• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : RIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : RIRI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL DAN MENENGGAH (SAK-EMKM) PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) KONVEKSI JILBAB DAYASA BUKITTINGGI

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Batusangkar

Oleh :

RIRI 14 231 095

JURUSAN EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

1440 H / 2019 M

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

RIRI, NIM 14 231 095. Judul Skripsi: Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK-EMKM) Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi. Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini bagaimana pencatatan dan penyusunan laporan keuangan yang di lakukan pada Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM pada usaha mikro

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui wawancara dengan pihak Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi belum menerapkan siklus akuntansi yang lengkap berdasarkan SAK-EMKM.

Pada tahap-tahap pencatatan tidak melakukan penjurnalan, pada tahap penggolongan tidak melakukan posting buku besar, pada tahap pengikhtisaran tidak melakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo dan neraca saldo setelah penyesuaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi belum memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan SAK-EMKM. Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi hanya membuat pencatatan keuangan sederhana yaitu hanya mencatat uang masuk dan uang keluar.

Kata Kunci: UMKM, Laporan Keuangan, SAK-EMKM.

(6)

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ABSTRAK

DAFTAR ISI ...i

DAFTAR TABEL...ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Fokus Penelitian ...6

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian...6

E. Manfaat Dan Luaran Penelitian ...7

F. Defenisi Operasional ...7

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... ..9

B. Penelitian Relevan... ... ..32

C. Kerangka Berfikir ... ..35

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...36

C. Instrumen Penelitian ...36

D. Sumber Data Penelitian ...37

E. Teknik Pengumpulan Data ...37

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data ...37

BAB IV : METODE PENELITIAN A. Temuan Penelitian/Hasil Penelitian ...39

B. Pembahasan ...41

(7)

ii BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...71 B. Saran ...71

DAFTAR PUSTAKA ...73

(8)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Jurnal Penjualan ...43

Tabel 4.2 : Jurnal Penerimaan Kas ...43

Tabel 4.3 : Jurnal Pengeluaran Kas ...45

Tabel 4.4 : Jurnal Pemakaian Bahan Baku...47

Tabel 4.5 : Jurnal Umum ...48

Tabel 4.6 : Buku Besar ...50

Tabel 4.7 : Neraca Saldo ...55

Tabel 4.8 : Jurnal Penyesuaian ...60

Tabel 4.9 : Buku Besar ...61

Tabel 4.10 : Neraca Saldo Setelah Penyesuaian ...64

Tabel 4.11: Laporan Posisi Keuangan ...67

Tabel 4.12: Laporan Laba Rugi ...69

Tabel 4.13: Catatan Atas Laporan Keuangan ...70

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro Kecil Menengah telah tumbuh dan berkembang sebelum Indonesia merdeka. UMKM diatur pada UU No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro kecil menengah. Dengan diberlakukan UU tersebut maka usaha mikro kecil menengah mendapat jaminan dan keadilan usaha.

Selain itu pemberlakuan ini juga dapat meningkatkan kedudukan, peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan ekonomi, dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja.

Berdasarkan Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa usaha mikro adalah usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro.

Usaha kecil adalah usaha perorangan atau badan usaha yang bukan bagian dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil.

Usaha menengah adalah usaha perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan bagian dari usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau penjualan tahunan sesuai dengan Undang-Undang ini, usaha besar adalah usaha yang dilakukan badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang perlu mendapat perhatian, karena UMKM merupakan usaha yang terbukti menyediakan lapangan pekerjaan disaat persaingan mendapatkan pekerjaan disektor formal sangat ketat. Sektor UMKM memberikan dampak yang baik bagi masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Setiap usaha diharapkan mempunyai laporan keuangan untuk menganalisis kinerja keuangan sehingga dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-

(10)

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Namun praktik akuntasi keuangan pada usaha mikro kecil menengah (UMKM) masih rendah dan memiliki banyak kelemahan dan kurangnya kemampuan pelaku UMKM dalam bidang pengelolaan usaha juga termasuk kendala yang dihadapi UMKM, antara lain rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahaman pelaku UMKM tersebut dalam bidang akuntansi. Dan membuat pelaku UMKM kurang memahami pencatatan laporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan dengan lebih akurat dan relevan. Selain itu, dengan menyusun laporan keuangan yang jelas dan akurat maka akan mempermudah pelaku UMKM dalam pengisian SPT dan penambahan modal usaha. Biasanya pembukuan UMKM dilakukan dengan cara-cara sederhana dan tidak detail.

(Krisdiartiwi, 2011).

Semakin berkembang usaha, menuntut UMKM untuk berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan. Misalnya untuk meningkatkan pendanaan UMKM akan berhubungan dengan pihak bank/lembaga keuangan lainnya. Pihak bank/lembaga keuangan tersebut biasanya akan mensyaratkan laporan keuangan untuk menilai kelayakan kredit dari UMKM. Dengan demikian semakin berkembangnya usaha menuntut UMKM untuk menyediakan laporan keuangan dengan baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang akurat dan baku akan banyak membantu dalam upaya pengembangan bisnisnya secara kuantitatif dan kualitatif.

Perintah tentang akuntansi atau pencatatan terdapat dalam Surah Al-baqarah ayat 282 yang berbunyi :







 











 







 













 

(11)



























































 







 































 











 

















 

















 























 





 



















   



 











Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.

Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara

(12)

kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya.dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 282 diatas menjelaskan bahwa perintah wajib untuk mencatat atau menuliskan dengan benar jika dalam bermuamalah sesuai dengan ketentuan Allah dan perundangan yang berlaku di Indonesia. Dalam surat Al-baqarah juga dijelaskan bahwa prinsip dasar yang universal dalam akuntansi atau pencatatan adalah prinsip akuntabilitas atau pertanggungjawaban dengan wujud pelaporan akuntansi. Prinsip keadilan, dalam konteks ini hendaklah setiap transaksi dicatat dengan benar. Prinsip kebenaran, dalam konteks ini prinsip kebenaran ini akan menciptakan prinsip keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaki akuntansi. (Syaukani, 2009:203)

Untuk membantu UMKM memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan, Dewan Standar Akutansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK IAI) pada tahun 2016 telah menyusun dan mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK-EMKM).

Ketua dewan pengurus nasional IAI, Mardiasmo mengatakan bahwa SAK-EMKM diterbitkan untuk membantu meningkatkan akuntabilitas UMKM dan menjadi lebih transparan, efisien, dan akuntabel.

Perihal tersebut sejalan dengan tujuan dalam Undang-Undang No, 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang menyatakan bahwa UMKM bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan, SAK-EMKM ini efektif per 1 Januari 2018.

SAK-EMKM diterbitkan oleh IAI dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi UMKM dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari rangkaian proses suatu pembukuan yang akan dijadikan dasar untuk menetukan posisi dan kinerja suatu entitas.

(13)

Standar Akuntasi Keuangan yang harus diterapkan oleh UMKM yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK-EMKM). SAK-EMKM merupakan penyederhanaan dari SAK- ETAP lebih mudah digunakan dan lebih sesuai dengan kondisi entitas yang tidak dimiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (General Purpose Financial Statment) bagi pengguna eksternal seperti pemilik yang tidak terlihat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. (Bahri, 2016:9).

Penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK-EMKM mencakup beberapa karakteristik yang ada pada laporan keuangan.

Karakteristik laporan keuangan menurut SAK-EMKM yaitu relevan, mudah dipahami, keandalan, kelengkapan, tepat waktu dan keseimbangan antara biaya dan manfaat. Namun demikian kenyataan yang terjadi pada UMKM masih belum melakukan pencatatan sebagaimana mestinya dan melakukan penyusunan laporan keuangan yang mengacu pada SAK- EMKM. Laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK-EMKM) pada UMKM, terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan.

Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi memiliki nilai aset yang cukup banyak maka perlu pertanggungjawaban yang jelas atau yang sesuai dengan SAK-EMKM, karena Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi membuat laporan keuangan hanya mencatat uang masuk dan uang keluar pada sebuah buku dan tidak ada penyusutan aset setiap periode. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini masih melakukan pencatatan secara sederhana.

Perusahaan ini mempunyai kelemahan karena tidak membuat penyusutan dan laporan keuangan sebagaiman mestinya. Perusahaan juga tidak maksimal dalam perencanaan, maitenance (pemeliharaan) dan

(14)

perencanaan barang baru maupun perlu pembaharuan agar dapat memperpanjang umur ekonomis.

Hal ini lah yang menjadi fokus penelitian penulis mengenai laporan keuangan Konveksi Jilbab Dayasa berdasarkan uraian latar belakang diatas, untuk mencapai kesesuaian antara laporan keuangan UMKM dengan standar yang berlaku yakni SAK-EMKM, maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah (SAK-EMKM) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis jelaskan diatas, fokus penelitian yang penulis teliti adalah laporan keuangan pada Konveksi Jilbab Dayasa, yang nantinya penyusunan laporan keuangan tersebut dibuat sesuai dengan SAK-EMKM tentang Laporan Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pencatatan dan penyusunan laporan keuangan yang di lakukan pada Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menerapkan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK-EMKM pada UMKM Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi.

(15)

E. Manfaat dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian

a. Bagi UMKM Konveksi Jilbab Dayasa

Penelitian ini bertujuan agar UMKM bisa memanfaatkan hasil penelitian untuk memberi informasi mengenai penyusunan laporan keuangan dengan berpedoman kepada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK-EMKM).

b. Bagi akademik

Untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta bermanfaat sebagai dasar penelitian selanjutnya.

c. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan syarat untuk memenuhi persyaratan jenjang program S1 pada Institut Agama Islam Negeri Batusangkar dan menambah pengetahuan penulis tentang pelaporan keuangan UMKM.

2. Luaran Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi referensi di perpustakaan IAIN Batusangkar, selain itu juga diharapkan penelitian ini dapat diseminarkan nantinya.

F. Definisi Opersional 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan (Financial Report) adalah ikhtisar tentang keadaan keuangan (Financial) suatu perusahaan selama periode tertentu.

2. SAK-EMKM

SAK-EMKM adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah, artinya SAK-EMKM diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya tidak akuntabel untuk publik secara luas.

Badan usaha yang tergolong ke dalam entitas tanpa akuntabilitas

(16)

publik yaitu perorangan, Persekutuan, Firma, Commonditaire Vetnootschop (CV), Perseroan Terbatas (PT) yang tidak memiliki akuntabilitas signifikan.

Menurut IAI 2018, SAK EMKM dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas mikro, kecil, dan menengah. Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas tanpa akuntanbilitas publik yang signifikan.

Sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha, mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidaknya selama 2 tahun berturut-turut.

