7 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia bisnis Indonesia terdiri dari bisnis yang disebut "usaha mikro". Usaha-usaha tersebut mencapai lebih dari 26 juta usaha atau 98,68 persen dari total usaha nonpertanian di Indonesia. Usaha mikro juga merupakan jenis usaha yang paling banyak di Indonesia, dengan lebih dari 59 juta usaha. Artinya, usaha mikro dapat mempekerjakan banyak orang. Namun, saat krisis 1997-1998 melanda Indonesia, usaha mikro mampu tetap berdiri kokoh. (Fatwitawati, 2017). Usaha mikro dan kecil merupakan bagian terbesar dari perekonomian nasional. UMK juga merupakan upaya besar untuk menghadapi ekonomi yang sulit, ketika krisis ekonomi melanda Indonesia. UMK mampu bertahan, bahkan membantu proses penyembuhan ekonomi nasional (national economic recovery). (Weya et al., 2020). UMK merupakan usaha yang bertumpu pada usaha orang perseorangan atau sekelompok kecil orang. Namun, banyak orang di Indonesia yang tidak yakin bagaimana bisnis ini akan menguntungkan seluruh penduduk. Padahal UMK sangat penting dalam membantu mengatasi tingginya angka pengangguran di Indonesia. Hal ini karena dapat membantu memberdayakan pekerja yang kehilangan pekerjaan atau yang telah menyelesaikan pendidikannya. Saat UMK beroperasi di area yang belum diolah, ini dapat membantu membangkitkan kegiatan ekonomi baru dan mendatangkan uang baru untuk area tersebut. Ini dapat membantu meningkatkan pundi-pundi lokal dan secara tidak langsung membantu negara juga. (Winbaktianur et al., 2020)
UMK merupakan bisnis yang membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Manajemennya yang sederhana memungkinkan lebih banyak pilihan untuk bisnis, yang berarti mereka dapat menggunakan lebih sedikit modal. Kegiatan UMK merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat untuk hidup nyaman dan
8 dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Tidak ada satu jenis barang atau jasa bisnis tertentu yang selalu tersedia, karena ini dapat berubah tergantung pada kondisi pasar. UMK di Indonesia seringkali sangat baru dan mobile, sehingga mereka sering berpindah-pindah. Artinya, sebagian besar sudah beroperasi kurang dari 10 tahun. (Fatwitawati, 2017).
Data yang diperoleh dari Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi bahwa ada 3.255 UMK di tahun 2019 dengan persentase peningkatan pada tahun 2020 sekitar 26% dengan jumlah UMK di Kota Jambi pada tahun 2020 sebanyak 4.116. dapat dilihat bahwasannya Perkembangan untuk UMK cukup signifikan untuk daerah Kota Jambi, perkembangan UMK pada saat ini terlihat sangat pesat dan selalu mengikuti tren. Sehingga pelaku usaha diharuskan untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usahanya.
Kota Jambi berada di Provinsi Jambi yang memiliki banyak potensi dalam peningkatan ekonomi kreatif. Usaha kecil tumbuh dan berkembang dengan baik, dan ada banyak peluang kreativitas di sini. Di Seberang banyak sekali batik (kain tradisional yang terbuat dari benang warna- warni). Ini karena Seberang memiliki sejarah budaya dan seni yang panjang, dan masyarakat setempat memiliki cara tersendiri dalam melakukan sesuatu. Terdapat 57 jenis kain batik di Kota Seberang Jambi, dan ini merupakan kain dengan kualitas terbaik di kota tersebut. Namun, pangsa pasar kain batik yang diproduksi di Kota Seberang Jambi (Sekoja) semakin menurun, terutama untuk kain batik kualitas unggul. Terjadi penurunan batik karena daerah lain lebih banyak memproduksinya, terutama batik Jawa. (Ade Oktavi, 2015). Jika pangsa pasar atau produktivitas bisnis menurun, hal itu dapat berdampak negatif pada kesuksesan. Namun, jika menyeimbangkan manajemen keuangan yang baik dengan kesuksesan bisnis, dapat mengatasi penurunan tersebut.
Manajemen keuangan adalah cara mengendalikan keuangan dan memastikan bahwa semua keuangan digunakan dengan benar. Ini termasuk merencanakan, menganalisis, dan mengendalikan aktivitasnya.
Manajemen keuangan membantu perusahaan untuk memaksimalkan
9 sumber dayanya dan tetap menguntungkan sebanyak mungkin. Ini membantu untuk mengetahui cara menghemat uang, dan untuk memastikan bahwa uang yang tersedia digunakan paling efektif. Menurut (Hayat, Atma. 2021) Adapun Fungsi manajemen keuangan melibatkan pengambilan keputusan tentang investasi, cara membelanjakan uang, dan cara membayar dividen. Untuk membantu perusahaan mencapai tujuan keseluruhannya menjadi sesejahtera mungkin, manajer keuangan perlu membuat tujuan yang lebih spesifik untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya. Begitu pula pada pengelola perusahaan dari bagian yang lain seperti : bagian produksi maupun pemasaran. Bagian pemasaran akan mencoba mencari cara untuk membuat produk lebih populer di kalangan konsumen atau menemukan area baru di mana perusahaan dapat menjual produk. Departemen produksi akan fokus pada cara untuk mengurangi biaya atau mempercepat proses produksi untuk meningkatkan efisiensi.
Bagian keuangan laporan melihat bagaimana investasi yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda dan bagaimana ini dapat digunakan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk Anda. Ada dua cara berbeda untuk melihatnya: pendekatan risiko hasil dan pendekatan profitabilitas- likuiditas.
Ini menunjukkan bahwa penting untuk memiliki keterampilan manajemen keuangan yang baik bahkan jika Anda seorang pengusaha di Indonesia. Namun, ada beberapa pengusaha Indonesia yang tidak mempraktikkan manajemen keuangan yang baik. Banyak usaha kecil tidak memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan, sehingga hal ini dapat menyebabkan mereka melakukan kesalahan dengan uang mereka. Hal ini menyebabkan beberapa bisnis bangkrut.
Beberapa pengusaha UMK tampaknya tidak terlalu peduli untuk memastikan bisnis mereka dapat bertahan secara finansial, dan ini dapat berdampak negatif pada bisnis mereka. Cara yang baik untuk memastikan UMK dapat tetap kuat adalah dengan menerapkan praktik manajemen keuangan yang baik, yang akan memastikan uang perusahaan digunakan dengan bijak. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dilihat bahwa
10 meningkatkan manajemen keuangan kami adalah kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis kami secara efisien.
Melihat persaingan perdagangan yang sangat pesat maka dari itu UMK harus memiliki kinerja yang baik agar dapat bersaing dalam dunia perdangan dan untuk menghasilkan kinerja yang baik UMK harus dapat mengelola keuangan usaha dengan baik. Manajemen keuangan sering diabaikan oleh para pelaku UMK, dikarenakan kurangnya pengetauan para pelaku usaha mikro tentang bagaimana Manajemen Keuangan tersebut, sehingga menyebabkan mereka tidak mampu mengelola keuangan usaha dengan baik sehingga akan mempengaruhi kinerja usaha.
Ada cara untuk mengukur seberapa baik kinerja bisnis dengan melihat laporan keuangan mereka. Laporan ini menunjukkan seberapa baik bisnis mengelola uang mereka dan menyimpan catatan. (Pakpahan, 2020).
Dalam fenomena yang terjadi dimana peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa responden UMK, dan persoalan yang muncul di lihat dari 4 indikator pengelolaan keuangan ataupun manajemen keuangan yaitu perencanaan, pencatatan, pelaporan dan pengendalian.
Dimana perencanaan mulai dari Menentukan anggaran produksi, anggaran penjualan, anggaran modal, anggaran laba, Untuk pencatatan mulai dari mengumpulkan nota, Faktur, dan kuitansi, dan mencatat transaksi keuangan yang telah terjadi dengan penulisan secara kronologis dan sistematis, untuk pelaporan membuat laporan, laba rugi, dan laporan posisi keuangan, dan untuk pengendalian yaitu meliputi memantau Bersama beban dan biaya periode, menganalisis keuangan perusahaan, pemantauan terhadap realisassi anggaran.
