• Tidak ada hasil yang ditemukan

bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ebelah telapaknya menyerang, mencoba

memukul pada dada Fu Ke-wei, tenaga dalamnya seperti air bah menerjang.

Fu Ke-wei tidak menangkis, dia melayang mundur satu zhang lebih, sambil tertawa keras langsung lari ke dalam hutan. Hoa-fei-hoa yang kembali datang menerkam, hampir saja jarinya mengenai Niu Lang-xing yang ada dihadapannya, Niu Lang-xing terkejut sampai mengeluarkan keringat dingin.

Tenaga jari Hoa-fei-hoa bisa melukai orang dari jarak satu zhang tujuh delapan che, sangat menakutkan.

"Jangan sampai dia lolos."

Hoa-fei-hoa cepat berteriak, setelah melihat Ouw Yu-zhen

bertiga di sisi jalan seperti gemetar ketakutan, dia lalu lari mengejar. "Nona, bawa pedang..."

Pelayan wanita yang menyamar wanita tua kampung cepatcepat berteriak, mengambil pedang yang ada didalam bungkusan di atas punggung keledai.

Sepasang Bintang Perak sangat gelisah, mereka tidak ada waktu mengambil pedangnya, mereka bersama-sama langsung lari mengejar, sedang bayangan punggung Hoa-feihoa sudah berada jauh tiga puluh langkah lebih, kecepatannya sulit dibayangkan.

Satu-satu nya cara adalah membunuh orang untuk membungkam mulut, bagaimana tidak terburu-buru mengikuti mengejar? Mereka sudah tidak ada pilihan lain. Pelayan wanita itu menuntun dua ekor keledai, juga cepat-cepat mengikuti mengejar.

"Ternyata dua orang ini adalah sumber mala petaka, yang

membuat aku hampir saja terbunuh di kuil dewa tanah, ayo kita cepat pergi membantu!" Xie-shen berteriak pelan.

"Tunggu!" Ouw Yu-zhen mengulur tangan menarik lengan baju dia, "Tuan sengaja memancing mereka pergi, pasti ada maksudnya, kita pelan-pelan saja mengikuti." "Melihat tampang tuan muda yang jujur, siapa yang

(2)

Nie-sha-yin-hoa tertawa.

Semua orang segera melintas gunung mengikuti.

Ilmu meringankan tubuh ketiga orang ini hebat-hebat, tapi

Hoa-fei-hoa lebih hebat lagi, dia bergerak seperti angin kencang yang cepat sekali.

. Tapi dibandingkan gerakan Fu Ke Wei, mereka tetap saja masih kalah, begitu mengejar masuk ke dalam hutan, di depan sudah tidak terlihat ada benda yang bergerak, hutannya kosong dan tenang, orangnya telah menghilang!

Hoa-fei-hoa jadi bengong, tidak tahu harus mengejar ke arah mana?

"Sudah, tidak bisa dikejar lagi nona Hoa." Niu Lang-xing tiba dengan nafas terengah-engah, dengan hati sedikit gentar dia berkata, "bocah ini seperti setan, gerakan tubuhnya tidak menentu, setiap saat dia bisa melepaskan diri dari kita, dapat terkejar juga kita tidak dapat berbuat apa apa, meski kita berempat maju bersama juga tidak dapat

mengalahkan dia, lepaskan saja!"

"Bagaimana bisa tidak dikejar?" kata Hoa-fei-hoa masih penasaran, "jika dia menyebarkan berita, rencana kita pergi ke benteng

Zhang-feng menagih hutang pasti akan gagal total, kita harus membunuh untuk menutup mulutnya."

"Tapi..."

"Tidak ada tapi, kita bagi ke beberapa arah, masuk kehutan mencarinya."

Zhi Nu-xing sudah sampai, tidak lama pelayan wanita Hoafei-hoa juga tiba dengan menuntun dua ekor keledai kecil, empat orang itu membagi diri mencari ke dalam hutan.

Jika orang yang dikejar berniat melarikan diri, mungkin sudah lari sejauh sepuluh li lebih.

Begitu empat orang itu keluar dari hutan, di depannya ada lapangan rumput seluas satu li lebih, tertanam banyak rumpun pohon pendek, Fu Ke-wei sedang berdiri dengan santainya di lapangan rumput tujuh

delapan zhang dari hutan, di tangannya memegang satu tongkat kayu sepanjang empat che.

(3)

kurang menguntungkan." Teriak Fu Ke-wei pada Hoa-feihoa yang

pertama muncul, "kuakui kalian ini hebat, tapi aku tidak bisa terima, disini aku akan menemani kalian bermain dua-tiga hari, cukup untuk menunggu Satu Pedang Dunia ketua benteng Xi kembali melakukan

perhitungan dengan kalian."

Empat orang itu pelan-pelan maju, berdiri berdampingan di depan Fu Ke-wei, sepertinya tidak berniat mengepung dan mengeroyok dia.

"Siapa kau?" tanya Hoa-fei-hoa dengan nada dalam, dia tidak terburu buru lagi. "Kenapa kau perdulikan siapa aku? Aku kan tidak mengganggu

kalian!" suara dia besar sekali, "aku berjalan tidak mengganggu orang, malah Kalian seperti kesurupan, tanpa alasan menyerang

mau merampok, lebih galak dari pada perampok. Aneh! Kalian seperti timbul kesenangan jadi seperti anjing gila, sembarangan menggigit orang!"

"Jangan main-main di depanku!" Hoa-fei-hoa berteriak marah,

"kau kenal kami, tahu asal-usul kami, aku ingin tahu asal usulmu."

"Tidak perlu menanyakan asal-usul, bagaimana pun di antara kita tidak ada dendam atau permusuhan, paling baik seperti air sumur tidak mengganggu air sungai, aku tidak akan perdulikan perlakuan kurang ajar kalian terhadap aku." Katakata dia masuk akal, wajah yang ingin meredakan masalah tampak jelas, tapi di dalam perkataannya sangat

keras, "jika kalian tidak mau berhenti, akibatnya tanggung sendiri."

Hoa-fei-hoa adalah orang yang ternama di dunia persilatan, situasi seperti ini, juga tidak mengizinkan dia untuk mundur.

"Kau tahu Satu Pedang Dunia?" Hoa-fei-hoa penasaran, terus mencari akal untuk bisa membuat dia bicara.

"Orang yang berkelana di dunia persilatan, siapa yang tidak tahu Satu Pedang Dunia?" katanya dengan enteng, "benteng Zhang-feng dibangun oleh si tua brengsek itu, di pedalaman pegunungan Li-liang, dia sering membawa anak buahnya keluar dari benteng untuk

berlagak, diam-diam menjadi perampok, dan merampok hartawan di berbagai tempat, sampai pemerintah juga harus sedikit mengalah pada dia!"

"Mendengar nada pembicaraanmu, sepertinya sedikit pun tidak menghormat pada dia."

"Kenapa aku harus menaruh hormat pada dia? Aku seorang

persilatan biasa, tidak perlu berhubungan dengan orang besar ini." "Kau asal bicara saja, jelas kau adalah mata-matanya

(4)

benteng Zhang-feng yang hebat, kau tidak mati..."

Belum habis suaranya terdengar, satu sinar kilat terbang keluar dari tangan kiri Hoa Bu Hoa.

Sepasang Bintang Perak dan pelayannya, sepertinya sudah ada janji diam-diam dengan Hoa Bu Hoa, bersamaan waktu juga

melepaskan senjata gelapnya, semua senjata itu mengarah ke Fu Ke-wei yang hanya berjarak dua zhang, siulan senjata gelap yang membelah angin bagi orang yang mendengar hatinya jadi dingin. Mereka semua adalah pesilat tinggi diantara pesilat tinggi, ilmu

silatnya sangat hebat, senjata gelap yang digunakan pasti lebih keji, lebih menakutkan.

Tubuh Fu Ke-wei berkelebat sekali, mendadak menghilang. Empat orang itu mengikuti senjata gelapnya ikut maju

menerjang, tapi sesaat masih terlambat, empat macam senjata gelap tebang sejauh sepuluh zhang lebih, begitu tenaga

lemparannya habis lalu jatuh ke dalam rumput, orang yang ikut di belakangnya, jadi menerjang tempat kosong.

"Ha ha ha ha..."

Sebuah tawa keras terdengar dari depan sisi hutan di belakang tubuh mereka, bayangan orang muncul, berkelebat sekali lagi, lalu kembali menghilang.

Empat orang itu tidak sempat memungut kembali senjata gelapnya, masing-masing menggunakan ilmu meringankan tubuh yang hebat sekuat tenaga mengejar.

Setelah mengejar setengah harian, hanya terlihat bayangan orang yang mendadak muncul mendadak menghilang, selalu tidak terkejar, terakhir bayangan itu hilang di dalam hutan.

"Sudah, jangan di kejar lagi! Orang ini sengaja mempermainkan kita, perjalanan kita ke benteng Zhang-feng, akan mendapat banyak

kesulitan."

Hoa-fei-hoa terpaksa menyerah, dengan putus asa menghentikan langkahnya.

(5)

keji yang berlindung di benteng Zhang-feng, tidak akan sembarangan keluar benteng. Anak buah kepercayaannya ketua

benteng Xi memang adalah pesilat tinggi yang amat lihay, tapi pasti tidak ada yang sehebat orang ini. Nona Hoa, aku berani pastikan,

perjalanan kita ke benteng Zhang-feng, orang ini bukan ancaman.'' Di belakang empat orang itu mendadak terdengar suara yang

mengejek:

"Aku memang bukan orang benteng Zhang-feng, hanya wanita

yang paling cantik di dunia persilatan ini yang menuduh aku anak buahnya benteng Zhang-feng..."

"Kau pantas mati..."

Hoa-fei-hoa mendadak membalikan tubuh, terdengar suara keluarnya pedang, tubuh dan pedang menjadi satu mendadak menyerang dengan cepat, hawa pedang yang menusuk tulang mendadak muncul, dia telah mengerahkan seluruh kekuatannya, dia ingin saat lawan tidak siap, melakukan satu serangan mematikan.

"Hemm..." Fu Ke-wei membentak, tongkat kayunya diayunkan, kecepatannya membuat orang tidak bisa melihat, buug... satu suara

miring mengenai badan pedang, tapi kulit kayu itu sedikitpun tidak rusak. Hoa-fei-hoa melayang miring delapan che, dia terkejut

sekali!

