• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of TRANSFER OF FUNCTION OF AGRARIS LAND INTO PROPERTY (Case Study of Housing Complex Development in Bontoala Village, Pallangga District, Gowa Regency)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of TRANSFER OF FUNCTION OF AGRARIS LAND INTO PROPERTY (Case Study of Housing Complex Development in Bontoala Village, Pallangga District, Gowa Regency)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: ……-…….; E-ISSN: ……….-………..

Volume 1, Issue Volume: 1, Number: 1 Desember 2022, Page No. 27-32

Alih Fungsi Lahan Agraris ke-Properti

(Kasus Pembangunan Kompleks Perumahan Desa Bontoala Kec. Pallangga Kab. Gowa)

1Nur Aprilianti Ali*, 2Jamaluddin Arifin, 3Risfaisal

1, 2, 3

University of Muhammadiyah Makassar

*Email: nuraprilianty16@gmail.com

Abstract. Land conversion or commonly referred to as land conversion is a change in the function of part or all of the land area from its original function (as planned) to another function which has a negative impact (problem) on the environment and the potential of the land itself. The purpose of this study was to determine the condition of the people of Bontoala Village, Pallangga District, Gowa Regency in encouraging the conversion of agricultural land into property rights and the impact received by the people of Bontoala Village, Pallangga District, Gowa Regency on the conversion of agricultural land into property. This research is a purposive sampling research using 12 informants with a total of 2 key informants with data collection methods using interviews, documentation, observation and qualitative descriptive analysis.

Keywords: Land use change, Agrarian, Farmer, Housing development

Abstrak. Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.Tujuan peneliti ini adalah Untuk mengetahui kondisi masyarakat Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dalam mendorong terjadinya alih fungsi lahan agraris ke property dan dampak yang di terima masyarakat Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa terhadap alih fungsi lahan agraris ke properti. Peneliti ini merupakan penelitian purposife sampling dengan menggunakan 12 informan dengan informan kunci sejumlah 2 dengan metode pengumpulan data mengunakan metode wawancara dokumentasi, observasi dan di analisis secara deskriptif kualitatif.

Kata Kunci: Alih fungsi lahan, Agraris, Petani, Pembangunan Perumahan

(2)

PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah salah satu negara didunia yang dianugerahkan daya tarik dibidang sumber daya alam yang sangat luar biasa, karena apapun bisa didapatkan di Indonesia. Indonesia juga mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi tergolong didalamnya tidak hanya komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Sumber daya alam di Indonesia yang paling menonjol ialah dibidang pertanian. Maka dari itu Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang artinya negara yang salah satu penunjang perekonomiannya adalah sektor pertanian. Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam, Hal ini akan memungkinkan Indonesia sebagai negara agraris terbesar di dunia.

Indonesia sebagai negara agraris, atau banyak memanfaatkan bercocok tanam untuk hidup dan juga bekerja, maka Indonesia sangat peka terhadap lahan-lahan pertanian. Selain itu, kondisi dari Negara Indonesia yang berada pada letak astronomis dan zona kathulistiwa dan juga memiliki banyak sekali jenis-jenis hutan seperti hutan tropis, serta subur tanahnya, membuat lahan pertanian semakin banyak dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Lahan kerap kali diucapkan juga sebagai tanah atau pun sebaliknya. Istilah ini mulai banyak digunakan pada tahun 1970. Lahan ini sendiri memiliki banyak arti, istilah lahan yang dalam ilmu ekonomi dan pertanian meliputi segala sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dibawah maupun diatas permukaan suatu bidang geografis. Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan dan komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan.

Pemilikan lahan yang beralih fungsi di Desa Bontoala,hal ini menimbukan permasalahan akibat semakin bertambahnya masyarakat dan dinamika pembangunan. Lahan yang semula berfungsi sebagai media bercocok tanam, bertingkat-tingkat berubah jadi multifungsi pemakaian. Perubahan spesifik dari penggunaan lahan pertanian ke pembangunan kompleks perumahan yang disebut dengan alih fungsi lahan. Implikasi alih fungsi lahan pertanian yang terkendali mengancam kapasitas penyediaan pangan berkurang, semakin banyak tanah pertanian yang di alih fungsikan menjadi kompleks perumahan dan pemukiman penduduk.

