• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

“Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

aneka macam gejala-gejala sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi) dengan gejala lainnya (nonsosial)“.

Pitirim A. Sorokin

Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Sosiolog menjelaskan bahwa perilaku masyarakat timbul tidak hanya dipengaruhi oleh motif dan sikap internal seseorang, tetapi juga dari konteks sosial dimana orang tersebut hidup. Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :

– Menjelaskan hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial – Mengidentifikasi gejala sosial

– Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan

– Menyimpulkan fungsi sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat

– Memperdalam nilai agama yang dianut dan menghormati agama lain

– Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa

– Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individual dan Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individual

Kata “individu” mempunyai makna yang berbeda dengan individualism dan individualis. Individualism adalah paham yang mementingkan hak perseorangan disamping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri.

Sebagai makhluk individu manusia memiliki kepribadian yang unik. Dia memiliki penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan dan sikap yang berbeda dengan sesamanya. Kata “individu” dalam konsep manusia menunjukan bahwa manusia adalah makhluk yang otonom. Sebagai makhluk yang otonom, manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya dan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan tidak akan menjadi baik jika tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Demikian halnya bahwa sesungguhnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain.

B. Gejala Sosial yang Terjadi di Lingkungan Masyarakat

Manusia hidup dalam masyarakat. Masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt

merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok manusia tersebut (Horton dan Hunt, 2010). Didalam masyarakat, menurut Kathy S. Stolley, orang-orang saling berinteraksi dan berbagi budaya yang sama (Stolley, 2005). Dalam proses ini berbagai gejala sosial terjadi. Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif

(2)

individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral.

Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.

Bentuk dan Jenis Gejala Sosial

Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon).

Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang

menentukan.

Gejala-gejala sosial, menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis. Diantaranya adalah sbagai berikut.

a. Gejala sosial religious. Misalnya perayaan panen padi

b. Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran.

c. Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu. d. Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya. Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial.

a. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari. b. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial c. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar

C. Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Mengkaji Gejala Sosial di Masyarakat

Dalam disiplin ilmu sosiologi, keberadaan teori-teori sosiologi mengacu pada upaya untuk memberikan penjelasan sistematis dan konsisten terhadap gejala sosial. Tahap akhir dari penjelasan sosiologi atas gejala sosial itu menurut Weber adalah menjelaskan mengapa para pelaku yang terlibat dalam gejala sosial itu berperilaku sedemikian sehingga gejala sosial itu dapat terjadi.

Istilah ‘sosiologi’ pertama kali digunakan oleh Auguste Comte (1798-1859). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Halnya dengan pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala sosial. Misalnya antara gejala-gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik. Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah pola-pola atau system yang mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir dan merasa. Fakta sosial tersebut berada di luar individu. Fakta sosial mempunyai kekuatan memaksa atau mengendalikan individu tersebut. Sosiologi dan Pengetahuan Umum

Sosiologi memiliki perbedaan dengan pengetahuan umum pada dua hal penting.

a. Para sosiolog menggunakan imajinasi sosial. Ketika melihat rutinitas kehidupan sehari-hari para sosiolog melihat lewat cara pandang yang berbeda.

b. Para sosiolog melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan

(3)

Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani)

berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.

Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut. 1. Sosiologi bersifat Empiris. Berdasarkan hasil observasi (pengamatan)

2. Sosiologi bersifat Teoritis. Berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi

3. Sosiologi bersifat Kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.

4. Sosiologi bersifat Non-Etis. Tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis.

Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Istilah masyarakat dalam Bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari Bahasa Latin socius, yang berarti kawan. Selo Soemardjan

mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L Gillin dan J. P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebisaaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal berikut.

a. Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya b. Hubungan antara individu dan kelompok

c. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya

d. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat

Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relative lama. Di dalamnya, manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu.

2. Memiliki system komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat

3. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan

4. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu system hidup bersama, yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.

Sosiologi secara umum berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat. Namun demikian, para sosiolog umumnya memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam melihat objek sosiologi. Ada sosiolog yang mungkin lebih tertarik untuk mengupas tentang perilaku menyimpang pada manusia (sosiologi criminal), ada juga yang mungkin lebih tertarik mengupas tentang aspek politik dari kehidupan sosial masyarakat (sosiologi politik). Ketertarikan yang berbeda-beda tersebut menumbuhkan berbagai spesialisasi dan subilmu dalam sosiologi.

Metode Ilmiah

Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah.

(4)

b. Metode kuantitatif. Mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistic.

Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain

Karena objek sosiologi adalah perilaku manusia maka sosiologi berhubungan erat dengan keilmuan humaniora lainnya, misalnya sejarah, psikologi, antropologi, ekonomi, politik, geografi dan ilmu sosial lainnya.

Peran dan Fungsi Sosiologi Fungsi atau kegunaan sosiologi

1. Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.

2. Untuk penelitian. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.

Peran Sosiologi

1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat.

2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.

3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat.

4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik Sumber:

Maryati, Kun dan Juju Suryawat. Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. 2013. Erlangga. Jakarta

Fungsi Sosiologi dalam Masyarakat 1.1 Latar Belakang Masalah

Istilah sosiologi berasal dari kata “socius” dan “logos”. Sosius (bahasa Latin) berarti kawan, dan logos (bahasa Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang berbicara mengenai masyarakat.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelejari tentang masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antar hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, statis maupun dinamis. Pengertian sosiologi ini dipaparkan oleh Mayor Polak.

Dalam setiap bidang ilmiah terdapat perbedaan antara ilmu murni (pure science) dan ilmu terapan (applied science). Ilmu murni bertujuan membentuk dan mengembang-kan

pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi mutu pengetahuan tersebut, na-mun segi penerapannya bukan merupakan perhatian utama. Ilmu terapan bertujuan untuk mencari cara-cara mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan ma-salah praktis. Sosiologi merupakan ilmu terapan sekaligus ilmu terapan.

Dilihat dari objeknya, sosiologi termasuk pada kelompok-kelompok ilmu-ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia. Sebagai ilmu murni sekaligus ilmu terapan, tu-juan sosiologi adalah melakukan pencarian untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang

(5)

masyarakat dan mencari cara-cara untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut

Kita telah membahas pengertian sosiologi dan kita juga telah mendapat bukti bahwa sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahua sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Lantas, apakah sosiologi memiliki kegunaan bagi masyarakat? Apa manfaat dari mempelajari sosiologi? Kita akan mencari jawabannya dalam bagian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa masalah dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain : 1. Apa kegunaan sosiologi dalam masyarakat?

2. Apa peran sosiolog di lingkungan masyarakat? 1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kegunaan sosiologi dalam masyarakat.

2. Mengetahui peran sosiolog di lingkungan masyarakat. BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegunaan Sosiologi

Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan

pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan yang

menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah : 1. Untuk pembangunan.

2. Untuk penelitian.

2.1.1 Untuk Pembangunan

Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perenca-naan pelaksanaan maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, yang ha-rus

diperhatikan adalah apa yang menjadi kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan yang harus dilihat adalah kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses perubahan sosialnya. Dan pada tahap penilaian yang harus dilakukan adalah analisis terhadap e-fek atau dampak sosial pembangunan tersebut.

2.1.2 Untuk Penelitian

Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan a-tau pemecahan masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang membangun, peran sosiolog

(6)

sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian sosiologis, para pengambil-an keputusan dapat menyusun rencana dan cara pemecahan suatu masalah sosial. Contohnya, cara pencegahan kenakalan remaja dan cara meningkatkan kembali rasa solidaritas antarwarga yang semakin pudar.

2.2 Peran Sosiolog

Sebagai ahli ilmu kemasyarakatan, para sosiolog tentu sangat berperan dalam mem-bangun masyarakat terutama di daerah yang sedang berkembang. Bentuk-bentuk pe-ran para ahli tersebut dapat kita gambarkan sebagai berikut :

1. Sosiolog sebagai ahli riset 2. Sosiolog konsultan kebijakan 3. Sosiolog sebagai teknisi

4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik 2.2.1 Sosiolog Sebagai Ahli Riset

Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat.

Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu men-ernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosio-log harus dapat menghadirkan kebenaran-kebenaran agar dampak negatif yang mung-kin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal i-tu pula, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada po-la-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi.

2.2.2 Sosiolog Konsultan Kebijakan

Ramalan sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan sosial adalah suatu ramalan. Artinya, kebijakan di-ambil dengan suatu harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Namun, sering terjadi bahwa kebijakan yang diambil tidak memenuhi harapan terse-but. Salah satu

faktornya adalah ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan yang salah terhadap permasalahannya.

2.2.3 Sosiolog Sebagai Teknisi

Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarkat, hubungan antarkaryawan, masalah moral, maupun hubungan antarkelom-pok dalam suatu organisasi.

(7)

Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuan terapan (applied scien-tist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya. Dalam mencari ni-lai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektifitas suatu program atau kegiatan masyarakat.

2.2.4 Sosiolog Sebagai Guru atau Pendidik

Dalam menyajikan suatu fakta, seorang sosiolog harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan data tentang masalah kemiskinan, seorang sosiolog ti-dak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek atau kegiatan ter-tentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis, konservatif, dan sebagainya.

Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan-ke-giatan sosial yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka pe-lajari dari pengalaman-pengalaman tersebut.

Sumber : http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/kegunaan-sosiologi-dalam-masyarakat.html

PERANAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Sosiologi mempunyai posisi dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dengan

realitasnya yang semakin kompleks. Dengan pengetahuan sosiologi, setiap orang menjadi lebih mudah

memahami dirinya, tindakannya, tindakan orang lain, serta fenomena sosial yang terjadi di lingkungan

sosialnya. Bagaimanakah penerapan sosiologi dalam kehidupan masyarakat?

Wawasan sosiologis merupakan wujud dari pemahaman pengetahuan sosiologi terhadap kenyataan sosial

masyarakat. Sebuah pemikiran dalam pengetahuan sosiologi menyatakan bahwa supaya suatu masyarakat

dapat bertahan dan hidup terus (viable), masyarakat tersebut harus mengembangkan prosedur - prosedur

“pemeliharaan kenyataan” (reality maintenance).

A.

PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI

Mempelajari sosiologi akan semakin terasa manfaatnya apabila ilmu pengetahuan dalam sosiologi itu

dapat dikaji dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk – bentuk penerapan dari berbagai

pengetahuan sosiologi itu bisa dalam banyak bidang kehidupan kita, antara lain sebagai berikut :

1.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Interaksi Sosial

Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial merupakan bentuk hubungan dan pengaruh timbal balik antar manusia,

baik secara individual maupun secara kelompok.

Dalam melaksanakan interaksi sosial sebagai perwujudan peran sosial yang kita miliki harus

didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, penerapan sosiologi dalam

interaksi sosial perlu dilakukan karena adanya bentuk - bentuk nyata dari interaksi sosial berikut ini :

a.

Interaksi di dalam keluarga harus memerhatikan norma - norma keluarga dan kekerabatan.

b.

Interaksi dalam lingkungan masyarakat berpedoman pada adat dan istiadat dan sistem norma yang berlaku.

c.

Interaksi dalam lingkungan kedinasan (bagi para pegawai /karyawan) harus memerhatikan norma – norma

(8)

d.

Interaksi sosial dalam masyarakat luas juga harus memerhatikan sistem tata kelakuan dan hubungan yang

berlaku dalam kalangan masyarakat luas tersebut.

Penerapan pengetahuan sosiologi tentang interaksi dan peran sosial dapat membantu keberhasilan

seseorang menjalankan peran sosialnya berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain. Misalnya,

seseorang yang memerhatikan kaidah atau norma yang menjadi aturan di tempat kerjanya, maka ia akan

diterima baik sebagai anggota dari mereka yang berada di lingkungan kerja tersebut.

2.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Proses Sosialisasi dan Pembentukan

Kepribadian

Sebagaimana kita ketahui bahwa proses sosialisasi itu berlansung sepanjang hidup dan akan terus

berpengaruh terhadap corak kepribadian individu. Bertolak dari hal tersebut, maka sebaiknya proses

sosialisasi bagi seorang anak harus diperhatikan secara baik agar tidak menyerap nilai – nilai perilaku yang

menyimpang dalam proses sosialisasi yang dilakukannya. Ini berarti bahwa tindakan antisipasi dalam proses

sosialisasi mutlak diperlukan bagi orang tua maupun pendidik untuk mengawasi perkembangan kepribadian

bagi anak/anak didiknya.

Penerapan pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian membantu

seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat agar mempunyai

kepribadian yang baik.

3.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Nilai dan Norma

Nilai dan norma pada dasarnya merupakan perangkat pengatur aktivitas individu dalam masyarakat.

Tiap – tiap masyarakat yang memiliki struktur budaya tertentu akan memiliki sistem nilai dan norma yang

berbeda pula. Dengan demikian, nilai dan norma dari suatu masyarakat tidak dapat dipaksakan untuk

diberlakukan pada daerah lain yang mempunyai struktur budaya yang berbeda. Misalnya, kebiasaan

bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua di masyarakat Jawa akan menjadikan anak tersebut

sebagai anak yang tahu bertata krama.

Penerapan pengetahuan sosiologi tentang nilai dan norma sosial dapat membantu keberhasilan seseorang

dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam struktur sosial dimana ia berada.

4.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Perilaku Menyimpang dan

Pengendalian Sosial

Perilaku menyimpang merupakan fenomena sosial yang selalu terjadi di masyarakat. Apabila prilaku

menyimpang terjadi dalam jumlah dan skala yang besar, maka keamanan dan ketertiban masyarakat dapat

terganggu. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah sosial. Langkah langkah tersebut dinamakan

pengendalian sosial. Pengendalian sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan

tingkat dan jenis penyimpangan perilaku yang dilakukan.

Pengetahuan sosiologi tentang munculnya perilaku menyimpang yang dapat mengganggu keteraturan

sosial akan memberikan pengetahuan tentang upaya pengendalian sosial. Upaya pengendalian sosial diciptakan

agar keteraturan sosial dapat dibangun dan terus terjaga didalam masyarakat.

Misalnya, banyaknya penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Akibat yang ditimbulkan dari

tindakan ini yaitu ketidakstabilan fisik dan mental, bahkan gengguan ketenangan umum. Oleh karena itu,

(9)

dapat diupayakan pengendalian sosial dengan cara memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesigapan

aparat penegak hukum dalam mewujudkan keteraturan sosial.

5.

Peranan Pengetahuan Sosiologi dalam Penyesuaian terhadap Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap masyarakat, tidak ada satu

masyarakat pun yang berhenti dari perubahan dan dinamika. Namun, harus dimengerti bahwa tidak

selamanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan

kualitas hidup. Adakalanya justru sebaliknya.

Pada setiap perubahan sosial pasti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan ada pihak-pihak yang

dirugikan. Untuk menerapkan pengetahuan tentang perubahan sosial dapat dilakukan dengan memerhatikan

hal-hal berikut ini.

a.

Apabila kita berkedudukan sebagai pemimpin atau sebagai agen perubahan sosial

(agent of change), yaitu

pihak yang menghendaki perubahan, maka setiap kali merencanakan suatu perubahan harus

mempertimbangkan matang-matang hasil atau pengaruh perubahan tersebut. Sedapat mungkin, perubahan

yang terjadi dapat memperbaiki suasana serta lebih banyak menguntungkan masyarakat luas daripada justru

memunculkan kegelisahan dan penderitaan.

b.

Apabila bertindak sebagai

member of change,

yaitu pihak yang dikenal proses perubahan, maka kita harus

berhati-hati untuk menentukan sikap apakah kita mengikuti perubahan atau menentang arus perubahan.

Apabila perubahan yang terjadi itu menguntungkan, maka sebaiknya kita mengikuti arus perubahan itu

dengan baik sehingga tidak menjadi bagian dari pihak yang dirugikan. Sebaliknya, apabila perubahan itu

bersifat tidak menguntungkan, maka sebaiknya kita berada pada posisi defensif, artinya lebih bersifat

melihat dan menunggu, mencari peluang-peluang yang lebih baik untuk menghindari perubahan itu.

B.

MANFAAT SOSIOLOGI DALAM MASYARAKAT

Ada banyak manfaat pengetahuan sosiologi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Manfaat-manfaat tersebut di

antaranya adalah sebagai berikut :

1.

Menambah pengetahuan tentang keberagaman suku, dan agama, serta menambah pengetahuan tentang

keberagaman budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur

budaya lainnya.

2.

Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga memungkinkan

terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan.

3.

Menghindari terjadinya konflik sosial, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antar

golongan, antar suku, antar agama, ataupun antar ras.

4.

Menghindari terjadinya dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi maupun budaya. Dengan

tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik sosial dan individu

melalui sosiologi, maka dominasi sosial politik, ekonomi maupun budaya dapat dihindari, paling tidak bisa

dikurangi.

5.

Meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju

yang memiliki standar hidup yang tinggi.

6.

Sosiologi dapat membantu kita untuk memahami penyebab orang melakukan tindakan tertentu. Setiap

(10)

C.

PERAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog.

Kehadiran sosiolog sangat penting artinya dalam pengembangan ilmu dan pembangunan masyarakat itu

sendiri. Berikut beberapa peran sosiolog dalam kehidupan masyarakat.

1.

Sosiolog sebagai Ahli Riset

Seperti semua ilmuwan lainnya, para sosiolog perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data.

Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi.

Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat.

Kemudian, data yang diperoleh diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan.

Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang

dalam masyarakat.

Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dapat juga

meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam suatu masyarakat. Oleh

sebab itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta

perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.

2.

Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan

Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, serta riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan

terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan.

Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh yang akan terjadi jika suatu

kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu.

Sosiolog juga dapat menganalisis pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Hal ini

bertujuan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah memenuhi suatu harapan serta menghasilkan

pengaruh yang diinginkan.

3.

Sosiolog sebagai Teknisi

Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka member

saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun

hubungan antar kelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja

sebagai ilmuwan terapan

(applied scientist).

Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya

dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan,

ataupun suatu kegiatan masyarakat.

(11)

Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan,

khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi

adalah terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingungkan. Stereotip negatif tersebut dapat

membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot.

Oleh sebab itu, sosiolog yang berperan sebagai seorang guru sosiologi hendaknya bertugas menjelaskan

dan meluruskan stereotip tersebut, di samping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmu pada siswanya

dengan baik.

Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru atau pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta

harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak

boleh menciptakan anggapan sebagaoi pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan

reformis dan konservatif. Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan

mereka dalam pemecahan masalah-masalah sosial serta menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dari

pengalaman-pengalaman di lapangan.

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

ILMU PENGETAHUAN

• Pengetahuan adalah suatu kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil dari pengamatan dan pengalaman masa lampau yang mengandung kebenaran. • Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau ilmu adalah kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan • Ilmu pengetahuan sebagai pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang dapat diamati oleh

panca indera manusia.

• Pengetahuan dapat disebut Ilmu pengetahuan, apabila pengetahuan itu telah disusun secara sistematis, yaitu tersusun secara berurutan dan merupakan suatu kebulatan • Jadi Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh

setiap orang.

TIMBULNYA ILMU PENGETAHUAN 1. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu manusia terhadap aspek-aspek kehidupan; 2. Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, kemudian diteruskan dengan penemuan secara kebetulan, melakukan percobaan, dan penelitian ilmiah; 3. Penelitian ilmiah dilakukan manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai tarap keilmuan, disertai keyakinan bahwa setiap gejala dapat ditelaah dan dicari sebab-akibatnya;

4. Suatu penelitian dimulai apabila seseorang berusaha memecahkan masalah secara sistematis dengan metode-metode tertentu, yaitu metode-metode ilmiah untuk menemukan kebenaran. Jadi penelitian merupakan bagian pokok dari ilmu pengetahuan bertujuan lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan untuk memperkuat ilmu pengetahuan.

FUNGSI SOSIOLOGI

1. Menyediakan pandangan mengenai lingkungan sosial secara lebih baik, sekaligus bisa meneliti kembali kehidupan masyarakat;

(12)

masyarakat;

3. Memberikan berbagai wawasan baru mengenai keluarga, interaksi sosial, hubungan sosial dan perubahan sosial;

4. Memberikan informasi dan pandangan baru mengenai masalah sosial-budaya yang dihadapi anggota masyarakat;

5. Memberikan kemampuan dasar untuk mengetahui mengapa masyarakat bertindak dengan cara yang mereka lakukan;

6. Memudahkan manusia mengenal seluk-beluk tradisi adat, memperluas pengetahuan mengenai perbedaan perilaku sosial, dan kemampuan adaptasi dengan pola tindakan baru.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

Dengan bernyanyi, siswa dapat menyanyikan lagu dengan memerhatikan ketepatan nada dan tempo dengan penuh percaya diri.. Mengidentifikasi usaha-usaha pelestarian

Baumrind (1966 dalam Sunarti 2004) mengatakan bahwa pola asuh demokrasi adalah pola pengasuhan dimana orangtua senantiasa mengontrol perilaku anak, namun kontrol

Perancangan dalam membuat antena mikrostrip dual band menggunakan slot berbentuk u dimaksudkan agar antena yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi yang

Penelitian ini mengajukan desain pengendali hybrid PI dan sliding mode untuk mengendalikan level dan konsentrasi pada sistem CSTR.. Metode pengendali sliding mode mampu

pe ranan yg pasif dlm proses pertumbuhan output, artinya jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dgn kebutuh an akan tenaga kerja dari suatu masyarakat..  Stok modal ,

[r]

Frustasi merupakan suatu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktivitas simpatetis yang semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan