• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULIR Kode Dok. WK1/PRP/FO-001 RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Status Revisi 01 Halaman 1 dari 1 Tanggal Terbit 1 Juli 2019

Satuan Pendidikan SMK Kristen Pelangi Makale Komp. Keahlian Teknik Otomotif dan Rekayasa Pelajaran 2020/2021 Tahun Mata Pelajaran Teknologi Dasar Otomotif Kelas/Semester X / 1 (Ganjil) Alokasi Waktu 4 x 45 menit

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1. Memahami prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

3.1.1 Memahami definisi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ( K3 ) 3.1.2 Memahami jenis kecelakaan kerja dan pengendalian kecelakaan kerja 4.1. Mengidentifikasi potensi dan

resiko kecelakaan kerja 4.1.2 Menerapkan dalam praktek konsep potensi dan resiko kecelakaan kerja 4.1.1 Membangun konsep potensi dan resiko keselamatan kerja

Materi Tujuan Pembelajaran

• Fungsi Gambar Teknik

• Peralatan dan kelengkapan gambar teknik dan fungsinya

Setelah membaca buku teks, menonton video, berdiskusi, serta melakukan praktikum peserta didik akan dapat :

1. Menerangkan prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2. Membedakan definisi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ( K3 ) 3. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

4. Menentukan potensi dan resiko keselamatan kerja

5. Menggambarkan konsep potensi dan resiko kecelakaan kerja • Pendekatan saintifik • Model Problem Based Learning-Discovery-Inkuiri • Metode : Blended Learning Penugasan, Praktikum Alat /Bahan •Modul •Lembar kerja peserta didik •Laptop Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan (15 Menit)

1. Salam, Doa, Presensi, Memeriksa kesiapan siswa, motivasi.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran, bentuk penilaian, dan membentuk kelompok 3. Mempersiapkan HP/Laptop jaringan internet (Daring) dan Lembar kerja siswa (luring)

Kegiatan Inti (240 Menit)

Pertemuan 1 : Guru menyampaikan menggunakan media daring maupun luring permasalahan

tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ( K3 ). Adapun siswa memperhatikan permasalahan yang disampaikan oleh guru

Pertemuan 2 : Materi dan Soal/Tugas potensi dan resiko kecelakaan kerja Seeking of information

- Dengan menggunakan HP/Laptop siswa membuka Rumah Belajar

- Peserta didik memahami materi dari guru untuk kemudian mengerjakan contoh soal yang diberikan

Acquisition of information

-Dengan menggunakan HP/Laptop siswa menggali informasi lain, baik buku, e-book referensi maupun dengan googling materi yang sedang dipelajari

- Siswa membandingkan materi yang dipelajari teakhir dengan materi yang diberikan sebelumnya oleh guru dalam Rumah Belajar

- Siswa menanyakan materi yang belum dipahami melalui sosial media whatsapp langsung pada guru atau melalui walikelas, atau melalui forum diskusi yang ada di Rumah Belajar

Synthesizing of knowledge

- Siswa merangkum secara mandiri materi yang dipahami

- Siswa mengerjakan soal/tugas dari guru di Rumah Belajar maupun LKPD pada bagian tugas kelas mapel Teknologi Dasar Otomotif

Kegiatan Akhir (15 Menit) : Refleksi bersama siswa, menginformasikan Covid-19 pembelajaran

berikut, doa, salam.

Penilaian : Sikap  Observasi Karakter, Keterampilan  Observasi unjuk kerja (instrumen terlampir) Mengetahui :

Kepala Sekolah,

Drs. Marthen Arrung, M.M.

Makale, 14 Juli 2020 Guru Mata Pelajaran

(2)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Sekolah : SMK KRISTEN PELANGI MAKALE

Kompetensi Keahlian : TEKNIK OTOMOTIF

Mata Pelajaran : TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF Kelas/Semester : X

Pertemuan Ke- : 1

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Nama Peserta Didik : ……….

A. Kompetensi Dasar

3.1 Memahami Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) B. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.1.1. Menjelaskan Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

3.1.2. Menerapkan Prosedur Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) C. Tujuan Pembelajaran

1.

Melalui penggalian informasi peserta didik dapat menjelaskan Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)dengan benar

2.

Melalui penggalian informasi peserta didik dapat menerapkan Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan benar

D. Alat dan Bahan

-E. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Bacalah materi pembelajaran yang telah disiapkan.

2. Anda dapat melakukan diskusi dengan teman kelas melalui chat/media sosial tentang Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)!

3. Jawablah pertanyaan yang disiapkan!

4. Setelah selesai mengerjakan dengan mengisi lembar pengamatan, analisis dan kesimpulan, silahkan hasilnya diserahkan kembali kepada guru.

Tanda tangan Orang Tua / Wali

(3)

F. Materi Pembelajaran

1) Pengertian Keselamatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat.

Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan

lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaanKeselamatan kerja adalah

menjamin keadaan,

keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya

dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada

khususnya.Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian

sebagai akibat kecelakaan dalam melakukan kerja. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi baik barang maupun jasa. Keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan masyarakat pada umumnya.

Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun rokhani manusia. Hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Keselamatan kerja manusia secara terperinci meliputi: mencegah terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi, dan pemeliharaan yang kesemuanya menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.

Program keselamatan kerja yang baik dalam suatu industri atau sekolah ialah program yang terpadu dengan pekerjaan sehari-hari, sehingga sukar untuk dipisahkan satu dengan lainnya.

