46 BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
A. TATARAN LINGKUNGAN SOSIAL / KOMUNITAS
Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang baru bagi masyarakat yang hobi memancing khususnya. memancing tengah menjadi fenomena di masyarakat pada saat sekarang ini, terbukti bahwa stasiun televisi sudah banyak membuat program acara memancing seperti Mancing Mania di trans7, Mata pancing di MNC TV, dan Big Fish di Net Tv. Komunitas – komunitas memancing juga mulai menjamur di Indonesia, mulai dari pemancing kolam, laut, waduk, rawa, sampai pemancing yang harus memancing di alam liar atau disebut wild fishing. Masyarakat Jakarta sendiri sudah lama muncul fenomena memancing galatama yaitu memancing di kolam dengan sistem lomba. Pemancing harus membayar tiket untuk dapat ikut serta dalam acara mancing tersebut dan mendaptkan hadiah diakhir acara.
B. TATARAN SISTEM
1. Manfaat
Perancang berharap hasil rancangan gagang joran dengan pendekatan folklore ini dapat digunakan bagi para pemancing sebagai menambah rasa percaya diri dan juga rasa kewibawaan saat memancing. Sehingga memancing tidak menjadi sekedar kegiatan menangkap ikan saja.
Penyebaran produk ini menggunaka sosial media facebook melalui halaman komunitas mancing.
2. Cara Kerja
Produk ini merupakan gagang joran dengan ilustrasi ukiran menggunakan pendekatan folklore yang dapat menaikan rasa percaya diri bagi penggunanya pada saat digunakan untuk memancing
47 C. TATARAN PRODUK
1. Konsep Perancangan
Ide perancangan produk gagang joran dengan pendekatan folklore ini adalah melalui mitos – mitos atau kepercayaan yang ada di dalam komunitas memancing diharapkan dapat meningkatkan harga jual produk alat pancing khususnya joran pancing.
Dengan membuat ilustrasi benda, hewan dan batu yang di percaya dapat memberikan keberuntungan kedalam gagang joran pancing ini dan juga pewarnaan gagang joran ini melalaui proses yang alami yaitu dengan cara di solder sehingga memberikan kesan tradisional.
Proses Desain
Gambar 4.1 Sketsa Alternatif Sumber : Pribadi, 2017
48
Dalam proses desain bentuk tiga dimensi dengan karakter naga, perancang pertama – tama membuat beberapa buah sketsa dua dimensi bentuk naga sebagai pilihan dalam membuat produk rancangan, karakter naga yang perancang buat mengikuti karakter naga dari kepercayaan masyarakat cina, karena naga cina memiliki karakter yang sangar sehinga dipercaya memberikan keberuntungan dan kekuasaan.
Gambar 4.2 Sketsa rancangan bambu petuk Sumber : Pribadi, 2017
Pada proses ini pertama perancang membuat ilustrasi bambu petuk selanjutnya ilustrasi bambu petuk perancang masukan kedalam sketsa untuk di aplikasikan ke dalam gagang joran pancing.
49 Gambar 4.3 Sketsa rancangan bulan sabit
Sumber : Pribadi, 2017
Pada proses ini pertama perancang membuat ilustrasi bulan sabit selanjutnya ilustrasi bulan sabit perancang masukan kedalam sketsa untuk di aplikasikan ke dalam gagang joran pancing.
2. Proses Perancangan
Pada bagian ini dijelaskan keseluruhan bagian - bagian pada gagang joran. Pada bagian gagang joran menggunakan material kayu mahoni. Penggunaan kayu mahoni karena karekter kayu mahoni yang ringan, dan bertekstur halus sehingga sangat cocok untuk dijadikan
50
gagang joran pancing dan kayu mahoni masih banyak dijual sehingga tidak menimbulkan masalah ketika akan di produksi masal.
Pada reel seat produk gagang joran ini menggunakan bahan metal sehingga menimbulkan kesan elegan.
Karena keterbatasan waktu yang ada perancang masih memfokuskan pada perancangan bagian gagang joran , jadi pada bagian blank joran atau batang utama perancang masih menggunakan blank joran yang dijual dipasaran.
a. Sketsa Produk
Gambar 4.4 Sketsa manual Sumber : Pribadi, 2017
b. Sketsa Digital Produk
Gambar 4.5 Sketsa Digital Produk Sumber Pribadi, 2017
51
c. Gambar Kerja SKALA 1 : 5
Tampak samping Tampak depan
Gambar 4.6 Gambar Kerja Pendekatan Folklore Pada Gagang Joran Pancing Sumber : Pribadi, 2017
3. Proses Produksi
Pada proses produksi perancangan produk pendekatan folklore pada gagang joran pancing ini dikerjakan oleh pengerajin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Perancang mengirimkan hasil rancangan yang ingin dibuat kepada pengerajin yang ada di kota Subang. Proses produksi pada pengerajin memakan waktu 1 minggu. Setelah produksi gagang selesai dilakukan oleh pengerajin selanjutnya perancang melakukan proses finishing dengan memasang reel seat pada tengah gagang dan memberikan batang fiber pada dalam gagang joran agar gagang joran menjadi lebih kuat saat digunakan. Berikut adalah tahapan proses produksinya :
52
Tabel 4.1 PROSES KERJA
NO GAMBAR KETERANGAN
1
Pembuatan ukiran kasar dari bongkahan kayu menjadi bentuk pola ukiran naga yang ingin dibuat. Menggunakan pahat kayu.
