• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT.BPR Sumber Arta

2020

1

LAPORAN PELAKSANAAN TATA

KELOLA

PT.BPR SUMBER

ARTA SRAGEN

(3)

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA

Tahun 2020

PT BPR SUMBER ARTA

I. PENDAHULUAN

Bank merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi Bank tersebut

di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya

bergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk bersedia menyimpan dana pada Bank

tersebut. Pada dewasa ini kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin meningkat seiring

perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.

Peningkatan kompleksitas kegiatan usaha Bank memberikan dampak yang sangat besar

terhadap eksposur risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi

semua organ organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko

kegiatan usaha Bank. Suatu Bank yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu

munculnya satu atau lebih risiko dari antara 3 ( tiga ) risiko yang dihadapi Bank dan akan

mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak-pihak yang berkepentingan pada Bank

(stakeholders).

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders, dan

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai

etika yang berlaku umum pada industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya

dengan berpedoman pada prinsip Penerapan Tata Kelola sebagaimana yang disebut di dalam

POJK No. 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat,

yang pelaksanaanya diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.

5/POJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016 Tentang : Penerapan Tata Kelola Bagi Bank

Perkreditan Rakyat. Dimana mewajibkan semua Bank melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam

setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus

dan karyawan Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan pengawai tingkat

pelaksana.

Adapun yang dimaksud dengan Penerapan Tata Kelola adalah suatu tata kelola Bank yang

menerapkan

prinsip-prinsip

keterbukaan

(transparency),

akuntabilitas

(accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).

Penerapan Tata Kelola secara konsisten pada kondisi persaingan yang ketat akan memperkuat daya

saing perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih

efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh kepercayaan Pemegang Saham dan

(4)

Stakeholders sehingga PT BPR SUMBER ARTA dapat beroperasi dan tumbuh secara

berkesinambungan dalam jangka panjang. Pelaksanaan Tata Kelola pada PT BPR SUMBER ARTA

senantiasa berlandaskan pada lima prinsip di atas.

Pedoman Tata Kelola ini merupakan acuan internal dalam pelaksanaan tata kelola agar

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang ada pada Bank, dalam mengelola Bank dan

menjalankan usahanya senantiasa terarah dan terkontrol, dapat meningkatkan kinerja, mampu

melindungi kepentingan stakeholders dan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri

perbankan, secara terus menerus dan berkesinambungan.

Secara singkat kami uraikan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan tata kelola PT BPR SUMBER

ARTA yakni sebagai berikut :

-

Keterbukaan (Transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang

material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank

mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah

diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip

keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia Bank

sesuai Undang-Undang yang berlaku

-

Akuntabilitas (Accountibility) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban

organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari

semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran dan

usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank

menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organisasi yang selaras dengan visi,

misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya check and balance

dalam pengelolaan Bank.

-

Tanggung Jawab (Responsbility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Sebagai

wujud pertanggung jawaban Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus

berpegang pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking practices) dan mentaati

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai good corporate

citizen (warga negara perusahaan yang baik) termasuk peduli terhadap lingkungan dan

melaksanakan tanggung jawab sosial.

-

Independensi (Independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa

pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar

oleh stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari

benturan kepentingan (conflict of interest), dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta

(5)

bebas dari tekanan dari pihak manapun.

-

Kewajaran (Fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders

yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Bank

memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran

(equal treatment) serta memberikan/menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank atau

mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

II. Struktur Tata Kelola Perusahaan

Struktur Tata Kelola perusahaan dibuat untuk penerapan check and balance, sistem

pengendalian internal yang baik, serta pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Struktur Tata Kelola PT BPR Sumber Arta terdiri atas:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2. Dewan Pengawas

3. Direksi

4. Pejabat Eksekutif, antara lain :

1. Pejabat Eksekutif Kepatuhan, Manajemen Resiko dan APU-PPT

2. Kabag Operasional

3. Kabag Kredit

4. PE Audit Internal

Sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/POJK.03/2016 tanggal 10 Maret 2016

Tentang : Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Pelaksanaan Good Corporate

Governance (GCG) bagi BPR menyebutkan bahwa pelaksanaan GCG merupakan salah satu faktor

dalam melakukan penilaian sendiri (Self Assessment). Oleh karena itu dalam rangka memastikan

penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, setiap Bank harus melakukan penilaian sendiri (Self

Assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian Pelaksanaan

GCG yaitu:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

4. Penanganan benturan kepentingan;

5. Penerapan fungsi kepatuhan;

6. Penerapan fungsi audit intern;

7. Penerapan fungsi audit ekstern;

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

9. Batas Maksimum Pemberian kredit,;

(6)

10. Rencana Bisnis,

11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

Hasil penilaian (self assesment) atas penerapan Tata Kelola BPR yang akan disajikan dalam

Kertas Kerja tersendiri dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam Laporan ini.

a. Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga

anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang

saham BPR

b. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan

keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggotaDewan Komisaris lain, anggota Direksi

dan/atau pemegang saham BPR.

c. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan

d. Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;

e. Frekuensi rapat Dewan Komisaris.

f. Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh BPR;

g. Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR;

h. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan; dan

i. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal maupun penerima

dana.

III. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Kegiatan RUPS dan Agenda:

Selama tahun 2020 PT BPR Sumber Arta mengadakan RUPS sebanyak 7x dengan rincian

sebagai berikut:

Tempat dan Tanggal

Agenda RUPS

Pejabat yang Hadir

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 03

Januari 2020

- Pembahasan laporan Keuangan

Tahunan 2019

- Pembahasan Remunerasi Tahun

2020

- Dewan Komisaris

- Direksi

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 13

Januari 2020

- Pembahasan Realisasi RBB

Semester II Tahun 2019

- Membahas hasil audit internal

oleh PEAI

- Pembahasan profil risiko dan

pengkinian data nasabah

- Dewan Komisaris

- Direksi

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 06 Maret

- Pengangkatan Bp Iwan Kristianto

sebagai Direktur Utama

- Dewan Komisaris

- Direksi

(7)

2020

- Pembahasan perubahan maksud

dan tujuan serta kegiatan utama

BPR

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 21 April

2020

- Pembahasan Laporan Keuangan

Tahunan setelah audit

- Membahas kinerja triwulan I 2020

- Membahas kredit restrukturisasi

akibat Covid 19 serta dampak

pandemi Covid 19 terhadap

kegiatan BPR

- Dewan Komisaris

- Direksi

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 06

Agustus 2020

- Membahas kinerja dan realisasi

RBB semester I tahun 2020

- Pembahasan hasil temuan

pemeriksaan umum OJK

- Pembahasan hasil temuan audit

internal semester I 2020 oleh

PEAI

- Pengkinian data nasabah yang

telah terlaksana

- Penilaian hasil profil risiko kredit

semester I 2020

- Pembahasan penanganan kredit

bermasalah

- Dewan Komisaris

- Direksi

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 27

November 2020

- Pembahasan RBB tahun 2021

- Pembahasan penerapan POJK

Nomor 33/POJK.03/2018 dimana

per 1 Desember 2020 besarnya

pembentukan PPAP untuk kredit

kualitas DPK adalah 1%

- Pembahasan rencana pengkinian

data tahun 2021 dan realisasi

pengkinian data tahun 2020

- Dewan Komisaris

- Direksi

Kantor BPR Sumber

Arta, tanggal 15

Desember 2020

- Menunjuk KAP Ganung AB

untuk melakukan audit laporan

keuangan tahunan PT BPR

Sumber Arta tahun 2020

- Dewan Komisaris

- Direksi

IV. Direksi

(8)

- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan

Rakyat.

- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/SEOJK.03/2015 tentang Bank

Perkreditan Rakyat.

- Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015,

tentang

Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 5/SEOJK.03/2016, tentang Penerapan Tata

Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan.

- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/SEOJK.03/2016 tentang Penilaian

Kemampuan Dan Kepatutan Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali, Calon Anggota

Direksi, Dan Calon Anggota Dewan Komisaris Bank

.

B. Kriteria Direksi

Persyaratan berupa Jumlah Direksi sudah terpenuhi seperti yang ditentukan oleh Otoritas Jasa

Keuangan, Adapun kriteria Direksi dengan gambaran sebagai berikut:

1. Jumlah Anggota Direksi sebanyak 2 (dua) orang dipimpin oleh Direktur Utama dan

Direktur Yang Membawahkan Kepatuhan, semua anggota Direksi berdomisili di

kota/kabupaten yang sama atau kota/kabupaten yang berbeda pada propinsi yang sama atau

kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada

propinsi lokasi kantor pusat BPR.

2. Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali

yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau

hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang

Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

3. Semua Anggota Direksi memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian, dengan mengacu pada

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, POJK 20/Pojk.03/2015 tentang Bank Perkreditan

Rakyat.

4.

Tidak ada Anggota Direksi merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi,

atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan lembaga keuangan.

5.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum

kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan

fungsi Direksi.

Sebagaimana yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola BPR, yang menyebut

“Anggota Direksi dilarang memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan

(9)

pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Pemberian kuasa umum dimaksud adalah pemberian kuasa

kepada satu orang karyawan atau lebih atau orang lain yang mengakibatkan pengalihan tugas,

wewenang dan tanggung jawab Direksi secara menyeluruh tanpa batasan ruang lingkup dan waktu.

Selain persyaratan berupa Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi seperti yang

ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, Direksi Bank memenuhi persyaratan berupa Integritas,

Kompetensi dan Reputasi keuangan.

6. Semua Anggota Direksi memiliki Integritas paling kurang mencakup:

a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi

ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan

Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir sebelum

dicalonkan;

b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yanberlaku;

c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;

d. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper

test).

7. Semua Anggota Direksi memiliki Kompetensi paling kurang mencakup :

a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;

b. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan.

c. Kemampuan

untuk

melakukan

pengelolaan

strategis

dalam

rangka

pengembangan Bank yang sehat.

8. Semua Anggota Direksi memiliki Reputasi Keuangan paling kurang mencakup :

a. Tidak memiliki kredit macet;

b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah

menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan

ketetapan pengadilan dalam

waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

9. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Direksi telah memiliki pedoman dan

tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap Anggota Direksi yang mengatur tentang :

a. Pengaturan etika kerja;

b. Waktu kerja; dan

c. Pengaturan rapat.

C. Susunan Direksi

Bahwa jumlah Direksi PT BPR SUMBER ARTA Sragen sampai 31 Desember 2020 adalah 2

(dua) orang dengan susunan anggota Direksi sebagai berikut :

(10)

Direktur Utama

Iwan Kristianto, ST

Direktur YMFK

Fenny Evayanti, SE

Persyaratan berupa Jumlah Direksi sudah terpenuhi seperti yang ditentukan oleh Otoritas

Jasa Keuangan.

D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Direksi

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan Tata Kelola

yakni sebagai berikut :

1. Direksi mempunyai tugas menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasi, dan

pengawasan seluruh kegiatan operasional bank.

2. Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku.

3. Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit

intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain .

4. Direksi senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Direksi memberi

perhatian serius dalam mewujudkan Pelaksanaan GCG senantiasa berjalan dengan baik

pada seluruh insan organisasi Bank.

1. Struktur dan infrastruktur Tata Kelola

a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan

Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah direksi sudah sesuai dengan

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, Tahun 2020 jumlah anggota direksi sebanyak

2 (dua) orang dengan posisi Direktur Utama dan Direktur Yang Membawahkan

Fungsi Kepatuhan.

b. Seluruh anggota direksi berdomisili di kota/kabupaten yang sama atau

kota/kabupaten yang berbeda pada propinsi yang sama atau kota/kabupaten di

provinsi lain yang berbatasan langsung dengan

kota/kabupaten pada propinsi lokasi kantor pusat BPR.

c. Anggota direksi tidak ada yang merangkap jabatan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

(11)

sampai dengan derajat kedua.

e. Seluruh anggota direksi telah diangkat melalui keputusan RUPS dan telah

dinyatakan lulus uji kemampuan dan kepatutan oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK).

2. Proses Penerapan Tata Kelola

a. Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan

memberikan

pelimpahan

wewenang

secara

terbatas

sesuai

dengan

kewenangannya.

b. Direksi telah menindaklanjuti hasil audit internal maupun eksternal dengan

membuat rencana tindak penyelesaian dan hasilnya dilaporkan ke dewan

pengawas melalui rapat pengurus.

c. Direksi telah menyajikan informasi lengkap yang akurat dan tepat waktu melalui

laporan bulanan dewan pengawas dan rapat pengurus.

d. Pengambilan keputusan direksi telah dilakukan dengan musyawarah mufakat dan

belum pernah ada dissenting opinion.

e. Anggota direksi telah melakukan penerapan budaya pembelajaran secara

berkelanjutan diterapkan untuk seluruh karyawan guna meningkatkan prestasi dan

pencapaian target yang ditetapkan oleh bank.

f.

Secara keseluruhan anggota direksi memiliki kompetensi dan mampu

menjalankan tugas dan tanggungjawabnya serta dapat mengimplementasikan

kompetensi yang dimilikinya termasuk pemahaman atas ketentuan mengenai

prinsip kehati-hatian.

g. Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota

direksi.

3. Hasil Penerapan Tata Kelola

a. Direksi telah menyerahkan pertanggungjawabannya atas pelaksanaan tugas

direksi kepada RUPS.

b. Setiap kebijakan

direksi khususnya

terkait

kepegawaian

telah

disampaikan kepada pegawai antara lain melalui sosialisasi.

c. Sesuai dengan ketentuan OJK laporan penerapan Tata Kelola sudah dilaksanakan

dan disampaikan sesuai dengan ketentuan.

(12)

Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Penerapan Tata Kelola,

Direksi telah

memiliki :

1. Pejabat Eksekutif Audit Intern;

Pejabat Eksekutif Audit Intern (PEAI) bertugas untuk menjamin berfungsinya pengawasan

internal sebagai bagian penting dari pengendalian internal Bank. PEAI harus independen terhadap

satuan kerja operasional sehingga dapat bekerja dengan bebas dan obyektif, serta mampu

mengungkapkan pandangan dan pemikirannya tanpa pengaruh ataupun tekanan dari manajemen

ataupun pihak lain yang terkait dengan Bank.

2. Fungsi Manajemen Risiko

Pejabat Manajemen Risiko berfungsi untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan

mengendalikan aspek risiko yang melekat pada setiap aktivitas Bank. Proses penilaian

risiko yang dilakukan telah melingkupi seluruh jenis risiko (3 jenis risiko) dan dilaporkan

secara rutin kepada Otoritas Jasa Keuangan.

3. Fungsi Kepatuhan.

Pejabat Eksekutif Kepatuhan merupakan pejabat yang independen, dibentuk secara

tersendiri dan bebas dari pengaruh satuan kerja lainnya, serta mempunyai akses langsung

pada Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan. Pejabat Eksekutif Kepatuhan

berfungsi untuk memastikan dan menjaga bahwa seluruh aktivitas Bank telah memenuhi

ketentuan sebagaimana diatur peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga

potensi risiko kegiatan usaha Bank dapat diantisipasi lebih dini.

Fungsi Kepatuhan melaksanakan tindakan untuk:

1) Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan

kegiatan usaha Bank;

2) Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;

3) Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang

dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

4) Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada

Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang. Masih

terdapat kekosongan Kabag Kredit dikarenakan Kabag Kredit sebelumnya

mengundurkan diri pada bulan Oktober 2020.

(13)

NO

NAMA

PEJABAT

JABATAN

NOMOR SK

TANGGAL

SK

1

Novian Utomo

PE Audit

Internal

003/SDM/VIII/BPRSA/2019

09 Agustus

2019

2

Robena

Kabag

Operasional

002/SDM/VIII/BPRSA/2019

09 Agustus

2019

3

Dewi Yuliana

PE Kepatuhan,

Manajemen

Risiko dan

APU-PPT

004/SDM/VIII/BPRSA/2019

14 Agustus

2019

V. Dewan Komisaris

A. Dasar Hukum

- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan

Rakyat.

- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 16/SEOJK.03/2015 tentang Bank

Perkreditan Rakyat.

- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015, tentang Penerapan Tata

Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016, tentang Penerapan

Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2016 Tentang Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan.

- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/SEOJK.03/2016 Tentang Penilaian

Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Pemegang Saham Pengendali, Calon Anggota

Direksi, dan Calon Anggota Dewan Komisaris Bank.

B.

Kriteria Dewan Komisaris

1. Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 (dua) orang yaitu Komisaris Utama dan

komisaris, keduanya berdomisili di Solo.

2. Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris

lainnya.

3. Anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan

dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).

(14)

4. Anggota Dewan Komisaris memenuhi persyaratan Integritas, Kompetensi dan Reputasi

Keuangan sehingga pelaksanaan fungsi pengawasan untuk kepentingan Bank dapat

dilaksanakan dengan baik.

