i
Jurnal Komunikasi
Volume 9 Nomor 2 Desember 2008 ISSN 1411- 5883
M
EDIA
T
OR
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005
Komunikasi Getok TularRudy Harjanto dan Deddy Mulyana
Penyebaran Informasi Program “Children Special Protection” (CSP) Jeanny Maria Fatimah
Studi Komunikasi Politik tentang Keterwakilan Perempuan di Legilatif Zaenal Mukarom
Televisi Publik Kajian tentang Opini Masyarakat Kota Bandung mengenai TV Publik Betty RF Sabur
Idealisasi TVRI sebagai TV Publik: Studi “Critical Political Economy” Lisa Adhrianti
Kampanye Pemilu Dialogis untuk Pemilu 2009 Andy Corry Wardhani
Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar Dadi Ahmadi
Simbolisasi Etnik Muna di Bandung: Studi Identitas Etnik Orang Muna Sumadi Dilla
Pengaruh Etos Pimpinan terhadap Motif Berprestasi Kerja Karyawan Maman Suherman
Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Terpencil Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga
Ahmad Sihabudin
Studi tentang Pengelolaan Kesan Elite Lokal Umaro terhadap Jawara dan Ulama Karomani
Geliat Komik Indonesia Hanny Hafiar dan Oji Kurniadi Presiden Wanita dalam Perspektif Media
Aning Sofyan Sadikin
Perkembangan Teknologi Komunikasi: Perspektif Komunikasi Peradaban Asep Saefudin
Strategi Public Relations dalam Promosi Pariwisata Maman Chatamallah
Pengaruh Komunikasi & Motivasi Kerja Aparatur terhadap Kualitas Pelayanan sertifikat Tanah Sunarto
Implementasi Kebijakan Pembebasan Biaya Kesehatan Dasar
ii MEDIATOR,Vol. 9 No.2 Desember 2008 Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005
ISSN 1411-5883
Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba). Terbit pertama kali Desember 2000. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media kajian ilmiah untuk mengomunikasikan visi, refleksi, pemikiran konseptual, hasil penelitian, pelbagai pengalaman
menarik di lapangan, dan kajian analisis-kritis mengenai isu-isu komunikasi kontemporer. Terbit 2 (dua) kali setahun, setiap Juni dan Desember. Keterangan tentang persyaratan penulisan
dan cara pengiriman tulisan dapat dilihat pada halaman kulit belakang dalam.
PEMBINA
Dekan Fikom Unisba
Yusuf Hamdan
Pembantu Dekan I
Teguh Ratmanto
KETUA DEWAN PENYUNTING Alex Sobur
DEWAN PENYUNTING O. Hasbiansyah Maman Suherman Septiawan Santana K.
Santi Indra Astuti Dadi Ahmadi Dede Lilis Ch. Subandy
Oji Kurniadi
PELAKSANA TATA USAHA Mochamad Enoh
P E NE L A A H A H L I ( M I T R A B E S TAR I ) H. Deddy Mulyana (Universitas Padjadjaran, Bandung) Hj. Nina W. Syam. (Universitas Padjadjaran, Bandung) Sasa Djuarsa Sendjaja (Universitas Indonesia, Jakarta)
Ibnu Hamad (Universitas Indonesia, Jakarta) Burhan Bungin (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya)
Harsono Suwardi (Universitas Islam Bandung) Hj. Atie Rachmiatie (Universitas Islam Bandung)
Hj. Neni Yulianita (Universitas Islam Bandung) Anne Ratnasari (Universitas Islam Bandung)
Alamat Redaksi/Tata Usaha: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116, Telp. (022) 4203368, Pes. 141; (022) 4264070,
Faks. (022) 4264070. E-mail: [email protected]
M
EDIA
T
OR
iii
Daftar Isi
Salam: ... iii-v
Komunikasi Getok Tular
Rudy Harjanto, Deddy Mulyana ... 233-242
Penyebaran Informasi Program “Children Special Protection” (CSP) dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Anak Jalanan
Jeanny Maria Fatimah ... 243-255
Perempuan dan Politik: Studi Komunikasi Politik tentang Keterwakilan Perempuan di Legilatif
Zaenal Mukarom ... 257-269
Televisi Publik Kajian tentang Opini Masyarakat Kota Bandung mengenai TV Publik
Betty RF Sabur ... 271-280
Idealisasi TVRI sebagai TV Publik: Studi “Critical Political Economy”
Lisa Adhrianti ... 281-292
Kampanye Pemilu Dialogis untuk Pemilu 2009
Andy Corry Wardhani ... 293-300
Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar
Dadi Ahmadi ... 301-315
Simbolisasi Etnik Muna di Bandung: Studi Identitas Etnik Orang Muna
Sumadi Dilla ... 317-326
Pengaruh Etos Pimpinan terhadap Motif Berprestasi Kerja Karyawan
Maman Suherman ... 327-335
Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Terpencil Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga
Ahmad Sihabudin ... 337-350
Studi tentang Pengelolaan Kesan Elite Lokal Umaro terhadap Jawara dan Ulama di Banten Selatan
Karomani ... 351-358
Geliat Komik Indonesia
Hanny Hafiar dan Oji Kurniadi ... 359-364
Presiden Wanita dalam Perspektif Media
Aning Sofyan Sadikin ... 365-382
Perkembangan Teknologi Komunikasi: Ditinjau dari Perspektif Komunikasi Peradaban
Asep Saefudin ... 383-392
Strategi Public Relations dalam Promosi Pariwisata
Maman Chatamallah ...393-402
Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Kerja Aparatur terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikat Tanah
Sunarto ... 403-414
Implementasi Kebijakan Pembebasan Biaya Kesehatan Dasar
Akadun ... 415-422 Indeks ... 423-432 Biodata Penulis ... 433-434
v
Salam
Jika Anda penikmat kopi sejati, maka Anda tentu mengenal Starbucks sebagai sebuah kedai kopi dengan kesuksesan bisnis yang luar biasa. Cobalah sesekali meluangkan waktu untuk sekadar mengamati fenomena menarik seputar bisnis minuman kopi ini. Setiap hari para pengunjung kedai tersebut, dengan sabar berdiri dalam antrian menanti giliran untuk memesan segelas kopi.
Semua fenomena yang kita saksikan itu, termasuk keberhasilan bisnis kopi Starbucks, sebenarnya berawal dari apa yang sering disebut-sebut sebagai aktivitas komunikasi “getok tular”. Komunikasi getok tular mengantarkan Starbucks menjadi bahan perbincangan dan kemudian menjadi pilihan para individu untuk bertemu, berbincang lebih sekadar dari memeroleh manfaat dan menikmati kopi. Sebagai bagian dari jaringan kedai berkelas dalam penataan interior maupun eksterior, Starbucks di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia mengesankan sebagai tempat nyaman untuk menikmati kopi dan bertemu dengan relasi bisnis.
Begitulah. “Komunikasi Getok Tular” yang ditulis Rudy Haryanto dan Deddy Mulyana menjadi sajian pembuka kami di edisi Mediator kali ini. Secara detail, kedua penulis ini berhasil melukiskan bagaimana, misalnya, Starbucks berhasil membujuk orang-orang yang masuk ke kedai Starbucks untuk melihat-lihat dan kemudian berhasil menjual barang dagangannya. Mereka, demikian Haryanto dan Mulyana, bukan lagi datang untuk menikmati secangkir kopi, namun mereka juga datang untuk bersedia menunggu giliran untuk dilayani dan meracik minumannya sendiri. Sementara, di kedai kopi yang lain, mereka dengan santai dapat memesan minumannya dan dilayani. Mereka tidak lagi sekadar menikmati kopi, tetapi juga sebagai gaya hidup menikmati kopi dengan melakukan antrian, bukan saling mendahului seperti halnya bus kota ketika beraksi di jalan raya.
Dari fenomena gaya hidup menikmati kopi Starbucks, kami ajak Anda untuk sejenak mengalihkan perhatian ke fenomena keberadaan anak jalanan yang terjadi di hampir setiap kota besar. Lewat tulisannya, “Penyebaran Informasi Program ‘Children Special Protection’ (CSP)
dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Anak Jalanan,” Jeanny Maria Fatimah mencoba mengangkat persoalan anak jalanan yang belakangan ini kian marak terjadi di kota-kota besar. Mereka, yang seharusnya menikmati indahnya masa kanak-kanak, justru harus merasakan kerasnya kehidupan. Mimpi indah untuk menikmati pendidikan, sebagaimana anak-anak lainnya, hanyalah sebuah angan-angan. Waktu-waktu berharga yang seharusnya mereka lewati di bangku sekolah, harus tergantikan dengan kegiatan mencari uang.
Tulisan menarik lain yang sayang jika dilewatkan adalah ihwal keberadaan perempuan di ranah politik, sebagaimana ditulis Zaenal Mukarom, “Perempuan dan Politik: Studi Komunikasi Politik tentang Keterwakilan Perempuan di Legislatif”. Undang-Undang RI No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, Pasal 6, secara tegas menyebutkan bahwa sistem pemilihan umum, kepartaian, pemilihan anggota badan legislatif dan sistem pengangkatan di bidang eksekutif dan yudikatif harus menjadikan
Dari “Starbucks’ hingga Pembebasan Biaya
Kesehatan Dasar
vi MEDIATOR,Vol. 9 No.2 Desember 2008
keterwakilan perempuan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Bahkan, penegasan hak politik perempuan ini juga bisa dibuktikan dengan diratifikasinya Konvensi Hk-Hak Politik Perempuan
(Con-vention on the Political Right of Women) serta penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap
prerempuan melalui Undang-Undang No.7 Tahun 1984.
Di tengah-tengah keprihatinan publik terhadap sajian televisi swasta yang lebih mengedepankan selera pop, kita ditawari pada kemasan lain yang digagas TV publik. Dapat dipahami dan dianggap wajar jika kemudian publik menggantungkan harapannya pada TV publik yang mengutamakan program-program yang berorientasi kepada kepentingan publik. Maka itu, sebagai lembaga penyiaran publik, TVRI/RRI perlu melakukan usahanya untuk memperbesar peran keberadaan
stakeholder-nya. Bagaimana sesungguhnya opini masyarakat terhadap keberadaan TV publik ini?
Apakah kehadiran TV publik itu hanya berangkat dari keinginan suatu kelompok masyarakat saja atau memang masyarakat itu sendiri yang memerlukan kehadiran TV publik? Melalui tulisannya “Televisi Publik: Kajian tentang Opini Masyarakat Kota Bandung mengenai TV Publik,” Betty RF Sabur mencoba membedahnya. Sementara, masih seputar lembaga penyiaran publik, Lisa Adhrianti melihat persoalan ini dari sudut pandang politik-ekonomi: “Idealisasi TVRI sebagai TV Publik: Studi ‘Critical Political Economy’.”
“Kampanye Pemilu Dialogis untuk Pemilu 2009” yang ditulis Andy Corry Wardhani adalah tema lain yang juga kami anggap penting untuk kami hadirkan ke tengah-tengah Anda, sidang pembaca. Ini, tentu saja, sebuah tema yang tetap aktual setiap kita menghadapi pesta demokrasi seperti Pemilu 2009 ini. Menjelang pemilu, biasanya masyarakat memerlukan banyak informasi tentang partai politik. Informasi ini penting bagi mereka untuk mengambil keputusan partai mana yang akan dipilih pada saat pelaksanaan pemungutan suara.
Adalah Dadi Ahmadi yang mencoba untuk memopulerkan kembali salah satu dari perspektif komunikasi, “Interaksi Simbolik”. Meski sekadar bersifat mengantarkan, kita akan diingatkan kembali bagaimana, misalnya, “diri” itu pada mulanya menjadi objek terlebih dahulu sebelum ia berada pada posisi subjek. Dalam hal ini, “diri akan mengalami proses internalisasi atau interpretasi subjek atas struktur realitas yang luas. Lantas, Sumadi Dila lewat “Simbolisasi Etnik Muna di Bandung: Studi Identitas Etnik Orang Muna” melengkapi tulisan Dadi. Dila melihat, di anara sekian banyak warga dan etnis pendatang yang hidup menetap dan bekerja di kota Bandung adalah etnik Muna, yang merupakan salah satu dari 12 suku bangsa di Sulawesi Tenggara.
Tidak lengkap rasanya jika kita tidak mencoba mengarahkan perhatian kita pada salah satu persoalan seperti sejauh mana sebetulnya “Pengaruh Etos Pimpinan terhadap Motif Berprestasi Kerja Karyawan”. Untuk menjawab pertanyaan ini, Maman Suherman memberikan analisisnya secara komprehensif.
Beragam tulisan lain coba pula kami hadirkan untuk menyemarakkan penerbitan Mediator kali ini. Ahmad Sihabudin, misalnya, menulis “Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Terpencil Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga.” Lalu, Karomani, menawarkan sebuah “Studi tentang Pengelolaan Kesan Elite Lokal Umaro terhadap Jawara dan Ulama di Banten Selatan”. Sementara, Hanny Hafiar dan Oji Kurniadi, lebih memfokuskan analisisnya pada “Geliat Komik Indonesia,” dan Aning Sofyan Sadikin mencoba membedah “Presiden Wanita dalam Perspektif Media.”