Gambar 1.1. Keselamatan kerja

• Dasar-dasar keselamatan kerja yang ada merupakan program terpadu. di Indonesia antara lain diatur dalam Undang Undang RI No. 1 tahun 1970. tentang Keselamatan Kerja. Keselamatan kerja erat hubungannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas,Dengan

• tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. • Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan

mesin yang produktif dan efesien dan berhubungan dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.

Kegiatan Belajar 1

Keselamatan

Kerja

(4)

Gambar 1.2. Keselamatan Kerja Berhubungan dengan

Produktivitas

Gambar 1.3. Tugas Keselamatan Kerja Merupakan Tugas Bersama

Tugas-tugas keselamatan kerja dan persyaratan kerja bukan hal yang terpisah. Dalam menjalankan tugas tersebut perlu adanya koordinasi dengan petugas petugas lain.

Praktik keselamatan kerja atau penerapan keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari keterampilan kerja. Keduanya harus berjalan dan merupakan unsur esensial bagi kelangsungan pekerjaan.

Keselamatan kerja yang dilaksanakan dengan baik akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, pelatihan dan pembinaan sangat diperlukan guna mencapai tujuan tersebut.

Gambar 1.4. Tugas Keselamatan Kerja perlu untuk didiskusikan Bersama

2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja

Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:

a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.

c) Mencegah/ mengurangi kematian.

d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.

e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,

instalasi dan lain sebagainya.

4

f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa

Gambar 1.5. Tugas Keselamatan Kerja Memerlukan Pelatihan

g) memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.

h) Mencegah pemborosan tenaga kerja,modal,alat dan sumber-sumber produksi lainnya.

i) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat

menimbulkan kegembiraan semangat kerja.

j) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:

a) Manusia (pekerja dan masyarakat)

b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)

c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-tumbuhan

(5)

3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan

d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya

e) Memberi pertolongan pada kecelakaan

f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja

g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.

h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.

l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.

m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

4) Sejarah Keselamatan Kerja

Berdasarkan sumber-sumber yang ada, sebenarnya telah cukup di kenal pada tahun 2200 SM. Hal ini terjadi di kerajaan kuno Babylon dengan rajanya bernama Hammurabi, dimana sang raja membuat peraturan yang intinya, bahwa bila seorang buruh mendapat kecelakaan saat bekerja dan cedera pada bagian tubuhnya, maka pengawasnya harus diperlakukan sama, misalnya jarinya terputus,maka jari dari dari pengawasnya juga harus di potong. hal ini menunjukkan bahwa raja Hammurabi telah memperhatikan tentang Keselamatan Kerja. Peraturan yang dikeluarkan di kenal dengan “CODE OF HAMMURABI”.

Di negara Inggris, undang-undang Keselamatan Kerja pertama kali di keluarkan pada tahun 1802. Undang-undang ini merupakan satu standar yang secara umum mengatur tentang panas, penerangan, jam kerja dan Ventilasi udara. secara bertahap pemerintah Inggris menyempurnakannya, diantaranya di keluarkannya peraturan perundangan yang secara khusus untuk bahan-bahan yang mudah meledak, hal ini terjadi pada tahun 1875 sebagai THE EXPLOSIVES ACT 1875, Kemudian pada tahun 1974 dikeluarkan lagi peraturan perundangan yang disebut SAFETY and HEALTH Act 1974, yang sebelumnya telah terjadi revolusi industri.

(6)

A. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Ada 3 faktor utama terjadinya kecelakaan yaitu :

1) Perbuatan mausia yang tidak aman (unsafe action)

2) Kondisi lingkungan yang tidak aman (unsafe condition)

3) Manajemen

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan yang tidak diharapkan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan pada perusahaan. Kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada saat melakukan pekejaan. Maka dalam hal ini terdapat dua hal penting yaitu;

1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan

2. kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan

Banyak teori tentang peyebab kecelakaan, misalnya teori faktor manusia, teori tiga faksi, teori domino dan sebagainya. Secara operasional dapat diberikan contoh sebagai berikut :

1. Kegagalan komponen, misalnya :

• Desain yang memadai, bahan korosif

• Kegagalan mekanik, kegagalan pompa kompresor • Kegagalan sistem kontrol.

2. Kegagalan system

3. Penyimpangan dari kondisi operasi normal 4. Kegagalan memonitoring proses

5. Kegagalan prosedur start up atau shut down 6. Terbentuknya produk sampling, residu 7. Human error

8. Kesalahan operator

9. Mencampur bahan berbahaya, label tidak jelas 10. Kesalahan komunikasi

11. Faktor luar (bencana) 12. Sarana transportasi

13. Faktor alam, angin, banjir, petir. 14. Pemutakiran prosedur secara berkala.

Sebab-sebab terjadinya kecelakaan dapat dilihat dari dua segi yakni

a.

Segi mikro

Segi mikro artinya segala hal yang berhubungan dengan ruang lingkup perusahaan.

1.

Sistem manajemen

Artinya apabila dalam sebuah perusahaan program kesehatan dan keselamatan kerja tidak

dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab akan berdampak negatif terhadap perusahaan,

Kegiatan Belajar 2:

KECELAKAAN

KERJA

(7)

dengan adanya kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan yang merugikan perusahaan ,

tenaga kerja dan masyarakat luas.

2.

