• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS BLOK 2 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS BLOK 2 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

193

DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS BLOK

𝟐 × 𝟐

Ilhamsyah, Helmi , Fransiskus Fran INTISARI

Matriks blok merupakan matriks persegi yang diblok dengan memberi garis vertikal dan horizontal sehingga menjadi submatriks dengan ukuran yang lebih kecil. Matriks blok dapat diaplikasikan dalam mencari determinan dan invers dari suatu matriks persegi. Jika suatu matriks persegi yang determinannya tidak sama dengan nol dan memenuhi = = , dengan merupakan matriks tak singular maka merupakan invers dari . Penelitian ini bertujuan untuk mencari determinan dan invers matriks persegi dengan menggunakan matriks blok. Langkah pertama untuk mencari invers matriks persegi yaitu dengan memblok matriks tersebut menjadi matriks berukuran × dengan submatriks , , dan . Dengan memisalkan submatriks dan dari matiks merupakan matriks persegi. Selanjutnya mencari determinan dari submatriks dan − − atau determinan dari submatriks dan − − . Jika determinan dari matriks dan sama dengan nol maka matriks diblok ulang dengan submatriks dan merupakan matriks persegi. Kemudian dicari determinan dan invers dari

submatriks 𝑎 − − atau determinan dari submatriks 𝑎 − − . Setelah

didapat invers dari matriks , , atau dicari invers dari matriks dengan menggunakan teorema Komplemen Schur sehingga didapat . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa matriks taksingular dapat dicari determinan dan inversnya dengan cara memblok matriks tersebut menjadi matriks yang lebih kecil dengan salah satu dari submatriks memiliki determinan yang tidak sama dengan nol.

Kata kunci: determinan matriks, invers matriks dan komplemen schur PENDAHULUAN

Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu Aljabar Linear yang menjadi pembahasan penting dalam ilmu Matematika. Matriks adalah susunan bilangan-bilangan (real atau kompleks) yang berbentuk persegi panjang dan disusun berdasarkan aturan baris dan kolom. Selanjutnya bilangan tersebut dinamakan entri dalam matriks. Entri dari matriks A yang berada pada baris ke-i dan kolom ke-j dinotasikan dengan 𝑎 [ ].

Jenis-jenis matriks diantaranya matriks persegi, matriks nol, matriks identitas, matriks segitiga, matriks diagonal, matriks baris, matriks kolom dan lain sebagainya. Matriks-matriks tersebut ada yang dapat dicari inversya dan ada juga yang tidak dapat dicari inversnya. Matriks yang dapat dicari inversnya adalah matriks persegi yang memiliki determinan tidak sama dengan nol dan memenuhi = = , dengan yang memiliki invers dan disebut sebagai invers dari . Sedangkan matriks yang tidak memiliki invers yaitu matriks yang memiliki determinan sama dengan nol[ ].

Matriks blok merupakan matriks yang diperoleh dengan membagi matriks menjadi beberapa submatriks yang ukurannya lebih kecil dengan cara memasukkan garis horizontal diantara baris-baris dan vertikal diantara kolom-kolom matriks. Matriks blok digunakan untuk menyederhanakan matriks yang ukurannya besar menjadi kecil sehingga lebih mudah dioperasikan untuk tujuan tertentu, salah satunya yaitu untuk mencari determinan dan invers matriks. Untuk menentukan determinan dari suatu matriks dapat menggunakan beberapa metode seperti Metode Kofaktor, Metode Sarrus dan Komplemen Schur. Sedangkan untuk menentukan invers dari suatu matriks dapat menggunakan

(2)

Metode Adjoin, Eliminasi Gauss dan Gauss Jordan, Dekomposisi Crout dan Komplemen Schur. Untuk menentukan determinan dan invers matriks blok digunakan metode Komplemen Schur[ ].