5. Anggota Dewan Komisaris memiliki Integritas paling kurang mencakup:

a. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap

mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti

melakukan Tindak Pidana Tertentu dalam waktu 20 (dua puluh) tahun terakhir

sebelum dicalonkan;

b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat;

d. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and

proper test).

6. Anggota Dewan Komisaris memiliki Kompetensi paling kurang mencakup:

a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;

b. Pengalaman di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan.

7. Anggota Dewan Komisaris memiliki Reputasi keuangan paling kurang mencakup:

a. Tidak memiliki kredit macet;

b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Dewan Komisaris yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan

ketetapan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

C. Susunan Dewan Komisaris

Bahwa jumlah Dewan Komisaris BPR Sumber Arta sampai 31 Desember 2020 adalah 2 (

dua ) orang dengan susunan anggota sebagai berikut :

Dewan Komisaris 2020

Jabatan

Nama

Komisaris Utama

Agung Mulyanto, SE

Komisaris

Ary Dwi Santosa, SE

D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang

1. Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan secara kolektif telah bertugas melakukan

pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank

telah melaksanakan Tata Kelola. Dalam melakukan pengawasan Komisaris telah

mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

(15)

2. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Komisaris

tidak terlibat dalam mengambil keputusan kegiatan operasional, kecuali :

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit; dan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan

perundangan yang berlaku.

3. Keterlibatan atau persetujuan Dewan Komisaris dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional merupakan bagian dari tugas dan

pengawasan Dewan Komisaris sehingga

tidak meniadakan tanggung jawab Direksi dalam melaksanakan kepengurusan Bank. Tugas

pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu

dilaksanakan.

4. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit

dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil

pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

5. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,

Dewan Komisaris telah menunjuk PEAI dan Pejabat Eksekutif Manajemen Resiko dan

Kepatuhan.

1. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

a. Jumlah anggota Dewan Komisaris PT BPR Sumber Arta sesuai dengan ketentuan

POJK No. 4 Tahun 2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR

b. Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan oleh

Otoritas Jasa Keuangan dan telah diangkat melalui RUPS.

c. Semua Dewan Komisaris berdomisili di kota Surakarta dan merupakan provinsi yang

sama dengan lokasi PT BPR Sumber Arta.

d. Dalam melakukan pekerjaannya anggota Dewan Komisaris berpedoman pada

pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris PT BPR Sumber Arta.

e. Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang merangkap jabatan sebagai Dewan

Pengawas, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank Perkreditan Rakyat dan/ atau

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan/ atau Bank Umum.

f.

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda

sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris maupun direksi.

2. Proses Penerapan Tata Kelola

a. Dewan Komisaris PT BPR Sumber Arta telah melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat

kepada direksi, antara

lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR

(16)

termasuk prinsip kehati-hatian.

b. Dewan Komisaris PT BPR Sumber Arta senantiasa berusaha untuk menjalankan tugas

sesuai aturan yang berlaku.

c. Dewan Komisaris PT BPR Sumber Arta tidak pernah terlibat dalam pengambilan

keputusan, kecuali yang telah ditentukan oleh Anggaran Dasar dan Peraturan

Perundang-undangan.

d. Tindak lanjut hasil temuan audit baik internal maupun eksternal telah dilaporkan

direksi kepada Dewan Komisaris pada saat rapat Pengurus.

e. Pengambilan keputusan Dewan Komisaris telah dilakukan dengan musyawarah

mufakat dan belum pernah ada dissenting opinion.

f.

Dewan Komisaris telah melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan fungsi

kepatuhan.

3. Hasil Penerapan Tata Kelola

Dewan Komisaris menjalankan fungsi pengawasan dengan kegiatan :

1. Kehadiran di kantor BPR minimal sebulan sekali telah dilakukan secara rutin

2. Selama Tahun 2020 sudah menyelenggarakan rapat sebanyak 7 kali. (rincian pada

butir Risalah rapat).

3. Mengawasi dan memberikan saran-saran kepada Direksi, dengan pengawasan

langsung (OTS) dan tidak langsung (memeriksa berkas- berkas)

4. Mengawasi dan mengevaluasi Kebijakan- Kebijakan antara lain kebijakan mengenai

Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Dokumen- dokumen kegiatan

tersebut antara lain Memo kepada Direksi.

VI. Penanganan Benturan Kepentingan

Pada tahun 2020 tidak terdapat benturan kepentingan di BPR Sumber Arta, namun BPR tetap

berupaya agar benturan kepentingan tidak terjadi di kalangan pengurus dan pegawai BPR,

untuk itu BPR melakukan langkah – langkah untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan,

yaitu :

a. Membuat Standar Prosedur Operasi Benturan Kepentingan yang digunakan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan segala hal yang berkaitan dengan benturan kepentingan

b. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dimana perlakuan adil kepada seluruh

karyawan dan tidak terdapat diskriminasi

VII. Fungsi Kepatuhan, Manajemen Resiko dan APU-PPT

A. Dasar Hukum

(17)

Fungsi Kepatuhan Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

2. Surat

Keputusan

Direksi

PT

Bank

Perkreditan

Rakyat

Nomor

004/SDM/VIII/BPRSA/2019 Tentang Pengangkatan Pejabat Eksekutif Kepatuhan,

Manajemen Resiko dan APU-PPT.

B. Tugas dan Tanggung Jawab

Pejabat Eksekutif (PE) Kepatuhan, Manrisk dan APU-PPT yang telah ditunjuk,

bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

Bentuk pengawasan aktif terhadap fungsi kepatuhan ditunjukan melalui persetujuan atas

kebijakan/ prosedur, pelaporan secara periodik dan pertemuan/ forum diskusi.

Tugas dan Tanggungjawabnya adalah:

1. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan

dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha bank.

2. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja

terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

Perundang-undangan lain yang relevan.

3. Memastikan bahwa masing-masing unit kerja melakukan penyesuaian ketentuan

internal dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

perundang-undangan lain yang relevan. Memberikan konsultasi kepada unit kerja atau pegawai,

mengenai kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan

Perundang-undangan lain.

4. Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas, dan transaksi sesuai peraturan

perundang-undangan.

5. Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja.

6. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada PEAI terkait

pelanggaran kepatuhan yang ada.

7. Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan pengkinian

pedoman kerja, sistem dan prosedur kepatuhan.

8. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pedoman penerapan

manajemen risiko.

9. Melakukan pemantauan posisi risiko secara keseluruhan, per jenis risiko dan per

jenis aktifitas fungsional.

10. Melakukan pengkajian terhadap usulan penerbitan produk dan/ atau aktivitas baru.

11. Penyampaian rekomendasi kepada satuan kerja/ pegawai yang menangani fungsi

operasional sesuai kewenangan yang dimiliki.

(18)

Direksi yang membawahi fungsi Kepatuhan serta Otoritas Jasa Keuangan.

C. Aktivitas Kepatuhan Selama 2020

Sebagai unit kerja yang baru bagi industri BPR, satuan kerja kepatuhan sudah melakukan

kegiatan-kegiatan dalam rangka penerapan tugas dan tanggung jawabnya, diantaranya:

a. Sosialisasi Kepatuhan

Segala peraturan terbaru dari otoritas telah disosialisasikan kepada seluruh

karyawan, melalui inhouse training ataupun dengan metode e- learning. Selanjutnya

Kepatuhan akan menterjemahkan peraturan tersebut kedalam bentuk kebijakan

internal perusahaan atau pembaharuan SPO.

b. Rekomendasi

Kepatuhan telah memberikan rekomendasi terhadap pengkinian prosedur dan

rekomendasi terhadap pengkinian kebijakan perusahaan baik akibat terbitnya

regulasi baru atau penerapan prinsip kehati-hatian.

c. Risiko Kepatuhan

Dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan, PE Kepatuhan memastikan bahwa

perusahaan tidak terlambat dalam melakukan pelaporan maupun pemenuhan

komitmen perusahaan baik kepada otoritas, PPATK, LPS atau regulator lainnya.

D. Pelatihan dan Sosialisasi selama tahun 2020

Untuk menunjang aktifitas dan pengetahuan pada Pejabat Eksekutif Kepatuhan, Manrisk

dan APU-PPT, berikut adalah kegiatan pelatihan yang telah diikuti selama tahun 2020.

Tanggal

Pelatihan/Seminar

20 Januari 2020

Pelatihan Profil Risiko

23 Januari 2020

Workshop Aplikasi GCG & Manajemen Risiko

25 Pebruari 2020

Pelatihan Refreshment Rasio Keuangan BPR

13 Maret 2020

Pelatihan SOP APU-PPT POJK Nomor

23/POJK.01/2019

16 Juli 2020

Sosialisasi Kebijakan LPS

30 September 2020

Pelatihan Koordinasi dan Percepatan Pemberian Subsidi

Bunga Non KUR pada BPR dan BPRS

(19)

22 Oktober 2020

Sosialisasi Peran OJK dalam Pencegahan TPPU Melalui

Pendalaman TP Perbankan dan TP Pasar Modal sebagai

Tindak Pidana TPPU Berisiko Tinggi

17 November 2020

Sosialisasi Program Penjaminan LPS

25 November 2020

Workshop Pelatihan PPATK melalui Aplikasi GoAML

16 Desember 2020

Sosialisasi Enhancement SLIK

23 Desember 2020

Sosialisasi Pelaporan Modul SimPel APOLO OJK

VIII. Fungsi Audit Internal (PEAI)

A. Dasar Hukum

1. Surat Edaran OJK Nomor 7/SEOJK.03/2016 tentang Standar Pelaksanaan Fungsi

Audit Internal Bank Perkreditan Rakyat.

2. Surat Keputusan Direksi Nomor 003/SDM/VIII/BPRSA/2019 Tentang Pengangkatan

Pejabat Eksekutif Audit Internal (PEAI).

B. Pejabat Eksekutif Audit Internal (PEAI) bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama, serta dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris dan Komite Audit.

Tugas dan Tanggung Jawab PEAI adalah :

1. Menyelengarakan Audit Program atau rencana pemeriksaan secara menyeluruh.

2. Melakukan pemeriksaan kas, pembukuan, dokumen tabungan, deposito dan kredit

secara berkala.

3. Menyiapkan, melaksanakan serta mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja

pemeriksaan.

4. Melakukan pembinaan tertib administrasi secara intensif untuk memperkecil tingkat

risiko kesalahan.

5. Memeriksa bahwa semua aset perusahaan telah diadministrasikan secara baik dan

benar.

6. Menyiapkan dan melaksanakan pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan tata

kerja bank yang meliputi kepatuhan dan tingkat kewajaran.

7. Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan pengamanan kelayakan bank.

8. Memantau pelayanan bank kepada nasabah.

9. Terjaminnya pelaksanaan peraturan, kebijakan dan keputusan-keputusan direksi.

10. Memastikan kegiatan operasional bank sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang

ditetapkan.

(20)

dengan benar dan akurat.

12. Melakukan audit atas efektivitas semua tingkatan manajemen dalam pengelolaan

sumber-sumber daya bank serta ketaatan kepada kebijakan dan prosedur serta

peraturan perundangan yang berlaku.

IX. Fungsi Audit Eksternal

Dasar Hukum

1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi

Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat.