Penyajian laporan keuangan EMKM disusun secara rinci pada SAK EMKM yang mana penyajian harus konsisten, informasi keuangan yang komparatif, serta lengkap.

(17)

9 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori

1. Teori Entitas

Teori entitas menekankan bahwa perusahaan merupakan unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari identitas pemilik. Hal ini berarti terdapat pemisahan antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan perusahaan. Dengan demikian, transaksi atau kejadian yang dicatat dan dipertanggungjawabkan adalah transaksi yang melibatkan perusahaan. Perusahaan dianggap bertindak atas nama dan kepentingannya sendiri terpisah dari pemilik. Teori entitas memiliki dua versi yaitu :

a. Versi Tradisional

Menurut pandangan tradisional, perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus melaporkan status investasi dan konsekuensi investasi yang dilakukan pemilik.

b. Versi Baru

Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan kepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri. Penyajian laporan keuangan kepada pemegang ekuitas dimaksudkan untuk memenuhi syarat legal dan menjaga hubungan baik dengan pemegang ekuitas dalam kaitannya dengan kebutuhan.

Implikasi teori entitas pada penelitian ini adalah teori entitas menjelaskan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan kepentingan terhadap hidupnya sendiri, penyajian laporan keuangan kepada pemegang ekuitas dimaksud untuk memenuhi syarat legal dan menjaga hubungan baik dengan pemegang ekuitas dalam kaitannya dengan kebutuhan dana yang diperlukan dimasa mendatang. Dengan

(18)

mengimplementasikan SAK-EMKM dalam menyusun laporan keuangan, UMKM dapat memenuhi syarat untuk memperoleh kebutuhan modal (pengajuan kredit), dan sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada pihak pemberi modal. Serta dengan menyusun laporan keuangan berbasis SAK-EMKM, dapat mencerminkan adanya pemisah antara keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi, karena perusahaan merupakan unit usaha yang berdiri sendiri.

2. UMKM

a. Pengertian UMKM

Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usahan mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

(19)

mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional, selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan : 1) Kekeluargaan

2) Demokrasi ekonomi 3) Kebersamaan

4) Efisiensi berkeadilan 5) Berkelanjutan

6) Berwawasan lingkungan 7) Kemandirian

8) Keseimbangan kemajuan 9) Kesatuan ekonomi nasional

Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu:

1) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

2) Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

3) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

4) Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan penyelenggaran perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah diantaranya :

1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan.

(20)

2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

3) Meningkatkan peran usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja.

b. Kriteria UMKM

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah).

3) Warga Indonesia

4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung mapun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

5) Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Adapun kriteria UMKM berdasarkan tingkat usaha, jumlah aset dan omzet penjualannya.

6) Usaha Mikro memiliki asset maks 50 Juta dan omzet maks 300 Juta.

7) Usaha kecil memiliki asset >50 Juta – 500 Juta dengan omzet

>300 Juta – 2,5 Milyar.

8) Usaha Menengah >500 Juta – 10 Milyar dengan omzet >2,5 Milyar – 50 Milyar.

c. Ciri-Ciri UMKM

1) Jenis hasil usahanya tidak tetap, dalam arti mereka bisa sewaktu-waktu berubah usahanya.

2) Tempatnya, atau bahasa sederhananya ialah tempat usaha mereka tidak tetap dan suka berpindah-pindah.

(21)

3) Tidak memiliki sistem administrasi, walaupun yang sederhana sekalipun dan tidak jarang juga mereka tidak memisahkan keuangan usaha denga keuangan biaya pengeluaran keluarga.

4) SDM atau sumber daya manusiamya belum begitu profesional.

5) Kebanyakan mereka belum begitu mengetahui cara berhubungan dengan Bank, namun mereka biasa menggunakan layanan keuangan non-Bank (rentenir, arisan, Dll).

6) Tidak mempunyai ijin usaha apalagi nomor pokok wajib pajak atau NPWP.

d. Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntasi Indonesia sebagaimana tercantum dalam Standar Akuntasi Keuangan No. 1 (IAI, 2009:9), adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputasan ekonomi. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liatibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas.

Menurut SAK EMKM (2016) laporan keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Pengguna tersebut meliputi sumber daya bagi entitas, seperti kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

(22)

dipercayakan kepadanya. Berdasarkan SAK EMKM (2016) laporan keuangan minimum meliputi:

3. Akuntansi

a. Pengertian akuntansi

Menurut American Accounting Association Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut. Akuntansi didefinisikan pula sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan dalam penyediaan jasa yang berupa informasi keuangan kualitatif dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. (Pura, 2013:4).

Akuntansi pada umumnya merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. (Ikhsan & Suprapto, 2008: 18).

Akuntansi adalah proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan. Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1) Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi.

2) Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam pengambilan keputusan mengetahui kesatuan

(23)

usaha yang bersangkutan. (Puspitawati & Anggadini, 2014: 37- 38)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan pengelohan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti maka diinput ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.

b. Macam-Macam Akuntansi

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, telah timbul berbagai macam spesialisasi dalam akuntansi. Macam-macam akuntansi yang penting yaitu sebagai berikut:

1) Akuntansi keuangan

Fungsi akuntansi itu berhubungan dengan pencatatan transaksi-transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi yang lain, dan penyusunan laporan keuangan secara periodik dari catatan tersebut. Oleh karena itu, akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, dan masyarakat. (M.Sadeli, 2011:5).

