• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DI LONG AMPUNG KECAMATAN KAYAN SELATAN KABUPATEN MALINAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PUSKESMAS DI LONG AMPUNG KECAMATAN KAYAN SELATAN KABUPATEN MALINAU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA

PUSKESMAS DI LONG AMPUNG KECAMATAN

KAYAN SELATAN KABUPATEN MALINAU

Dinda Putri Sepriani1

Abstrak

Untuk mengetahui pelaksanaan program kesehatan masyarakat di puskesmas Long Ampung Kecamatan Kayan Hulu Selatan Kabupaten Malinau dan Untuk mengetahui faktor penghambat pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas LongAmpung Kecamatan Kayan Hulu Selatan Kabupaten Malinau. Kemudian jenis penelitian di dalam penulis skripsi ini menggunakan jenis penelitian deskritif dengan menggunakan metode analisis kualititif. Pada pelaksanaan program kesehatan masyarakat pertama yaitu Promosi kesehatan kepada masyarakat sudah aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Namun, belum memenuhi standar pelayanan dengan optimal karena kekurangan dokter dan sarana obat-obatan sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat seperti menangani pasien yang sedang sakit/ gangguan kesehatan. Kedua, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti pelayanan posyandu sudah aktif dalam melaksanakan tugas posyandu kepada masyarakat, dalam meningkatkan kesehatan masyarakat namun, masyarakat yang ingin dilayani jarang berada di tempat/lingkungan kampung, terkadang ada masyarakat yang lebih mementingkan aktivitasnya di luar kampung. Ketiga, perbaikan Gizi Masyarakat, dalam pelayanan gizi masyarakat sudah memenuhi kebutuhan masyarakat seperti pemberian vitamin kepada balita dan penambahan gizi bagi ibu hamil serta pemberian makanan sehat seperti bubur kacang hijo. Sehingga dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah berjalan dengan baik. Keempat, kompetensi petugas pemberi pelayanan baik, namun masih adanya petugas yang kurang di siplin dalam melaksanakan tugasnya. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yaitu sarana dan prasarana pelayanan publik, penggunaan teknologi informasi yang memdai, memanfaatkan tempat yang tersedia dengan sebaik mungkin. Untuk memenuhi kebutuhan masyakat di sekitar puskesmas long ampung maupun masyarakat yang datang berobat ke puskesmas tersebut. Selanjutnya sesuai dengan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah di paparkan dapat di simpulkan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat dalam proses penyelenggaraan nya meskipun penerapannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan permintaan masyarakat belum mencapai 100% namun dalam tahap pelayanan masyarakat yang ada di Puskesmas Long Ampun telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada di Puskesmas Long Apung.

(2)

Pendahuluan

“Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar. Saat ini distribusi puskesmas dan puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap puskesmas melayani 30.000 - 50.000 penduduk atau sekurang-kurangnya satu kecamatan mempunyai satu puskesmas”.

Desa Long Ampung Merupakan salah satu dari 4 desa di Kecamatan Kayan Selatan Kabupaten Malinau yang memiliki Puskesmas sejak 1974 Tahun lalu, keberadaan puskesmas di harapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat untuk berobat, karena dengan keberadaan puskesmas masyarakat tidak perlu lagi terlalu jauh ke kabupaten/kota untuk memeriksa kesehatannya, namun kualitas pelayanan Kesemasatan Masayarakat di Puskesmas Long Ampung yang berada di Kecamatan Kayan Selatan, masih belum mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat dikarenakan kondisi fisik puskesmas sehingga membuat masyarakat tidak nyaman untuk mendapatkan pelayanan yang baik. salah satunya keterbatasan jumlah ruangan di Puskesmas Long Ampung mengakibatkan tidak semua pegawai puskesmas mendapatkan ruangan, sehingga harus bergabung dengan peawai bidang lainnya, salah satu nya ruang gizi bergabung dengan promkes.

Di Puskesmas Desa Long Ampung hanya memiliki (2) dokter, 6 bidan dan 7 keperawatan serta satu (1) farmasi, (1) kesehatan masyarakat (SKM).

Kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan masayarakat ketika berobat di puskesmas adalah pelayanan oleh seorang dokter, tersedianya obat-obatan yang lebih berkualitas dan obat paten, jadwal pelayan. berdasarkan observasi peneliti di puskesmas Desa long Ampung, pelayanan kesehatan belum memenuhi standar pelayanan publik. Serta kenyamanan saat berobat

Hal ini membuat kendala dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, padahal pelayanan kesehatan salah satu dari pelayanan publik (Publik Service) yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional kepada masyarakat. Selanjutnya perawat dan bidan yang melayani/ meningkatkan kesehatan masyarakat di puskesmas tidak bisa berkerja dengan maksimal karena puskesmasnya kekurangan obat-obatan kekurangan alat medis, dan obat paten.

Adapun indikasi-indikasi yang ditemukan adalah “kekurangan dokter seperti dokter gigi, dokter kandungan dan dokter ahli teknologi laborterium medik, adapun salah satu dari pelayanan publik yang bertugas di Puskesmas Desa Long Ampung yang jarang ditempat karena masih sistem kontrak dan berganti- ganti dokter dan bidannya, kondisi fisik puskesmas yang kurang baik seperti sebagian atap bocor dan berjamur, beberapa lantai rusak, kursi kurang layak di pakai dan

(3)

sebagian dinding kropos, serta keterbatasan jumlah ruangan di puskesams Long Ampung, serta beberapa kendala seperti program-program Puskemas yang belum berjalan dengan lancer”.

“Ada beberapa Pelayanan kesehatan di Long Ampung mengadakan beberapa program yang ada dipuskesmas Long Ampung memiliki masalah di masyarakat tersebut yaitu (1). Program Promosi kesehatan masayarakat yaitu pengamatan yang peneliti liat yang terjadi kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan promosi kesehatan yang diadakan oleh pihak puskesmas, (2). Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yaitu yang terjadi dipuskesmas Long Ampung Ibu dan anak kurang aktif dalam pemeriksaan rutin dipuskesmas, (3). Pemberantasan penyakit menular dan tidak menular yaitu masyarakat Long Ampung belum banyak tau tentang perbedaan penyakit menular dan tidak menular, (4). Pembinaan gizi masyarakat yaitu masih adanya masyarakat yang kekurangan gizi di kecamatan Kayan selatan”. Hal ini membuat kendala dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, karenal pelayanan kesehatan salah satu dari pelayanan publik (Publik Service) yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik dan profesional kepada masyarakat. Selanjutnya perawat dan bidan yang melayani/ meningkatkan kesehatan masyarakat di puskesmas tidak bisa berkerja dengan maksimal karena puskesmasnya kekurangan obat-obatan kekurangan alat medis, dan obat paten. Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah masih banyak dijumpai kelemahan dalam bidang pelayanan kepada masyarakat sehingga belum dapat memenuhi kualitas masyarakat yang diharapkan oleh masyarakat di Desa Long Ampung. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tertarik utuk mengadakan penelitian dengan judul “Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Puskesmas Di Long

Ampung Kecamatan Kayan Selatan Kabupaten Malinau” Kerangka Dasar Teori

Pelayanan

Konsep pelayanan dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai memberikan sesuatu kepada seseorang dalam bentuk jasa. Menurut W. J. S. Poerwadarminto (1976: 573), “pelayanan berasal dari kata layan atau melayani yang berarti menolong, menyediakan segala sesuatu yang diperlukan orang lain”.

Menurut A.S Moenir (1995: 17), “pada dasarnya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan orang lain. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung ini yang disebut sebagai pelayanan. Jadi pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain”.

Menurut R.A Supriyono pelayanan adalah “kegiatan yang diselenggarakan organisasi menyangkut kebutuhan pihak konsumen dan akan menimbulkan kesan tersendiri, dengan adanya pelayanan yang baik makan konsumen akan merasa

(4)

puas, dengan demikian pelayanan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menarik konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang di tawarkan”.

Definisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan (heal~th care service,“merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945 untuk melakukan peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat atau keseluruhan”. Definisi pelayanan kesehatan menurut Dapartemen kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 (Dpks RI) “yang tertuang dalam Undang-Undang kesehatan tentang kesehatan ialah setiap upaya diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat”.

Pengertian Kesehatan Masyarakat

Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow (Leavel & Clark,1958) adalah “ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnose dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya”.

Sasaran Kegiatan Kesehatan Masyarakat

Undang-Undang Republik Indonesia 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 1 (ayat 11) “pengertian upaya atau pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesimbangan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat”.

Upaya Kesehatan Masyarakat

Menurut Notoatmodjo, (2003: 106) “masalah kesehatan masyarakat adalah multikausal, maka pemecahnya harus secara multidisplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegitatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotive), terapi, (terapi fisik, mental, dan

(5)

social) atau kuratif, maupun pemuliahan (rehablitatif) kesehatan (fisik, mental, social) adalah upaya kesehatan masyarakat”.

Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah “salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja”. (Depkes, 2011).

Pengertian puskesmas adalah “suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu”. (Azrul Azwar, 1996).

Jika ditinjau dari sistim pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistim pelayanan kcsehatan di Indonesia. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayartan kesehatan masyarakat, juga bertanggung jawab dalatn menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

Metode Penelitian

Menurut Nawawi (1998:9) metode deskritif dapat diartikan sebagai “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam penelitian tersebut akan di analisis secara kualitatif. Dengan demikian, jenis penelitian didalam penulis skripsi ini adalah termaksud jenis penelitian deskritif dengan menggunakan metode analisis kualititif.

Hasil Penelitian

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Promosi Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sebagai mana diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik dari suatu usaha harus memiliki promosi pelayanan yang baik pula. Menurut Ottawa Charter (1996) Promosi kesehatan adalah “suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memeWlihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta

(6)

mewu judkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungan nya (fisik, sosial budaya dan sebagainya)”.

Sebagaimana keterangan Kepala UPTD Puskesmas Long Ampung dalam hasil wawancara pada tangga 20 Juni 2020 menjelsakan bahwa :

“promosi pelayanan kesehatan masyarakat yang di lakukan oleh Puskesmas Long Amung bertujuan agar tersosialisasinya program- program kesehatan demi terwujudnya masyarakat yang berbudaya dengan hidup bersih dan juga sehat serta berpatisipasi secara langsung dalam gerakan kesehatan. Dan untuk mencapai tujuan dalam promosi kesehatan di pelukan strategi yang baik”.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat pegaawai puskesmas Long Ampung pada hasil wawancara tangal 19 juni 2020, menjelaskan bahwa :

“Promosi yang di lakukan dalam proses pelayanan kesehatan masyarakat adalah: Promosi kesehatan masyarakat, KIA, kesehatan lansia, dan gizi. Dari promosi-promosi tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai program atau gerakan yang telah di canangkan oleh pemerintah”.

Selain mejadi corong pemerintah dalam hal promosi di bidang kesehatan, promosi-promosi kesehatan juga memiliki fungsi sebagai penyaring informasi langsung dari tingkat masyarakat, seperti penjelasan yang di tambahkan oleh pegawai puskesmas Long Ampung:

“Bahwa dalam hal ini promosi kesehatan masyarakat yang ada di long Ampug adalah untuk melakukan kegiatan promasi kesehatan seperti pembagian pamflet untuk di bagikan ke masyarakat, pemasang spanduk dan lain sebagainya hal ini beartujuan untuk mengetahui pentingnya peran kesehatan dalam kehidupean sehari- hari”.

Hal ini mengacu pada ketersediaan biaya untuk program promosi kesehatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan puskesams. Seperti keterangan Kepala UPTD Puskesmas Long Ampung dalam hasil wawancara pada tangga 20 Juni 2020 menjesakan bahwa

“Sejauh ini dalam ketersediaan biaya untuk promosi kesehatan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan puskesmas yang di karenakan minimnya anggaran yang masuk sehingga dalam proses promosi kesehatan masih belum cukup memenuhi kegiatan promosi kesehatan”.

Promosi kesehatan adalah “upaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat sendiri melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan di dukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.

Penelitian ini juga mewawancarai salah satu masyarakat puskesmas Long Ampung, pada hasil wawancara tangal 17 juni 2020, menjelaskan bahwa:

(7)

“Untuk pelaksanaan dari program-program kesehatan yang ada di puskesmas Long Ampung sebagian program terlaksana dan sebagian tidak terlaksana yang di karenakan kendala cuaca, kondisi jalan dan jarak tempuh ke desa terlalu jauh. Selain dari pelaksanaan program-program ada bentuk-bentuk upaya kesehatan dari pelaksanaan program-program kesehatan tersebut. Sebagai lembaga/istitusi kemasayarakatan yang melaksanakan programprogram kesehatan masyarakat yang membutuhkan di Puskesmas Long Ampung, maka pemerintah harus benar-benar jeli dan mampu memberikan program kesehatan yang baik untuk masysrakat terutama pada Puskesmas Long Ampung yang masih terdapat beberapa kendala dari program-program tersebut”.

Dengan kejelasan informasi yang diberikan petugas dapat lebih mempermudah pasien mendapatkan pelayanan sehingga dapat memperlancar kegiatan pelayanan di Puskesmas Karangdowo, dengan begitu pasien yang dapat ditangani bisa lebih banyak dengan informasi yang jelas.

Kemudian menurut salah satu warga juga:

“Standar pelayanan di long ampung sendiri yaitu pelayanan yang maksimal kepada masyarakat terkait dengan pelayanan bagi ibu yang ingin bersalin. Hal itu di karenakan belum tersedianya ruang untuk bersalin sehingga selama ini hanya menggunakan ruang rawat inap sebagai tempat bersalin maupun langsung mendatangi rumah pasien dan memberikan pelayanan di tempat itu juga, namun apabila langung kerumah pasien pasti peralatan medis yand di bawa seadanya, sehingga apabila penanganan nya memerlukan perlatan medis yang lainnya akan menjadi suatu terkendala sendiri dalam memberikan pelayanan kepada pasien”.

Terkait dengan belum adanya gedung bersalin tersebut adapun upaya dari puskesmas untuk mengusulkan pembangunan gedung bersalin melalui Musrembang terlah dilakukan dan akhirnya pada tahun 2016 sudah di bangun gedung bersalin dan pembangunan juga telah diselesaikan pada akhir Desember 2016.

“Selain itu sarana dan prasarana yang merupakan pendukung utama dalam pelayanan kesehatan masih kurang dan belum sesuai dengan standar puskesmas,di tambah lagi fasilitas pendukung utama untuk mengoprasikan alat-alat tersebut juga tidak mampu seperti listrik yang menjadi suatu penghambat pengguna peralatan tersebut, sehingga walaupun tersedianya alat-alat medis tidak akan berguna juga”.

Kemdudian, “terkait dengan hal tersebut pula puskesmas long ampung berupaya untuk memenuhi kelengkapan puskesmas dengan mengususlkan penyediaan peratan medis yang memang sangat di butuhkan dengan secara bertahap di sesuaikan lagi dengan kebutuhan utama puskesmas”. Hasil penelitian juga menunjukan bahawa peralatan medis di Pustu Long Uro berbeda dengan

(8)

Pustu Lindung Payau dimana peralatan medis nya sudah hampir mencapai standar walaupun masih ada 4 item peralatan yang belum tersedia seperti Intubation Kit, Dillatation & Curretage Set, Hemoglobin Meta Setdan Ratator dimana rata-rata peralatan tersebut juga belum dimilikioleh puskesmas induk karena sebenarnya lebih bayak kegunaan nya di rumah sakit.

Kemudian menurut salah satu warga lainnya:

“Masalah untuk peralatan medis pada pustu-pustu kurang sama dengan yang dialami puskesmas Long Ampung, dimana sebaiknya peralatan medis jangan terlalu berlebihan karena selain mahalnya harga peralatan medis tersebut, tidak bisa akan digunakan karena tidak adanya listrik untuk menjalankan peralatan tersebut, sehingga dalam penjelasan yang terdapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan peralatan medis untuk Pustu-pustu dikecamatan Kayan Selatan dapat dikatana pemborosan anggaran, karena hal yang paling penting pertama sebenarnya adalah harus tersedianya dulu tenaga listrik yang sanggup untuk mengoprasikan peralatan medis tersebut,kemudian tersedianya tenaga kesehatan yang mempunyai dan bisa menjalankan atau mengoprasikan peralatan medis tersebut,sehingga dengan demikian sedikit demi sedikit peralatan medis baru dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan”.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan dengan lancar, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA tetap di harapkan menjadi kegiatan prioritas di tingkat Kabupaten/Kota. Peningkatan mutu Program KIA juga di nilai dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut di kembangkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KI. Dengan di ketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat di perhatikan dan di carikan pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut. Sebagaimana di jelaskan oleh Kepala UPTD Puskesmas Long Ampung sebagai berikut :

“Sebelum membuat perencanaan, kita identifikasi dulu permasalahan yang ada dengan melihat kejadaian dari tahun sebelunya, kemudian kita membuat perencanaan untuk tahun selanjutnya. Jadi mengumpulkan seluruh data kegiatan dan hasil- hasilnya terus di identifikasikan mana yang mencapai target dan mana yang tidak mencapai target”.

Selanjutnya pedapat pegawai puskesmas Long Ampung pada hasil wawancara 19 juli 2020. Menjelaskan bahwa :

“Terkait dengan adanya program atau upaya untuk meningkatkat derajat kesehatan masyarakat di puskesmas Long Ampung terutama pada program kesehatan ibu dan anak dilakukan kegiatan luar gedung untuk menunjang program atau kegiatanyang ada di puskesmas Long Ampung”.

(9)

Selanjutnya dari program pelayanan kesehatan ibu dan anaktersebut masih ada beberapa pelayanan yang belum tereaisasi dengan maksimal. Mernurut

Perawat selaku staf pegawai puskesmas Long Ampung menjelaskan bahwa: “Dalam hal pelayanan kesehatan ibu dan anak belum terealisasikan dengan maksimal di karenakan kurangn nya tenaga medis, jumlah sumber daya tenga kesehatan masih terbatas baik dari sisi kualitas maupun kuantita, ketersediaan nya farmasi atau obat-obatan merupakan unsur paling penting dalam pelayanan kesehatan terutama bagi kesehatan ibu dan anak”.

Selanjutnya sama halnya dengan masyarakat setempat Long Ampung menjelaskan bahwa:

“Program pelayanan kesehatan ibu dan anak dari segi fasilitas belum cukup memadai yaitu dari segi alat-alat medis yang sangat kurang/ terbatas, serta askes menuju ke puskesmas Long Ampung yang masih terbilang jauh”. Selanjutnya pendapat dari bapak Stevanus yang juga masyarakat Long Ampung menjelaskan bahwa :

“Terkait dengan program kesehatan ibu dan anak Puskesmas Long Ampung juga mengadakan program posyandu yang pemeriksaan nya berupa: penimbangan berat badan, BGC untuk menegah penyakit TBC, DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusisi (batuk rej an), tetanus, Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan,Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning). Dari program pos yandu tersebut masih juga kami merasakan kurangnya perbikan pelaksaan posyandu mulai dari fasilitas gedung yang kurang mendukung serta sampai alat-alat kesehatan yang kurang memadai”.

Dalam keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya. karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Wawancara dengan salah satu staf puskesmas Long Ampung, tentang sasaran prmosi pelayanan kesehatan melalui posyandu mengatakan :

“Posyandu sudah berjalan dengan baik sesuai target sasaran promosi pelayanan kesehatan masyarakat, akan tetapi terkendala masyarakat yang ingin dilayani jarang berada di tempat/ lingkungan kampung, terkadang ada masyarakat yang lebih mementingkan aktivitasnya, tidak lain dari berladang atau pun berkebun sehingga ini menjadi suatu kesulitan atau kendala bagi para pelayanan kesehatan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat”. (wawancara 19 juli 2020)

Hal ini membuktikan ketika penulis wawancara Ketua Puskesmas Long Ampung mengatakan bahawa:

“Memang pelayanan Posyandu dan kader ini sudah di jalankan dengan baik dimasyarakat tetapi saya lihat kesadaran masyarakat dengan promosi kesehatan ini tidak terlalu fokus dengan promosi kesehatan dan posyandu

(10)

anak balita dan ibu hamil, dikarnakan masyarakat lebih mementingkan hal yang menghasilkan seperti berladang dan sebagainya, ketika ada masyarakat yang sedang mengalami gangguan keseatan atau sakit baru ada kemauan atau kesadaran untuk datang ke posyandu, maka hal ini yang menjadi kesulitan bagi pelayanan posyandu yang meningkatkan kesehatan masyarakat”. (wawancara 19 Juli 2020)

“Dari pihak pengguna jasa pelayanan imunisasi yaitu ibu dengan bayi atau anak yang termasuk dalam golongan wajib mendapat imunisasi dasar lengkap juga terdapat kendala. Peran keluarga sebagai orang terdekat dengan bayi, khususnya ibu, menjadi sangat penting dalam menentukan status imunisasi dasar lengkap bayi. Sehingga keluarga, terutama ibu, seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai imunisasi dasar lengkap. Namun ternyata masih ada keluarga yang kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang imunisasi".

Berikut penjelasan dari Informan selaku bidan Puskesmas Long Ampung dari hasil wawancara 19 Juni 2020 :

“Saat menemukan ada beberapa ibu tidak membawa anaknya untuk diimunisasi. Ternyata ibu tersebut tidak mengerti kalau imunisasi itu sangat penting untuk bayinya. Padahal penyuluhan berisi pengetahuan untuk masyarakat sudah dilaksanakan dari dulu, bahkan sampai sekarang juga masih dilakukan, harapannya tidak ada lagi ibu yang bingung saat ditanya apa itu imunisasi, dan tidak paham apa manfaatnya. Dengan memiliki pengetahuan, mereka tentunya akan menyadari pentingnya imunisasi untuk anaknya. Dengan kesadaran yang dimiliki ibu, kami berharap semua bayi terutama di wilayah tanggung jawab kami, mendapatkan imunisasi dasar lengkapKemudian Informan satu, sebagai perwakilan dari Kepala Puskesmas Long Ampung juga menyampaikan hal yang kurang lebih sama, yaitu”Himbauan kepada ibu-ibu untuk ikut menyukseskan imunisasi sudah disampaikan lewat berbagai media tapi kenyataannya masih ada ibu yang tidak memberikan imunisasi lengkap untuk bayinya. Mereka yang kurang memiliki kesadaran itu karena mereka tidak tahu manfaatnya imunisasi, tidak tahu akibatnya kalau tidak memberi imunisasi lengkap. Maka kami dari pihak puskesmas akan terus melakukan upayaupaya agar semua bayi di wilayah kerja kami mendapat imunisasi lengkap”.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Long Ampung ternyata masih ada ibu yang kurang menyadari pentingnya imunisasi dasar lengkap. Penyebabnya adalah mereka kurang memiliki pengetahuan tentang imunisasi sehingga bayinya tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal. Tinggi dan rendahnya kesadaran seorang ibu berhubungan erat dengan tingkat pengetahuan ibu tersebut tentang imunisasi dasar lengkap.

(11)

“Mengingat peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, maka suatu pemahaman tentang imunisasi dasar lengkap sangat diperlukan untuk kalangan tersebut agar tercipta kesadaran yang tinggi. Hal ini dikarenakan seorang ibu yang memiliki kesadaran tinggi tentang betapa pentingnya imunisasi tentunya akan memberikan imunisasi dasar lengkap untuk bayinya secara tepat waktu. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan. Selama ini pihak Puskesmas Long Ampung telah memberi penyuluhan kepada masyarakat terutama kepada para ibu, terkait imunisasi dan berkomitmen untuk terus-menerus menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap”.

Pembinaan Gizi Masyarakat

Pembinaan Gizi Masyarakat adalah “salah satu program pokok puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY), kurang vitamin A, Keadaan Zat Gizi Lebih, Peningkatan survailans gizi, dan perberdayaan usaha perbaikan gizi kelarga /masyarakat. program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, smesteran (6 bulan sekali) dan tahun (setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang di lakukan setiap saat jika di temukan masalah gizi misalnya di temukan adanya khasusu gizi buruk”. Kegiatan program perbaikan masyarakat dapat di lakukan di dalam maupun di luar gedung. Sebagaimana keterangan kepala UPTD Puskesmas Long Ampung dalam hasil wawancara pada tanggal 20 juli 2020 menjelaskan bahwa.

“Jika ada warga yang mungkin belum melakukan penimbangan anak nya secara teratur dari pihak kami hanya memberikan penyuluhan kepada kepada kader posyandu untuk mengadakan pendekatan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita, misal pada saat para ibu-ibu berkumpul di situ di berikan informasi pentingnya penimbangan secara teratur sehingga dapat mengetahui pertumbuhan balita serta gizi pada anak dan masyarakat”. Gizi masyarakat “adalah ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan terutama gizi di masyarakat, dikaitkan dengan permasalahan gizi yang muncul dalam kelompok masyarakat yang menitik beratkan pada preventif dan promoif”. Gizi masyarakat tidak hanya menyangkut seputar masalah kesehatan khusus gizi namun juga menyangkut mengenai masalah ekonomi sosial dan budaya, pendidikan kependudukan dan sebagai nya.

