• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN

2.1. Rona Kabupaten Berau

2.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Berau merupakan bagian dari propinsi Kalimantan Timur yang terletak dibagian utara dengan ibukotanya adalah Tanjung Redebyang memiliki luas wilayah34.127 Km2 yang terdiri dari daratan dan lautan. Letak daerah ini berada tidak jauh dari garis khatulistiwa dengan posisi berada antara 116° sampai dengan 119° Bujur Timur dan 1° sampai dengan 2°33' Lintang Utara. Kabupaten Berau berbatasan langsung dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan Sebelah Timur : Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Kabupaten Kutim

Sebelah Barat : Kabupaten Malinau, Kukar, Kubar

Kabupaten Berau terdiri dari 13 kecamatan dan 97 kampung,10 kelurahan serta 2 UPT, yang mana jarak antar ibukota kecamatan cukup jauh, kecuali untuk 3 (tiga) kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten termasuk dalam wilayah kecamatan perkotaan, yaitu Kec. Teluk Bayur, Sambaliung dan Gunung Tabur. Sedangkan 9 (sembilan) kecamatan lainnya adalah termasuk kecamatan wilayah pedesaan.

(2)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 2

Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan

Kecamatan Luas Wilayah(Km2) Jarak(Km) Transportasi yang

digunakan Kelay Talisayan Tabalar Biduk-Biduk Pulau Derawan Maratua Sambaliung Tanjung Redeb Gunung Tabur Segah Teluk Bayur Biatan Batu Putih 6.134,60 1.798,00 2.373,45 3.002,99 3.858,96 4.118,80 2.403,86 23,76 1.987,02 5.166,40 175,70 1.432,04 1.651,42 125 150 91 254 112 65 2 0 11,6 86 10 120 200 Darat Darat Darat Darat Darat Air Darat Darat Darat Darat Darat Darat Darat

(3)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 3

2.1.2. Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan tidak terlepas dari gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh wilayah kecamatan. Berbagai tipe hutan utama yang biasanya terdapat di Pulau Kalimantan, terdapat di Kabupaten Berau. Hutan bakau, hutan rawa dan rawa gambut dijumpai di sepanjang pesisir dan muara sungai Berau. Hutan dipterokarpa dataran rendah tersebar dan bercampur dengan hutan kerangas dan hutan kapur dataran rendah. Di atas ketinggian 1000 m dpl (diatas permukaan laut) hutan dipterokarpa digantikan oleh hutan pegunungan rendah dan pada puncak tertinggi gunung Mantan (2457 m dpl) terdapat hutan yang selalu diliputi awan.

2.1.3. Hidrologi

Kabupaten Berau dialiri oleh 21 sungai besar dan kecil. Sungai Kelay merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai pada pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb.

(4)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 4

Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di sekitar Gunung Kundas. Tabel 2.2. Nama dan Panjang Sungai Menurut Kecamatan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

2.1.3. Iklim dan Curah Hujan

(5)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 5

memiliki iklim tropis, yang akan memiliki curah hujan tinggi dengan hari hujan merata sepanjang tahun. Intensitas penyinaran matahari yang tinggi menjadikan suhu udara relatif tinggi sepanjang tahun dengan kelembaban udara yang tinggi pula.

Sebagai daerah dengan iklim tropis Kabupaten Berau memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Kedua musim tersebut diselingi dengan masa peralihan yang umumnya disebut masa pancaroba. Pada musim peralihan tersebut curah hujan masih relatif banyak. Namun demikian kondisi alam Kabupaten Berau yang masih dikelilingi oleh hutan tropis yang masih lebat menjadikan daerah ini menunjukkan sifat sebagai daerah hutan hujan tropis dengan curah hujan yang relatif merata sepanjang tahun.

Hari hujan hampir sama setiap bulannya. Curah hujan cenderung tinggi sepanjang tahun, berkisar antara 99,5 – 576,0 mm3 perbulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 99,5 mm3 perbulan. Pada bulan ini merupakan pertengahan musim kemarau yang sangat terik. Curah hujan terus meningkat pada bulan-bulan berikutnya. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Februari sebesar 579,0 mm3. Bulan tersebut merupakan akhir dari musim penghujan dan awal masa pancaroba.

Grafik 1 Curah Hujan Dirinci Perbulan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Sedangkan Temperatur udara sepanjang tahun relatif konstan. Suhu rata-rata berkisar antara 24 sampai dengan 27 derajat celcius serta merata sepanjang tahun. Sedangkan pada suhu tertinggi

(6)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 6

berada berkisar antara 31 0C sampai dengan 33 0C setiap bulannya. Suhu udara terendah berkisar antara 22,9 sampai dengan 23,6 derajat celsius. Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan Mei dan April yaitu sebesar 33,1 0C dan 32,7 0C yang merupakan puncak musim kemarau. Sedangkan suhu terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 22,5 0C.

Grafik 2 Suhu Tertinggi dan Terendah Perbulan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Kelembaban udara di Kabupaten Berau selama tahun 2010 berkisar antara 50 - 100% perbulannya. Kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Mei sebesar 63 %. Sedangkan tingkat kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Februari, Maret, April dan Agustus yaitu sebesar 99 %.

Grafik 3 
Kelem baban Udara Tertinggi dan Terendah Perbulan

(7)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 7

2.1.4. Geologi

Kondisi geologi Kota Tanjung Redeb1

- Alluvium yang terbentuk pada zaman kuarter (Pliocene), yang terdiri dari pasir, lumpur, kerikil dan kerakal;

didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung. Di samping itu terdapat pula batuan endapan. Berdasarkan Data Pokok Pembangunan Kabupaten Berau, struktur geologi wilayah ini secara umum terdiri dari:

- Formasi Salju Tarakan Bunyu Beda, yang terbentuk juga pada zaman Pliocene; - Ancau Mandul Beds dan Dumaring Beds, terbentuk pada zaman Pliocene; - Formasi Sterile dan Meliat Beds, terbentuk pada zaman Miocene;

- Melesai Nainputu Globigerina Maris, yang juga terbentuk pada zaman Miocene;

- Formasi Paleogon, yang terbentuk pada zaman Eocene dan Oligocene, terdiri dari batu pasir berkonglomerat basalt, batu pasir berliat, napal berliat dan batu gamping;

- Formasi Pretertiary, yang merupakan formasi terluas dalam wilayah Kabupaten Berau dan formasi Ancam Mandul Beda.

Struktur batuan geologi yang ada di wilayah perkotaan Tanjung Redeb terbentuk pada jaman Pre Tersier hingga jalan Kwarter, yang terdiri dari jenis batuan Alluvium di Kecamatan Sambaliung dan Kecamatan Gunung Tabur; formasi Sajau Rarakan Bunyu Beds di Kecamatan Gunung Tabur; Ancau Mandul Beds dan Dumaring Beds di Kecamatan Sambaliung, Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Gunung Tabur; Mesalai Naintupu Globigerina Marls berada di Kecamatan Sambaliung, Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Gunung Tabur; Formasi Palageon ada di Kecamatan Gunung Tabur dan Kecamatan Sambaliung; serta Formasi Pre Tertiary yang berada di Kecamatan Sambaliung dan Kecamatan Gunung Tabur.

(8)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 8

2.1. Kependudukan 2.2.1. Jumlah Penduduk

Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 khususnya di Kabupaten Berau menunjukkan perkembengan yang sangat signifikan dibanding tahun sebelumnya yaitu ditahun 2009 jumlah penduduk sebesar 174.661 jiwa, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 179.079 jiwa sehingga mengalami perkembangan sebesar 2,47 persen. Perkembangan terbesar dengan adanya migrasi dari daerah lain dikarenakan bertambahnya perusahaan yang mengelola sumber daya alam di Kabupaten Berau, sehingga menjadi daya tarik pencari kerja dan diikuti
dengan kelahiran yang merupakan bagian dari mutasipenduduk.

Grafik 4 Penduduk Kabupaten Berau Menurut Per Kecamatan

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

2.2.2. Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk

(9)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 9

kerena tidak meratanya persebaran penduduk. Daerah pedalaman yang memiliki luas wilayah yang besar hanya dihuni oleh sedikit penduduk. Kecamatan Kelay memiliki tingkat kepadatan 0,73 jiwa/Km2 dan Kecamatan Maratua sebesar 0,75 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Tanjung Redeb sebanyak 2.639,94 jiwa/ Km2. Hal ini karena Kecamatan Tanjung Redeb merupakan ibu kota Kabupaten Berau dimana sarana dan prasarana kehidupan cenderung lebih lengkap. Kecamatan lain yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi adalah Kecamatan Teluk Bayur sebanyak 117,22 jiwa/Km2.

Grafik 5 Kepadatan Penduduk Per Km2 dan Kepadatan Per Rumah Tangga

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 sebesar 2,47 % menurun dari 3,51 % pada tahun 2009. Penurunan pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan total yang meliputi pertumbuhan alami karena kelahiran dan kematian serta migrasi netto yang diperoleh dari pengurangan migrasi keluar dengan migrasi masuk ke Kabupaten Berau selama kurun waktu satu tahun.

(10)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 10

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Dalam ilmu sosial Penduduk terbagi menjadi dua bagian besar kelompok umur yaitu kelompok umur ( 0 – 9 ) disebut kelompok bukan usia kerja dan kelompok umur ( 10 – 64+) disebut usia kerja. Usia Kerja terbagi dua yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan Kerja terbagi lagi menjadi dua yaitu Bekerja dan Mencari Kerja sedangkan Bukan Angkatan Kerja dibagi menjadi tiga yaitu Sekolah, Mengurus Rumah Tangga dan lainnya.

Rasio penduduk jenis kelamin laki-laki sebesar 54,2% sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebesar 45,8%, dengan sebagian besar diantaranya termasuk angkatan kerja.

Pada grafik di bawah dapat dilihat bahwa pada penduduk 10 tahun keatas, proporsi penduduk laki-laki lebih banyak bekerja. Sedangkan persentase penduduk perempuan lebih banyak yang mengurus rumah tangga.

(11)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 11

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

(12)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 12

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Tabel 2.4. 
M utasi Penduduk Per Kecam atan 2010

(13)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 13

(14)
(15)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 15

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

2.3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)2

Angka harapan hidup menunjukkan kualitas kesehatan masyarakat yaitu mencerminkan “lamanya hidup” sekaligus “hidup sehat” suatu masyarakat. Tingkat pendidikan menggambarkan tingkat pengetahuan dan keterampilan penduduk yang diwakili oleh tingkat literasi dan rata-rata lama sekolah. Tingkat literasi (melek huruf) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas. Rata-rata lama sekolah (Mean Years School/ MYS) adalah jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun keatas di seluruh jenjang pendidikan yang pernah dijalani. Sedangkan konsumsi perkapita Hasil perhitungan nilai IPM Kabupaten Berau tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. IPM Kabupaten Berau tahun 2010 sebesar 73,84 sedangkan tahun 2009 sebesar 73,22. Kenaikan angka IPM ini disebabkan oleh peningkatan pada komponen dari indeks selama dua tahun terakhir.

(16)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 16

yang disesuaikan merupakan ukuran untuk standar hidup layak (Decent Living).

Grafik 7 
Indeks Pem bangunan M anusia Kabupaten Berau Dan Kom ponen

Sumber: IPM Kabupaten Berau tahun 2009-2010

Indeks Harapan Hidup yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 74,87 persen sedangkan pada tahun 2009 sebesar 74,43 persen. Indeks Pengetahuan yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 82,85 persen sedangkan pada tahun 2009 sebesar 81,78 persen. Indeks Pendapatan yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 63,80 persen sedangkan pada tahun 2009 sebesar 63,43 persen.

Berdasarkan tingkatan kriteria, pada tahun 2010, IPM Kabupaten Berau mencapai 73,84, yang berarti yaitu status pembangunan manusia di Kabupaten Berau termasuk dalam klasifikasi menengah ke atas, namun dengan nilai IPM yang lebih tinggi dari tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan yang telah dilaksanakan berhasil meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik diukur dari indikator kesejahteraan rakyat, yang meliputi indikator kesehatan, indikator pendidikan serta daya beli masyarakat yang meningkat.