Manajemen

Penyebab kecelakaan yang kedua adalah unsur manusia. Berdasarkan hasil penelitian, paling

sering melakukan hal-hal yang tingkah lakunya mendatangkan kecelakaan, karena tanpa

disadari manusia berbuat ceroboh, lengah, dan tak acuh.

3.

Lingkungan

Penyebab kecelakaan yang ketiga adalah lingkungan kerja secara keseluruhan.

b.

Segi makro

Yang dimaksud dengan segi makro disini adalah unsur eksteren atau yang berada diluar

perusahaan yaitu :

1)

Pemerintah

Yang dimaksud dengan pemerintah adalah segala hal yang menyangkut masalah kebijakan

pemerintah dibidang pendidikan, politik dan hukum.

a.

Pendidikan,

kebijakan

pemerintah

dalam menetapkan

kurikulum

pendidikan K3 baik di sekolah maupun perguruan tinggi.

b.

Bidang politik, peran serta pemerintah dalam memperjuangkan nasib perlindungan bagi

tenaga kerja di perusahaan.

c.

Bidang hukum, bagaimana peraturan perundangan dibidang K3 apakah sudah diterapkan

dan diawasi pelaksanaannya secara baik dan benar.

2)

Teknologi

Dalam hal berhubungan dengan pengujian dan identifikasi kemungkinan bahaya yang akan

timbul sebagai akibat dari perkembangan teknologi dan penerapan analisa.

3)

Sosial

Lembaga-lembaga sosial bagi sektor tenaga kerja seperti asuransi dalam memberikan

penjelasan dan motifasi terhadap perusahaan agar meningkatkan program kesehatan dan

keselamatan kerja di perusahaan.

4)

Ekonomi

Kondisi ekonomi yang berat sering secara tidak langsung memaksa para tenaga kerja, bekerja

dalam kondisi tempat kerja kurang aman.

5)

Akibat kecelakaan

Akibat dari kecelakaan dapat dibagi menjadi :

a.

Terhadap manusia

1)

Rasa sakit dan trauma

2)

Kematian

3)

Cacat karena tidak berfungsinya sebagian anggota badan

4)

Menurunnya penghasilan

5)

Kesedihan bagi kerabat

b.

Terhadap perusahaan

1)

Merusaknya peralatan mesin dan bahan baku

2)

Menurunnya produksi

3)

Hilangnya kepercayaan langganan

4)

Rusaknya lingkungan

(8)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 7

B) Pencegahan Kecelakaan

Kecelakaan akibat kerja dapat di minimalisir dengan cara :

a. Peraturan perundang – undangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi – kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan dan Pengujian.

b. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi, atau tidak resmi mengenai Misalnya konstruksi yang memenuhi persyaratan keselamatan kerja.

c. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipenuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.

d. Penelitian yang bersifat teknik, yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, pengujian alat-alat pelindung diri, penelitian tentang pencegahan, peledakan gas, debu dan bahan lainnya.

e. Pendidikan, yaitu menyangkut pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja. f. Latihan yaitu latihan kerja bagi tenaga kerja baru.

C) Faktor penyebab Kecelakaan Kerja a. Sebab Dasar atau Asal Mula.

Sebab dasar merupakan sebab atau factor yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakan kerja di industry antara lain meliputi factor:

• Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam upaya penerapan K3 di perusahaannya. • Manusia atau para pekerjannya sendiri; dan

• Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja. b. Sebab Utama.

Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya factor dan persyaratan K3 yang belum dilaksanakan secara benar (Substandards). Sebab utama kecelakaan kerja meliputi factor:

 Faktor Manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman ( Unsafe Actions) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin dilatar belakangi oleh berbagai sebab antara lain:

• Kekurang pengetahuan dan keterampilan ( lack of knowledge and skill).

• Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability).

• Ketidak fungsian tubuh karena cacat yang tidak Nampak ( bodily defect).

• Kelelahan dan kejenuan (fatique and boredom)

• Sikap dan tingkah laku yang tidak aman ( unsafe altitude and Habits). • Kebingungan dan stes (confuse and stress) karena prosedur kerja yang

baru belum dapat dipahami.

• Belum menguasai/belum terampil dengan peralatan atau mesin-mesin baru (lack of skill).

• Penurunan konsentrasi (difficulty in concentrating ) dari tenaga kerja saat melakukan pekerjaan.

• Sikap masa bodoh ( ignorance ) dari tenaga kerja.

• Kurang adanya motivasi kerja ( Improper Motivation ) dari tenaga kerja.

(9)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 8

• Sikap kecenderungan melukai diri sendiri’ dll.

Manusia sebagai penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai “Human Eror” dan sering disalah artikan karena selalu dituduhkan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan. Padahal sering kali kecelakaan terjadi karena kesalahan desain mesin dan peralatan kerja yang tidak sesuai.

 Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe Conditions) yaitu kondisi tidak aman dari; mesin, peralatan, pesawat, bahan, lingkungan dan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan system kerja. Lingkungan dalam arti luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga factor-faktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu konsentrasi.  Interaksi Manusia dan Sarana Pendukung Kerja. Interaksi manusia dan

sarana pendukung kerja merupakan sumber penyebab kecelakaan. Apabila interaksi antar keduanya tidak sesuai maka akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya kecelakaan kerja.

c. Komponen Peralatan kerja.

