• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SDHARAPAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SDHARAPAN INDONESIA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SDHARAPAN INDONESIA

Wawan Hendrianto Universitas Mitra Karya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan di kelas dan bagaimana motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dalam bentuk observasi dan wawancara. Hasil pengamatan yang dilakukan bersama guru SD Harapan Indonesia, Indonesia menemukan bahwa dalam pembelajaran, guru menggunakan metode pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan adalah buku. Penggunaan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran tidak menarik minat siswa sehingga siswa tidak memahami materi yang disajikan dan motivasi belajar siswa menurun. Selain itu, siswa juga lebih tertarik mengobrol dengan teman sekelas, melamun, dan sibuk sendiri. Sumber belajar yang selalu digunakan adalah buku, di mana penyampaian semua materi berasal dari buku sehingga siswa cepat bosan dan sulit memahami materi. Hasil wawancara membuat siswa lebih tertarik pada proses belajar menggunakan media selain buku. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu alternatifnya adalah memanfaatkan teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: media pembelajaran, motivasi belajar, teknologi, sekolah dasar PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pengetahuan, menguasai kompetensi tertentu dan membentuk sikap siswa. Keberhasilan belajar dapat dilihat dari perubahan perilaku dan hasil belajar siswa. Kegiatan belajar akan berjalan lancar ketika siswa memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi untuk belajar adalah salah satu faktor penentu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui motivasi belajar, siswa akan

memiliki dorongan untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Banyak cara yang bisa dijalankan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Menggunakan strategi pembelajaran yang menantang seperti permainan dapat memotivasi siswa dan membawa materi kontekstual dan segar atau media interaktif dapat merangsangnya dari dalam. Selain motivasi yang berasal dari dalam diri mereka, motivasi juga dapat

(2)

ditingkatkan melalui rangsangan yang diberikan melalui lingkungan belajar siswa. Guru memiliki peran penting dalam proses peningkatan motivasi belajar siswa karena guru memiliki banyak waktu dengan siswa di sekolah. Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan mengembangkan strategi pembelajaran sebagai motivasi eksternal bagi siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran meliputi metode dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Metode pengajaran adalah cara yang digunakan guru dalam interaksi dengan siswa selama pelajaran berlangsung (Sudjana (2009). Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, perlu pengajaran untuk menerapkan metode pengajaran yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, dan lain sebagainya. Penggunaan metode pembelajaran tidak bisa berdiri sendiri karena media juga dituntut sebagai alat untuk menyampaikan materi atau informasi kepada siswa. Media

pembelajaran digunakan sebagai sarana untuk mendukung proses pembelajaran tujuan pembelajaran dapat tercapai. Media pembelajaran didefinisikan sebagai alat berupa fisik dan non fisik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa agar lebih efektif dan efisien. Sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa secara utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih banyak. (Musfiqon, 2012).

Media pembelajaran yang dimanfaatkan secara tepat dalam proses pembelajaran akan menjadi alat pendukung yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu media pembelajaran juga akan meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan Sanaky (2009) bahwa manfaat media instruksional meliputi: (a) Dengan menggunakan media pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih menarik, sehingga dapat berujung pada memotivasi pembelajaran siswa; (b) Dapat mengklarifikasi materi pembelajaran, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi dan memungkinkan siswa untuk menguasai

(3)

tujuan pembelajaran; (c) Dengan menggunakan media instruksional, proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Materi tidak hanya disampaikan secara lisan, sehingga siswa tidak cepat bosan dan lebih efektif dan efisien; dan (d) Siswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, melakukan lebih banyak kegiatan belajar seperti: mengamati, melakukan, berdemonstrasi, dan lain-lain. Fitur-fitur media pembelajaran dapat mempromosikan ruang kelas experiential sehingga menumbuhkan keterlibatan belajar siswa.

Atas dasar manfaat yang disampaikan Sudjana dan Rivai di Sanaky (2009), media pembelajaran perlu dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan proses pembelajaran. Sebagai contoh pembelajaran media dalam proses pembelajaran adalah pada kelas 5 mata pelajaran SD kajian sosial dengan materi Makna Warisan Nasional Umat Hindu-Budha dan Islam di Indonesia. Bahan ini biasanya disampaikan dengan metode didactic untuk mengajar dan menggunakan buku material sebagai media pendukung. Teknologi saat ini dapat dimanfaatkan

sebagai media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran. Dari penelitian yang dilakukan Oleh Heafner (2004) menyebutkan bahwa "artikel ini menganjurkan penggunaan teknologi dalam studi sosial sebagai sarana untuk memotivasi siswa dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat instruksional yang akrab yang meningkatkan kemanjuran dan harga diri siswa". Artikel ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi dalam studi sosial sebagai sarana untuk memotivasi siswa dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemanjuran diri dan harga diri.

Penyampaian materi dalam proses pembelajaran terkadang mengalami beberapa kendala. Beberapa kendala yang dihadapi guru adalah metode pembelajaran yang membosankan dan media yang digunakan kurang menarik. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran. Video instruksional adalah salah satu media yang biasa digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan secara

(4)

efektif menyampaikan materi (Pebriani, 2017). Dengan menonton video instruksional siswa melihat dan membayangkan materi yang nyata dan kontekstual. Penelitian tentang penggunaan pembelajaran berbasis video Choi & Johnson (2010) menunjukkan kelayakan video untuk memotivasi siswa. Dalam penelitian ini, ada perbedaan yang signifikan dalam motivasi peserta didik dalam hal perhatian antara instruksi berbasis video dan instruksi berbasis teks tradisional. Selain itu, peserta didik melaporkan bahwa instruksi berbasis video lebih berkesan daripada instruksi tradisional berbasis teks. Penelitian ini menyiratkan bahwa video berbasis konteks dalam kursus online berpotensi meningkatkan motivasi peserta didik.

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pembelajaran yang dijalankan di sekolah dasar, untuk menemukan sumber belajar utama yang digunakan oleh guru dan menjelaskan potensi sekolah untuk menciptakan sumber belajar baru sebagai pendukung proses pembelajaran khusus untuk

meningkatkan motivasi siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Pengamatan ini meliputi proses pembelajaran di dalam kelas, kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru kelas SD Harapan Indonesia Bekasi, sedangkan analisis dokumen dari laporan siswa dan rencana pelajaran guru untuk mendapatkan informasi SD. Sampel dipilih secara acak dari 10 populasi guru. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif Miles dan Huberman dengan langkah pengumpulan data, pengurangan porsi dalam bentuk ringkasan atau bagan dan diikuti oleh kesimpulan.

HASIL DAN DISKUSI

Penelitian ini menemukan bahwa dalam pembelajaran mata pelajaran ilmu sosial di SD Harapan Indonesia.

(a) Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu metode perkuliahan, pertanyaan, dan jawaban serta diskusi. Metode perkuliahan ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan materi abstrak karena kurangnya

(5)

media pendukung untuk menyampaikan materi. Hal ini menjadi kendala karena guru sulit menyamakan persepsi pada setiap siswa. Hasilnya, siswa memiliki pemahaman yang berbeda tentang materi yang disajikan. Selanjutnya, penggunaan metode didactic akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Metode yang dipilih memaksa siswa untuk dengan mudah biaya bosan dan mematahkan fokus. Siswa itu kemudian mencoba melakukan sesuatu yang lain dengan teman-teman mereka. Metode didactic dapat ditipu dengan kolaborasi dengan media pembelajaran yang menarik untuk memaksimalkan materi yang berkesan.

(b) Sumber belajar yang digunakan selain guru adalah buku. Buku ini berfungsi sebagai sumber dukungan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga informasi yang diperoleh siswa kurang bervariasi. Sebagian besar siswa juga lalai membaca buku yang berfungsi sebagai materi yang disajikan oleh guru. Selain malas membaca siswa juga kurang

tertarik dengan materi abstrak dan rote karena mereka hanya bisa membayangkan materi tanpa mereka sadari bentuk aslinya. Misalnya, pada materi Makna Warisan Nasional Umat Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia. Materi ini abstrak karena, dengan waktu dan ruang yang terbatas, mereka hanya dapat melihat sisa-sisa periode dalam buku saja. Jadi, para siswa hanya bisa membayangkan bentuk peninggalan dalam agama Hindu, Buddhisme, dan Islam melalui buku-buku yang dilayangkannya. Berdasarkan hasil wawancara, dapat diperoleh bahwa siswa lebih tertarik jika dalam proses belajar guru menggunakan media lain. Guru juga menyatakan bahwa siswa akan lebih bersemangat dan memperhatikan penjelasan ketika guru menggunakan media dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa tidak terpaku pada penjelasan guru di depan kelas.

(c) sekolah telah diselesaikan oleh beberapa teknologi yang didukung TIK. Sekolah telah menggunakan

(6)

komputer, LCD, dan audio yang diatur di semua kelas untuk mendukung aktivitas instruksional. Sayangnya, peralatan tersebut belum dimanfaatkan untuk mendukung materi pembelajaran secara optimal. Berbeda dengan perangkat TIK yang didukung, guru menggunakan metode didactic. Sebagian besar guru secara tradisional menggunakan buku teks sebagai sumber pembelajaran dan media juga. Media berbasis TIK juga dapat dikembangkan untuk mengoptimalkan metode dan strategi segar dalam pembelajaran. Perangkat TIK dapat sangat membantu untuk meningkatkan berbagai media pembelajaran yang digunakan. Berbagai media pembelajaran akhirnya dapat menumbuhkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Motivasi untuk belajar juga dapat dirangsang dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan mungkin baru sehingga hasil hasil siswa dapat ditingkatkan.

KESIMPULAN

Proses belajar yang dilakukan di sekolah tidak terbebas dari kendala yang dihadapi guru dan siswa. Beberapa kendala yang sering muncul adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih tradisional dan sumber belajar siswa masih sebatas buku. Metode pembelajaran yang masih monoton dapat berkolaborasi dengan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Adapun kurangnya sumber belajar dapat diatasi dengan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.

Dalam pelajaran di kelas selain metode pembelajaran yang sesuai, guru juga perlu menggunakan media instruksional yang sesuai. Media pembelajaran adalah media yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan materi atau informasi dari guru kepada siswa. Selain itu, media pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk merangsang minat siswa sehingga motivasi belajar siswa diharapkan meningkat. Media pembelajaran bisa menjadi media audio, media visual, atau video (Yusup, Aini, & Pertiwi, 2016). Media pembelajaran dalam proses

(7)

pembelajaran bertujuan untuk menyamakan persepsi siswa terhadap materi yang disampaikan.

Saat ini, masih banyak guru yang belum memanfaatkan teknologi tersebut dalam proses pembelajaran secara optimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam memahami dan mengetahui manfaat yang dapat diambil dari pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi saat ini diharapkan guru bersedia dan mampu memanfaatkan teknologi sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Choi, H. J., & Johnson, S. D. (2010) The effect of context-based video instruction on learning and motivation in outline courses. American Journal of Distance Education, 19(1), 215-227 Heafner, T. (2004). Using technology

to motivate students to learn social studies. Contemporary Issues in Technology and Teacher, 4(1), 42– 53.

Musfiqon. (2012). Development of learning media and sources. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Sudjana, N. (2009). Introduction of

teaching and learning process. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Referensi

Dokumen terkait

Mohon mengisi tabel dibawah ini yang sesuai menurut anda, setelah sampel

[r]

[r]

- berarti 1 keluhan mewakili 25 pelanggan lain yang tidak puas. - Pelanggan yang kecewa berpikir untuk beralih kepada

Pada submenu siswa tidak temukan silahkan lakukan approval dengan memperhatikan pada variabel data yang berwarna merah pilihannya adalah Approve atau setujui proses mutasi jika

Di sisi lain, dari segi historis, menjamurnya media lokal juga tidak sepenuhnya berangkat dari basis pemikiran kontemplatif bagi kemanfaatan publik, melainkan tak lebih

Brugink, J.J.H., Refleksi Tentang Hukum (terjemahan), Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996. Brzezinski, Mark F., “The Emergence of Judicial Review in Eastern Europe: The Case

Seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Simanjuntak (2010) dengan judul pengaruh keefektifan pengendalian intern bidang akuntansi dan pengembangan mutu