Dilihat dari komponen penyusunnya, bahwa Indeks Harapan Hidup, Indeks Pengetahuan (diturunkan dari tingkat literasi dan rata-rata lama sekolah), dan Indeks Pendapatan (diturunkan dari

(17)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 17

konsumsi riil perkapita yang disesuaikan/PPP) mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2009.

2.3.1. Kesehatan

Angka Harapan Hidup yang dicapai pada tahun 2010 sebesar 69,92 tahun sedangkan pada tahun 2009 sebesar 69,66tahun. Peningkatan angka harapan hidup ini tidak lepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Berau, khususnya Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat serta melaksanakan berbagai program yang berbasis pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan menyediakan fasilitas kesehatan, terutama puskesmas dan puskesmas pembantu karena kedua fasilitas tersebut dapat menjangkau segala lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil.

Sejak tahun 2005 pemerintah telah membangun 15 unit puskesmas induk dan 78 unit puskesmas pembantu, yang kemudian jumlahnya ditingkatkan menjadi 89 unit sejak tahun 2006, yang terdiri dari 15 unit puskesmas dan 80 unit puskesmas pembantu. Pada tahun 2010 jumlah puskesmas induk sebanyak 17 unit dengan puskesmas pembantu sebanyak 96 unit yang tersebar di 13 kecamatan. Akan tetapi peningkatan jumlah puskesmas/puskesmas pembantu tersebut belum sepenuhnya dapat diimbangi dengan penambahan jumlah tenaga kesehatan yang memadai.

(18)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 18

Sumber: IPM Kabupaten Berau tahun 2009-2010

Jumlah rumah sakit tidak mengalami perubahan dari tahun 2007. Tetapi tenaga medis dan paramedis yang bekerja di sana jumlahnya terus meningkat. Peningkatan ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik selain dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui penyuluhan kesehatan, agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat. Diharapkan dengan penyuluhan ini penularan penyakit seperti disentri, muntaber, kolera, malaria dan demam berdarah sebagai akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang tidak sehat dapat dicegah.

2.3.2. Pendidikan

Angka melek huruf Kabupaten Berau tahun 2010 sebesar 97,18 persen sedangkan tahun 2009 sebesar 96,30. Angka tersebut berarti persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis tahun adalah 97,18 persen.

Rata-rata lama sekolah mengalami kenaikan dimana tahun 2010 sebesar 8,13 tahun sedangkan tahun 2009 sebesar 7,91 tahun. Cukup tingginya rata-rata lama sekolah ini disebabkan karena telah adanya kesadaran dari masyarakat Kabupaten Berau terhadap program pemerintah mengenai program belajar 9 tahun.

(19)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 19

• Hal ini bisa dilihat dari terus bertambahnya jumlah sekolah dan jumlah murid di sekolah-sekolah dari SD sampai SLTA. Jumlah sekolah SD Negeri pada tahun 2010 sebanyak 150 sekolah yang tersebar di 13 kecamatan. Sedangkan jumlah guru yang mengajar di SD Negeri sebanyak 1.712 orang guru. Jumlah guru tersebut harus mengajar sebanyak 25.208 orang murid. Sedangkan jumlah sekolah dasar swasta yang ada di Kabupaten Berau sebanyak 8 sekolah dengan 140 orang guru mengajar 1.688 orang murid. Jumlah murid terbanyak berada di Kecamatan Tanjung Redeb dan Kecamatan Sambaliung. Sedangkan jumlah murid dan guru terkecil di Kecamatan Kelay. Sedangkan untuk Tingkat SMP dari 35 Sekolah Negeri 666 pengajar dan 7.942 murid yang berarti rasio murid terhadap guru adalah 11,92 yang berarti 1 orang guru mengajar 11,92 murid. Dan 12 Sekolah swasta dengan guru sebanyak 195 orang dan murid sebanyak 1.153 orang sehingga rasio guru terhadap murid adalah 5,91 orang murid/ Guru. Untuk tingkat SLTA/SMA rasio murid terhadap Guru adalah 5,56 orang murid /guru. 2.3.3. Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Nilai PDRB merupakan jumlah dari keseluruhan kegiatan ekonomi yang dibagi menjadi 9 sektor.

