• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2008/2009 SK - 01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2008/2009 SK - 01"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

PENGARUH HUBUNGAN SERI-PARALEL PADA RANGKAIAN SEL

SURYA PEWARNA TERSENSITISASI (SSPT) TERHADAP EFISIENSI

KONVERSI ENERGI LISTRIK

Kholid Ramadhani*, Prof. Dr. Syafsir Akhlus, MSc.1

Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ABSTRAK

Penelitian yang telah dilakukan ini berkaitan dengan pengukuran arus dan tegangan yang dihasilkan serta efisiensi konversi energi listrik pada rangkaian sel surya pewarna tersensitisasi yang disusun berdasarkan kombinasi hubungan seri-pararel. Sel surya yang digunakan pada penelitian ini menggunakan zat warna yang berasal dari buah mangsi (Phyllanthus reticulatus poir). Sel surya pewarna tersensitisasi yang digunakan pada setiap rangkaian masing-masing sebanyak empat buah. Efisiensi yang dihasilkan pada rangkaian 1, rangkaian 2, rangkaian 3, rangkaian 4 masing-masing sebesar 0,1619%, 0,1285%, 0,2103%, dan 0,1325%. Efisiensi konversi energi listrik tertinggi dihasilkan oleh rangkaian 3 pada pengukuran outdoor hari pertama yaitu sebesar 0,2103%. Kata kunci : rangkaian seri-pararel, sel surya pewarna tersensitisasi, buah mangsi (Phyllanthus reticulatus poir).

ABSTRACT

This research study related to the measurements of current and voltage output and efficiency of dye sensitized solar cell (DSSC) in order of simple connectivity of series-paralell combination. In which the dye used in solar cell, was derived from mangsi (Phyllanthus reticulatus poir).. The solar cells as used in every combination is four cells. Electric energy conversion efficiency have been obtained in DSSC combination number 1, combination 2, combination 3 and combination 4 are 0,1619%, 0,1285%, 0,2103%, dan 0,1325%. Highest electric energy conversion efficiency is 0,2103% which has been obtained in DSSC combination number 3 on the first day of measurement.

Keyword : series-parallel combination, dyed-sensitized solar cell, Phyllanthus reticulatus poir.

PENDAHULUAN

Beberapa sumber energi terbaharukan disarankan sebagai alternatif untuk mengatasi krisis energi saat ini diantaranya adalah sumber energi surya, biomassa, angin dan tenaga air. Energi surya menjadi salah satu alternatif yang banyak digunakan karena sangat menjanjikan antara lain ditinjau dari segi kelimpahannya di alam, bersih, aman dan memungkinkan sebagai pembangkit energi di daerah-daerah terpencil (Mayo, 2004). Alasan- alasan lain mengapa energi suya merupakan energi alternatif yang sangat menjanjikan adalah radiasi energi surya yang mencapai permukaan bumi berkisar 1 x 105 TW atau dengan nilai teknis 10.000 TW. Nilai ini terbesar dibandingkan sumber-sumber energi alternatif lain. 1.700 kWh untuk tiap meter persegi lahan (LoCascio, 2002).

Perkembangan sistem konversi energi surya menjadi energi listrik berlangsung melalui sistem yang disebut sebagai sel fotovoltaik. Sel surya merupakan suatu mekanisme yang bekerja berdasarkan efek fotovoltaik dimana foton dari radiasi diserap kemudian dikonversikan (diubah) menjadi energi listrik. Efek voltaik sendiri adalah suatu peristiwa terciptanya muatan listrik didalam bahan sebagai akibat penyerapan (absorbsi) cahaya dari bahan tersebut (Malvino, 1986). Sistem fotovoltaik non-konvensional yang telah diteliti dan paling terkenal adalah sistem fotovoltaik generasi ketiga yang dikembangkan oleh Michael Grätzel pada 1991 dimana sistem ini dinamakan sel surya pewarna tersensitisasi (dye sensitised solar cell) (Halme, 2002),

Prinsip kerja sel surya pewarna tersensitisasi ( SSPT ) atau Dye-sensitized Sollar Cell (DSSC) menggabungkan tiga proses yang berbeda yaitu eksitasi fotosensitizer oleh foton, pemanfaatan pita konduksi, reaksi redoks pada larutan elektrolit. Mula-mula foton yang menerobos kristal nano diabsorb oleh fotosensitiser dan mengeksitasi elektron dari

  Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2008/2009 SK - 01

* Corresponding author Phone : +6285730312998 e-mail: kholidramadhani@gmail.com

1 Alamat sekarang : Jur Kimia, Fak. MIPA, Institut Teknologi 10

(2)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

fotosensitizer ke keadaan tereksitasi. Melalui transfer muatan, elektron yang berada pada keadaan tereksitasi akan turun ke pita konduksi dari TiO2, elektron akan mengalir lewat elektroda menuju elektroda lawan. Elektron yang ada di elektroda lawan akan bereaksi dengan larutan eletrolit yang akan menyebabkan terjadi reaksi redoks pada elektrolit. Reaksi redoks pada elektrolit pada gilirannya akan memberikan elektron kepada fotosensitizer dan siap untuk dieksitasi lagi untuk memulai siklus berikutnya (Akhlus, 2007).

Arus dan tegangan yang dihasilkan oleh sebuah sel surya pewarna tersesensitisasi saat ini relatif kecil sehingga mengakibatkan efisiensi konversi energi yang dihasilkan kecil. Untuk meningkatkan arus dan tegangan SSPT salah satunya dengan cara menggabungkan beberapa SSPT menjadi susunan rangkaian SSPT yang dihubungkan secara seri, paralel, maupun gabungan keduanya. Hubungan sel surya satu dengan lainnya pada suatu rangkaian dapat mempengaruhi efisiensi yang dihasilkan. Oleh karena itu untuk menentukan hubungan SSPT yang tepat pada suatu rangkaian SSPT dilakukan pengukuran arus dan tegangan dengan menggunakan karakterisasi melalui kurva arus dan tegangan (Halme, 2002). METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaca oksida penghantar transparan (dari Hartford Glass, Inc, Indiana), clip binder, pensil grafit, isolasi, gunting, glassbeads, mortar (penggilingan), kertas tisu, kertas saring, kabel, beker glass, pipet tetes, pipet gondok, gelas ukur, cawan petri, cawan arloji, oven, furnace, batang pengaduk, aluminium foil, ampul, dan neraca timbang serta pyranometer Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk TiO2 (dari Tronox), asetil aseton, triton X-100, larutan I2 dalam KI, buah mangsi, etanol, HCl, aquades.

METODOLOGI Preparasi Larutan

Pembuatan Suspensi TiO2

Bubuk TiO2 (Tronox) sebanyak 6 gram digerus dengan menggunakan mortar kemudian ke dalamnya ditambahkan asetil aseton sebanyak 0.2 mL yang telah dilarutkan dalam 1 mL air. Campuran ini diaduk hingga merata. Kemudian ke dalam campuran tersebut ditambahkan sebanyak 8 mL air destilasi, yang dimasukkan secara perlahan – lahan sambil diaduk supaya merata. Jika telah merata, larutan TiO2 dimasukkan dalam botol tertutup dan dikocok dengan menggunakan glassbeads untuk memecahkan partikel – partikel TiO2. Lalu ke dalam suspensi yang telah dikocok dimasukkan 0.1 mL triton X-100 yang telah dilarutkan dalam 1 mL air. Setelah penambahan triton X-100, suspensi sebaiknya tidak dikocok lagi secara

mekanik untuk menghindari terjadinya busa (foaming). Kemudian suspensi didiamkan selama 15 menit sebelum digunakan, supaya stabil dan busa (foaming) serta gelembung udara berkurang.

Pembuatan Larutan Zat Warna

Buah mangsi ditimbang sebanyak 20 gram lalu dihaluskan dengan mortar, diekstrak dengan etanol sebanyak 15 mL sambil digerus dengan mortar, didiamkan selama tiga hari lalu disaring menggunakan kertas saring. Semua perlakuan diusahakan di ruang gelap atau dengan pencahayaan yang minimum. Pembuatan Elektroda

Pembuatan Elektroda Kerja

Pasta TiO2 dilapiskan pada conducting glass yang telah dilapisi isolasi pada kedua sisinya hingga luas bagian yang akan dilapisi mencapai 4cm2. Pelapisan dilakukan dengan teknik doctor-blade hingga mencapai ketebalan 7 – 10 µm . Kaca yang sudah terlapisi TiO2 disintering dalam furnace pada suhu 450 ˚C selama 30 menit, kemudian didinginkan pada suhu 700 C.

Permukaan kaca berlapis TiO2 direndam dalam ekstrak mangsi dalam cawan petri kemudian disimpan dalam tempat gelap selama satu hari. Setelah permukaan kaca direndam, dicuci kembali dengan menggunakan etanol, dan dikeringkan dengan tissue di bagian luarnya.

Pembuatan Elektroda Pembanding

Permukaan conducting glass dilapisi dengan pensil grafit hingga rata. Kemudian plat dipanaskan selama 30 menit pada suhu 450 oC, didinginkan perlahan, dicuci dengan etanol dan dikeringkan dalam udara terbuka.

Perangkaian Alat

Elektroda kerja yang telah siap diletakkan di atas meja dengan posisi film yang terlapisi di bagian atas kemudian ditempeli dengan elektroda pembanding sehingga sisi konduktif dari elektroda pembanding berhadapan dengan film TiO2, kemudian di sela-sela kedua elektroda ditambah 2 tetes larutan elektrolit iodin/iodida. Salah satu sisi elektroda kemudian dijepit dengan klip binder.

Pembuatan Variasi Rangkaian

Sel surya pewarna tersensitasi sebanyak empat buah dihubungkan satu dengan yang lain dengan menggunakan kabel dan penjepit hingga terbentuk rangkaian seri empat buah sel surya pewarna tersensitasi. Dilakukan prosedur yang sama untuk membentuk tiga macam rangkaian sel surya. RANGKAIAN 1 RANGKAIAN 2

(3)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

RANGKAIAN 3 RANGKAIAN 4

Pengukuran Arus dan Tegangan

Penyinaran Cahaya Matahari secara Langsung Sel surya dihubungkan dengan kabel voltmeter pada kedua sisinya dengan kutub (+) adalah elektoda pembanding, dan kutub (-) adalah elektroda kerja. Sel surya yang telah terangkai dengan kabel, kemudian disinari dengan cahaya matahari secara langsung. Diukur arus dan tegangan maksimum. Kemudian diukur pula arus keluaran dengan menentukan luas area aktif dari sel surya.

Penyinaran Matahari Secara Tidak Langsung Prosedur yang sama dilakukan seperti pada 3.2.4.1, tetapi dilakukan di dalam ruang terbuka dengan penyinaran cahaya matahari secara tidak langsung (dalam ruangan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Persiapan Material Penyusun Sel Surya Pewarna Tersensitisasi

Substrat

Substrat kaca penghantar diperoleh dari Hartford Glass, Inc, Indiana. Substrat kaca penghantar untuk elektroda tersebut dibuat dari kaca soda gamping yang telah dilapisi dengan oksida penghantar transparent dari bahan fluorin yang didoping timah(II)oksida. Elektroda tersebut memiliki resistivitas antara 18-24 ohm per cm2 dengan ketebalan lapisan sebesar 8 Angstrom. Oksida penghantar tersebut dilapiskan pada salah satu sisi kaca dengan menggunakan teknik pelapisan uap secara kimia atau “chemical vapour deposition”(CVD). Substrat kaca penghantar tersebut berperan sebagai pengumpul arus dan sekaligus sebagai struktur pendukung sel dan lapisan pembatas antara sel dengan udara terbuka.

Sebelum digunakan dalam rangkaian sel surya pewarna tersensitisasi (SSPT), substrat kaca penghantar tersebut terlebih dulu dicuci dengan etanol untuk membersihkan permukaan kaca dari pengotor – pengotor dan dikeringkan diudara terbuka. Etanol dipilih sebagai bahan pembersih karena selain bersifat dapat melarutkan pengotor – pengotor organic, juga karena etanol lebih mudah menguap diudara terbuka jika dibandingkan dengan air.

Hasil Pembuatan Suspensi TiO2

Suspensi TiO2 dibuat dari bubuk TiO2 dari TRONOX. Fase kristalin TiO2 yang digunakan pada

percobaan ini adalah fase anatase hal ini disebabkan fase anatase lebih photoactive dari pada fase rutile dan brookite (Park, Lagemaat dan Frank, 2000). Selanjutnya sejumlah tertentu bubuk TiO2 ditambahkan dengan asetil aseton kemudian digrinding dalam mortar. Proses grinding secara mekanik akan memisahkan partikel TiO2 yang teraggregat karena adanya kekuatan pengadukan yang kuat. Penambahan asetil aseton berfungsi sebagai particle stabilizer untuk mencegah reagregasi partikel. Kemudian ke dalam campuran tersebut ditambahkan akuades sambil terus diaduk perlahan untuk membuat koloid lebih cair. Selanjutnya, suspensi TiO2 dikocok dengan menggunakan glass beads di dalam botol untuk memecah partikel TiO2 dan menyeragamkan pencampuran. Surfaktan (Triton X-100) yang dilarutkan dalam aquades ditambahkan ke dalam suspensi TiO2 untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga dapat dengan mudah dilapiskan pada permukaan elektroda oksida penghantar. Hasil yang diperoleh dari prosedur diatas disebut sebagai suspensi. Setelah penambahan surfaktan triton x-100, suspensi didiamkan untuk beberapa saat disamping supaya stabil juga untuk menghilangkan gelembung udara atau busa (foaming) yang timbul akibat pengocokan secara mekanik yang dilakukan pada suspensi pada tahap sebelumnya.

Rasio perbandingan jumlah TiO2 dengan material cair lainnya merupakan faktor yang cukup penting untuk diperhatikan selama pembuatan suspensi TiO2. Karena jika rasio TiO2 dan material cair terlalu tinggi akan menyebabkan film TiO2 yang dihasilkan menjadi terlalu tebal dan akan cenderung dapat terkelupas dari permukaan kaca penghantar. Sebaliknya jika rasio perbandingannya terlalu kecil, maka film akan menjadi terlalu tipis yang akan berakibat lapisan mudah menguap dan sel surya yang dihasilkan tidak akan cukup kuat untuk menyerap sinar matahari.

Hasil pelapisan elektroda TiO2

Selanjutnya suspensi TiO2 yang telah disiapkan dapat dilapiskan pada permukaan substrat kaca penghantar yang nantinya berfungsi sebagai elektroda kerja. Sebelum dilapisi, kaca penghantar yang telah dibersihkan diukur hambatannya dengan menggunakan multimeter dan diperoleh hambatan untuk tiap kaca penghantar yang hendak digunakan berkisar antara 18-24 ohm/cm2. Metode pelapisan yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode ”doctor blade” yang menggunakan batang pengaduk untuk meratakan suspensi TiO2 yang sebelumnya telah diteteskan pada kaca penghantar. Pada batas tepi kaca direkatkan selotip yang bertujuan untuk mengontrol ketebalan lapisan TiO2 pada kaca dan sebagai ukuran luasan kaca yang akan dilapisi. Selain itu, batas tepi bekas selotip yang tidak terlapisi suspensi TiO2 tersebut dapat digunakan untuk memasangkan penjepit yang akan dihubungkan dengan sirkuit sehingga sel dapat diukur. Pelapisan suspensi TiO2 pada lapisan kaca penghantar

(4)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

menggunakan metode ”doctor blade” adalah dengan menggerakkan batang pengaduk secara cepat kearah tepi bawah kaca dan kemudian menggerakkannya kembali kearah berlawanan dengan sebelumnya secara cepat pula. Jika lapisan nampak tidak merata, maka lapisan tersebut dapat dibersihkan dari permukaan kaca dengan menggunakan tissue hingga bersih dan proses pelapisan diulangi lagi.

Sesudah proses pelapisan, kaca penghantar yang telah terlapisi TiO2 dibiarkan mengering diudara terbuka selama ± 45 menit. Sesudah mengering, selotip dibuka perlahan – lahan dan permukaan kaca yang tidak dilapisi TiO2 dibersihkan dengan hati – hati menggunakan etanol untuk menghilangkan pengotor yang menempel selam proses pendiaman selama 45 menit. Kemudian elektroda yang telah dibuat tersebut siap untuk disintering.

Hasil Sintering Elektroda TiO2

Proses sintering elektroda TiO2 dilakukan pada suhu 450o C selama 30 menit dalam furnace. Sesudah 30 menit, temperatur furnace diturunkan secara perlahan, untuk mencegah terjadi thermal stress dan terkelupasnya lapisan TiO2, kemudian elektroda dikeluarkan dari oven dan dibiarkan pada temperatur ruang. Proses sintering ini bertujuan untuk membentuk porous sehingga terbentuk film TiO2 yang memiliki surface area yang besar (Smestad, 1998) serta membentuk struktur anatase pada TiO2. Selain itu, dengan pemanasan pada suhu tinggi dapat menghilangkan senyawa organik yang terjebak di dalam pori-pori TiO2 dan menjadikan partikel-partikel TiO2 lebih kuat serta dapat menghantarkan listrik. Jika tidak langsung digunakan, elektroda TiO2 ini disimpan dalam desikator. Sebelum dicelupkan dalam zat warna, elektroda TiO2 dipanaskan lagi pada temperatur 70o C. Tujuan pemanasan suhu rendah ini adalah untuk membuka kembali pori – pori TiO2, menghilangkan uap air dari udara yang mungkin masuk ke dalam pori – pori TiO2, sehingga mempermudah adsorpsi zat warna.

Hasil persiapan ekstrak zat warna mangsi

Zat warna pada buah mangsi diekstrak dengan menggunakan ekstraksi padat cair atau disebut teknik maserasi sederhana. Buah mangsi yang telah ditimbang ditumbuk dalam mortar kemudian direndam dalam etanol dalam tempat gelap. Ekstrak yang diperoleh disaring dengan kertas saring untuk menghilangkan partikel – partikel kasar dari buah mangsi supaya tidak merusak lapisan tipis film TiO2 pada saat dilakukan proses perendaman. Larutan zat warna sebaiknya disiapkan dalam kondisi fresh sesaat sebelum digunakan untuk merendam elektroda TiO2, untuk mencegah kerusakan karena penguapan pelarut ataupun akibat teroksidasi oleh sinar matahari dan udara. Disamping itu, untuk menghindari kerusakan tersebut larutan ekstrak mangsi hendaknya disimpan dalam botol gelap yang tertutup rapat.

Hasil perendaman elektroda TiO2 dalam ekstrak

mangsi

Pencelupan elektroda TiO2 dalam ekstrak zat warna bisa dilakukan secara langsung sesudah proses sintering saat elektroda masih hangat atau pada sekitar suhu 70 oC. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan masuknya partikel uap air dari udara ke dalam pori – pori film TiO2. Atau jika tidak segera dilakukan pencelupan, maka sebelum digunakan elektroda TiO2 dapat dipanaskan lagi pada suhu 70 o C selama beberapa waktu. Elektroda dicelupkan kedalam larutan zat warna dengan posisi sisi elektroda yang dilapisi TiO2 berada pada bagian bawah.

Proses pencelupan dilakukan selama kurang lebih 24 jam hingga elektroda TiO2 yang sebelumnya berwarna putih akan berubah menjadi keungu-unguan seperti warna larutan ekstrak mangsi akibat proses adsorbsi dye mangsi pada permukaan TiO2. Perbedaan warna ungu yang terjadi pada lapisan TiO2 yang telah direndam dalam zat warna mangsi ini menunjukkan perbedaan ketebalan lapisan TiO2. Sesudah proses pencelupan, elektroda TiO2 dibersihkan terlebih dahulu dari kelebihan zat warna yang menempel disekitar substrat kaca.

Hasil pembuatan elektroda pembanding

Elektroda pembanding (counter electrode) berfungsi untuk mempercepat reaksi kinetik pada reaksi reduksi I3 pada katoda. Elektroda pembanding dibuat dari substrat kaca penghantar yang dilapisi dengan katalis karbon. Katalis karbon yang digunakan berupa pensil lunak grafit yang digoreskan pada salah satu permukaan kaca penghantar yang dilapisi oksida penghantar. Seluruh permukaan elektroda dilapisi dengan katalis karbon. Pada proses ini, diusahakan tidak terjadi spot. Lapisan tipis karbon berfungsi sebagai katalis untuk reaksi pembentukan triodida menjadi iodida seperti reaksi berikut :

I3- (C) + 2e Î 3 I-

Hasil Perangkaian Material Penyusun SSPT

Setelah material penyusun sel siap untuk digunakan, selanjutnya dirangkai menjadi sel surya. Proses perangkaian diawali dengan

pencucian elektroda TiO2 yang telah direndam

dalam larutan mangsi dan elektroda pembanding porous karbon, dengan etanol dan dikeringkan di

udara terbuka. Elektroda TiO2 diletakkan pada

bidang datar dengan permukaan yang telah

dilapisi TiO2 menghadap ke atas, kemudian

diatasnya diletakkan elektroda pembanding dengan posisi berhadapan. Larutan elektrolit diteteskan di sela-sela kedua elektroda, hingga larutan tersebut menyebar di sela-selanya. Sel disatukan dengan menggunakan klip binder.

(5)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

Hasil Keluaran Preparasi Sel Surya Pewarna Tersensitisasi (SSPT)

Hasil pengukuran arus dan tegangan

Arus dan tegangan diukur di bawah iluminasi sinar matahari secara langsung (outdoor) dan tidak langsung (indoor). Pengukuran dilakukan di Badan Meteorologi dan Geofisika Bandar Udara Juanda. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data intensitas sinar matahari yang diserap oleh SSPT pada saat pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan multimeter dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1 Diagram Sirkuit untuk Voc dan Isc Pengukuran arus maksimum atau arus sirkuit pendek (Isc) dan tegangan maksimum atau tegangan sirkuit terbuka (Voc) didasarkan pada rangkaian seperti Gambar 4.2. Rangkaian tersebut menggunakan satu buah multimeter yang dioperasikan sebagai amperemeter atau voltameter. Sedangkan untuk mendapatkan kurva I-V dapat dilakukan pengukuran seperti Gambar 2. Kurva I-V digunakan sebagai karakterisasi pada sel surya pewarna tersensitisasi. Dari kurva I-V akan diketahui performa SSPT. Pengukuran kurva I-V pada penelitian ini menggunakan sel surya sebanyak empat buah. Kemudian keempat sel disusun membentuk rangkaian 1, rangkaian 2, rangkaian 3 serta rangkaian 4. Multimeter yang digunakan sebanyak dua buah, yang difungsikan sebagai amperemeter dan voltameter. Penggunaan potensiometer bertujuan untuk mengubah hambatan selama proses pengukuran arus dan tegangan. Potensiometer yang digunakan mempunyai hambatan sebesar 500 ohm.

Gambar 2 Diagram Sirkuit untuk Kurva I-V Arus dan tegangan yang dihasilkan dari susunan rangkaian sel surya pewarna tersensitisasi dipengaruhi oleh susunan SSPT pada rangkaian tersebut. Untuk

meningkatkan nilai tegangan maka sel surya pewarna tersensitisasi dihubungkan secara seri pada rangkaian listrik sederhana sedangkan untuk meningkatkan arus, sel surya pewarna tersensitisasi dihubungkan secara paralel pada rangkaian listrik sederhana. Arus dan tegangan daya maksimum diperoleh menggunakan karakterisasi kurva I-V.

Keterangan:

• R1 rangkaian 1 • R2 rangkaian 2 • R3 rangkaian 3 • R4 rangkaian 4

Gambar 3 kurva I-V

Arus rangkaian pendek (Isc) yang paling tinggi dari empat macam bentuk rangkaian yang terdiri dari empat buah sel surya didapatkan pada rangkaian 4 yang merupakan rangkaian paralel empat sel surya yaitu sebesar 2520 µA. Pada rangkaian 4, keempat SSPT dihubungkan secara paralel sehigga hambatan total pada rangkaian menjadi lebih kecil sesuai dengan persamaan 4.1. Hal ini menyebabkan pada rangkaian 4 harga arus yang dihasilkan lebih besar dari pada rangkaian lainnya.

Rtot=

. / (4.1)

Sedangkan arus rangkaian pendek (Isc) yang paling rendah didapatkan pada rangkaian 1 yaitu sebesar 1130 µA(Gambar 3). Pada rangkaian 1, keempat SSPT dirangkai seri sehigga hambatan total pada rangkaian menjadi lebih besar sesuai dengan persamaan 4.2. Sehingga arus yang dihasilkan kecil.

Rtot = R1 + R2 + R3 + ....+Rn (4.2) Tegangan rangkaian terbuka (Voc)tertinggi dari empat macam rangkaian diperoleh pada rangkaian 1 yaitu sebesar 1030 mV sedangkan tegangan rangkaian terbuka (Voc) terendah didapatkan pada rangkaian 4 yaitu sebesar 244,4 mV. Pada rangkaian 1

0 100 200 300 400 500 600 700 0 500 1000 1500 densitas  arus  ( μ A/cm2) Tegangan (mV) ran gkai an 1 ran gkai an 2 ran gkai an 3 ran gkai an 4 Multimeter Arus (i) atau Tegangan (V)

+

-sin ar

(6)

Prosiding KIM sumber teg tersensitisa suatu rang satu denga dari rangk keseluruhan tegangan t pada rangk sehingga te adalah sam yang men tegangan y (loop) dala tegangan y (Hayt, 1985 Pengaruh rangkaian Efis dihasilkan diiluminasi (Halme, 2 kualitas il Apabila ilu arus dan t tinggi. Apa tegangan y tinggi pula Efis rangkaian s merupakan dipararel. R pendek (Is sebesar 2 (Voc) sebe sebesar 308 rangkaian Berdasarka macam ran iluminasi y yaitu sebes Gambar 4 P Pengaruh Efisiensi S Pad sebanyak li pengaruh l sel surya menunjukk Efisiensi  (%)

MIA FMIPA - ITS gangan dalam asi disusun ser gkaian listrik an laiannya m kaian tersebu n tegangan y tersebut (Bha kaian 4 sumb egangan pada ma. Hal ini sesu

nyatakan bah yang mengel am sebuah ra yang melalui 5). hubungan terhadap efi siensi sel su sel (Pmax) ikan pada ar 2002). Efisie luminasi yan uminasi yang d tegangan yan abila sel surya yang tinggi ma

.

siensi teringgi sel surya dida n dua rangk Rangkaian 3 c) sebesar 20 65µA/cm2, t esar 637 mV, d 8 mV. Sehing 3 adalah an dari data a ngkaian yang yang sama d sar 0,21036% Pengaruh rang Lama Wa Sel Surya Pew

a penelitian ima kali selam lama waktu p a pewarna kan ketahanan 0 0,1 0,2 0,3

m hal ini sel ri, jika sumbe

sederhana d maka teganga ut merupaka yang dihasilk attacharaya, 1 ber tegangan setiap cabang uai dengan hu hwa jumlah lilingi sebuah angkaian adal setiap eleme seri-paralel isiensi urya merupak dibagi daya rea tertentu d ensi sel sur ng diterima

diterima sel su ng dihasilkan a dapat mengh aka daya yang i pada empat apatkan pada r kaian seri s menghasilkan 000 µA, arus tegangan ran dan tegangan gga daya yang sebesar 0 arus dan tegan diperlakukan didapatkan ef pada rangkaia gkaian terhada ktu Penguk warna Tersen ini dilakuk ma lima hari u pengukuran te tersensitasi n SSPT yang l surya pewa er tegangan p dihubungkan an keluaran to an jumlah d kan oleh sum

997), sedang disusun par g pada rangka ukum kirchho aljabar selu h jalan tertu lah nol sehin n adalah iden

l SSPT dal kan daya y a cahaya y dari sel (Pcah rya dipengar oleh sel sur urya bagus m n oleh sel su hasilkan arus g dihasilkan a macam susu rangkaian 3 y sel surya y n arus rangka daya maksim ngkaian terb daya maksim g dihasilkan p 0,08162mW/c ngan pada em n pada intens fisiensi tertin an 3. ap efisiensi (% kuran terhad nsitisasi kan penguku untuk mengeta erhadap efisie i. Gambar g dirangkai p arna pada seri otal dari mber kan ralel aian ff 2 uruh utup gga ntik lam yang ang haya) ruhi rya. maka urya dan akan nan yang yang aian mum uka mum pada cm2. mpat sitas nggi %) dap uran ahui ensi 5 pada e s p m d c d g s m f te p m G e P S ( la p ti 1 c d y J G p empat rangkai signifikan pad permukaan lap menjadi puda degradasi zat w Zat w cahaya akan m dihasilkan ole gugus kromo sumber elek mengabsorb f fotooksidasi de Degra ersensitisasi penyimpanan melakukan pen Gambar 5 Pen efisiensi Pengaruh Pen Pada p SSPT pada pe outdoor) dan angsung atau penyinaran ol idak langsung 13.00. Hal ini cahaya mataha dekat alat peng yang terdapat Juanda. Gambar 6 Pen pada hari pe 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 Efisiensi  (%) 0 0,050,1 0,150,2 0,25 Efisiensi (%)

ian yang berb da hari ketig pisan TiO2 yan ar.perubahan warna yang be warna yang ter mengakibatka eh SSPT ters ofor pada za ktron yang foton menjad engan oksigen adasi zat warn

dapat dikur SSPT dalam t ngukuran. ngaruh lama w nyinaran terh penelitian in enyinaran oleh penyinaran o di dalam ruan leh matahari g dilakukan a bertujuan unt ari maksimum gukur intensit pada Badan M ngukuran efis ertama hari  1 hari  2 hari  3 hari 4 beda mengalam ga. Hal ini

ng berwarna u ini disebab erasal dari bua rdegradasi ole an berkurangn sebut. Hal in at warna rus akan tere i berkurang n singlet. na pada sel su rangi dengan tempat gelap s waktu penguku hadap Efisien ni dilakukan h matahari sec oleh matahari ngan (indoor) secara langs antara pukul tuk mendapatk m. Pengukuran tas matahari ( Meteorologi d siensi outdoo hari  4 hari  5 mi penurunan terlihat pada ungu berubah bkan adanya ah mangsi. eh penyinaran nya arus yang ni disebabkan sak sehingga eksitasi jika akibat reaksi urya pewarna n melakukan segera setelah uran terhadap nsi SSPT pengukuran cara langsung i secara tidak ). Pengukuran sung maupun 11.00 hingga kan intensitas n dilakukan di (pyranometer) dan Geofisika or dan indoor Rangkaian  1 Rangkaian  2 Rangkaian  3 Rangkaian  4 outdoor indoor n a h a n g n a a i a n h p n g k n n a s i ) a r

(7)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

Pada gambar 6 menunjukkan pengaruh penyinaran langsung (outdoor) dan penyinaran tak langsung (indoor). Perbedaan nilai efisiensi yang dihasilkan pada kedua penyinaran disebabkan jumlah intensitas yang diterima oleh SSPT jauh berbeda. Hal ini dikarenakan intensitas radiasi matahari dalam ruangan banyak berkurang karena terhalang oleh struktur bangunan ruangan, sehingga hanya sebagian kecil foton yang dapat mengeksitasi elektron pada keadaan dasar (ground state) zat warna mangsi. Analisis Zat Warna

Zat warna yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak buah mangsi yang telah matang. Uji kualitatif terhadap ekstrak buah mangsi untuk digunakan sebagai fotosensitizer adalah dengan menggunakan FeCl3 dan asam sulfat pekat. Uji kualitatif menunjukkan bahwa ekstrak buah mangsi mengandung senyawa flavonoid. Adanya senyawa flavonoid dalam ekstrak mangsi mempunyai kecenderungan untuk dapat menyerap (mengabsorb) sinar tampak, yaitu pada 400 nm – 700 nm. Senyawa flavonoid mengandung gugus kromofor atau adanya ikatan rangkap yang terkonjugasi. Selain itu, syarat pemilihan zat warna dalam SSPT adalah adanya gugus karbonil (C=O) atau gugus hidroksil (-OH) yang bertindak sebagai ligan pada sisi Ti(IV) pada permukaan TiO2. Hasil analisa IR pada Gambar 7 menunjukkan adanya serapan karbonil pada bilangan gelombang 1640 cm-1 dan adanya serapan pada 3475 cm-1 yang merupakan daerah serapan gugus hidroksil.

Gambar 7 Spektra IR untuk ekstrak mangsi

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan analisa data dan pengamatan adalah efisiensi konversi energi listrik pada rangkaian SSPT dipengaruhi oleh hubungan seri-paralel SSPT tersebut. Efisiensi konversi energi listrik yang dihasilkan oleh rangkaian 1, rangkaian 2, rangkaian 3 dan rangkaian 4 masing-masing sebesar 0,1619%, 0,1285%, 0,2103% dan 0,1325%. Efisiensi rangkaian sel surya pewarna tersensitasi tertinggi dihasilkan pada waktu pungukuran hari pertama dan mengalami penurunan signifikan pada hari ketiga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhonya penulis dapat menyelesaikan naskah tugas akhir ini tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

orang tua atas doa dan segala dukungan yang telah diberikan, Prof.Dr.Syafsir Akhlus selaku dosen pembimbing yang telah memberi arahan, diskusi, saran, dan bimbingan dalam tugas akhir ini, dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Akhlus, Syafsir, (2007), “Pidato Pengukuhan Guru Besar: Ilmu Fotokimia sebagai Pemadu Energi dan Materi dalam Perspektif Kimia Fisika: Teori dan Aplikasi”, ITS, Surabaya Bhattacharaya, Pallab, (1997), “Semiconductor

Optoelectronic Devices”, Prentice Hall International, Inc., New Delhi

Grätzel, Michael, (2007), “DSC Technology- The First 17 Years and Beyond”, DSC – IC 2, 9.11-9.13, St. Gallen, Switzerland

Halme, J., (2002), “Dye-Sensitized Nanostructured and Organic Photovoltaic Cells: Technical Review and Preeleminary Test”, Helsinki University of Technology, Espoo, Finland Hayt, H.W, Kemmerly, J.E, (1981), “Rangkaiaan

Listrik”, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

LoCascio, Michael, (2002), “Application of Semiconductor Nanocrystals to Photovoltaic Energy Conversion Devices”, Technical White Paper, Troy, New York

Malvino, B., Tjia, (1986), “Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor penghantar Transistor dan Rangkaian Terpadu”, Erlangga, Jakarta

Mayo, Elizabeth I., (2004), “ Kinetics and Thermodynamics of Dye (Group VIII Metal)- Sensitized Nanocrystalline Titanium Dioxide Photoelectrodes”, Thesis PhD, California Institute of Technology, Pasadena, California

Smestad, G., et al., (1994), “Testing of Dye-Sensitized TiO2 Solar Cells I: Experimental Photocurrent Output and Conversion Efficiencies”, Solar Energy Materials & Solar Cells, 32, 3, 259-272

BIODATA PENULIS

Penulis bernama Kholid Ramadhani lahir di Sidoarjo, tanggal 29 April 1987. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu TK Aisyah, SD Muhammadiyah 2 Taman, SMP YPM 1 Taman, dan SMA Wachid Hasyim 2 Taman Sidoarjo. Pada tahun 2005, penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Kimia FMIPA ITS. Di jurusan ini, penulis mengambil bidang studi Kimia Fisik dengan judul “Pengaruh Hubungan Seri-Paralel pada Rangkaian Sel Surya Pewarna Tersensitisasi

(8)

Prosiding KIMIA FMIPA - ITS

(SSPT) Terhadap Efisiensi Konversi Energi Listrik” dibawah bimbingan Prof. Dr. Syafsir Akhlus, MSc. Latar belakang organisasi yang pernah saya ikuti diantaranya HIMKA (Himpunan Mahasiswa Kimia) sebagai staf Kaderisasi tahun 2006-2007dan staf Kewirausahaan tahun 2007-2008. Penulis juga pernah menjabat dalam beberapa kegiatan diantaranya adalah menjadi ketua panitia kegiatan chemistry week 2006 dan study excursie 2009.

Gambar

Gambar 1 Diagram Sirkuit untuk Voc dan Isc  Pengukuran arus maksimum atau arus sirkuit  pendek (Isc) dan tegangan maksimum atau tegangan  sirkuit terbuka (Voc) didasarkan pada rangkaian  seperti Gambar 4.2
Gambar 7  Spektra IR untuk ekstrak mangsi  KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martina, (2015) yang menyatakan bahwa dengan adanya budaya etis organisasi atau perilaku yang

Kalau kata ganti orang itu dipakai sebagai subjek, maka :  I (saya) adalah kata ganti orang pertama tunggal  You (kamu) kata ganti orang kedua tunggal  He (ia laki-laki) kata

LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2012.. PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Pada penelitian ini opini yang disampaikan oleh pengguna twitter mengenai OVO, Dana dan Gopay dapat digunakan sebagai sumber data yang nantinya akan

Bagaimana bentuk kendala yang berasal dari guru dalam program – program peningkatan mutu sekolah?. Bagaimana bentuk kendala yang berasal dari karyawan dalam program –

Berdasarkan uji statistik tidak ada perbedaan antara konsumsi (frekuensi dan sumbangan energi) sugar sweetened beverages (SSBs) pada remaja gizi lebih dan normal (frekuensi

Dalam hal proses penagihan aktif, terutama tata cara penerbitan dan pemberitahuan Surat Paksa, seksi penagihan di KPP Pratama Gorontalo juga mengacu kepada S tandard