• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN

Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan dan peradaban, unsur-unsur dan wujud kebudayaan, kepribadian budaya bangsa, dinamika kebudayaan, pengertian sejarah budaya, sumber-sumber sejarah budaya, pembabakan sejarah budaya dan wilayah budaya Indonesia. Untuk topik-topik tertentu seperti unsur-unsur dan wujud kebudayaan, kepribadian budaya bangsa, dan dinamika budaya dibahas secara lebih umum karena dalam buku pelajaran Antropologi topik-topik tersebut dibahas lebih mendalam.

A. Budaya dan Kebudayaan

Untuk membedakan manusia dengan makhluk lain kita dapat melihatnya dari perilakunya. Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya karena perilakunya sebagian besar dikendalikan oleh budi atau akalnya. Kata berbudaya berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti akal.

Dalam bahasa asing lainnya terdapat kata-kata seperti culture (Inggris), cultuur (Belanda) atau Kultur (Jerman). Kata-kata itu sebenarnya berasal dari kata Latin coltere yang berarti pemeliharaan, pengolahan, dan penggarapan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata-kata itu juga diberi arti "pembentukan dan pemurnian", misalnya pembentukan dan pemurnian jiwa.

Menurut kaidah bahasa, culture (bahasa Inggris) atau cultuur (bahasa Belanda) diartikan menjadi "budaya" sedangkan cultural atau culturele menjadi "kebudayaan". "Budaya" merupakan kata benda sedangkan "kebudayaan" adalah kata sifat atau kata benda yang disifatkan.

Kalau kata budaya dirunut dari arti kata majemuk budi daya atau kekuatan dari akal, akal atau budi itu mempunyai unsur-unsur cipta atau pikiran, rasa , dan karsa atau kehendak. Hasil dari ketiga unsur budi itulah yang disebut kebudayaan. Atau dengan kata lain, kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa.

Hasil-hasil kebudayaan dapat berujud kebudayaan materi (misalnya dari kancing baju, pakaian adat sampai bangunan-bangunan candi, rumah adat, dan gedung-gedung pencakar langit) dan basil kebudayaan non-materi (misalnya adat istiadat, religi, kepercayaan, dan sebagainya).

Sementara itu, pakar Antropologi menggunakan istilah kebudayaan dengan dua cara, yakni dalam pengertian umum dan dalam pengertian khusus. Penggunaan kata kebudayaan dalam pengertian umum untuk menunjukkan apa saja yang diperoleh manusia dengan belajar dan pengembangannya dalam pengetahuan, kelembagaan, kebiasaan, keterampilan,

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 dan sebagainya. Adapun dalam pengertian khusus istilah kebudayaan digunakan untuk menunjukkan bentuk kehidupan secara total dari anggotaanggota suatu kelompok atau komunitas tertentu, misalnya suku Badui, masyarakat kota, masyarakat desa dan sebagainya.

Mengenai definisi kebudayaan, berikut ini akan diberikan beberapa contohnya. Ilmuwan yang pertama kali merumuskan definisi kebudayaan adalah E.B. Taylor (18321917). Pada tahun 1883 Ia diangkat menjadi guru besar Antropologi di Universitas Oxford. Pada tahun 1871, E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: " Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan, serta kebiasaankebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat".

Beberapa ilmuwan Indonesia juga telah membuat definisi mengenai kebudayaan. Profesor Koentjaraningrat, misalnya, mendefinisikan kebudayaan sebagai "keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan, yang diperoleh melalui belajar dan tersusun dalam kehidupan masyarakat".

Ki Hadjar Dewantara dalam pidato sambutan pemberian gelar Doktor Honoris causa di Universitas Gadjah Mada tahun 1956, juga mengemukakann definisi kebudayaan. Menurut beliau: "Kebudayaan yang berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yakni alam dan jaman atau kodrat dan masyarakat untuk mengatasi berbagai rintangan dalam kehidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai". Atau dengan kata lain kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat.

Selain istilah kebudayaan, kita sering mendengar istilah peradaban. Istilah peradaban atau keluhuran budi dalam bahasa Inggris disebut civilization. Istlah tersebut lebih sering digunakan untuk mengungkapkan unsur-unsur kebudayaan yang lebih tinggi, halus, dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, atau untuk menunjukkan suatu kebudayaan yang lebih maju dan kompleks seperti sistem teknologi, sistem kenegaraan, dan lain-lain.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia yang tidak diturunkan secara bilogis tetapi diperoleh melalui proses belajar. Kebudayaan didapat, didukung, dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan juga merupakan pernyataan atau perwujudan dari kehendak, perasaan, dan pikiran manusia.

B. Unsur-Unsur dan Wujud Kebudayaan

Kebudayaan umat manusia itu mempunyai unsur-unsur yang sifatnya universal dan unsur-unsur yang universal itu dianggap sebagai isi dari kebudayaan manusia. Unsurunsur kebudayaan dianggap universal karena terdapat dalam semua wujud kebudayaan, mulai dari

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 yang kecil, bersahaja sampai yang besar dan kompleks. Unsur-unsur kebudayaan itu juga dapat dijumpai di semua masyarakat di dunia.

Bermacam-macam pandangan serta argumentasi dari beberapa ilmuwan mengenai unsur-unsur kebudayaan yang disebut cultural universals. Dari pandangan beberapa ilmuwan itu kemudian Prof. Dr. Kuntjaraningrat merumuskan unsur-unsur kebudayaan itu. Paling tidak terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dapat dijumpai di semua masyarakat di dunia. Dengan memperhatikan bahwa unsur kebudayaan yang pertamakali dikuasi manusia adalah bahasa kemudian menyusul unsur-unsur lainnya, maka ketujuh unsur kebudayaan tersebut dapat diurutkan sebagai berikut.

1. Bahasa (bahasa lisan dan tertulis)

2. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia atau sistem teknologi (alat-alat produksi,

alat-alat distribusi dan transportasi, wadah dan tempat-tempat untuk menyimpan, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, serta senjata)

3. Sistem mata pencarian hidup atau sistem ekonomi (berburu dan meramu, perikanan, bercocok tanam tanam, peternakan, dan perdagangan)

4. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial (kekerabatan, sistem kesatuan hidup, asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan, dan sistem kenegaraan) 5. Sistem pengetahuan (pengetahuan tentang flora dan

fauna, tentang waktu, ruang, dan bilangan, serta pengetahuan tentang tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia)

6. Sistem religi (sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunitas keagamaan, dan upacara keagamaan)

7. Kesenian (seni patung, relief, lukis dan gambar, rias, vokal, instrumental, kesusasteraan, dan drama)

Ketujuh unsur kebudayaan tersebut masing-masing mempunyai tiga wujud kebudayaan. Adapun ketiga wujud kebudayaan itu menurut Prof. Dr. Kuntjaraningrat adalah, pertama berupa sistem budaya (Cultural system). Wujud kebudayaan pada tingkat ini bersifat abstrak karena berkaitan dengan suatu kompleks ide-ide, nilai-nilai, normanorma, dan lain

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 sebagainya yang memberikan semangat pada masyarakat pendukungnya. Wujud kebudayaan kedua adalah sistem sosial atau social system, yakni keseluruhan aktivitas dan tindakan manusia yang berpola di dalam masyarakat. Wujud kebudayaan pada tingkat ini bersifat konkret karena dapat dilihat, misalnya upacara-upacara keagamaan. Adapun wujud ketiga dari kebudayaan adalah kebudayaan fisik. Pada tingkat ini wujud kebudayaan sifatnya lebih konkret karena berkaitan dengan hasil dari aktivitas manusia yang berupa benda-benda konkret yang tidak hanya dapat dilihat tetapi juga dapat diraba dan dirasakan.

C. Wilayah Budaya Indonsia

Pembatasan wilayah budaya sebenarnya sulit dilakukan karena kebudayaan itu selalu berkembang dan bergerak dinamis. Batas-batas wilayah budaya juga tidak dapat disamakan dengan batas-batas wilayah seperti sekarang ini, ada propinsi Jawa Barat, Daerah Istimewa Aceh, dan seterusnya.

Berdasarkan penjelasan dalam UUD 1945 disebutkan bahwa kebudayaan bangsa adalah kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dengan begitu, wilayah kebudayaan nasional adalah meliputi seluruh wilayah Indonsia. Kebudayaan lama dan asli sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah sebagian besar didukung oleh satu kelompok masyarakat atau etnis tertentu.

Dari uraian di atas, sekalipun tidak seluruhnya tepat benar, dapat dibuat pembatasan wilayah-wilayah budaya Indonsia dengan mengikuti klasifikasi sistem lingkaranlingkaran hukum adat yang disusun oleh Van Vollenhoven. Tiap wilayah hukum adat terdapat satu atau bahkan lebih suku bangsa yang masing-masing suku bangsa mempunyai adat-istiadat dan ciri-ciri budaya yang berbeda.

Kalau mengikuti pembagian tersebut maka wilayah budaya Indonesia dapat dibagi menjadi sembilan belas wilayah. Berikut ini kesembilanbelas wilayah budaya Indonsia dengan mengikuti klasifikasi sistem lingkaran hukum adat. Urutan berikut ini disesuaikan dengan peta :

1. Wilayah budaya Aceh

2. Wilayah budaya Gayo, Alas, dan Batak 2a. Nias dan Batu

3. Wilayah Minangkabau 3a. Mentawai

4. Wilayah Sumatra Selatan 4a. Enggano

5. Wilayah Melayu

6. Wilayah Bangka dan Belitung 7. Wilayah Kalimantan

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 8. Daerah Minahasa

8a. Sangir dan Talaut 9. Wilayah Gorontalo 10. Wilayah Toraja

11. Wilayah Sulawesi Selatan 12. Wilayah Ternate

13. Wilayah Ambon 13a.Kepulauan Baratdaya

14. Wilayah Irian Barat 15. Wilayah Timor

16. Wilayah Bali dan Lombok

17. Wilayah Jawa tengah daan Jawa Timor 18. Wilayah Surakarta dan Yogyakarta 19. Wilayah Jawa Barat

Referensi

Dokumen terkait

Saya mengambil topik ini karena waktu proses pembelajaran PIKP ( Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan ) di Fakultas saya, dosen saya menjelaskan tentang banyaknya kearifan lokal

1. Apakah prodi telah mengacu pada deskripsi pembelajaran lulusan KKNI dalam melaksanakan capaian pembelajaran lulusan? Program Studi sudah mengacu pada deskripsi

APARTMENT DIJUAL Serba Serbi Iklan Baris Iklan Baris AHLI WC AGEN ALAT MUSIK ALAT RMH TANGGA BAHAN BANGUNAN BIRO IKLAN BINATANG BIRO BANGUNAN BIRO JASA.. GANTI LAMPU AC (PLN) Anda,

Sindhu [6] telah meneliti komposit polimer yang diperkuat serat sabut kelapa pada kondisi yang berbeda dan dibandingkan dengan serat E glass, hasil penelitian tersebut

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua

Analisis KEKEPAN ini dituliskan berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap sejumlah instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, dan terhadap

Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS di kalangan orang muda (usia 15-24 tahun) pada populasi umum, dari 11,4 persen

Nilai ini bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat, kecuali terdapat kesalahan penilaian dan bukti