggantian sistem. 4. Progres rencana pemenuhan modal.. 5. Lain-lain. 6. Penutup.

1. Dewan Komisaris mengomentari terkait tingginya prosentase target RBB dengan posisi tiga bulan berturut-turut tingkat kesehatan bank dalam keadaan Tidak Sehat. 2. Direksi dalam upayanya memberikan

tanggapan bahwa dasar untuk menyusun RBB adalah performance Bank Posisi Oktober 2018 dengan baki debet 7 milyar dan NPL sebesar 48,48 %. Dengan langkah dan upaya penyehatan bank yakni dengan melakukan AYDA dan Hapus Buku.

3. Komisaris menyarankan kepada Direksi agar lebih jeli melihat pasar, dan tetap melakukan analisa dengan melihat 5C.. 4. Sedangkan Komisaris Utama menyarankan

untuk melihat sektor yang mungkin mulai jenuh di Tabanan dengan membuka pasar ke

luar Tabanan dan memberikan

perangsang/insentif kepada AO.

5. Dalam upaya penyelesaian kredit

bermasalah agar dilakukan penyelamatan kredit dengan langkah Renstrukturisasi dan Rescheduling.

6. Untuk Debitur koll 4 setelah dilakukan pembinaan kalau masih gagal selanjutnya diproses sesuai ketentuan.

7. System Go Banking yang telah melakukam presentasi agar dikaji dipelajari dan dijajagi mengingat akan timbul biaya.

8. Progres rencana jumlah saham yang akan disetor sampai bulan Juni (TW II), nampaknya belum ada realisasi, Dewan Komisaris terus berupaya berkoordinasi dengan Pemegang Saham.

3. 26 Juli

2019

1. Report kinerja s/d Juni 2019

2. Report tindak lanjut penurunan NPL

1. Berdasarkan evaluasi kinerja PT. BPR. Kertha Warga sampai dengan laporan bulan Juni 2019 diperoleh hasil yang belum maksimal prosentase realisasi masih kecil sehingga memicu perolehan Laba/ Rugi

(21)

21 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) 3. Progress rencana setoran modal BPR 4. Pembahasan / Lain-lain 5. Penutup

pada posisi mines 116,32 %. Untuk itu diharapkan agar jajaran terutama Direksi sebagai pemangku kebijakan tertinggi dalam operasional untuk membuat terobosan baru

sehingga untuk semester berikutnya

hasilnya lebih maksimal.

2. Dari data yang disajikan oleh Direksi Penyebab meningkatnya kerugian adalah : 1) Tunggakan pendapatan bunga dari

kredit umum sebesar Rp.167 juta (7 debitur)

2) Tunggakan pendapatan bunga KTA Rp.33 juta

3) Pembentukan PPAP KTA yang tinggi Rp123 juta

3. Dewan Komisaris meminta kepada Direksi untuk terus melakukan upaya penyelesaian kredit umum terhadap 7 Debitur yang

masuk kolektibilitas macet, dengan

berbagai langkah dan kebijakan sesuai dengan kondisi pengikatan kredit yang ada. 4. Untuk progres rencana setoran modal :

1) Dewan Komisaris meminta kepada Direksi untuk membuat Progres rencana setoran modal dalam simulasi setoran modal sampai dengan September 2019. 2) Atas simulasi action plan setoran modal

s/d September, Dewan Komisaris akan mengusulkan kepada Pemegang Saham Pengendali untuk mengundang RUPS sehingga mengetahui rencana Pemegang Saham lainnya atas action plan setoran modal yang telah dilaporkan Bank kepada OJK

5. Terkait dengan system Bank, Dewan Komisaris menyetujui pergantian system GO Banking untuk menyempurnakan dari sytsem sebelumnya terhadap kelemahan dalam pelaporan untuk itu agar :

1) Disosialisasikan rencana tersebut. 2) Agar dibuat kajian & perbandingan

sistem lama & baru

3) Diharapkan Go banking yang baru dapat mengakomodir pelaksanaan POJK 33

(22)

22 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

4 27 Desem-

ber 2019

1. Report Laporan Keung-

an proyeksi 31

Desember 2019.

2. Realisasi Kinerja 2019

dibandngkan dengan

RBB tahun 2019.

3. Upaya dan Strategi

penyelesaian kredit

bermasalah di tahun 2020.

4. Progres Penggantian

Core Banking System BPR Kertha Warga. 5. Lain-lain.