2) Auditing

Bidang aktivitas yang menyangkut suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas. Pemeriksaan akuntansi adalah jasa utama yang bisa diberikan oleh akuntan publik.

Dalam melaksanakan tugasnya, akutansi mengadakan pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan suatu perusahaan, dan akhirnya mengeluarkan suatu

(24)

pernyataan pendapat mengenai kelayakan dan kewajaran laporan keungan tersebut. (M.Sadeli, 2011:5)

1) Akuntansi manajemen

Jenis akuntansi ini mempergunakan data historis maupun data taksiran untuk membantu manajemen dalam operasi sehari-hari dan perencanaaan operasi mendatang.

Tujuan utama akuntansi manajemen adalah menyajikan informasi pengambilan keputusan yang relevan kepada manajemen perusahaan (pihak intern). Akuntansi manajemen memberikan sumbangan penting kepada fungsi perencanaan dan pengawasan manajemen suatu perusahaan, melalui pemanfaatan akuntansi biaya, budgeting, dan sistem akuntansi. Akuntan manajemen sesuai dengan keahlian dan pengalaman dapat diminta untuk diberikan nasehat dalam bidang kebijakan dan administrasi kepada pimpinan perusahaan. Tugas ini oleh CPA (Certified Public Accounting) sering disebut dengan Management Advisory Service atau Administrative Service. (M.Sadeli, 2011:5) 2) Akuntansi biaya

Akuntansi biaya menekankan masalah penetapan dan pengendalian biaya, terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Kemudian perhatian yang makin meluas mulai diberikan bahwa akuntansi biaya membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan biaya atas berbagai aktivitas pengadaan, pengelolaan, distribusi, dan penjualan barang atau jasa. Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data biaya, baik data aktual maupun data proyeksi.

(M.Sadeli, 2011:6).

(25)

3) Akuntansi anggaran

Jenis akuntansi ini menyajikan rencana operasi keuangan untuk suatu periode tertentu, melalui pencatatan dan meringkas data pelaksanaan. Disamping itu, juga memberikan analisis data perbandingan dan operasi sebenarnya dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga merupakan kombinasi kegiatan perencanaan dengan pengendalian operasi dimasa depan. (M.Sadeli, 2011:6) 4) Sistem akuntansi

Sistem akuntansi merupakan bidang khusus yang menangani perencanaan dan penerapan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan. Seorang akuntan sistem harus merencanakan suatu sistem yang memiliki unsur memeriksa dan mencocokkan (checks and balances) untuk dapat menjaga harta perusahaan, dan mempunyai arus informasi yang efisien dan bermanfaat bagi manajemen. Ia juga harus memahami penggunaan dan kegunaan dari jenis-jenis alat pemprosesan data (data processing equipment). (M.Sadeli, 2011:6)

5) Akuntansi pajak

Akuntansi pemerintah termasuk pula akuntansi lembaga-lembaga non profit (non profit organization accounting ) atau Institusional Accounting, mengkhususkan pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit- unit pemerintah dan organisasi non profit lainnya, seperti:

mesjid, lembaga amal, yayasan, rumah sakit, dan lembaga- lembaga pendidikan. (M.Sadeli, 2011:6-7).

6) Akutansi pemerintah

Akuntansi pemerintah termasuk pula akuntansi lembaga-lembaga non profit (non profit organization accounting) atau Institusional Accounting, mengkhususkan

(26)

pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit- unit pemerintah dan organisasi nonprofit lainnya, seperti:

mesjid, lembaga amal, yayasan, rumah sakit, dan lembaga- lembaga pendidikan. (M.Sadeli, 2011:6-7).

7) Akuntansi sosial

Akuntansi sosial merupakan bidang baru dalam akuntansi. Pada saat ini semakin meningkat permintaan terhadap jasa profesi untuk mengukur biaya hidup dan manfaat sosial, yang sebelumnya tidak dapat diukur. Tugas akuntansi ini ialah menyangkut masalah penggunaan dana- dana kesejahteraan sosial dalam masyarakat. (M.Sadeli, 2011:7)

8) Akuntansi international

Akuntansi ini menyangkut masalah khusus yang berkaitan dengan perdagangan internasional dari perusahaan-perusahaan multinasional. Seorang akuntan yang mengambil spesialisasi dalam bidang ini, harus memahami seluk beluk bea cukai, bidang hukum, dan perpajakan dan berbagai negara, yang berpengaruh terhadap operasi interasional perusahaan tersebut dan terhadap prinsip-prinsip akuntansi. (M.Sadeli, 2011:7).

9) Akuntansi pendidikan

Akuntansi ini merupakan bidang khusus yang menyangkut pendidikan akuntansi. Tetapi disamping mengajar, guru-guru akuntansi kadang-kadang juga mengadakan penelitian, pemeriksaan akuntansi, atau terlibat dalam pengerjaan akuntansi perpajakan atau bidang akuntansi lainnya baik sebagai tenaga lepas (part time) atau sebagai penasehat (konsultan). (M.Sadeli, 2011:7).

(27)

c. Pengguna Informasi Akuntansi

1) Investor, penanam modal, penasehat dan pemegang saham membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasinya serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

2) Karyawan membutuhan informasi keuangan mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, dan untuk menilai kemampuan perusahaan.

3) Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada jatuh tempo atau tidak.

4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Informasi keuangan digunakan untuk memutuskan apakah jumlah terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

5) Pelanggan. informasi keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan.

6) Pemerintah, Informasi keuangan dibutuhkan untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional.

7) Masyarakat, informasi keuangan digunakan untuk membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan. (Bahri, 2016:2-3)

d. Siklus Akuntansi

Siklus akuntasi adalah tahapan-tahapan mulai terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan berikutnya. Siklus akuntansi dimulai dari bagaimana transaksi itu dicatat, bagaimana munculnya akun-akun pada jurnal dan bagaimana akun itu dinilai serta disajikan di laporan keuangan dan kembali pencatatan transaksi berikutnya seperti tahapan-tahapan sebelumnya. (Bahri, 2017:18).

(28)

Siklus akuntasi merupakan serangkaian kegiatan akuntasi yang dilakukan secara sistematis, dimulai dari pencatatan akuntansi sampai dengan penutupan pembukuan. (Hutauruk, 2017:6).

Adapun siklus akuntansi adalah sebagai berikut : 1) Penganalisisan transaksi (analizing transaction)

2) Pencatatan atau pembukuan transaksi kedalam jurnal (Recording Transactions in journals).

3) Pemindahan debit dan kredit dari jurnal ke pos/rekening yang sesuai dalam buku besar (posting debits anmd credits from journals to individual account).

4) Mempersiapkan neraca percobaan dan mengkompilasikan angka-angka yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan (mempersiapkan suatu lembar kerja) (preparing a trial balance and compling the figures needed for the contruction of financial statement [preparing a worksheet]).

5) Mempersiapkan laporan keuangan (preparing finacial ststement)

6) Membukukan penyesuaian sesuai posnya dan menutup buku (recording adjusting and closing entries in the general journal).

7) Melakukan penyesuaian sesuai posnya dan menutup buku (posting adjusting and closing entries).

8) Menyiapakan neraca percobaan selain tutup buku (preparing a post-closing trial balance.

4. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggungjawankan tugas yang dibebankan kepada pihak perusahaan. Manajemen

(29)

perusahaan bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaaan. Laporan keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

(Bahri, 2016:134)

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.

Unsur yang berkaitan langsung dengan posisi keuangan dalam laporan posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas, sedangkan unsur yang berkaitan dengan kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan arus kas mengambarkan baik elemen laporan laba rugi dan beberapa perubahan dalam elemen laporan posisi keuangan. (Surya, 2012:

16)

Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan pemiliknya atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut.

Laporan keuangan sangat penting dalam suatu perusahaan, karena laporan keuangan tersebut akan memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi suatu perusahaan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi itu akan mengambil keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. (Pura, 2013:86).

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta penambahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. (Najmudin, 2011:64- 65).

(30)

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Tujuan pembuatan dan penyusunan laporan keuanganm yaitu:

1) Memberikan informasi tentang jenis aset (harta) yang dimiliki perusahaan.

2) Memberikan informasi tentang jenis liabilitas dan ekuitas yang dimiliki perusahaan.

3) Memberikan informasi tentang jenis pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5) Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7) Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.

8) Informasi keuangan lainnya. (Kasmir, 2010: 86-87) Tujuan umum laporan keuangan sebagai berikut:

1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud:

a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.

b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya.

c) Untuk menilai kemampuannya dalam menyelesaikan utang- utangnya.

d) Menunjukkan kemampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:

(31)

a) Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemengang saham.

b) Menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan.

c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.

3) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang:

a) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

b) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan (Harahap, 2011: 126- 127).

b. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut SAK-EMKM Laporan Keuangan UMKM meliputi informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai asset, liabilitas, dan ekuitas dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Unsur-unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut menurut (SAK EMKM, 2016)

1) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas.

2) Liabilitas adalah kewajiban entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik.

3) Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

(32)

Informasi kinerja entitas terdiri dari informasi mengenai pendapatan dan beban selama periode pelaporan, dan disajikan dalam laporan laba rugi.

1) Pendapatan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal

2) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus kas keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.

Dasar Pengukuran unsur laporan keuangan dalam SAK EMKM adalah biaya historis. Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Biaya historis suatu liabilitas adalah sejumlah kas atau setara kas yang diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan keuangan atau laporan aba rugi yang memenuhi kriteria :

1) Manfaat ekonomi yang terkait dengan pos-pos aset, liabilitas, penghasilan dan beban dapat dipastikan akan mengalir ke dalam atau keluar dari entitas.

2) Pos-pos tersebut memiliki biaya yang dapat diukur dan andal.

Pengungkapan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK EMKM tidak memadai bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain atas posisi dan kinerja keuangan entitas.

Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi yang relevan, representative tepat,

(33)

keterbandingan, dan keterpahaman. Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan pada akhir setiap periode pelaporan.

Laporan keuangan minimal terdiri dari : 1) Laporan posisi keuangan.

Laporan posisi keuangan mencakup pos-pos sebagai berikut:

a) Kas dan setara kas b) Piutang

c) Persediaan d) Aset tetap e) Utang usaha f) Utang bank g) Ekuitas 2) Laporan laba rugi

Laporan laba rugi mencakup pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan b) Beban keuangan c) Beban pajak

3) Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat:

a) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai SAK EMKM.

b) Ikhtisar kebijakan akuntansi.

c) Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.

c. Konsep-Konsep dalam penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan laporan keuangan harus menggunakan konsep- konsep dasar laporan keuangan, sehingga menjamin adanya keseragaman penyajian dalam interprestasi atas laporan keuangan

(34)

untuk pihak eksternal atau luar manajemen. Konsep-konsep ini adalah sebagai berikut:

1) Konsep entitas usaha.

2) Konsep kelangsungan usaha.

3) Konsep dasar keuangan.

4) Konsep realisasi penghasilan.

5) Konsep harga pokok.

6) Konsep menandingkan antara penghasilan dan biaya.

7) Konsep tidak memihak.

8) Konsep konsistensi.

9) Konsep penjelasan.

10) Konsep materialitas.

11) Konsep hati-hati. (Pura, 2013: 9) d. Keterbatasan laporan keuangan

Pengguna laporan keuangan harus memahami keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan agar dalam membacanya tidak menimbulkan salah tafsir. Keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1) Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kepatuhan pihak tertentu:

3) Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangannya.

4) Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.

Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.

(35)

5) Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penialain suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aset yang paling kecil.

6) Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya.

7) Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi dari informasi yang dilaporkan.

8) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber- sumber ekonomi dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

9) Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan. (Harahap, 2011: 251- 252)

5. Standar Akuntansi Keuangan Entitas, Mikro, Kecil dan Menenggah ( SAK- EMKM)

a. Pengertian SAK-EMKM

Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan supaya mempunyai keseragaman yang sama dalam penyajian laporan keuangan. SAK merupakan hasil perumusan Komite Principal Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 mengantikan prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar akuntansi yang ada seperti: IAS, IFRS, ETAP, dan GAAP.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia terdiri dari empat jenis standar. Jenis standar ini berdiri sendiri dan memiliki pernyataan standar akuntansi. Empat jenis standar

(36)

tersebut, yaitu: SAK IFRS (SAK Umum), SAK-EMKM, SAK Syariah, dan SAK Pemerintahan. SAK disusun dan mengadaptasikan dari International Financial Reporting Standars (IFRS). SAK ini disusun untuk organisasi yang memiliki akuntabilitas publik, sedangkan SAK-EMKM di susun untuk mempermundah entitas mikro kecil, dan menengah dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) SAK-EMKM muncul sebagai solusi utuk entitas mikro kecil dan menengah. SAK-EMKM tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal seperti kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.

2) Perusahaan kecil dan Menengah akan mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit, serta mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk pengembangan usaha. (Bahri, 2016:9).

b. Manfaat SAK-EMKM

1) Diharapkannya dengan adanya SAK-EMKM, perusahaan kecil, menengah, maupun untuk menyusun laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit, dan mendapat opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha.

2) Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga lebih mudah dalam implementasinya.

3) Tetap memberikan informasi yang andal dalam penyajian laporan keuangan. (Bahri, 2016:9-10).

c. Penyajian Laporan Keuangan 1) Penyajian Wajar

Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai

(37)

dengan definisi dan kriteria pengukuran aset, liabilitas, penghasilan, dan baban.

Penyajian wajar laporan keuangan yang mensyaratkan entitas untuk mencapai tujuan:

a) Relevan : informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses pengambilanm keputusan.

b) Representasi tepat : informasi dalam laporan keuangan merepresentasikan secara tepat apa yang akan dierepresentasikan dan bebas dari kesalahan material dan bias.

c) Keterbandingan : informasi dalam laporan keuangan entitas dapat dibandingkan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Informasi dalam laporan keuangan entitas juga dapat dibandingkan antar entitas untuk mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan.

d) Keterpahaman : informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

2) Kepatuhan Terhadap SAK-EMKM

Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK EMKM, membuat pernyataan secar ekspilit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK EMKM dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat di deskripsikan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK EMKM, kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK EMKM.

(38)

3) Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan pada akhir setiap periode pelaporan, termasuk informasi komparatifnya.

4) Penyajian Yang Konsisten

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode entitas disusun secara konsisten, kecuali:

a) Telah terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau jika perubahan penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan menghasilkan penyajian yang lebih sesuai dengan kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.

b) SAK EMKM mensyaratkan perubahan penyajian, jika penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah karena penerapan diatas, maka entitas klasifikasikan jumlah komparatif, kecuali jika rekrasifikasi tidak praktis.

5) Informasi Komparatif

Informasi komparatif yaitu informasi satu periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan periode barjalan.

6) Identifikasi Laporan Keuangan

Laporan keuangan minimum terdiri dari :

a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode b) Laporan laba rugi selama periode

c) Catatan atas laporan keuangan, yang berisi tambahan dan rincian po-pos yang relevan

7) Identifikasi Laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Selain itu, entitas

(39)

menunjukan informasi berikut dengan jelas dan diulangi bilaman perlu untuk pemahaman informasi yang disajikan.

a) Nama entitas yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan

b) Tanggal akhir periode pelaporan dan periode pelaporan keuangan

c) Rupiah sebagai mata uang penyajian, dan

d) Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. (IAI, 2018, hal 78)

B. Penelitian Relevan

Adapun mengenai penelitian yang penulis bahas ini, dari hasil peninjauan penulis terhadap beberapa pembahasan yang ada kaitannya dan searah dengan masalah yang penulis bahas.

1) Jurnal UNS Vol.2 No.2 oleh Arri Alfitri, Ngadiman dan Sohidin dengan judul “Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pengrajin Meubel Desa Gondangsari Kecamatan Juwirang Kabupaten Klaten”. Ia meneliti pada tahun 2014. Ia meneliti tentang pemahaman pengrajin mebel di UMKM Desa Gondangsari tentang SAK-ETAP. Pencatatan dan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan pengrajin mebel Desa Gondangsari, dan untuk mengetahui apakah pencatatan dan penyusunan laporan keuangan sudah mengacu pada SK-ETAP dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi pengrajin mebel dalam melakukan pencatatan dan penyusunan keuangan yang mengacu pada SAK-ETAP. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis teliti adalah lembaga yang dijadikan tempat penelitian, objek dalam penelitian, tahun penelitian dan variabel penelitian.

2) Putu Febryna Utami Paramitha (2017), Vol: 8 No: 2, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, yang judul penelitiannya

“Penerapan Pencatatan Akuntansi Keuangan Pada Industri Kecil

(40)

rumahan Berdasarkan SAK-EMKM (Studi Kasus Pada Pembuatan Tas Kain Bali di Banjar Pauh Uma Bitera, Kabupaten Ginyar,Bali)”

sumber diambil dari jurnal. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu melakukan pencatatan laporan keuangan nya masih sederhana, dan mengalami kendala dalam membuat laporan keuangan berupa kurang pengetahuannya tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif deskriptif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang terjadi. Hasil penelitiannya adalah Industri rumahan pembuatan tas kain Bali sudah membuat laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) sudah mengetahui berapa laba sesungguhnya yang didapat dari usahanya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu sudah menerapkan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM sedangkan penelitian yang penulis lakukan belum menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM dan jenis penelitian penulis menggukan metode kualitatif, perbedaan mengenai objek penelitian terdahulu oleh Putu Febryna Utami Paramitha tentang Usaha Pembuatan Tas Kain Bali Di Banjar Pauh Uma Bitera, Kabupaten Ginyar,Bali) sedangkan penulis meneliti pada Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi.

3) Ketut Ari Warsadi (2017), Vol: 8 No: 2, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, yang judul penelitiannya “ Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Pada Usah Kecil Menengah Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Mama Jaya” sumber diambil dari jurnal. Permasalahan dalam penelitian ini keterbatasan pemikiran mengenai pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia yang kurang memadai dalam penyusunan laporan keuangan sehingga pemilik perusahaan belum mengelola usaha secara benar dan dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dan jenis data yang

(41)

digunakan data kuantitatif, seluruh informasi yang dikumpulkan dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Hasil penelitiannya adalah sudah menyajikan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada teorih ada yang sudah ada dengan menerapkan siklus akuntansi sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan yang baik, sesuai dan memadai dengan usaha PT.Mama Jaya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu sudah menerapkan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM, sedangkan penelitian yang penulis lakukan belum menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM dan hanya mencatat berapa penjualan dalam sehari. Dan jenis penelitian penulis lakukan menggunakan metode kualitatif, oleh karena itu penulis mencoba menyususun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM. Persamaan dengan peneitian terdahulu sama-sama menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM.

(42)

C. Kerangka Berfikir

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Laporan keuangan Konveksi

Jilbab Dayasa Bukittinggi

Laporan keuangan Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi belum

mengacu pada SAK-EMKM

Bentuk-Bentuk laporan keuangan:

1. Laporan posisi keuangan 2. Laporan laba rugi

3. Catatan atas laporan keuangan

Kesimpulan

(43)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan field research adalah penelitian lapangan yaitu pada Konveksi Jilbab Dayasa tentang laporan keuangan.

Metode penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yaitu memberikan gambaran terhadap data-data keuangan dan aset dari Konveksi Jilbab Dayasa yang penulis teliti. kemudian penulis akan mengolahnya dan di harapkan Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi dapat menerapkan SAK- EMKM.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah UMKM Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi yang jenis UMKM bergerak dalam bidang konveksi jilbab.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama empat bulan yaitu dari bulan September sampai Desember 2018

C. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini kebenaran sebuah data, yaitu sejauh mana sebuah data secara akurat menggambarkan fenomena sosial yang dirujuk.

Karenanya peneliti perlu untuk mengembangkan kriteria-kriteria logis namun praktis tentang kategorisasi data yang tengah dikumpulkan baik dari interview, observasi maupun analisis dokumen. (Efferin dkk, 2012:333).

Adapun instrumen penelitan yang penulis gunakan adalah penulis sendiri yang mewawancara pemilik dan melihat buku catatan pemilik.

Instrumen tambahan lainnya yang yang berguna untuk menunjang kelengkapan data adalah berupa buku catatan dan pena.

(44)

D. Sumber Data Penelitian

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data utama dari para UMKM Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi. Adapun sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, tetapi melalui media perantara, seperti buku catatan dan bukti pembayaran yang berhubungan langsung dengan laporan uang masuk dan uang keluar yang telah di buat UMKM Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi.

E. Tekinik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan jembatan yang menghubungkan peneliti dengan fenomena sosial yang ditelinya. Melalui metode yang dipilih, peneliti dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan guna menjawab research question yang ada. Beberapa metode pengumpulan data utama untuk penelitian kualitatif adalah interview, observasi, dan analisis dokumen. (Efferi dkk, 2012:316).

Adapun metode pengumpulan data ini adalah : 1. Wawancara

Teknik wawancara yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data lapangan. Penulis mengadakan wawancara langsung dengan informan yaitu pemilik UMKM Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi.

2. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian ini berupa catatan, buku, bukti pembelian UMKM Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi.

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data yang penulis gunakan adalah data kualitatif diolah dengan memberikan uraian atau gambaran tertulis. Pengolahan data ini akan penulis lakukan dengan langkah sebagai berikut:

(45)

1) Menghimpun semua data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2) Membahas masalah yang diteliti yaitu penulis membahas mengenai cara pencatatan keuangan Konveksi Jilbab Dayasa, dan membahas cara pelaporan keuangan Konveksi Jilbab Dayasa, serta apabila semua telah didapatkan penulis akan membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK-EMKM yang menjadi pedoman pelaporan keuangan UMKM.

3) Merumuskan kesimpulan dari masalah-masalah yang telah dibahas yaitu membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK- EMKM.

(46)

71 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian/Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Konveksi Jilbab Dayasa

Konveksi jilbab Dayasa adalah salah satu badan usaha yang bergerak dibidang konveksi jilbab di Bukittinggi. Usaha konveksi ini didirikan oleh ibu Wilda dan mulai berdiri pada tahun 2008 lalu, bermula dari ibu Wilda berjualan jilbab ke pasar-pasar tradisional. Setelah berjalan selama 2 tahun ibu Wilda mencoba membuat jilbab sendiri dengan modal kepercayaan. Setelah berjalan setengah tahun usaha itu cukup berkembang dengan pesat. Pada saat itu, ibu Wilda melihat suatu potensi pasar dibidang konveksi jilbab. Ibu Wilda melihat bahwa konveksi jilbab akan sangat menguntungkan, terlebih lagi trend busana muslim dikalangan masyarakat Indonesia berkembang begitu cepat, sehingga usaha konveksi jilbab merupakan suatu usaha bisnis yang tepat untuk ditekuni bagi ibu Wilda. Konveksi jilbab ini berlokasi di Bukittinggi atau lebih tepatnya rumah ibu Wilda sendiri. Hingga saat ini usaha konveksi jilbab Dayasa dapat dikatakan cukup sukses dalam menjalankan bisnisnya. Terlihat dari banyaknya produksi jilbab yang dapat mencapai kurang lebih 20 kodi dalam sehari, untuk memproduksi jilbab sebanyak itu dibutuhkan kurang lebih 10 orang karyawan. Bahan (kain) yang digunakan dalam memproduksi jilbab bermacam-macam, seperti kain woll peach, wolly crepe, katun dan shifon. Bahan yang digunakan dibeli oleh Ibu Wilda langsung dari Jakarta, ini dilakukan untuk menjaga kualitas dari bahan serta produk yang dihasilkan.

2. Laporan Keuangan Konveksi Jilbab Dayasa

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan harus disusun secara benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dengan siklus akuntansi yang benar.

(47)

Dalam penyusunan laporan keuangan Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi belum menyusun laporan keuangan SAK EMKM. yakni standar akuntansi keuangan yang membahas tentang laporan keuangan entitas mikro kecil menenggah.

Konveksi Jilbab Dayasa Bukittinggi membuat catatan uang masuk dan keluar. Sedangkan berdasarkan SAK-EMKM setiap entitas harus menyajikan laporan keuangan yang berupa Laporan posisi keuangan, Laporan laba rugi, dan Catatan atas laporan keuangan.

B. Pembahasan

1. Siklus Akuntansi pada Konveksi Jilbab Dayasa SAK-EMKM a. Tahap Pengidentifikasian (Identification)

Tahap pengidentifikasian adalah cara mengidentifikasi transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas dalam periode tertentu. Pengidentifikasian bukti transaksi juga merupakan salah satu langkah awal dari perancangan jurnal.

Adapun tahapan pengidentifikasian transaksi ke dalam jurnal meliputi:

1) Mengidentifikasi transaksi berdasarkan bukti transaksi yang ada.

2) Menentukan masing-masing akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan diklasifikasikan berdasarkan jenisnya.

3) Menetapkan apakah akun-akun tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi yang ada.

4) Menetapkan apakah akun-akun tersebut diletakkan di posisi debit ataupun kredit.

5) Memasukkan transaksi ke dalam buku jurnal.

Fungsi dari tahap pengidentifikasian adalah untuk mengidentifikasi transaksi dari bukti transaksi yang ada..

b. Tahap Pencatatan

Pengidentifikasian atas transaksi yang telah dilakukan kemudian dicatat ke dalam jurnal umum. Jurnal umum merupakan catatan akuntansi yang pertama dalam siklus akuntansi. Di dalam jurnal

Gambar

Gambar  1.1  Kerangka Berpikir  Laporan keuangan Konveksi

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil

Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) mensyaratkan laporan keuangan yang disajikan Usaha mikro kecil

PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH (SAK-EMKM) PADA AGEN.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan tentang pemahaman mengenai laporan keuangan berbasis standar Akuntansi Keuangan

108 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH SAK- EMKM PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH UMKM BERKAH LAUNDRY Atika Sari

Sesuai standar akuntansi entitas mikro, kecil, dan menengah SAK EMKM penyajian laporan keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah sebaiknya terdiri atas laporan posisi keuangan yang

Dalam proses penyusunan laporan keuangan UMKM, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah SAK EMKM yang dapat membantu usaha

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah SAK EMKM pada Laporan Keuangan di Era Revolusi Industri 4.0 Studi Kasus Pada UMKM di Kota Madiun.. Analisis