Pemulihan gizi berbasis masyarakat merupakan upaya yang di lakukan masyarakat untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan di bantu oleh tenaga gizi puskesmas dan tenaga kesehatan lain nya. Seperti hasil wawancara

(12)

oleh kepala UPTD puskesmas Long Ampung menjelaskan bahwa :

“Melaksanakan pembinan gizi masyarakat di mana selain kami memberikan penyuluhan tentang penting nya gizi bagi masyarakat kami juga memberikan atau pengadaan vitamin A, Serta makann ringan padat gizi unuk anak balita dan ibu hamil dan memberikan suplemen tambah darah (TTD) sehingga dapat mencegah dan meminimalkan terjadi nya anemia gizi besi pada kelompok rawan yaitu ibu hamil dan ibu nifas”.

“Dalam suatu kebijakan atau program tidak akan dapat mencapai tujuan atau sasaran tanpa di dukungnya anggaran yang memadai”, Wildavsky (1979) dalam Purwanto dan Sulistyastuti (2012: 86)3. Sedangkan menurut Suharno (2013 : 174) “Sumber daya keuangan adalah faktor krusial untuk setiap program. Karena bagaimanapun dalam tahapan kebijakan membutuhkan biaya operasional”. Definsi para ahli tersebut di atas menyatakan bahwa pentingnya ketersediaan nya sumber daya keuangan dalam pelaksanaan suatu program. Seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh staf pegawai Puskesmas Long Ampung adalah sebagai berikut:

“Jumlah sarana pelayanan gizi dan prasarana yang ada di Pusesmas Long Ampung Sangat terbatas seperti untuk kegiatan peyuluhan dan sedangkan untuk kegiatan pemeriksaan masih sangat kurang terutama laborium karena masih laboratorium klinis, serta ketersediaan biaya untuk program pembinaan gizi masyarakat belum cukup utuk memenuhi kebutuhan uskesmas Long Ampung”.

Kegiatan pembinaan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan cakupan atau kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Sedangkan pendapat dari masyarakat di Puskesmas Long Ampung dari hasil wancara adalah :

“Untuk sarana dan prasarana ditenpat pembinaan gizi masyarakat masih sangat kurang, karena ketersediaan nya perawat serta alat- alat medis yang sangat terbatas sehingga dalam proses pembinaan gizi masih banyak kendala. Selain itu jarak tempuh juga menjadi faktor utama selain jauh menuju puskesmas jalan yang di tempuh menuju puskesmas jika turun hujan jalan licin dan becek sehingga askes menuju pusesmas sangat terkendala”.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Pelaksanaan program kesehatan masyarakat

a. Promosi kesehatan kepada masyarakat sudah aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

b. Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat namun, masyarakat yang ingin dilayani jarang berada di tempat/lingkungan kampung, terkadang ada masyarakat yang lebih mementingkan aktivitasnya di luar kampung.

(13)

seperti pemberian vitamin kepada balita dan penambahan gizi bagi ibu hamil serta pemberian makanan sehat seperti bubur kacang hijo.

d. Kompetensi petugas pemberi pelayanan baik,namun masih adanya petugas yang kurang di siplin dalam melaksanakan tugasnya

e. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan antara lain: mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia yang sudah ada, meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan publik, penggunaan teknologi informasi yang memdai, memanfaatkan tempat yang tersedia dengan sebaik mungkin.

f. Beberapa program untuk memenuhi kebutuhan masyakat di sekitar puskesmas long ampung maupun masyarakat yang datang berobat ke puskesmas tersebut.

2. Faktor Pendukung dan penghambat Pelayanan Kesehatan Masyarakat a. Faktor pendukung pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kesimpulan menurut hasil wawancara yaitu:

“Adanya upaya pemerintah melalui Program-program pelayanan kesehatan masayarakat sudah berjalan seperti promosi kesehatan masyarakat seperti pemasangan spanduk, penyebaran pamflet di mana semua itu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di bidang kesehatan, Lingkungan yang sejuk dan jauh dari kebisingan, sehingga hal ini tidak menggangu proses pelayanan kesehatan, Adanya program pengadaan obat-obatan baik di puskesmas maupum di Posyandu, adanya Pemberian Sosialisasi tentang penyuluhan pentingnya hidup sehat dalam kehidupan sehari -hari serta penyuluhan gizi buruk di masyarakat Long Ampung untuk terpenuhi gizi terutama untuk ibu hamil dan anak balita serta lanjut usia”. b. Faktor Penghambat Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kesimpulan menurut hasil wawancara yaitu:

“Keterbatasan Sarana dan Prasarana pelayanan kesehatan belum sesuai dengan perkembangan jaman, seperti laboratorium gizi yang masih minim nya peralatan medis, kurang nya fasilitas kesehatan untuk USG 3G pada ibu hamil, Jarak tempuh menuju ke Puskesmas Long Ampung sangat jauh dan jalan yang licin jika turun hujan membuat susah masyarakat. Selain itu kurangnya tenaga medis di puskesmas seperti perawat,dan dokter serta keterbatasan jumlah ruang serta ketersediaan nya jumlah pasokan listrik yang terbatas, keterbatasan nya Anggaran kesehatan sehingga berimplikasi pada rendahnya akses pelayanan serta belum maksimalnya programprogram pelayanan kesehatan masyarakat. Serta danya sebagian kecil petugas atau para medis yang tidak disiplin dalam menjalani tugasnya terutama dalam jam kerja, sehingga Puskesmas Long Ampung tidak bisa maksimal dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat”.

(14)

Saran

1. Puskesmas Long Ampung hendaknya perlu adanya prosedur pelayanan kepada pasien denagan menambah jumalah petugas agar tidak terjadi keterlambatan pelayanan serta memberikan pelatihan-pelatihan yang menunjang tugas pelayanan kepada pasien, misalnya pelatihan pelayanan prima.

2. Sarana dan Prasarana pelayanan yang ada di Puskesmas Long Ampung untuk perkembangan fasilitas puskesmas lebih di tingkatkat serta tenaga medis seperti dokter, perawat harus di tambah jumlahnya untuk mengurai keterbatasan pelayanan di Puskesmas Long Ampung.

3. Partisipasi masyarakat dalam hal pembinaan gizi agar lebih di tingkatkan, sehingga kebutuhan gizi masyarakat long ampung bisa terpenuhi dengan baik dari segi makanan sehat serta pemberian vitamin gratis, dan vaksin

4. Pihak Pemerintah setempat seharus nya memperbaiki askes jalan menuju puskesmas long ampung agar masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat tanpa ada kendala di perjalanan.

Daftar Pustaka

Kamsir. 2010. ManajemenPerbanka. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tim Penuyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.

1995. KamusBesarBahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasibuan, Malayau. 2015. Dasar-DasarPerbanka. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ratminto. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

The Liang Gie. (2007). Administrasi Perkantoran Moderen, Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty

Muni. 2016. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara

Triwibowo, Cecep. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Natoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Siswati, Sri. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan dalam

Perspektif Undang-Undang Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.

Mertokusumo, Sudikno. 1986. Mengenal Hukum. , Yogyakarta: Liberty Dewi, Alexandra Indriyanti. 2008. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Ryadi, Slamet . 1982. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dasar Dasar dan Syarat

Perkembangannya. Surabaya: Usaha Nasional

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa. Aksara.

Departmen Kesehatan. 2007. Direktorat Jendral Bina pelayanan Medik Standar

(15)

Dokumen-Dokumen :

Undang-undansg Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Standar Pelayanan. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 11

Tentang Upaya Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/sk/X/2003. Tentang

Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan Di Kabupaten/Kota.Yang

Kemudian Direvisi Dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/ 2008. Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan Di Kabupaten/Kota

Penyelenggara Pelayanan Publik Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014

Tentang Puskesmas Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas,Undangundang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.

Referensi

Dokumen terkait

Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Kesehatan (PKPS- BBM Bidkes) merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat

Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan masyarakat

Menurut Konrath 2002, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam organisasi untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Puskesmas Pembantu di Desa Taras Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau. Penelitian

promotif yang bersumber dana dari BOK meliputi Pelayanan Promosi Kesehatan. kegiatannya penyuluhan kesehatan, kunjungan rumah dan pemasangan

Faktor penghambat dari sebagian masyarakat masih kurang berpartisipasi dan kelembagaan masyarakat kurang aktif dalam peningkatan kualitas SDM masyarakat dan faktor

Temuan Lapangan Mengenai Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah. Wawancara dilakukan

Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan masyarakat