2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerepan Tata

Kelola bagi BPR

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi audit eksternal sesuai peraturan Otoritas Jasa

Keuangan, tentang penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, BPR dengan

asset ≥ Rp10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) laporan keuangan tahunan wajib di

audit oleh Kantor Akuntan Publik, maka:

1. Laporan keuangan tahunan PT BPR Sumber Arta telah diaudit oleh Akuntan Publik

yang independen, kompeten dan profesional.

2. Akuntan publik yang melakukan pemeriksaan adalah akuntan publik yang terdaftar di

Otoritas Jasa Keuangan.

3. Pemeriksaan yang dilakukan telah sesuai dengan surat perjanjian kerja antara Akuntan

Publik dan PT BPR Sumber Arta.

4. Penetapan/ penunjukan Akuntan Publik dilakukan sesuai dengan hasil keputusan

RUPS.

5. Kantor akuntan publik yang digunakan PT BPR Sumber Arta untuk tahun buku yang

berakhir tanggal 31 Desember 2020 adalah Kantor Akuntan Publik Ganung AB.

6. Hasil dari audit keuangan per tanggal 31 Desember 2020 adalah Wajar Dengan

Pengecualian.

1. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah

memenuhi aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional

akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.

2. Proses Penerapan Tata Kelola

(21)

a. Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan, PT BPR Sumber Arta menunjuk Akuntan

Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh

persetujuan RUPS berdasarkan usulan Dewan Pengawas.

b. Hasil audit KAP dan Management Letter telah dilaporkan ke OJK.

3. Hasil Penerapan Tata Kelola

a. Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan kondisi perusahaan dalam

periode pemeriksaan yang memuat saran dan perbaikan kepada managemen dari KAP

yang ditunjuk.

b. Cakupan hasil audit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

X. PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO TERMASUK PENGENDALIAN INTERN

Menyadari bahwa pelaksanaan manajemen risiko merupakan masalah yang sangat penting untuk

beradaptasi dengan peningkatan kompleksitas industri perbankan yang semakin cepat, PT BPR

Sumber Arta senantiasa melakukan upaya untuk meningkatkan pengendalian risiko dalam

seluruh aspek kegiatan perbankan. Pengelolaan manajemen risiko yang dilakukan didasarkan

pada keseimbangan antara fungsi operasional dengan fungsi pengendalian atas risiko yang

melekat pada masing- masing produk dan aktivitas Bank.

Tujuan pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan oleh Bank antara lain untuk menyediakan

dasar untuk memperoleh pendapatan yang stabil dengan eksposur risiko yang seimbang,

pencapaian struktur modal yang memadai, dan alokasi sumberdaya yang sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya. Pengembangan manajemen risiko dilakukan secara berkelanjutan

dan berkesinambungan dengan terus memperbaiki kerangka sistem pengawasan yang terpadu.

Secara umum, penerapan manajemen risiko yang dilakukan Bank selalu berpedoman pada ruang

lingkup yang mencakup:

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit;

3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, serta sistem informasi manajemen

risiko; dan

4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Pada 31 Desember 2020 telah dilakukan penilaian profil risiko kredit dimana tingkat risiko

adalah Rendah.

(22)

XI. Batas Maksimum Pemberian Kredit

Dalam Pemeriksaan Umum OJK periode tahun 2020 tidak terdapat pelanggaran Batas

Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Selanjutnya untuk kedepan dalam pemberian kredit BPR

Sumber Arta agar dapat lebih memperhatikan prinsip kehati-hatian.

XII. Rencana Bisnis BPR

1. Rencana bisnis PT BPR Sumber Arta telah disusun dengan mempertimbangkan:

a. Faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank.

b. Azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.

c. Penerapan manajemen risiko.

2. Dewan Komisaris PT BPR Sumber Arta

telah melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan Rencana Bisnis Bank tahun 2020

3. Rencana bisnis telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan yang

berlaku.

XIII. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

PT BPR Sumber Arta memiliki sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang

didukung oleh core banking system yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya

manusia yang kompeten untuk menghasilkan laporan yang lengkap dan akurat.

B. Proses Penerapan Tata Kelola

1. PT BPR Sumber Arta telah menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan

dengan materi paling sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan

pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

2. PT BPR Sumber Arta telah menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit

memuat informasi umum, laporan keuangan tahunan yang disusun untuk satu tahun

buku dengan perbandingan tahun buku sebelumnya, rasio keuangan, penjelasan

mengenai NPL, perkembangan usaha yang berpengaruh secara signifikan terhadap

BPR, opini dari KAP, pengungkapan (disclosure) informasi lain dan surat komentar

(management letter).

3. PT BPR Sumber Arta telah melaksanakan transparansi informasi mengenai produk,

layanan dan/ atau penggunaan data nasabah dengan berpedoman pada persyaratan dan

tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

(23)

4. PT BPR Sumber Arta telah menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis

dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola

1. Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi telah ditandatangani paling sedikit

oleh 1 (satu) anggota direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta

disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan

dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

2. Laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan, serta laporan pengaduan dan

tindak lanjut pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu.

XIV. Kepemilikan Saham Anggota Direksi Serta Hubungan Keuangan Dan/Atau Hubungan

Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain

Dan/Atau Pemegang Saham BPR

Susunan Pengurus dan Pemegang Saham

Susunan pengurus yang tercatat dalam administrasi Bank adalah sebagai berikut:

PENGURUS

JABATAN

NAMA

Komisaris Utama

Agung Mulyanto ,SE

Komisaris

Ary Dwi Santosa, SE

Direktur Utama

Iwan Kristianto, ST

Direktur YMFK

Fenny Evayanti, SE

PEMEGANG SAHAM

1 = Rp1.000

PEMEGANG SAHAM

KEPEMILIKAN SAHAM

Nominal

%

1. Agung Mulyanto .SE

1.125.000

75 %

2. Hartono Setiawan SE. MAC

375.000

25 %

TOTAL

1.500.000

100 %

Daftar Kepemilikan Saham Direksidan hubungan keluarga/keuangan di PT BPR Sumber

Arta

Direksi

Kepemlikan Saham

(%)

Hubungan

keluarga/keuangan

(24)

Sdr Iwan

Kristianto/Direktur

Utama

Direktur Utama tidak

memiliki saham di BPR.

Direktur Utama tidak ada

hubungan saudara dengan

Dewan Komisaris

Sdri Fenny

Evayanti/Direktur

YMFK

Direktur tidak memiliki

saham di BPR

Direktur tidak ada hubungan

saudara dengan

Dewan Komisaris

Daftar Kepemilikan Saham Direksi dan hubungan keluarga/keuangan di BPR lain

Direksi

Kepemilikan Saham

Hubungan

keluarga/keuangan

Sdr Iwan

Kristianto/Direktur Utama

Direktur Utama tidak

memiliki saham di BPR

lain

Nihil

Sdri Fenny

Evayanti/Direktur YMFK

Direktur tidak memiliki

saham di BPR lain

Nihil

Daftar Kepemilikan

Saham

Direksi

dan

hubungan

keluarga/keuangan

di

perusahaan lain

Direksi

Kepemilkan saham

Hubungan

keluarga/keuangan

Sdr Iwan

Kristianto/Direktur Utama

Direktur Utama tidak

memiliki saham di

perusahaan lain

Nihil

Sdri Fenny

Evayanti/Direktur YMFK

Direktur Utama tidak

memiliki saham di

perusahaan lain

Nihil

XV. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Serta Hubungan Keuangan Dan/Atau

Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris

Lain, Anggota Direksi Dan/Atau Pemegang Saham BPR.

Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Di PT

BPR Sumber Arta

Komisaris

Kepemlikan Saham

Hubungan

keuangan/keluarga

Sdr Agung Mulyanto

/Pemegang Saham

Pengendali sekaligus

Komisaris Utama

75%

Sebagai Pemegang Saham

PT BPR Sumber Arta

adalah saudara kandung

dengan Pemegang Saham

Sdr Hartono Setiawan

/Pemegang Saham

25%

Sebagai Pemegang Saham

PT BPR Sumber Arta

adalah saudara kandung

dengan Komisaris Utama

(25)

Sdr Ary Dwi Santosa/

Komisaris

-

Sebagai Komisaris PT

BPR Sumber Arta ,dan

tidak ada hubungan dengan

Komut dan Pemegang

Saham

Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Di

BPR lain

Komisaris

Kepemlikan Saham

Hubungan

keuangan/keluarga

Sdr Agung Mulyanto /

Komisaris Utama

Nihil

Nihil

Sdr Ary Dwi Santosa /

Komisaris

Nihil

Nihil

Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Di

perusahaan lain

Komisaris

Nama Perusahaan dan

Lokasi

Kepemlikan Saham

Sdr Agung Mulyanto /

PT Sumber Baru Rejeki,

85%

Komisaris Utama

Surakarta

PT Sumber Baru Rejeki

Abadi, Sleman

75%

Sdr Ary Dwi Santosa /

Komisaris

Nihil

Nihil

XVI. Paket/Kebijakan Remunerasi Dan Fasilitas Lain Bagi Direksi Dan Dewan Komisaris

Paket atau kebijakan remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi

BPR Sumber Arta selama tahun 2020, disajikan sebagai berikut :

1. Berupa Uang

Daftar Paket/Kebijakan Remunerasi Pengurus

Jenis

Direksi

Dewan Komisaris

Remunerasi

Sdr Iwan

Kristianto

Sdr Fenny

Evayanti

Sdr Agung

Mulyanto

Sdr Ary Dwi

Santosa

1.

Gaji/Honor

Rp 76.000.000

Rp 70.500.000

Rp 61.200.000

Rp 48.000.000

2.

Tunjangan

Rp 57.000.000

Rp 37.300.000

Rp 0

Rp 0

(26)

3.

Tantiem

Rp 0

Rp 0

Rp 0

Rp 0

4.

Kompensasi

berbasis saham

Rp 0

Rp 0

Rp 0

Rp 0

5.

THR

Rp 8.854.300

Rp. 8.537.300

Rp. 5.100.000

Rp. 4.000.000

Jumlah

keseluruhan

Rp. 141.854.300 Rp. 116.337.300

Rp. 66.300.000 Rp. 52.000.000

2. Berupa fasilitas lain/non uang

Jenis remunisasi

Direksi

Direksi

Dewan Komisaris

Sdr Iwan

Kristianto

Sdr Fenny

Evayanti

Sdr Agung

Mulyanto

Sdr Ary Dwi

Santosa

1. Perumahan

Tidak

Ada

Tidak Ada

Tidak ada

Tidak Ada

2. Transportasi

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak Ada

3. Asuransi

Kesehatan

Tidak

Ada

Tidak Ada

Tidak ada

Tidak Ada

4. Telp Cell

Tidak

Ada

Tidak Ada

Tidak ada

Tidak Ada

XVII. Skala Gaji Pokok Tertinggi Dan terendah

Sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang

Penerapan Tata Kelola Bank Perkreditan Rakyat. Yang dimaksud gaji adalah hak karyawan

yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari perusahaan kepada

karyawan yang telah ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan

atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas

suatu pekerjaan dan/ jasa yang telah dilakukannya. Berikut adalah Rasio Gaji Pokok Tertinggi

dan Terendah, dalam skala perbandingan :

1) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 18% : 82%

2) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah; 60% : 40%

3) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah; 60% : 40%

4) rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi; 60% : 40%

5) rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi; 68% : 32%

XVIII. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)

Selama tahun 2020 tidak terdapat penyimpangan/ kecurangan Internal yang material dan

berdampak signifikan pada kegiatan operasional bank.