6. Penutup.

1. Secara umum Kinerja Keuangan PT. BPR. Kertha Warga sampai akhir tahun 2019 menunjukan hasil yang cukup signifikan, meskipun masih ada komponen yang hasilnya menurun.

2. Tingkat Kesehatan bank di tahun 2019 menunjukan predikat Cukup Sehat, karena masih ada komponen yang tidak sehat yaitu Rentabilitas :

a. ROA realisasai -1,74 % target 2,74 %. b. BOPO realisasi 151,87 % target 78,94 % NPL :

a. Gross realisasi 13,99 % target 9,56 %. b. Bruto realisasi 11,44 % target 7,01 % 3. Realisasi kinerja terhadap Rencana Bisnis

Bank di tahun 2019 beberapa komponen telah menunjukkan angka yang positif meskipun ada beberapa yang belum mencapai target dan agar menjadi perhatian Direksi dan jajaran terhadap pencapaian laba yang masih cendrung negatif atau merugi. 4. Di tahun 2020 diharapkan Direksi beserta

jajaran untuk lebih fokus dan terkonsentrasi dalam penanganan kredit bermasalah dengan mengelompokkan masing-masing debitur sesuai dengan permasalahannya sehingga memudahkan untuk menyusun langkah penyelesaian.

5. Dengan mempergunakan Teknologi

Informasi yaitu program Go Banking System yang baru diharapkan proses operasional lebih bagus sehingga pelayanan terhadap Nasabah, Stake Holder dan pemangku kepentingan lainnya dapat terselenggara dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga hal-hal yang terkait dengan penggunaannya agar Direksi menyelesaikan dengan tuntas.

6. Sesuai dengan SEOJK : 24/SEOJK.03/2019 tentang perubahan atas SEOJK nomor : 8/SEOJK.03/2016 tentang Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR mulai berlaku sejak posisi laporan bulan Desember 2019 yang disampaikan bulan Januari 2020, yang berakibat terhadap pembatasan jaringan operasional. Dewan Komisaris akan segera melaporkan ke Pemegang Saham untuk tindaklanjutnya.

(23)

23 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB IV

PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

A. Benturan Kepentingan

Benturan kepentingan (Conflict of Interest), adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan insan perusahaan, memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya (baik dengan sengaja maupun tidak sengaja) dalam perusahaan untuk kepentingan pribadi, keluarga dan golongannya sehingga tugas yang diamanatkan tidak dapat dilaksanakan dengan obyektif dan berpotensi merugikan perusahaan.

Benturan kepentingan antara lain adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis BPR dengan kepentingan ekonomis pribadi pemilik, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pejabat Eksekutif, dan/atau pihak terkait dengan BPR.

Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan oleh Direksi dan kualitas proses pengawasan oleh Dewan Komisaris, BPR wajib memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan intern yang didukung oleh sistem informasi manajemen yang memadai.

B. Penanganan Benturan Kepentingan

Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pejabat Eksekutif dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan dimaksud dalam setiap keputusan

Selama ini BPR belum pernah menghadapi kondisi yang berhubungan dengan benturan kepentingan.

(24)

24 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN,

AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

A. Fungsi Kepatuhan

Fungsi kepatuhan merupakan serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh BPR telah sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lainnya, serta memastikan kepatuhan BPR terhadap komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain seperti Bank Indonesia (BI), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan/atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Fungsi kepatuhan harus independen terhadap satuan kerja operasional, yang dimaksud dengan satuan kerja operasional adalah satuan kerja yang melaksanakan kegiatan pemberian kredit, penghimpunan dana, dan kegiatan operasional lainnya. Dengan demikian, satuan kerja kepatuhan dapat melaksanakan pula fungsi non-operasional seperti manajemen risiko serta anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme (APU dan PPT). Fungsi Kepatuhan bersifat pencegahan dan memastikan bahwa semua kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta aktivitas bisnis BPR telah sesuai dengan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan.

BPR telah memiliki Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan sejak perubahan struktur organisasi, Risiko Kepatuhan dapat bersumber antara lain dari perilaku hukum yaitu perilaku atau aktivitas Bank yang menyimpang atau melanggar dari ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan dan perilaku organisasi, Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan mempunyai tugas tanggung jawab sebagai berikut :

1) Memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian termasuk memberikan pendapat yang berbeda (dissenting opinion) apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lainnya;

2) Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha BPR tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan;

(25)

25 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

3) Memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya;

4) Memastikan terlaksananya sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

5) Melaporkan kepada anggota Direksi lainnya dan Dewan Komisaris secara tertulis terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPR; 6) Melapor kepada Dewan Komisaris secara tertulis terkait pelanggaran

kepatuhan yang dilakukan oleh Direksi BPR;

a. Terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat, berkoordinasi dengan Pejabat Eksekutif yang menangani Manajemen Risiko;

b. Menganalisis, mengevaluasi, dan menilai risiko kepatuhan yang berhubungan dengan kegiatan usaha BPR; dan

c. Mengevaluasi prosedur pemantauan dan mengembangkannya secara efektif dan efisien.

