• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Kepandaian Putri di Salatiga Tahun 1953-1962 T1 152009006 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Kepandaian Putri di Salatiga Tahun 1953-1962 T1 152009006 BAB II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Menurut Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo (2008:33-36) pendidikan didefinisikan berdasarkan fungsinya ada 4, meliputi: a. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya

Pendidikan sebagai proses transformasi budaya diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu

generasi ke generasi yang lain. Pewarisan budaya ini meliputi kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan-larangan dan anjuran,

dan ajakan generasi penerus dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki oleh masyarakat.

b. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi

Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi diartikan sebagai suatu kegiatan sistematis dan sistematik

terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi ini bertujuan untuk membentuk pribadi yang dewasa bagi peserta didik yang belum dewasa

dan bagi peserta didik yang sudah dewasa dituntut adanya pengembangan diri agar kualitas kepribadian menjadi

(2)

7

c. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara

Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara

diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang

baik. Warga negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tahu hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

d. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja

Pendidikan sebagai proses penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik

sehingga mempunyai bekal dalam bekerja.

Pendidikan juga diartikan sebagai segala usaha dan perbuatan

dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta ketrampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan

bersama dengan sebaik-baiknya (Soegarda Poerbakawatja, 1970:11). Rousseau (Zahara Idris, 1984: 9) mendefinisikan pendidikan adalah

memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. Dalam GBHN tahun 1973 juga disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Tim Pengembangan MKDK

(3)

8

Berdasarkan uraian di atas, pendidikan diartikan sebagai usaha untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat. Pendidikan bukan hanya sebagai sarana untuk mempersiapkan kehidupan seseorang yang akan datang, tetapi

juga untuk kehidupan sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju tingkat kedewasaan.

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi, yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu

yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo, 2008:37). Madyo Ekosusilo dan R.B.

Kasiahdi (1990:41-42) juga membedakan tujuan pendidikan menjadi beberapa tingkatan, yaitu:

a. Tujuan umum pendidikan nasional, yaitu tujuan pendidikan

yang ingin dicapai oleh suatu bangsa.

b. Tujuan institusional, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh

lembaga pendidikan tertentu.

c. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi.

d. Tujuan instruksional, yaitu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan

(4)

9 3. Unsur-unsur Pendidikan

Menurut Umar Tirtahardja dan S.L. La Sulo (2008: 51-57)

dalam proses pendidikan melibatkan banyak unsur, yaitu: a. Subjek yang dibimbing (peserta didik)

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin

mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai

sepanjang hidupnya.

b. Orang yang membimbing (pendidik)

Pendidik ialah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam 3 lingkungan, yaitu

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap

pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat atau organisasi.

c. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi

edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi

(5)

10

d. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

Dalam pendidikan di sekolah, materi pendidikan telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana

pencapaian tujuan.

e. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang

dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

f. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasa disebut dengan tri pusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

4. Sistem Pendidikan

Berdasar pada sifat objek studi, sistem pada dasarnya ada dua

macam, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Penerapaan sistem tertutup dalam pendidikan berbentuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan menurut koridor pengajaran, sedangkan sistem terbuka

cenderung menurut koridor pembimbingan dan pengasuhan (Suparlan Suhartono, 2007:124). Sistem pendidikan juga merupakan himpunan

(6)

11

yang disepakati dalam visi dan misi kependidikan (Anas Salahudin, 2011:185).

Sasaran dari suatu sistem pendidikan adalah menumbuhkembangkan bakat yang ada di dalam diri peserta didik.

Tujuannya agar peserta didik mampu mengembangkan sendiri kreativitasnya, sehingga mampu melangsungkan dan mengembangkan kehidupannya. Jadi, bukan hanya terampil, tetapi lebih dari itu peserta

didik harus mempunyai keahlian.

B. Guru

1. Pengertian Guru

Menurut Laurence D. Hazkew dan Jonathan C. Mc Lendon

(Hamzah B. Uno, 2007: 15) mendefinisikan guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas. Berdasarkan pendapat tersebut orang yang disebut guru adalah

orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar

peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan. Jadi guru adalah orang yang dewasa secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan

(7)

12 2. Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat

kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Menurut

Hamzah B. Uno (2007: 18), ada 3 (tiga) kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu:

a. Kompetensi Pribadi

Seorang guru semestinya memiliki pengetahuan yang dalam tentang materi pelajaran yang menjadi

tanggung jawabnya. Selain itu, mempunyai pengetahuan tentang perkembangan peserta didik serta kemampuan

untuk meperlakukan mereka secara individual. b. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru

adalah menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti orang tua,

tentangga, dan sesama teman). c. Kompetensi Profesional Mengajar

Kompetensi ini terdiri dari 4 (empat) sub

kompetensi, yaitu merencanakan sistem pembelajaran, melaksanakan sistem pembelajaran, dan mengembangkan

(8)

13

C. Pembentukan Watak Melalui Pengajaran

Pembentukan kepribadian bukan hanya soal pendidikan saja, tetapi

pengajaran dapat dipergunakan untuk pembentukan watak. Menurut Soegarda Poerbakawatja (1970:11-12) membentukan watak ini dapat

melalui:

a. Kepribadian guru (si pengajar). Guru harus memberi teladan yang baik dalam tingkah laku, dalam menunaikan kewajibannya, dalam

kesabaran, keadilan, dan sifat-sifatnya. Seorang guru mengajarkan apa yang baik dan apa yang tidak baik. Sehingga anak didik dapat

berkembang kata hatinya.

b. Pergaulan dengan sesama murid. Antar anak didik saling memberi

dorongan untuk bekerja dan berbuat baik, belajar bekerja sama, sehingga dapat merasakan arti gotong-royong.

c. Pengaruh pengajaran yang diberikan guru. Hal ini bersangkutan

dengan eberapa mata pelajaran banyak mengandung hal-hal penting untuk pendidikan kesusilaan. Misalnya, dalam pendidikan

membaca sering dijumpai hal-hal yang dapat dijadikan contoh hidup atau pelajaran agama banyak mengandung nilai-nilai hidup yang tinggi.

d. Cara mengajar, cara mendorong anak untuk belajar, untuk mempraktekkan dan meresapkan segala sesuatu yang telah

(9)

14

mengembangkan inisiatif, berkeras hati, bekerja sama dengan kawan-kawannya, bertanggung jawab atas segala perbuatnnya.

Jelas bahwa pengajaran dalam kenyataannya adalah menyampaikan pengetahuan yang bermacam-macam sangat erat hubungannya dengan

pembentukan kepribadian serta wataknya. D. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa tulisan yang berkaitan dengan judul penulis

antara lain, “Pengaruh Masuknya Sistem Pendidikan Barat Terhadap

Timbulnya Semangat Nasionalisme Golongan Pribumi Pada Masa Politik

Etis (1900–1942) di Kota Salatiga” dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Podang Wulandari (Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW, 2007).

Penelitian ini membahas semangat nasionalisme bangsa Indonesia timbul melalui pendidikan yang dibawa oleh bangsa Barat.

Penelitian dengan judul “Sekolah Guru B di Salatiga 1950-1961”

dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Dian Lukitaningtyas (Program Studi Pendidikan Sejarah, UKSW, 2012). Penelitian ini membahas perlunya

membentuk bangsa yang baru melalui pendidikan. Salah satunya dengan mendirikan Sekolah Guru B (SGB) untuk memenuhi kebutuhan pengajar di Sekolah Rakyat.

Penelitian lainnya dengan judul “Sejarah Perkembangan Sekolah

Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989” dalam bentuk

(10)

15

pemerintah untuk memajukan bangsa Indonesia setelah kemerdekaan melalui pendidikan. Salah satunya dengan mendirikan Sekolah Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan.

Skripsi: Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.. (Pembimbing I: Drs. Tri Widiarto, M.Pd dan

mempunyai peranan yang penting dalam perubahan kualitas pendidikan.. karena gurulah yang menjadi perantara langsung dari ilmu

bergantung pada strategi yang digunakan. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tujuan

lebih meningkat saat dibandingkan dengan sesamanya atau dengan orang dewasa. Rasa rendah diri sekunder berhubungan dengan pengalaman orang dewasa saat individu gagal

Dari beberapa definisi tentang pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru kepada peserta didik, agar

“Upaya yang pertama yang p erlu dilakukan adalah membuat sebuah program, seperti diskusi, bagaimana antar mahasiswa bisa saling mengenal tentang kebudayaan suatu

Pendidikan karakter mengacu pada kegiatan mengajar yang membantu peserta didik untuk memperoleh suatu nilai universal, sebagai nilai inti dari pendidikan moral yaitu moral