• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang

Pasal 17 – 24

(2)

•Defenisi Praktek Monopoli:

•pemusatan kekuatan ekonomi (penguasaan yang nyata atas suatu pasar yang relevan)

• sehingga dapat menentukan harga barang dan atau jasa • oleh satu atau lebih pelaku usaha

• yang mengakibatkan : dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas suatu barang dan atau jasa

• sehingga menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum

dan dapat merugikan kepentingan umum

•Defenisi Persaingan Usaha Tidak Sehat

•persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan produksi pemasaran barang/jasa

•dilakukan dengan cara tidak jujur, melawan hukum atau menghambat persaingan

(3)

• Vertical Restraint

•Hubungan antara pelaku dengan pelaku usaha yang merupakan suatu jaringan proses produksi

• upstream atau downstream • upstream atau downstream production •Dapat terjadi dalam satu perusahaan • Dapat terjadi antara produser

(4)

• Horizontal Restraint

•Hubungan antara pelaku dengan pelaku pesaingnya yang sejajar

• Terjadi dalam suatu industri • Terjadi dalam suatu industri yang sama • Umumnya paling sering bersifat

(5)

•Form of Restraint

•Non price restraint (hambatan dalam bentuk bukan harga) •Price restraint (harga) • Ancillary restraint

(6)

V E R T

THE CHAIN OF PRODUCTION

Supplier Supplier Supplier

Manufacturer Manufacturer Manufacturer

Wholesaler Wholesaler Wholesaler

I C A

L H O R I Z O N T A L

Wholesaler Wholesaler Wholesaler

Distributor Distributor Distributor

(7)

Consumer Demand Elasticity of Demand Substitutes Seasonality Rate of Growth Location Lumpiness of orders Method of purchase Production Raw materials Technology Unionization Product durability Scale economies Scope economies Structure

Number of buyers and sellers

Barriers to entry of new firms Product differentiation Vertical integration Diversification Government Policy Regulation Diversification Regulation Antitrust Barrier to entry Taxes Investment incentives Employment incentives Macroeconomics policies Legal tactics Conduct Advertising Research and development Pricing behavior Plant investment Product choice Collusion

Merger and contracts

Performance Production efficiency Allocation efficiency Equity Product quality Technical progress Profits

(8)

• Kegiatan yang Dilarang • Monopoli (Pasal 17)

• Monopsoni (Pasal 18)

• Penguasaan Pasar (Pasal 19, 20, 21) • Penguasaan Pasar (Pasal 19, 20, 21) • Persekongkolan (Pasal 22, 23,24)

(9)

• Pasal 17 – Monopoli

• (1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa

yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat

• (2) pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:

pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila:

• Barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya: atau

• Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk kedalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama atau

• Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu

(10)

• Pasal 17 - Monopoli • Unsur-unsurnya:

• Upaya memonopoli • Barang substitusi

• Hambatan masuk pasar (barrier to entry) • Penguasaan pangsa pasar > 50 %

• Yang dapat mengakibatkan: • Terjadinya praktek monopoli

(11)

•Monopolist:

•Membatasi Output •Menaikkan harga

•Social Cost of Monopoly (Richard Posner) •Pengukuran Monopoli (Lerner Index)

(12)

•Natural Monopoly - (Monopoly Alamiah)

•Monopoli alamiah oleh negara dengan alasan lebih efisien bila hanya ada 1 pelaku – Pasal 33 UUD’45.

• Didapat dengan jalan “innocently acquired”seperti • Didapat dengan jalan “innocently acquired”seperti skill, paten dll

(13)

 Pasal 18 – Monopsoni

 (1) Pelaku usaha dilarang menguasai

penerimaan pasokan atau menjadi pembeli

tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat

 (2) pelaku usaha patut diduga atau dianggap

menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) apabila satu pelaku usaha

menguasai lebih dari 50 % pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu

(14)

• Monopsoni

• Unsur-unsurnya:

• Menguasai pasokan • Menguasai > 50 %

• Atau menjadi pembeli tunggal atas produksi dan/atau pemasaran barang/jasa

dan/atau pemasaran barang/jasa • Dalam pasar bersangkutan

• Yang dapat mengakibatkan: • Terjadinya praktek monopoli

(15)
(16)

Pasal 19 – Penguasaan Pangsa Pasar

Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa

kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa:

(a) Menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan usaha yang sama pada

pasar bersangkutan atau

(b) Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha (b) Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha

pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu atau

(c) Membatasi peredaran dan atau penjualan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar

bersangkutan

(d) Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu

(17)