Berkaitan dengan penerapan Fungsi Kepatuhan, BPR telah menjalankan hal- hal sebagai berikut :

1) Menetapkan Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan yaitu Direktur BPR sesuai dengan modal inti BPR. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan wajib independen tidak menangani penyaluran dana; dan memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

2) Menunjuk Pejabat Eksekutif yang membawahi Fungsi Kepatuhan yang merangkap sebagai fungsi Manajemen Risiko sesuai SK Direksi Nomor : 061/SK-DIR/BKW/VII/2019 tanggal 29 Julli 2019.

3) Mempersiapkan laporan pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan untuk periode selanjutnya sesuai dengan ketentuan kepada OJK dan pihak terkait.

4) Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah.

5) Memantau pemenuhan komitmen kepada OJK, Bank Indonesia, PPATK, dan LPS.

(26)

26 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) B. Fungsi Audit Intern

Audit intern merupakan bagian dari sistem pengendalian intern dan merupakan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan audit dan pelaporan hasil audit mengenai terselenggaranya sistem pengendalian secara terkoordinasi dalam setiap tingkatan manajemen. Transparansi dan kejelasan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengelolaan BPR sehingga kebijakan audit intern yang berkaitan dengan wewenang dan tingkat independensinya perlu dinyatakan dalam sebuah dokumen tertulis dari Direktur Utama BPR dengan persetujuan Dewan Komisaris. Secara berkala kebijakan audit intern ini perlu dinilai kecukupannya oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris agar pelaksanaan audit intern senantiasa berada pada tingkat yang optimal. Berkaitan dengan penerapan Fungsi Audit Intern, BPR telah menjalankan hal-hal sebagai berikut :

1) Penunjukan Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi Audit Intern sesuai SK No.066/SK-DIR/BKW/XI/2019 tanggal 25 Nopember 2019 2) Menyusun kebijakan dan pedoman yang akan terus disesuaikan dengan

peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

3) Audit Intern telah menyusun laporan audit untuk semester I dan semester II, yang akan disesuaikan dengan pedoman pelaksanaan audit intern Otoritas Jasa Keuangan.

4) Melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal, audit Otoritas Jasa Keungan dan audit ekstern oleh Kantor Akuntan Publik.

Pejabat Eksekutif yang membawahi fungsi Audit Intern memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan operasional BPR yang mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.

2) Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional, dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen;

3) Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana; dan

4) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen.

(27)

27 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) C. Fungsi Audit Ekstern

Pemeriksaan oleh audit ekstern telah dilaksanakan dengan komunikasi dan kerja sama yang baik antara pihak manajemen dengen Auditor Ekstern. Direksi mengapresiasi terhadap temuan-temuan kebijakan akuntansi, standar akuntansi yang berlaku yaitu SAK (ETAP) dan perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keungan, Bank Indonesia. Direksi juga mereview dan memantau tindak lanjut temuan pemerikasaan Auditor Ekstern, sehingga nantinya temuan tersebut tidak terulang di masa mendatang. Penerapan Fungsi Audit Ekstern Pada BPR telah berjalan dengan baik dilihat dari hal– hal sebagai berikut :

1) BPR selalu melakukan penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di OJK

2) Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik sesuai aturan tidak lebih dari 3 (tiga) tahun buku berturut –turut, adapun Rincian nama Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik adalah :

No N a m a AP KAP Th Audit Opini

1 Sri Marmo. Sri Marmo 2016 WDP

2 Drs. I Ketut Gunarsa I Ketut Gunarsa 2017 WDP 3 Drs, I Ketut Gunarsa I Ketut Gunarsa 2018 WDP 4 Drs. I Ketut Gunarsa I Ketut Gunarsa 2019 WDP 3) Penugasan Pemeriksaan kepada Kantor Akuntan Publik sudah memenuhi:

a. Kapasitas dan independensi Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk; b. Legalitas perjanjian kerja;

c. Ruang lingkup audit;

d. Standar profesional akuntan publik; dan

e. Komunikasi antara OJK dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk. 4) Akuntan Publik yang ditunjuk telah :

a. Menyampaikan hasil audit dan Surat Komentar (Management Letter) kepada BPR sesuai dengan jadwal audit.

b. Bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja sama serta ruang lingkup audit yang telah ditentukan.

(28)

28 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB VI

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK

PENGENDALIAN INTERN

Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha BPR. Fungsi Manajemen Risiko pada BPR belum sepenuhnya dilaksanakan dan akan disempurnakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan Modal Inti BPR mengelola 3 (tiga) risiko yaitu : 1) Risiko Kredit

2) Risiko Operasional 3) Risiko Kepatuhan.

BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp 15 Miliar menyampaikan untuk pertama kali laporan profil risiko sebagaimana dimaksud meliputi :

1) 1 (satu) risiko yaitu risiko kredit untuk semester kedua tahun 2019; dan

2) 3 (tiga) risiko yaitu risiko kredit, risiko operasional, dan risiko kepatuhan untuk semester kedua tahun 2021.

Berkaitan dengan penerapan fungsi Manajemen Risiko, BPR telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1) Menyusun Kebijakan dan Prosedur berkaitan dengan penerapan Manajemen Risiko dan Kepatuhan.

2) Penunjukan Pejabat Eksekutif yang membawahi Fungsi Manajemen Risiko bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang membawahi Fungsi Kepatuhan, sesuai SK No.061/SK-DIR/BKW/XI/2019 tanggal 29 Juli 2019.

(29)

29 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB VII

BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

BPR telah memiliki Kebijakan, sistem dan prosesdur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur group, dan/atau debitur besar yang diatur dalam Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan (PKPB) yang mengacu pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan maupun peraturan perundangan-undangan serta memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Dalam penerapan penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar, BPR telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1) BPR telah menyusun Prosedur dan Kebijakan Penyaluran Kredit sesuai dengan SK Direksi No. 026/SK-DIR/BKW/II/2019 tanggal 28 Februari 2019.

2) BPR juga telah membuat pedoman pelaksanaan Batas Maksimum Pemberian Kredit sesuai dengan SK Direksi No. 036/SK-DIR/BKW/II/20119 tanggal 28 Februari 2019.

(30)

30 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB VIII

RENCANA BISNIS BPR

Dalam rangka mencapai tujuan usaha sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, BPR perlu menyusun Rencana Bisnis dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR, prinsip kehati-hatian, dan asas perbankan yang sehat.

Rencana Bisnis harus disusun secara matang, realistis dan komprehensif, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan arah kebijakan dalam melaksanakan kegiatan usaha untuk mencapai visi dan misi BPR.

Rencana Bisnis adalah dokumen tertulis yang menggambarkan rencana pengembangan dan kegiatan usaha BPR dalam jangka waktu tertentu serta strategi untuk merealisasikan rencana tersebut sesuai target dan waktu yang ditetapkan. Rencana Bisnis yang disusun oleh BPR mencakup rencana jangka pendek, jangka menengah, dan/atau rencana strategis jangka panjang.

1. Yang dimaksud dengan “rencana jangka pendek” adalah rencana kegiatan usaha BPR dalam periode 1 (satu) tahun.

2. Yang dimaksud dengan “rencana jangka menengah” adalah rencana kegiatan usaha BPR dalam periode 3 (tiga) tahun.

3. Yang dimaksud dengan “rencana strategis jangka panjang” adalah rencana kegiatan usaha bagi BPR dalam periode 5 (lima) tahun,

Dengan cakupan antara lain berupa

a. arah kebijakan pengembangan perusahaan; b. penguatan permodalan;

c. teknologi informasi dan d. sumber daya manusia

BPR telah menyusun Rencana Bisnis BPR tahun 2020 sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

(31)

31 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB IX

ASPEK TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

A. Kondisi Keuangan - Laporan Keuangan 1. Laporan Triwulan

- BPR telah melakukan pelaporan sesuai denga ketentuan yaitu secara online ke Otoritas Jasa Keungan dan otoritas lainnya.

2. Laporan Tahunan

- Laporann Keuangan tahunan telah disampaikan secara tepat waktu sesuai dengan peraturan. BPR telah memiliki aset di atas Rp 10 Miliar dan sudah diaudit oleh Akuntan Publik. Untuk tahun yang berakhir Desember 2019 BPR telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik Drs I Wayan Gunarsa dengan opini Wajar Dengan Pengecualian.

