• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH SKRIPSI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA

DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK

TERTAGIH

(Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Disusun Oleh : Tri Handayani NIM. B.231.15.0278

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

iv

PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI

Nama Penyusun : Tri Handayani Nomor Induk Mahasiswa : B.231.15.0278 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH (STUDI KASUS PADA PT. PROPAN RAYA ICC SEMARANG)

Dosen Pembimbing : Saifudin, SE, M.Si.

Tim Penguji,

Semarang, 08 Februari 2019

1. Saifudin, SE, Msi. (………..)

1. Edy Suryawardana, SE, MM. (………..)

(5)

v

v

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Tri Handayani Nomor Induk Mahasiswa : B.231.15.0278 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Judul Skripsi : EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH (STUDI KASUS PADA PT. PROPAN RAYA ICC SEMARANG)

Dosen Pembimbing : Saifudin, SE, M.Si.

Tim Penguji,

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal

08 Februari 2019

1. Saifudin, SE, Msi. (………..)

2. Edy Suryawardana, SE, MM. (………..)

(6)

vi

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Tri Handayani , menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH (STUDI KASUS PADA PT. PROPAN RAYA ICC SEMARANG) ” adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak. Dengan ini saya menyatakan akan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Semarang, 20 Desember 2018 Yang membuat pernyataan,

(Tri Handayani) NIM : B.231.15.0278

(7)

vii

vii

ABSTRAK

Penjualan secara kredit tidak langsung memperoleh penerimaan kas, namun menimbulkan adanya piutang usaha. Piutang usaha memiliki beberapa risiko yang bisa terjadi, misalnya risiko piutang usaha yang tak tertagih karena beberapa alasan dari sisi internal (perusahaan) maupun dari sisi eksternal (pelanggan). Perusahaan harus melakukan pengendalian internal terhadap piutang usaha, dimana pengendalian internal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) pengevaluasian mengenai pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih pada PT.Propan Raya ICC Semarang, (2) Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan piutang usaha, (3) Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi piutang tak tertagih, (4) Untuk mengetahui prosedur pemberian piutang usaha.

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus karena penelitian studi kasus adalah riset yang berbentuk deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada PT. Propan Raya ICC Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya fungsi pengendalian internal yang belum berjalan dengan baik, sehingga muncul piutang usaha tak tertagih. Oleh karena itu diperlukan evaluasi pengendalian internal yang baik untuk bisa mengontrol kinerja dari karyawan agar piutang usaha perusahaan dapat berjalan lancar sehingga tidak mengganggu arus kas perusahaan.

(8)

viii

vii

i

ABSTRACT

Sales on credit do not directly obtain cash receipts, but give rise to accounts receivable. Accounts receivable have several risks that can occur, for example the risk of uncollectible accounts receivable for several reasons from the internal side (company) and from the external side (customers). The company must exercise internal control of trade receivables, where internal control aims to improve the effectiveness and efficiency of a company. This study aims to: (1) evaluate the management of accounts receivable in an effort to minimize uncollectible accounts at PT.Propan Raya ICC Semarang, (2) To determine the effectiveness of trade accounts receivable management, (3) To find out how to overcome uncollectible accounts, ( 4) To find out the procedure for granting accounts receivable.

This study uses a case study method because case study research is descriptive research. This research was conducted at PT. Propan Raya ICC Semarang. Data collection is done by interview techniques and documentation.

The results of this study indicate that there is an internal control function that has not been running well, resulting in uncollectible accounts receivable. Therefore an evaluation of internal controls is needed to be able to control the performance of employees so that the company's trade receivables can run smoothly so as not to disrupt the company's cash flow.

(9)

ix

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow” (Albert Einstein)

“Man Jadda Wajada – Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil” (Pepatah Arab)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Rad:11)

Persembahan

Alhamdulillah saya ucapkan kepda Allah SWT, terima kasih atas segala Ridho, rahmat, nikmat dan hidayah-Mu, sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan juga untuk

Bapak dan Ibu yang selalu percaya akan kemampuan saya dan tak pernah berhenti mencurahkan segala kasih serta do’a kepada saya. Selalu mendukung serta nasehatnya yang menjadi jembatan perjalanan hidup saya.

(10)

x

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Pengelolaan Piutang Usaha Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tak

Tertagih (Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang” dapat

diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Dalam penulisan ini, penulis mendapat bimbingan, dorongan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan ketulusan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik yang telah memberikan dukungan, motivasi, nasehat, materi, doa, kasih sayang dan segalanya sehingga penulis dapat melewati segala sesuatu .

2. Keluarga besar dan Saudara yang selalu memberikan dukungan dan doa. 3. Bapak Andy Kridasusila, SE, MM, Selaku Rektor Universitas Semarang. 4. Bapak Yohanes Suhardjo SE, M.Si, Ak, CA, Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Semarang.

5. Bapak Saifudin, SE, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tempatnya untuk membantu, memberikan pengetahuan, membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

6. Ibu Maria Magdalena, Mas Abraham Aziz, Mbak Eka Septi Lestari selaku informan dan semua teman PT Propan Raya yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

7. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Univeritas Semarang yang telah memberikan petunjuk dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Bapak Ibu Guru dan Keluarga Besar SD Negeri Palebon 02 Semarang yang telah mendidik dan menjaga masa kecil saya selama 6 tahun lamanya.

9. Bapak Ibu Guru SMP Negeri 9 Semarang yang telah mendidik dan membantu saya menanamkan rasa percaya akan kemampuan diri dalam masa pubertas.

10. Bapak Ibu Guru SMK Negeri 7 Semarang yang telah mendidik dan mengenalkan kepada saya materi maupun praktik dalam dunia kerja. 11. Yogi Prastiyo yang selalu mengingatkan jika semakin lama selesai skripsi

semakin lama juga dia melamar.

12. Para sahabat Miftachus Sa’adah, Rahmat Pratama Putra, Devi Ratna Safitri, Dwi Ngardiyanto, Anjas Widiyantoro, Tri Nugroho yang selalu mendukung, membantu dan selalu mendoakan dalam pengerjaan skripsi . 13. Teman-teman USM seperjuangan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. 14. Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu yang

secara langsung maupun secara tidak langsung membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(12)

xii

Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan apa-apa, selain ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Rasa syukur dengan segala daya dan upaya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang tentunya masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan perbaikan selanjutnya semoga bermanfaat.

