• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8

A. Kajian Teori

1. Peran Guru

a. Pengertian Guru

Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan. Menurut Nawawi (2015: 280) Guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak didik. Orang tersebut mungkin berpredikat sebagai ayah atau ibu, guru, ustadz, dosen, ulama dan sebagainya.

Guru merupakan unsur penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Djamarah (2015: 280) Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.

Guru adalah seorang pendidik yang profesional, guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa. Menurut Djamarah dan Zain (2015: 281) Guru adalah seseorang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

(2)

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat di tarik kesimpulan bahwa pengertian guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga dia dapat menjadikan orang lain menjadi orang yang cerdas. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan

b. Peran Guru

Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menurut Habel (2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting di dalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru mustahil jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.

(3)

Guru, memiliki beberapa peran yang harus di munculkan pada saat kegiatan belajar mengajar. Menurut Sofan Amri, (2013: 30) Guru memiliki peran dalam aktivitas pembelajaran, yaitu sebagai :

1. Korektor

Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah evaluator.

2. Inspirator

Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang baik. 3. Informator

Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang telah di programkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Organisator

Guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi anak didik.

5. Motivator

Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.

6. Inisiator

Guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran

(4)

7. Fasilitator

Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan anak didik dapat belajar secara optimal

8. Pembimbing

Guru memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan belajar.

9. Demonstrator

Guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga anak didik dapat memahami pelajaran secara optimal. 10. Pengelola kelas

Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan siswa

11. Mediator

Guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses pembelajaran peserta didik.

12. Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat optimal

13. Evaluator

Guru dituntut untuk mampu menilai produk pembelajaran serta proses pembelajaran.

Setiap guru pasti memiliki tugas untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran,

(5)

yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk :

a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Peran seorang guru salah satunya adalah, guru harus menjadi suri tauladan yang baik bagi anak didiknya. Peranan seorang pendidik menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidik memiliki peranan seperti berikut ini, Ing ngarso sung tuladha (jika di depan menjadi contoh), ing madya mangun karsa (Jika ditengah membangkitkan hasrat untuk belajar), tut wuri handayani (Jika ada dibelakang memberi dorongan). Selain peranan pendidik seperti di atas, pendidik di tuntut pula dengan beberapa persyaratan, yaitu : menguasai bahan yang akan diajarkan, memiliki kemampuan untuk mengajar, dapat merencanakan dan mengevaluasi suatu program atau unit pelajaran dan mempunyai minat untuk mengerjakan ilmunya.

(6)

Dilihat dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah membantu siswa dalam proses perkembangan diri dan juga pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya selain itu guru berperan penting dalam pengelolaan kelas, salah satunya guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam belajar agar kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Guru juga diharapkan mampu untu mengembangkan RPP, salah satu elemen penting dalam RPP adalah sumber belajar, dengan demikian seorang guru di wajibkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Seorang guru juga harus menjadi suri tauladan yang baik bagi siswanya, memberikan dorongan untuk belajar dan bisa membangkitkan minat belajar siswanya.

2. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian belajar

Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari pengalaman. Wina Sanjaya (2013: 49) Belajar adalah proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif , baik perubahan dalam aspek pengetahuan, afektif maupun psikomotor. Hilgard (2013: 49) Menyatakan bahwa Learning is the process by which an activity originates or changed through training procedures ( weather in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training. Belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan di dalam laboratorium maupun lingkungan alamiah.

(7)

b. Pengertian pembelajaran.

Pembelajaran merupakan proses Gagne (2013: 55) Menyatakan bahwa instruction is a seat of event that effect in such a way that learning is a facilitated. Oleh karena itu, menurut Gagne, mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih ditekankan pada cara merancang atau mengaransemen berbagai sumber serta fasilitas yang tersedia untuk kemudian dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik agar proses perolehan ilmu dapat terjadi. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa, guru dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan yang mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan di selenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang dan memotivasi siswa untuk berperan secara aktif.

Dilihat dari teori diatas, belajar merupakan aktivitas atau kegiatan yang dapat merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik, sedangkan mengajar merupakan bagian dari pembelajaran,. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Dimana guru bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk belajar, kemudian dapat dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.

(8)

3. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Setiap instansi pendidikan pasti beracuan pada sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau di kuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Di samping itu kurikulum juga diartikan sebagai suatu rencana yang sengaja dirancang untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan

Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan

Kurikulum digunakan untuk memenuhi sebuah tujuan pendidikan. Depdiknas (2006: 3) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan

(9)

pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Pengertian KTSP

Kurikulum yang masih digunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, atau yang biasa disebut dengan KTSP. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Menyatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.

KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik.

b. Tujuan KTSP

Setiap kurikulum pasti memiliki tujuan yang penting dalam dunia pendidikan. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan secara khusus tujuan di terapkannya KTSP adalah :

(10)

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama

3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

c. Standar proses pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Standar Proses. Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

5. Perangkat Pembelajaran

Seorang guru pasti menggunakan perangkat pembelajaran untuk membantunya dalam kegiatan belajar mengajar. Poppy Kamalia Devi, dkk, (2009: 1-5) Perangkat pembelajaran merupakan suatu perangkat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk berpatisipasi aktif. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), modul.