Pedangnya dipukul keluar oleh tongkat kayu, getarannya sangat

kuat sekali, walau bukan seorang ahli, dia tahu tenaga dalam kedua belah pihak berbeda jauh, tenaga aneh yang keluar dari tongkat

kayu, sedikit pun tidak terpengaruh oleh hawa pedang.

Fu Ke-wei melangkah satu langkah kesamping, dia juga di dalam hati merasa terkejut.

Dalam pukulannya tadi dia telah menyalurkan tenaga dalamnya, dalam perkiraannya dia bisa memukul lepas pedang dari tangan lawannya, malah bisa memukul patah pedangnya, tapi di luar dugaan dua perkiraan ini satu pun tidak terjadi.

"Tampaknya aku telah salah menilai ilmu silatmu. Tidak aneh di dalam situasi dunia yang bergolak, pesilat tinggi yang memenuhi dunia

persilatan, kau bisa dengan leluasa bertindak, dengan lancarnya mendapatkan posisi yang baik, kau sudah punya kedudukan di dunia

(6)

persilatan, apakah kau bisa sebagai seorang pesilat tinggi ternama, bertarung dengan aku satu lawan satu?" kata Fu Ke-wei dengan serius.

"Ini..."

"Ha ha ha ha...apa ingin mengeroyok? disini ada kami bertiga, jadi empat lawan empat, kita bermain-main bersama." Dari dalam hutan melangkah keluar Xie-shen dan Ouw Yuzhen, Nie-sha-yin-hoa,

"Hoa-fei-hoa, jujur saja aku katakan, kalian masih belum pantas bermain pedang di hadapan majikan kami, hematlah tenaga kalian!

Aku katakan sebuah nasihat yang tidak enak didengar, jika kalian pergi ke benteng Zhang-feng pasti tidak akan bisa hidup, di bawah

perintah Satu Pedang Dunia, mereka tidak akan bertarung satu lawan satu dengan kalian, dia akan menggunakan tembok manusia

menindih mati kalian. Kalian bermain kucing menangkap tikus dengan dia, tidak tahu telah berapa banyak mengorbankan nyawa tidak

berdosa, majikan kami seharusnya menyembelih kalian, supaya tidak mengorbankan i iyawa yang tidak berdosa lainnya."

Tentu saja di dalam hati Xie-shen mengerti, Fu Ke-wei tidak bisa, juga tidak mungkin menyembelih empat orang ini, mengatakan kesal adalah satu hal, berkata aturan satu hal lainnya.

Orang benteng Zhang-feng dengan keji membunuh orang tidak

berdosa, tidak seharusnya empat orang ini yang bertanggungjawab. Di dunia ini melakukan hal apa saja, selalu tidak bisa

terhindar akan melibatkan orang lain, mana bisa dosanya dijatuhkan pada kelompok Hoa-fei-hoa?

Walau Xie-shen bertiga adalah orang ternama di dunia persilatan, tapi terhadap tiga orang ini kelompok Hoa-fei-hoa hanya mendengar nama tidak pernah bertemu muka, sehingga, tidak bisa melihat asal-usul orang yang datang ini.

Tapi dari kata-katanya Xie-shen tadi, mereka mengerti satu hal, Fu Ke-wei adalah majikannya tiga orang ini.

"Ternyata kau punya teman, kau memancing kami datang kesini, apa maksudnya?"

"Aku dengan tegas menolak tuduhan tanpa alasan itu." Fe Ke Wei tertawa, "kalian terlebih dulu mempermainkan aku, karena aku takut di jalan raya akan

menggegerkan masyarakat, baru aku lari kesini

(7)

dendam, sedikit salah paham ini, diakhiri saja ok?"

"Kau dengan sengaja mempermainkan aku, aku bersumpah salah

satu dari kita harus mati, ambil pedangmu, kita bertarung siapa yang hidup atau mati?"

Pedang Hoa-fei-hoa mulai mendengung tidak biasa. Nie-sha-yin-hoa melangkah maju, mencabut pedang dan diberikan pada Fu Ke-wei.

"Tuan, jangan terlalu mempermalukan dia." Kata Nie-shayin-hoa dengan pelan. "Baiklah! Aku mau lihat seluruh kemampuanmu." Kata Fu Ke-wei membuang tongkat kayu dan menerima pedang, "aku mau lihat kau wanita ternama yang menggemparkan dunia persilatan ini, sebenarnya mengandalkan apa sampai bisa mendapat kedudukan dan nama seperti

sekarang ini."

Dia pelan menggetarkan pedang, pedangnya samar-samar mengeluarkan suara dengungan.

Terkenalnya Hoa-fei-hoa lebih lambat satu tahun dari pada Fu Ke-wei, kedua belah pihak baru kali ini bertemu muka, namun

Hoa-fei-hoa tidak tahu asal-usul lawannya, malah mengira dia adalah anak muda yang baru turun gunung?

"Aku pasti akan menyembelihmu." Kata Hoa-fei-hoa dengan

galaknya, lalu dia mengangkat pedang pelan-pelan mendesak maju.

"Tapi aku tidak ada selera menyembelihmu, kau juga tidak bisa menyembelih aku." Dia dengan wajah berkelakar merubah posisinya, pedangnya tidak diangkat, "aku tahu senjata rahasiamu sangat lihay, tapi kali ini kau paling bagus jangan berharap dengan senjata

rahasiamu, karena kau tidak akan ada kesempatan menggunakannya, sekali membagi konsentrasi, maka kau akan mati, terima ini!" Begitu teriakan keluar dari mulutnya, pedangnya mendadak

berobah menjadi sebuah sinar, tanpa takut masuk menyerang dengan dahsyatnya.

Hoa-fei-hoa telah mengeluarkan seluruh kemampuannya, dengan jurus Awan Menutup Kabut Mengunci dia menangkis serangan pedang, segera balik menyerang dengan menggunakan jurus Wanita Penenun Meluncurkan Sekoci.

"Traang traang..."

(8)

pihak terlalu cepat, tidak terhindarkan beradunya senjata, mereka sama-sama berniat dengan tenaga dalam yang tinggi, menepis pedang lawan supaya dapat balas menyerang, melancarkan serangan

mematikan.

Setelah kedua belah pihak masing-masing telah menyerang seratus

kali lebih, ketangguhan Hoa-fei-hoa mulai menurun dengan drastis, dia tidak kuat lagi menahan serangan Fu Kewei yang bertubi-tubi, dia hanya dapat dengan cepat merubah posisi, menghindar bentrokan langsung,

karena setiap sekali menangkis, akan timbul keadaan yang membahayakan.

Sekarang Fu Ke-wei bergerak dengan menempel dia, segera saja serangannya sudah mengendalikan keadaan.

"Kau masih belum cukup tangguh." Fu Ke-wei sambil menyerang cepat sambil

berteriak, "bergeraklah lebih cepat lagi, jangan salah gerak, hati-hati jangan sampai terjerat jatuh oleh rumput. Mmm! Tangkisannya bagus, sayang tidak bisa menggunakan kesempatan ini balas

menyerang.."

Hoa-fei-hoa melayang di seluruh lapangan, dengan terengah-engah sekuatnya bertahan.

Pedangnya sudah tidak bisa dikendalikan, tidak bisa mengikuti keinginannya, tidak dapat menahan kecepatan serangannya Fu Ke-wei, dia hanya melihat sinar yang tidak terhitung banyaknya datang menyerang, kecuali mundur menghindar sedikit pun tidak mampu balik menyerang.

"Traang traang traang..."

Suara logam beradu semakin keras, pertahanan Hoa-feihoa sudah terdesak pada akhir pertahanan.

Dalam kecepatan dia kalah, dalam jurus pedang kalah, tenaga dalam mengendalikan pedang juga kalah, ini adalah pertarungan yang tidak ada harapan.

Dia terpikir kata-kata Xie-shen:

Bermain permainan kucing menangkap tikus.

Sedikit pun tidak salah, Fu Ke-wei adalah kucing pintar, mempermainkan dia, tikus.

(9)

kesempatan menggunakan senjata rahasia untuk membantu. Asalkan

dia telat sedikit saja menangkis, atau mundur telat satu langkah, sinar pedang lawan akan masuk menusuk dirinya, hawa pedang yang

mendesak tubuhnya memaksa tenaga dalam perlindungan dirinya menjadi buyar, hawa murninya bergelombang seperti akan tumpah, mana bisa perhatiannya dibagi mencari kesempatan melepaskan senjata rahasia?

Sepasang Bintang Perak dan pelayan wanita menyaksikan sejauh

sembilan zhang, terbengong mengucurkan keringan dingin, terkejut dan ketakutan oleh teriakan senang Fu Ke-wei, walau Xie-shen dan

kawan-kawan tidak menghalangi, mereka juga hilang keberanian ikut bertarung.

Akhirnya terdengar buum... satu suara diiringi getaran keras, Fu Ke-wei dengan entengnya mundur tiga zhang lebih.

Guntur dan angin ribut mendadak lenyap. Hoa-fei-hoa berdiri ditempatnya dengan terengah-engah.

"Kehebatanmu masih kurang." Kata Fu Ke-wei dengan tenang,

"mungkin kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Dunia, tapi anak buah dia terlalu banyak, pendeta dao Tai-yi dari gunung

Zhong-tiao saja, kau mungkin tidak bisa melewatinya, Kekuatan tenaga dalamnya jika telah bisa mengendalikan pedang dan menyerang, kesempatan kau bisa menang tidak akan lebih dari

setengah, lebih baik jangan pergi ke benteng Zhang-feng, kalian...." "Kau...kau siapa?" tanya Hoa-fei-hoa dengan nada dalam.

"Jangan tanya aku siapa."

"Aku ingin tahu." Hoa-fei-hoa memaksa. "Seorang yang tidak ada hubungannya."

"Jurus pedang kau ti...tidak ada anehnya..." "Itu karena aku tidak ingin melukaimu."

"Aku pernah bertarung dengan Pedang Dewa sebanyak seratus jurus, tetap bisa menyerang dan menghindar."

"Bagus, tidak aneh kau punya nama besar seperti hari ini." Fu Ke-wei tertawa, "ilmu silat Pedang Dewa, malah lebih tinggi dari pada sepuluh pesilat hebat terbesar di dunia persilatan generasi terdahulu, dia adalah orang baik, teladannya para aliran putih. Jika kau orang yang tidak bisa diampuni dari

(10)

sepuluh tindak kejahatan, dia tidak akan izinkan kau bertahan sampai seratus jurus. Aku...juga tidak akan selesai setelah kau mengucurkan keringat. Kalian pergilah!"

Dia membalikan tubuh berjalan menuju Nie-sha-yin-hoa, kelakuannya bersahabat.

"Kau...kau siapa sebenarnya?" Hoa-fei-hoa penasaran. "Aku telah beritahu, seseorang yang tidak ada

hubungannya."

Tanpa membalikan kepala, dia memberikan pedang pada Nie-sha-yin-hoa.

"Aku akan mencarimu, membalas penghinaanmu pada ku hari ini..."

"Ha ha ha...! Aku tunggu kau di dunia persilatan." "Lalu kenapa kau tidak menyebutkan nama? Bagaimana

caranya aku bisa mencari kau, pengecut yang tidak berani menyebut namanya?" kata Hoa-fei-hoa telah menggunakan cara membuat marah.

"Ha ha ha! Itu adalah kesulitanmu sendiri, bukan urusan aku. Ha ha ha..."

Dalam tawanya yang panjang, tubuhnya berkelebat, seperti kilat, sekejap telah menghilang di hutan yang ada di depannya, Xie-shen dan kawan-kawan juga berkelebat masuk ke dalam hutan lalu

menghilang.

"Alur Sinar Menghilangkan Bayangan!" teriak Niu Lang-xing terkejut. "Jangan sombong." Hoa-fei-hoa berteriak,

"aku akan menemukan kau. Kau..." tapi di dalam hati dia mengerti, bisa menemukannya juga lalu bisa apa?

Akibatnya, akan sama dengan hari ini kembali masuk dalam permainan kucing pintar mempermainkan tikus.

Biasanya dia sangat membanggakan jurus pedangnya, selama

lima-enam tahun dia jarang menemui lawan, makanya dia tidak takut

pada ketua benteng Zhang-feng, meski Satu Pedang Dunia adalah salah satu dari sembilan jago pedang terbesar di dunia persilatan masa kini.

(11)

mengakui sepuluh pesilat hebat terbesar dunia persilatan, mereka adalah simbol orang dunia persilatan. Sepuluh orang ini ada yang

dari aliran putih ada yang dari aliran hitam, orang-orang persilatan dengan ilmu silatnya masing masing untuk menentukan urutan

tinggi rendahnya, dan sekarang mereka telah mengundurkan diri dari dunia persilatan.

Karena Hoa-fei-hoa bisa bertahan sampai seratus jurus dari

Pedang Dewa yang termasuk sepuluh pesilat hebat terbesar generasi

sebelumnya, tentu saja dia mengira ilmu pedangnya tidak lebih jelek dari pada sepuluh pesilat terbesar itu.

Tapi hari ini, dia seperti baru bangun dari mimpi.

Anak muda ini, hanya menggunakan jurus pedang yang biasa, bisa mendesak dia hingga tidak bisa balas menyerang, sampai menghindar saja juga sulit.

Tapi anak muda berkata, mungkin dia akan seimbang bertarung dengan Satu Pedang Dunia.

Satu Pedang Dunia hanya salah satu dari sembilan jago

pedang terbesar masa kini, dibandingkan dengan sepuluh pesilat terbesar generasi sebelumnya masih jauh kehebatannya.

Nama sembilan jago pedang terbesar, sebenarnya hanyalah julukan kosong yang dalam kutipan setengah dibesarbesarkan, di dunia

persilatan banyak sekali orang yang ilmu pedangnya hebat, hanya karena sembilan orang ini sering terdengar diluaran dibandingkan orang lain, suka pamer dan banyak pengekornya, makanya namanya jadi tersiar,

orang yang benar-benar ilmu pedangnya lebih tinggi dari sembilan jagi pedang terbesar tidak tahu masih ada berapa banyak lagi.

Ilmu pedangnya Hoa-fei-hoa juga lebih tinggi dari pada

sembilang jago pedang terbesar, paling tidak menurut perkiraan dia lebih tinggi dari pada mereka, makanya dia berani melawan Satu Pedang Dunia.

Ketika Pedang Dewa yang ternama menyerang, dia bisa bertahan sampai seratus jurus lebih.

Satu Pedang Dunia mana bisa dibandingkan dengan Pedang Dewa?

(12)

Orang muda itu mengatakan dia hanya bisa mengimbangi Satu

Pedang Dunia, jika itu benar, maka dia akan kerepotan, di benteng Zhang-feng yang pesilat hebatnya banyak sekali!

Pendeta dao dari Zhong-tiao dan Dewa Dingin adalah beberapa di antaranya.

Dia menatap dengan bengong ke arah hutan tempat menghilangnya Fu Ke-wei, didalam hati penuh dengan perasaan menyerah.

"Bocah ini benar-benar sulit dibayangkan." kata Niu Langxing dengan kecewa, "jika dia berniat mengambil nyawa kita, kita tidak mungkin bisa hidup sampai sekarang. Di dunia persilatan bisa

muncul seorang pendatang baru yang begitu hebat, hanya langit yang tahu dia muncul dari mana?"

"Sudahlah! Jika dunia persilatan tiada generasi, dunia persilatan tidak berhenti, hari apa yang tidak ada orang baru di dunia?" kata Wanita Penenun, nadanya tampak tidak bisa berbuat apa-apa,

"untungnya dia bukan anak buahnya benteng Zhang-feng, jika tidak..."

"Hey! apakah kalian masih berani pergi ke benteng Zhangfeng?" kata Hoa-fei-hoa sambil berjalan menuju hutan, "orang brengsek ini telah mempermainkan kita, tidak tahu apa tujuannya, tapi bisa dipastikan dia bukanlah orangnya benteng Zhang-feng, dia tidak akan mengganggu

rencana kita."

"Tapi harus dipikirkan lagi." Keluh Wanita Penenun mengikuti, "jika kita tidak pergi, bagaimana menghadapi sanak famili di alam sana

yang mengharapkan kita membalaskan dendam mereka?" "Ku pikir, kita tetap harus pergi!" kata Niu Lang-xing dengan nada dalam.

"Apa dilakukan menurut rencana semula?" tanya Hoa-feihoa. "Tapi tidak mengambil harta pusakanya."

"Maksudmu..."

"Di sekitar benteng kita sembelih orang-orang benteng mereka, setelah itu kita pergi. Si anjing Xi Wen-xin tentu akan membawa banyak anak buahnya mengejar dan tidak akan berhasil, si anjing tua Xi pasti marah sekali dan lalu akan turun tangan sendiri, asalkan dia keluar, maka kita ada kesempatan menggunakan siasat membunuhnya."

"Hmm...! Baik, ayo kita cepat pergi mencari kesempatan." Kata Hoa-fei-hoa dengan gembira, "hanya saja kalau tidak

(13)

mengosongkan gudang harta dia, sungguh mengecewakan sekali, si perampok ini duduk mendapat upeti, keluar merampas dan

merampok, seharusnya mendapat hukum karma, keluarganya

hancur, harta bendanya habis baru itu menurut aturan langit." "Nona besar, sekarang mana pantas kita membicarakan hukum

alam?" Niu Lang-xing tertawa pahit, "kami suami istri keluar gunung lebih lama sepuluh tahun dari padamu, ada berapa hal

yang menurut hukum alam? julukanmu lebih jelek dari pada kami! Jalanlah! Sudah waktunya berangkat."

Fu Ke-wei berempat sebenarnya tidak pergi jauh, tanpa diketahui mereka muncul dari samping.

"Keberaniannya sungguh patut dipuji." katanya sambil menatap ke empat bayangan orang yang semakin menjauh, pada Xie-shen

dan kawan-kawan berkata lagi, "mereka tidak jadi memindahkan gudang hartanya, tapi kita bisa."

Empat orang saling tertawa, dengan langkah enteng, berjalan menuju Lin-jia-gou.

Begitu melangkah masuk ke tempat penginapan Yue-lai, sorot mata Xie-shen pertama-tama melihat pada kuda tunggangannya. "Kuda tungganganku masih ada, para bajingan itu tidak

membawanya, sungguh bagus!" kata Xie-shen dengan senang. "Aku datang menumpang kereta keledai, bungkusan bajuku

ditinggalkan di ruang makan penginapan, seharusnya tidak hilang." Kata Nie-sha-yin-hoa.

Pelayan yang berdiri di pintu samping, begitu melihat mereka wajahnya tampak cerah.

"Langit melindungi!" teriak pelayan dengan gembira, "akhirnya ada tamu yang kembali dengan selamat, terimakasih langit terima kasih

bumi."

Orang-orang di penginapan Yung-an di seberang jalan, mendengar suara itu pada keluar melihat.

Dua orang itu tidak perduli keramaian yang terjadi, mereka berjalan terus menuju pintu samping.

(14)

"Tuan, dimana tamu yang lainnya?" Pelayan penginapan mendekat dan bertanya penuh perhatian.

"Telah dibunuh semua, dan dikuburkan oleh orang yang baik hati di depan kuil Dewa Bumi di bukit sebelah timur laut, hanya kami

berdua yang selamat." Kata Xie-shen keras, "kami ingin mengambil kembali kuda tunggangan dan bungkusan baju, tidak ada

masalahkan?"

"Tamu yang lain telah mati dibunuh?" Pelayan penginapan terkejut wajahnya berubah.

"Betul, malah digantung di atas pohon dan dipukuli sampai mati. Orang-orang benteng Zhang-l<ng sangat kejam, langit dan bumi tidak akan menerimanya, kalian cepat lapor polisi."

"Ini..."

Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa membawa bungkusan

bajunya mengikuti Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen berjalan menuju penginapan Yung-an.

"Tuan, sungguh maaf sekali, kamar kami telah penuh..." kata pelayan dengan gelisah sambil menggosok tangan tertawa.

"Pelayan, mereka adalah temanku, kami ada dua kamar, mereka bisa tidur bersama kami satu malam saja!" kata Fu Kewei tertawa. "Terima kasih tuan muda telah mempermudah." Kata

pelayan dengan lega.

Setelah selesai mendaftar, empat orang itu masing-masing masuk kekamar.

Fu Ke-wei membalikan tubuh menutup pintu kamar, tidak sengaja mengangkat kepala melirik, dari kamar tamu diseberang keluar dua orang tamu sedang jalan menuju ruang makan, sorot mata Fu Ke-wei jadi berubah.

Empat orang itu setelah selesai mandi, mereka keluar kamar berjalan menuju ruang makan untuk makan malam.

"Jika diruang makan ada orang bertanya peristiwanya kalian

ditolong, jangan bicarakan peristiwa aku bertarung dengan Sepasang Pedang Langit Selatan," Kata Fu Ke-wei pelan sesaat sebelum masuk ke ruang makan, dia berpesan pada Xie-shen dan Nie-sha-yin-hoa.

