• Tidak ada hasil yang ditemukan

9. Rencana Program Jangka Menengah (RPJM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "9. Rencana Program Jangka Menengah (RPJM)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

F/

1

1. Skenario Strategi Rencana Investasi

2. Kriteria Pentahapan Rencana Penanganan

3. Tahapan Perencanaan Penanganan

4. Pola Penanganan Pendanaan

5. Pola Kerjasama Operasional Investasi

6. Mekanisme Pembiayaan Sarana Dan Prasarana

7. Mekanisme Pembiayaan Kawasan Perdagangan

Dan Jasa

8. Sumber Pembiayaan Program Penataan

9. Rencana Program Jangka Menengah (RPJM)

(2)

F/

2

Rencana investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan. Rencana ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing–masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerjasama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/pembiayaan. Rencana investasi juga mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana/sarana suatu lingkungan/ kawasan.

Rencana Investasi sebagai salah satu komponen rencana dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), disusun dengan memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/ kawasan. Disamping itu rencana investasi ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan penataan ataupun menghitung tolak ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.

Rencana investasi ini diharapkan dapat menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam suatu sistem wilayah yang telah disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerjasama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/ pembiayaan. Selain itu rencana investasi ini dimaksudkan untuk mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana dari kawasan perencanaan.

Dalam rangka implementasi RTBL Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang di

Kabupaten Sumbawa Barat, akan direncanakan dapat selesai dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun, dengan pentahapan progress penyelesaian setiap 1 (satu) tahun. Dalam strategi rencana investasi ini akan diuraikan indikasi investasi dari berbagai macam kegiatan yang meliputi tolak ukur/ kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan perkiraan waktu pelaksanaan dan potensi sumber pendanaan.

Penataan dalam pengembangan kawasan penataan bangunan dan lingkungan perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penanganan Kawasan Strategis Perkotaan Taliwangtermasuk permasalahan pendanaan, permasalahan sumber daya, karakteristik permasalahan kawasan perencanaan dan lain sebagainya, sehingga diharapkan dengan dilakukan pentahapan tersebut penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan sumber daya dan dana yang tersedia.

Dengan dasar pemikiran tersebut, dilakukan pemilihan terhadap beberapa program dengan menggunakan kriteria, sehingga diperoleh program-program yang dikelompokan berdasarkan masa rencana hingga lima tahun yang akan datang.

Paket investasi merupakan susunan program pengembangan dan investasi pembangunan yang dapat ditawarkan kepada para stakeholders yang berkepentingan.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada Kawasan Strategis Perkotaan

Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat ini memiliki tujuan untuk

menyelaraskan dan mempersiapkan kawasan sebagai bagian dari Kabupaten

Sumbawa Barat sebagaimana dengan rencana tata ruang wilayah.

a. Program Investasi

Dalam rencana program investasi jangka menengah terdapat 2 hal yang akan ditekankan yaitu Penataan Bangunan Dan Lingkungan serta

Penyehatan Lingkungan.

Paket investasi pertama yang dapat diusulkan terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan di wilayah perencanaan adalah :

 Penataan bangunan dan sempadan

Pembangunan bangunan di wilayah perencanaan dilakukan sesuai fungsi dan pedoman Garis Sempadan Bangunan (GSB) ; Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang diijinkan; serta untuk meminimalisir munculnya kawasan permukiman kumuh/kurang teratur dan liar dibantaran sungai.

Penataan sempadan meliputi sempadan jalan dan sempadan sungai, sebagai bagian dari pengembangan ruang terbuka hijau di wilayah perencanaan. RTH ini diperlukan untuk perlindungan kawasan sekitar DAS sehingga pengembangan ruang terbuka hijau ini bisa juga saling terkait dengan penataan sempadan DAS dan jalan.

 Penataan signage dan perabotan jalan

Penataan signage meliputi penataan reklame, rambu lalu lintas, sedangkan penataan perabotan jalan meliputi bangku taman, pot tanaman di ruang pedestrian, penempatan lampu penerangan jalan. Paket investasi kedua yang dapat diusulkan terkait dengan penyehatan Lingkungan di wilayah perencanaan adalah:

 Penghijauan kawasan

Penghijauan kawasan ini meliputi penataan pohon sebagai tempat berteduh; sebagai pengarah pergerakan; serta pemisah ruang jalan kendaraan dan ruang jalan kaki.