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mencari determinan dan invers matriks × dengan menggunakan sifat-sifat blok matriks. Dalam mencari determinan dan invers matriks dimulai dari memblok matriks menjadi matriks blok × sehingga didapat submatriks , , dan . Kemudian mencari determinan dari sub Matriks , jika det ≠ , maka dicari invers dari matriks . Setelah itu dicari determinan dari submatriks − − . Jika determinan dari submatriks − − ≠ , maka dicari invers dari submatriks − − . Kemudian dicari invers dari matriks dengan menggunakan teorema komplemen schur.

MATRIKS BLOK

Definisi 1 [ ] Matriks blok atau matriks partisi adalah matriks yang dipartisi atau diblok menjadi

beberapa matriks yang ukurannya lebih kecil dengan memasukkan garis horizontal dan vertikal antara baris dan kolom matriks. Matriks-matriks yang ukurannya kecil hasil partisi matriks disebut submatriks.

Matriks blok yang dibahas adalah matriks persegi yang dipartisi atas dua baris dan dua kolom sub-sub matriks yang disebut matriks blok × .

Gambaran secara umum matriks blok × adalah sebagai berikut : misalkan merupakan suatu matriks ×

                            11 1 1 ( 1) 1 1 ( 1) ( 1) 1 ( 1) ( 1) ( 1) ( 1) 1 ( 1) n n k n k m k m k n k m k n k m k n m k m k n k m k n k m k n m m n k m n k mn a a a a a a a a P a a a a a a a a                                               

Kemudian diberi garis horizontal dan vertikal sehingga menjadi matriks seperti berikut :

                            11 1 1 ( 1) 1 1 ( 1) ( 1) 1 ( 1) ( 1) ( 1) ( 1) 1 ( 1) n n k n k m k m k n k m k n k m k n m k m k n k m k n k m k n m m n k m n k mn a a a a a a a a P a a a a a a a a                                                dengan memisalkan = [ 𝑎 … 𝑎 − 𝑎 − … 𝑎 − − ] , = [ 𝑎 − − … 𝑎 𝑎 − − … 𝑎 − ], = [ 𝑎 − − … 𝑎 − − − 𝑎 … 𝑎 − ] , = [ 𝑎 − − − − … 𝑎 − − 𝑎 − − … 𝑎 ]

.

A

B

P

C

D

A

B

C

D

(1)

(3)

Komplemen Schur merupakan salah satu metode atau cara dalam analisis matriks yang banyak menggunakan pertidaksamaan matriks. Dalam teori tentang matriks, komplemen Schur biasanya digunakan pada matriks × dengan lebih besar atau sama dengan tiga.

DETERMINAN MATRIKS BLOK

Berikut ini dipaparkan mengenai determinan matriks persegi dengan menggunakan matriks blok:

Teorema 2 [ ] Jika dan merupakan matriks × maka

(i) det = det ∙ det

(ii) det [ ] = det ∙ det jika dan merupakan matriks persegi

Teorema 3 [ ] Jika merupakan matriks × dan = [ ] maka determinan dari adalah det = det [ ] = { .. − − 𝑎 memiliki invers𝑎 memiliki invers.

Lemma 4 Misalkan merupakan matriks blok × dengan entri 1 pada diagonal keduanya dan 0 untuk yang lain,yaitu

= [

] , maka det = − − .

Matriks pada pada Lemma 4 disebut juga dengan matriks diagonal kedua, matriks memiliki sifat = dan 𝑇 = sehingga

= 𝑇.

Jika submatriks dan pada matriks tidak memiliki invers maka dengan memanfaatkan Lemma 4 dapat digunakan teorema berikut dalam mencari determinan dari matriks .

Teorema 5 Jika merupakan matriks × serta atau merupakan matriks × atau × maka:

(i) det [ ] = det [ ] = − ( − + + det ∙ det

(ii) det [ ] = { −

( − + + ∙ det det −, 𝑎 𝑣 .

− ( − + + ∙ det det − − 𝑎 𝑣 .

INVERS MATRIKS BLOK

Kemudian dibahas mengenai teorema yang digunakan untuk mencari invers dari matriks persegi dengan menggunakan blok matriks, sebelum membahas invers matriks blok persegi, dibahas terlebih dahulu mengenai invers matriks diagonal dan segitiga.

Teorema 6 [ ] Jika merupakan matriks persegi, maka

(i) Untuk matriks = [ ] akan memiliki matriks invers jika dan hanya jika dan memiliki invers dan − = [ − ].

(ii) Untuk matriks = [ ] akan memiliki matriks invers jika dan hanya jika dan memiliki invers dan − = [ ].

(4)

Matriks segitiga adalah matriks persegi yang semua entri di atas diagonal pertamanya adalah nol di sebut matriks segitiga bawah dan sebaliknya matriks persegi yang semua entri di bawah diagonal pertamanya adalah nol di sebut matriks segitiga atas. Untuk menentukan invers dari matriks blok segitiga maka diberikan teorema sebagai berikut.

Teorema 7 [ ]Jika merupakan matriks persegi, maka

(i) Untuk matriks P = [ ]akan memiliki matriks invers jika dan hanya jika dan memiliki invers dan − = [ −

− − − − ].

(ii) Untuk matriks P=[ ]akan memiliki matriks invers jika dan hanya jika dan memiliki invers dan − = [ − − − ].

Kemudian akan dibahas mengena invers dari matriks blok yang mana semua entri dari matriksnya merupakan bilangan real.

Teorema 8 [ ] Misalkan merupakan matriks persegi:

(i) Diasumsikan submatriks A pada matriks P dalam persamaan 1 adalah tak singular. Matriks P pada persamaan 1 punya invers jika dan hanya jika komplemen Schur dari A punya invers dan

− − juga memiliki invers didapat

= [ − + − − − − − − − − − −

− − − − − − − ].

(ii) Diasumsikan submatriks D pada matriks P dalam persamaan 1 adalah tak singular. Matriks P pada persamaan 1 punya invers jika dan hanya jika komplemen Schur dari D punya invers dan

− − juga memiliki invers maka didapat

= [ − − − − − − − −

− − − − − + − − − ].

Setelah didapat invers untuk matriks dengan submatriks atau yang memiliki invers, maka selanjutnya akan diberikan teorema yang untuk mencari − dengan atau yang memiliki invers. Teorema 9 [ ] Misalkan merupakan matriks persegi:

(i) Diasumsikan matriks pada matriks dalam persamaan 1 adalah tak singular. Matriks pada persamaan 1 punya invers jika dan hanya jika komplemen Schur dari punya invers dan

− − juga memiliki invers maka didapat

= [ − − − − − − − −

+ − − − − − ]

(ii) Diasumsikan matriks pada matriks dalam persamaan 1 adalah tak singular. Matriks pada persamaan 1 punya invers jika dan hanya jika komplemen Schur dari punya invers dan

− − juga memiliki invers maka didapat

= [− − − − − − + − − − − −

− − − − − − − − ]

selanjutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai matriks yang berbentuk

(5)

Teorema 10 [ ] Jika merupakan matriks persegi, maka

(i) Untuk matriks = [ ] akan memiliki invers jika dan hanya jika submatiks dan memiliki invers dan invers matriks − = [− − − − ].

(ii) Untuk matriks = [ ] akan memiliki invers jika dan hanya jika submatiks dan memiliki invers dan invers matriks − = [

− − − ]

Setelah diketahui teorema menganai invers pada matriks persegi, selanjutnya akan dibahas invers pada matriks yang berentri kompleks yaitu matriks Hermit dan Matriks Hermit miring. Suatu matriks dengan ordo × serta memiliki entri-entri kompleks dengan matriks sama dengan transpos konjugat dari dan disimbolkan dengan ∗ maka matriks disebut Hermit. Sedangkan Suatu matriks bujur sangkar A dengan entri-entri kompleks disebut Hermit-miring (skew-hermit) jika  A A. Selanjunya akan dibahas mengenai invers dari matriks blok Hermit dan Hermit miring.

Teorema 11 [ ] Misalkan merupakan matriks persegi:

merupakan matriks Hermit jika dan hanya jika = [] dimana dan Hermit, maka

inversnya dapat ditulis

(i) − = [ − −∗ −− − ∗ −− − ] , 𝑎tau

(ii) − = [ − − ∗ − − −

− − ∗ − + − ∗ ]

Teorema 12 [ ] Misalkan merupakan matriks persegi:

merupakan matriks Hermit miring jika dan hanya jika = [− ], jika dan Hermit miring dengan memisalkan − ∗= 𝐻, maka inversnya dapat ditulis:

(i) − = [ − +𝐻 − 𝐻 − 𝐻 − ], atau

(ii)

− = [ − − 𝐻 − − −

− − 𝐻 − + − 𝐻 − ]

Contoh 13 Akan dari invers dari matriks berikut

= [ − − − − − ] Penyelesaian dengan menggunakan Teorema 7

1. Blok mattriks menjadi matriks blok ×

= [ − − − − − ]

(6)

Misalkan

= [− −

− ] , = [− ] , = [ ] , dan = [ − ]

2. Dicari determinan dari submatriks matriks

= [− −

− ]

blok matriks menjadi matriks ×

= [− −

− ] = [ ]

= [− ] , = [− ] , = [ − ] dan = [ ]

kemudian dicari determinan dan invers dari submatriks det = det [− ] = dan invers dari = [ ]

Setelah didapat invers dari matriks kemudian dicari determinan dari matiks .

det = det ∙ det − −

det = ∙ det [ ] − [ − ] [ ] [− ]) =

Karena det ≠ , maka submatriks memiliki invers. 3. Dicari invers dari submatriks dan determinan dari − −

= [ − + − − − − − − − − − −

− − − − − − − ]

Misalkan submatriks dari − = [ ′ ′

′ ′], didapat ′ = − − = [ ] − [ − ] [ ] [− ]) − = [ ] ′= − − − = − − ′= [ − ] ′ = − − − − = − ′ − = [− ] =+ − − − = − ′ = [ ]

(7)

Karena − = [ ′ ′

′ ′], maka − = [

]

Setelah didapat − , kemudian dicari determinan dari matriks − −

det − − = det ( [ − ] − [ ] [ − − ] [ − ] ) − = [ ] dan = [− ] = det − − = −

4. Karena det − − = − artinya det − − ≠ sehingga − − memiliki

invers. = − − − = det − − 𝑎 − − = − [ − ] = [ − − ]

5. Kemudian dicari invers dari matriks

Misalkan − = [ ]

= [ − + − − − − − − − − − −

− − − − − − − ]

karena telah didapat − − − = [

− − ], dan = − − − sehingga = [ − − ] (2) = − − − − = −= [− − ] (3) = − − − − − = −= [− − − ] (4) = − + − − − == [ − − ] (5)

(8)

= [ ] , = [ − − ] , = [− − − ] , dan = [ − − ] Sehingga − = [ ] = [ − − − − − − − − − ] .

Contoh 14 Invers Matriks Hermit

Tertukan invers dari matriks Hermit berikut

1

1

5

2

1

2

3

i

i

P

i

i

i

i

 

Penyelesaian menggunakan Teorema 10

1. Blok matriks menjadi matriks blok × sehingga

1

1

5

2

1

2

3

i

i

P

i

i

i

i

 

Misalkan = [− − ], = [ + − ] , ∗= [ − + ] dan = [ ] 2. Mencari invers dari matriks dengan menggunakan adjoin

= [− − ] sehingg didapat − = [

− − ]

3. Mencari invers dari matriks − ∗ − dimana − ∗ − − =

= − ∗ − − = [ ] (6)

4. Mencari matriks dimana = − −

= − − = [ 7 6 7 -1 i  ] (7)

5. Mencari matriks dimana = − ∗ −

= − ∗ − = [ 6 1

7 i 7

  ] (8)

(9)

7. = − − − = [ −

− − ]. (9)

Dari (6), (7), (8), dan (9) didapat

= [ 20 1 7 7 1 1 7 7    ] , = [ 7 6 7 -1 i  ] , = [ 6 1 7 i 7   ] dan = [ ] sehingga − = [ ] = [ − − − − − − + ] . PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: diberikan matriks berordo × , kemudian matriks diblok menjadi matirks ×

A

B

P

C

D

 

1. Determinan matriks × dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Misalkan submatriks dan atau dan merupakan matriks persegi, Jika dan merupakan matriks persegi, maka dicari determinan dan invers submatriks atau sehingga didapat determianan matriks yaitu det = det det − − jika det ≠ atau det = det det( − − jika det ≠ . Jika dan merupakan matriks persegi, maka dicari

determinan dan invers submatriks atau sehingga didapat determianan matriks yaitu

det = − ( ( − + + )det det − − atau

det = − ( ( − + + )det det( − −

2. Invers dari matriks dapat ditentukan dengan memisalkan submatriks , , atau memiliki invers atau determinannya tidak sama dengan nol

Misalkan − = [ ]. Entri dari submatriks , , , dan dapat dicari jika:

i) submatriks memiliki invers dan submatriks = − − memiliki invers maka

= [ − + − − − − − − − − − −

− − − − − − − ],

ii) submatriks memiliki invers dan submatriks = − − mamiliki invers maka

= [ − − − − − − − −

− − − − − + − − − ],

iii) submatriks memiliki invers dan submatriks = − − memiliki invers, maka

= [ − − − − − − − −

+ − − − − − ], dan

iv) submatriks memiliki invers dan = − − memiliki invers maka

= [− − − − − − + − − − − −

(10)

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Pudjiastuti. Matriks Teori dan Aplikasi. Yokyakarta:Graha Ilmu; 2006.

[2]. Anton, H., dan Rorres, C. Aljabar Linear Elementer Versi Aplikasi Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga; 2004

[3]. Supranto, J. Pengantar Matrix. Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; 1993 [4]. Meyer, C. D. Matrix Analysis and Applied Linear Algebra. Siam: Philadelphia; 2000

[5]. Lu, T. T and Shio, S. S. Inverses of × Block Matrices. Computers and Mathematics with Applications, 2002; volume 43, hal 119-129

Ilhamsyah : FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, ilhamsyah.2010@gmail.com Helmi : FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, helmi132205@yahoo.co.id Fransiskus Fran : FMIPA Universitas Tanjungpura, Pontianak, frandly88@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Secara lebih spesifik hasil temuan di dalam proses bimbingan kelompok ini adalah pada konseli Kl.1 (AN) yang pada saat pre-test dalam kategori sangat

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pengetahuan kelompok kontrol dan kelompok WPSLangsung dengan modul role play ( p =0,089) dan

Peserta yang lulus Seleksi Administrasi dan Tes Fisik diberikan TANDA PESERTA SELEKSI pada tanggal 24 – 26 Oktober 2008 di lokasi pendaftaran dengan menunjukkan identitas diri

Perbandingan karakteristik mi basah jagung optimal dengan mi basah terigu (mi matang) menunjukkan bahwa mi basah matang jagung memiliki nilai kekerasan, kelengketan, dan

“Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. 1.2

Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik.. Berikut ini adalah

Kesimpulan dari penelitian yaitu (1) Bentuk interferensi morfologi yang ditemukan pada penelitian ini antara lain interferensi yang berupa afiksasi yang meliputi

Tracer Study akan bermanfaat dalam menyediakan informasi penting mengenai hubungan antara pendidikan tinggi yang dilaksanakan di prodi Pendidikan Fisika dan dunia kerja, menilai