B. Kondisi Non Keuangan 1. Kepengurusan

- Kepengurusan BPR berdasarkan Akta No. 2 tanggal 11 Pebruari 2019, Notaris Ni Made Listyawati, SH, MKN. Notaris di Badung adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

No Nama Jabatan

1 Ketut Ayu Harmaeni,ST. Komisaris Utama 2 Drs. I Ketut Suardhika Nata,M.Si. Komisaris

Direksi :

No Nama Jabatan

1 Ida Ayu Made Julianti,SE. Direktur Utama

2 Ida Ayu Trisnawati,S,IP. Direktur ( Fungsi Kepatuhan )

Jumlah karyawan Bank pada tahun 2019 adalah sebanyak 24 (dua puluh empat ) orang, dengan pendidikan terakhir setingkat S2 sebanyak 1 (satu) orang S1 sebanyak 11 (sebelas ) orang, SMA sebanyak 12 ( dua belas ) orang.

(32)

32 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) 2. Kepemilikan

- Kepemilikan BPR berdasarkan Akta No. 06 tanggal 08 Agustus 2017 Notaris Ni Made Listyawati, SH, M.Kn Notaris di Badung perubahan modal disetor dari Rp.1.793.700.000,- menjadi sebesar Rp.2.885.600.000,- atau sejumlah 28.856 lembar saham.

- Dengan Komposisi saham sebagai berikut :

No N a m a Lembar Kepemilikan Persen Keterangan

1 I Made Arta,BAE. 11,840 1.184.000.000 41 Pemegang Saham Pengendali 2 Drs. I Nyoman Saba 4,260 426.000.000 15 Pemegang Saham

3 I Made Kenak 3,100 310.000.000 11 Pemegang Saham 4 Drs. I Kt Suardhika Natha,M.Si 1,695 169.500.000 6 Pemegang Saham 5 Luh Candra Asih 1,100 110.000.000 4 Pemegang Saham 6 I Ketut Mager 1.000 100.000.000 3 Pemegang Saham 7 I Ketut Gede Diatmika 900 90.000.000 3 Pemegang Saham 8 Drs. I Made Ariadi 750 75.000.000 2 Pemegang Saham 9 Ni Nym Indrawati 650 65.000.000 2 Pemegang Saham 10 I Wayan Budi 500 50.000.000 2 Pemegang Saham 11 I Ketut Birmawan 500 50.000.000 2 Pemegang Saham 12 I Wayan Yoga Semadi 500 50.000.000 2 Pemegang Saham

13 I Made Masna 300 30,000.000 1 Pemegang Saham

14 Ni Made Samiati 250 25.000.000 1 Pemegang Saham

15 I G A Yudistira 200 20.000.000 1 Pemegang Saham

16 I Wayan Jurya 200 20.000.000 1 Pemegang Saham

17 I Ketut Samba 200 20.000.000 1 Pemegang Saham

18 I Gede Ngurah Subhastika 150 15.000.000 1 Pemegang Saham 19 I Gede Made Semadi Putra 150 15.000.000 1 Pemegang Saham 20 Ir. Nyoman Gede Arya,MS. 110 11.000.000 0 Pemegang Saham 21 Drs. I Wayan Suryata,SH. 100 10.000.000 0 Pemegang Saham 22 I Gede Arya Basuki 100 10.000.000 0 Pemegang Saham

23 Ni Ketut Emmiwati 81 8.100.000 0 Pemegang Saham

24 Seniti Winarsih 60 6.000.000 0 Pemegang Saham

25 I Ketut Asmara 50 5.000.000 0 Pemegang Saham

26 I Wayan Reken 50 5.000.000 0 Pemegang Saham

27 I Ketut Yasa 30 3.000.000 0 Pemegang Saham

28 Supiyah 10 1.000.000 0 Pemegang Saham

29 Swastuti Widiasih 10 1.000.000 0 Pemegang Saham

30 I Nyoman Sulendra 5 500.000 0 Pemegang Saham

31 I Gede Nyoman Rai 5 500.000 0 Pemegang Saham

(33)

33 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) 3. Laporan Manajemen

- Untuk pelaksanaan laporan Tata Kelola akan disampaikan kepada Pemegang Saham dan kepada :

a. Otoritas Jasa Keuangan;

b. Asosiasi BPR di Indonesia; dan

c. 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan.

d. Selain pelaporan kepada otoritas, manajemen juga melaporkan kondisi Non keuangan kepada pemegang saham.

4. Laporan Pengaduan Nasabah

- BPR telah melaksanakan pengaduan dan penyelesaian pengaduan nasabah.

(34)

34 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB X

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

A. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris

- Sebagian jumlah anggota Dewan Komisaris mempunyai saham pada BPR, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank Lain maupun diperusahaan lainnya yang mencapai 5% atau lebih.

N a m a Jabatan

Kepemilikan Saham

BKW BPR Lain *) Pers.Lain

Ketut Ayu Harmaeni,ST Komut - - -

Drs. K. Suardika Natha,M.Si Komisaris 6 % 7% - *) BPR lain yakni PT. BPR. Sharma Warga Utama

B. Kepemilikan Saham Anggota Direksi.

- Seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham baik pada BPR, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank lain maupun diperusahaan lainnya yang mencapai 5 % atau Lebih.

N a m a Jabatan

Kepemilikan Saham

BKW BPR Lain Pers.Lain

Ida Ayu Made Julianti,SE Dirut - - -

(35)

35 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB XI

HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA

ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN

ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA

DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BPR

Seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan baik hubungan keuangan maupun hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris, dan/atau dengan PSP.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Bank terhadap Daftar Pihak Terkait BPR termasuk Pemegang Saham Pengendali untuk Posisi Desember Tahun 2019 dapat dipastikan bahwa seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keuangan dengan sesama anggota pengurus lainnya.

Hubungan keuangan :

N a m a Jabatan Direksi Dekom PSP

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ida Ayu Made Julianti,SE. Direktur Utama v v v

Ida Ayu Trisnawati,S.IP. Direktur v v v

Ketut Ayu Harmaeni,ST. Komisaris Utama v v v

Drs. Ketut. Suardika Natha,M.Si. Komisaris v v v

I MadeArta,Bae PSP v v v

Hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan :

N a m a Jabatan Direksi Dekom PSP

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Ida Ayu Made Julianti,SE. Direktur Utama v v v

Ida Ayu Trisnawati,S.IP. Direktur v v v

Ketut Ayu Harmaeni,ST. Komisaris Utama v v v

Drs. Ketut. Suardika Natha,M.Si. Komisaris v v v

(36)

36 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB XII

PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN

FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain antara lain meliputi : 1. Jumlah keseluruhan gaji;

2. Tunjangan 3. Tantiem;

4. Kompensasi berbasis saham;

5. Remunerasi bagi pengurus BPR yang ditetapkan berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan risiko dari masing-masing anggota Direksi dan Dewan Komisaris; dan

6. Fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, antara lain perumahan, transportasi, dan asuransi kesehatan

Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 tahun yang diterima secara tunai

Jumlah Direksi Jumlah

Komisaris

Di atas Rp. 2 miliar - -

Di atas Rp. 1 miliar s/d 2 miliar. - -

Di atas Rp 500 juta s/d 1 miliar. - -

Rp. 500 juta le bawah 2 2

Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas bagi Dewan Komisaris

No Jenis remunerasi dan fasilitas lain Jumlah diterima dlm 1 tahun

Orang Rp. Juta

1 Remunerasi

1) Gaji 2 99

2) Tunjangan rutin, tantiem, fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura

2 5

2 Fasilitas lain dalam bentuk natura lainnya :

1) Tunjangan perumahan - -

2) Kendaraan dinas - -

3) BPJS - -

(37)

37 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G ) Remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi

No Jenis remunerasi dan fasilitas lain Jumlah diterima dlm 1 tahun

Orang Rp. Juta

1 Remunerasi

3) Gaji 2 288

4) Tunjangan rutin, tantiem, fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura

2 21

2 Fasilitas lain dalam bentuk natura lainnya :

4) Tunjangan perumahan -

5) Kendaraan dinas 1

6) BPJS 2 30

(38)

38 | L a p o r a n P e n e r a p a n T a t a K e l o l a ( G C G )

BAB XIII

RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH

Kriteria yang digunakan dalam perhitungan rasio yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari perseroan atau pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.

2) Pegawai adalah pegawai tetap Perseroan sampai dengan batas pelaksana.

3) Yang dihitung dalam perhitungan rasio adalah gaji atau jumlah yang diterima per bulan.

Dengan mempertimbangkan kriteria tersebut diatas, rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan persentase adalah sebagai berikut :

No Uraian Rasio

1 Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 189 % 2 Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 128 % 3 Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 175 % 4 Rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi 269 % 5 Rasio gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi 279 %

Referensi

Dokumen terkait

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang

a. Mengawasi dan mengevaluasi Kebijakan antara lain kebijakan mengenai Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Kepemilikan saham anggota Direksi serta

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada