• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SABANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. GAMBARAN UMUM KOTA SABANG"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SABANG

4.1 Kondisi Fisik

4.1.1 Geografi dan Administrasi

Kota Sabang terdiri dari lima buah pulau, yaitu: Pulau Weh sebagai pulau terbesar dan merupakan pusat ibukota, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo. Diantara ke lima pulau tersebut, Pulau Weh merupakan Pulau terbesar dengan luas wilayah 153 km2. Dari segi administrasi pemerintahan Kota Sabang dibagi kedalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Sukakarya yang masing-masing terdiri dari 10 dan 8 kelurahan. Peta administrasi Kota Sabang dapat dilihat pada Gambar 10.

(2)

Secara geografis Kota Sabang terletak di Pulau Weh yang berada di bagian paling barat Wilayah Negara Kesatuan Indonesia yang mempunyai posisi dan lokasi yang sangat strategis. Kota Sabang berbatasan dengan Selat Benggala di sebelah utara, Samudera Indonesia di sebelah selatan, Selat Malaka di sebelah timur dan Samudera Hindia di sebelah barat dan berada di jalur lalu lintas internasional baik laut maupun udara dimana telah memposisikan Sabang sebagai pintu gerbang masuknya arus investasi, perdagangan dan jasa dalam dan luar negeri. Kota Sabang terletak pada koordinat: 05⁰35’00’’ Lintang Utara – 05⁰54’28’’ Lintang Utara dan 95⁰00’02’’ Bujur Timur – 95⁰22’36’’ Bujur Timur.

Kota Sabang memiliki luas wilayah 153 Km2 atau 15.300 hektar, dengan ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan laut. Kota Sabang terdiri dari dua kecamatan yaitu Sukajaya dengan pusat pemerintahan di Balohan yang memiliki luas wilayah 80 Km2 dan Kecamatan Sukakarya dengan pusat pemerintahan Sabang dengan luas wilayah 73 Km2 (Gambar 11) . Banyaknya kelurahan, lingkungan dan kemukiman masing-masing dirinci pada Tabel 9.

Tabel 9. Luas Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Lingkungan dan Kemukiman Menurut Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Luas/Area (Km2)

Jumlah

Kelurahan Lingkungan Kemukiman

Sukajaya 80 10 38 4

Sukakarya 73 8 34 3

Jumlah 153 18 72 7

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Gambar 11. Luas Wilayah PerKecamatan di Kota Sabang 80

73

Luas Wilayah (Km

2

)

Sukajaya Sukakarya

(3)

4.1.2 Topografi

Kondisi topografi Kota Sabang didominasi oleh perbukitan, yakni sekitar 65% dari luas kawasan keseluruhan. Secara geografis Sabang meliputi 3% daratan rendah, 10% daratan bergelombang, 35% berbukit, dan 52% berbukit sampai bergunung. Dalam rencana pengembangan Kota harus dicarikan berbagai alternatif untuk pemanfaatan lahan yang berbukit, misalnya untuk pertanian atau perkebunan. Wilayahnya memiliki alokasi penentuan yang juga bervariasi sehingga sangat cocok untuk pengembangan perikanan, industri dan pariwisata. Peta topografi Kota Sabang disajikan dalam Gambar 12.

(4)

Kondisi daerah yang datar relatif terbatas, yaitu hanya di sekitar pantai. Kota Sabang memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi, yaitu daerah Pulau Weh bagian barat dan di tengah-tengah pulau bagian timur merupakan daerah yang berbukit dan bergelombang dengan kemiringan lebih dari 15% ( Tabel 10). Keadaan topografi yang berbukit dan bervariasi ini menjadikan Sabang memiliki panorama alam yang sangat indah. Kondisi daerah yang datar relatif terbatas, yaitu hanya di sekitar pantai.

Tabel 10. Keadaan Topografi Kota Sabang

No. Keadaan Topografi Luas (Km2) %

1. Datar 4,59 3

2. Landai 15,30 10

3. Miring 53,55 35

4. Terjal 79,56 52

Jumlah 153 100

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.1.3 Geologi dan Jenis Tanah

Kondisi geologi Kota Sabang secara umum terbagi menjadi 2 sub bagian dimana diantara 2 sub bagian tersebut kondisinya sangat berbeda, dan pada umumnya terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang terdiri dari tufa andesit. Jenis batuan ini mempunyai struktur yang tidak begitu stabil dan jika diberikan tekanan yang berlebih maka daya tahannya tidak begitu bagus. Bahkan jika diberikan tekanan sangat berlebih maka akan cepat terjadi perubahan struktur tanahnya. Formasi batuan Kota Sabang terdiri dari batuan vulkanis seluas 70% dari luas wilayah, batuan sedimen seluas 27% dan endapan aluvial 3%. Secara umum kondisi geologis ini mempengaruhi kondisi geohidrologinya. Selanjutnya, dasar laut di sekitar Kota Sabang pada umumnya berbentuk palung sehingga cocok digunakan untuk pelabuhan, khususnya pelabuhan besar karena dapat disinggahi jenis kapal tangker. Berdasarkan penilaian jenis tanah sampai tingkat sub-group, tanah yang ada di Kota Sabang terdiri dari satu jenis tanah yaitu jenis Latosol.

(5)

4.1.4 Iklim

Secara umum iklim di Kota Sabang termasuk kedalam iklim tropis. Hal ini karena dipengaruhi oleh letaknya yang berada di sekitar garis khatulistiwa. Berdasarkan data curah hujan tahunan, kota Sabang dibagi menjadi dua wilayah/kawasan hujan, yaitu: (1) wilayah sekitar pantai, rata-rata curah hujan tahunan 2.908 mm dengan jumlah hari hujan 139,7 hari dan, (2) wilayah berbukit sampai dengan bergunung diatas ketinggian 121 meter dari permukaan laut, rata-rata curah hujan pertahun 2.534,19 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 137 hari. Perincian mengenai hujan dan angin lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan, Arah Angin dan Kecepatan Angin di Kota Sabang Tahun 2010

Bulan Curah Hujan

(mm) Hari Hujan (mm) Arah Angin Kecepatan Angin (kt) Januari 203 12 Timur 9 Februari 54,3 8 Timur 4 Maret 86,1 11 Timur 3

April 74,6 8 Barat Daya 7

Mei 51,2 10 Barat Daya 8

Juni 303,6 14 Barat Daya 10

Juli 155,5 9 Barat Daya 11

Agustus 80,9 8 Barat Daya 10

September 62,1 13 Barat Daya 8

Oktober 104,9 19 Barat Daya 10

November 299,1 18 Timur 7

Desember 207,8 7 Timur 5

Sumber : Stasiun Meteorologi Cot Ba’u Sabang (2011)

Menurut hasil pengukuran Stasiun Meteorologi Kota Sabang, curah hujan setiap bulan sangat bervariasi yaitu berkisar 51,2 – 303,6 mm. Intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni dan November masing-masing sebesar 303,6 mm dan 299,1 mm. Curah hujan yang terendah terjadi bulan Februari dan Mei sebesar 54,3 mm dan 51,2 mm. Jumlah hari hujan berkisar antara 7-19 hari

(6)

dengan rata-rata setiap bulan 11 hari hujan. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi bulan Januari, Maret, Juni, September dan November yang memiliki curah hujan di atas rata-rata. Jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Desember sebanyak 7 hari hujan.

Kebiasaan hujan di Kota Sabang disertai dengan angin kencang karena posisi Pulau Weh yang berada di antara Selat Malaka dan Samudera Indonesia. Kecepatan angin berkisar antara 3-11 knot setiap bulan. Kecepatan angin yang paling tinggi terjadi selama Juni – Agustus dan Oktober yang memiliki kecepatan angin sebesar 19 knot. Arah angin lebih didominasi oleh angin dari barat daya yang terjadi sejak bulan April sampai dengan Oktober, sedangkan angin timur terjadi antara bulan November sampai dengan Maret. Arah angin ini hampir sama setiap tahunnya.

Curah hujan tahunan Kota Sabang berjumlah di atas 2000 mm, dengan tingkat curah hujan sedikit terjadi perbedaan antara wilayah pantai dengan wilayah berbukit dan bergunung. Curah hujan yang relatif tinggi ini sangat dimungkinkan karena kondisi wilayah yang berbukit-bukit dengan tingkat kerapatan tumbuhan yang cukup tinggi. Suhu minimum berkisar 20⁰C dan maksimum 33⁰C dengan temperatur rata-ratanya adalah sekitar 26⁰C dengan temperatur maksimum 31⁰C dan temperatur minimum 20⁰C. Kelembaban udara Kota Sabang rata-rata 78,58% dengan kecepatan angin rata-rata 7 knots. Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan Kota Sabang termasuk kelas B (basah). Dengan kondisi iklim seperti ini, maka di Kota Sabang tidak terdapat kondisi iklim yang luar biasa (ekstrim). Hal ini akan mendukung perkembangan Kota Sabang, khususnya di bidang budidaya pertanian, pelabuhan dan industri.

4.1.5 Hidrologi

Kota Sabang walaupun dikelilingi oleh lautan namun persediaan air bersih (tawar) untuk masyarakatnya tercukupi. Hal ini dikerenakan adanya sumber-sumber air yang biasa dimanfaatkan yang berasal dari air tanah, air permukaan, dan mata air. Sumber-sumber mata air bersih tersebut antara lain: mata air Ule Kareung dan beberapa danau seperti Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara,

(7)

Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen, dan Danau Paya Seumusi. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk menyuplai kebutuhan air bagi Kota Sabang. Ini dikarenakan danau tersebut mempunyai luas 3 km2 dengan kapasitas 7 (tujuh) juta ton air, serta debit airnya mencapai 28 liter per detik. Potensi lainnya adalah akan dibangunnya Waduk Paya Seunara. Sekarang ini pengelolaan air minum di Kota Sabang dilakukan oleh dua perusahaan, masing-masing oleh PDAM dan PT. Pelabuhan Indonesia cabang Sabang. Kapasitas air minum dapat memenuhi kebutuhan penduduk, kebutuhan industri, dan kebutuhan air kapal-kapal.

4.1.6 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Sabang sampai saat ini didominasi oleh pemanfaatan hutan, terutama hutan lindung dan produksi serta cagar alam. Sedangkan pemanfaatan lahan lain sangat bervariasi, seperti perkebunan, sawah, ladang dan perKelurahanan dengan luasan yang tidak terlalu besar. Penggunaan lahan untuk budidaya non pertanian relatif belum intensif/pesat(Tabel 12).

Tabel 12. Penggunaan Lahan di Kota Sabang Tahun 2002

No. Penggunaan Lahan Luas (ha) %

1. Hutan 8.229,92 53,82 2. Perkebunan 2.317,29 15,15 3. Ladang 2.567,04 16,79 4. Sawah 59,02 0,39 5. Danau/kolam/rawa/tambak 189,69 1,24 6. Semak/padang rumput/lahan 944,28 6,18 7. Kawasan terbangun - perKelurahan 775,86 5,07 - fasos/fasum 21,60 0,14 - lainnya 0,86 0,01 8. Kawasan khusus - Pelabuhan 29,50 0,19 - Kotara 155,63 1,02 Jumlah 15.290,68 100

Sumber : RTRW Kota Sabang 2004-2014

Selain pemanfaatan lahan, gambaran umum tentang penguasaan lahan juga diperlukan, mengingat pada kenyataannya, secara relatif bahwa penguasaan atas

(8)

lahan baik perorangan, kelompok atau badan hukum dengan berbagai jenis hak atas tanah, sangat mempengaruhi upaya implementasi dari rencana penataan ruang.

4.2 Sosial dan Budaya 4.2.1 Kependudukan

Kependudukan sangat berpengaruh dalam pembangunan karena penduduk sebagai pelaku sekaligus sasaran dari pembangunan yang sedang dilaksanakan. Jumlah penduduk di Kota Sabang pada tahun 2010 adalah sebesar 30.653 jiwa yang terdiri dari 15.580 laki-laki dan 15.067 perempuan, sehingga sex ratio jenis kelaminnya adalah sebesar 104. Jika dirinci menurut kecamatan, sebanyak 15.542 jiwa tinggal dikecamatan Sukajaya dan sisanya 15.111 jiwa tinggal di kecamatan Sukakarya (Tabel 13).

Tabel 13. Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Kelurahan Tangga Rumah Penduduk Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

Sukajaya 10 3.887 7.937 7.605 15.542 104

Sukakarya 8 3.979 7.663 7.448 15.111 103

Tahun 2010 18 7.866 15.600 15.053 30.653 104

2009 18 7.354 15.332 14.664 29.996 105

2008 18 7.354 15.292 14.551 29.843 105

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 2009, penduduk Kota Sabang tahun 2010 bertambah sebesar 2,17 % dengan kepadatan penduduk sekitar 200 jiwa/km2. Persebaran penduduk ini tidak merata setiap tahunnya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah penduduk adalah kelahiran, kematian dan migrasi. Pada tahun 2010 di Kota Sabang terdapat 169 kelahiran dan kematian sebanyak 116 jiwa. Peta kepadatan penduduk Kota Sabang disajikan dalam Gambar 13.

(9)

Gambar 13. Peta Kepadatan Penduduk Kota Sabang

Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Sabang, tahun 2010 ada sebanyak 3.305 orang yang melakukan migrasi. Komposisi penduduk menurut umur kota Sabang termasuk dalam kategori penduduk muda karena persentase penduduk usia kurang dari 40 tahun lebih

(10)

banyak dib jenis kelam Gamb 4.2.2 Pend Berh tingkat p membawa tahun 201 sekolah da 432 orang yang men menengah Taman ka dan 29 kel Tabel 14. Kecamat Sukajaya Sukakary Jumlah Sumber : BP bandingkan min disajika bar 14. Dist didikan hasil tidakn pendidikan a berbagai p 0 di Kota S asar biasa (S g. Untuk sek nampung 1.4 h atas (SMA anak-kanak las(Tabel 1 Jumlah S Kecamata tan Neger a 13 ya 14 27 PS Kota Saban 14,000 14,200 14,400 14,600 14,800 15,000 15,200 15,400 15,600 n umur 40 ta an pada Gam tribusi Pend nya pemba pendudukn pengaruh po Sabang terd SDLB) yan kolah menen 418 murid A)/sederajat (TK) ada s 14). Sekolah SD an di Kota S SD ri Swasta 0 1 1 ng (2011) 15,600 15,05 2010 ahun keatas mbar 14. duduk Menu angunan sua nya. Sema ositif bagi m dapat 34 sek ng menampu ngah pertam dengan gur yang mena sebanyak 12 D,SLTP dan Sabang Tahu SLT Negeri 5 3 8 15,332 53 14, 2009 s.Distribusi urut Jenis K atu bangsa akin maju masa depan kolah dasar ung 3.747 m ma (SMP)/se ru sebanyak ampung 1.2 2 sekolah d n SLTA Ne un 2010 Jumlah Se TP Swasta N 1 0 1 15,292 ,664 14 2008 i jumlah pe Kelamin di K a banyak d pendidika n berbagai p r (SD)/sede murid denga ederajat terd k 256 oran 251 murid d dengan 664 egeri dan S ekolah SMU egeri Swa 1 1 1 0 2 1 4,551 laki-pere enduduk me Kota Sabang dipengaruhi an berarti pendidikan. erajat terma an guru seba dapat 11 sek ng dan 5 sek dengan 196 4 murid, 48 Swasta Me Eko asta Neger 1 0 0 1 -laki empuan enurut g oleh akan Pada suk 1 anyak kolah kolah guru. guru enurut SMK onomi/Bisn ri Swasta 0 0 0 nis a

(11)

Kemajuan bidang pendidikan yang dicapai suatu daerah juga dapat dilihat melalui minat baca penduduknya. Tercatat pada tahun 2010 sekitar 3.020 orang yang mengunjungi perpustakaan dan 2.861 orang diantaranya melakukan peminjaman buku. Selain melayani pembaca diperpustakaan umum, di Kota Sabang juga terdapat layanan perpustakaan keliling yang mengunjungi kelurahan, sekolah dan taman baca yang berlokasi di sekitar kawasan wisata Sabang Fair. Tidak hanya itu, perpustakaan umum kota Sabang juga memiliki fasilitas internet yang bisa diakses oleh pengunjung, dan pada tahun 2010 dan sebanyak 234 orang menggunakan layanan ini. Peta sebaran fasilitas pendidikan Kota Sabang disajikan dalam Gambar 15.

(12)

4.2.3 Ketenagakerjaan

Komposisi distribusi penduduk menurut lapangan usaha/pekerjaan pada tahun 2010 yang bermata pencaharian kepala keluarga terbesar adalah tenaga pegawai yaitu 1.609 kepala keluarga. Selanjutnya diikuti oleh tenaga perikanan yang terdiri dari 1.021 kepala keluarga, sedangkan yang bermata pencaharian terkecil adalah dari tenaga jasa, yaitu hanya 273 kepala keluarga dari total kepala keluarga di Kota Sabang. Distribusi kepala keluarga menurut mata pencaharian di Kota Sabang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian dan Kecamatan di Kota Sabang tahun 2010

Uraian Kecamatan Jumlah

Sukajaya Sukakarya Pertanian 521 379 900 Perikanan 510 511 1.021 Buruh 310 217 527 Perdagangan 269 621 890 Jasa 198 75 273 Angkutan 246 169 415 Pegawai 324 1.285 1.609 Lainnya 452 460 912 Jumlah 2.830 4.238 7.068

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.2.4 Budaya

Dengan beraneka ragam suku sudah pasti budayanya beraneka ragam namun demikian yang lebih kuat mempengaruhinya adalah budaya Aceh. Adat istiadat merupakan pengaturan tata tertib masyarakat serta kebiasaan turun menurun masyarakat di Kota Sabang. Adat Istiadat yang berlaku sangat dipengaruhi nuansa Islam, dimana pihak laki-laki sebagai pemimpin (Patriachat). Pengaruh Budaya Aceh sangat kuat tertanam pada masyarakat, ini tak lain karena mayoritas masyarakatnya adalah Suku Aceh dan beragama Islam. Bahasa sehari-hari yang umumya digunakan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.

Penerapan syariat islam di seluruh Provinsi Aceh, termasuk di dalamnya Kota Sabang memberikan nuansa keagamaan yang cukup kental dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan adanya penerapan syariat islam tersebut bukan

(13)

suatu hambatan khususnya untuk sektor pariwisata, bahkan dipandang sebagai suatu ciri khas dan keunikan tersendiri bagi kepariwisataan di Kota Sabang.

4.2.5 Kelembagaan

Berdasarkan UU No 22 tahun 1999, penyelenggaraan pemerintahan Kota Sabang berada dibawah tanggung jawab Walikota. Walikota sebagai Kepala Wilayah merupakan penguasa tunggal di bidang pemerintahan dalam wilayahnya, artinya memimpin pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan membina kehidupan masyarakat di segala bidang. Sebagai pimpinan penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Sabang, maka Walikota Sabang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri. Walikota memimpin seluruh perangkat pemerintahan daerahnya. Dengan demikian Walikota Sabang dalam kedudukan selaku unsur Pemerintah Daerah mempunyai tugas menetapkan landasan kebijakan umum bersama DPRD, serta menyelenggarakan segala urusan pemerintahan Kota.

Disisi lain, wilayah Kota Sabang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2000, yang selanjutnya ditetapkan menjadi Undang-undang No 37 tahun 2000, adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai.

Dari ketentuan diatas, analisis aspek kelembagaan pemerintahan Kota Sabang akan mengacu pada kedua ketentuan yaitu mengacu pada UU No 22 tahun 1999 yang menjadikan dasar desentralisasi wilayah Kota Sabang dan UU No 37 tahun 2000 sebagai dasar terbentuk kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang.

4.3 Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Sabang pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi mencapai 7,32 persen, pada tahun 2008 menurun menjadi 4,40 persen, pada tahun 2009 naik menjadi 4,72 persen dan pada tahun 2010 kembali meningkat menjadi 5,21 persen. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Kota

(14)

Sabang sangat tergantung dari pertumbuhan masing-masing sektor. Pada tahun 2010 sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dan 3,13 persen, sektor industri pengolahan sebesar 0,79 persen, sektor listrik, gas dan air minum 7,16 persen, sektor konstruksi 13,33 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 4,39 persen, sektor angkutan dan komunikasi 7,83 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,94 persen, serta sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan 3,84 persen. Bila ditinjau pertumbuhan masing-masing sektor pada tahun 2010 dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 sektor yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi.

Seiring dengan penetapan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang, dalam strategi pengembangannya telah ditetapkan adanya sektor prioritas dan sektor andalan. Kota Sabang yang merupakan bagian penting kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang memiliki sektor prioritas yang diarahkan untuk memberikan kontribusi langsung dalam menarik investasi berdasarkan peluang dan potensi investasi yang ada sementara sektor andalan lebih dititikberatkan pada perwujudan lembaga pengusahaan dan penyediaan infrastruktur kawasan yang berskala internasional. Empat sektor prioritas yang dikembangkan dan membutuhkan investasi yang besar adalah jasa kepelabuhanan, industri/perdagangan, pariwisata dan perikanan.

4.3.1 Pertanian

Sektor pertanian, dapat dikatakan secara umum mengalami peningkatan yang signifikan dimana luas panen serta produksi yang terjadi mengalami peningkatan. Pembangunan sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Dari keseluruhan luas wilayah Sabang, 6.377,48 hektar diantaranya berupa kawasan hutan, 5.780,28 hektar berupa sawah, ladang dan perkebunan, sisanya 67 hektar adalah rawa dan tambak serta pemukiman seluas 1.053,5 hektar.

Komoditas pertanian Kota Sabang cukup beragam. Dari subsektor tanaman bahan makanan yang paling menonjol adalah tanaman buah-buahan, disusul oleh

(15)

tanaman palawija, kemudian tanaman sayur-sayuran. Padi yang merupakan makanan pokok tidak lagi ditanam di Sabang, karena memang keadaan tanah yang tidak mendukung untuk pertumbuhannya (Tabel 16).

Tabel 16. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Pertanian Tanaman Pangan Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jenis Tanaman Luas Tanam

(ha) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Sukajaya Padi 0 0 0 Sayur-sayuran 58 47 539 Palawija 90 70 284 Buah-buahan 134,595 52,921 154,317 Sukakarya Padi 0 0 0 Sayur-sayuran 40 41 492 Palawija 73 55 290 Buah-buahan 60.998 10.892

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Pada subsektor peternakan, yang terlihat menonjol adalah peternakan ayam, baik ayam ras sebanyak 108,320 ekor dan ayam buras sebanyak 12.585 ekor, sedangkan ternak besar ada sebanyak 2.642 ekor kambing, 2.259 ekor sapi dan 94 ekor kerbau (Tabel 17).

Tabel 17. Populasi Ternak Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jenis Ternak Populasi

Sukajaya Ayam Buras 7.210

Ayam Ras 63.120

Itik 630

Kerbau 83

Sapi 737

Kambing 1.559

Sukakarya Ayam Buras 5.375

Ayam Ras 45.200

Itik 250

Kerbau 11

Sapi 1.522

Kambing 1.083

(16)

Sub sektor perkebunan di Kota Sabang secara keseluruhan mengalami peningkatan namun untuk komoditi tertentu mengalami penurunan. Menurut hasil produksinya, subsektor perkebunan yang paling menonjol adalah kelapa (lokal maupun hibrida), disusul oleh kakao (Tabel 18).

Tabel 18. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jenis Tanaman

Luas Tanam (ha) Produksi (ton) TBM TM TRM Sukajaya Cengkeh 94 39 1038 4,25 Kelapa 0 2.597 96 1.662,6 Kelapa Hibrida 0 67 30 40,50 Kakao 16 115 306 76 Kemiri 0 122 101 34 Randu 0 12 7 3 Pinang 17 112 5 6,78 Sukakarya Cengkeh 14 83 93 12 Kelapa 0 1.365 59 847,4 Kelapa Hibrida 0 72 86 41,80 Kakao 12 76 112 96 Kemiri 0 23 57 16 Randu 0 0 0 0 Pinang 32 161 7 11,28 Keterangan :

TBM : Tanaman Belum Menghasilkan , TM : Tanaman Menghasilkan, TRM : Tanaman Rusak Mati Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Untuk subsektor perikanan, di Kota Sabang pada tahun 2010 terdapat 109 rumah tangga yang mengusahakan budidaya perikanan dan sebanyak 1.136 orang yang berprofesi sebagai nelayan (Tabel 19). Dari sekian banyak nelayan di Kota Sabang, kepemilikan perahu motor hanya sebanyak 301 buah, 107 buah perahu motor tempel dan 78 buah perahu tanpa motor.

(17)

Tabel 19. Jumlah Nelayan, Rumah Tangga Perikanan Menurut Jenis Budidaya di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Nelayan Rumah

Tangga

Jenis Budidaya

Tambak Kolam Keramba Jaring

Apung

Sukajaya 500 70 38 21 11 0

Sukakarya 636 39 10 23 6 0

Jumlah 1.136 109 48 44 17 0

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.3.2 Industri

Penetapan sektor industri sebagai salah satu sektor unggulan dalam upaya percepatan pengembangan Kota Sabang sebenarnya cukup beralasan. Berdasarkan data yang ada, sektor industri pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap PDRB Kota Sabang dengan industri kecil sebagai komponen terbesarnya. Namun dengan penentuan kebijakan insentif/disinsentif yang baik, sektor ini diharapkan mampu mempercepat dinamika perekonomian lokal yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, adanya kebijakan yang menetapkan Kota Sabang sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, tentunya akan memberikan keuntungan dan peluang yang lebih besar untuk pengembangan sektor ini.

Tabel 20. Jumlah Perusahaan Hasil Industri Menurut Jenis dan Jumlah Tenaga Kerja di Kota Sabang Tahun 2010

Klasifikasi Industri Jumlah Unit

Usaha

Jumlah Tenaga Kerja Industri Hasil Pertanian dan

Kehutanan

230 434

Industri Logam, Mesin dan Kimia 42 166

Industri Kecil : a. Formal b. Non Formal 200 70 284 306

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Sektor industri merupakan salah satu penopang kegiatan ekonomi masyarakat Sabang. Sebanyak 230 unit industri hasil pertanian dan kehutanan

(18)

tersebar diseluruh Sabang yang menyerap 434 orang tenaga kerja, dan 42 unit industri logam , mesin dan bahan kimia yang menyerap 166 tenaga kerja pada tahun 2010 (Tabel 20).

4.3.3 Perdagangan

Selain daerah dengan potensi wisata yang besar, Kota Sabang juga merupakan daerah pelabuhan bebas. Dengan adanya status tersebut, maka banyak barang impor yang masuk di kawasan Sabang tanpa harus membayar bea masuk. Barang yang diimpor antara lain mobil, motor, keramik, gula pasir dan mainan anak. Ekspor yang melalui pelabuhan di Sabang tahun 2010 tercatat hanya kelapa dengan tujuan ekspor ke Thailand.

Pada tahun 2010, perusahaan yang mempunyai Surat Izin Perdagangan (SIUP) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang semulanya 120 perusahaan menjadi 103 perusahaan. Untuk perdagangan bahan bakar minyak (BBM) penyaluran bensin kepada konsumen di Kota Sabang mencapai 3.913,933 liter, minyak tanah mencapai 1.363,700 liter dan solar mencapai 9.647,545 liter.

Pada subsektor koperasi perputaran dana, ada sebanyak 94 koperasi yang aktif di Kota Sabang dengan jumlah anggota mencapai 7.438 orang dan jumlah perputaran dana lebih dari 2 milyar rupiah (Tabel 21).

Tabel 21. Jumlah Koperasi Unit Desa dan Non KUD di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Simpanan (Rp) Cadangan (Rp) Sukajaya KUD 2 459 405.600 73.010 Non KUD 34 1.962 920.508 646.295 Sukakarya KUD 2 816 306.580 80.750 Non KUD 56 2.982 410.887 404.338

Sumber : BPS Kota Sabang (2011) 4.4 Kehutanan

Keberadaan sumber daya hutan dan ekosistemnya di Kota Sabang sangat mempengaruhi jalanya aktifitas masyarakat baik sebagai penyangga, dan

(19)

pencegah dari bencana tanah longsor, erosi dan banjir. Kota Sabang memiliki potensi hutan yang cukup besar, yaitu kawasan hutan lindung mencapai 3.400 ha. Selain hutan lindung, Kota Sabang juga memiliki hutan wisata yang luasnya 1.300 ha, taman laut 2.600 ha, dan hutan cadangan 1.700 ha (Tabel 22).

Tabel 22. Luas Kawasan Hutan Menurut Jenisnya di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Hutan Lindung Hutan Wisata Taman Laut Hutan CadanganLuas Area (ha)

Sukajaya 1.795 - - 875

Sukakarya 1.605 1.300 2.600 825

Jumlah 3.400 1.300 2.600 1.700

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana 4.5.1 Pos dan Telekomunikasi

Untuk fasilitas pos, Kota Sabang memiliki sebuah kantor pos dan tidak memiliki bis surat. Karena letak kantor pos ini berada di Kecamatan Sukakarya, maka pengiriman dan penerimaan surat di kantor pos ini didominasi oleh warga Sukakarya. Sebanyak 10.399 surat, 238 buah paket dan 938 wesel dikirim oleh kantor pos Sabang pada tahun 2010 (Tabel 23).

Tabel 23. Banyaknya Sarana Komunikasi di Kota Sabang Tahun 2010

No. Kecamatan Kantor Pos Pesawat

Telepon Internet Radio

1. Sukajaya - 531 552 160

2. Sukakarya 1 1.000 396 200

Jumlah 1 1.531 948 360

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Dengan wilayah yang kecil, berita apapun akan menyebar di Sabang, namun demikian tetap dilakukan penerangan/pengumuman berita kepada masyarakat, baik melalui radio, media cetak lokal maupun secara langsung dari pengeras suara yang dipasang di mobil penerangan.

(20)

Wilayah Kota Sabang dan hampir semua tempat wisata mempunyai akses internet yang dapat digunakan oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Bahkan warung-warung dan kafe-kafe yang ada di Sabang sebagian juga sudah memiliki akses internet sendiri. Sarana komunikasi melalui mobile-phone dapat diakses dengan baik terutama produk-produk pelayanan Telkomsel, Indosat, Flexi (CDMA), Excelcomindo (Pro XL) dan lain-lain.

4.5.2 Transportasi

Prasarana transportasi seperti jalan di Kota Sabang ini secara umum relatif tersedia, namun kondisi ruas jalannya tidak terlalu mulus. Di beberapa lokasi masih adanya jalan yang rusak. Sementara itu, dari segi sarana transportasi, khususnya angkutan kota kendaraan yang ada hanyalah taksi (berpangkalan di pusat kota) dan mobil sewaan. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam pergerakan penduduk dan barang.

4.5.2.1 Transportasi Darat

Pada tahun 2010, panjang jalan di Kota Sabang mencapai 162.851 km yang terdiri dari 88.993 km jalan kota dan sisanya 73.858 km jalan provinsi (Tabel 24). Tabel 24. Panjang Jalan Kota dan Provinsi Menurut Jenis Permukaan dan

Kondisi di Kota Sabang Tahun 2010

Panjang Jalan Kota Panjang Jalan Provinsi

Uraian Panjang Jalan

(km)

Uraian Panjang Jalan

(km)

Jenis Permukaan : Jenis Permukaan :

1. Diaspal 88.993 1. Diaspal 73.858

2. Kerikil - 2. Kerikil

-3. Tanah - 3. Tanah

-4. Tidak Dirinci - 4. Tidak Dirinci

-Jumlah 88.993 Jumlah 73.858

Kondisi Jalan : Kondisi Jalan :

1. Baik 78.154 1. Baik 40.196

2. Sedang 1.440 2. Sedang

-3. Rusak 1.260 3. Rusak 6.447

4. Rusak Berat 8.139 4. Rusak Berat 27.215

Jumlah 88.993 Jumlah 73.858

(21)

4.5.2.2 Transportasi Laut

Sebagai pulau yang berada di wilayah Selat Malaka, Sabang sering dijadikan tempat persinggahan berbagai pelayaran. Pada tahun 2010 tercatat 1.377 pelayaran, baik pelayaran samudera, lokal maupun nusantara yang singgah di Sabang. Biasanya pelayaran samudera atau nusantara memuat barang sedangkan untuk pelayaran lokal untuk mengangkut penumpang dari Sabang ke Banda Aceh atau sebaliknya. Untuk transportasi laut dari dan ke Sabang dilayani 2 (dua) unit kapal ferry cepat, dari Balohan Sabang menuju pelabuhan Ulee Lheu - Banda Aceh yang berjarak ± 18 mil dan sebaliknya dengan waktu tempuh ± 1 jam, dan kapal ferry Roro dengan waktu tempuh ± 2 jam

Sebanyak 208.366 orang tercatat melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi laut dari pelabuhan Balohan (Sabang) menuju Ulee Lheu (Banda Aceh) pada tahun 2010, sedangkan pada arah sebaliknya ada sebanyak 222.021 orang yang berkunjung ke Sabang. Mereka menggunakan kapal cepat Pulau Rondo, Express Bahari dan KMP BRR maupun KMP Simeulue (Tabel 25).

Tabel 25. Jumlah Penumpang yang Menggunakan Transportasi Laut di Kota Sabang Tahun 2010

Jenis Kapal Jumlah Penumpang (orang)

Ulee Lheue - Balohan Balohan - Ulee Lheue

KMP Pulo Rondo 37.812 37.941

KMP Express Bahari 31.377 29.645

KMP BRR, Simeulue 152.832 140.780

Jumlah 222.021 208.366

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.5.2.3 Transportasi Udara

Sabang memiliki lapangan udara Maimun Saleh yang terletak di kelurahan Cot Ba’u seluas + 78 ha dengan panjang landasan pacu 1.850 m dan lebar 30 m, taxiway 165 m x 23 m, apron 160 m x 90 m, terminal penumpang 500 m2 dan terminal kargo/hanggar 300 m2. Status lapangan udara ini merupakan lapangan udara militer dibawah pengelolaan TNI-AU dan secara resmi dapat digunakan untuk penerbangan sipil.

(22)

Untuk mendukung pelayanan penerbangan sipil telah tersedia fasilitas gedung pelayanan penumpang meliputi ruang tunggu, ticketing, bagasi, pusat informasi dan beberapa fasilitas lainnya. Bandara Maimun Saleh Sabang telah dinyatakan sebagai Bandara Internasional sesuai surat Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor AJJ.106/3/3-Phb-2002 tanggal 23 Oktober 2002.

4.5.3 Listrik dan Air Bersih

Tenaga listrik merupakan suatu alat untuk penerangan, industri, bisnis, pendidikan dan sosial dalam rangka untuk meningkatkan usaha-usaha pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar penduduk Kawasan Sabang telah terlayani oleh aliran listrik. Sumber daya atau energi listrik yang tersedia untuk melayani masyarakat dilayani oleh PT. PLN (Persero). Jaringan listrik yang tersedia di Kota Sabang bersumber dari PT. PLN (Persero), yakni : Ranting Sabang, Sub Ranting Seurapong dan Sub Ranting Deudap. Ranting Sabang pada tahun 2009 mempunyai kemampuan daya terpasang sebesar 8.065 kw dengan daya tampung 3.500 kw, gardu yang dimiliki sebanyak 80 unit. Untuk perkembangan listrik yang masuk ke kecamatan yang ada di kota Sabang sudah terlayani 100 %.

Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat berasal dari air tanah, air permukaan dan mata air. Sumber-sumber air bersih tersebut berasal dari mata ie Kelurahan Anoi Itam, Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen dan Danau Paya Seumeusek. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk men-supply kebutuhan air bagi Kota Sabang. Hal ini karena danau ini mempunyai luas 3 km2 dengan kapasitas sediaan 7 (tujuh) juta ton air serta debit airnya mencapai 28 liter/detik.

Pada saat ini PDAM Kota Sabang memanfaatkan rembesan dari Danau Aneuk Laot, disamping menyedot air langsung dari danaunya untuk didistribusikan kepada konsumen. Sumber air yang sangat potensial adalah di wilayah Balohan berupa mata air, yaitu di sekitar Cot Kuala dan diperkirakan merupakan rembesan dari Danau Aneuk Laot. Sumber air permukaan lainnya

(23)

terdapat di sekitar Pria Laot yang berasal dari aliran air terjun gunung sarong keris, yang sampai saat ini belum dimanfaatkan.

Berdasarkan data yang diketahui di wilayah Balohan terdapat sedikitnya 4 mata air dengan debitnya sekitar 25 liter/detik, sedangkan di Kawasan Perkotaan Sabang terdapat 5 mata air dengan debit atau kapasitas 50 liter/detik. Mata air yang berpotensi adalah di Mata Ie. Sampai saat ini mata air ini belum dimanfaatkan secara optimal dan meluas. Pemanfaatannya hanya terbatas untuk kebutuhan domestik masyarakat di sepanjang aliran mata air tersebut. Debit mata air yang lain, seperti mata air Jaboi sebesar 5 liter/detik dan mata air Lhueng Angen sebesar 5 liter/detik.

Kapasitas pelayanan air bersih dari PDAM sekitar 42 liter/detik. Penduduk yang tidak terlayani atau menjadi pelanggan pada PDAM pada umumnya menggunakan sumur gali maupun sumur bor. Rata-rata kedalaman muka air tanahnya sekitar 20 meter dan diperkirakan debitnya sekitar 3 liter/detik. Selain itu, juga menggunakan air tadah hujan dan sungai yang ada.

4.6 Kondisi Kepelabuhanan

Pelabuhan saat ini terdiri atas 2 lokasi, yakni Pelabuhan Teluk Sabang dan Pelabuhan Teluk Balohan. Teluk Balohan ditetapkan sebagai lokasi untuk Pelabuhan Nasional yang merupakan pintu gerbang bagi penumpang dan distribusi barang dari Aceh (Gambar 16).

(24)

Berdasarkan analisis pemilihan lokasi pelabuhan internasional hub, lokasi dari Teluk Sabang sampai dengan Lhok Pria Laot terpilih sebagai lokasi pelabuhan bebas yang merupakan pelabuhan internasional hub (bernama: Sabang Hub Internasional Port atau SHIP) dan direncanakan akan menempati luas areal 462 ha (Gambar 17).

Gambar 17. Pelabuhan Hubungan Internasional Kota Sabang

Sesuai dengan strategi pengembangan maka dalam periode 2007-2021 ini, akan dikembangkan terlebih dahulu SHIP di Teluk Sabang selama 15 tahun dengan luas sekitar 62 ha. Selanjutnya, apabila SHIP di Teluk Sabang sudah tidak dapat lagi melayani jasa pelabuhan dan perdagangan internasional, maka akan dikembangkan ke Teluk Pria Laot dengan luas sekitar 400 ha. (pengembangan pelabuhan 50 ha dan kawasan industri/perdagangan 350 ha).

Pelabuhan hubungan international ini juga akan menyediakan area proses alih kapal dan area perdagangan yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan modern, seperti pelabuhan serbaguna, pelabuhan cargo, pelabuhan peti kemas (container), pelabuhan cair lengkap dengan dermaganya dan dock, serta fasilitas pendukung seperti kantor pengelola, kantor-kantor perusahaan pelayaran,

(25)

perusahaan bongkar muat, dan ekspedisi. Juga disediakan fasilitas penyimpanan BBM dan sarana pengolahan air bersih.

4.7 Kondisi Perikanan

Adanya lokasi strategis Sabang, secara komersial sangat memungkinkan untuk pengembangan pelabuhan dan industri perikanan di Kawasan Sabang. Komoditas ikan yang dapat diprioritaskan dari kawasan ini di antaranya adalah tuna, cakalang, kerapu, kakap merah, ikan pelagis kecil, ikan teri, ikan hias, dan udang. Potensi lestari dari tuna yang diperkirakan dapat dimanfaatkan sebesar 16.000 ton/tahun, sedangkan cakalang diperkirakan sekitar 7.000 ton/tahun. Selanjutnya ikan kerapu dan kakap merah, dari data yang diperoleh dari Koperasi Serba Usaha Kota Sabang, diduga memiliki potensi lestari sebesar 12.000 ton /tahun. Sementara ikan pelagis kecil dan ikan teri diperkirakan masih memiliki persediaan untuk peluang pengembangan sebesar 3.000 ton/tahun dari potensi sebesar 6.000 ton.

Posisi Kawasan Sabang di perairan Sabang juga potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi perikanan budidaya di jaring apung. Perikanan budidaya diarahkan pada jenis aneka ikan konsumsi eksklusif seperti lobster, kerapu, udang, kerang-kerangan. Perikanan budidaya dilakukan di berbagai pulau kecil di Sabang dan Aceh.

4.8 Kondisi Pariwisata

Sabang memiliki banyak daerah tujuan wisata terutama wisata alam. Dalam Master Plan Kawasan Sabang 2007 – 2021 telah ditetapkan daerah wisata yang akan dijadikan prioritas dalam pengembangan Kawasan Pariwisata Sabang dalam jangka waktu 5 tahun yang akan datang adalah daerah wisata bahari di Iboih dan Gapang. Selanjutnya dikembangkan Kawasan Internasional Resort di Gua Sarang Kampung Paya, Revitalisasi Kota Lama Sabang. Kawasan wisata Iboih dan Gapang merupakan daerah tujuan wisata bahari yang menyajikan pemandangan alam bawah laut yang sangat indah. Pemandangan ini dapat dinikmati dengan menyelam ataupun dengan menaiki perahu dengan dasar kaca yang telah tersedia disana. Eksplorasi keindahan alam bawah laut di Iboih dan Gapang dapat

(26)

dilanjutkan hingga ke P. Rubiah. Selain pemandangan alam bawah laut, potensi wisata yang dapat dikelola dari Iboih dan Gapang adalah wisata memancing (game fishing). Potensi pariwisata ini merupakan peluang untuk menarik kunjungan wisatawan dunia dengan semua fasilitas berskala internasional.

Gambar

Tabel 10. Keadaan Topografi Kota Sabang
Tabel 11.  Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan, Arah Angin dan Kecepatan Angin di     Kota Sabang Tahun 2010
Tabel 13.  Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kecamatan     di Kota Sabang Tahun  2010
Tabel 15.  Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian dan Kecamatan di    Kota  Sabang tahun 2010
+6

Referensi

Dokumen terkait

 Jumlah penumpang domestik yang berangkat dari Sumatera Utara melalui Bandara Internasional Kuala Namu selama bulan Maret 2015 mencapai 240.988 orang, atau naik sebesar 8,05

GDQ WUDQVDNVL WHUNDLW GHQJDQ SHOEDJDL EHQWXN XSD\D PHQJHPEDQJNDQ SRWHQVL GHVD 3HQHOLWLDQ LQL PHQXQMXNNDQ EDKZD PHVNLSXQ PDV\DUDNDW PHPLOLNL DNVHV WHUKDGDS LQIUDVWUXNWXU LQWHUQHW

Cara lain yang digunakan adalah transport model system yang didasarkan pada cross-sectional data atas sejumlah hal terkait dengan kepemilikan kendaraan, tujuan

Apakah Losion Deodoran Kombinasi Alumunium Kalium Sulfat Dan Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut memiliki aroma

Setiap hasil pencarian Google mengandung satu atau lebih serapan dari halaman web, yang menunjukkan bagaimana kata-kata pencarian Anda digunakan dalam konteks

Pajak penghasilan terkait dengan penghasilan komprehensif lain diisi oleh Bank (sebagian dari 440 atau 445) h. Selisih kuasi reorganisasi 3) 20. Selisih kuasi reorganisasi Diisi

Bila dilihat dari sumber penciptaan pertumbuhan ekonomi Aceh ( y-on-y ) triwulan III-2016, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

 Pengarusutamaan TIK dalam Pembangunan Daerah  Dari Pinggiran ke Pusat Isu Pembangunan Daerah  Dari Masalah Teknis ke Masalah kebijakan..  Dari Masalah Teknis ke