 Peningkatan kualitas dan layanan infrastruktur (saluran drainase) Peningkatan layanan infrastruktur dimaksud berupa peningkatan kualitas jalan lingkungan serta saluran sanitasi pada seluruh jalan utama Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang.

b. Skenario pengembangan Struktur Ruang Kawasan

Skenario pengembangan struktur ruang kawasan pada Kawasan Strategis

Perkotaan Taliwang akan membawa dampak investasi yang positif bagi

sektor perekonomian Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang. Paket investasi yang direkomendasikan terkait dengan skenario pengembangan struktur ruang kawasan antara lain;

 Pengembangan RTH sekitar permukiman, median jalan dan sempadan sungai yang ada di kawasan rencana.

 Pembangunan Pedestrian sesuai fungsinya; sebagai jalur pejalan kaki dengan batas pagar tapak bangunan; sebagai jalur sirkulasi serkaligus ruang untuk menikmati etalase pada fungsi pertokoan deret (dengan membuat arcade), maupun sebagai ruang pejalan kaki sekaligus parkir.

Penataan gate/gerbang kawasan, sebagai pintu masuk ke Kawasan

Strategis Perkotaan Taliwang.

 Penataan Signage (Reklame) di RUMIJA.

F.1

(3)

F/

3

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam menetapkan pentahapan program adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1.Kriteria Pentahapan Rencana Penanganan

No Kriteria Pentahapan Rencana Penanganan Keterangan 1. Kemendesakan Penanganan (Urgenitas)

 Besarnya gangguan terhadap lingkungan permukiman dan fungsi kawasan;

 Ada tidaknya penanganan permasalahan yang telah dilakukan.

2. Tingkat Permasalahan

 Besar pengaruh lanjutan apabila penanganan tidak segera dilakukan;

 Pentingnya titik lokasi permasalahan bagi kawasan yang lebih luas.

3. Dukungan SumberDaya

 Kejelasan penguasaan lahan sehingga memungkinkan dilakukan penanganan;  Terdapatnya kontribusi berbagai pihak terkait

termasuk partisipasi masyarakat dalam penataan permukiman;

 Kesesuaian (sinergitas) dengan rencana program pembangunan sektoral yang ada khususnya terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh dan arahan rencana tata ruang.

4. Keberlanjutan Kegiatan

Penentuan program prioritas yang diperkirakan akan menjadi stimulant bagi kegiatan sejenis atau kegiatan lanjutan oleh masyarakat atau stakeholder lain. Dalam hal ini program yang dialokasikan dapat bersifat penanganan sebagian (mendorong

masyarakat untuk melanjutkan) dan bersifat percontohan (pilot project) yang bernuansa pembelajaran kepada masyarakat dan stakeholder lainnya.

5. Aspek Manfaat Upaya untuk mengalokasikan program-program prioritas (tahap pertama) agar memberikan manfaat secara maksimal dan memberikan pengaruh yang mendukung bagi pelaksanaan program tata bangunan dan lingkungan pada tahap selanjutnya.

Komponen program yang dipilih untuk dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun perencanaan. Secara keseluruhan program jangka menengah kawasan perencanaan RTBL Kawasan Strategis Perkotaan Taliwangdapat dilihat dalam Tabel Rencana Panjang Jangka Menengah (RPJM).

Pola-pola yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam menggalang sumber-sumber pendanaan dalam rangka mewujudkan visi tata bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan pada dasarnya berupa kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:

 Sosialisasi dan promosi program ke berbagai sumber pendanaan potensial baik sumber pendanaan APBD, masyarakat, swasta baik di dalam ataupun di luar negeri;

 Penyiapan/ penyelenggaraan program insentif dan kemudahan dalam penyelenggaraan investasi (perizinan, dukungan program pemerintah dalam pelakasanaan investasi dan lain sebagainya).

Pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah yang dapat mempercepat laju investasi sehingga penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan dapat terlaksana sesuai waktu yang dijadwalkan.

Penyusunan program penanganan penataan akan terkait langsung dengan kebutuhan dan ketersediaan biaya yang diperlukan. Untuk itu diperlukan kajian mengenai sumber-sumber pembiayaan baik pembiayaan konvensional dan non konvensional.