(11)

Perangkat pembelajaran dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Andi Rusdi, 2008 Menyatakan bahwa perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran . Sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses perangkat pembelajaran terdiri atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termasuk silabus di dalamnya dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Adapun untuk mengevaluasi hasil belajar siswa digunakan Tes Hasil Belajar (THB). Perangkat pembelajaran memiliki peranan yang besar bagi seorang guru dalam mempersiapkan berbagai kegiatan pembelajaran dikelas. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan bahan ajar berupa lembar kerja siswa (LKS)

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran adalah bahan yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran, dan sebagai seorang guru berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang aktif, interaktif dan inspiratif. Perangkat pembelajaran terdiri dari RPP, Silabus, bahan ajar.

6. Bahan Ajar

a. Pengertian bahan ajar

Seorang guru/instruktur pasti menggunakan sebuah bahan ajar untuk memudahkannya dalam kegiatan belajar dan mengajar. Abdul Majid (2013: 173) Menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

(12)

Daryanto dan Aris Dwicahyono (2014: 171) Menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Seorang guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Belawati (2013: 298) Menyatakan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar, ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Menurut Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2013: 298), Dalam website Dikmenjur dikemukakan bahwa Bahan ajar merupakan seperangkat materi atau subtansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar, memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan, baik informasi, alat maupun teks, yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan

(13)

dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan juga penelaahan implementasi pembelajaran. Contohnya seperti : buku pelajaran, modul, LKS, Handout, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Bahan ajar yang banyak digunakan saat ini adalah bahan ajar Lembar Kerja Siswa atau biasa disingkat LKS. Menurut Sumantri (2015: 177) menyatakan bahwa Lembar kegiatan siswa atau LKS (student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, lembaran kegiatan ini biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tugas-tugas dalam sebuah lembar kegiatan harus dilengkapi dengan bahan atau refrensi yang terkait dengan materi. Tugas-tugas ini dapat berupa teoretis atau praktis. Tugas teoritis misalnya membaca artikel kemudian membuat resume untuk dipresentasikan, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium, kerja lapangan dengan survei dan sebagainya.

LKS dapat mempermudah guru dan siswa dalam belajar. Abdul Majid (2009: 144) Work sheet, merupakan salah satu bahan ajar yang dapat memudahkan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan Daryanto dan Aris dwicahyono (2014: 175 - 176) menyatakan bahwa Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik.

(14)

LKS digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.

Andi Prastowo (2011: 205-206) menyatakan bahwa empat fungsi LKS yaitu:

1. Meminimalkan peran guru, tetapi memaksimalkan peran siswa. 2. Memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan. 3. Ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa

Daryanto dan Aris dwicahyono (2014: 176) menguraikan langkah-langkah dalam penulisan LKS, yaitu :

1. Melakukan analisis kurikulum ; SK, KD, Indikator dan materi pembelajaran

2. Menyusun peta kebutuhan LKS 3. Menentukan judul LKS

4. Menulis LKS

(15)

Prastowo (2013: 366) dalam bukunya yang berjudul Bahan ajar kreatif dan inovatif menyebutkan bahwa struktur lembar kerja siswa (LKS) lebih sederhana dari pada modul yang mana modul terdiri dari tujuh komponen, namun lebih kompleks dari pada buku, Lembar kerja siswa (LKS) terdiri dari enam komponen yang meliputi :

1. Judul

2. Petunjuk belajar

3. Kompetensi dasar atau materi pokok 4. Informasi pendukung

5. Tugas atau langkah kerja 6. Penilaian

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa LKS (student work sheet) merupakan jenis bahan ajar yang memudahkan pendidik dan peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar, karena di dalam LKS berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, tugas yang diberikan dapat berupa teori atau praktik. Langkah dalam penyusunan LKS ada lima, yaitu: Melakukan analisis kurikulum; (SK, KD, Indikator dan materi pembelajaran), Menyusun peta kebutuhan LKS, Menentukan judul LKS, Menulis LKS, Menentukan alat penilaian. Sedangkan LKS terdiri dari 6 komponen yaitu : Judul, Petunjuk belajar, Kompetensi dasar atau materi pokok, Informasi pendukung, Tugas atau langkah kerja dan Penilaian.

c. Pemanfaatan LKS

Seorang guru diharapkan mampu untuk memanfaatkan bahan ajar, salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mampu untuk mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui

(16)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Pengembangan sebuah bahan ajar penting dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran, salah satu bahan ajar yang sudah dikenal dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut Jumairi (2015: 11) Guru dapat mengembangkan bahan ajar dengan cara membuat LKS sendiri sesuai dengan bidang studinya apabila ia merasa lebih efektif dengan LKS buatannya sendiri, dengan tanpa keluar dari perencanaan pengajaran yang telah dibuatnya dan disesuaikan dengan kurikulum yang ada serta buku paket yang digunakan sebagai acuan pembuatan LKS. Dalam membuat LKS, guru perlu memperhatikan prosedur dan komponen-komponen LKS

Menurut Tim Penyusun Direktorat Pembinaan sekolah Menengah Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (301: 2013) Ada sejumlah manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dengan mengembangkan bahan ajar. Manfaat tersebut dibedakan menjadi dua yaitu manfaat bagi guru dan siswa.

a. Manfaat bagi guru :

1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai kurikulum dan kebutuhan dan kemampuan siswa.

(17)

2) Bahan ajar lebih kaya, karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai refrensi

3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar

4) Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran

5) Bahan ajar mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa

b. Manfaat bagi siswa :

1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik

2) Siswa lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru, dan

3) Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasai.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa selain mendidik dan membimbing, guru juga berperan untuk mengembangkan bahan ajar, salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah LKS. Guru dapat membuat LKS sendiri bagi siswa, LKS yang dibuat harus sesuai dengan kurikulum dan buku paket yang dijadikan acuan, selain itu LKS buatan dari penerbit bisa juga dijadikan sebagai tambahan refrensi belajar. Ada banyak manfaat yang diperoleh apabila guru mengembangkan bahan ajar LKS, diantaranya dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik, siswa dapat mempelajari setiap kompetensi yang harus di kuasai, dapat membuat kegiatan pembelajaran menjadi efektif, menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.

(18)

B. Penelitian Relevan Tabel 2.2. Penelitian Relevan

Keterangan Penelitian Relevan

Judul Pemanfaatan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII Di SMP

Muhammadiyah 2 Surakarta (Oleh : Enggar Bondan P. )

Pengaruh pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Kemandirian belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Mojolangu Tahun ajaran 2012/2013 (Oleh : Ani Handayani) Persamaan Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pemanfaatan LKS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan LKS Perbedaan 1. Penelitian ini meneliti

pemanfaatanLKS untuk meningkatkan efektivitas

pembelajaran PAI 2. Subjek penelitian ini

adalah siswa kelas VII SMP 1. Penelitian ini meneliti pemanfaatan dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA 2. Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI SMA sebagai subjek penelitian .

Hasil Hasil penelitiam ini menyatakan bahwa : 1. pemanfaatan LKS pada

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PAI membuat siswa lebih senang dalam proses belajar yang sudah berstruktur 2. Guru PAI lebih mudah menyampaikan materi meskipun harus memberikan materi tambahan yang belum ada dalam LKS

3. Pemanfaatan LKS dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran PAI

Hasil dari penelitian ini adalah pemanfaatan bahan LKS dan kemandirian belajar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri I.

(19)

C. Kerangka pikir

Fakta di lapang

Secara umum peran seorang guru adalah mendidik dan membimbing siswa. Seorang pendidik juga berperan sebagai fasilitator, salah satunya adalah memfasilitasi siswa belajar dengan menggunakan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS), diharapkan guru mampu memanfaatkan keberadaan LKS. Saat ini masih ada guru yang belum memanfaatkan adanya LKS

Kondisi Ideal

1. Melatih kemampuan guru membuat sebuah bahan ajar yang disesuaikan dengan kemampuan siswa

2. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa

3. Guru dapat memanfaakan LKS sebagai tambahan refrensi

4. Guru dapat memanfaatkan soal di LKS untuk meningkatkan pemahaman siswa

5. Guru dapat memanfaatkan LKS untuk membuat lembar kegiatan bagi siswanya sendiri

6. Meningkatkan kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan interaktif dan bermakna

Kondisi Saat Ini

1. Guru jarang menyusun LKS bagi siswanya sendiri

2. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, kebanyakan di isi dengan ceramah, mengerjakan soal-soal yang ada di LKS buatan dari penerbit

3. Bahan ajar cetak (LKS) yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa, guru cenderung berceramah

Alternatif Penyelesaian

Sebagai fasilitator sebaiknya gru memanfaatkan bahan ajar cetak

LKS

Hasil yang diharapkan

1. Guru dapat meningkatkan kemampuan membuat LKS sendiri bagi siswa

2. Membuat LKS yang dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, interaktif, menyenangkan dan bermakna

Gambar

Tabel 2.2. Penelitian Relevan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh upah, jenis lapangan pekerjaan, jenis kelamin, lama studi, keterampilan dan umur dari para lulusan Fakultas

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya serta atas segala rahmat-Nya berupa ketekunan dan kemampuan serta

Mengganti karet roller pemisah Mengganti bantalan pra-pemisah Mengganti roller transportasi depan Mengganti strip latar belakang.. Silabus ini menjelaskan pembersihan yang

Sebagai kesimpulan , interpretasi persamaan diatas yaitu bahwa kecepatan sebuah titik yang bergerak terhadap satu badan yang juga bergerak, diperoleh dengan menjumlahkan secara

• Coding: Using numerical or textual codes to identify specific piece of data which correspond to different themes. • Charting: Charts created using headings from thematic

c. Manusia adalah he#an berakal budi d. Manusia tahu bah#a dia tidak tahu.. ristoteles menolak dualisme plato yang mempertentangkan &i#a dan tubuh> dan

PENERAPAN SCAFFOLDINGUNTUK PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif adalah dengan menggunakan perangkap Persegi dengan ketinggian 10 cm (P1T1) pada pengamatan 7