• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

GAMBARAN IMPLEMENTASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT ESENSIAL DI PUSKESMAS KAWANGKOAN KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA TAHUN 2017

Donni Hanni Andika Lomboan*, Franckie R. R. Maramis*, Chreisye K. F. Madagi* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yakni keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua salah satunya upaya kesehatan masyarakat esensial, yang terdiri dari promkes, kesling, KIA/KB, gizi dan P2P. Puskesmas Kawangkoan yang merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten Minahasa yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan dalam hal ini upayan kesehatan masyarakat esensial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi upaya pelayanan kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kawangkoan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan total informan 6 orang.

Pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kawangkoan sudah berjalan dengan baik karena bukti laporan yang selalu dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa, serta program-program kegiatan yang rutin dilakukan oleh petugas kesehatan promosi kesehatan, namun memiliki kendala-kendala seperti kurangnya sumber daya manusia kesehatan dalam hal ini tenaga kesehatan dan sulitnya mengumpulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan di posnyandu. Saran dari penelitian ini, program-program yang sudah berjalan baik nantinya terus dipertahankan, perlunya penambahan jumlah tenaga kesehatan di masing-masing program pelayanan kesehatan, perlunya kerja sama dengan pemerintah kelurahan/desa atau toko agama untuk melakukan penyuluhan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi.

Kata Kunci: Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial di Puskesmas

PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat atau puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang mempunyai peranan penting dalam sistem kesehatan nasional khususnya subsistem

kesehatan. Pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

(2)

2 dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014).

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, maka puskesmas bertanggungjawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yakni keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan pengembangan (Permenkes RI, No. 75 Tahun 2014). Adapun yang menjadi upaya kesehatan masyarakat esensial antara lain:

a. Pelayanan promosi kesehatan. b. Pelayanan kesehatan lingkungan. c. Pelayanan kesehatan ibu dan

anak serta keluarga berencana. d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Dalam penelitian sebelumnya yang dikemukakan oleh Soputan (2016), imlementasi pelayanan kesehatan wajib di puskesmas ratahan kabupaten minahasa tenggara, menunjukan bahwa dalam implementasi pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Ratahan secara keselurahan belum berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari pelaksanaan pelayanan kesehatan wajib di puskesmas untuk program

kesehatan lingkungan

pelaksanaannya hanya sebagai formalitas dalam bentuk laporan, Sumber daya manusia kesehatan yang menjadi pelaksana program pelayanan kesehatan wajib puskesmas masih kurang, semua tenaga kesehatan yang ada di masing-masing program sudah pernah mengikuti pelatihan, pengawasan dan monitoring dari dinas kesehatan belum secara efektif dilakukan karena tidak ada jadwal yang pasti.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Puskesmas

(3)

3

Kawangkoan Kecamatan

Kawangkoan Utara pada bulan Mei sampai Juni 2017. Informan penelitian ini adalah Penanggung Jawab Program Promosi Kesehatan, Penanggung Jawab Program Kesehatan Lingkungan, Penanggugn Jawab Program Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana, Penanggung Jawab Program Gizi, dan Penanggung Jawab Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan instrumen tambahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara, alat perekam suara (voice recording) dan alat tulis menulis (Moleong, 2014). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Analisa data melalui langkah-langkah tahap pengumpulan data, tahap reduksi, tahap penyajian, tahap penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pelayanan Promosi

Kesehatan dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial

Program dari promosi kesehatan sudah berjalan, baik itu di posyandu dan di luar posyandu berupa penyuluhan di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari promosi kesehatan yaitu berupa penyuluhan baik itu di posyandu dan diluar posyandu. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaksanaan pelayanan program promosi kesehatan yaitu sumber tenaga manusia kesehatan dalam hal ini petugas kesehatan, serta kendala di masyarakat yakni sulitnya mengupulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suradnya (2014) tentang “Gambaran Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur” menyatakan pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi sudah berjalan dengan baik salah satunya dalam pelayanan promosi kesehatan, tetapi masih memiliki kendala-kendala yaitu seperti kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas.

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional. Hal ini dapat

(4)

4 dilihat bahwa promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015-2019 melalui peningkatan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah republik Indonesia (Kepmenkes RI, 2015).

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Lingkungan dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial

Program dari kesehatan lingkungan sudah berjalan di masyarakat, baik itu di posyandu melakukan penyuluhan dan di luar posyandu berupa pengecekan ke tempat-tempat makan, depot air, dan tempat

pembuangan sampah di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari kesehatan lingkungan lebih banyak turun di lapangan. Adapun kendala yang dihadapi dalam program promosi kesehatan yakni sulitnya mengupulkan masyarakat untuk melakukan penyuluhan.

Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat

(5)

5 rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga

Berencana dalam Upaya

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial

Program dari KIA/KB sudah berjalan baik itu di posyandu maupun diluar posyandu dan kegiatan-kegitannya berupa pemeriksaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu hamil beresiko tinggi sampai dengan imunisasi. Program KIA/KB ini memiliki kendala yaitu dalam kurangnya tenaga kesehatan yang bertugas, karena pada saat petugas kesehatan lain pergi ke posyandu, di dalam puskesmas hanya tertinggal satu orang yang bertugas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suradnya (2014) tentang “Gambaran implementasi upaya pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumoga Timur” menyatakan pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi sudah berjalan dengan baik salah satunya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, tetapi

masih memiliki kendala yaitu kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas.

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang

kemudian direncanakan

pencapaiannya melalui Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat ini sesuai dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang salah satu poinnya yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak (Permenkes RI, No. 39 Tahun 2016).

(6)

6

Pelaksanaan Pelayanan Gizi dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial

Program dari gizi sudah berjalan di posyandu dan kegiatan-kegiatannya berupa pemeriksaan penimbangan, pemberian makanan tambaha pada bayi, dan memantau status gizi dari balita. Adapun kendala yang dihadapi di dalam pelayanan program gizi ini yakni mencatat atau mencari tahu setiap bayi yang tidak pergi saat dilakukannya posyandu dan program pelayanan gizi ini memiliki kendala yaitu kurangannya tenaga kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soputan (2016) tentang “Imlementasi pelayanan kesehatan wajib di puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara” menyatakan bahwa program gizi dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Ratahan sudah berjalan dengan baik lewat capaian laporan yang ada.

Didalam upaya kesehatan masyarakat esensial pelayanan yang diberikan termasuk pelayanan gizi. Dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan sesuai Renstra Tahun

2015-2019, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan operasional salah satunya yaitu perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya untuk Pengendalian Prevalensi Balita Pendek (Stunting) (Kepmenkes RI, 2015).

Pelaksanaan Pelayanan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial

Program dari pencegahan dan pengendalian penyakit sudah berjalan baik itu di posyandu dan di luar posyandu. Kegiatan-kegiatannya yaitu berupa penyuluhan di posyandu, dan lebih banyak kegiatan di luar posyandu seperti program yang sedang berjalan di Puskesmas Kawangkoan khusus pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu pengecekkan penyakit TB di rumah-rumah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suradnya (2014) tentang “Gambaran implementasi upaya pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan

(7)

7 Dumoga Timur” menyatakan pelaksanaan program pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas Imandi sudah berjalan dengan baik salah satunya dalam pencegahan dan pengandalian penyakit, tetapi masih memiliki kendala yaitu kurangnya tenaga kesehatan di puskesmas.

Pencegahan dan pengendalian penyakit tahun 2017 diarahkan pada percepatan pencapaian sasaran, pembangunan kesehatan melalui pendekatan keluarga sehat. Adapun pencegahan lain yaitu upaya pencegahan, pengendalian, dan

pemberantasan dalam

penanggulangan penyakit menular dilakukan melalui kegiatan, promosi kesehatan, surveilans kesehatan, pengendalian faktor risiko, penemuan kasus, penanganan kasus, pemberian kekebalan (imunisasi), pemberian obat pencegahan secara massal, dan kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri (Permenkes RI, No. 82 Tahun 2014). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Dalam rangka mengendalikan penyakit tidak menular, khususnya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker, dilakukan kegiatan-kegiatan

sebagai berikut, peningkatan deteksi dini faktor risiko PTM melalui posbindu, peningkatan akses pelayanan terpadu PTM di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), penyuluhan tentang dampak buruk merokok, menyelenggarakan layanan upaya berhenti merokok (Permenkes RI, No. 39 Tahun 2016).

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan program dari promosi kesehatan sudah berjalan, baik itu di posyandu dan di luar posyandu berupa penyuluhan di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari promosi kesehatan yaitu berupa penyuluhan baik itu di posyandu dan diluar posyandu.

2. Pelaksanaan program dari kesehatan lingkungan sudah berjalan di masyarakat, baik itu di posyandu melakukan penyuluhan dan di luar posyandu berupa pengecekan ke tempat-tempat makan, depot air, dan tempat pembuangan sampah di masyarakat. Kegiatan-kegiatan dari kesehatan lingkungan lebih banyak turun di lapangan.

(8)

8 3. Pelaksanaan program dari

KIA/KB sudah berjalan baik itu di posyandu maupun diluar posyandu dan kegiatan-kegitannya berupa pemeriksaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu hamil beresiko tinggi sampai dengan imunisasi.

4. Pelaksanaan program dari gizi sudah berjalan di posyandu dan kegiatan-kegiatannya berupa pemeriksaan penimbangan, pemberian makanan tambaha pada bayi, dan memantau status gizi dari balita.

5. Pelaksanaan program dari pencegahan dan pengendalian penyakit sudah berjalan baik itu di posyandu dan di luar posyandu. Kegiatan-kegiatannya yaitu berupa penyuluhan di posyandu, dan lebih banyak kegiatan di luar posyandu seperti program yang sedang berjalan di Puskesmas Kawangkoan khusus pencegahan dan pengendalian penyakit yaitu pengecekkan penyakit TB di rumah-rumah.

SARAN

1. Untuk setiap tenaga kesehatan dalam program pelayanan

kesehatan masyarakat esensial di Puskesmas Kawangkoan yakni promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, gizi, dan pencegahan dan pengendalian penyakit, setiap program-program sudah berjalan baik nantinya terus dipertahankan untuk supaya akan terus dipercaya oleh masyarakat dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

2. Perlunya penambahan jumlah tenaga kesehatan di masing-masing program pelayanan kesehatan.

3. Perlunya kerja sama dengan pemerintah kelurahan/desa atau toko agama untuk melakukan penyuluhan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam mengembangkan penelitian yang lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan masyarakat esensial di puskesmas.

(9)

9 Ibrahim. 2015. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1428/MENKES/SK/XII/. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas. Jakarta. Di akses pada tanggal 26 Juni 2017. Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor HK. 02.

02/MENKES/52. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta. Di akses pada tanggal 30 Maret 2017.

Moleong L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39. 2016. Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Di akses pada tanggal 15 Juli 2017.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. Di

akses pada tanggal 1 Juli 2017. Permenkes RI Nomor 75. 2014. Undang-Undang Pusat Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Mahardika. Permenkes RI Nomor 82. 2014. Penanggulangan Penyakit Menular. Di akses pada 15 Juli 2017.

Soputan I. I. 2016. Imlementasi Pelayanan Kesehatan Wajib Di Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara.

Suradnya G. W. I. 2014. Gambaran Implementasi Upaya Pelayanan Kesehatan Wajib di Puskesmas Imandi Kecamatan Dumuga Timur.

Undang Undang RI Nomor 36. 2009. Kesehatan. Jakarta. Di akses pada tanggal 26 Juni 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Penyaluran data melalui serat optik dapat digambarkan sebagai  berikut: data berupa sinyal listrik diubah menjadi cahaya yang sesuai oleh LED sebagai sumber

dakwah dalam masyarakat maka dakwah sebagai pembentuk manusia perlu mawas diri kedalam dengan memperkuat diri melalui penelitian terus menerus akan kekurangan dirinya

Membaiknya tingkat ekonomi seseorang akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk pemilihan makanan (Cahyono 2008). Oleh karena itu dengan tingginya prevalensi

zona nyaman ini, anggota kelompok merasa bebas mengekspresikan diri, menumpahkan kegembiraan, keluh-kesah dan saling menghibur diri dengan cara yang berbeda dengan kelompok

 Analisis Penentuan Kawasan Hutan Berdasarkan seluruh rangkaian analisis penentuan kawasan hutan yang dilakukan, maka didapatkan kawasan hutan secara keseluruhan

Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat, yang selanjutnya disingkat RPK-BUN-P, adalah Rekening yang dibuka di Bank Operasional Pusat oleh Direktur

Berdasarkan observasi menunjukan bahwa sebagian penduduk tersebut belum memiliki septic tank atau pembuangan limbah rumah tangga yang layak sehingga limbah rumah

Etnobotani tumbuhan berkhasiat obat oleh suku Dayak Ngaju di wilayah Kecamatan Katingan Hulu Kabupaten Katingan terdapat 26 jenis tumbuhan obat.Hampir semua