Hal utama dalam rencana pembiayaan penataan Kawasan Strategis

Perkotaan Taliwang adalah bagaimana mengupayakan penggalangan sumber

dana dan membagi bahan pendanaan kepada setiap pelaku yang terlibat. Penggalangan sumber dana yang dilakukan secara langsung (dalam bentuk dana proyek dan dana bantuan langsung) maupun tidak langsung seperti kemudahan dalam prosedur dan perijinan serta pelibatan program-program tertentu antara lain sertifikasi lahan/ produk dari BPN, membentuk suatu mekanisme subsidi silang yang akan memperkecil rendahnya biaya pembangunan rumah susun/ hunian yang arus dipikul oleh masyarakat.

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

Kerjasama dalam bentuk Kerjasama Operasional (KSO) atau Built Operational Transfer (BOT) merupakan salah satu solusi untuk penerapan teknologi informasi, sehingga resiko investasi (Hardware, Software dan Brainware) dan resiko pelaksanaan sistem akan berada di pihak investor.Kerjasama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dengan menanggung keuntungan dan kerugian secara bersama-sama.

KSO didasarkan atas waktu kerjasama (by time), sehingga masa berakhirnya KSO adalah setelah masa kerjasama yang disepakati berakhir, bukan pada

Break Event Point (BEP) dari besarnya investasi yang ditanamkan oleh

investor. Dan prinsip KSO berbeda dengan pola “Cicilan/Kredit” maupun “Leasing/Sewa Pakai” Sebutan pihak yang terkait dalam Kerjasama Operasional (KSO) adalah sebagai berikut :

1. Pemilik Aset adalah pihak yang memiliki aset atau hak penyelenggaran usaha tertentu yang dipakai sebagai obyek atau sarana Kerjasama Operasi. Misalnya orang yang memiliki tanah untuk dibangun gedung perkantoran di atasnya dalam perjanjian KSO pengembangan kawasan/pengembangan sarana padaKawasan Strategis Perkotaan

Taliwang.

F.5

POLA KERJASAMA OPERASIONAL INVESTASI

F.4

POLA PENANGANAN PENDANAAN

F.3

TAHAPAN PERENCANAAN PENANGANAN

F.2

(4)

F/

4

2. Investor adalah pihak yang menyediakan dana, baik seluruh atau sebagian, untuk memungkinkan aset atau hak usaha pemilik aset diberdayakan atau dimanfaatkan dalam KSO.

Bentuk-bentuk KSO berkembang dengan berbagai variasi, tetapi bisa dibagi menjadi dua golongan, yakni:

1) KSO Dengan Entitas Hukum Terpisah (Separate Legal Entity) dari entitas hukum para partisipan KSO, yang bisa berbentuk badan hukum atau persekutuan.

2) KSO tanpa pembentukan entitas hukum yang terpisah, yang bisa berbentuk Pengendalian Bersama Operasi (PBO) dan Pengendalian Bersama Aset (PBA), atau KSO dimana hanya satu pihak saja dari partisipan KSO yang memiliki kendali yang signifikan atas aset dan operasi KSO. Dalam KSO dengan pola PBO dan PBA, masing-masing partisipan KSO memiliki kendali yang signifikan atas operasi atau aset KSO, karena itu nama kerjasama ini adalah pengendalian bersama (Jointly Controlled). PSAK 39 mengatur kegiatan KSO yang digolongkan sebagai bentuk KSO tanpa entitas hukum, dimana hanya satu pihak saja yang secara signifikan memiliki kendali atas aset maupun operasi KSO. Bentuk-bentuk operasional KSO sangat bervariasi dan berkembang selaras dengan kebutuhan para partisipannya. Dua bentuk KSO yang populer adalah ;

A. Bentuk Bangun, Kelola, Serah (Build, Operate, and Transfer/ BOT); Investor

 Investor membangun aset dan mencatatnya sebagai “Aset KSO pada Kas/Hutang”

 Investor mengamortisasi aset selama masa Konsensi.

 Investor mengelola aset sehingga membayar bagi hasil dan mencatatnya sebagai “Beban KSO pada Kas/Hutang.”

 Investor menyerahkan aset ke pemilik aset diakhir masa Konsensi. Pemilik Aset

 Pemilik Aset dapat menyerahkan aset untuk dikelola oleh investor dan mencatatnya sebagai “Aset KSO pada Kas/Hutang/Aset Tetap.”

 Pemilik Aset tidak menggelola Aset KSO tetapi mendapatkan bagi hasilnya dan dicatat sebagai “Kas/Piutang pada Pendapatan KSO”.

 Pemilik Aset bisa mendapatkan seluruh aset (Sesuai Perjanjian) dari Investor diakhir masa Konsensi.

B. Bentuk Bangun, Serah, Kelola (Build, Transfer, and Operate/BTO). Investor

 Investor membangun aset dan mencatatnya sebagai “Aset KSO pada Kas/Hutang.”

 Investor menyerahkan aset yang telah dibangunnya ke Pemilik Aset dan mencatatnya sebagai “Hak Bagi Pendapatan pada Aset KSO” (Nominal Base) dan aset diamortisasi selama masa Konsensi.

 Selama masa Konsensi, investor menerima bagi hasil dari pemilik aset dan mencatatnya sebagai “Kas/Piutang pada Pendapatan KSO.” Pemilik Aset

 Pemilik Aset dapat menyerahkan aset dan dicatat sebagai “Aset KSO pada Kas/Hutang/Aset Tetap”

 Pemilik Aset menggelola Aset KSO secara Periodik membagi pendapatan dan mencatat sebagai “Beban KSO pada Kas/Hutang.”

 Pemilik Aset bisa mendapatkan seluruh aset (Sesuai Perjanjian) dari Investor diakhir masa Konsensi.

Bentuk tersebut bisa dikombinasikan dengan Perjanjian Bagi Hasil (PBH) atau Perjanjian Bagi Pendapatan (PBP) dengan cara tertentu. Hak milik aset yang digunakan untuk Kerjasama Operasional (KSO) adalah Hak milik Penyerta aset selama periode perjanjian KSO. Aset yang disertakan dalam KSO tidak terkena transaksi jual-beli, sehingga tidak dipungut PPN. Aset tersebut juga disusutkan berdasarkan masa manfaatnya. Pada akhir masa Konsensi (masa KSO) aset dapat dipindah tangankan merujuk pada perjanjian kedua belah pihak.

Aset yang diserahkan pemilik aset untuk diusahakan dalam perjanjian Kerjasama Operasi (KSO) harus dicatat oleh pemilik aset sebagai aset KSO sebesar biaya perolehannya. Apabila yang diserahkan untuk diusahakan dalam perjanjian KSO adalah hak penyelenggaraan usaha yang tidak memiliki biaya perolehan, maka pemilik aset hanya perlu mengungkapkan keberadaan transaksi tersebut.

Bentuk dan pola kerjasama pengendalian operasional, yakni : A. Arahan Proses Pengendalian Operasional

Arahan pengendalian operasional merupakan pedoman untuk melakukan evaluasi tujuan-tujuan jangka pendek, umumnya jangka waktu satu bulan hingga satu tahun. Terdapat tiga sistem untuk pengendalian operasional yaitu anggaran (budgets), jadwal (schedule), dan faktor penentu keberhasilan (key success factors).

Kemampuan, keterbatasan, dan kebijakan operasional dapat mendorong atau menghambat pencapaian tujuan secara signifikan. Proses pembangunan biasanya bernilai 70% dari total asset investasi. Bagian utama dari proses pelaksanaan strategi terjadi dilokasi perencanaan. Keputusan-keputusan yang terkait dengan produksi mengenai besarnya pabrik, letak pabrik, desain produk, pilihan peralatan, jenis alat-alat, kontrol persediaan dan lain-lain.

Dalam pengendalian operasional pembangunan kawasan, biaya pembangunan sepenting konsistensi pembangunan karena dibutuhkan ketetapan baku tatanan pembangunan yang makro/besar. Dan pelaksanaan pembangunan harus mengandalkan system pengendalian rencana yang cukup konsisten. Adapun, strategi pembangunan rencana kawasan adalah menjaga konsistensi pembangunan. Adapun konsistensi yang dimaksud dalam hal, kebutuhan biaya, konsistensi pembangunan, konsistensi volume, konsistensi kinerja pengawas dan konsistensi produk perencanaan.

B. Arahan Proses Pengendalian Kualitas

Kualitasmenjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih suatu produk atau jasa, sehingga kualitas merupakan penentu keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan memenuhi syarat-syarat dari konsumen, maka perlu dilakukan pengendalian kualitas. Ketika hanya satu karakteristik output dipertimbangkan dalam pengendalian kualitas, maka masalah dapat diselesaikan secara konvensional. Pengendalian kualitas menjadi lebih kompleks ketika banyak karakteristik output yang dipertimbangkan dan masing-masing harus memenuhi spesifikasi tertentu. Kompleksitas pengendalian kualitas sebagai sebuah sistem seringkali menimbulkan konflik diantara beberapa tujuan yang ingin dicapai. Peningkatan pencapaian pada salah satu karakteristik mengakibatkan pengurangan pencapaian karakteristik yang lain, sehingga diperlukan perancangan sistem pengendalian kualitas secara simultan. Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan keberhasilan usaha dan mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan. Suatu karakteristik dari pengendalian kualitas modern adalah bahwa didalamnya terdapat aktivitas yang berorientasi pada tindakan-tindakan pencegahan kerusakan dan bukan berfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja. Kualitas melalui inspeksi saja tidak cukup dan hal itu memakan biaya yang banyak. Meskipun tetap menjadi persyaratan untuk melakukan beberapa inspeksi singkat atau audit terhadap produk akhir tetapi usaha pengendalian kualitas seharusnya lebih difokuskan pada tindakan pencegahan sebelum terjadinya kerusakan dengan jalan melaksanakan aktivitas secara baik dan benar pada waktu pertama kali mulai melaksanakan suatu aktivitas. Dengan melaksanakan prinsip ini usaha peningkatan kualitas akan mampu mengurangi ongkos produksi. Sehingga perlu dilakukan suatu sistem pengendalian proses sebagai implementasi dari tindakan preventif dalam sistem manajemen kualitas tersebut.

(5)

F/

5

Pola skenario dan pentahapan rencana investasi merupakan susunan program pengembangan dan investasi pembangunan yang di bagi menjadi beberapa pengelola paket investasi dalam Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang serta dapat ditawarkan kepada parastakeholders yang berkepentingan. Pola skenario dan pentahapan rencana investasi di wilayah perencanaan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.

Tabel 5.2. Pola Skenario Dan Pentahapan Rencana Investasi RTBL Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang

No Nama Program Lokasi

Sumber Pem-biayaan Pola Pengelolaan Paket Investasi Pe m er in ta h Sw as ta Ma sy ar ak at

1 Program Investasi Bangunan

a Bangunan Perumahan

Program pembangunan mengikuti pedoman pembangunan yang telah ada Semua Segmen/ Blok Swadaya/ Swasta √ √

b Bangunan Pertokoan dan Perdagangan

Program pembangunan mengikuti pedoman pembangunan yang telah ada Semua Segmen/ Blok Swasta/In vestor √ c Bangunan Perkantoran Program pembangunan mengikuti pedoman pembangunan yang telah ada Semua Segmen/ Blok APBD √ d Bangunan Umum Program pembangunan mengikuti pedoman pembangunan yang telah ada Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √

2 Program Investasi Utilitas Lingkungan

a Jaringan Air Bersih

Peningkatan kualitas distribusi/pipanisasi Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pengawasan dan

pemeliharaan jaringan air bersih Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ b Jaringan Drainase

Perbaikan kondisi fisik saluran drainase Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pengawasan dan pemeliharaan Semua Segmen APBD, Swasta √ √

c Sistem Pengaman Kebakaran

Penambahan hidran pada kawasan perencanaan Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pengawasan dan pemeliharaan Semua Segmen APBD, Swasta √ √ d Sistem Perparkiran

Parkir (On street parking) Studi penentuan pola parkir yang sesuai

Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pengawasan pola parkir

kendaraan berdasarkan undang-undang Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pemberian tanda pola

elevansi sudut parkir yang sesuai pada badan jalan yang diusulkan sebagai lokasi parkir On Street

Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √

Parkir (Off street parking) Semua Segmen APBD, Swasta √ √ Pendataan kawasan yang

dapat digunakan untuk kawasan parkir Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pembuatan bentuk pola

bangunan untuk parkir Off

street Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ e Morfologi Jalan Pengawasan dan Pemeliharaan Jaringan Jalan Semua Segmen/ Blok APBD, Swasta √ √

No Nama Program Lokasi

Sumber Pem-biayaan Pola Pengelolaan Paket Investasi Pe m er in ta h Sw as ta Ma sy ar ak at

f Rambu-rambu Lalu lintas

Penataan dan pengadaan tata informasi dan rambu pengarah Semua segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pengawasan dan pemeliharaan Semua segmen APBD, Swasta √ √ g Pedestrian Pembangunan dan pemeliharaan jaringan pejalan kaki Semua segmen/ Blok APBD, Swasta √ √ Pengawasan dan

pemeliharaan Semua segmen APBD, Swasta √ √

h Pos Polisi

Pengusulan model pos polisi Segmen/B lokA Blok B APBD, Swasta √ √

Pemeliharaan pos polisi

Segmen/B lokA Blok B APBD, Swasta √ √ i Penerangan Jalan Penambahan lampu penerangan jalan Semua Segmen APBD, Swasta √ √ j Street furniture Pengadaan Tempat Sampah Semua Segmen APBD, Swasta √ √ Pengadaan Pot Tanaman Semua Segmen APBD, Swasta √ √

k Penghijauan

Penataan ruang luar dan dalam tapak Semua Segmen APBD, Swasta √ √ √ Penanaman tanaman Semua Segmen APBD, Swasta √ √ √ Pemeliharaan Semua Segmen APBD, Swasta √ √ √

(6)

F/

6

Sumber pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah baik sumber APBD Kabupaten Sumbawa Barat, APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat ataupun APBN, meskipun demikianmasih terbuka kemungkinan sumber pembiayaan dari masyarakat, misalnya Pemerintah memberikan bantuan bahan/ material sementara masyarakat menanggung biaya pengerjaannya. Hal tersebut dapat dilakukan untuk komponen kegiatan pembangunan prasarana yang tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan memakai teknologi yang sederhana. Sedangkan untuk pembiayaan yang memerlukan dana besar dan teknologi tinggi tetap sepenuhnya dari dana pemerintah dan diselenggarakan melalui kontraktual sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dalam menunjang pendanaan penataan pada suatu kawasan yang memiliki nilai ekonomi lokasi yang tinggi peran swasta sangat diperlukan dan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan potensi yang dimiliki kawasan melalui pengembangan area komersial. Hasil daripada pengembangan komersial tersebut diharapkan dapat mensubsidi silang terhadap pendanaan pembangunan permukiman masyarakat maupun ketersediaan sarana dan prasarana bagi kawasan. Lebih jauh, pengembangan area komersial tersebut dapat memberikan kontribusi pasif terhadap pendapatan daerah maupun terhadap penataan kawasan kota yang dalam hal ini kawasan penataan

Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang.

Mekanisme pembiayaan kawasan komersial pada dasarnya sama dengan kawasan komersial lainnya dimana pihak swasta dapat memperoleh hak pengelolaan kawasan tersebut termasuk hak guna bangunan (HGB).

Bentuk keterlibatan swasta dalam pendanaan penataan dapat dilakukan dalam bentuk Build Operation Transfer (BOT), dengan mengelola area komersial yang ada. Lahan yang kemudian dikelola oleh swasta harus dapat dijadikan sebagai salah satu unsur pendanaan penataan di dalam kawasan yang langsung bermanfaat baik secara pembiayaan langsung, maupun secara manfaat pemberian peluang kepada peningkatan pendapatan masyarakat maupun Pemda.

Secara garis besar prinsip yang perlu dilakukan dalam rangka BOT tersebut adalah sebagai berikut:

 Pihak investor (swasta) akan memiliki dan mengoperasikan fasilitas yang dibangun untuk jangka waktu tertentu;

 Jangka waktu tertentu yang dimaksud adalah agar hutang (kredit) yang dilakukan dapat dilunasi investor dengan keuntungan yang wajar;

 Pada akhir jangka waktu yang ditetapkan pihak investor harus mengalihkan (transfer) kepemilikan kepada pemerintah/ badan pengelola atau dapat diperpanjang lagi sesuai dengan ketentuan kesepakatan kerjasama baru.