Hal ini senada dengan penelitian Niluh Gede Buhari dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja pada tahun 2011 yang berjudul “ Perubahan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan Berdampak Terhadap Sosial Ekonomi di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten Tabahan ”. (Niluh Gede Buhari ,. 2011). Penyebab perubahan lahan pertanian karena adanya alasan ekonomi, keterbatasan mengelola lahan, dan alasan lainnya yang menunjang serta kondisi sosial ekonomi pelaku yang melakukan dinamika penggunaan lahan pertanian, terdapat dampak yang ditimbulkan dari perubahan penggunaan lahanpertanian terhadap sosial ekonomi masyarakat yang meliputi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kondisi bangunan rumah tinggal dan kepemilikan barang-barang berharga bagi petani.

Berdasarkan hal itu, maka peneliti akan berusaha menjawab mengenai kondisi wilayah Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mendorong terjadinya aktifitas alih fungsi lahan agraris ke property. Peneliti bertujuan untuk untuk mengetahui kondisi masyarakat Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa dalam mendorong terjadinya alih fungsi lahan agraris ke properti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif sebagai suatu pendekatan yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) mendefenisikan metodoloi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.

Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai bagaian dari sesuatu keutuhan.

(3)

METODE

Jenis penelitian ini mengguakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatab deskriptif sebagai pendekat yang memusatkan pertimbangan di sekitar kasus secara serius dan mendalam. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) mencirikan teknik subjektif sebagai metodologi Penelitian yang menghasilkan informasi grafis sebagai kata-kata yang disusun atau diungkapkan secara verbal dari individu dan cara berperilaku yang nyata. Seperti yang ditunjukkan oleh mereka, pendekatan ini ditujukan pada masalah dan orang pada umumnya.

Sepanjang garis ini, untuk situasi ini tidak masuk akal untuk memisahkan orang atau asosiasi ke dalam faktor atau teori, namun melihat mereka sebagai fitur dari keseluruhan sangat penting.

Jenis metode penelitianpendekatan deskriptif dicirikan dalam pandangan tujuan dan cara normal berperilaku dari artikel yang diteliti. Penelitian kualitatif melihat artikel sebagai sesuatu yang dinamis, akibat dari pengembangan pertimbangan dan terjemahan dari kekhasan yang diperhatikan dan tidak bercacat karena setiap bagian dari item memiliki solidaritas yang tak terpisahkan. Penyelidikan informasi yang diselesaikan bersifat induktif mengingat kenyataan yang ditemukan di lapangan dan kemudian dibangun menjadi suatu spekulasi atau hipotesis, dengan alasan bahwa kebenaran dikatakan metode kualitatif digunakan untuk memutuskan teori, bukan untuk menguji spekulasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi luar dan dalam, suatu informasi yang mengandung makna. Oleh karena itu, Penelitian kualitatif tidak menggarisbawahi spekulasi, tetapi lebih menekankan pada signifikansi.

Seperti yang ditunjukkan oleh Creswell (2010) Penelitian kualitatif dapat diketahui bahwa strategi untuk menyelidiki dan memahami kepentingan oleh berbagai orang atau pertemuan yang dikaitkan dengan masalah sosial atau membantu. Proses Penelitian subjektif ini mencakup upaya yang signifikan, seperti mendapatkan klarifikasi tentang beberapa masalah menwilayahk dan metodologi untuk mengumpulkan informasi eksplisit dari anggota, dan memecah informasi secara induktif mulai dari topik eksplisit ke subjek umum, dan menguraikan pentingnya informasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam membahas alih fungsi lahan Kondisi tempat tinggal petani di Desa Bontoala sebelum peralihan cukup sederhana. Terlihat dari salah satu rumah bekas petani yang masih asli bangunan lama dengan gamacca yang terbuat dari bamboo lalu dianyam. Penyebab terjadinya kondisi alih fungsi lahan pertanian yang semakin marak ini dikatakan multidimensi. Lahan itu sendiri sudah menjadi multifungsi, pihak yang mengendalikan alih fungsi lahan di perkotaan tidak hanya dilakukan oleh satu pihak. Melihat aspek-aspek yang terjadi dan aspek-aspek yang ada pada fungsi dari lahan tersebut, alih fungsi lahan yang terjadi dapat berpengaruh terhadap turunnya produki pertanian serta akan berdampak pada dimensi lain yang berkaitan dengan aspek-aspek perubahan ekonomi, sosial budaya, politik serta lingkungan hidup.