Berdasarkan harga berlaku PDRB Kabupaten Berau meningkat dari tahun sebelumnya, jika pada tahun 2009 nilai PDRB sebesar 6.605.267,04 juta rupiah meningkat menjadi 7.894.919,67 juta rupiah pada tahun 2010. Sedangkan berdasarkan harga konstan tahun 2000 juga mengalami peningkatan yang sangat secnifikan, dari 3.415.984,23 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 3.690.404,41 juta rupiah pada tahun 2010. Tingkat harga yang terus bertambah menyebabkan pertambahan pada harga berlaku lebih besar dari pada harga konstan.

(20)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 20

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Besar kecilnya partisipasi tiap sektor dapat dilihat dari distribusi tiap sektor dalam total PDRB. Dari distribusinya dapat dilihat sektor mana yang merupakan sektor dominan dan mana yang mempunyai andil kecil pada total PDRB. Berdasarkan harga berlaku sektor yang dominan adalah sektor pertambangan sebesar 53,37 % dan sektor yang paling kecil share-nya adalah sektor listrik dan air sebesar 0,15 % dari total PDRB.

Grafik 10 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 Tahun 2000 – 2010

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

(21)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 21

Berdasarkan harga konstan 2000 pertumbuhan PDRB 2010 sebesar 8,03% mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yaitu5,98 di tahun sebelumnya yaitu tahun 2009. Hal ini didorong dengan meningkatnya pertumbuhan di sektor Pertambangan, bangunan, jasa-jasa dan beberapa sektor lainnya.

Grafik 11 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Sumber : Berau Dalam Angka (2010)

Salah satu indikator kesejahteraan masyarakat adalah nilai pendapatan perkapita. Angka ini menunjukkan jumlah pendapatan masyarakat setahun. Berdasarkan harga berlaku tahun 2010 nilai pendapatan perkapita 31.304.802 rupiah sedangkan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku sebesar 44.066.239 rupiah.

Pengeluaran per kapita riil disesuaikan pada tahun 2010 sebesar Rp.636.080,- meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2009) yaitu sebesar Rp.634.470,-. Meningkatnya pengeluaran perkapita turut disebabkan adanya peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya upah minimum kabupaten selama tahun 2010.

2.4. Visi dan Misi Kabupaten Berau 2.4.1. Visi

Visi Kabupaten Berau sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Berau adalah sebagai berikut:

(22)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 22

“Mewujudkan Kabupaten Berau Sebagai Daerah Unggulan Dibidang Agribisnis Dan Tujuan Wisata, Serta Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Sejahtera”.

2.4.2. Misi

1. Mewujudkan Masyarakat Yang Sehat, Cerdas, Terampil Dan Berakhlak Mulia;

2. Membangun, Mengembangkan Dan Meningkatkan Kawasan Sentra Produksi Pertanian Dalam Arti Luas Dalam Menunjang Ekowisata Dan Agribisnis;

3. Mewujudkan Pemenuhan Infrastruktur Dasar Untuk Meningkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Layak Dan Sejahtera;

4. Mewujudkan Perbaikan Sistem Subsidi, Perlindungan Sosial Dan Penanggulangan/Pengentasan Masyarakat Miskin;

5. Mewujudkan Pemberdayaan dan Kemandirian Kelembagaan masyarakat Dengan Pendekatan Partisipatif;

6. Mewujudkan Struktur Ekonomi Yang Berdaya Saing Dan Pro Kerakyatan Dengan Konsep Pembangunan Berkelanjutan;

7. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Berwibawa . 2.5. Institusi dan Organisasi Pemda

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 9 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Berau dan juga Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau. Nama Satuan Kerja Perangkat Dearah pemerintah Kabupaten Berau yang masuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Berau adalah sebagai berikut : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Badan Pemberdayaan Masyarakat & Pemerintahan Kampung (BPM & PK), Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan, Kekayaan Daerah (DPPKK), Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Perumahan dan Tata Ruang, RSUD, Kantor Kebersihan, Pertamanan dan

(23)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 23

Pencegahan Kebakaran, Kantor Pemberdayaan Perempuan & KB, Setda, PDAM serta pihak swasta, perguruan tinggi dan LSM.

2.6. Tata Ruang Wilayah

2.6.1. Arah Kebijakan Penataan Ruang

Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran RTRW Propinsi ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang kota. Hal ini berarti bahwa RTRW Kabupaten Berau secara hierarkis mengacu pada RTRW Propinsi Kalimantan Timur. Di samping itu RTRW Kabupaten Berau akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana rinci tata ruang di bawahnya, yakni Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan dan Rencana Teknik Ruang (RTR) Kawasan.

Penataan ruang Kabupaten Berau bertujuan untuk mewujudkan kabupaten sebagai kawasan sentra industri dan ekowisata, berbasis pertanian dan kelautan yang memiliki daya saing dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten maka disusun kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten sebagaimana berikut :

a. pembangunan kawasan sentra industri; b. peningkatan pengelolaan kawasan ekowisata; c. pengembangan kawasan pertanian;

d. peningkatan pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan;

e. pemantapan pemanfaatan ruang kawasan lindung sesuai dengan fungsinya;

f. pengelolaan wilayah pesisir melalui keterpaduan ekosistem dan sumberdaya secara berkelanjutan; g. pengembangan fungsi pusat pelayanan yang terintegrasi dengan sistem prasarana wilayah; dan h. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

(24)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 24

Struktur ruang wilayah kabupaten meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana wilayah.Sistem pusat kegiatanterdiri dari Sistem Perkotaan dan Sistem Perdesaan sedangkan sistem jaringan prasarana wilayah terdiri dari sistem jaringan prasarana utama dan dilengkapi dengan sistem jaringan prasarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

A. Sistem Pusat Kegiatan

Sistem Perkotaan Sistem Perdesaan

a. PKW adalah Perkotaan Tanjung Redeb b. PKL meliputi:

1. Perkotaan Merancang; 2. Perkotaan Tepian Buah; 3. Perkotaan Tanjung Batu; dan 4. Perkotaan Talisayan. c. PKLpmeliputi:

1. Perkotaan Mangkajang; dan 2. Perkotaan Labanan. d. PPKmeliputi: 1. Sambakungan; 2. Kasai; 3. Teluk Harapan; 4. Bebanir/Bangun; 5. Tumbit Melayu; 6. Tubaan; 7. Biatan Lempake; 8. Tembudan; 9. Batu Putih; 10. Biduk-Biduk; 11. Merapun; 12. Long Keluh; 13. Merasa;

a. PPL Kampung Tasuk Kecamatan Gunung Tabur;

b. PPL Kampung Birang Kecamatan Gunung Tabur;

c. PPL Kampung Maluang Kecamatan Gunung Tabur;

d. PPL Kampung Samburakat Kecamatan Gunung Tabur;

e. PPL Kampung Melati Jaya Kecamatan Gunung Tabur;

f. PPL Kampung Pulau Besing Kecamatan Gunung Tabur;

g. PPL Kampung Batu-Batu Kecamatan Gunung Tabur;

h. PPL Kampung Teluk Semanting Kecamatan Pulau Derawan;

i. PPL Kampung Pulau Derawan Kecamatan Pulau Derawan;

j. PPL Kampung Pegat Batumbuk Kecamatan Pulau Derawan;

k. PPL Kampung Bohe Silian Kecamatan Maratua;

(25)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 25

14. Bukit Makmur; 15. Sido Bangen; dan 16. Long Laai;

Kecamatan Maratua;

m. PPL Kampung Teluk Alulu Kecamatan Maratua;

n. PPL Kampung Rantau Panjang Kecamatan Sambaliung;

o. PPL Kampung Pegat Bukur Kecamatan Sambaliung;

p. PPL Kampung Inaran Kecamatan Sambaliung;

q. PPL Kampung Bena Baru Kecamatan Sambaliung;

r. PPL Kampung Tumbit Dayak Kecamatan Sambaliung;

s. PPL Kampung Long Lanuk Kecamatan Sambaliung;

t. PPL Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung;

u. PPL Kampung Rantau Panjang Kecamatan Sambaliung;

v. PPL Kampung Tanjung Perangat Kecamatan Sambaliung;

w. PPL Kampung Sukan Tengah Kecamatan Sambaliung;

x. PPL Kampung UPT Sukan Tengah III Kecamatan Sambaliung;

y. PPL Kampung UPT Sukan Tengah IV Kecamatan Sambaliung;

z. PPL Kampung Suaran Kecamatan Sambaliung;

(26)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 26

Kecamatan Teluk Bayur;

ä. PPL Kampung Buyung-Buyung Kecamatan Tabalar;

ö. PPL Kampung Semurut Kecamatan Tabalar;

aa. PPL Kampung Harapan Maju Kecamatan Tabalar;

bb. PPL Kampung Tabalar Ulu Kecamatan Tabalar;

cc. PPL Kampung Tabalar Muara Kecamatan Tabalar;

dd. PPL Kampung Biatan Bapinang Kecamatan Biatan;

ee. PPL Kampung Biatan Baru Kecamatan Biatan;

ff. PPL Kampung Manunggal Jaya Kecamatan Biatan;

gg. PPL Kampung Biatan Ulu Kecamatan Biatan;

hh. PPL Kampung Bukit Makmur Jaya Kecamatan Biatan;

ii. PPL Kampung Karangan Kecamatan Biatan;

jj. PPL Kampung Biatan Ilir Kecamatan Biatan;

kk. PPL Kampung Sumber Mulya Kecamatan Talisayan;

ll. PPL Kampung Eka Sapta Kecamatan Talisayan;

(27)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 27

Kecamatan Talisayan;

nn. PPL Kampung Suka Murya Kecamatan Talisayan;

oo. PPL Kampung Dumaring Kecamatan Talisayan;

pp. PPL Kampung Capuak Kecamatan Talisayan;

qq. PPL Kampung Bumi Jaya Kecamatan Talisayan;

rr. PPL Kampung Tunggal Bumi Kecamatan Talisayan;

ss. PPL Kampung Campu Sari Kecamatan Talisayan;

tt. PPL Kampung Kayu Indah Kecamatan Batu Putih;

uu. PPL Kampung Sumber Agung Kecamatan Batu Putih;

vv. PPL Kampung Ampen Medang Kecamatan Batu Putih;

ww. PPL Kampung Lobang Kelatak Kecamatan Batu Putih;

xx. PPL Kampung Balikukup Kecamatan Batu Putih;

yy. PPL Kampung Tanjung Perepat Kecamatan Biduk-Biduk;

zz. PPL Kampung Pantai Harapan Kecamatan Biduk-Biduk;

åå. PPL Kampung Giring-Giring Kecamatan Biduk-Biduk;

(28)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 28

Kecamatan Biduk-Biduk;

öö. PPL Kampung Teluk Sumbang Kecamatan Biduk-Biduk.

aaa. PPL Kampung Merabu Kecamatan Kelay; bbb. PPL Kampung Mapulu Kecamatan Kelay; ccc. PPL Kampung Panaan Kecamatan Kelay; ddd. PPL Kampung Muara Lesan Kecamatan

Kelay;

eee. PPL Kampung Lesan Dayak Kecamatan Kelay;

fff. PPL Kampung Long Beliu Kecamatan Kelay;

ggg. PPL Kampung Long Duhung Kecamatan Kelay;

hhh. PPL Kampung Long Lamcin Kecamatan Kelay;

iii. PPL Kampung Long Pelay Kecamatan Kelay;

jjj. PPL Kampung Long Sului Kecamatan Kelay;

kkk. PPL Kampung Pandan Sari Kecamatan Segah;

lll. PPL Kampung Siduung Indah Kecamatan Segah;

mmm. PPL Kampung Batu Rajang Kecamatan Segah;

nnn. PPL Kampung Harapan Jaya Kecamatan Segah;

ooo. PPL Kampung Gunung Sari Kecamatan Segah;

(29)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 29

ppp. PPL Kampung Punan Malinau Kecamatan Segah;

qqq. PPL Kampung Long Ayan Kecamatan Segah;

rrr. PPL Kampung Long Ayap Kecamatan Segah;

sss. PPL Kampung Punan Mahakam Kecamatan Segah; dan

ttt. PPL Kampung Punan Segah Kecamatan Segah;

Dimana rencana fungsi utama kawasan perkotaan dan perdesaan sebagaimana dimaksud pada tabel diatas adalah:

a. PKW sebagai Pusat pemerintahan kabupaten, Pusat pemerintahan kota, Pusat perdagangan dan jasa regional, Pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa regional, Pusat pelayanan jasa pariwisata, Pusat transportasi darat dan laut regional, Pendidikan tinggi, Pusat pelayanan kesehatan, Pusat Siaran dan Telekomunikasi, Pusat Olah Raga skala Provinsi, Pengendalian Lingkungan Kelautan, Pusat transportasi laut regional dan internasional, Pusat perikanan tangkap, Pusat Penelitian Kelautan, Pusat Industri, Pusat pengembangan pola perhubungan laut dan penyeberangan, Pengembangan perikanan tangkap;

b. PKL sebagai Pusat pengembangan agropolitan, Pelayanan Pariwisata, Pengembangan penelitian perkebunan dan pertanian tanaman pangan, Pendidikan tinggi, Pengembangan Agroindustri dan Agribisnis, Pengembangan budidaya perikanan darat, Pengembangan energi / kelistrikan, Pengelolaan / industri pengelolaan perkebunan, Pelayanan industri dan jasa perdagangan terbatas Pergudangan, Industri

c. PKLp sebagai Pusat transportasi udara regional, Pusat pengembangan agropolitan, Pelayanan Pariwisata, Pengembangan penelitian perkebunan dan pertanian tanaman pangan, Pengembangan Agroindustri dan Agribisnis, Pengembangan budidaya perikanan darat, Pengembangan energi /

(30)

Buku Putih Kabupaten Berau II - 30

kelistrikan, Pengelolaan / industri pengelolaan perkebunan, Pelayanan industri dan jasa perdagangan terbatas Pergudangan, Industri

d. PPK sebagai Pelayanan kegiatan perikanan tangkap, Pelayanan kegiatan budidaya tambak, Industri rakyat, Pelayanan Jasa dan Perdagangan, Pengembangan Pertanian, Pengembangan Perkebunan, Pelayanan pengelolaan perkebunan rakyat

e. PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memiliki fungsi utama sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan.

B. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah

Sistem jaringan prasarana wilayah yang dimaksud terdiri dari sistem prasarana utama meliputi: a. Sistem prasarana transportasi darat;

b. Rencana pengembangan jaringan perkeretaapian;

c. Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi laut; d. Rencana pengembangan sistem prasarana transportasi udara; dan Rencana sistem prasarana lainnya meliputi:

a. Sistem Jaringan Energi;

b. Sistem Jaringan Telekomunikasi; c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air; dan d. Jaringan Prasarana Lingkungan.

Gambar

Tabel 2.2. Nama dan Panjang Sungai Menurut Kecamatan
Grafik 1 Curah Hujan Dirinci Perbulan
Grafik 2 Suhu Tertinggi dan Terendah Perbulan
Grafik 4 Penduduk Kabupaten Berau Menurut Per Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas menggambarkan bahwa ketepatan dalam pelayanan sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan pada Kantor Camat Langgudu telah

Dari hasil penelitian tesis ini diperoleh kesimpulan Bahwa Pengaturan Prinsip Kehati-Hatian Dapat Memberikan Perlindungan Bagi Koperasi Sehubungan Dengan Perjanjian

Jika nilai ratusannya dibagi oleh bilangan yang terbentuk oleh angka puluhan dan satuannya adalah 12 .sedangkan angka ratusannya satu lebih besar daripada angka puluhannya,

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ekstrak biji maupun daun srikaya pada dosis yang lebih tinggi menjadi tidak efektif untuk membunuh

Sama seperti hasil pengujian tahap pertama, kecenderungan yang muncul pada fitur pendarahan untuk menjadi ciri khas kelas DBD bisa dikatakan tidak tepat karena nilai-nilai

Reformasi pendidikan melalui islamisasi pengetahuan modern Reformasi pendidikan melalui Islamisasi ilmu pengetahuan modern yang telah disinggung diatas adalah memadukan

Dalam kerangka ini, maka pertanyaan yang mengmuka adalah kondisi seperti apa yang 

 Teori ini meman berbeda denan teori peluru dan 'arum suntik yan menyebutkan bah&a media lebih dapat mempenaruhi secara lansun dan pada teori ini media