Semarang, 20 Desember 2018 (Tri Handayani)

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

(14)

xiv

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Telaah Literatur ... 9

2.1.1 Piutang ... 9

2.1.2 Pengendalian Intern ... 11

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya... 13

2.3 Alur Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Rancangan Penelitian ... 29

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Obyek Penelitian ... 30

3.4 Jenis Data Penelitian ... 31

3.5 Prosedur Dan Sumber Pengambilan Data ... 33

(15)

xv

3.5.2 Observasi ... 33

3.5.3 Dokumentasi ... 34

3.5.4 Studi Pustaka ... 34

3.5.5 Alat-alat penunjang ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 35

3.6.1 Reduksi Data ... 35

3.6.2 Display Data ... 36

3.6.3 Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 39

4.1.1 Profil Perusahaan ... 39

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 40

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

4.1.4 Responden Kunci ... 48

4.2 Analisis Data ... 49

4.2.1 Triangulasi (Triangulation) ... 49

(16)

xvi

4.3.1 Gambaran Penelitian Dan Pembahasan ... 51

4.3.2 Hasil Temuan Penelitian ... 60

BAB V PENUTUP ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Rekomendasi ... 65

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 66

5.4 Agenda Penelitian Yang Akan Datang ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(17)

xvii

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Piutang Tak Tertagih PT. Propan Raya ICC Semarang ... 4

Tabel 2.1 Hasil Kajian Empiris ... 20

Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian... 31

(18)

xviii

xvii

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Penelitian... 27 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 43

(19)

xix

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Contoh Faktur Penjualan (Invoice) Lampiran B : Contoh Surat Jalan

Lampiran C : Contoh Purchase Order dari Customer

Lampiran D : Contoh Bukti Penerimaan dan Penyerahan Faktur (BPPF) Lampiran E : Contoh Tanda Terima Faktur dari Customer

Lampiran F : Contoh Tanda Terima Faktur dari PT. Propan Raya ICC Lampiran G : Daftar Bimbingan Skripsi

Lampiran H : Surat Permohonan Riset Lampiran I : Surat Balasan Riset

Lampiran J : Daftar Wawancara dengan Informan Lampiran K : Daftar Riwayat Hidup

(20)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan menuju era globalisasi, mengakibatkan persaingan antar perusahaan pun semakin ketat di antara perusahaan yang sejenis, baik perusahaan dagang maupun jasa, demikian pula halnya dengan perusahaan industri, yang menyatakan bahwa perusahaan di era ini sangatlah benar-benar bersaing untuk mendapatkan sebuah keuntungan untuk perusahaan.

Dengan didirikannya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba serta bisa mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Salah satu cara dalam upaya mengoptimalkan perolehan laba yaitu perusahaan harus meningkatkan omset penjualan barang dagang. Dalam meningkatkan penjualan barang dagang, perusahaan diharapkan bisa meningkatkan kualitas pelayan yang lebih baik, diantaranya dengan memberikan diskon, bonus/hadiah, harga yang kompetitif dan memberikan kepercayaan kepada pelanggan dengan memberikan sistem pembayaran yang bisa dibayar secara tempo/kredit, sehingga pelanggan akan merasa puas akan pelayanan yang sudah diberikan.

Penjualan merupakan salah satu aktivitas dan sumber pendapatan perusahaan. Penjualan dibagi menjadi dua, yaitu kredit dan tunai. Penjualan kredit

(21)

akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan, namun juga dapat menimbulkan resiko berupa tidak tertagihnya piutang. (Kardiyanti, dkk 2017)

Piutang merupakan tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan. Piutang juga merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran pada pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Apabila piutang usaha tidak dapat dilunasi oleh pelanggan, maka akan muncul piutang tak tertagih yang dikhawatirkan perusahaan mengalami kerugian. Hal ini disebabkan adanya tenggang waktu dari tanggal penjualan hingga pelunasan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pengawasan yang ketat oleh manajemen perusahaan terhadap pengendalian piutang untuk menghindari kerugian yang cukup tinggi.

Piutang terjadi karena adanya penyediaan fasilitas secara tempo. Banyak perusahaan yang menjual barang dagang atau jasa mereka secara tempo karena penjualan secara tempo tersebut merupakan strategi meningkatkan penjualan dan mencegah penurunan penjualan. Akibat dari kebijakan penyediaan fasilitas tempo akan menimbulkan hak penagihan piutang. Adanya piutang akan bertambahnya resiko berupa penjualan secara tempo yang tidak terbayar oleh pelanggan atau

(22)

piutang yang tidak tertagih (bad debt), sehingga dapat mengurangi jumlah penjualan bersih perusahaan dari total besarnya piutang yang dimiliki.

Salah satu faktor agar efektivitas penjualan dan piutang usaha tetap terkendali yaitu terdapatnya pengendalian intern yang baik dan memadai dalam perusahaan. Pengendalian intern merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Seluruh kegiatan operasional yang ada pada perusahaan memiliki standar atau prosedur yang ditetapkan agar dapat bertahan hidup dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dengan demikian, manajemen perusahaan harus dapat membuat suatu sistem yang baik dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan yang dikendalikan oleh pengendalian intern yang ada pada perusahaan tersebut.

Bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit yang nantinya menimbulkan adanya piutang ini sangat rentan terjadi kecurangan terutama pada saat penagihan piutang tersebut. Tindakan kecurangan dalam penagihan piutang sering terjadi di berbagai macam perusahaan. Kecurangan ini bisa dilakukan oleh sales dan kolektor sebagai agen penagihan piutang, konsumen yang bekerja sama dengan sales dengan tujuan membagi keuntungan dari tindakan kecurangan dan bisa juga dilakukan oleh pihak administrasi dari perusahaan tersebut. Dengan adanya tindakan kecurangan penagihan piutang, hal ini membuat perusahaan bisa mengalami kerugian.

(23)

Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Propan Raya ICC Semarang yaitu perusahaan industri kimia yang memproduksi segala jenis cat, mulai dari cat lantai, tembok, genteng, besi, kayu, dan lain lain. PT. Propan Raya ICC memberikan jangka waktu pembayaran dalam penjualan produk-produknya kepada pelanggan. Hal ini beresiko menimbulkan piutang tidak tertagih pada perusahaan. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengelolaan piutang yang baik merupakan hal yang wajib diterapkan untuk mengurangi piutang tidak tertagih sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pada PT. Propan Raya ICC sudah diterapkan pengelolaan piutang, namun dinilai kurang memadai karena masih adanya piutang yang belum tertagih pada pelanggan. Berikut adalah daftar persentase piutang tak tertagih pada PT.Propan Raya ICC Semarang :

Tabel 1.1

Piutang Tak Tertagih PT. Propan Raya ICC Semarang

TAHUN TOTAL PIUTANG PIUTANG TERTAGIH PIUTANG TAK TERTAGIH % PIUTANG TERTAGIH % PIUTANG TAK TERTAGIH 2015 39,575,632,458 29,630,436,952 9,945,195,507 74.87% 25.13% 2016 40,338,767,197 24,510,442,941 15,828,324,256 60.76% 39.24% 2017 39,047,569,108 21,946,641,407 17,100,927,701 56.20% 43.80%

Sumber PT.Propan Raya ICC Semarang

Bisa dilihat dari Tabel 1.1, perusahaan disetiap tahunnya selalu memunculkan catatan piutang tak tertagih, ditahun 2015 PT. Propan Raya ICC Semarang mendapatkan 25,13% piutang tak tertagih dari piutang perusahaan, di

(24)

tahun 2016 PT.Propan Raya ICC Semarang mendapatkan 39,24% piutang tak tertagih dari jumlah piutang perusahaan, tahun 2017 PT. Propan Raya ICC Semarang 43,80% piutang tak tertagih. Hal sebaliknya terjadi pada persentase piutang yang tertagih dari total piutang peusahaan dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2015 perusahaan mencapai 74,87% piutang yang tertagih, ditahun 2015 perusahaan mendapatkan 60,76% piutang yang tertagih, tahun 2017 perusahaan mendapatkan 56,20% piutang yang tertagih dari total piutang perusahaan.

Dari persentase tesebut dapat dilihat bahwa piutang tak tetagih pada perusahaan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, sedangkan persentase piutang yang tertagih pada perusahaan secara berkala mengalami penurunan yang signifikan. Hal tesebut dapat merugikan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Piutang tak tertagih dalam setiap tahun terjadi dikarenakan banyak pelanggan yang tidak mengikuti prosedur perusahaan, diantaranya ada beberapa pelanggan yang kabur karena sudah tidak mampu membayar piutang, ada juga beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan sehingga tidak mampu membayar hutang. Disertai dengan lemahnya dalam penagihan pada pelanggan, yang dimana bagian penagihan perusahaan PT. Propan Raya ICC Semarang tidak berjalan dengan efektif.

Diterapkannya pengendalian internal pada perusahaan yang berorientasi pada laba maupun non-laba, dapat melindungi asset perusahaan dan tentunya membantu manajemen dalam melaksanakan segala aktivitasnya. Untuk itu setiap

(25)

organisasi bertanggung jawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai. Kultur tersebut harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi atau suatu entitas.

Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya pengelolaan piutang terhadap piutang tak tertagih pada perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “EVALUASI PENGELOLAAN PIUTANG USAHA DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PIUTANG TAK

TERTAGIH” (Studi Kasus Pada PT. Propan Raya ICC Semarang).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pemberian piutang kepada customer yang dilakukan PT. Propan Raya ICC Semarang?

2. Bagaimana sistem penagihan piutang yang dilakukan PT. Propan Raya ICC Semarang?

3. Bagaimana pengendalian internal yang dilakukan PT. Propan Raya ICC Semarang untuk meminimalisir piutang tak tertagih?

(26)

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk pengevaluasian mengenai pengelolaan piutang usaha terhadap piutang tak tertagih pada PT.Propan Raya ICC Semarang

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan piutang usaha.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi piutang tak tertagih.

3. Untuk mengetahui prosedur pemberian piutang usaha.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan literatur bidang akuntansi keuangan khususnya dalam evaluasi piutang, salah satu bahan referensi untuk penelitian sejenis berikutnya, serta memperkaya wawasan bagi pembacanya.

(27)

b. Aspek Praktis 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tidak tertagih

2. Bagi Instansi Terkait Penelitian

Dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam penerapan langsung di lapangan dan dapat sebagai bahan perbandingan khususnya bagian piutang di dalam merencanakan dan mengendalikan modal kerja seefektif mungkin agar perusahaan dapat berjalan lebih baik lagi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah literatur dan pengembangan ilmu terkait evaluasi pengelolaan piutang dalam upaya meminimalisir piutang tidak tertagih. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pengelolaan piutang dalam upaya meminimalisir piutang tidak tertagih.

(28)

9 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Literatur 2.1.1 Piutang

Kieso (2008) menyatakan bahwa piutang dagang (trade receivable) adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal.

Piutang usaha merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena berpengaruh terhadap likuiditas suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan piutang usaha termasuk ke dalam kategori aktiva lancar dan diharapkan akan dapat dicairkan dalam waktu singkat. Karena sifatnya yang dapat dicairkan dalam waktu yang singkat tanpa adanya pencatatan dan pengawasan yang baik, kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang tersebut akan mudah terjadi. Oleh karena itu pimpinan atau pihak perusahaan harus dapat menetapkan prosedur serta metode akuntansi yang akan digunakan, pemilihan pelanggan yang layak, penagihan secara berkala kepada pelanggan, serta pencatatan akuntansi yang memadai sehingga kesalahan dan penyelewengan terhadap piutang serta kerugian akibat piutang yang tak tertagih dapat dihindari. (Timuriana dan Risti Eni Nasution, 2014)

(29)

Hery (2014) dalam Kardiyanti (2017) sebagian piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan (penjual). Kieso (2013) dalam Kardiyanti (2017) piutang didefinisikan sebagai jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seorang atau perusahaan lain. Warren (2008) dalam Kardiyanti (2017) piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi. Bambang Riyanto (2010) dalam Kardiyanti (2017) berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi piutang:

1. Volume penjualan kredit

2. Syarat pembayaran penjualan kredit 3. Ketentuan dalam pembatasan kredit 4. Kebijakan dalam pengumpulan piutang

5. Kebiasaan membayar dari para pelanggan

Piutang tidak tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak dapat terbayar oleh debitur perusahaan karena berbagai alasan, misalnya pailit/bangkrut, force major (bencana alam), karakteristik pelanggan. Semakin banyak piutang usaha yang diberikan maka semakin banyak pula resiko piutang yang tidak terbayar. Hery (2014) dalam Kardiyanti (2017) piutang tak tertagih

(30)

timbul adanya pelanggan yang tidak bisa membayar karena menurunnya omset penjualan sebagai akibat dari lesunya perekonomian dan kebangkrutan dialami debitur.

2.1.2 Pengendalian Intern

Sukrisno Agoes (2014) dalam Kardiyanti, dkk (2017) pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan, seperti keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Robert Libby dan Daniel G.Short (2008) dalam Makaria, dkk (2015) mengartikan pengendalian intern sebagai berikut: Sebagai proses yang digunakan perusahaan untuk mengamankan aset perusahaan dan memberi jaminan yang memadai terkait dengan reliabilitas pelaporan keuangan perusahaan, efisiensi, dan efektivitas perusahaan, dan kesesuaian operasi perusahaan dengan aturan dan regulasi yang berlaku.

Rama dan Jones (2011) dalam Makaria, dkk (2015) menyatakan pengendalian intern sebagai berikut: Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan

(31)

efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Mulyadi (2016) dalam Kardiyanti, dkk (2017) pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga asset organisasi, mengecek ketelitian, dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur-unsur pengendalian intern antara lain:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, uang, pendapatan, dan beban. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur

(32)

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari pihak lain.

d. Perputaran jabatan (job rotation).

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik aset dengan catatannya. g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

4. Karyawan yang kompeten, berkualitas, dan memiliki keahlian sesuai dengan tanggung jawabnya

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Kardiyanti, dkk (2017) melakukan penelitian pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo terkait tentang Penerapan Pengendalian Intern Penjualan Kredit Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tidak Tertagih. Hasil penelitian Kardiyanti, dkk (2017) menyatakan secara keseluruhan, prosedur pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo belum berjalan memadai karena ada beberapa unsur yang belum diterapkan seperti masih adanya perangkapan fungsi penjualan dan penagihan, sehingga menyebabkan peluang terjadinya kecurangan cukup tinggi, Tidak adanya fungsi kredit khusus yang hanya menangani penjualan kredit diantaranya otorisasi pemberian dan penjualan

(33)

kredit, Faktor-faktor penjualan kredit seperti penentuan standar, plafon, dan pemberian volume kredit pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo belum diterapkan secara sempurna sehingga resiko piutang tidak tertagih masih relatif tinggi, Tidak adanya Staf pengawas intern diperlukan oleh PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo untuk mengawasi proses berjalannya SOP. Staf Pengawas Intern Pusat diterjunkan ke cabang ketika masalah sudah dianggap parah, belum adanya bagian surveyor untuk calon pelanggan yang akan mengajukan kredit, sehingga kurang mengetahui kondisi calon pelanggan tersebut. Dalam hal ini sales/salesman yang menawarkan kredit kurang begitu detail dalam menyeleksi calon pelanggan, dengan alasan agar dapat memenuhi target omset yang telah ditentukan.

Rusady dan Abriandi (2016) melakukan penelitian pada PT. Astrido Toyota terkait tentang Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit. Hasil penelitian Rusady dan Abriandi (2016) menyatakan Sistem penjualan kredit pada perusahaan sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari struktur organisasinya sudah jelas, sudah adanya pemisahan fungsi pada aktivitas penjualan kredit, setiap transaksi penjualan kredit dicatat dengan baik dan didokumentasikan dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai bukti dalam menjalankan aktivitas-aktivitas penjualan kredit, Sistem pengendalian internal atas penjualan kredit pada perusahaan sudah baik namun masih memiliki beberapa kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari sisi organisasinya yaitu sudah melibatkan lebih dari satu fungsi dalam aktivitas penjualan kredit, sisi sistem otorisasi dan

(34)

prosedur pencatatan yaitu otorisasi sudah tepat dilaksanakan oleh orang yang berwenang dan prosedur pencatatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh bagian yang berkaitan, sisi praktik yang sehat yaitu sudah menggunakan nomor urut tercetak pada dokumen, sudah ada pengujian ketelitian catatan biaya barang, dan sudah ada rekonsiliasi antara catatan pelunasan dengan rekening kontrol dalam buku besar, sisi karyawan yang mutunya sesuai tanggung jawabnya yaitu adanya training untuk karyawan baru, namun untuk karyawan lama tidak ada diberikan pengembangan pendidikan, Hasil kuesioner mengenai pengendalian internal atas penjualan kredit pada perusahaan sudah baik namun masih memiliki beberapa kekurangan, hal ini bisa dilihat dari : (a). Lingkungan pengendaliannya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu tidak ada sanksi yang tegas pada kayawan yang melakukan pelanggaran dan tidak adanya pengembangan pendidikan untuk karyawan lama; (b). Penilaian risikonya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu tidak ada memberlakukan syarat perbedaan pemberian batas kredit pada pelanggan baru dan pelanggan lama; (c). Aktivitas pengendaliannya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu pengiriman barang tidak selalu dilakukan dengan tepat waktu; (d). Informasi dan komunikasinya sudah baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari keakuratan pada data pesanan pelanggan, catatan persediaan, laporan penjualan, laporan persediaan, dokumen pengiriman, dan dokumen penjualan; dan (e). Pemantauannya sudah baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari setiap pekerjaan karyawan penjualan kredit yang selalu disupervisi.

(35)

Lumempouw, dkk (2015) melakukan penelitian pada PT. Sinar Pure Foods International terkait tentang Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penjualan Kredit. Hasil penelitian Lumempouw, dkk (2015) menyatakan Unsur-unsur sistem pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Sinar Pure Foods International Bitung cukup memadai, Pemisahan fungsi dan sistem otorisasi yang diterapkan mengurangi kemunngkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan, Sistem otorisasi dokumen bukti transaksi penjualan kredit dilakukan oleh lebih dari satu fungsi memungkinkan terjadi pemeriksaan, sehingga diperoleh keyakinan memadai bahwa transaksi telah benar-benar lunas pembayarannya, Adanya auditor internal dan eksternal memungkinkan kesalahan atau kecurangan yang terjadi dapat segera diketahui.

Sari, dkk (2015) melakukan penelitian pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk terkait tentang Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Piutang Dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern. Hasil penelitian Sari, dkk (2015) menyatakan Pada sistem akuntansi penjualan kredit, tidak terdapat perangkapan fungsi yang terkait; fungsi yang berwenang mengotorisasi dokumen yang digunakan; pencatatan transaksi telah dicatat secara lengkap, Kelemahan pada sistem ini ditunjukkan dengan belum adanya pencatatan pada kartu persediaan padahal kartu persediaan sangat diperlukan untuk mengawasi semen yang dipindah dari gudang semen ke tangan distributor serta untuk mengetahui persediaan semen yang ada di gudang-gudang semen; kegiatan penjualan kredit telah berjalan sesuai dengan

(36)

prosedur yang ada di perusahaan tersebut. Sedikit kelemahan yang terjadi membuat sistem akuntansi penjualan kredit dinilai masih kurang berjalan efektif, Pada pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas (dari piutang), dokumen yang digunakan telah diotorisasi masing-masing oleh fungsi yang berwenang, dokumen yang digunakan untuk pencatatan transaksi telah dicatat secara lengkap sesuai kebutuhan perusahaan, kegiatan penerimaan kas (dari piutang) telah berjalan sesuai dengan prosedur perusahaan. Kelemahan yang membuat sistem akuntansi penerimaan kas (dari piutang) masih dinilai kurang efektif yaitu bagian penerimaan kas yang masih menjadi satu dengan bagian pembayaran, Penerapan pengendalian intern dengan memperhatikan beberapa unsurnya, pada umumnya sudah cukup baik, namun masih terdapat sedikit kelemahan yang salah satunya yaitu belum adanya surprised audit atau pemeriksaan mendadak pada perusahaan tersebut, serta sikap masih kurang disiplinnya pegawai pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. Hal tersebut membuat tingkat efektifitas pengendalian intern pada perusahaan ini masih lemah.

Makaria, dkk (2015) melakukan penelitian pada PT. KASIN Malang terkait tentang Evaluasi Atas Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penerimaan Kas Sebagai Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern. Hasil penelitian Makaria, dkk (2015) menyatakan Sistem Akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang diterapkan oleh PT.Kasin Malang melibatkan beberapa bagian yaitu: bagian penjualan, bagian kasir, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian penagihan, dan bagian akuntansi. Adapun formulir yang digunakan yaitu: order penjualan, surat

(37)

perintah pengiriman, faktur penjualan, rekapitulasi HPP, bukti transfer, dan bukti kas masuk. Catatan yang digunakan yaitu: jurnal penjualan, kartu piutang, kartu persediaan, kartu gudang, kartu piutang, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum. Penjualan yang dilakukan dilakukan PT.Kasin Malang yaitu melalui penjualan kredit. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen dalam meningkatkan perbaikan dan pengembangan perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setelah memperoleh gambaran pelaksanaan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT.Kasin Malang sudah baik hai itu dibuktikan dengan terdapat dokumen-dokumen yang digunakan di PT.Kasin Malang bernomor urut tercetak, pembayaran pelanggan dilaksanakan dengan tepat waktu tidak melebihi jatuh tempo, bagian akuntansi membantu mengontrol bagian gudang dalam mengawasi mutasi persediaan barang yang ada di gudang sehingga tidak merugikan perusahaan tetapi sistem penjualan kredit dan penerimaan kas di PT. Kasin masih mempunyai beberapa kelemahan karena terdapat beberapa dokumen yang dalam penggunannnya kurang efektif dan kesulitan dalam melakukan pemeriksaan dan penelusuran ke dokumen-dokumen. Pada bagian penjualan yang melakukan pemberian kredit. Sehingga, sangat memungkinkan terjadinya manipulasi pencatatan transaksi yang dapat merugikan perusahaan. Tidak adanya pemeriksa intern (pengecekan saldo) secara mendadak yang dilakukan oleh direktur utama.

(38)

Timuriana dan Risti Eni Nasution (2014) melakukan penelitian pada PT. Gaya Sastra Indah terkait tentang Pengaruh Pengendalian Piutang Usaha Dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih. Hasil penelitian Timuriana dan Risti Eni Nasution (2014) menyatakan Sistematika penyajian dan prosedur Standar

Oprating Procedure Account Recevable pada PT Gaya Sastra Indah sudah

menunjukan adanya kesinambungan prosedur antara sub prosedur yang satu dengan yang lainnya, sehingga alur dokumen dapat terlihat jelas dimulai dari mana dan berakhir dimana serta bagiam mana saja yang bertanggung jawab, Dalam prosedur penjualan kredit pada PT Gaya Sastra tidak ada bagian kredit khusus yang meneliti status dari pelanggan yang lama maupun pelanggan baru. Karena dengan adanya bagian kredit ini dapat berfungsi untuk bertanggung jawab membuat kebijakan-kebijakan pemberian kredit yang memadai, Jangka waktu yang ditetapkan PT Gaya Sastra 60 hari. Namun, berdasarkan analisis ternyata jangka waktu yang diberikan sebelumnya adalah 60 hari tidaklah cukup. Masih banyak pelanggan yang melampaui batas waktu yang ditetapkan perusahaan, Pengendalian dan pengawasan piutang yang dilakukan oleh perusahaan kurang optimal, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya piutang yang lewat jatuh tempo yang pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 27,92%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2010 yaitu 95,04%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2010 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo

(39)

tahun 2011 yaitu 57,25%. Serta menurunya rata-rata periode pengumpulan piutang antara lain tahun 2008 sebanyak 23,51 kali, tahun 2009 sebanyak 12,54 kali, tahun 2010 sebanyak 9,85 kali dan 2011 sebanyak 9,11 kali yang berarti masih banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata perputaran piutang kurang cepat hal ini mengakibatkan makin lama waktu terikatnya modal dalam piutang. Kondisi piutang selama empat tahun menunjukkan kondisi kurang baik, hal ini disebabkan karena piutang yang sudah jatuh tempo sebagian besar belum tertagih.

Tabel 2.1 Hasil Kajian Empiris

NO Peneliti Dan Tahun Penelitian

Tempat Penelitian

Permasalahan Hasl Penelitian

1 Novi Arie Kardiyanti, Ali Rasyidi, Siti Rosyafah (2017) PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo Penerapan Pengendalian Intern Penjualan Kredit Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tidak Tertagih

Secara keseluruhan, prosedur pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo belum berjalan memadai karena ada beberapa unsur yang belum diterapkan seperti masih adanya perangkapan fungsi penjualan dan penagihan, sehingga menyebabkan peluang terjadinya kecurangan cukup tinggi, Tidak adanya fungsi kredit khusus yang hanya menangani penjualan kredit diantaranya otorisasi pemberian dan penjualan kredit, Faktor-faktor penjualan kredit seperti penentuan standar, plafon, dan pemberian volume kredit pada PT. Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo belum diterapkan secara sempurna sehingga resiko piutang tidak tertagih masih relatif tinggi, Tidak adanya Staf pengawas intern diperlukan oleh PT.

(40)

Supralita Mandiri Cabang Sidoarjo untuk mengawasi proses berjalannya SOP. Staf Pengawas Intern Pusat diterjunkan ke cabang ketika masalah sudah dianggap parah, Belum adanya bagian surveyor untuk calon pelanggan yang akan mengajukan kredit, sehingga kurang mengetahui kondisi calon pelanggan tersebut. Dalam hal ini sales/salesman yang menawarkan kredit kurang begitu detail dalam menyeleksi calon pelanggan, dengan alasan agar dapat memenuhi target omset yang telah ditentukan.

2 Nia Amelia Rusady dan Abriandi (2016) PT. Astrido Toyota Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit

Sistem penjualan kredit pada perusahaan sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari struktur organisasinya sudah jelas, sudah adanya pemisahan fungsi pada aktivitas penjualan kredit, setiap transaksi penjualan kredit dicatat dengan baik dan didokumentasikan dengan menggunakan dokumen-dokumen sebagai bukti dalam menjalankan aktivitas-aktivitas penjualan kredit, Sistem pengendalian internal atas penjualan kredit pada perusahaan sudah baik namun masih memiliki beberapa kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari sisi organisasinya yaitu sudah melibatkan lebih dari satu fungsi dalam aktivitas penjualan kredit, sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yaitu otorisasi sudah tepat dilaksanakan oleh orang yang berwenang dan prosedur pencatatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh bagian yang berkaitan, sisi praktik yang sehat yaitu sudah menggunakan nomor urut tercetak pada dokumen, sudah ada pengujian ketelitian catatan biaya barang, dan sudah ada rekonsiliasi antara catatan pelunasan dengan rekening kontrol dalam buku besar, sisi karyawan yang mutunya sesuai tanggung jawabnya yaitu adanya training untuk karyawan baru, namun untuk karyawan lama tidak ada diberikan pengembangan pendidikan, Hasil

(41)

kuesioner mengenai pengendalian internal atas penjualan kredit pada perusahaan sudah baik namun masih memiliki beberapa kekurangan, hal ini bisa dilihat dari : (a). Lingkungan pengendaliannya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu tidak ada sanksi yang tegas pada kayawan yang melakukan pelanggaran dan tidak adanya pengembangan pendidikan untuk karyawan lama; (b). Penilaian risikonya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu tidak ada memberlakukan syarat perbedaan pemberian batas kredit pada pelanggan baru dan pelanggan lama; (c). Aktivitas pengendaliannya sudah baik, namun masih ada kekurangan yaitu pengiriman barang tidak selalu dilakukan dengan tepat waktu; (d). Informasi dan komunikasinya sudah baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari keakuratan pada data pesanan pelanggan, catatan persediaan, laporan penjualan, laporan persediaan, dokumen pengiriman, dan dokumen penjualan; dan (e). Pemantauannya sudah baik dan tidak memiliki kekurangan. Hal ini bisa dilihat dari setiap pekerjaan karyawan penjualan kredit yang selalu disupervisi. 3 Gerald Lumempouw, Ventje Ilat, AnnekeWang kar (2015) PT. Sinar Pure Foods Internationa l Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penjualan Kredit

Unsur-unsur sistem pengendalian intern penjualan kredit pada PT. Sinar Pure Foods International Bitung cukup memadai, Pemisahan fungsi dan sistem otorisasi yang diterapkan mengurangi kemunngkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan, Sistem otorisasi dokumen bukti transaksi penjualan kredit dilakukan oleh lebih dari satu fungsi memungkinkan terjadi pemeriksaan, sehingga diperoleh keyakinan memadai bahwa transaksi telah benar-benar lunas pembayarannya, Adanya auditor internal dan eksternal memungkinkan kesalahan atau kecurangan

(42)

yang terjadi dapat segera diketahui. 4 Dewi Paramita Sari Siti Ragil Handayani DwiAtmanto (2015) PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari Piutang Dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern

Pada sistem akuntansi penjualan kredit, tidak terdapat perangkapan fungsi yang terkait; fungsi yang berwenang mengotorisasi dokumen yang digunakan; pencatatan transaksi telah dicatat secara lengkap, Kelemahan pada sistem ini ditunjukkan dengan belum adanya pencatatan pada kartu persediaan padahal kartu persediaan sangat diperlukan untuk mengawasi semen yang dipindah dari gudang semen ke tangan distributor serta untuk mengetahui persediaan semen yang ada di gudang-gudang semen; kegiatan penjualan kredit telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan tersebut. Sedikit kelemahan yang terjadi membuat sistem akuntansi penjualan kredit dinilai masih kurang berjalan efektif, Pada pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan kas (dari piutang), dokumen yang digunakan telah diotorisasi masing-masing oleh fungsi yang berwenang, dokumen yang digunakan untuk pencatatan transaksi telah dicatat secara lengkap sesuai kebutuhan perusahaan, kegiatan penerimaan kas (dari piutang) telah berjalan sesuai dengan prosedur perusahaan. Kelemahan yang membuat sistem akuntansi penerimaan kas (dari piutang) masih dinilai kurang efektif yaitu bagian penerimaan kas yang masih menjadi satu dengan bagian pembayaran, Penerapan pengendalian intern dengan memperhatikan beberapa unsurnya, pada umumnya sudah cukup baik, namun masih terdapat sedikit kelemahan yang salah satunya yaitu belum adanya surprised audit atau pemeriksaan mendadak pada perusahaan tersebut, serta sikap masih kurang disiplinnya pegawai pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. Hal tersebut membuat tingkat efektifitas

(43)

pengendalian intern pada perusahaan ini masih lemah. 5 Beni Makaria Siti Ragil Handayani Dwi Atmanto (2015) PT. KASIN Malang Evaluasi Atas Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penerimaan Kas Sebagai Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern

Sistem Akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang diterapkan oleh PT.Kasin Malang melibatkan beberapa bagian yaitu: bagian penjualan, bagian kasir, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian penagihan, dan bagian akuntansi. Adapun formulir yang digunakan yaitu: order penjualan, surat perintah pengiriman, faktur penjualan, rekapitulasi HPP, bukti transfer, dan bukti kas masuk. Catatan yang digunakan yaitu: jurnal penjualan, kartu piutang, kartu persediaan, kartu gudang, kartu piutang, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum. Penjualan yang dilakukan dilakukan PT.Kasin Malang yaitu melalui penjualan kredit. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pihak manajemen dalam meningkatkan perbaikan dan pengembangan perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setelah memperoleh gambaran pelaksanaan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas dalam meningkatkan pengendalian intern pada PT.Kasin Malang sudah baik hai itu dibuktikan dengan terdapat dokumen-dokumen yang digunakan di PT.Kasin Malang bernomor urut tercetak, pembayaran pelanggan dilaksanakan dengan tepat waktu tidak melebihi jatuh tempo, bagian akuntansi membantu mengontrol bagian gudang dalam mengawasi mutasi persediaan barang yang ada di gudang sehingga tidak merugikan perusahaan tetapi sistem penjualan kredit dan penerimaan kas di PT. Kasin masih mempunyai beberapa kelemahan karena terdapat beberapa dokumen yang dalam penggunannnya kurang efektif dan kesulitan dalam

(44)

melakukan pemeriksaan dan penelusuran ke dokumen-dokumen. Pada bagian penjualan yang melakukan pemberian kredit. Sehingga, sangat memungkinkan terjadinya manipulasi pencatatan transaksi yang dapat merugikan perusahaan. Tidak adanya pemeriksa intern (pengecekan saldo) secara mendadak yang dilakukan oleh direktur utama.

6 Timuriana dan Risti Eni Nasution (2014) PT. Gaya Sastra Indah Pengaruh Pengendalian Piutang Usaha Dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih

Sistematika penyajian dan prosedur

Standar Oprating Procedure Account Recevable pada PT Gaya Sastra Indah

sudah menunjukan adanya kesinambungan prosedur antara sub prosedur yang satu dengan yang lainnya, sehingga alur dokumen dapat terlihat jelas dimulai dari mana dan berakhir dimana serta bagiam mana saja yang bertanggung jawab, Dalam prosedur penjualan kredit pada PT Gaya Sastra tidak ada bagian kredit khusus yang meneliti status dari pelanggan yang lama maupun pelanggan baru. Karena dengan adanya bagian kredit ini dapat berfungsi untuk bertanggung jawab membuat kebijakankebijakan pemberian kredit yang memadai, Jangka waktu yang ditetapkan PT Gaya Sastra 60 hari. Namun, berdasarkan analisis ternyata jangka waktu yang diberikan sebelumnya adalah 60 hari tidaklah cukup. Masih banyak pelanggan yang melampaui batas waktu yang ditetapkan perusahaan, Pengendalian dan pengawasan piutang yang dilakukan oleh perusahaan kurang optimal, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya piutang yang lewat jatuh tempo yang pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 27,92%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo tahun 2009 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2010 yaitu 95,04%. Dengan membandingkan jumlah piutang yang lewat jatuh tempo

(45)

tahun 2010 mengalami kenaikan dibandingkan dengan total piutang lewat jatuh tempo tahun 2011 yaitu 57,25%. Serta menurunya rata-rata periode pengumpulan piutang antara lain tahun 2008 sebanyak 23,51 kali, tahun 2009 sebanyak 12,54 kali, tahun 2010 sebanyak 9,85 kali dan 2011 sebanyak 9,11 kali yang berarti masih banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata perputaran piutang kurang cepat hal ini mengakibatkan makin lama waktu terikatnya modal dalam piutang. Kondisi piutang selama empat tahun menunjukkan kondisi kurang baik, hal ini disebabkan karena piutang yang sudah jatuh tempo sebagian besar belum tertagih.

Sumber : Berbagai kajian empiris yang diolah, 2018

2.3 Alur Penelitian

Penelitian ini membahas tentang Evaluasi Pengelolaan Piutang Usaha Dalam Upaya Meminimalisir Piutang Tak Tertagih untuk itu alu penelitiannya adalah sebagai beikut :

(46)

Gambar 2.1

Alur Penelitian

a. Account Receivable

Dalam perusahaan terdapat bagian administrasi yang menangani piutang usaha yaitu Account Receivable (yang selanjutnya disebut AR).

b. Analisis Pemberian Piutang Usaha

AR melakukan analisis data terhadap customer baru yang akan melakukan

transaksi pada perusahaan untuk meminimalisir customer fiktif.

Account Receivable

Piutang Usaha Analisis Pemberian

Piutang Usaha

Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha

Piutang Lancar

Evaluasi Piutang Tak Tertagih

(47)

c. Piutang Usaha

Didalam transaksi penjualan produk perusahaan, terdapat 2 metode pembayaran yaitu dalam bentuk tunai (cash) dan tempo yang nantinya timbul piutang usaha dalam perusahaan.

d. Sistem Pengendalian Piutang Usaha

AR melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap piutang usaha yang

timbul dan diharapkan meminimalisir piutang tak tertagih agar piutang usaha dalam perusahaan menjadi lancar dan tidak menghambat kinerja perusahaan.

e. Piutang Tak Tertagih

Dengan adanya sistem pengendalian piutang usaha akan menimbulkan piutang lancar dan piutang tak tertagih. Piutang yang terlalu lama tidak adanya pembayaran dari pelanggan akan menimbulkan piutang tak tertagih yang seharusnya dihindari pada semua perusahaan.

f. Piutang Lancar

Dalam perusahaan diharapkan semua piutang usaha yang timbul dapat menjadi piutang lancar secara keseluruhan dan tidak adanya piutang tak tertagih.

(48)

29

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriktif Kualitatif (non statistik), Metode Analisis yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif (non statistik).

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Penelitian kualitatif bertujuan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.

Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih. Pengendalian internal yang diteliti meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktifitas pengendalian, informasi dan komunikasi, monitoring. Oleh karena itu, penelitian yang

(49)

digunakan menggunakan penelitian kualitatif dengan melibatkan observasi dan wawancara.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Propan Raya ICC Semarang yang berlokasi di Jalan Madukoro Raya Blok AA-BB no 3, Semarang. Alasan peneliti melakukan penelitian di tempat ini untuk mengetahui seberapa efektifnya pengendalian intern pada piutang usaha guna meminimalisir piutang tak tertagih.

3.3 Obyek Penelitian

Objek pengamatan berfokus pada pemilihan infoman pada PT. Propan Raya ICC Semarang. Informan merupakan pihak yang dinilai mempunyai informasi yang cukup memadai tentang permasalahan yang terjadi pada penelitian. Informan disini diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dengan akurat. Informan yang dipilih harus memenuhi beberapa kriteria seperti :

1. Memiliki pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan fenomena yang diteliti.

2. Mampu bercerita dengan baik dan benar.

3. Mampu membantu penelitian dalam proses pengumpulan data.

(50)

Jadi informan yang dipilih haruslah pihak yang mengetahui tentang masalah yang dicakup dalam penelitian. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian pada PT. Propan Raya ICC Semarang ini yaitu ROC Sub Dept Head,

AR Control dan AR Follow Up. Mereka adalah pihak-pihak yang dinilai

mempunyai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tentang evaluasi pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih pada PT. Propan Raya ICC Semarang.

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Nama Keterangan

1 ROC Regional Operating

Control Sub Departemen Head

2 ARC AR Control

3 ARFU1 AR Follow Up Retail

4 ARFU2 AR Follow Up Industri

dan Proyek

3.4 Jenis Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Yang dimaksud dengan kata-kata dan tindakan disini adalah kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan jenis data (primer). Sedangkan

(51)

jenis data lainnya bisa berupa sumber tertulis (sekunder), dan dokumentasi seperti foto.

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perorangan yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut seperti hasil wawancara. Data primer yang digunakan penulis berupa tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait terutama bagian AR. Dimana data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama adalah ROC Sub

Dept Head, AR Control, AR Follow Up Retail dan AR Follow Up Industri dan

Proyek.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, data sekunder ini sebagai pelengkap data primer. Data tambahan yang dimaksud dapat berupa catatan atau laporan historis yang didapat dari berbagai sumber, foto yang dihasilkan sendiri serta data yang terkait dalam penelitian ini.

(52)

3.5 Prosedur Dan Sumber Pengambilan Data

Dalam penelitian ini proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh setelah sebelumnya mendapatkan izin dari pihak PT. Propan Raya ICC Semarang untuk mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini prosedur dan sumber pengambilan data yang digunakan yaitu sebagai berikut :

3.5.1 Wawancara Mendalam

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan menggunakan topik kunci yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak di PT. Propan Raya ICC Semarang terkait hal yang berkenaan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

3.5.2 Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data primer dengan pengamatan langsung kepada subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti. Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci, lebih akurat, dan bebas respon bias.

(53)

3.5.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), kriteria, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

3.5.4 Studi Pustaka

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah.

3.5.5 Alat-alat penunjang

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey, observasi salah satunya mewawancarai pihak-pihak yang bisa memberikan informasi tentang evaluasi pengelolaan piutang usaha dalam upaya meminimalisir piutang tak tertagih yang terjadi pada PT. Propan Raya ICC Semarang. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berupa data lisan, tulisan maupun dalam bentuk dokumentasi

(54)

laporan. Untuk memudahkan memperoleh data dalam penelitian tersebut, maka diperlukan alat penunjang untuk proses perolehan data yaitu handphone, peralatan menulis, daftar pertanyaan wawancara, jurnal dan referensi lainnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis adalah proses pengumpulan data secara sistematik untuk mempermudah peneliti memperoleh kesimpulan. Analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain, analisis kualitatif bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Mengenai ketiga alat secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyedehanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilihnya.

(55)

Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin banyak dan semakin komplek.

3.6.2 Display Data

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah display data. Display data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga semakin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

Penyajian data yang baik menjadi satu langkah yang penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai proses analisis yang terus-menerus sampai proses penarikan kesimpulan. Langkah

Piutang Tak Tertagih Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha

(56)

berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi data

Evaluasi Pengendalian Intern

3.6.3 Penarikan Kesimpulan Dan Verifikasi Data

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu usaha untuk mencari atau memahami makna/ arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Proses analisis tidak sekali jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang

Piutang Tak Tertagih

Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha

(57)

disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.

(58)

39

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan

Pada tahun 1979, Hendra Adidarma kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di University of Stuttgart-Jerman. Dia menyadari bahwa Indonesia adalah sumber daya kayu dan rotan yang sangat besar yang digunakan untuk membangun rumah dan dibuat menjadi berbagai jenis furnitur dan peralatan lainnya. Dia ditantang oleh kualitas cat dan sistem konvensional yang membutuhkan waktu lama untuk diterapkan dan disembuhkan. Hasilnya juga buruk dan tidak tahan lama. Segera Hendra mengembangkan "Sistem Finishing Kayu dan Rotan" yang memenuhi permintaan pasar. Idenya adalah: cat harus mudah diaplikasikan, waktu proses harus singkat dan harus bisa mempercantik produk dengan menunjukkan butiran kayu alami dan pada saat yang sama melindungi Kayu dan Rotan itu sendiri. Sistem Finishing Kayu dan Rotan ini melebihi harapan pasar dan segera menjadi pemimpin pasar. Ini adalah permulaan yang sangat sederhana tetapi sebuah revolusi besar bagi industri furnitur di Indonesia. Hendra menamai perusahaan ini sebagai PT. Propan Raya ICC. Tumbuh pesat karena dapat memenuhi permintaan, terutama untuk pasar ekspor.

(59)

Sejak itu, serangkaian produk inovatif telah dikembangkan oleh Propan Raya seperti lapisan pelindung logam, lantai polimer, pemeriksaan air, pelapis plastik dan cat mobil mempolitur.

Dengan visi untuk menjadi pelapis permukaan paling inovatif dan membangun perusahaan bahan kimia dengan kualitas kelas dunia, Propan membawa reputasinya secara terus-menerus mendorong inovasi, penelitian, dan pengembangan untuk menciptakan formula yang lebih baik untuk produknya.

Sekarang Hendra memperluas jajaran produk Propan ke cat arsitektur dengan teknologi mutakhir yang disebut RPS (Rapid Product System). Ini adalah satu-satunya di Asia Tenggara.

Karena Hendra sangat peduli dengan lingkungan, ia sangat mendukung program Pemerintah Indonesia: "Selamatkan Bumi" dan ganti cat berbasis pelarut Propan dengan cat berbasis air ramah lingkungan. Terlebih lagi, sejak 2015 Propan Raya secara aktif meluncurkan cat berbasis air seperti WB (Water Base)

Acrylic Lacquer untuk perabotan, WB Wood Care untuk bengkel tukang kayu, WB Metal Protective Coating, WB Polymer Flooring dan lain-lain.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Pengertian visi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa adalah suatu pandangan atau

Gambar

Gambar 2.1 Alur Penelitian..............................................................................
Tabel 2.1 Hasil Kajian Empiris
Gambar 2.1  Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dian Eka Rini Sujarwo: Pengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT.. Frisian Flag Indonesia

PLN (Persero) Rayon Kediri Kota serta untuk mengetahui efektifitas sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas dalam upaya mendukung pengendalian intern pada PT.. PLN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Manopo (2013) mengenai Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas pada PT. Bank Rakyat Indonesia

Bukit Ringgit Sejahtera sudah dilakukan dengan baik, yaitu kartu piutang yang berisi informasi yang lengkap mengenai data transaksi piutang tiap-tiap debitur dan

“Analisis Sistem Akuntansi Pengajuan, Pemberian Dan Penerimaan Kas Atas Angsuran Kredit Multiguna Dalam Upaya Meningkatkan Pengendalian Intern Studi Pada PT.. BRI Persero

Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Dalam Meningkatkan Pengendalian Intern Yang Efektif, Online Djojodihardjo.. Desain dan Sistem

Stambuk Juru�an SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMi\AN KAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN INTERN PADA

Hendry Jaya 2018 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN Studi Kasus PT Putra Indo Cahaya Batam Sistem informasi