• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SMART BUILDING DALAM MEMANTAU DAN MENGENDALIKAN LAMPU SECARA REALTIME BERBASIS WEBSOCKET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN SMART BUILDING DALAM MEMANTAU DAN MENGENDALIKAN LAMPU SECARA REALTIME BERBASIS WEBSOCKET"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN

SMART BUILDING

DALAM MEMANTAU DAN

MENGENDALIKAN LAMPU SECARA

REALTIME

BERBASIS

WEBSOCKET

Siti Khusnul Azifah, Indra Waspada

Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Sains Matematika, Universitas Diponegoro ABSTRAK

Smart Building atau Bangunan Pintar adalah konstruksi dengan desain dan dukungan teknologi yang tepat untuk memaksimalkan fungsionalitas dan kenyamanan bagi penghuninya dengan kompromi untuk mengurangi biaya operasional, dan memperpanjang umur struktur fisik. Komponen-komponen yang digunakan saling terhubung melalui jaringan lokal, sehingga dapat difungsikan untuk berbagai hal, salah satunya sebagai sistem untuk memantau dan mengendalikan pencahayaan pada bangunan. Pencahayaan merupakan sumber energi terbesar yang digunakan oleh manusia, hal tersebut berakibat pada tingginya biaya yang harus dikeluarkan, terlebih jika penggunaan energi tersebut tidak terkontrol dengan baik. Pada penelitian ini dibangun sistem untuk memantau dan mengendalikan lampu secara realtime berbasis WebSocket. Selain itu pengendalian lampu dalam sistem ini juga dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya yang diperoleh melalui sensor cahaya. Sistem yang dibangun memanfaatkan protokol WebSocket yang dapat mereduksi keterlambatan (latency) karena begitu koneksi WebSocket terbangun maka server dapat mengirim pesan kapanpun dibutuhkan. Hasil yang diperoleh adalah sistem yang dapat memantau dan mengendalikan lampu secara realtime berbasis WebSocket. Perubahan intensitas cahaya ditampilkan secara visual berupa grafik dengan pembaruan warna secara berkala. Sedangkan perubahan status lampu nyala dan mati direpresentasikan dengan warna kuning dan putih. Dengan adanya sistem ini pengguna dapat memantau dan mengendalikan lampu secara realtime melalui antarmuka dashboard.

Kata kunci: Smart Building, Pencahayaan, Lampu,Sensor Cahaya, Realtime , Otomatis, WebSocket

1. Pendahuluan

Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa pencahayaan merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya di rumah, pencahayaan juga digunakan di area yang lebih luas, seperti di taman, sepanjang jalan, maupun gedung perkantoran yang memiliki banyak lantai dan menggunakan banyak lampu. Tidak hanya pada malam hari, pada sebagian gedung perkantoran, pencahayaan juga dibutuhkan pada siang hari. Dapat dikatakan bahwa pencahayaan menjadi sumber energi terbesar yang digunakan oleh manusia, hal tersebut berakibat pada tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik tempat atau bangunan.

Dalam jurnal Daintree Networks yang berjudul The Value of Wireless Lighting Control dijelaskan bahwa pencahayaan menyumbang hingga 40% dari total biaya energi pada bangunan komersial. Hal tersebut menimbulkan keinginan pemilik bangunan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengurangi konsumsi energi untuk pencahayaan. Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengganti lampu yang ada dengan sumber pencahayaan hemat energi (misalnya lampu LED), namun efisiensi ini masih dirasa kurang maksimal. Pengurangan energi yang lebih besar diperoleh dengan mematikan lampu ketika tidak dibutuhkan dan mengurangi permintaan energi pencahayaan secara keseluruhan.

Sistem kendali pencahayaan dapat dibangun dengan menggunakan berbagai faktor, misalnya intensitas cahaya, jumlah ruangan pada bangunan, atau pengaturan berdasarkan waktu, sehingga menghasilkan penghematan energi dan biaya dalam jumlah besar, serta tingkat kontrol dan fleksibilitas yang tinggi bagi pemilik bangunan dan pemangku kepentingan lainnya. Salah satu area penghematan terbesar adalah dengan mengurangi pencahayaan ketika cahaya alami sudah memenuhi kebutuhan. Saat sinar matahari datang melalui jendela atau skylight, sensor cahaya dapat mendeteksi level cahaya alami dan meredupkan atau mematikan lampu di daerah tersebut. Dan ketika sinar matahari meredup, lampu otomatis dapat kembali menyala sesuai level cahaya alami. Hal ini dapat membantu menghemat energi dan biaya pencahayaan lebih dari 20%. (Daintree Networks, 2010)

(2)

Smart Building merupakan bagian dari tema "Internet of Things", yaitu suatu cara untuk menghubungkan berbagai perangkat dan mesin sehingga dapat memberi kemampuan pada manusia dalam mengontrol berbagai aspek bangunan dan sekitarnya. Konsep otomasi bangunan telah dikenal selama beberapa dekade, salah satu konsep yang cukup populer dalam “Internet of Things” adalah konsep Smart Home atau Rumah Pintar. Rumah Pintar mengacu pada pengendalian peralatan dan fitur rumah tangga sebagai wujud penerapan teknologi komputer dan informasi. Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas Rumah Pintar meningkat pesat karena kesederhanaan dan keterjangkauannya. Selain itu, dengan pesatnya pertumbuhan internet, potensi remote control dan pemantauan peralatan menjadi semakin besar untuk dapat dikembangkan. (Jain, 2014)

Beberapa penelitian mengenai Smart Building /Smart Home telah dilakukan. Sarthak Jain et al (Jain, 2014) mengusulkan Rumah Pintar interaktif dengan menggunakan email. Dalam hal ini email digunakan sebagai sarana komunikasi antara pengguna dengan sistem. Andreas Kamilaris et al (Kamilaris, 2011) mengusulkan pembangunan Rumah Pintar dengan menggunakan Web of Things, dimana Web digunakan sebagai lapisan aplikasi untuk menampilkan Graphical User Interface (GUI).

Dalam membangun sistem pencahayaan otomatis berbasis web, diperlukan komunikasi yang berlangsung terus menerus antara klien dan server. Teknologi WebSocket dapat digunakan sebagai solusi komunikasi dua arah (duplex). WebSocket dapat mereduksi keterlambatan (latency) karena begitu koneksi WebSocket terbangun, server dapat mengirim pesan ke klien kapanpun dibutuhkan. Oleh karena itu, WebSocket menjadi solusi yang cocok untuk digunakan pada komunikasi realtime. (Pimentel & Nickerson, 2012)

Mempertimbangkan empat kasus tersebut, penulis memiliki gagasan untuk membuat sebuah sistem pengendalian lampu secara realtime dengan menggunakan sensor cahaya dan WebSocket untuk komunikasi antara klien dengan server, dimana dalam kasus ini sistem yang dijalankan di browser sebagai klien dan sistem penerima sensor sebagai server. Untuk dapat mendeteksi intensitas cahaya dengan sensor cahaya, diperlukan perangkat sensor cahaya dan Arduino Uno. Selain itu diperlukan platform JavaScript Robotika & IoT Johnny-Five untuk menerima dan menerjemahkan hasil sensor dari Arduino Uno agar dapat dibaca oleh sistem server.

Dalam penelitian ini akan dibuat sebuah sistem untuk memantau dan mengendalikan lampu secara realtime menggunakan sensor cahaya. Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, sistem ini akan menggunakan perangkat sensor cahaya serta Arduino Uno untuk mendeteksi intensitas cahaya. Johnny-Five akan digunakan untuk menerima dan menerjemahkan hasil sensor dari Arduino Uno agar dapat dibaca oleh sistem server. Selain itu, sistem ini juga akan menggunakan WebSocket sebagai penghubung komunikasi antara klien dengan server. Sistem ini nantinya akan dapat diterapkan di berbagai tempat, namun penelitian ini berfokus pada penerapan sistem untuk bangunan komersial (Smart Building).