Jika kondisi wilayah alih fungsi lahan di perkotaan tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota setempat, perlu ada pengendalian yang dilakukan. Pengendalian alih fungsi lahan tidak akan terjadi jika tidak ada partisipasi atau kepedulian masyarakat, akan tetapi sistem kerja dan pembuktian untuk pengendalian tersebut belum tercapai hingga saat ini, belum ada pembuktian kinerja yang efektif untuk alih fungsi lahan tersebut sehingga pengendalian alih fungsi lahan tidak akan tercapai jika tidak ada partisipasi atau kepedulian masyarakat itu tanpa adanya sosialisasi dan advokasi terhadap alih fungsi lahan di perkotaan ini.

Pergeseran fungsi lahan pertanian yang terjadi bukan hanya karena pertambahan jumlah penduduk sehingga kebutuhan akan lahan untuk perumahan semakin meningkat, hal ini tentunya erat kaitannya dengan perekonomian masyarakat. Pergeseran fungsi lahan pertanian

(4)

ke perumahan yang terjadi menyebabkan terjadinya involusi pertanian. Dengan dibangunnya perumahan di sekitar lahan pertanian menyebabkan terhambatnya saluran irigasi.

Tersumbatnya saluran irigasi ini mengakibatkan tidak ada aliran air ke lahan pertanian. Hal ini menyebabkan lahan menjadi tidak produktif yang pada akhirnya akan merugikan petani.

Selain itu, ada juga petani yang mengolah alih fungsi lahan pertaniannya secara sukarela. Hal ini disebabkan kebutuhan petani yang membutuhkan biaya tinggi. Alih fungsi lahan karena kebutuhan hidup yang mendesak seperti biaya hidup sehari-hari, biaya sekolah, biaya pernikahan, biaya pengobatan, biaya haji, modal usaha, dan sebagainya.

Setelah adanya peralihan fungsi lahan kondisi di wilayah di Desa Bontoala sudah melebih seperti kota-kota pada umumnya penjual yang makin bertambah sawah makin perubahan hingga bangunan besar juga semakin meningkat. Seiring dengan peningkatan pendapatan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara itu, petani pemilik lahan yang mengubah fungsi lahan namun tidak mampu beradaptasi dan mengakibatkan pendapatan rumah tangga masih belum mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan uang yang diperoleh dari hasil penjualan tanah tidak digunakan dengan baik dan tidak disimpan dengan baik yang dapat merugikan dikemudian hari, bentuk alih fungsi lahan yang terjadi adalah sawah menjadi perumahan dan sawah menjadi warung makan, loket pulsa.Ada banyak dampak yang dihasilkan karena telah terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke perumahan.Tetapi dampak yang ditimbulkan juga tidah hanya dampak negati tetapi juga ada dampak positifnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

Kondisi wilayah Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa mendorong terjadinya aktifitas alih fungsi lahan agraris ke propertyperalihan fungsi lahan pertanian ini masyarakat di Desa Bontoala melakukan peralihan fungsi lahan pertanian ke perumahan adalah karena proses pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan hingga ke wilayah pinggir kota termasuk di Desa Bontoala dan alasan lain adalah karena adanya desakan akan kebutuhan biaya hidup mayarakat Desa Bontoala untuk pendidikan anak dan untuk meningkatkan status sosial mereka di kelompok masyrakat lain.

Dampak yang di terima masyarakat Desa Bontoala Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa terhadap alih fungsi lahan agraris ke property, peralihan fungsi lahan pertanian yang ada di Desa Bontoala memberikan dampak positif dan dampak negatif di dalam kehidupan masyarakat. Dari peralihan fungsi lahan pertanian ke perumahan ini pula yang kembali menimbulkan pertanyaan tentang jumlah angka pengangguran yang ada. Dengan tingkat pendidikan yang masih rendah, tingkat pengangguran yang ada di Desa Bontoala saat setelah peralihan fungsi lahan pertanian ke perumahan dikatakan menurun.