Merupakan komponen kedua didalam system kerja. Seluruh peralatan kerja harus didesain, dipelihara dan digunakan dengan baik. Pengendalian potensi bahaya dapat dipengaruhi oleh bentuk peralatan, ukuran, berat ringannya peralatan, kenyamanan operator, dan kekuatan yang diperlukan untuk menggunakan atau mengoperasikan peralatan kerja dan mesin-mesin. Variabel-variabel tersebut sangat mempengaruhi interaksi antar pekerja dan peralatan kerja yang digunakan. Variabel-variabel peralatan lainnya yang penting di dalam pengenalan potensi bahaya termasuk kecepatan operasi dan potensi bahaya mekanik.

d. Komponen Lingkungan Kerja.

Pertimbangan tertentu harus diberikan terhadap factor lingkungan kerja ( seperti : lay out atau tata letak ruang, kebersihan , intensitas penerangan, suhu, kelembaban, kebisingan, vibrasi, ventilasi dll). Yang mungkin dapat mempengaruhi kenyamanan, kesehatan dan keselamatan pekerja.

e. Organisasi Kerja.

Perilaku manajemen keselamatan kerja kedepan merupakan variable yang sangat penting di dalam pengembangan program keselamatan kerja ditempat kerja.struktur organisasi yang mempromosikan kerjasama antara pekerja untuk pengenalan dan pengendalian potensi bahaya akan mempengaruhi perilaku pekerja secara positif.

(10)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 9

D) Upaya Program Rehabilitasi Kerja.

Upaya yang perlu dilakukan dalam rehabilitasi kerja meliputi beberapa program:

a. Evaluasi.

Setelah dinyatakan pulih kesehatannya dan telah dilakukan perawatan untuk mengurangi kelainan (impairment), ketidak mampuan (disability), dan kecacatan (handicap), maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui sisa dari kemampuan, kecakapan, keterampilan, potensi, dan motovasi dari tenaga kerja yang bersangkutan.

b. Bimbingan/counseling.

Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan arahan mengenai pekerjaan yang mungkin dilakukan dan sesuai dengan kondisi tenaga kerja yang bersangkutan serta kemungkinan kesempatan/peluang kerja yang tersedia.

c. Pelatihan.

Pada tenaga kerja yang mengalami cacat/ketidak mampuan sebagai akibat kecelakaan atau penyakit, perlu diberikan pelatihan untuk mempersiapkan tenaga kerja tersebut beradaptasi pada pekerjaan semula atau jenis pekerjaan lain yang memerlukan keterampilan khusus.

d. Penempatan.

Penempatan tenaga kerja pada pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya merupakan hal penting dalam proses rehabilitasi, karena hal tersebut juga mempengaruhi keberhasilan tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya.

(11)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 10

A. Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut suma’mur (1976) kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja /masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setiggi-tingginya baik fisik, mental maupun social dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh factor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit umum.

Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sector

industry” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work). Sebagai bagian spesifik keilmuan dalam ilmu kesehatan, kesehatan kerja lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan untuk:

a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.

b. Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja atau pekerjaanya.

c. Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental dan pendidikan atau keterampilannya.

d. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.

e. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

f. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. g. Perawatan dan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.

h. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.

i. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk kesehatan.

Fungsi Kesehatan Kerja menurut ILO (International Labor Organization)

Melindungi pekerja terhadap kesehatan yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.

Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaan baik fisik maupun mental serta menyadari kewajiban terhadap pekerjaannya. Memperbaiki memelihara keadaan fisik mental maupun sosial pekerja sebaik mungkin.

Kegiatan belajar 3

KESEHATAN

KERJA

(12)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 11

upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif berupa penyuluhan, pelatihan dan peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat dalam bekerja, disamping kegiatan pencegahan (preventif) terhadap resiko gangguan kesehatan, lebih mengemuka dalam disiplin kesehatan kerja. Jadi tujuan Utama Kesehatan Kerja adalah :

Resiko Kesehatan kerja adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kondisi tidak sehat pada pekerja yang dapat menimbulkan

kerusakan atau kerugian baik fisik maupun psikis dalam jangka pendek dan waktu panjang.

B. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kerja

Sesuai dengan kondisi perusahaan dan kebijakan pihak manajemen, terdapat berbagai jenis system pelayanan kesehatan. Untuk perusahaan besar dan mampu, penyelenggaraannya dapat dilakukan sendiri. Sedang di perusahaan menengah dan kecil, masih banyak dijumpai berbagai masalah.

Di perusahaan besar, pelayanan kesehatan dilaksanakan secara komprehen- sif untuk seluruh karyawan, keluarga bahkan pada pensiunan dan janda karyawan.

Pengembangan program kesehatan juga selalu disesuaikan dengan kebutuhan yang terjadi. Keadaan demikian ditunjang pula oleh kedudukan bagian kesehatan dalam keseluruhan organisasi perusahaan, yang berada dalam posisi sejajar dengan unsure penunjang lainnya seperti bagian personalia, logistic atau produksi.

Selanjutnya di perusahaan kecil, penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja secara komprehensif umumnya sangat sulit terlaksana. Oleh karena itu, dapat dipilih

alternative sebagai berikut:

a. Penyediaan satu dokter untuk sepuluh perusahaan kecil yang berkelompok b. Menentukan dokter langganan

c. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat d. Ikut serta dalam program asuransi kesehatan

Perlu diketahui bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat dilakukan sendiri oleh pengurus, diselenggarakan oleh pengurus bekerjasama dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain dan oleh pengurus beberapa perusahaan secara bersama. Pengelompokkan perusahaan sebagai dasar kebutuh- an tenaga dokter disarankan:

1) menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja berbentuk klinik dan mempekerjakan seorang dokter yang praktek setiap hari.

2) Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 200-500 orang dengan tingkat bahaya rendah harus melakukan pelayanan kesehatan kerja yang berbentuk klinik, dilayani oleh para medis setiap hari dan dokter praktek tiap dua hari.

3) Sedang perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 200-500 orang, dengan tingkat bahaya tinggi, menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja sesuai poin 1.

4) Perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 100-200 orang, dengan tingkat bahaya rendah, menyediakan klinik yang dibuka setiap hari, dilayani oleh para medis, dokter praktek tiap tiga hari.

5) Apabila perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 100-200 orang tersebut mempunyai tingkat bahaya tinggi, maka penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan seperti pada poin 2.

6) Perusahaan yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari seratus orang, maka pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan bersama-sama dengan pengurus perusahaan lain.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dan dokter yang memimpin dan melaksanakan pelayanan kesehatan kerja harus disahkan dan disetujui oleh Direktur (pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja), dan telah memperoleh pelatihan dibidang Hiperkes dan Keselamatan Kerja.

(13)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 12

C. Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan diperusahaan atau dikenal juga sebagai pelayanan kesehatan kerja, diselenggarakan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja, serta sekaligus mengupayakan

peningkatan kemampuan fisik pekerja.

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja, maksud

penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja adalah memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian pekerjaan dan karakteristik fisik, melindungi tenaga kerja dari setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja, meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. Disamping itu perlu diberikan pula pengobatan dan perawatan bagi tenaga kerja yang menderita sakit, disertai rehabilitasinya.

Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja, menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982, meliputi: a. Pemeriksaan kesehatan, baik awal mulai bekerja, berkala, maupun secara khusus b. Pembinaan dan pengawasan penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja c. Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja

d. Pembinaan dan pengawasan saniter

e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja f. Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan penyakit akibat kerja g. Pertolongan pertama pada kecelakaan

h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan pelatihan P3K

i. Pemberian nasehat tentang tempat kerja, alat pelindung diri, gizi dan penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

j. Membantu rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja

k. Pembinaan dan pengawasan tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu l. Pelaporan secara berkala

Menurut Occupational Medical Practice Committee dari AOMA (American Occupational Medical Association), program minimal kesehatan kerja adalah:

1). Mentaati semua peraturan perundangan

2). Melakukan tindakan yang mampu menjamin semua operasi dan produk perusahaan agar tidak membahayakan kesehatan tenaga kerja, konsumen maupun masyarakat umum.

3). Mampu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan bagi mereka yang kesehatannya terganggu akibat pekerjaan, lingkungan kerja atau hasil produksi.

(14)

Doc. SMK Kristen Pelangi Makale Hal | 13

G. Penugasan

Setelah membaca dan menyimak materi tentang Memahami Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di atas, kerjakanlah tugas berikut.

a. Jelaskan apa yang dimaksud keselamatan dan kesehatan kerja (K3)!

……….. ……….. ……….. b. Tuliskan Undang-Undang yang Terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)!

……….. ……….. ………..… ……….. ……….. ……….. c. Tuliskan Fungsi Kesehatan Kerja Menurut ILO dan Program Minimal Kesehatan Kerja Menurut

AOMA! ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. H. Kesimpulan

Tuliskan dengan ringkas, apa yang anda dapat pelajari dari materi maupun tugas yang dikerjakan! ……….. ……….. ………..………… ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. I. Daftar Pustaka

Novriza,S.Pd, “Modul Dasar Kompetensi KejuruanMenerapkan Prosedur Keselamatan,Kesehatan Kerja dan

Lingkungan Tempat Kerja”. Penerbit BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM

(15)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Sekolah

:

SMK KRISTEN PELANGI MAKALE

Kompetensi Keahlian :

TEKNIK OTOMOTIF

Mata Pelajaran

:

TEKNOLOGI DASAR OTOMOTIF

Kelas/Semester

:

X

Pertemuan Ke-

:

2

Alokasi Waktu

:

1 Minggu (4 x 45)

Nama Peserta Didik :

……….

A. Kompetensi Dasar

4.1 Mengidentifikasi potensi dan resiko kecelakaan kerja

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

4.1.1 Membangun konsep potensi dan resiko keselamatan kerja

4.1.2 Menerapkan dalam praktek konsep potensi dan resiko kecelakaan kerja

C. Tujuan Pembelajaran

1.Siswa mampu Mendeskripsikan konsep potensi dan resiko keselamatan kerja

2.Siswa mampu Mengidentifikasi potensi dan resiko kecelakaan kerja

3.Melalui Materi diharapkan siswa mampu Menentukan potensi dan resiko kecelakaan kerja

D. Alat dan Bahan

Modul Materi Yang Telah disediakan

E. Langkah-Langkah Kegiatan

1.Cermatilah berbagai informasi tentang Peralatan dan Kelengkapan Gambar Teknik dari berbagai

sumber baik yang diberikan oleh guru atau berasal dari sumber lain yang dapat siswa akses dari

berbagai mas media.