2. Metode Penelitian

Menurut Roger Pressman dalam bukunya yang berjudul Software Engineering: A Practitioner's Approach edisi ke-7, model waterfall atau seringkali disebut classic life cycle menyarankan pendekatan sekuensial yang sistematis untuk pengembangan perangkat lunak. Model waterfall dimulai dengan spesifikasi pelanggan mengenai requirement dan perkembangannya melalui perencanaan, pemodelan, konstruksi, dan deployment hingga perangkat lunak selesai dibuat (Pressman, 2010). Gambar 1. berikut menunjukkan model pengembangan perangkat lunak waterfall.

Gambar 1. Model Waterfall (Pressman, 2010)

Tinjauan pustaka yang berhubungan dengan topik penelitian ini meliputi Smart Building, mikrokontroler Arduino Uno, sensor, aktuator, dan transduser, komunikasi realtime berbasis WebSocket, Johnny-Five, dan Socket.io.

(3)

a. Smart Building

Smart Building atau Bangunan Pintar adalah konstruksi dengan desain dan dukungan teknologi yang tepat untuk memaksimalkan fungsionalitas dan kenyamanan bagi penghuninya dengan mengurangi biaya operasional dan memperpanjang umur struktur fisik. Bangunan pintar yang disesuaikan dengan lingkungan sekitar mengoptimalkan empat elemen berkorelasi dasar, yaitu struktur fisik, sistem, layanan, dan manajemen. (Larios, n.d.)

b. Mikrokontroler Arduino Uno

Mikrokontroler berisi semua komponen yang memungkinkannya beroperasi mandiri dan dirancang secara khusus untuk tugas monitoring dan atau kontrol. Oleh karena itu, selain sebagai prosesor, mikrokontroler juga memuat memori, interface pengendali, satu atau lebih timer, interrupt controller, dan beberapa pin I/O yang memungkinkan untuk langsung menghubungkan mikrokontroler dengan lingkungan. (Gridling & Weiss, 2006)

Gambar 2. Mikrokontroler Arduino Uno

Gambar 2. di atas merupakan Mikrokontroler Arduino Uno. Arduino Uno merupakan mikrokontroler open-source dengan ATMEGA 328 (Atmel AVR processor) yang dapat diprogram menggunakan bahasa C dan dihubungkan ke komputer melalui port USB. Arduino Uno memiliki 5 on-board pin analog dan 13 pin digital sebagai input dan output yang mendukung library SPI dan I2C (Inter-Integrated Circuit) yang dapat digunakan sebagai antarmuka dengan device lain. c. Sensor, Aktuator, dan Transduser

Sensor merupakan perangkat yang bertugas untuk melakukan respon terhadap hasil pemindaian yang dilakukan terhadap lingkungan sekitar. Pemindaian dapat dilakukan terhadap berbagai bentuk stimulus, diantaranya stimulus panas, cahaya, tekanan, suara, gerakan, dan lain-lain (Agus Eka Pratama & Sukanto, 2015). Sensor menjalankan fungsi input (input function).

Aktuator adalah perangkat yang bertugas untuk menampilkan keluaran (output) dari input yang diterima oleh sensor, serta melakukan kontrol terhadap perangkat luar lainnya (external device).

Transduser didefinisikan sebagai sesuatu hal, dalam bentuk benda nyata maupun abstrak, yang berfungsi dalam terjadinya konversi energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain, sebagai akibat adanya kinerja yang dilakukan oleh sensor dalam pemindaian lingkungan, dan aktuator dalam melakukan kontrol perangkat.

d. Komunikasi Realtime berbasis WebSocket

Protokol WebSocket dikembangkan oleh IETF (Internet Engineering Task Force). Dalam penggunaan WebSocket, W3C (World Wide Web Consortium) telah mengembangkan API untuk mengontrol protokol WebSocket dan merespon event yang dikirim dari server.

WebSocket pada dasarnya bersifat full-duplex, bidirectional, dan single-socket connection (Wang et al., 2013). Ketika menggunakan WebSocket, komunikasi dengan protokol HTTP menjadi permintaan tunggal yang membuka koneksi WebSocket, kemudian koneksi yang sama digunakan ulang dari klien ke server maupun dari server ke klien.

WebSocket dapat mereduksi keterlambatan (latency) karena begitu koneksi WebSocket terbangun maka server dapat mengirim pesan kapanpun dibutuhkan. Sebagai ilustrasi, keunggulan WebSocket dibandingkan dengan metode polling dapat dilihat pada Gambar 3.

WebSocket lebih cocok untuk digunakan dalam komunikasi realtime dibandingkan dengan protokol HTTP. Keuntungan yang diperoleh dari menggunakan protokol WebSocket diantaranya

(4)

adalah peningkatan performa (menghemat bandwidth, daya CPU, dan latency), sederhana (dibandingkan dengan AJAX), serta merupakan standar protokol jaringan yang dapat melayani standar protokol lain di atasnya.

Gambar 3. WebSocket vs HTTP Polling 5. Johnny-Five

Johnny-Five adalah platform JavaScript Robotika & IoT. Dirilis oleh Bocoup pada tahun 2012 dan dikelola oleh komunitas pengembang perangkat lunak dan insinyur hardware. Lebih dari 75 pengembang telah membuat kontribusi untuk membangun ekosistem yang kuat, ekstensibel dan composable (Bocoup, 2016). Kelas Johnny-Five yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kelas Board, Sensor, dan Led.

4. Socket.io

Meskipun sudah menggunakan WebSocket, ada dua alasan utama mengapa protokol Socket.io diperlukan, yaitu karena Socket.io menyediakan API yang sangat sederhana dan mudah digunakan, serta memiliki banyak fungsionalitas. Spesifikasi WebSocket masih dalam tahap pengembangan dan tidak didukung pada banyak browser, sedangkan Socket.io bekerja di seluruh browser secara seragam dan menyediakan berbagai mekanisme transportasi.

Jadi, jika hanya menggunakan protokol WebSocket, akan ada banyak pengguna yang mungkin tidak dapat menggunakan aplikasi yang dibuat. Bertentangan dengan hal tersebut, ketika membangun aplikasi menggunakan Socket.io, pengguna yang dapat menggunakan WebSocket akan terus menggunakannya, namun pengguna yang tidak dapat menggunakan WebSocket akan kembali pada mekanisme terbaik yang tersedia untuk transportasi, sampai menemukan mekanisme yang dapat bekerja di browser yang digunakan.

3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pada bagian ini menjelaskan tentang tahapan pembangunan Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket. Tahapan pembangunan sistem terdiri dari communication, planning, modeling, implementasi, dan pengujian.

3.1. Communication

Pada fase communication, dilakukan inisiasi perangkat lunak yang akan dibuat. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan diskusi dengan customer, jurnal, artikel, maupun dari internet. Fase ini menghasilkan deskripsi umum perangkat lunak.

Sistem pemantau dan pengendali lampu secara realtime merupakan aplikasi yang memudahkan pemilik rumah dalam memantau dan mengendalikan lampu di rumahnya melalui antarmuka berbasis jaringan internet.

Sistem ini terdiri dari dua aplikasi, yaitu aplikasi server dan aplikasi klien. Dimana aplikasi server merupakan aplikasi yang menerima sensor cahaya dari lingkungan dan terhubung ke lampu yang akan dikendalikan. Sedangkan aplikasi klien merupakan aplikasi yang menampilkan hasil yang dideteksi oleh sensor cahaya yaitu berupa intensitas cahaya dan juga menampilkan daftar dan status lampu (on/off) untuk dapat dikendalikan dengan cara mengakses aplikasi server melalui jaringan internet.