2
Pola ukiran kasar yang sudah jadi selanjutnya dibuat sketsa
untuk ukiran detail
menggunakan pisau ukir
3
Proses penghalusan kayu yang sudah menjadi bentuk ukiran
53 T a b e l
Tabel 4.2 PROSES FINISHING
4
Ukiran yang sudah jadi bentuk tiga dimensi selanjutnya masuk ke tahap proses ukiran menggunakan solder untuk membuat ilustrasi benda – benda yang memiliki mitos atau folklore
NO GAMBAR KETERANGAN
1
Ukiran yang sudah melewati proses ukiran bentuk naga dan ukiran menggunakan solder
2
Gagang joran yang sudah melewati proses ukiran dan solder selanjutnya di pernis menggunakan pernis semprot kaleng agar terlihat mengkilap dan pernis dengan teknik semprot membantu pernis masuk ke dalam sela – sela ukiran
54
3
Setelah gagang joran di pernis, selanjutnya masuk ke proses pemasangan batang fiber ke dalam gagang joran untuk membuat gagag joran lebih kuat. Setelah itu memasang reel seat pada tengah gagang joran dan
memasukan shock untuk
sambungan pada blank joran terakhir dilakukan pemasangan ring sebagai hiasan pada gagang joran
4
Seperti inilah gagang joran yang sudah selesai tahap proses finishing
55 4. TRANSFORMASI ILUSTRASI
a. Transformasi Bambu Petuk
Gambar 4.7 Transformasi bambu petuk Sumber : Pribadi, 2017
Setelah melalui proses desain, proses perancangan, proses produksi dan proses finishing dihasilkanlah ilustrasi bambu petuk di bagian samping produk rancangan.
b. Transformasi Bulan Sabit
Gambar 4.8 Transformasi bulan sabit Sumber : Pribadi, 2017
56
Setelah melalui proses desain, proses perancangan, proses produksi dan proses finishing dihasilkanlah ilustrasi bulan sabit di bagian samping bawah produk rancangan.
TATARAN ELEMEN 1. Warna
Warna menurut Darma Prawira (1989: 5) warna merupakan salah satu unsur dalam seni dan desain. Warna merupakan kesan yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap mata, oleh karena itu warna tidak akan berbentuk jika tidak ada cahaya.
Pada produk gagang joran pancing dengan pendekatan folklore ini perancang memberikan warna alami pada produk ini yaitu putih yang dihasilkan dari warna alami kayu mahoni dan warna coklat tua yang dihasilkan dari proses ukiran dengan menggunakan solder warna tersebut memberikan kesan tradisional dan sakti bagi produk.
Gambar 4.9 Produk menggunakan warna alami Sumber : Pribadi, 2017
2. Element ilustrasi
a. Bambu Pethuk
Gambar 4.10 Hasil produksi element ilustras bambu petuki Sumber : Pribadi, 2017
57
Pada produk ini dibuat ilustrasi Pring petuk atau bambu petuk, benda ini merupakan batang bambu yang kedua ruasnya saling berhadapan, karena dalam kondisi normal ruas batang bambu menghadap satu arah keatas. Benda ini juga termasuk benda kepercayaa paling dicari, disamping bentuknya yang sangat unik juga mempunyai yang tinggi. Pring pethuk berkhasiat bagi para nelayan agar hasil tangkapan lautnya menjadi semakin banyak bila melaut. Oleh karena itu pemancing juga meyakini jika membawa benda ini saat memancing dia juga akan mendapatkan hasil yang banyak.
b. Bulan Sabit
Gambar 4.11 Hasil produksi element ilustrasi bulan sabit Sumber : Pribadi, 2017
Pada produk ini juga di buat ilustrasi bulan sabit, konon saat bulan berbentuk bulan sabit adalah waktu yang tepat untuk
58
c. Naga
Gambar 4.12 Hasil produksi ukiran naga Sumber : Pribadi, 2017
Pada produk gagang joran dengan pendekatan folklore dibuat ukiran berbentuk naga. Naga dibuat dengan karakter sangar dengan mulut terbuka memberikan kesan naga tersebut memiliki kekuatan sakti. Pada bagian gagang tubuh naga dibuat meliuk seakan naga tersebut sedang bergerak aktif mencari mangsa.
d. Batu getah katilayu
Gambar 4.13 Pengaplikasian batu katilayu Sumber : Pribadi, 2017
Batu Getah Katilayu berasal dari pohon yang telah memfosil, Batu yang berasal dari alam ini dikenal karena kehebatanya saat digunakan untuk memancing ikan. Konon bagi pemancing yang menggunakan
59
batu ini , maka akan mendapatkan banyak ikan. Pada produk rancangan perancang menambahkan batu getah katilayu di bagian kepala naga sebagai accesoris disamping kepercayaan folklor tersebut.
3. Tekstur
Gambar 4.14 Sisik naga sebagai tekstur Sumber : Pribadi, 2017
Tekstur yang di pakai pada gagang joran dengan pendekatan folklore ini, yaitu halus dengan sedikit kasar berguna sebagai grip untuk memgang gagang joran, yang dihasilka dari proses pembuatan sisik naga dengan seni ukir menggunakan solder.
4. Aroma
Untuk mendukung kesan folklor dan barang yang memiliki kesaktian, perancang menambahkan aroma warangan seperti yang ada pada keris. Sehingga menambah daya tarik masyarakat yang tertarik untuk memiliki produk rancangan ini.