2. Materipada LKS ini hanya merupakan salah satu sumber belajar alternatif

3. Isilah/lakukan tugas yang diberikan dalam LKS dengan lengkap

4. Untuk tugas berupa produk rancangan, dikumpulkan pada saat Proses Pembelajaran melalui tatap

muka mulai aktif kembali (produk di foto terlebih dahulu dan dikirim melalui media sosial yang

dapat terhubung dengan wali kelas masing-masing )

5. Tugas diserahkan paling lambat seminggu setelah modul ini diterima

Tanda tangan Orang Tua /

(16)

Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Indikator : Mengenali tentang kondisi bahaya di tempat kerja

1. Siswa dapat menjelaskan defenisi SOP

2. Siswa dapat menjelaskan hubungan SOP dengan keselamatan Kerja. 3. Siswa dapat menjelaskan faktor – faktor yang tidak aman dalam bekerja. 4. Siswa dapat mengenal tanda bahaya yang terjadi diarea kerja.

5. Siswa dapat mengenali poster peringatan yang ada dilingkungan kerja. 6. Siswa dapat menjelaskan fungsi poster K3 di area kerja.

A. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP )yaitu suatu standar yang sangatl penting bagi keselamatan dan kesehatan kerja dalam menjalani pekerjaan /praktek. SOP sangat besar manfaatnya dalam melaksanakan suatu pekerjaan yaitu untuk menangani bahaya atau resiko dalam menggunakan peralatan dan melakukan sesuatu pekerjaan dengan keadaan selamat dan sehat.

Keselamatan dan kesehatan kerja disekolah kejuruan sangatlah penting,begitu juga diperusahaan, bahkan di Indonesia telah memiliki undang-undang sebagai bahan acuan untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, tetapi kadang– kadang dalam pelaksanaannya sering diabaikan oleh sekolah/ perusahaan.

Dengan menerapkan standar keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan para siswa/pekerja akan terlindungi dari kemungkinan resiko kerja yang selalu mengancamnya dalam kecelakaan kerja, baik yang disebabkan oleh lingkungan kerja maupun kesalahan siswa/pekerja itu sendiri ( Human Error ).

Pihak sekolah /perusahaan harus menjamin bahwa lingkungan kerja dan peralatan yang digunakan harus aman dan layak digunakan. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi setip sekolah/perusahaan untuk mengadakan pelatihan kepda siswa /karyawannya sebelum dipekerjakan pada bidangnya berdasarkan standar yang berlaku ( SOP ).

Standar Operasional Prosedur dibuat berdasarkan jenis kegiatan pekerjaan yang akan dilakukan disesuaikan dengan petunjuk berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk meminimalkan suatu kecelakaan saat bekerja, karena kecelakaan sangat mudah terjadi akibat dari sarana /prasarana peralatan dan kelalaian pekerja itu sendiri. SOP akan efektif dan efisien pencegahan kecelakaan bila diperlukan kerjasama tim yang baik dari setiap anggota tim itu.

Kegiatan Belajar 4

PENGENALAN BAHAYA

PADA AREA KERJA

(17)

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam bengkel, hendaklah SOP yang akan dibuat didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :

 Letak area setiap tempat kerja jangan sampai berdesakan ,sebab dapat menim bulkan kecelakaan dan hasil kerja tidak baik.

 Lalu lintas didalam ruang kerja dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan /kesulitan memindahkan barang.

 Penerangan harus cukup, sehingga tidak menimbulkan bayangan yang menutupi pekerjaan pada saat pelaksanaan.

Ventilasi udara diusahakan secara terbuka,sehingga sirkulasi udara baik tidak terjadi lembab dan pengap diruang kerja.

 Proses kerja disesuaikan dengan peralatan yang diperlukan pada saat bekerja, sehingga tidak terjadi mondar mandir dalam bekerja.

Penyimpanan alat-alat diklasifikasikan dan disusun sedemikian rupa sesuai fungsinya.

 Saklar listrik yang diperlukan diusahakan mudah tercapai pada saat melakukan pekerjaan.

 Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dan dijangkau, sebaiknya diberi warna yang menyolok.

 Dinding dan perlengkapan pengujian hendaknya diberi warna sedemikian rupa, jangan menimbulkan perasaan yang kurang enak dilihat.

 Setiap pekerjaan diusahan diberi batas ruang kerja, dengan diberi cat warna putih/kuning agar satu sama lain tidak terganggu.

 Ruang penyimpanan alat ldan bahan /spare part etaknya tidak terlalu jauh dengan ruang pengawas/instruktur, untuk memudahkan pengawasan, dan menjaga kehilangan alat-alat, dan dibuatkan daftar pengambilan/ peminjaman dan pengembalian alat.

 Ruang bahan bakar/oli, pelumas hendaknya ditempatkan pada ruang yang letaknya berjauhan dengan pekerja, untuk mencegah terjadi kebakar

B. Faktor – Faktor Yang Tidak Aman Dalam Bekerja

Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan / industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, yaitu:

1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.

Tindakan terburu – buru dalam melakukan pekerjaan akan menyebabkan pekerja tidak refleksi terhadap situasi yang datangnya tiba – tiba.

b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan. c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.

Karena tidak mau repot dalam bekerja, orang kadang melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan tindakan yang selamat. Sebagai contoh, pekerja malas mengambil topeng las di rak keselamatan kerja, langsung mengelas tanpa pelindung mata. Tanpa di duga, ada percikan api las yang mengenai mata. Setelah dilakukan pengobatan, ternyata besarnya biaya pengobatan tidak sebanding dengan beberapa detik mengambil peralatan keselamatan kerja.