(15)

Dua orang ini mengerti dan menganggukan kepala. Sudah hampir jam tujuh, tamu yang makan malam kebanyakan sudah puas mengisi perut dan kembali ke kamarnya masing-masing untuk istirahat, di dalam ruang makan hanya tinggal dua meja dan empat tamu sedang makan. Empat orang itu duduk dimeja dekat sisi jendela, memesan makanan.

"Hey! saudara Tu." Di meja sebelah terdengar suara yang nyaring berkata, "kau tadi di seberang jalan berkata, di antara tamu penginapan Yue-lai yang ditangkap orang-orangnya benteng Zhang-feng, ada kau

dan Nie-sha-yin-hoa? Ha ha ha..."

Xie-shen membalikan kepala melihat, tampak seorang

sastrawan tampan berbaju biru, usianya sekitar dua puluh enam-tujuh sedang tertawa menengadahkan kepala!

"Kau tertawa apa?" tanya Xie-shen dengan melotot. "Kebesaran namamu Xie-shen dengan Satu Pedang Dunia

setingkat, Nie-sha-yin-hoa juga tidak lebih rendah dari pada dia. Hari ini, semua malah kalah oleh sekelompok orang bawahan

benteng Zhang-feng, bagaimana aku tidak harus ketawa?"

"Shan-xi adalah daerah kekuasaannya si marga Xi, anak buahnya banyak sekali, aku Xie-shen mengaku kalah, tapi aku akan menunggu dia di dunia persilatan." Kata Xie-shen dengan menggigit gigi, "kecuali dia selanjutnya tinggal didalam benteng selamanya tidak berani keluar."

"Menunggu dia mati tua di dalam benteng, kau tidak akan bisa

membalas dendam." Sorot mata sastrawan berbaju biru melihat pada Fu Ke-wei dan Ouw Yu-zhen, "mari kita bekerja sama saja! Datangi benteng Zhang-feng dan cari dia, menunggu dia mati tua di dalam

benteng, baru pergi mencarinya itu akan terlambat." "Kau..." "Kami punya masalah yang harus diperhitungkan dengan dia." "Kau ini..."

"Aku marga Gao, seharusnya kau sudah tahu nama Seruling Damai bukan? Aku datang bersama dia."

Sastrawan setengah baya menunjuk pada orang setengah baya yang berwajah dingin yang duduk satu meja dengan dia. Seruling Damai yang berwajah dingin dengan acuhnya

(16)

telah menyapa.

Xie-shen yang sedang menahan marah, melihat munculnya Seruling Damai, amarahnya jadi mereda.

Seruling Damai Xiao Tai-ping termasuk satu diantara tiga orang

besar seruling dunia, namanya sedikit lebih tinggi dari dia, dulu dia pernah bertemu sekali, jadi rada kenal.

"Kalian hanya berdua?" Xie-shen tertawa dingin, "Satu Pedang Dunia tidak akan melayani lawan yang datang menantang

dengan bertarung adil."

"Aku tahu, makanya aku datang membawa banyak orang." Sastrawan marga Gao tertawa, "hanya saja kami jalan duluan, kekuatannya kurang sedikit dari pada benteng Zhang-feng, jika ditambah kau dan

Nie-sha-yin-hoa, pasti akan bertambah kuat dan tidak perlu takut lagi pada dia! Kami harap kalian berminat."

"Aku tidak berminat," kata Nie-sha-yin-hoa dingin, "anggap saja aku takut!" "Aku pikir aku lebih baik dengan temanku menunggu dia di dunia persilatan, itu akan lebih aman." Xie-shen menunjuk pada Fu Ke-wei.

"Saudara ini, kau juga orang yang selamat dari pembunuhan itu?"

Sastrawan marga Gao bertanya sambil tertawa, tapi sepasang matanya berputar-putar diatas tubuh Ouw Yu-zhen dan

Nie-sha-yin-hoa.

"Bukan." Fu Ke-wei menggeleng kepala.

"Jika bukan, lalu kenapa kau dengan saudara tua Tu mereka..."

"Temanku adalah korban, aku ada kewajiban membalaskan

dendam untuk dia." Fu Ke-wei menyela kata-kata sastrawan marga Gao. "Ooo! Cukup setia kawan. Siapa marga kau?"

"Marga Fu."

"Bisa bertemu itu adalah jodoh, setelah bertemu semua adalah

teman, kenapa tidak kemari duduk satu meja? Biar aku yang traktir." Sastrawan marga Gao jelas berniat berteman dengan dia, tingkahnya

tulus dan sopan, "di dunia ini semua orang adalah saudara, saudara Fu, satu-satunya cara membalas adalah datang ketempat-nya, gigi

(17)

"Aku tidak melakukan pekerjaan di luar kemampuanku." Fu Ke-wei menggelengkan kepala, "kau ada kemampuan membalas, aku tidak

ada..."

"Kalau begitu bergabung saja bersamaku." "Apa untungnya?"

"Bergabung denganku, akan kuberikan kau..."

"Apa memberikan aku jabatan raja?" katanya menyindir, "kau lihat tampangku, walau memakai mantel naga juga tidak seperti raja."

Di sebelah kanan muncul bayangan orang, t iga orang wanita penunggang kuda berturut-turut masuk ke ruangan, menarik sorot mata semua orang yang ada di ruang makan, lebih-lebih buat sastrawan marga Gao matanya tampak bersinar.

Wanita penunggang kuda yang memimpin, penampilannya kalem,

wajahnya ramah, tampak sangat anggun, seperti penampilan seorang

tuan putri. Usianya duapuluh tahun lebih, wajahnya cantik, apa lagi matanya yang jernih bersinar, mempunyai daya tarik yang sangat kuat.

Pakaian yang dikenakan menonjolkan lekuk tubuh yang seksi.Wajah yang anggun bersahabat seperti dewi, membuat orang ingin melakukan dosa.

Wanita penunggang kuda ini termasuk wanita semacam ini.

Kebanyakan laki-laki, mungkin akan melihat dia seperti dewi, tapi di dalam mata seorang ahli, malah akan melihat dia sebagai wanita macam lainnya.

Wanita yang menunggang kuda kedua dan ketiga, melihat pakaian dan model rambutnya, jelas adalah pelayannya. "Kau!"

Wanita penunggang kuda kedua berteriak aneh, mendadak

melewati sisi majikannya, sekali berkelebat, sudah tiba di depan meja Fu Ke-wei.

Entah bagaimana tiba-tiba tubuh Fu Ke-wei berkelebat,

tahu-tahu dia sudah meninggalkan tempat duduknya, tiba di depan meja sastrawan marga Gao.

"Kau berani lari?"

Wanita penunggang kuda kedua berteriak, tangannya siap diulurkan.

(18)

Wajah Nie-sha-yin-hoa berubah, saat akan bergerak, tapi tepat waktunya ditahan oleh Ouw Yu-zhen.

"Jangan khawatir." Kata Ouw Yu-zhen pelan, dia sudah mengenal tiga orang wanita ini, "tuan sedang mempermainkan mereka."

"Sialan!" teriak Fu Ke-wei dengan tingkah lucu, "kurasa, hari ini rupanya aku telah mengganggu dewa Tai-xui, celaka..! Terus

menerus dihina orang, kenapa nasibku begitu sial?" Wanita penunggang kuda yang menjadi memimpin juga sudah tiba, wajahnya tampak merah.

"Ku sangka kau sudah mati di dalam parit!" Wanita penunggang kuda yang jadi pemimpinnya menunjuk Fu Kewei, angkuh seperti seorang

ratu, "aku telah mencari kau satu tahun penuh, baru hari ini aku bisa

menemukannya, aku tidak percaya kali ini kau bisa lolos, kau telah lolos sekali, tapi tidak akan bisa lolos seumur hidup."

Dua orang pelayan wanita sudah berdiri di kedua sisi mengepung Fu Ke-wei, tampaknya ingin sekali menyerang. 0-0-0

Bab 15

"Saudar Fu, kenapa kau ini?" sastrawan marga Gao tertawa sambil berdiri, "kenapa kau bisa membuat marah nona Liu? Sungguh pantas dihukum?"

"Ooo...! Kau kenal aku?"

Pemimpin penunggang kuda itu merasa aneh, memandang sastrawan marga Gao.

"Nona Liu namanya termasuk dalam Dua Walet dari tujuh wanita

terhebat di dunia persilatan, yaitu, Satu Ying, (Ying = burung yang warna bulunya indah.) Dua Walet, Empat Phoenix, selama tiga tahun

ini di dunia persilatan pedang pusaka Bai-hong mu tidak ada tandingannya, Hui-feng-liu-yuedao (pisau angin menerbangkan daun pohon Liu) lebih menakutkan dari pada kartu undangan raja neraka,

Di dunia persilatan kau seperti dewi naga, tidak ada orang yang tahu anda sebenarnya, Ling-yun-yan (Walet awan dingin.) Liu Feiyan yang namanya menggemparkan dunia persilatan."

Wajah Sastrawan Gao tampan, begitu mulutnya memuji, tentu saja sangat menarik hati setiap wanita.

Tidak terkecuali Ling-yun-yan Liu Fei-yan, wajahnya yang cantik tampak gembira.

Tapi Xie-shen dan kawan-kawannya setelah mendengar

(19)

seperti kedinginan. "Kau ini adalah..." "Aku Gao Yun-fei..."

"Mmm! Aku pernah dengar nama ini." Ling-yun-yan tidak lagi bersikap seperti ratu yang angkuh, "kau tentu Yu-shu-xiushi satu diantara tiga sastrawan persilatan (Yu-shu = Pohon giok, Xiu Shi =

satu gelar tingkat sastrawan.) anda sudah berkelana di dunia persilatan selama lima tahun, sedang aku baru tiga tahun, mana berani menyombongkan diri telah menggemparkan dunia persilatan?" Ling-yun-yan berkata merendah, tapi tampangnya tampak ada rasa bangga, "jika dia temanmu, kau tanyalah dia! nanti aku akan mempertimbangkannya."

"Aku akan menegakan keadilan untuk nona." "Bagus sekali."

Di dalam hati Fu Ke-wei memaki, 'Dua orang ini katakatanya menggelikan dan lucu, mengira telah menaklukan aku."

Akhirnya dia tahu sastrawan yang berpura pura sopan ini, adalah Yu-shu-xiu-shi yang ternama.

Walau baru pertama kali bertemu, tapi Fu Ke-wei tahu asalusul orang ini sudah sejak tiga-empat tahun lalu, dia juga tahu latar belakang orang yang misterius ini.

Berbicara tentang dunia persilatan, orang harus mengenal betul keadaan dan situasi dunia persilatan, baru dapat melewati dengan lancar, tanpa ada rintangan.

Wajah Yu-shu-xiu-shi segera berubah, seperti wajah majikan yang berkuasa, alisnya diangkat, tertawa dingin pada Fu Ke-wei! Jika Xie-shen belum mendapat pesan dari Fu Ke-wei, lalu

menceritakan kejadian tentang pertolongannya pada Yu-shuxiu-shi, tingkahnya Yu-shu-xiu-shi mungkin tidak akan sedingin ini.

Tiga sastrawan dunia persilatan dengan tujuh wanita terhebat

namanya sejajar, ilmu silatnya masing-masing tidak berbeda jauh, jika bertanding satu lawan satu entah siapa yang lebih unggul, kalau satu lawan tiga itu hal yang tidak mungkin.

(20)

melawan tiga orang wanita terhebat ditambah dengan Shi-tu Yu-yao

yang ilmu silatnya tidak lebih rendah dari mereka, empat orang itu bersatu padu melawan dia, tapi empat orang itu tidak bisa berbuat

apa-apa padanya.

"Katakan, sebenarnya apa yang terjadi?" Yu-shu-xiu-shi berlagak seperti majikan menegur pelayan, jari tangan yang diulurkan hampir saja mengenai hidung Fu Ke-wei, "jangan berbohong, kau harus bertanggungjawab."

Xie-shen mendadak bangkit, karena marah. Tapi tangan Ouw

Yu-zhen bergerak cepat, matanya yang tajam melihat reaksi Xie-shen, dia lansung menangkap tangan Xie-shen, lima jari telah mengerahkan tenaga, memaksa dia duduk kembali.

"Jangan gelisah." Kata Ouw Yu-zhen pelan, "tuan telah mengetahui dua orang itu bermaksud tertentu, sengaja purapura

ketakutan."

Xie-shen adalah angkatan tua dunia persilatan, begitu diberi petunjuk dia langsung mengerti, di dalam hati segera timbul pertanyaan.

Seruling Damai adalah angkatan tua yang terkenal, nama dan

ilmu silatnya lebih tinggi dari pada tiga sastrawan dunia persilatan, kenapa tingkahnya seperti seorang pelayan? Sepertinya rela

menghormati Yu-shu-xiu-shi sebagai majikan? Sungguh membuat orang bingung.

Xie-shen tidak emosi lagi, dengan tenang dia menonton. Fu Ke-wei melirik pada Yu-shu-xiu-shi, wajahnya mengendur. Dia tidak ingin marah, karena waktunya belum tiba.

"Dari pada aku yang mengatakannya lebih baik dia yang

mengatakan, jika tidak kau akan mengira itu hanya kata-kata sepihak." Wajahnya tampak seperti tidak dapat berbuat apaapa. "Aku ingin kau yang mengatakannya!" teriak Yu-shu-xiu-shi marah. "Jika aku tidak..."

"Jika kau tidak mengatakannya, aku akan gunakan cara ampuh membuat kau bicara."

(21)

memaksanya tampak dengan jelas.

"Baik, baik, aku katakan." Fu Ke-wei menampakan wajah

ketakutan, "tahun lalu di Yang Zhou, temanku tanpa sengaja, telah membuat marah nona Liu, nona Liu lalu memukul dia hingga babak

belur, sampai harus mencari giginya kemanamana, aku hanya menggunakan serangan ringan, mengambil pergi anting dia,

begitulah kejadiannya. Nona Liu, maukah aku ceritakan dengan jelas kejadian saat itu?"

"Kutunggu kau mengatakannya, menunggu kau mengatakan

kata-katamu yang menghina aku." Kata Ling-yunyan dengan wajah merah, "baru aku beralasan tepat menghukummu. Kau yang harus

mati, cepat sekali melarikan diri, kali ini coba kau melarikan diri lagi biar aku lihat?"

"Kau orang yang murahan, berani mengatakan kata-kata jahil,

cocok kalau gigi anjingmu dipukul hancur." Kata Yu-shuxiu-shi dengan marah, "dimana antingnya nona Liu?"

"Sudah diberikan pada pelacur di rumah Zhi-hong!" "Kau harus mati ini..."

Yu-shu-xiu-shi mengayunkan sebuah tamparan yang ganas. "Pergi kau, sialan!"

Fu Ke-wei tidak bisa menahan diri lagi, sambil merebahkan diri ke belakang sebelah kakinya dengan enteng menendang, membuat

meja makan menjadi terbalik dan sayurnya berhamburan. Yu-shu-xiu-shi tidak mengukur dirinya, dengan sombong menyerang, tiga wanita yang mengurung menjadi lengah, jadi memberi kesempatan bagus untuk Fu Ke-wei meloloskan diri. Kejadiannya begitu mendadak, siapa pun tidak ada yang mengira dia bisa bergerak sehebat ini.

Semua orang melihat dia menjatuhkan diri ke belakang

menghindar serangan telapak tangan, tapi tidak memperhatikan masakan dan piring mangkuk di atas meja, sekejap lebih dulu terbang.

Kasihan Yu-shu-xiu-shi, dia sedikit pun tidak ada persiapan, perubahannya juga terlalu cepat, mana ada kesempatan menghindar? Alat makan, masakan air kuah, mangkuk piring mengenai tubuhnya

(22)

hancur berantakan, kepalanya dipenuhi oleh masakan dan kuah, membuat matanya menjadi kabur tubuh kepanasan, tampak

menderita sekali.

Meja makannya malah terbang ke samping, menuju kearah Liu

Fei-yan yang berada di sebelah kiri depan, tapi tidak ada alat makan dan masakan yang terbang, meja makan yang besar dengan mudah

dihindari.

Meja makan dan alat makan, di lempar dengan ke dua arah yang berbeda, hanya seorang pakar yang memperhatikan dengan teliti baru dapat melihat keanehannya.

Di dalam ruang makan itu lampunya sedikit, sinarnya jadi

terbatas, dalam sekejap sinar lampu bergoyang-goyang, bayangan orang jadi kacau.

Seruling Damai yang melihat dari samping, sekelebat sudah sampai, lima jari tangan kanannya dibuka menekan ke bawah mencoba menangkap orang.

Tapi cengkeramannya menangkap tempat kosong, di lantai tidak ada Fu Ke-wei yang terbaring.

"Aku akan mengupas kulitmu!" Yu-shu-xiu-shi berteriak keras, mundur dua langkah, segera membersihkan kuah sayur di wajahnya,

minyak kuah yang masuk ke mata sungguh tidak enak rasanya, dia marah sekali tapi tidak bisa bergerak menyerang.

"Ih...!" Seruling Damai berteriak terkejut, "bocah ini menakutkan, seperti setan saja menghilangnya."

Empat buah rak pasangan lilin sudah padam dua buah, sinarnya jadi lebih gelap lagi.

"Itu adalah ilmu meringankan tubuh Liu-guang-dun-xing (Sinar

menyorot menyembunyikan bentuk)," kata Liu Fei-yan yang mundur ke-samping dengan kesal, "cepatnya tidak terbayang, tahun lalu dibawah mata orang banyak didalam ruang makan, dia menggunakan

jurus ini melarikan diri, kali ini aku juga tetap tidak bisa menahan dia." Seruling Damai segera berlari keluar pintu, tapi tidak ada orang,

bayangan setan pun tidak ada.

(23)

hadir tidak begitu normal.

Di dalam hati Xie-shen dan kawan-kawannya mengerti, mereka

tidak merasa aneh. Di kuil Dewa Bumi tempat peristiwa pembunuhan besar-besaran, tiga wanita hebat dari tujuh wanita terhebat dunia

persilatan dan Shi-tu Yu-yao, bersatu menyerang di siang hari bolong, Fu Ke-wei tetap bisa menghindarkan kepungan pedang, menghilang

sepuluh zhang lebih, di malam hari untuk meloloskan diri tentu lebih mudah seratus kali lipat.

'Dia pasti keturunan atau muridnya Xie-dao-zi-zun (Aliran sesat paling terhormat.) Tian-luo-fei-mo (Jaring langit setan terbang)."

dari generasi sebelumnya, tidak salah lagi.' Teriak Xie-shen di dalam hati. Perbuatan Tian-luo-fei-mo sebenarnya tidak benar-benar sesat atau

jahat, hanya saja dia seorang aneh yang hebat, yang hanya tanya benar atau salah, tidak membicarakan hubungan, meraja lela di dunia

persilatan empat puluh tahun lebih, menurut kabar tidak pernah menemui tandingan.

Terhadap penguasa di berbagai tempat, dia sangat benci, asalkan dia mendapatkan satu alasan ketidak adilan, maka dia akan bertindak menghancurkannya.

Orang yang sering melakukan kejahatan, tidak sedikit yang menaruh dendam dan ketakutan, menganggap dia paku di dalam mata, semua sepakat menyebut dia Setan Sesat, siang malam terus menyelidiki, agar bisa membunuhnya.

Orang aneh yang bertindak semacam ini, di dunia persilatan

jumlahnya banyak sekali, setiap generasi tentu muncul seorang yang menonjol, malah ada beberapa yang sangat hebat malah dihormati

dengan sebutan pendekar, pendekar adalah wakil dari penegak kebenaran.

Tapi tidak ada orang yang dengan rela menyebut dia seorang pendekar, karena dia terlalu banyak membunuh.

Tiga puluh tahun lalu, ketika Xie-shen berjalan di pegunungan

Xian-ning, dia menyaksikan Tian-luo-fei-mo menggunakan jurus pedang Tian-luo, dalam waktu singkat telah menghabisi Lima Setan Keji dari gunung Ming yang merupakan pesilat hebat di dunia persilatan yang

mendengar namanya saja sudah ketakutan.

(24)

jurus pedang Tian-luo, makanya dia memastikan Fu Ke-wei pasti ada hubungan-nya dengan Tian-luo-fei-mo.

Jalan raya gelap gulita, tidak ada orang.

Beberapa bintang bertebar di langit malam, di lapangan liar yang luas kadang terdengar lolongan anjing liar, membuat orang berdiri bulu kuduknya.

Di atas jalan raya di Shan-xi, berjalan di malam hari sangatlah

berbahaya, perampok dan penjahat banyak sekali berkeliaran, setiap saat para pejalan kaki bisa mengalami hal yang tidak terduga, maka untuk keselamatan, para pejalan biasanya menginap dulu di

penginapan, supaya saat berangkat besok mereka bisa berjalan bersama-sama, perampok-perampok kecil tidak akan berani menempuh bahaya melakukan perampokan.

Suara kaki kuda yang berlari cepat, menimbulkan lolongan anjing dari kampung yang jauh.

Penunggang kudanya pasti keberaniannya melebihi orang biasa, sendirian menuju selatan.

Seratus langkah dari kejauhan, sudah tampak ada satu

bayangan hitam yang tinggi besar berdiri di sisi kanan jalan, diam tidak bergerak seperti roh.

Penunggang kuda itu sangat waspada, terhadap bayangan hitam yang tidak jelas berdiri menunggu, dia meningkatkan kewaspadaan? Sambil melarikan kuda, dia memeriksa pedangnya, juga dengan reflek memeriksa kantongnya.

Setelah semua dipersiapkan, saat mendekat lari kudanya diperlambat.

Bayangan hitam yang berdiri menunggu di sisi jalan, sedikit pun tidak pernah bergerak.

"Siapa itu?"

Mendekat hingga sepuluh langkah, kudanya dihentikan, penunggang kuda dengan penuh waspada bertanya.

"Orang yang menunggumu." Bayangan hitam dingin itu menjawab.

(25)

"Orang yang menunggu aku? Apakah kita saling kenal?" "Bukankah sekarang telah kenal?"

"Kau dari aliran mana?"

"Tidak lama lagi kau akan tahu sendiri." "Apa tujuanmu menghadang jalan?"

"Aku ingin tahu beberapa hal." "Jika aku tidak mau mengatakannya?"

"Kau akan mengatakannya." Bayangan hitam itu tertawa dingin, "dengan caraku yang khusus, hingga hal buruk delapan belas keturunan, kau akan menceritakan dengan jelas."

"Jika kau berani bicara besar begitu, kenapa tidak berani menyebutkan sebutanmu?" teriak penunggang kuda lebih meningkatkan kewaspadaan.

"Tidak lama lagi kau akan tahu sendiri."

"Kau, mampuslah!" Penunggang kuda meng ayunkan tangan besarnya.

Jarak kedua belah pihak tidak sampai dua zhang, senjata gelap yang dilepaskan dari tangannya langsung tiba, dalam kegelapan malam sulit bisa melihat dengan jelas bentuknya senjata gelap itu. Penunggang kuda memastikan tidak akan gagal

serangannya.

Bayangan hitam yang menunggu itu, tangan kirinya

mengebut didepan tubuh dengan perlahan, dengan tepat sekali menjepit sebilah pisau daun Liu yang tiba didepan dadanya, dia tetap berdiri seperti semula.

Penunggang kuda itu terkejut, tangan kirinya kembali diayunkan.

Hanya terlihat bayangan hitam berkelibat menghilang, sekejap kembali muncul ditempat semula.

"Kukembalikan!" teriaknya seperti geledek.

Penunggang kuda itu berteriak, lalu jatuh dari pelana kuda, buug... satu suara mencapai tanah, dan mengeluarkan suara rintihan

(26)

kesakitan.

"Kau tidak akan mati." Bayangan hitam pelan-pelan menghampiri, "pisau daun Liu hanya menancap miring dibahu kirimu saja." Penunggang kuda itu ketakutan sekali, lawan bukan saja bisa menerima senjata gelapnya, juga dalam keadaan begitu bisa dengan tepat melemparkan pisau terbang mengenai jalan darah-nya, ilmu silat mereka sungguh jaraknya terlalu jauh.

"Kau...kau ini sebenar...sebenarnya dari a... aliran mana..." kata penunggang kuda lemah. "Aku marga Fu." Kata bayangan hitam, "aku khusus datang

menunggumu." "Kenapa menunggu...menungguku?" "Karena kau adalah orang yang mengantarkan berita." "Aku..." Kepalanya terkena satu pukulan, segera jatuh pingsan. Hampir tengah malam,

lampu didalam ruangan penginapan

Yung-an tidak seperti biasanya terang benderang. Liu Fei-yan dengan Yu-shu-xiu-shi dan Seruling Damai

sedang berbincang sambil makan malam, tapi tidak ada pelayan penginapan yang melayani.

Kedua belah pihak sepakat menjalin kerja sama, kedua belah pihak sama-sama merasakan pertemuannya agak terlambat.

"Nona Liu datang dari selatan?" Yu-shu-xiu-shi mulai bicara pada pokok

masalahnya, "aku juga sama, siap pergi ke benteng Zhang-feng karena ada sedikit urusan."

"Aku datang kemari karena sedang mengejar tiga orang yang mencurigakan." Liu Fei-yan sedikitpun tidak menyembunyikan maksud kedatangannya, "satu bulan yang lalu, ada tiga orang bertopeng, malam-malam masuk ke rumah suami bibiku, merampas dengan paksa sepasang patung giok singa, dan juga dengan pedang melukai adik misanku. Salah-satunya memakai baju pendeta dao, aku mengejar mengikuti jejaknya, hingga sampai di daerah Shanxi, lalu kehilangan jejaknya, kampung yang ada di depan, aku mendengar berita orang-orang benteng Zhang-feng melakukan kejahatan di tempat ini, makanya aku datang kesini melihat-lihat. Benteng

Zhang-feng berada jauh seratus li lebih, mana mungkin di tempat ini menyamar menjadi perampok, tapi tidak diduga malah ternyata benar

(27)

"Orang-orang benteng Zhang Fung melakukan kejahatan di tempat ini, sebenarnya bukan hal yang aneh." Yu-shu-xiu-shi tertawa,

"Shan-xi adalah daerah mereka, mereka punya hak menjaga wilayahnya, mereka menangkap beberapa orang dan menghukum

mati, itu tidaklah berlebihan, apa tujuan terjun di dunia persilatan dengan senjata berlumuran darah? Jujur saja semua demi nama dan

keuntungan dua kata ini, kekuasaan adalah bersatunya nama dan keuntungan, demi mendapatkan dan melindungi kekuasaan,

mengorbankan beberapa orang, itu sudah jamak."

"Memang benar, dia memang berhak menjaga wilayahnya." Liu Fei-yan juga wanita kuat yang mencari kekuasaan.

"Nona Liu kenapa tidak berjalan bersamaku saja, kekuasaan benteng Zhang-feng mencakup seluruh daerah Shan-xi, mereka mungkin bisa memberikan kabar keberadaan tiga perampok yang malam-malam merampok rumah suami bibimu itu, dan setelah aku menyelesaikan urusannya, aku berharap bisa membantumu, harap kau jangan menolak bantuan aku, boleh kan?"

"Kalau begitu aku ucapkan terima kasih!" Liu Fei-yan tertawa manis, di bawah sinar lilin terlihat sikapnya lebih genit, "orangku sedikit, sungguh sulit mengejarnya, dengan ada kau yang

membantu itu sangat menguntungkan sekali, semoga saja bisa cepat berhasil menangkap tiga perampok itu."

"Harap saja begitu. Ooo ya! terhadap si marga Fu, kau tahu berapa banyak?" "Tahun lalu dia menyebut dirinya Fu-xian."

"Julukannya?"

"Tidak ada orang yang tahu, juga tidak ada orang yang tahu

asal-usulnya, aku dengan dia hanya bertemu sekali di restoran di Yang-zhou, selanjutnya aku mencari tahu kemanamana, tapi tidak berhasil mendapatkan berita tentang dia."

"Tahun lalu dia menyebut Fu-xian, hari ini menyebut Fu-jiu, nama orang ini mungkin sering berubah, pasti bukan orang ternama.''

Yu-shu-xiu-shi menampakan kesombongannya, "orang kecil semacam ini hanya mengambil untung dari pertarungan kacau, mana ada

asal-usul hebat dan kemampuan yang hebat, lain kali jangan bertemu lagi dengan aku..."

(28)

mendadak telah terbuka, palang pintunya juga patah sendiri tanpa bersuara.

Setelah pintu terbuka terdengar, Fu Ke-wei muncul diluar pintu.

"Jangan kata lain kali, urusan kita kali ini juga belum selesai!" Fu Ke-wei melangkah masuk, menggunakan kaki menutup pintu, sepertinya dia telah mendengar dengan jelas perbincangan mereka, wajahnya tampak tertawa penuh arti, sambil membungkukan pinggang dia mengambil sebuah kursi dan mematahkan satu kaki kursi itu, "kau si bajingan ini di depan wanita cantik mengangkat diri sebagai

pahlawan, menganggap diri sebagai

pelindung bunga, dengan sombong berani menantang aku, tanpa malu mengatakan aku hidup hanya mengandalkan pertarungan kacau. Baik,

malam ini kita selesaikan masalahnya, supaya kau tidak ada kesempatan lain kali, lain kali aku tidak ingin membasahi kepala anjingmu dengan masakan dan kuah sayur lagi."

Sifat Yu-shu-xiu-shi sangat sombong, mana bisa dia menerima

kata-kata yang bersifat meng-hina ini? Apa lagi terpikir saat makan malam kepalanya telah terkena oleh masakan dan kuah sayur,

membuat dia jadi tambah berang.

Sekali berteriak keras, Yu-shu-xiu-shi mencabut pedang dan maju menerjang.

Kaki kursinya Fu Ke-wei pertama-tama menyapu dulu kekiri dan kekanan, membuat meja dan kursi panjang yang ada di dekatnya, telah disapu sejauh dua zhang lebih, sehingga ada ruang bergerak yang cukup leluasa.

Panjang kaki kursi hanya satu che lebih, digunakan untuk melawan pedang, sungguh tidak seimbang.

Saat Yu-shu-xiu-shi maju menyerang, pedangnya telah keluar dari sarungnya, dengan jurus pedang Luan-sa-xing-luo (Jaring bintang mengacak serabutan), ingin mencincang tubuh Fu Ke-wei.

Bertarung di hadapan wanita cantik, tentu saja dia akan mengerahkan segala kehebatan dan kekuatan, di atas pedangnya keluar angin dan geledek, dahsyatnya serangan sangat

menakutkan.

"Ting ting trang trang..."

Suara aneh yang keluar dari sentuhan kaki kursi dengan pedang berturut-turut terdengar, suara dengungan pedang jelas terdengar.