Dari 4 indikator di atas hanya dua indikator yang di terapkan oleh pelaku UMK yaitu dalam perencanaan dan itupun hanya melaksanakan perencanaan anggaran kebutuhan belanja seperti perencanaan kebutuhan apa saja yang akan di beli untuk menunjang kegiatan usahala dan untuk pencatatan pelaku UMK sudah menerapkan pencatatan pengeluaran dan pemasukan keuangan usaha akatetapi belum secara kronologis dan juga sistematis. Akan tetapi hanya beberapa UMK yang melakukan hal tersebut
11 dalam kegiatan usaha mereka. Dan didapat dari hasil wawancara beberapa responden UMK masih ada yang belum menerapkan manajemenn keuangan ataupun pengelolaan keuangan dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan mengenai penerapan manajemen keuangan dan juga tidak memiliki waktu yang yang cukup sebab pelaku UMK disibukan dengan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan para UMK sulit untuk berkembang dan memperluas usahanya, banyak UMK yang bisa berjalan dan bertahan hingga bertahun tahun akan tetapi masih saja stagnan tidak ada perkembangan dan perubahan yang signifikan dari usaha nya. Padahal dengan adanya penerapan manajemen keuangan ataupun pengeloaan keuangan yang baik pelaku UMK lebih mudah untuk memonitoring usahanya dan juga lebih mudah untuk mengetahui apa permasalah yang ada pada usahannya.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Eka Ayu Sabrina (2013) dengan judul Analisis Manajemen Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah Kacang Jaruk HJ. Ati barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan menyatakan bahwa penerapan manajemen keuangan belum dilakukan secara optimal dikarenakan perusahaan hanya melakukan pencatatan kas masuk dan keluar secara manual, dan tidak adanya sistem audit yang dilakukan di dalam perusahaan tersebut.
Dan berdasarkan penelitian dari Endang Purwanti dengan judul Analisis pengetahuan laporan keuangan pada UMK Industri konveksi di salatiga menyatakan mengenai tanggapan 64% peserta survei yang sebagian besar mengatakan mengetahui sesuatu tentang laporan keuangan karena berkaitan dengan pembukuan, banyak usaha yang terhambat karena karyawannya tidak memahami pentingnya laporan keuangan. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam mengembangkan rencana bisnis dan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan perusahaan.
Lalu, berdasarkan penelitian dari Khadijah (2020) dengan judul Analisis Pengelolaan Keuangan pada UMK di Kota Batam menyatakan bahwa Pada UMK di Kota Batam pengelolaan keuangan masih sangat
12 sederhana. Hanya ada sistem anggaran sederhana yang digunakan untuk melacak dan mengontrol pengeluaran. Tidak ada laporan keuangan yang dibuat sehingga pelaku usaha perlu mempelajari pengelolaan keuangan untuk menilai kesehatan usahanya. Artinya, pemahaman dan pengetahuan UMK tentang pengelolaan keuangan masih rendah sehingga menghambat kemampuan mereka untuk bersaing.
Kemudian penelitian dari Mishelei Loen (2019) dengan judul penelitian analisis laporan keuangan usaha mikro kecil dan menengah (UMK) industri tas dan sepatu new hunteria dengan pendekatan standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil dan menengah (sakemkm) menyatakan bahwa Laporan keuangan yang disiapkan oleh UMK (seperti yang Anda gunakan untuk melacak uang Anda) tidak selalu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yang merupakan peraturan yang mengatur bagaimana bisnis melaporkan pendapatan dan pengeluaran mereka. Para peneliti ingin tahu tentang hal ini, jadi mereka mengevaluasi kembali berbagai hal di UMK dengan cara yang berbeda, pada waktu yang berbeda, dan dengan kelompok karyawan yang berbeda.
Peneliti tertarik untuk mempelajari bagaimana manajemen keuangan yang digunakan pada batik UMK Kota Seberang Jambi.
Penelitian ini penting untuk mengetahui pengelolaan keuangan apa yang paling cocok untuk UMK batik Kota Seberang Jambi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembinaan UMK kedepannya. Dengan judul penelitian “Analisis Penerapan Manajemen Keuangan pada Usaha Mikro, dan Kecil (UMK) Batik di Sebrang Kota Jambi‖.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam aspek latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian yaitu Bagaimana penerapan manajemen keuangan pada Usaha Mikro, dan Kecil (UMK) Batik di Sebrang Kota Jambi?
13 1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen keuangan pada Usaha Mikro, dan Kecil (UMK) Batik di Sebrang Kota Jambi.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Usaha Mikro
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan saran bagi Usaha Mikro batik di Seberang Kota Jambi.
2. Universitas
Penelitian ini dapat menambah daftar referensi kepustakaan di perpustakaan Universitas Jambi.
3. Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pembaca mengenai Penerapan Manajemen Keuangan pada Usaha Mikro Batik di Kota Seberang.