• Penguasaan pasar; • Unsur-unsurnya:

• Menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk

• melakukan kegiatan usaha yang sama • Pada pasar bersangkutan; atau

• Menghalangi konsumen/pelanggan pelaku usaha pesaing (agar) tidak melakukan berhubungan usaha dengan saingannya itu; atau

pesaing (agar) tidak melakukan berhubungan usaha dengan saingannya itu; atau

• Membatasi peredaran/penjualan barang/jasa pada pasar bersangkutan; atau

• Mendiskriminasi pelaku usaha tertentu • Yang dapat mengakibatkan:

• Terjadinya praktek monopoli

(18)

• Dalam menganalisa unsur penguasaan pasar maka harus diperhatikan bahwa:

- pelaku mempunyai kekuatan pasar yang signifikan sehingga dapat melakukan diskrimininasi

- bedakan antara persaingan antar merek (inter brand) dan persaingan sesama merek (intra brand) , misalnya sesama distributor

sesama distributor

- Lihat beberapa putusan KPPU yang menggunakan Pasal 19 – apa yang dimaksud dengan tindakan

diskriminasi?

- Pasal 19 menggunakan istilah: pelaku usaha, pelaku usaha pesaing, pelaku usaha lain untuk

(19)

Pasal 20: Menjual rugi – predatory pricing Pelaku usaha dilarang melakukan

pemasokan barang dan atau jasa dengan cara melakukan jual rugi atau menetapkan

harga yang sangat rendah dengan maksud

untuk menyingkirkan atau mematikan usaha untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya dipasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek

(20)

• Unsur-unsurnya:

• Melakukan jual rugi

• Menetapkan harga yg sangat rendah • Dengan maksud menyingkirkan atau • Mematikan usaha Pesaing pada Pasar

bersangkutan bersangkutan

• Yang dapat mengakibatkan:

• Terjadinya praktek monopoli

(21)

Penetapan harga di bawah biaya marginal

• Penetapan harga di bawah biaya marginal (predatory pricing), adalah penetapan harga yang disatu sisi akan menguntungkan konsumen dalam jangka pendek, tetapi dipihak lain akan sangat merugikan pesaing (produsen lain).

• Predatory pricing sebenarnya adalah merupakan hasil dari perang harga tidak sehat antara pelaku usaha dalam rangka merebut pasar. • Strategi yang tidak sehat ini pada umumnya beralasan bahwa harga

yang ditawarkan adalah merupakan hasil kinerja peningkatan yang ditawarkan adalah merupakan hasil kinerja peningkatan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu tidak akan segera terdeteksi sampai pesaing dapat mengukur dengan tepat berapa harga terendah yang sesungguhnya dapat ditawarkan pada konsumen (dimana harga = biaya marginal).

• Strategi ini akan menyebabkan produsen menyerap pangsa pasar yang lebih besar, yang dikarenakan berpindahnya konsumen pada penawaran harga yang lebih rendah. Sementara produsen pesaing akan kehilangan pangsa pasarnya. Pada jangka yang lebih panjang, produsen pelaku predatory pricing akan dapat bertindak sebagai monopoli.

(22)

• Dalam menganalisis pelanggaran harus dilihat:

- kemampuan pelaku yang biasanya memiliki posisi dominan baru mampu melakukan tindakan ini

- efek utama adalah melakukan tindakan monopoli bila berhasil mengusir atau mematikan pesaingnya. - “recoupment theory”

- waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan - waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali

- sering sudah menarik pesaing potensial (new entry) untuk masuk kepasar sebelum berhasil

(23)

• Dalam menganalisis pelanggaran harus dilihat: - apa yang dimaksud dengan harga yang sangat rendah?

- bagaimana menghitung biaya produksi atau

marginal cost dari suatu produk?

- bagaimana bila produk dijual karena memang - bagaimana bila produk dijual karena memang efisien dan harganya sangat murah, lihat contoh barang barang dari China.

- jarang ada mau melakukan strategi ini kecuali memiliki posisi dominan yang sangat kuat

(24)

Pasal 21

Pelaku usaha dilarang melakukan

kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan

dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat

(25)

• Kecurangan Dalam Penetapan Biaya Produksi

• Transfer pricing : dalam hal integrasi vertikal, set harga rendah untuk perusahaan dibawahnya, contoh: pada vertikal rugi tetapi pada horizontal untung dan bukan predatory pricing (loss sementara atau subsidi dari income lain)

• Under invoice pricing: menetapkan harga rendah, tetapi tidak terbukti predatory pricing jadi tidak terkena

undang undang undang undang • Curang

• Penetapan biaya produksi • Biaya lainnya

• Bagian komponen harga barang • Yang dapat mengakibatkan:

• Terjadinya praktek monopoli

(26)

Pasal 22- Persekongkolan

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan

pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan

pemenang tender sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat – bid rigging atau collusive tendering tidak sehat – bid rigging atau collusive tendering

(27)

• Unsur-unsurnya:

• Pelaku Usaha---Pihak lain • Bersekongkol - kolaborasi

• Mengatur/menentukan pemenang tender • Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan • Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan

(28)

• KPPU mengeluarkan “Pedoman Pasal 22 Tentang Larangan Persekongkolan Dalam Tender”- lihat pedoman

• Apa yang menarik?

• KPPU menggunakan pendekatan bahwa

persekongkolan horizontal diperkenalkan karena terbukti bahwa di Indonesia, persekongkolan tender dimulai dari pemberi pekerjaan (bohir) dan bukan dimulai dari pemberi pekerjaan (bohir) dan bukan dilakukan hanya oleh pelaku usaha saja

• Kemungkinan dengan cara:

- arisan tender menentukan pemenang

-- mundur - menentukan harga terendah - membagi wilayah atau tertinggi

(29)

National Society of Professional Engineers Vs. United States

• Peraturan yang dibentuk oleh NSPE bahwa tender dilarang karena dapat membahayakan kepentingan umum.

•Untuk mendapatkan rule of reason, maka harus •Untuk mendapatkan rule of reason, maka harus

menunjukkan bahwa bukan kompetisi yang dirugikan tetapi pertimbangan apakah memang pada industri tertentu harus diberikan pengecualian.

(30)

Pasal 23

Pelaku usaha dilarang bersekongkol

dengan pihak lain untuk mendapatkan

informasi

kegiatan usaha pesaingnya

yang diklasifikasikan sebagai rahasia

yang diklasifikasikan sebagai rahasia

perusahaan sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya persaingan

usaha tidak sehat

(31)

• Unsur-unsur:

• Pelaku Usaha---Pihak lain • Bersekongkol - kolaborasi

• Mendapatkan informasi kegiatan pesaing • Mendapatkan informasi kegiatan pesaing • Kategori rahasia - (paten)

• Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat

(32)

Pasal 24

Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan

pihak lain untuk menghambat produksi dan

atau pemasaran barang atau jasa Pelaku usaha pesaingnya dengan maksud agar

barang dan atau jasa yang ditawarkan atau barang dan atau jasa yang ditawarkan atau dipasok dipasar bersangkutan menjadi

berkurang baik dari jumlah, kualitas maupun ketepatan waktu yang

(33)

• Indirect Boycott – menghambat 1 pelaku dengan mengintimidasi pelaku lain

• Pelaku Usaha---Pihak lain • Bersekongkol - kolaborasi

• Menghambat produksi, pemasaran barang/jasa pesaingnya

pesaingnya

• Maksud mengurangi jumlah, kuantitas, ketepatan waktu

• Sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat

Referensi

Dokumen terkait

capaian keluarga sakinah adalah sesuatu yang pasti, maka tidak dapat dipastikan apakah tradisi ngabulâ bisa menjadikan sebuah keluarga orang yang menjalani- nya

Dalam menghubungkan adab dengan keseimbangan alam ataupun ekologi, Ziauddin Sardar menggariskan tujuh prinsip utama iaitu; Kesedaran sikap terhadap pertautan antara setiap ahli

Zona Kerawanan Sangat Rendahsangat jarang atau hamper tidak pernah mengalami gerakan tanah Untuk wilayah zona kerawan tinggi sebagian wilayah di Kecamatan Kaliangkrik,

Namun pada penelitian ini interaksi dolomit dan kedua rumput tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap serat kasar rumput afrika dan rumput hawaii (Tabel 9) begitu

Rogers meyakini adanya kekuatan yang tumbuh pada semua orang yang mendorong semua orang untuk semakin kompleks, ekspansi, sosial otonom, dan secara keseluruhan

Unjuk kerja menuliskan pokok-pokok informasi yang berkaitan dengan pengaruh perubahan cuaca terhadap kegiatan manusia PPKn 1.4 2.4 3.4 4.4 Menjelaskan dan menuliskan Pentingnya

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa variabel independen yang diteliti yakni variabel reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible memiliki nilai VIF yang

Dilihat dari identifikasi masalah dapat diketahui banyaknya masalah yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik maka penelitian ini dibatasi. pada hubungan antara