(29)

Setiap pukulan kaki kursi dengan tepat memukul badan pedang, Yu-shu-xiu-shi sama sekali tidak ada kesempatan menggunakan mata pedang untuk memotong kaki kursi, meski serangannya dahsyat, tapi

sulit untuk bisa maju selangkah lagi, puluhan serangan pedang yang seperti hujan deras itu, semua telah ditangkis keluar oleh kaki kursi, semua hanya

menghabiskan tenaga tanpa hasil, lama-lama semangatnya semakin menurun.

Fu Ke-wei sedikit pun tidak mundur, datang satu pedang menyerang menangkis satu pedang, sepasang kaki bergerak dengan lincah dalam

radius tiga che, kaki kursi walau pendek, tapi serangan baliknya tanpa halangan bisa masuk, muncul didepan Yu-shu-xiu-shi, membuat

Yu-shu-xiu-shi terpaksa menarik pedang melindungi dirinya, hawa yang sangat kuat diatas pedang, terhadap kaki kursi yang terbuat dari kayu sedikit pun tidak ada kekuatan untuk merusaknya.

Seruling Damai yang menyaksikan dari samping, wajahnya

berubah, dia mengulurkan tangan melepas kantong seruling yang ada di-pinggangnya.

"Seruling Damai Xiao Tai-ping, jika serulingmu berani keluar dari kantongnya, aku pasti membuatmu mencoba merasakan

meledaknya Geledek Bunga Perak di dalam tubuhmu!" tiba-tiba terdengar suara genit dari belakang.

Suaranya memang genit menarik, tapi nadanya malah membuat orang merasa dingin menakutkan.

Ilmu silat Nie-sha-yin-hoa, hanya termasuk dalam kelas satu, tapi jika orang persilatan mendengar Geledek Bunga Peraknya wajahnya pasti ketakutan.

Geledek Bunga Perak terbuat dari logam berbentuk kuncup bunga,

lalu disepuh warna perak, besarnya hanya sebesar telur merpati, saat dilepas menggunakan tenaga dalam, asal mengenai tubuh manusia,

lima daun bunganya segera meletus secara otomatis, dan masuk ke dalam tubuh, sakitnya bisa membuat orang pingsan. Walau tidak mengenai tubuh, juga dapat menggunakan tenaga dalam

mengendalikan jarak meletusnya, sama-sama bisa melukai musuh. Tangan Seruling Damai yang sedang melepaskan kantongnya

(30)

Entah kapan, Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen berdampingan muncul didepan pintu.

Dibelakang mereka berdua berdiri Xie-shen dengan wajah penuh hawa pembunuhan, tangan kanan Nie-sha-yin-hoa sedang

memegang sebuah Bunga Perak yang bersinar perak, wajah cantiknya tampak dingin sekali.

"Apa maksudmu?" tanya Seruling Damai dingin.

"Kata-kata ini harus aku yang tanyakan padamu baru betul."

Nie-sha-yin-hoa tertawa dingin, "dengan kaki kursi yang terbuat dari kayu melawan pedang pusaka, itu sudah satu pertarungan yang

sangat tidak adil, kau malah tidak memandang kedudukanmu

sebagai seorang angkatan tua, berniat mengeroyok lawannya, apa kau tidak takut ditertawakan oleh teman-teman dunia persilatan?" "Kau siapanya bocah ini?"

"Aku pelayan wanitanya," Kata Nie-sha-yin-hoa tawar. *Pelayahl?”Seruling Damai mengira dirinya salah dengar. Nie-sha-yin-hoa yang namanya menggemparkan dunia persilatan, malah jadi pelayan orang, sungguh diluar dugaan! Dia melihat pada Ouw Yu-zhen, "kalau-kau? Aku sangat asing, apakah juga....”

'Tidak salah, aku juga pelayannya." Ouw Yu-zhen nadanya dingin seperti es, "kau tidak kenal aku, tapi aku kenal kau, kau bersifat licik, sering menggunakan racun di dalam seruling diam-diam menyerang

orang, barusan kau telah berniat diamdiam menyerang majikanku. Jika bukan kakak Chao menghalangi terlebih dahulu, kau sekarang sudah menjadi mayat hidup. Karena aku juga ahlinya diam-diam menyerang orang, caramu yang kaku dibandingkan dengan aku masih terlalu jauh."

Seruling Damai mendengarnya, di dalam hati merasa marah, tapi

diam-diam terkejut juga, bengong melihat dua orang wanita cantik yang ada di depan ini. Mereka mengetahui asal-usulnya, tapi dia sama sekali asing

terhadapnya, dalam hal kemahiran mengetahui lawan terlebih dulu sudah kalah satu langkah.

"Aku tidak satu pandangan dengan kalian, di kemudian hari baru kita bicarakan lagi." Dia dengan perasaan kalah mundur teratur, kembali melihat ke arena pertempuran.

Pedang Yu-shu-xiu-shi, saat ini sudah tidak bisa menyerang, kaki kursinya Fu Ke-wei berputar putar di depan perut dan dadanya Yu-shu-xiu-shi, maju mundur cepat

(31)

laksana kilat, memaksa Yu-shu-xiu-shi berlari berputar di seluruh ruangan, pedangnya tertahan di lingkaran luar tidak bisa merebut posisi tengah, mungkin setelah terpukul oleh kaki kursi beberapa kali, dia tidak berani menangkis dengan keras lagi, seperti gila dia berlari berputaran, ingin meloloskan diri dari kejaran kaki kursi, tampaknya sudah tidak akan bertahan lama lagi!

Akhirnya Yu-shu-xiu-shi tidak dapat meloloskan diri dari tonjokan di dadanya, buug... kaki kursi menonjok di dada kanannya, membuat dirinya mundur dua langkah, jaraknya menjadi renggang.

Karena jarak sudah renggang, maka pedang nya bisa ditarik

merebut posisi tengah, tapi sayang dia terlambat selangkah lagi, buug... lengan kanannya terpukul, pedangnya kembali terdorong keluar.

Yu-shu-xiu-shi merasakan lengan kanannya sakit sekali, pedang terdorong keluar, sakitnya membuat dia berteriak langkahnya menjadi kacau.

Kaki kursi berkelebat lagi, buug... kali ini sebuah suara mengenai bahu kirinya, terasa bahu kirinya seperti akan pecah, tangan kanannya jadi tidak bisa digerakan.

Fu Ke-wei mengangkat tangan kirinya, mencengkram dadanya, gerakannya sangat kasar sekali.

Seruling Damai ingin maju membantu, tapi tidak berani

sembarangan bergerak, dia tidak lupa peringatannya dari Nie-sha-yin-hoa dan Ouw Yu-zhen.

"Lepaskan dia!" Liu Fei-yan berteriak menggetarkan telinga, "jika tidak, kau harus mati duluan."

Fu Ke-wei membalikan kepala melihat pada Liu Fei-yan, sorot matanya tertuju pada Pisau Daun Liu di tangan kanannya. "Kau ingin menggunakan permainan itu menyerang aku?" Fu Ke-wei tertawa mengolok.

"Itu pasti, kecuali kau melepaskan dia." Suara Liu Fei-yan tampak nekat.

"Paling baik kau simpan kembali pisau itu." Kata Fu Ke-wei tertawa, "terus terang ku beritahu, aku adalah ahlinya ahli

(32)

itu, yang kena pisau pasti bukan aku, tapi dirimu, kecuali kau diam-diam menyerang."

"Aku sama sekali tidak percaya."

"Paling baik kau percaya." Kata Fu Ke-wei tertawa tawar, "apa kau tahu Tangan Seribu Wei-yang?"

"Kalau tahu lalu kenapa?"

"Dia termasuk seorang ahli senjata gelap yang terhebat di dunia persilatan, aku pernah membiarkan dia menyerang dulu dua kali

senjata rahasianya, lalu aku menyerang balik dan telah memutuskan

setengah daun telinga kirinya." Fu Ke-wei tertawa, "dibandingkan dengan Tangan Seribu Wei-yang, kau lebih lihay berapa banyak?

Satu kali lipat atau dua kali lipat?"

Ilmu melepaskan senjata rahasia Liu Fei-yan mana bisa dibandingkan dengan Tangan Seribu Wei-yang?

"Kau bukan sedang membual kan?"

"Membual atau tidak, di kemudian hari kau akan tahu sendiri." Fu Ke-wei lalu mendorong Yu-shu-xiu-shi satu zhang lebih, dengan tertawa mengejek berkata, "tidak terpikir olehmu bukan! Di depan wanita kau menyombongkan diri sebagai pahlawan, hasilnya malah wanita yang

menolongmu, kau sungguh beruntung, lain kali di depanku, kau harus berlaku lebih sopan sedikit."

Sepasang tangan Yu-shu-xiu-shi masih belum bisa digerakan, dia sangat malu sekali, sampai detik ini, dia masih belum tahu kenapa

pedangnya tidak bisa mengalahkan kaki kursi, kenapa dia selalu dalam keadaan bertahan dari serangan lawannya.

Gerakan Fu Ke-wei sedikit pun tidak menunjukan kehebatan seorang pesilat tinggi, menggunakan kaki kursi juga tidak ada anehnya, sedikit pun tidak ada jurus yang mengejutkan dan hawa serangan yang super, kenapa pedangnya selalu tidak bisa berbuat apa-apa?

"Malam ini arena disini terlalu kecil, tidak dapat bergerak bebas." Yu-shu-xiu-shi berteriak, "lain kali, aku pasti membunuhmu, pasti!"

Dia memaksa mencari alasan menutupi malunya, orang yang tidak dapat menerima kekalahan begitu lah tingkahnya, Ilmu silatnya kalah, situasinya tidak boleh kalah.

(33)

"Kalau begitu kau harus berlatih keras, jangan hanya bicara tapi harus ada isinya." Fu Ke-wei mulutnya tetap tidak memberi kesempatan, "orang yang seperti kau, seharian hanya berusaha mencari nama, sering

menggunakan siasat licik diam-diam menyerang orang, mana ada waktu berlatih keras? Makanya kau tidak akan bisa membunuhku."

"Kau jangan hanya bisa bersilat lidah, urusan kau dan aku masih belum selesai!" Liu Fei-yan telah menyimpan kembali pisau Daun Liu nya, melangkah maju mendekat, "kali aku akan menatap terus, aku tidak percaya kau benar-benar dalam sekejap bisa menghilang begitu saja."

"Baik, baik, aku sudah menyerah padamu." Fu Ke-wei

membuang kaki kursi, "sebenarnya di dalam hati kau tentu mengerti, masalah tahun lalu di Yang-zhou kesalahan tidak berada di pihakku, yang harus minta tanggung jawab seharusnya aku, waktu itu penampilanmu sangat gagah, dan terhormat, seorang nona cantik, dengan sorot mata tajam kau menatap aku seorang laki-laki tampan dan muda, itu menghilangkan

pandangan seorang wanita baik-baik, bagaimana orang-orang akan mengatakannya?"

Banyak wanita yang mengaku dirinya wanita baik-baik, paling benci

pada laki-laki pintar dan mulutnya sangat enteng, diluar menyatakan mengalah, tidak perduli nama baik, tapi setiap kali berkata selalu melukai harga diri orang, membuat orang ya cinta ya benci.

"Aku akan memukul sampai hancur kepala anjingmu." Umpat Liu Fei-yan marah sekali, wanita tentu saja tidak bisa mengumpat

dengan kata-kata yang amat kasar, dengan marahnya dia menerjang maju.

Fu Ke-wei cepat berkelebat, begitu sampai di depan meja makan tempat dua orang bersantap, dia mengambil teko teh, wajahnya tampak tersenyum mengejek.

"Aku bertaruh, kau pasti akan berubah jadi ayam yang jatuh ke dalam air." Dia membuka tutup teko dan membuang airnya sedikit, "jika air teh ini tumpah di atas tubuhmu, pasti ada tontonan yang sangat menarik, tidak percaya, coba kau

mendekat?"

Liu Fei-yan benar-benar tidak berani mendekat lagi, pakaian yang

dipakai dia adalah yang terbuat dari kain sutra, jika teh panas tumpah di atas tubuhnya, maka tubuh dia akan terlihat nyata, bukankah akan memalukan sekali? "Kau...kau..kau..." Dia tidak bisa tertawa, menangis juga tidak bisa, saking marah hingga wajah menjadi merah, "kau sungguh seorang brengsek, mana ada tampang seorang pesilat tinggi dunia

(34)

"Sudahlah, nona besar Liu, masing-masing sudah tidak ada

permusuhan dan tidak ada dendam, masalah perselisihan sekecil ini

tidak perlu hingga harus kau mati aku hidup, betul tidak? Seseorang yang ingin berkuasa di dunia persilatan, jika memperhitungkan

masalah kecil-kecil, tidak akan mendapat sukses besar." Dia tidak tertawa mengejek lagi, nadanya sekarang tulus, "perselisihan kecil sudah lewat ya sudahlah, tidak perlu diperpanjang tidak ada

ujungnya. Nona besar seperti kau yang secantik dewi ini, jalan kemana pun pasti ada orang yang bicara iseng, jika setiap hal

diperdulikan, kau akan repot seharian mengurusi masalah kecil hingga babak belur, malah bisa menganggap orang di seluruh dunia adalah

musuh, kau akan susah menjalani hidup! untuk masalah di Yangzhou aku menyatakan minta maaf, sudah cukup kan?"

Kelakuannya tampak tulus, tapi dalam perkataannya tetap tampak nada menyindir.

Hati wanita memang sempit dan sensitif, Liu Fei-yan juga tidak

terkecuali, "Hemm..!" sekali lagi dengan marah, dia pergi meninggalkan tempat itu sambil menengadahkan kepala,

membusungkan dada.

Yu-shu-xiu-shi tidak bisa menahan rasa malu, dia sudah pergi terlebih dulu bersama Seruling Damai.

Saat ini, bos penginapan muncul di pintu ruangan.

"Bos, aku telah merusakkan alatmu berdagang, maaf! Akan ku ganti semua kerugianmu. Mereka telah makan minum dengan

kenyang, malah aku makan malam pun belum, aku sudah sangat lapar sekali lho! Tolong siapkan makanan dan arak untuk mengisi perut, terima kasih!"

Bos penginapan menahan tawanya, dia menyuruh pelayan pergi kedapur, pertama-tama menyiapkan dulu dua teko teh,

menumpahkannya untuk Xie-shen dan kawan-kawannya.

"Tuan, kejadian kali ini telah membuka pandanganku." Bos penginapan tertawa, "Aku dulu juga pernah berkelana di dunia

persilatan, telah bertemu dengan banyak sekali pesilat tinggi yang ternama, tapi tidak pernah melihat dengan satu kaki kursi yang

(35)

tinggi. Apakah kau tahu asal-usulnya Yu-shu-xiu-shi itu?"

"Tidak hanya tahu asal-usulnya, aku juga tahu dasarnya." Fu Ke-wei menganggukan kepala, mendadak dia bertanya, "ternyata

bos orang dari dunia persilatan juga, maafkan kami tidak mengenal kau, maaf siapakah tetua ini?"

"Apa tetua segala." Bos penginapan tertawa pahit, "aku marga Shang nama Xiang, sebutan dahulu..."

"Ah! Kiranya Sipoa Besi saudara Nan? Kenapa kau bisa berubah

jadi begini, kurus seperti kera tua yang kering?" Xieshen berteriak terkejut. "Saudara Tu, panjang ceritanya." Bos penginapan tertawa pahit,

"sepuluh tahun yang lalu, di Ling-nan aku bertemu musuh besarku, Biksu Setan Fei-fei, setelah bertarung matimatian lima ratus jurus lebih, walau berhasil membunuh dia, tapi aku juga telah terkena oleh telapak

beracunnya, sehingga saluran hati ku jadi terluka. Selanjutnya aku jadi mengundurkan diri dari dunia persilatan, dan di tempat kecil ini membuka penginapan untuk mencari makan."

Saat Fu Ke-wei, Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa turun gunung, Sipoa Besi telah mengundurkan diri, makanya tidak pernah dengar

nama dia, jika Xie-shen mengenal dia, pasti dia itu adalah seorang pesilat ternama dulunya.

Seorang pesilat tinggi yang terluka saluran hatinya,

kemampuannya akan merosot ketingkat pesilat kelas ketiga, tidak aneh dia sembunyi di tempat kecil ini melewatkan hari tuanya. "Saudara kecil tadi mengatakan tahu asal-usulnya Yu-shuxiu-shi?" bos penginapan kembali kepembicaraan semula, sepertinya tidak ingin membicarakan masalahnya sendiri.

"Benar." Fu Ke-wei menganggukan kepala, "Dia adalah murid tertua Yu-nei-yi-zun (Satu semesta terhormat.), Hoa Yifeng, yang

telah berhasil melatih Delapan Belas Pedang Angin Ribut, jurus pedang Hoa Yi-feng, dibandingkan dengan adik seperguruannya

Sastrawan baju putih Zhou Xing-jian yang tadi siang muncul di depan kuil Dewa Tanah, jauh lebih tinggi, tadi ketika bertarung, sayang

sekali hatinya Yu-shu-xiu-shi kurang tenang dan terlalu terburu-buru, begitu menyerang dia ingin segera meraih kemenangan, hingga aku

mendapat kesempatan menyerang, membuat dia tidak bisa

mengembangkan inti sari jurus pedangnya, kekalahannya membuat dia penasaran, tidak aneh dia tidak mau mengaku kalah."

(36)

"Masa...! Saudara kecil, mata tuaku ini belum buta, tadi sore hari di ruang makan kau menggunakan ilmu menghilangkan jejak, sampai

aku yang menonton di samping juga tidak bisa melihat dengan jelas, bagaimana caramu menghilang." Bos penginapan tertawa, "apa kalian tahu di dalam ruang parkir di seberang jalan, ada tujuh delapan orang misterius sembunyi, sepertinya ada hubungannya dengan Yushu-xiu-shi itu."

"Aku tahu." Kata Fu Ke-wei pelan, "mereka itu adalah anak buahnya Yu-shu-xiu-shi, di belakang mereka masih ada sekelompok besar orang, di antaranya ada orang yang membuat kontak dengan orangnya benteng

Zhang-feng, mungkin mereka telah bekerja sama. Ketua Benteng Xi diamdiam sudah keluar dari bentengnya, saat ini mungkin sudah bertemu

dengan anaknya, mereka mencari Sepasang Bintang Perak, tidak lama lagi mungkin akan kembali, dan berkumpul dengan Yu-shu-xiu-shi, dan pergi ke benteng Zhang-feng bertamu."

"Si brengsek ini sungguh licik." Xie-shen menggigit gigi pelan mengumpat, "sore hari tadi dia terus menerus meminta kami

bersama-sama dia pergi ke benteng Zhang-feng..."

"Kalau begitu kau dan Nie-sha-yin-hoa, pasti akan mati sekali lagi, karena kalian adalah saksi hidup benteng Zhangfeng yang

menangkap dan membunuh orang." Kata Bos penginapan tawa dingin.

"Jahat sekali si anjing itu!" kata Xie-shen dengan menggigit gigi, "tuan, apakah kita malam ini harus pergi untuk menghindar mereka?"

"Tidak bisa dihindarkan, hari ini bisa menghindar, tidak dapat menghindar selanjutnya." Dalam mata Fu Ke-wei tampak sorot

dingin.

"Mereka akan terus mengejar dengan ketat, tidak akan berhenti sebelum berhasil!"

"Dua orang ini tidak perlu mengejar." "Ooo! Maksud tuan adalah..."

"Kau seharusnya tahu perkumpulan Cun-qiu."

"Perkumpulan Cun-qiu yang kantornya berada di Zhenjiang?"

wajah Xie-shen berubah, "ketua perkumpulannya Shen-li-jin-gang (Raksasa

bertenaga dewa)." Liu Shi-jie, lima tahun lalu begitu muncul perkumpulan Cun-qiu langsung menguasai sebagian besar

dunia persilatan. Perkumpulan itu melakukan perbuatan yang tidak ilegal, anggotanya cepat bertambah banyak, sampai orang-orang dari aliran hitam pun menjadi khawatir..."

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pengembangan tersebut harus dilakukan melalui sinergi kerjasama antara pihak pihak terkait seperti industri tekstil, pemerintah, lembaga pendidikan, praktisi

&#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien &#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

Terimakasih atas kepercayaan dan dukungan tanpa henti yang telah diberikan kepada penulis.. Bapak Danan Satriyo

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Pada siklus kedua ini, penelitian dilanjutkan dengan menganalisa atau menguji keaslian silabus dan rencana kegiatan harian yang disusun oleh guru. Metode yang

Kombinasi antara metode deformasi dingin, annealing, dan sandblasting diharapkan dapat merubah struktur butiran yang terdapat pada permukaan material yang terbentuk

Dampak Adopsi Teknologi Usahatani Konservasi terhadap Tingkat Ketahanan Pangan Rumahtangga Petani Lahan Kering Rincian jumlah dan jenis konsumsi kalori rumahtangga adopter

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan pencapaian KKM mata pelajaran IPS materi