Peneliti saat melakukan observasi dan wawancara menemukan bahwa jumlah pengangguran yang ada di Desa Bontoala semakin menurun karena infrastruktur yang dibangun diDesa Bontoala membantu masyarakat menjadi memiliki pekerjaan lain. Seperti para petani yang dahulunya menjai petani kini meiliki pekerjaan lain seperti pedagang, buruh bangunan, membuka konter, membuka toko grosiran, ibu-ibu bekas istri petani juga sebagian ada yang bekerja sebagai buruh cuci dan membersihkan rumah di kompleks-kompleks perumahan yang ada di Desa Bontoala. Anak-anak yang terus melanjutkan pendidikanya dan yang tidak melanjutkan pendidikannya ada yang menjadi pemulung sampah mencari gelas- gelas plastik.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustien, Yeni. 2012. Konversi Lahan Pertanian.http://yeniagustienhrp. Wordpress.com/.

Diakses pada tanggal 14 Agustus 2012.

Apriyana, Nana (2011) Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional (Studi Kasus: Pulau Jawa). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Bambang Penudju, Dr. Ir. M. Phil. 1999. Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Bandung: Alumni.

Bangun. Dampak Konversi Lahan Menjadi Kawasan Industri Terhadap Pola Usaha Ekonomi Keluarga Petani (Studi Kasus di Desa Kibin, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang).

Jurnal. Universitas Indonesia, 2009.

Budihari. Perubahan Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Perumahan Berdampak Terhadap Sosial Ekonomi di Desa Bongan Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Jurnal, Denpasar :Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha Singara, 2007.

Corolina, L. (2014). Implementasi Kebijakan Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Kawasan Perumahan (Studi Pada Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo). Jurnal Administrasi Publik Mahasiswa Universitas Brawijaya, 2(2), 224–229.

Jayadinata, Johara.T (1999) Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah. Bandung, Penerbit ITB.

Juhaidi. (2016). Dampak alih fungsi lahan persawahan menjadi pemukiman di desa kanjilo kecamatan barombong kabupaten gowa.

Kaputra I. 2013. Alih Fungsi Lahan, Pembangunan Pertanian dan Kedaulatan Pangan. Jurnal Strukturasi. Vol.1/1,pp.

Kusumastuti., A. C., Kolopaking., L. M., & Badrus., & B. (2018). Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan di Kabupaten Pandeglang. Sodality:

Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(2), 131–136.

N.Daldjoeni, 1998. Dampak Alih Fungsi Laha,

http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800990_chapter1.pdf diakses 19 februari 2016.

Reijntjes C, Haverkort B, Bayer AW. 1999. Pertanian Masa Depan Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar Rendah. Penerbit Kanisius: Yohyakarta.

Rony Hantijo Soemitro, 1995, Metodologi Penelitian dan Jurmetri Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Semester, R. P., Matakuliah, N., Penyusun, N., & Setiawan, B. A. (2018). Program studi ilmu pemerintahan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas muhammadiyah jember

2018. Digilibadmin.Unismuh.Ac.Id, 201710050311132.

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10589.

(6)

Syaifuddin, Hamire A, Dahlan. 2013. Hubungan antara Jumlah Penduduk dengan Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Jurnal Agrisistem.

Vol.9/2,pp. 169-179.

Witjaksono, 1996. Dampak Alih Fungsi Lahan Padi Sawah, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26489/4/Chapter%2 0II.pdf diakses 20 februari 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari Kesimpulan dari uraian diatas, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan uraian diatas, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu

Berkaitan dengan hal tersebut maka pembelajaran yang menggunakan pendekatan RME akan sulit diterapkan dalam satu kelas yang jumlah siswanya lebih dari empat puluh

Kedua arteri coronaria kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung. Arteri ini keluar dari aorta tepat diatas katup aorta dan berjalan ke bawah

Kawasan ini terjadi perubahan penggunaan lahan dari fungsi guna lahan yang semula permukiman ataupun non- perdagangan bergeser pada fungsi guna lahan perdagangan atau fungsi guna

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan tambahan referensi kepada kalangan akademik, terutama mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang berkenaan

** Untuk Prior Review Kontrak I: dipilih salah satu paket untuk minta persetujuan NOL Bank Dunia, Bila sudah terkontrak, agar diisi.. Pekerjaan Konstruksi (Civil

Fermentasi yang dilakukan dengan proses enzimatis pada suhu 50°C menghasilkan produk yang lebih baik (kadar protein kasar lebih tinggi dan protein terlarutlebih rendah)

Berdasarkan hasil pengujian model dengan Structural Equation Modeling (SEM) dapat disimpulkan loyalitas dipengaruhi langsung oleh kepuasan, kepuasan dan persepsi