• Tidak ada hasil yang ditemukan

Denpasar, 22 April 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Denpasar, 22 April 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI BALI

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN

OLAHRAGA

Alamat : Jalan Raya Puputan Niti Mandala Phone : (0361) 226119, 235105, Fax (0361) 226319 Denpasar – Bali •••• 80235 Denpasar, 22 April 2015 Kepada Nomor Sifat Lampiran Hal : : : : 420 / 7236 / Disdikpora Segera - Pedoman Pelaksanaan PPDB Tahun Pelajaran 2015/2016

Yth. 1. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten/Kota se-Bali; 2. Kepala Bidang / Sekretaris

di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali; 3. Ketua MKKS / K3S / SMP /

SMA / SMK se-Bali di –

Tempat

Demi lancarnya pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) maka dipandang perlu menerbitkan Petunjuk Umum Pelaksanaan umum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kegiatan tersebut pada satuan Pendidikan di Provinsi Bali Tahun Pelajaran 2015/2016.

I. PRINSIP DASAR

1. Penerimaan peserta didik baru bertujuan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara usia sekolah untuk memperoleh pendidikan pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan di sekolah, sesuai dengan sistem persekolahan dan ketentuan yang berlaku.

2. Satuan pendidikan membuat perencanaan yang matang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota atau Dinas yang membidangi pendidikan pada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali dengan melibatkan Ketua Musyawarah Perguruan Swasta Provinsi Bali, Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah menyangkut daya tampung dan biaya satuan pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta.

(2)

3. Calon peserta didik baru, yang memiliki Ijazah dan/atau Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN) untuk SMP/MTS, SMPLB dan Paket B sedangkan untuk SD/MI, SDLB dan Peket A Surat Keterangan Hasil Ujian Sekolah Terkoordinasi (SKHUST) wajib diterima sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan oleh satuan pendidikan negeri/swasta, kecuali jika fasilitas sekolah yang bersangkutan tidak memungkinkan, dalam hal ini sekolah dapat mengadakan seleksi.

4. Calon peserta didik baru, yang akan melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi harus memiliki Ijazah atau STTB Program Pendidikan Kesetaraan (Kejar Paket), Surat Keterangan yang berpenghargaan sama atau Ijazah Sekolah Luar Negeri yang dinilai/dihargai sama/setingkat dengan STTB/Ijazah yang setingkat lebih rendah dari jenjang pendidikan yang dimasuki, kecuali masuk SD. Khusus bagi peserta didik yang telah dinyatakan lulus dari satuan pendidikan tahun pelajaran 2014/2015 dan belum menerima ijazah dapat mempergunakan Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN) tahun pelajaran 2014/2015.

5. Calon peserta didik baru yang belum lulus dari satuan pendidikan tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

6. Penerimaan peserta didik baru pada satuan pendidikan harus berdasarkan obyektif, transparansi, akuntabilitas dan tidak diskriminatif.

7. Kedudukan sosial, jabatan dan pangkat orang tua/wali calon peserta didik tidak boleh dipakai dasar menentukan seleksi penerimaan peserta didik baru.

8. Praktek pemungutan liar, calo, praktik negatif lainnya tidak dibenarkan dalam melaksanakan penerimaan peserta didik baru.

9. Bagi peserta program kesetaraan Kejar Paket A setara SD usia sekolah yang telah lulus, bisa melanjutkan ke SMP/MTs (Negeri – Swasta), dan peserta Kejar Paket B setara SMP usia sekolah yang telah lulus, diberi kesempatan untuk melanjutkan ke SMA/MA, SMK (Negeri – Swasta) melalui proses seleksi khusus oleh satuan pendidikan yang bersangkutan.

10. Calon peserta didik baru yang berasal dari keluarga kurang mampu atau miskin dan anak penyandang disabilitas ringan dan sedang wajib diterima pada satuan pendidikan yang terdekat dengan tempat tinggalnya dan sesuai dengan minatnya, dan disesuaikan dengan daya tampung pada satuan pendidikan bersangkutan

(3)

II. PERSYARATAN UMUR

1. Jenjang Taman Kanak-Kanak (TK/RA)

a. TK (Taman Kanak-Kanak)/RA (Raudhatul Atfal) 1). Berusia 4 sampai 5 tahun untuk kelompok A; 2). Berusia 5 sampai dengan 6 tahun untuk kelompok

B

b. TKLB (Taman Kanak-Kanak Luar Biasa) Berusia minimal 4 sampai 9 tahun. 2. Jenjang Sekolah Dasar

a. SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah)

1). Berusia 6 tahun terhitung sampai bulan Juli tahun 2015;

2). Usia 7 sampai dengan 12 tahun wajib diterima; 3). Tidak dipersyaratkan telah mengikuti pendidikan

TK

b. SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa)/SLB (Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar.

1). Berusia 6 tahun terhitung sampai bulan Juli Tahun 2015;

2). Usia 7 sampai dengan 15 tahun wajib diterima. 3. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

a. SMP (Sekolah Menengah Pertama) / MTs (Madrasah Tsanawiyah)

1). Berusia 12 tahun pada tahun berjalan (2015); 2). Usia 13 – 18 tahun wajib diterima atau;

3). Telah lulus SD/MI/SDLB Tingkat Dasar / Program Pendidikan Kesetaraan (Paket A setara SD) dan memiliki ijazah;

4). Telah lulus Ujian Nasional atau Ujian Sekolah Terkoordinasi SD/MI/SDLB dan Paket A;

5). Berusia setinggi-tingginya18 tahun pada awal tahun pelajaran 2015/2016.

b. SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa)/MTs (Madrasah Tsanawiyah)

1). Usia 12 tahun – 18 tahun;

2). Telah lulus dan memiliki Ijazah SD/MI/SDLB . 4. Jenjang Pendidikan Menengah

a. SMA (Sekolah Menengah Atas)/MA (Madrasah Aliyah)

1). Berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada awal tahun pelajaran 2015/2016;

2). Telah lulus SMP/MTs/SMPLB/Program Paket B dan memiliki Ijazah;

b. SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa) Telah lulus SMP/MTs/SMPLB dan memiliki ijazah.

(4)

c. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)

1). Berusia setinggi-tingginya 21 tahun pada awal tahun pelajaran 2015/2016;

2). Telah lulus SMP/MTs/SMPLB/Program Paket B dan memiliki Ijazah;

3). Memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan spesifik program studi/kompetensi keahlian di satuan pendidikan yang dituju.

5. Jika persyaratan usia masuk SD/MI, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK tidak dapat dipenuhi, maka satuan pendidikan diberikan kewenangan untuk mengatur sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tetap perpedoman pada peraturan / ketentuan hukum yang berlaku.

III. JUMLAH PESERTA DIDIK/ROMBONGAN BELAJAR

1. TK/RA, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 25 orang.

2. TKLB, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 5 orang.

3. SD/MI, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 40 orang.

4. SDLB/SLB Tingkat Dasar, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 8 orang 5. SMP/MTs, jumlah peserta didik dalam satu rombongan

belajar/kelas paling banyak 40 orang.

6. SMPLB, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 8 orang

7. SMA/MA, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 40 orang.

8. SMA LB jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar / kelas paling banyak 8 orang

9. SMK, jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar/kelas paling banyak 40 orang untuk bidang keahlian Pekerjaan Sosial dan Bisnis Manajemen, sedangkan untuk Bidang Keahlian lainnya paling banyak 36 orang.

IV. MEKANISME PPDB

PPDB dapat dilaksanakan melalui :

1. Tes Potensi Peminatan (TPP) untuk SMA/MA/SMK 2. Nilai Ujian Nasional sesuai SHUN untuk SMA/MA dan

SMK

3. Nilai Ujian Sekolah Terkoordinasi (SHUST) untuk SD ke SMP/MTS

(5)

5. Siswa Miskin wajib diterima setelah menunjukkan Kartu Identitas Miskin atau Surat Keterangan miskin dari Kepala Desa yang direkomendasi dari dinas Sosial dan wajib diverifikasi ke lapangan oleh pihak sekolah.

6. Siswa penyandang disabilitas ringan dan sedang wajib diterima pada sekolah yang sudah ditetapkan sebagai penyelenggara pendidikan inklusif dan atau sekolah yang sudah siap melaksanakan pendidikan inklusif dengan menunjukkan surat keterangan Dokter/psikolog/yang berwenang sesuai ketunaan.

7. Tes potensi Peminatan, untuk SMA/MA, SMK pelaksanaannya diatur oleh Kabupaten/Kota bersamaan dan/atau sesudah penerimaan melalui SHUN

8. Penerimaan siswa miskin dan penerimaan melalui jalur prestasi, serta siswa penyandang disabilitas ringan dan sedang, pelaksanaannya diatur oleh Kabupaten/Kota sebelum penerimaan berdasarkan nilai SHUN dan SHUST

V. JADWAL PENDAFTARAN PPDB.

1. TK/RA/TKLB dan SD/SDLB

a. Pendaftaran : 18 s.d. 20 Juni 2015 b. Pengumuman diterima : 22 Juni 2015

c. Pendaftaran kembali : 23 s.d. 25 Juni 2015 2. SMP dan SMPLB melalui Nilai Ujian Sekolah

Terkoordinasi

a. Pendaftaran : 26 sd. 29 Juni 2015 b. Perangkingan Nilai : 2 sd. 3 Juli 2015 c. Pengumuman : 4 Juli 2015

d. Pendaftaran kembali : 7 sd. 11 Juli 2015

3. SMA, SMK dan SMLB melalui Nilai Ujian Nasional Murni a. Pendaftaran : 22 sd. 25 Juni 2015 b. Perangkingan Nilai : 26 sd. 27 Juni 2015 c. Pengumuman : 30 Juni 2015

d. Pendaftaran kembali : 1 sd. 4 Juli 2015

4. Jadwal PPDB untuk SMP Terbuka diatur sesuai kondisi daerahnya masing-masing.

5. Pelaksanaan PPDB untuk TK, SD, SMP, SMA dan SMK di atur lebih lanjut oleh Kabupaten/Kota.

(6)

VI. PENGATURAN SHIFT DAN KELAS PARALEL

Untuk menyukseskan pelaksanan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pedidikan Menengah Universal melalui peningkatan shift dan kelas paralel diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Bagi satuan pendidikan yang telah melaksanakan double shift tahun lalu, diharapkan tetap bertahan pada shift tahun lalu yaitu 1,5 ( 1,5 x jumlah ruangan ) untuk SMP, SMA dan SMK.

2. Dalam hal penambahan kelas jauh / paralel pada SMP, SMA dan SMK, diharapkan memperhatikan lokasi kelas paralel sesuai dengan hasil pendataan untuk mendukung program Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pedidikan Menengah Universal, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tersedia gedung dan sarana pendidikan lainnya yang

memadai pada kelas paralel yang dibuka.

b. Sekolah induk memiliki tenaga pendidik yang cukup sehingga mampu menunjang kelancaran proses belajar mengajar di kelas paralel yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Jarak kelas induk dan kelas paralel maksimal 5 (lima) km dan transportasi relatif mudah/lancar.

VII. KEPANITIAAN

1. Setiap satuan pendidikan membentuk panitia penerimaan peserta didik baru untuk kelancaran pelaksanaan PPDB. 2. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi/Kanwil

Kementerian Agama Provinsi, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru.

VIII. PENUNTASAN WAJIB BELAJAR 9 TAHUN DAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL

Untuk penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan Pendidikan Menengah Universal Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota diharapkan agar :

1. Melaksanakan pendataan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pendidikan Menengah Universal dengan akurat.

(7)

2. Merencanakan Penerimaan Peserta Didik Baru dengan seksama sehingga semua peserta didik lulusan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK termasuk peserta didik yang tidak melanjutkan pada tahun sebelumnya dapat terserap sehingga tercapai ketuntasan paripurna.

3. Untuk peningkatan APK SMP, SMA, dan SMK diharapkan semua Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota melakukan langkah-langkah riil sebagai berikut :

a. Menampung seluruh lulusan SD/MI/Paket A di jenjang SMP dengan mengoptimalkan daya tampung SMP Reguler, MTs, Kelas Jauh, SMP Terbuka, SD-SMP Satu Atap dan Kejar Paket B.

b. Menampung seluruh lulusan SMP/MTs, Paket B pada jenjang pendidikan SMA/MA, SMK, dan Paket C dengan mengoptimalkan daya tampung pada SMA reguler, SMK, SMP- SMA satu atap dan Kejar Paket C.

IX. SELEKSI DAN TES KHUSUS

1. Seleksi peserta didik kelas I (satu) pada satuan pendidikan SD/SDLB/SLB Tingkat Dasar/MI dilakukan berdasarkan usia dan kriteria lain yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan pertimbangan Komite Sekolah dan tidak dipersyaratkan telah mengikuti TK/RA/TKLB dan tidak menyelenggarakan tes tulis.

Anak miskin dan anak-anak sasaran layanan inklusif wajib diterima sebagai peserta didik untuk belajar secara bersama-sama dengan anak seusianya tanpa diskriminatif.

2. Seleksi calon peserta didik kelas VII (tujuh) pada satuan pendidikan SMP/SMPLB/MTs melalui Nilai Ujian Sekolah Terkoordinasi Provinsi minimal 60%, maksimal 20% untuk anak miskin dan penyandang disabilitas sedang dan ringan, maksimal 20% siswa prestasi akademik dan non akademik

Siswa penyandang disabilitas ringan dan sedang wajib diterima pada sekolah yang sudah ditetapkan sebagai penyelenggara pendidikan inklusif dengan menunjukkan surat keterangan Dokter/psikolog/yang berwenang sesuai ketunaan.

Siswa miskin setelah verifikasi administrasi ke lapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku wajib diterima pada satuan pendidikan yang terdekat.

Seleksi calon peserta didik kelas VII (tujuh) pada satuan pendidikan SMP/SMPLB/MTs yang berasal dari luar Bali melalui Nilai Ujian Sekolah.

(8)

3. Seleksi calon peserta didik kelas X (sepuluh) pada satuan pendidikan SMA/MA,SMALB melalui Nilai Ujian Nasional Minimal 60%, maksimal 20% anak miskin dan penyandang disabilitas sedang dan ringan, maksimal 20% siswa prestasi akademik dan non akademik.

Siswa penyandang disabilitas ringan dan sedang wajib diterima pada sekolah yang sudah ditetapkan sebagai penyelenggara pendidikan inklusif dengan menunjukkan surat keterangan Dokter/psikolog/yang berwenang sesuai ketunaan. Siswa miskin setelah verifikasi administrasi ke lapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku wajib diterima pada satuan pendidikan yang terdekat.

4. Khusus untuk Prestasi Akademik dan Non Akademik dengan melampirkan sertifikat juara 1 s.d. 3 minimal tingkat Kabupaten/Kota atau sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kabupaten/Kota. Siswa yang memperoleh prestasi Internasional dan juara Nasional wajib di terima.

5. Seleksi calon peserta didik kelas X (sepuluh) SMK diatur sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan kesesuaian kemampuan dan minat siswa dengan bidang keahlian/program keahlian/kompetensi keahlian yang dipilihnya, maka dipergunakan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan bersama Komite Sekolah serta Institusi Pasangan/Asosiasi Profesi.

b. Penerimaan Peserta Didik Baru pada SMK menggunakan sistem Rayon Provinsi untuk mengakomodasi dan memberi akses minat dan bakat siswa yang ingin melanjutkan pendidikan pada SMK.

c. Seluruh satuan pendidikan SMK wajib menerima lulusan SMP sederajat melalui Nilai Ujian Nasional Minimal 60%, maksimal 20% anak miskin dan penyandang disabilitas sedang dan ringan, maksimal 20% siswa prestasi akademik dan non akademik d. Penerimaan peserta didik baru SMK harus

memperhatikan surat Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 14/MPN/HK/2007 tanggal 24 Januari 2007, dimana salah satu kebijakan Depdiknas untuk sekolah menengah adalah mengubah rasio antara jumlah peserta didik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Pada tahun 2015 rasio antara jumlah peserta didik SMA dan SMK diharapkan menjadi 30 : 60.

(9)

e. Tahun ajaran 2015/2016 sesuai dengan Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Bali 2014 – 2018 rasio tersebut direncanakan menjadi 40 : 60. Sehubungan dengan hal tersebut, agar Kabupaten/Kota membatasi jumlah penerimaan peserta didik baru di SMA sesuai dengan jumlah ideal, dengan mengutamakan program peningkatan mutu, dan penerimaan peserta didik baru di SMK baik melalui penambahan RKB, SMK, USB – SMK, maupun penambahan kompetensi keahlian melalui proses Re-Engineering.

f. Khusus untuk SMK yang melaksanakan Program beasiswa pendidikan bagi siswa miskin berprestasi (bidiksimisi) sesuai dengan kuota proses PPDB dilaksanakan dengan menggunakan ketentuan khusus program bidiksimisi.

g. Sosialisasi peningkatan akses SMK, diharapkan melibatkan Kepala SMP/MTs, agar mendorong para peserta didiknya (terutama siswa kelas IX) untuk melanjutkan ke SMK, sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

6. Formulir pendaftaran disiapkan oleh satuan pendidikan secukupnya.

7. Daya tampung dan pengisian ruang kelas serta sistem seleksi diumumkan secara terbuka sebelum pelaksanaan pendaftaran sesuai type sekolah.

8. Pada semua jenjang pendidikan yang menerima dana BOS, biaya pendaftaran peserta didik kelas I (satu) SD, kelas VII (tujuh) SMP dan kelas X (sepuluh) SMA/SMK dibebaskan. Sedangkan sekolah yang tidak menerima dana BOS hanya boleh memungut uang pendaftaran saja, sebelum secara definitif anak tersebut diterima pada masing-masing satuan pendidikan.

9. Mekanisme pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) diatur Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota masing-masing.

X. PENERIMAAN PERPINDAHAN

Bilamana ada peserta didik yang mengikuti orang tua/wali melaksanakan kewajiban, pindah tugas baik dari Luar Negeri atau dari Provinsi/Kabupaten lain maka satuan pendidikan diwajibkan menerima peserta didik pindahan dengan ketentuan sebagai berikut :

(10)

1. Bagi peserta didik yang pindah mengikuti orang tua untuk masuk pada jenjang pendidikan SMP, dan SMA/SMK agar mendaftarkan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota yang dituju untuk mengikuti seleksi PPDB. Mekanisme dan prosedur seleksi diatur oleh satuan pendidikan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota.

2. Peserta didik dari PNS/TNI/POLRI dan BUMN yang dimutasi agar menunjukkan dan melengkapi surat pindah tugas orang tua/wali peserta didik yang bersangkutan. 3. Peserta didik dari mereka yang bukan

PNS/TNI/POLRI/BUMN agar melengkapi kartu penduduk orang tua/wali peserta didik atau Surat Keterangan Pindah dari Lurah / Kepala Desa setempat yang menyatakan yang bersangkutan berdomisili di wilayah yang baru.

4. Penerimaan peserta didik dari sistem pendidikan asing ke sistem pendidikan nasional dilakukan setelah mendapat ijin dari kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI dan setelah dilaksanakan tes penempatan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Penerimaan peserta didik pada point 4 (empat) di atas harus mendapat rekomendasi untuk TK dan PAUD dari Direktur Jenderal PAUDNI untuk SD,SMP dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan SMA dan SMK dari Direktur Jenderal Pendidikan menengah kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI.

6. Penempatan peserta didik pindahan diutamakan pada satuan pendidikan yang sejenis, yang status akreditasinya sama sepanjang kondisi tempat memungkinkan.

7. Perpindahan peserta didik SD, SMP, SMA dan SMK baik Negeri maupun Swasta, baru dapat dilaksanakan setelah 1 (satu) semester dengan catatan daya tampung pada satuan pendidikan masih memungkinkan, kecuali perpindahan bagi putra-putri PNS/TNI/POLRI dan BUMN yang sedang melaksanakan tugas negara.

(11)

XI. PENGUMUMAN

Seleksi PPDB dilakukan oleh satuan pendidikan dikoordinir oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota masing-masing, dan hasil seleksinya diumumkan secara terbuka oleh satuan pendidikan.

XII. PENDAFTARAN KEMBALI

1. Pendaftaran kembali agar diumumkan seluas-luasnya tentang batas waktu, berakhirnya batas pendaftaran kembali dan syarat-syarat yang harus dilengkapi.

2. Pembebanan biaya pada saat pendaftaran tidak dibenarkan.

3. Calon peserta didik yang diterima pada saat pendaftaran kembali harus menunjukkan tanda pendaftaran.

4. Calon peserta didik SMP, SMA dan SMK yang diterima agar mengisi dan menanda tangani surat pernyataan mentaati ketentuan yang diatur sekolah, sedangkan calon peserta SD, agar orang tua/wali peserta didik mengisi dan menandatangani surat pernyataan.

XIII. PESERTA DIDIK KURANG MAMPU

Peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu atau miskin, di semua tingkat (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK) dibebaskan dari biaya apapun kecuali Biaya Personal (kebutuhan sendiri) dan diprioritaskan untuk mendapat beasiswa, dengan memperlihatkan Kartu perlindungan sosial (KPS).

XIV. PENGAMANAN

Keamanan dilakukan sebaik-baiknya dengan mengusahakan:

1. Kerjasama dengan petugas keamanan setempat terutama bagi satuan pendidikan yang rawan.

(12)

XV. PELAPORAN

1. Seminggu setelah tanggal penutupan pendaftaran kembali, Kepala Sekolah sudah menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota masing-masing.

2. Tiga hari setelah menerima laporan dari Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota agar sudah menyampaikan rekapitulasi laporan kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali.

XVI. KETENTUAN TAMBAHAN

1. Bagi Sekolah yang melaksanakan layanan khusus proses PPDB dilaksanakan dengan ketentuan khusus yang dikoordinir oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur kemudian sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Hal-hal teknis lainnya ditetapkan secara lebih rinci oleh Kabupaten/Kota.

Demikian disampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Bali,

TIA Kusuma Wardhani, SH, MM Pembina Utama Madya

NIP. 19590822 198403 2 007

Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Gubernur Bali sebagai laporan. 2. Bupati/Wali Kota se Bali.

3. Ketua DPRD Provinsi Bali di Denpasar. 4. Ketua DPRD Kab/Kota se Bali.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji referent power : pengaruh caring climate , kepuasan kerja, dan komitmen organisasional terhadap kinerja dosen dan karyawan

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya dan hasil guna dari kentang (Solanum tuberosum L.) yaitu tidak hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga dapat

Tujuan : Prosedur ini digunakan unt uk m enjelaskan proses pener im aan calon siswa baru di SMK Negeri 1 Cim ahi3. Ruang Lingkup : Prosedur ini digunakan unt uk

[r]

Rataan tinggi tanaman (TT – cm), jumlah cabang utama (JCU), jumlah polong cipo (JPC), dan jumlah polong bernas (JPB) per tanaman diantara tanaman awal (kacang tanah cv. Kelinci,

Selama ini penelitian tentang ikan demersal hanya terbatas pada sumber daya ikannya tanpa mencoba mengkaji keterkaitannya dengan faktor lingkungan. Tulisan ini membahas tentang

Pada hari ini Senin tanggal sembilan belas bulan Juni tahun dua ribu tujuh belas, yang bertanda tangan di bawah ini, Pokja BPBJ Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten

The first metal detector was created in 1881 by Alexander Graham Bell to detect the bullet lodged in the body of President James Garfield when he was assassinated.. The first