(5)

Proses pada aplikasi ini dimulai dengan masukan berupa sensor cahaya dan status lampu (on/off). Hasil sensor cahaya berupa intensitas cahaya dan juga status lampu kemudian diproses oleh Arduino Uno dan dikirimkan ke aplikasi server dan diterjemahkan oleh Johnny-Five. Setelah itu aplikasi klien mengakses hasil sensor cahaya dan status lampu di aplikasi server melalui WebSocket. Setelah terhubung dengan aplikasi server, pengguna dapat mengatur status lampu (on/off) berdasarkan intensitas cahaya, maupun secara manual melalui aplikasi klien.

3.2. Planning

Pada fase planning, dilakukan analisis terhadap kebutuhan perangkat lunak. Fase ini menghasilkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional perangkat lunak.

Kebutuhan fungsional sistem yang dikembangkan meliputi fungsi-fungsi yang dilakukan untuk proses pemantauan dan pengendalian lampu secara realtime berbasis WebSocket. Kebutuhan fungsional tersebut adalah sebagai berikut:

a.

Sistem menerima inputan berupa intensitas cahaya

b.

Sistem menerima inputan berupa status lampu (on/off)

c.

Sistem menampilkan intensitas cahaya

d.

Sistem melakukan pemantauan dan pengendalian lampu secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya tertentu

e.

Sistem melakukan pemantauan dan pengendalian lampu secara manual dengan menggunakan aplikasi klien.

Kebutuhan non-fungsional yaitu kebutuhan pengembangan sistem diluar fungsi sistem, meliputi kebutuhan bahasa/ lingkungan pemrograman. Berikut ini merupakan beberapa kebutuhan non-fungsional sistem pemantauan dan pengendalian lampu secara realtime berbasis WebSocket:

1.

Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript.

2.

Menggunakan Arduino Uno dan sensor cahaya untuk otomatisasi pengendalian lampu dan mengetahui intensitas cahaya secara realtime.

3.

Menggunakan Johnny-Five sebagai platform JavaScript Robotika & IoTuntuk untuk menerima dan menerjemahkan hasil sensor dari Arduino Uno.

4.

Menggunakan Server Express sebagai aplikasi server.

5.

Menggunakan Jade dan CSS untuk membuat interface pada sisi klien.

6.

Menggunakan WebSocket untuk melakukan komunikasi antara klien dan server secara realtime.

3.2. Modeling

Fase modeling menerjemahkan kebutuhan perangkat lunak ke dalam perancangan perangkat lunak sebelum dibuat. Hasil yang diperoleh dari proses ini diantaranya adalah use case diagram, activity diagram,state diagram, dan deployment diagram.

a. Use Case Diagram

Use case diagram merupakan ilustrasi dari tindakan yang dilakukan sistem, aktor, dan relasi diantara keduanya. Use case diagram sistem pemantauan dan pengendalian lampu secara realtime berbasis WebSocket dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Use Case Diagram Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket

(6)

b. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai aliran aktivitas yang terjadi di dalam sistem, titik awal dari masing-masing aliran, keputusan yang mungkin terjadi, dan akhir dari aliran aktivitas tersebut. Gambar 5. sampai dengan Gambar 9. berikut ini merupakan pembahasan mengenai masing-masing usecase menggunakan activity diagram.

(1) Menghubungkan

Board Arduino dengan Komputer

Gambar 5. Activity Diagram Menghubungkan Board Arduino dengan Komputer

(2) Mengaktifkan Sistem

(7)

(3) Menampilkan Intensitas Cahaya

Gambar 7. Activity Diagram Menampilkan Intensitas Cahaya

(4) Menampilkan Lampu dan Statusnya

Gambar 8. Activity Diagram Menampilkan Lampu dan Statusnya

(5) Mengelola Otomatisasi Pengendalian Lampu

Gambar 9. Activity Diagram Mengelola Otomatisasi Pengendalian Lampu c. State Diagram

State Diagram sering juga disebut dengan state chart diagram atau state machine diagram. Diagram ini menunjukkan tingkah laku sistem. State diagram dari sistem pemantauan dan pengendalian lampu secara realtime berbasis WebSocket ditunjukkan pada Gambar 10.

(8)

Gambar 10. State Diagram Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket

3.3. Implementasi

Gambar 11. berikut ini menampilkan rangkaian Arduino beserta perangkat sensor dan lampu led yang digunakan untuk membangun sistem ini. Implementasi hasil Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket disajikan pada Gambar 12.

(9)

Gambar 12. Antarmuka Dashboard SistemPemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket

3.4. Pengujian

Pengujian Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket dilakukan dengan menggunakan metode black-box. Pengujian black-box yaitu pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional. Pengujian dikatakan berhasil jika hasil pengujian telah memenuhi tujuan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. (Pressman, 2010)

Pengujian dilakukan dengan menguji sistem berdasarkan use case yang telah diperoleh pada tahap analisis kebutuhan dan perancangan. Berikut adalah hasil pengujian dari Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara Realtime Berbasis WebSocket:

a. Menghubungkan Board Arduino dengan Komputer

Gambar 13. berikut ini menampilkan rangkaian Arduino beserta perangkat sensor dan lampu led yang telah terhubung dengan komputer. Arduino terhubung dengan komputer ditandai dengan lampu hijau pada Board dalam keadaan menyala.

Gambar 13. Board Arduino Terhubung dengan Komputer b. Mengaktifkan Sistem

Sistem dalam keadaan aktif ditandai dengan pengguna dapat mengakses antarmuka klien dan antarmuka klien menampilkan intensitas cahaya secara realtime. Gambar 14. berikut ini menampilkan tampilan awal antarmuka klien ketika sistem berstatus aktif.

(10)

c. Menampilkan Intensitas Cahaya

Gambar 15. berikut ini merupakan antarmuka klien yang menampilkan intensitas cahaya secara realtime.

Gambar 15. Antarmuka Klien Menampilkan Intensitas Cahaya secara Realtime d. Menampilkan Lampu dan Statusnya

Gambar 16 berikut ini merupakan antarmuka klien yang menampilkan lampu dan statusnya.

Gambar 16. Antarmuka Klien Menampilkan Lampu dan Statusnya e. Mengelola Otomatisasi Pengendalian Lampu

Gambar 17. berikut ini merupakan antarmuka klien yang menampilkan pengendalian lampu secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya. Sedangkan antarmuka klien yang menampilkan pengendalian lampu secara manual oleh pengguna ditampilkan pada Gambar 18.

Gambar 17. Antarmuka Klien Menampilkan Pengendalian Lampu Berdasarkan Intensitas Cahaya

(11)

Untuk menguji akses jarak jauh sistem maka dilakukan implementasi antarmuka klien pada perangkat yang berbeda dengan perangkat aplikasi server. Gambar 19, 20, dan 21. menunjukkan sistem Light Automation yang diakses melalui klien dengan menggunakan perangkat yang berbeda. Klien dapat menerima dan menampilkan perubahan intensitas cahaya dan perubahan status lampu led yang dikendalikan baik secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya maupun secara manual oleh pengguna secara realtime melalui jaringan TCP/IP.

Gambar 19. Klien Menampilkan Perubahan Intensitas Cahaya dan Perubahan Status Lampu Led secara Realtime melalui jaringan TCP/IP dan WebSocket

Gambar 20. Klien Menampilkan Perubahan Intensitas Cahaya dan Perubahan Status Lampu Led secara Realtime melalui jaringan TCP/IP dan WebSocket

Gambar 21. Klien Menampilkan Perubahan Intensitas Cahaya dan Perubahan Status Lampu Led secara Realtime melalui jaringan TCP/IP dan WebSocket

4. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sistem pemantauan dan pengendalian lampu berbasis mikrokontroler Arduino Uno berhasil dibangun. Sistem yang dibangun dapat menerima data sensor dan meneruskan melalui server ke semua klien berbasis WebSocket secara realtime. Sistem dapat menampilkan perubahan intensitas cahaya dan status lampu ke klien secara visual melalui perubahan warna. Dengan adanya sistem ini pengguna dapat memantau dan mengendalikan lampu dari jarak jauh secara realtime melalui antarmuka dashboard berbasis web.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Eka Pratama, I.P. & Sukanto, S., 2015. Wireless Sensor Network (WSN) Teori dan Praktek Berbasiskan Open Source. Informatika.

Bocoup, 2016. Johnny-Five. [Online] Available at: HYPERLINK "http://johnny-five.io/" http://johnny-five.io/ [Accessed 25 Mei 2016].

Daintree Networks, 2010. The Value of Wireless Lighting Control. White Paper.

Gridling, G. & Weiss, B., 2006. Introduction to Microcontroller. Vienna: Vienna University of Technology.

Jain, S..V.A..G.L., 2014. Raspberry Pi based Interactive Home Automation System through E-mail. International Conference on Reliability, Optimization and Information Technology, no. November 2015, pp.277-80.

Kamilaris, A..A.P.a.V.T., 2011. The Smart Home meets the Web of Things. Int. J. Ad Hoc Ubiquitous Comput, vol. 7, no. 3.

Larios, V.M..R.J.G..G.L..R.R., n.d. IEEE-GDL CCD Smart Buildings Introduction. IEEE GDL CCD WHITE PAPERS.

Martin, F., 2003. UML Distilled: A Brief Guide to the Standard Object Modeling Language. 3rd ed. Boston: Addison Wesley.

Pimentel, V. & Nickerson, B.G., 2012. Communicating and Displaying Real-Time Data with WebSocket. IEEE Internet Computing, pp.45-53.

Pressman, R.S..P.D., 2010. Software Engineering: A Practitioner's Approach. 7th ed. New York: McGraw-Hill.

(13)

Gambar

Gambar 2. Mikrokontroler Arduino Uno
Gambar 3.  WebSocket vs HTTP Polling
Gambar 4.  Use Case Diagram  Sistem Pemantauan dan Pengendalian Lampu secara  Realtime  Berbasis  WebSocket
Gambar 5.  Activity Diagram  Menghubungkan  Board  Arduino dengan Komputer  (2)  Mengaktifkan Sistem
+5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 3 Tahun 2015 tentang desa, alokasi dana desa adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan

Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa regulasi terkait pengawasan terhadap orang asing telah diatur dalam Pasal 68 Ayat (1) UU Keimigrasian, dimana

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dimana realita akan pengimitasian budaya pop Korea melalui televisi yang

Analisis strategi menggunakan pendekatan analisis SWOT, memperhatikan faktor internal kekuatan ( strengths ) dan kelemahan ( weakness ) serta faktor external

Berdasarkan telitian ini dapat disimpulkan, bahwa VHB yang menginfeksi penderita hepatitis B kronik aktif di Surabaya adalah genotipe B dan di subtipe adw2 dari penderita

Aziz, 2006, Sistem Informasi Geografis: Berbasis Desktop dan Web, Penerbit Gava Media, Yogyakarta cit Martini, Ni Ketut., 2013, Hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian RPP dan LKS oleh dosen ahli untuk menilai kevalidan, angket respon siswa untuk menilai kepraktisan LKS,

Sistem informasi e-paspor terdapat 2 (dua) jenis pilihan yang dapat masayarakat gunakan, antara lain pra permohonan dan status permohonan. Pra permohonan dimaksudkan untuk