(18)

d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

Karakter seseorang yang suka bermain-main dalam bekerja, bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya angka kecelakaan kerja. Demikian juga dalam bekerja sering tergesa-gesa dan sembrono juga bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu, dalam setiap melakukan pekerjaan sebaiknya dilaksanakan dengan cermat, teliti, dan hati-hati agar keselamatan kerja selalu bisa terwujud. Terlebih lagi untuk pekerjaan yang menuntut adanya ketelitian,kesabaran dan kecermatan, tidak bisa dilaksanakan dengan berkerja sambil bermain.

e) Ketidaktahuan

Dalam menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi. Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja. Pengetahuan dari operator dalam menjalankan peralatan kerja, memahami karakter dari masing-masing mesin dan sebagainya, menjadi hal yang sangat penting, mengingat apabila hal tersebut asal-asalan, maka akan membahayakan peralatan dan manusia itu sendiri. f) Kemampuan yang kurang

Tingkat pendidikan teknisi otomotif sangat dibutuhkan untuk proses produksi dan proses maintenance atau perawatan. Orang yang memiliki kemampuan tinggi biasanya akan bekerja dengan lebih baik serta memperhatikan faktor keselamatan kerja pada pekerjannya. Oleh sebab itu, untuk selalu mengasah kemampuan akan menjadi lebih baik.

2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition) a) Tempat kerja yang tidak layak

• Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.

• Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).

• Jika tempat kerja tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.

b) Kondisi peralatan yang berbahaya

Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak- balik, belt atau sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan lainnya.

Oleh karena itu, mesin dan peralatan yang potensial menyebabkan kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau ,manusia.

3. Tanda – tanda Peringatan yang terdapat pada lingkungan kerja.

Tanda bahaya dan peringatan disebut juga tanda instruksi yang harus dicantumkan pada setiap mesin,ruangan yang mengandung unsur bahaya, ditempat yang berbahaya, dimana sering terjadi kecelakaan atau ditempat

(19)

M engikuti Prosedur Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Tempat Kerja

penyimpanan zat kimia yang mempunyai tanda khusus sesuai dengan sifat kimia tersebut.

Tanda-tanda instruksi sangat membantu setiap orang melihatnya untuk memperingatkan atau menyadarkan dari kemungkinan terjadinya bahaya/ kecelakaan yang dapat menimpanya. Prosedur pembuatan tanda instruksi dan cara penempatannya, sebagai berikut :

a. Setiap tangga, lantai berlubang dan terowongan, dimana pekerja akan melaluinya harus diberi tand dengan sibul untuk mencegah bahaya terjatuh, patah kaki dan lainnya.

b. Ruangan atau tempat yang menyimpan bahan/zat yang mudah terbakar misalnya bensin, zat kimia, kapas, kain dan lainnya, maka didepan pintu masuk, lemari diberi tanda /simbul mudah terbakar

c. Ruangan atau tempat yang menyimpan bahan/zat yang mengandung gas beracun misalnya zat kimia yang mengandung racun, maka didepan pintu masuk, lemari zat diberi tanda /simbul gas beracun

d. Tanda atau simbol bahaya harus kelihatan jelas bila pekerja melakukan pekerjaan dengan menggunakan warna merah sebagai warna utama, papan dibagian atas diberi warna hitam, sebelah bawah diberi cat warna putih. Penggunaan papan penanda keselamatan yang benar di tempat kerja dapat : a) Menggalakkan instruksi – instruksi dan aturan – aturan keselamatan kerja b) Memberikan informasi atas resiko dan tindakan pencegahan yang harus di

ambil

Terdapat tiga kelompok penenda keselamatan yang dapat digunakan di tempat kerja :

1. PENANDA KESELAMATAN KERJA digunakan untuk memberikan informasi dalam kondisi kerja normal

2. PENANDA PERINGATAN BAHAYA di gunakan untuk mengidentifikasi beberapa subtansi berbahaya dan perlu dimasukkan sebagai bagian dari pelabelan subtansi-subtansi berbahaya.

3. PAPAN HAZCHEM digunakan untuk memberikan peringatan dalam kondisi darurat mengenai sifat subtansi-subtansi yang mungkin terlibat dalam kebakaran atau kecelakaan di jalan raya. Untuk kendaraan transportasi telah dilengkapi dengan sebuah kartu term yang di pegang oleh pengemudi.

Sebuah poster kesehatan dan keselamatan kerja k3 adalah sebuah poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat kerja seperti kantor, pabrik, sekolah, gedung pemerintah atau akomodasi sewaan. Hal tersebut dirancang untuk memperingatkan orang-orang dari potensi bahaya dan bagaimana melindungi diri dari cedera.

Pemasangan rambu-rambu keselamatan bertujuan Sebagai upaya untuk mengatasi kecelakaan dan gangguan kesehatan dapat diberi peringatan yang Berupa rambu atau simbol, misalnya tanda larangan, peringatan, perintah atau anjuran

(20)
(21)
(22)
(23)

DKK.021.007

M engikuti Prosedur Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Tempat Kerja

4) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.

a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.

b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.

c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu. d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat

kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.

e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.

f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata.

g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.

(24)

M engikuti Prosedur Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Tempat Kerja

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Indikator : Mengenali tentang keselamatan dan kesehatan kerja

Tujuan pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian alat pelindung diri (APD) 2. Siswa dapat memahami tujuan penggunaan pakaian kerja. 3. Siswa dapat menyebutkan syarat – syarat alat pelindung diri A) Pengertian Alat Pelindung Diri

APD adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja .APD merupakan suatu alat yang dipakai tenaga kerja dengan maksud menekan atau mengurangi resiko masalah kecelakaan akibat kerja yang akibatnya dapat timbul kerugian bahkan korban jiwa atau cedera

Gambar 5.1. Pakaian dan Cara Berpakaian B) Syarat-syarat Alat Pelindung diri

a) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-nyamanannya harus yang paling minim.

b) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. c) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk

panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

Kegiatan belajar 5 :

ALAT PELINDUNG DIRI

(APD)

(25)

M engikuti Prosedur Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Tempat Kerja

d) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian. e) Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi

tenaga kerja/sesuai dengan sumber bahaya yang ada. f) Tidak mudah rusak.

g) Tidak mengganggu aktifitas pemakai. h) Mudah diperoleh dipemasaran.

i) Memenuhi syarat spesifik lain. j) Nyaman dipakai.

C) Alat-alat pelindung anggota badan

Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian adalah sbb:

1) Alat Pelindung Mata, Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.

Gambar 5.2. Kacamata Debu Gambar 5.3.Kacamata Las Listrik

2) Alat Pelindung Kepala, Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.

Gambar 5.4. Alat Pelindung Kepala

Jenis-Jenis Helm

Syarat Helm

• Tahan benturan • Meredam kejutan

• Anti air dan tidak mudah terbakar • mudah disesuaikan

1. Kelas A, yaitu helmet untuk keperluan umum

2. Kelas B digunakan pada lingkungan kerja listrik

3. Kelas C helm melindungi dari panas

4. Kelas D adalah helmet dengan daya tahan yang kecil terhadap api

Gambar 5.5. Helm sebagai pelindung kepala

3) Alat pelindung telinga, Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

(26)

M engikuti Prosedur Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dan Lingkungan Tempat Kerja

Gambar 5.6.. Alat Pelindung Telinga Jenis:

1. jenis yang dimasukkan kedalam lubang telinga(Single-Use earplugs) 2. jenis yang menutup seluruh telinga.

4) Alat pelindung hidung, Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun.

Respirator berbagai jenis, terdapat juga jenis :

a) Respirator pemurni udara b) Respirator yang dihubungkan

dengan supplay udara bersih c) Respirator yang dilengkapi

dengan supplay oksigen

Gambar 5.7. Alat Pelindung Hidung

5) Alat Pelindung Tangan, Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:

Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.

Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.

Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda- benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.

Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.

(27)

25

Gambar 5.8. Macam-macam Sarung Tangan 6) Alat Pelindung Kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.

Gambar 5.9. Sepatu Kerja

7) Alat Pelindung Badan, Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api.

(28)

Gambar 5.10. Alat Pelindung Badan F. Penugasan

Setelah membaca dan menyimak materi tentang Memahami Prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di atas, kerjakanlah tugas berikut.

a. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan di dalam bengkel, hendaklah SOP yang akan dibuat didasarkan atas pertimbangan (Tuliskan dengan ringkas)

……….. ………..

……….. b. Tuliskan Papan HAZCHEM yang Berada disekitar atau lingkungan mu.

……….. ……….. ……….. c. Tuliskan Fungsi APD dan sebutkan Jenis-jenisnya?

……….. ……….. ……….. ………..

G. Kesimpulan

Tuliskan dengan ringkas, apa yang anda dapat pelajari dari materi maupun tugas yang dikerjakan! ……….. ……….. ……….. ………..

(29)

……….. ………..

H. Daftar Pustaka

Novriza,S.Pd, “Modul Dasar Kompetensi KejuruanMenerapkan Prosedur Keselamatan,Kesehatan Kerja dan

Lingkungan Tempat Kerja”. Penerbit BIDANG STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM

Gambar

Gambar 1.2. Keselamatan  Kerja Berhubungan dengan
Gambar 5.1. Pakaian dan Cara Berpakaian  B)  Syarat-syarat Alat Pelindung diri
Gambar 5.2. Kacamata Debu  Gambar 5.3.Kacamata Las Listrik  2)  Alat Pelindung Kepala,  Topi atau helm adalah alat pelindung kepala  bila
Gambar 5.7. Alat Pelindung Hidung
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perjuangan pemuda di masa lalu, tentulah berbeda dengan perjuangan generasi muda zaman sekarang. Pemuda zaman sekarang hidup dengan aman dan bebas, tidak ada tekanan

Perbedaan enam sekawan tersebut mereka berbada agama, Edo beragama kristen, Siti dan Udin beragama Islam, Dayu beragama Buda dan Lani beragama Hindu.. Sikap

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil

C. Penutup 1) Guru memfasilitasi siswa untuk merumuskan prinsip-prinsip tentang pentingnya tentang menjaga martabat manusia dengan menjauhi pergaulan bebas dan zina 2) Guru

Pengetahuan tentang kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaan air bersih Dapat menuliskan semua kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaan air

Peserta didik menyimpulkan unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerpen yang telah dibaca, dengan menuliskan pada lembar kerja yang

•Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. •Drama merupakan peragaan tingkah laku manusia yang mendasar, drama baru dapat disusun

Mencari fakta yang berkaitan dengan pemeliharaa n Allah yang terus berlangsung bagi manusia dan alam Menjaga dan melestarikan alam 17. Mengidentifikasi keadaan alam