Pemberian kesempatan usaha kepada swasta tersebut tetap dalam koordinasi dan pengendalian pihak pemerintah daerah yang dalam hal ini pemerintah daerah berkedudukan untuk menjembatani dalam mendukung fungsi dan

mekanisme kontrol antara berbagai pihak yang terlibat dalam hal merealisasikan program tata bangunan dan lingkungan.

Manfaat yang dapat diperoleh dengan memberikan kesempatan pihak swasta untuk berperan serta antara lain:

 Secara skala penanganan dapat dilakukan pemecahan masalah tata bangunan dan lingkungan dengan biaya yang relatif lebih murah karena keterpaduan dan pembagian peran dalam pembiayaan/ pendanaan;

 Bagi masyarakat diharapkan dapat membantu perbaikan muka bangunan rumah/ ruko secara murah melalui subsidi kawasan komersial, selain itu dapat memberikan peluang usaha dan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat;

 Bagi pemerintah, kejelasan status dan peningkatan nilai lahan yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah melalui investasi swasta, pajak retribusi maupun peningkatan kualitas aset pemda;

 Bagi swasta, adanya kesempatan usaha yang diberikan;

 Dalam skala Kota, penataan kawasan dengan tetap memanfaatkan potensi lokasi akan memberikan citra dan dinamika pengembangan kota selain meningkatkan nilai ekonomi lokasi. Khususnya terkait dengan arahan fungsi kawasan sebagai gerbang wisata dunia.

Sumber-sumberpendanaan yang potensial untuk dapat digunakan dalam penataan Kawasan Strategis Perkotaan Taliwangadalah sebagai berikut:

Tabel 5.3. Kriteria Pentahapan Rencana

No Sumber

Pendanaan Kriteria Peruntukan

1. Sumber Dana APBN

Dana pembangunan yang bersumber dari APBN

dialokasikan untuk proyek-proyek yang memiliki kriteria sebagai berikut:

 Memerlukan biaya dan teknologi yang relatif tinggi;  Mempunyai dampak sosial dan

ekonomi yang relatif besar; Merupakan program/ proyek percontohan yang dapat

merangsang prakarsa masyarakat untuk berpartisipasi didalamnya atau melakukan kegiatan serupa.

 Bantuan teknis, perencanaan, dan lainnya;  Pembiayaan pembangunan prasarana dasar. 2. Sumber dana APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat

Kriteria pemanfaatan sumber dana APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan kriteria kegaiatan/ proyek yang memiliki skala pelayanan atau pengaruh bagi pengembangan wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

 Komponen penanganan;  Pengadaan pembangunan prasarana dasar. 3. Sumber dana APBD Kabupaten Sumbawa Barat

Kriteria pemanfaatan sumber dana dari APBD Kabupaten Sumbawa Barat adalah untuk pembiayaan dengan skala pelayanan wilayah kota, termasuk pembiayaan dalam rangka menggali berbagai potensi

 Penyiapan lahan disekitar sempadan sungai Brang Rea/ revitalisasi Sungai Brang Rea;  Pengadaan

F.8

SUMBER PEMBIAYAAN PROGRAM PENATAAN

F.7

MEKANISME PEMBIAYAAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN

JASA

F.6

(7)

F/

7

No Sumber

Pendanaan Kriteria Peruntukan

kawasan. infrastruktur, listrik, air bersih, drainase, peningkatan status lahan, dan lainnya;  Pengembangan sumber daya manusia/ pelatihan, pengembangan kesempatan usaha. 4. Sumber dana Swadaya Masyarakat

Sumber dana dari masyarakat dapat berupa dana masyarakat sendiri atau dana tabungan khusus masyarakat adalah untuk pembiayaan pembangunan rumah/ aset lingkungan fisik milik perorangan ataupun kelompok. Pemanfaatan sumber dana masyarakat ini dapat diarahkan untuk pelaksanaan pembiayaan yang secara langsung dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas hunian masyarakat.  Pengadaan/ perbaikan rumah. 5. Sumber dana Swasta dan Perbankan

Sumber dana dari swasta diarahkan untuk pembiayaan/ investasi kawasan niaga dan ruang terbuka hijau. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendukung kebutuhan pembiayaan program yang sangat besar sementara terdapat keterbatasan sumber pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah.  Pembangunan Ruang Terbuka Hijau;  Pembangunan kawasan/ bangunan komersial;  Modal usaha dan

kredit pembangunan rumah.

Program jangka menengah dalam Kawasan Perencanaan RTBL Kawasan

Strategis Perkotaan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat disusun dalam

kurun waktu 5 (lima) tahun dan uraian indikasi investasi berbagai macam kegiatan yang meliputi tolak ukur/ kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan potensi sumber pendanaan. Pentahapan pengembangan kawasan penataan bangunan dan lingkungan perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penanganan penataan Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang, Kabupaten

Sumbawa Barattermasuk permasalahan pendanaan, permasalahan sumber

daya, karakteristik permasalahan kawasan perencanaan dan lain sebagainya, sehingga diharapkan dengan dilakukan pentahapan tersebut penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan sumber daya dan dana yang tersedia.

Dengan dasar pemikiran tersebut, dilakukan pemilihan terhadap beberapa program dengan menggunakan kriteria, sehingga diperoleh program-program yang dikelompokkan berdasarkan masa rencana pada tahun pertama hingga tahun yang akan datang.

Secara keseluruhan program jangka menengah RTBL Kawasan Strategis

Perkotaan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat dapat dilihat dalam Tabel

5.4. Rencana Program Jangka Menengah. (tabel terlampir)

RPJM Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat merupakan acuan di dalam mengembangkan dan menangani kawasan perencanaan RTBL. Program dan kegiatan pembangunan yang dirumuskan dalam RPJM ini akan dirinci ke dalam alokasi waktu 5 (lima) tahunan dan didetailkan kembali untuk alokasi waktu 1 (satu) tahun pertama meliputi: sumber pembiayaan dan pelaksanaan program.

Program dan kegiatan ini selain diimplementasikan oleh RTBL juga dapat diadopsi oleh dinas terkait sebagai referensi dan acuan dalam pembangunan

Kawasan Strategis Perkotaan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat sebagai

prioritas penanganan.

Agar lebih jelas program dan kegiatan pengembangan Kawasan Strategis

Perkotaan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat untuk alokasi waktu 5

(lima) tahun dan 1 (satu) tahun dapat dilihat pada Rencana Pentahapan Pembangunan Kawasan Perencanaan 5 (Lima) Tahun dan Rencana Pentahapan Pembangunan Kawasan Perencanaan Tahun I (Pertama),Tahun 2015 serta ilustrasi beberapa program dan kegiatan pembangunan Kawasan Perencanaan Tahun I (Pertama), Tahun 2015.

F.9

(8)

F/

8

Tabel 5. 3 Tabel Rencana Investasi

Gambar

Tabel 5.1.Kriteria Pentahapan Rencana Penanganan
Tabel 5.2. Pola Skenario Dan Pentahapan Rencana Investasi RTBL Kawasan  Strategis Perkotaan Taliwang
Tabel 5.3. Kriteria Pentahapan Rencana
Tabel 5. 3 Tabel Rencana Investasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks tersebut di atas, perlu adanya kebijakan dalam dokumen lain yang mendukung kebijakan tata ruang kota dan langsung berhubungan dengan pengaturan sumber emisi

33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa : “Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU

fasilitator memperlihatkan ketidaksabaran dan tidak bersahabat. 6enyiapkan asisten/notulis. ;otulis berlaku sebagai pengamat selama FGD/DKT berlangsung dan bertugas mencatat

Efektivitas Kerja Pegawai di DISHUB Kota Samarinda Hasil wawancara dengan narasumber bagaimana dapat diketahui bahwa pelaksanaan tugas pegawai di DISHUB Kota

Seperti yang telah disinggung pada bagian pendahuluan mengenai jumlah bangunan suci bercorak Agama Hindu dan Buddha di Penanggungan, Gunung Penanggungan adalah

Hubungan pernikahan jarak jauh ini juga dirasakan oleh para istri pelaut, dimana suami diharuskan untuk berlayar dan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang sangat lama.. Dalam

Dalam rangka penguatan informasi pertanian di pedesaan, maka kegiatan diseminasi inovasi teknologi pertanian hasil penelitian Badan Litbang Pertanian, perlu didukung oleh

Oleh karena itu, agar sistem struktur tetap mampu untuk menahan beban gempa yang bekerja, maka unsur-unsur vertikal utama (kolom) dari struktur bangunan yang berfungsi untuk