Empat tulisan lainnya lagi, “Perkembangan Teknologi Komunikasi: Ditinjau dari Perspektif Komunikasi Peradaban” karya Asep Saefudin; “Strategi Public Relations dalam Promosi Pariwisata” (Maman Chatamalah); “Program Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan” (Sunarto); dan “Implementasi Kebijakan Pembebasan Biaya Kesehatan Dasar” yang ditulis Akadun, kami hadirkan sebagai penutup.
vii
Dari “Starbucks” hingga Pembebasan Biaya Kesehatan Dasar
Tak kurang dari tujuh belas tulisan, masing-masing dengan segala kekurangan dan kelebihannya, kami sajikan kepada Anda, sidang pembaca. Tentu dengan sebuah harapan, kiranya Anda semua bisa memilah, memilih, sekaligus bisa mengapresiasinya, sesuai minat Anda. Selamat membaca.
Penyunting,
viii MEDIATOR,Vol. 9 No.2 Desember 2008
Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005 ISSN 1411-5883
Persyaratan Penulisan
1. Jenis Tulisan
a. Artikel ilmiah (hasil penelitian lapangan atau artikel konseptual/studi kepustakaan)
b. Tinjauan/timbangan/resensi buku (komunikasi, media, sosial-politik-budaya, atau karya fiksi). 2. Untuk Penulisan Artikel Ilmiah
a. Tulisan belum pernah diterbitkan dalam jurnal atau media cetak lain; diketik dengan spasi rangkap pada kertas kwarto/A4. Panjang tulisan berkisar antara 15-20 halaman, diserahkan dalam bentuk naskah (hard
copy) disertai soft copy-nya (disket atau CD). Bisa juga dikirimkan melalui e-mail, dialamatkan ke
[email protected]. Naskah diketik dengan menggunakan pengolah kata MS Word.
b. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau menggunakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD); bisa juga ditulis dengan bahasa asing.
c. Tema artikel bebas, namun lebih diutamakan artikel-artikel yang bertemakan komunikasi atau media massa, baik berupa hasil penelitian atau artikel ilmiah konseptual.
d. Sistematika penulisan meliputi: (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak, berisi antara 75-100 kata, (d) kata-kata kunci, (e) pendahuluan, (f) pembahasan, (g) simpulan, dan (h) daftar pustaka.
e. Setiap kutipan harus menyebutkan sumbernya secara lengkap. Pengutipan sumber tercetak mengikuti sistem Harvard, dengan sedikit modifikasi, yaitu menuliskannya di antara tanda kurung nama (belakang) penulis yang diacu, koma, tahun terbit acuan, titik dua, dan halaman acuan yang dikutip, setelah akhir kalimat kutipan. Contoh: … (Schramm, 1999: 234); atau … (Sobur, 2005: 59).
f. Daftar pustaka disusun dengan susunan: nama (belakang) penulis, koma, nama (depan) penulis, titik, tahun terbit sumber, titik, judul sumber (huruf miring untuk buku atau tanda petik untuk artikel), penerjemah (bila karya terjemahan), tempat/kota penerbit, titik dua, dan nama penerbit (sertakan pula keterangan cetak ulang dan edisi revisi, jika ada). Contoh (a): Stokes, Jane. 2005. How To Do Media and Cultural Studies:
Panduan untuk Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Penerjemah Santi Indra
Astuti. Yogyakarta: Bentang; cet. ke-2.
Contoh (b): Septiawan. 2000. “Mengapa Wacana Teks Jurnalistik Itu Unik: Sebuah Esai”. Jurnal Komunikasi
Mediator. Volume 1. No. 1. Hlm. 25-40. Bandung: Fikom Unisba. Sumber dari internet (bila ada) disusun
dengan menyebutkan judul artikel dan alamat situs web dalam kurung siku serta waktu mengakses. Contoh: “Naon Bedana Ucing jeung Ucring?” <http:www.cnet.com/html.l> diakses 1 Juni 2005.
g. Penulis agar menyertakan biodata, berisi antara lain: jenjang pendidikan terakhir, pekerjaan/jabatan, karya-karya ilmiah yang dianggap penting, alamat e-mail, dan alamat lengkap yang mudah dihubungi.
3. Untuk Tinjauan Buku
a. Judul buku yang diresensi sesuai dengan persyaratan 1.b. di atas. b. Buku yang diresensi telah terbit maksimal 2 (dua) tahun.
c. Panjang tulisan maksimal 6 (enam) halaman kertas ukuran kwarto/A4, spasi ganda. d. Menyerahkan copy cover buku yang diresensi disertai biodata peresensi seperlunya. 4. Kontribusi Penulis
Setiap penulis, yang tulisannya layak muat, bersedia memberikan kontribusi biaya muat (page charge) sekaligus pengganti biaya cetak Jurnal Komunikasi Mediator, minimal 10 (sepuluh) eksemplar.