Internal

Fraud

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Dalam 1

tahun

Direksi

Dewan Komisaris

Pegawai Tetap

Pegawai Tidak

Tetap

(27)

Tahun

sebelum

nya

Tahun

laporan

Tahun

sebelum

nya

Tahun

laporan

Tahun

sebelum

nya

Tahun

laporan

Tahun

sebelum

nya

Tahun

laporan

Total

Fraud

Telah

diselesa ikan

Dalam proses

penyele saian di

internal

BPR

Belum

diupayakan

penyelesaianya

Telah ditindak

lanjuti melalui

proses

hukum

XIX. Permasalahan Hukum

Tahun 2020 tidak terdapat permasalahan hukum baik secara perdata maupun pidana yang

dihadapi oleh PT BPR Sumber Arta.

Permasalahan Hukum

Jumlah

Perdata

Pidana

Telah selesai (telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap)

Nihil

Nihil

Dalam proses penyelesaian

Nihil

Nihil

Total

Nihil

Nihil

XX. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan untuk periode tahun 2020.

No

Nama dan Jabatan

Pihak yang

Memiliki Benturan

Kepentingan

Nama dan

Jabatan

Pengambil

Keputusan

Jenis

Transaksi

Nilai

Transaksi

(jutaan

Rupiah)

Keterangan

*)

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

*)

• tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku; dan

(28)
(29)

1

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment)

Penerapan Tata Kelola BPR

Sebelum Manajemen Risiko

Profil BPR

Nama BPR

PT. BPR Sumber Arta

Alamat BPR

Jl. Raya Sukowati No.396 Sragen

Posisi Laporan

31 Desember 2020

Modal Inti BPR

Rp 7.531.438.408

Total Aset BPR

Rp16.439.655.449

(30)

2

N o Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1

) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M: Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

v

BPR Sumber Arta modal inti kurang 50 milyard dan jumlah direksi sudah terpenuhi seperti yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2

) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Direksi PT. BPR Sumber Arta bertempat tinggal di kota

/kabupaten pada provinsi yang sama dengan lokasi Kantor Pusat BPR

3

) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain

(partai politik atau organisasi kemasyarakatan). v

Direksi PT. BPR Sumber Arta tidak merangkap pada perusahaan lain.

4

) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris. v

Direksi PT. BPR Sumber Arta tidak ada hubungan sama sekali baik dengan sesama direksi atau dengan komisaris

5

) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud. v Direksi BPR Sumber Arta tidak menggunakan penasehat perorangan atau penyedia jasa lainnya yang bersifat khusus

6

) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa

jabatannya. v

Direksi PT. BPR Sumber Arta telah lulus uji kemampuan dan kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS yang sudah diperpanjang masa jabatannya sampai dengan tahun 2023

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 2 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 11

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah

pertanyaan (S): 6 1,83

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

(31)

3

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

v

Direksi melaksanakan tanggung awab secara independen tidak memberikan kuasa umum

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

v

Direksi BPR Sumber Arta sudah menindaklanjuti temuan audit Intern maupun ekstern dan hasil pengawasan OJK dengan baik

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada

Dewan Komisaris. v

Direksi BPR Sumber Arta menyediakan data dan informasi yang lengkap akurat, terkini kepada Dewan Komisaris

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan

dissenting opinion jika terdapat perbedaan

pendapat.

v

Keputusan rapat direksi dilakukan berdasarkan musyawarah dan jika ada perbedaan dicantumkan dalam opini

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Direksi BPR Sumber Arta tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan BPR

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v Direksi selalu memberikan pembelajaran yang berkelanjutan dalam rangka menambah pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini yg sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing pegawai BPR dengan diikutkan pelatihan

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip

kehati-hatian. v

Anggota direksi selalu mengimplementasikan kompetensi yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab atas pemahaman ketentuan Prinsip kehati-hatian

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja,

dan peraturan rapat. v

Direksi BPR Sumber Arta telah memiliki pedoman dan tata tertib yang mencantumkan etika kerja, waktu kerja dan peraturan rapat Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x

1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 8 12 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 20 Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8 2,5

(32)

4

No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

v

Direksi mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

v

Direksi telah mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategi dibidang kepegawaian dan harus selalu dievaluasi

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting

opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta

dibagikan kepada seluruh Direksi. v

Hasil risalah rapat direksi belum didokumentasikan dengan baik

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai

ekspektasi stakeholders. v

Peningkatan

pengetahuan, keahlian dan kemampuan direksi dan seluruh pegawai dalam mengelola BPR ditujukan dalam peningkatan BPR, Penyelesaian bermasalah dan Pencapaian hasil namun belum semuanya

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai

ketentuan. v

Laporan penerapan Tata Kelola pada OJK dan asosiasi BPR sudah dilakukan yaitu melalui Perbarindo

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala

Penerapan 0 6 3 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 13

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah

pertanyaan (S): 5 2,60

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur

Tata Kelola (S): 10% 0,26

Penjumlahan S + P + H 2,18

Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot

Referensi

Dokumen terkait

a. Mengawasi dan mengevaluasi Kebijakan antara lain kebijakan mengenai Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Kepemilikan saham anggota Direksi serta

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan m e f au dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada uoritas Jasa Keuangan

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu terdapat hubungan antara konformitas teman sebaya dengan konsep diri remaja pada siswa UPTD SMPN

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi

(a) pemanfaatan kawasan gambut untuk hutan alam dan sagu (tanpa drainase) lebih lestari karena tk emisi CO 2 (dan konsekuensi laju peat subsidence nya) lebih kecil (b)emisi CO 2

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang