• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ)

Untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor unggulan atau bukan unggulan dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) yang merupakan perbandingan antara pendapatan total wilayah dengan pangsa relative pendapatan sektor i pada tingkat nasional terhadap pendapatan total nasional.

Kriteria sektor tersebut yakni jika nilai LQ > 1 atau LQ = 1 maka sektor tersebut merupakan sektor unggulan dalam perekonomian wilayah.

Berdasarkan hasil dari analisis nilai dari LQ masing-masing sektor di Kabupaten Merangin tahun 2015 sampai 2021 dapat dilihat pada tabel 5.1. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa ada sebelas sektor yang nilai LQ > 1, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor perdagangan besar dan eceran : reparasi mobil dan sepeda motor, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya.

(2)

47 Tabel 5.1

Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Sektor Perekonomian Kabupaten Merangin

Sumber data : Data diolah, 2022

Berdasarkan hasil analisis Location Quotient terhadap 17 sektor perekonomian di Kabupaten Merangin berdasarkan atas dasar harga konstan tahun 2015-2021 menunjukkan bahwa yang merupakan sektor unggulan terdapat sebelas sektor yang memiliki nilai rata-rata LQ > 1 dan enam sektor yang non unggulan.

Sebelas sektor unggulan tersebut adalah yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai rata-rata LQ 1,84, sektor pengadaan listrik dan gas dengan nilai rata-rata LQ 1,13, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang dengan nilai rata-rata LQ 1,34 , sektor perdagangan besar dan eceran : reparasi mobil dan sepeda motor dengan nilai rata-rata LQ 1,14, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dengan nilai rata-rata LQ 1,84, sektor informasi dan komunikasi dengan nilai rata-rata LQ 1,22, sektor real estate dengan nilai rata-rata LQ 1,51, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan nilai rata-rata LQ 1,03, sektor jasa pendidikan dengan nilai rata-rata LQ 1,08, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan

Sektor PDRB 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 rata-rata Keterangan

A. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1,88 1,84 1,82 1,84 1,85 1,83 1,82 1,84 BASIS

B. Pertambangan dan Penggalian 0,09 0,10 0,10 0,09 0,09 0,10 0,10 0,10 NON BASIS

C. Industri Pengolahan 0,70 0,71 0,72 0,72 0,75 0,74 0,76 0,73 NON BASIS

D. Pengadaan Listrik dan Gas 1,13 1,10 1,15 1,15 1,14 1,13 1,10 1,13 BASIS

E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,36 1,34 1,35 1,35 1,32 1,34 1,33 1,34 BASIS

F. Konstruksi 1,03 1,03 1,01 1,00 0,98 0,97 0,95 1,00 NON BASIS

G. Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,12 1,11 1,15 1,16 1,17 1,15 1,14 1,14 BASIS

H. Transportasi dan Pergudangan 0,62 0,59 0,59 0,59 0,59 0,66 0,68 0,62 NON BASIS

I. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 1,85 1,84 1,84 1,84 1,84 1,84 1,83 1,84 BASIS

J. Informasi dan Komunikasi 1,25 1,22 1,24 1,22 1,22 1,19 1,17 1,22 BASIS

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,69 0,65 0,66 0,67 0,67 0,65 0,64 0,66 NON BASIS

L. Real Estate 1,60 1,55 1,52 1,50 1,50 1,47 1,47 1,51 BASIS

M.N. Jasa Perusahaan 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 NON BASIS

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,05 1,06 1,06 1,05 1,02 1,00 0,99 1,03 BASIS

P. Jasa Pendidikan 1,15 1,13 1,10 1,06 1,04 1,03 1,03 1,08 BASIS

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1,20 1,19 1,17 1,17 1,17 1,15 1,14 1,17 BASIS

R.S.T.U. Jasa lainnya 1,42 1,41 1,44 1,44 1,46 1,44 1,47 1,44 BASIS

(3)

48 nilai rata-rata LQ 1,17, dan sektor jasa lainnya dengan nilai rata-rata LQ 1,44.

Artinya kesebelas sektor tersebut merupakan sektor unggulan perekonomian di Kabupaten Merangin.

Sektor pertanian termasuk salah satu sektor unggulan terbesar di Kabupaten Merangin dengan nilai rata-rata LQ 1,84 yang artinya komoditas sektor ini tidak habis untuk kebutuhan di wilayah sendiri, akan tetapi mampu melakukan ekspor ke luar wilayah sebesar 0,84. Mulai dari luar kecamatan, kabupaten, provinsi, sampai ke semuanya berdasarkan ketersediaan data dan pembanding yang dimiliki. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat strategis di Kabupaten Merangin sebagai penyumbang dalam mendukung suatu perekonomian di daerah tersebut.

Sektor-sektor yang bukan unggulan LQ < 1 adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai rata-rata LQ 0,10, sektor industri pengolahan dengan nilai rata-rata LQ 0,73, sektor transportasi dan pergudangan dengan nilai rata-rata LQ 0,62, sektor jasa keuangan dan asuransi dengan nilai rata-rata LQ 0,66, dan sektor jasa perusahaan dengan nilai rata-rata LQ 0,13. Dikarenakan komoditas pada sektor-sektor tersebut kurang dari 1 maka perlu dilakukan impor untuk mencukupi kebutuhan di wilayah sendiri.

Sektor dengan nilai LQ = 1 adalah sektor konstruksi dengan nilai rata-rata LQ 1,00 dimana sektor ini hanya mampu mencukupi kebutuhan wilayah sendiri atau habis dipakai untuk di wilayah sendiri saja. Tidak mampu melakukan ekspor keluar.

5.1.2 Analisis Gabungan Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ)

Untuk mengetahui perubahan posisi dari setiap sektor perekonomian maupun sektor pertanian dapat dilakukan dengan cara menggabungkan dua metode analisis sebelumnya yaitu metode Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ).

(4)

49 Tabel 5.2

Hasil Analisis Gabungan LQ dan DLQ Sektor Perekonomian Kabupaten Merangin

Sumber data : Data diolah (2022).

Hasil analisis gabungan Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ) berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa Kabupaten Merangin selama periode 2015-2021 memiliki dua sektor unggulan dengan LQ > 1 dan DLQ > 1, yaitu, diantaranya sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor jasa lainnya.

Dalam hal ini kedua sektor tersebut dapat berperan sebagai sektor penunjang baik di masa sekarang maupun di masa datang. Pengembangan sektor tersebut diharapkan dapat memaksimalkan perekonomian masyarakat Kabupaten Merangin.

Lapangan Usaha LQ DLQ Keterangan

A. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 1,84 0,51 Prospektif

B. Pertambangan dan Penggalian 0,10 1,80 Andalan

C. Industri Pengolahan 0,73 10,86 Andalan

D. Pengadaan Listrik dan Gas 1,13 0,53 Prospektif

E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,34 0,60 Prospektif

F. Konstruksi 1,00 0,19 Prospektif

G. Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,14 1,20 Unggulan

H. Transportasi dan Pergudangan 0,62 6,72 Andalan

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 1,84 0,70 Prospektif

J. Informasi dan Komunikasi 1,22 0,28 Prospektif

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,66 0,20 Tertinggal

L. Real Estate 1,51 0,17 Prospektif

M.N. Jasa Perusahaan 0,13 0,67 Tertinggal

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,03 0,25 Prospektif

P. Jasa Pendidikan 1,08 0,10 Prospektif

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1,17 0,35 Prospektif

R.S.T.U. Jasa lainnya 1,44 2,14 Unggulan

(5)

50 Sementara itu, sektor pertanian, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, sektor konstruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estate, sektor administrasi pemerinatahan, sektor jasa pendidikan, dan sektor jasa kesehatan merupakan sektor prospektif karena memiliki nilai LQ > 1 dan DLQ < 1 sehingga sektor ini tidak mampu diharapkan di masa datang meskipun saat ini merupakan sektor basis.

Adapun ada tiga sektor andalan karena memiliki nilai LQ < 1 dan DLQ>1, diantaranya sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, serta sektor transportasi dan pergudangan. Meskipun sektor tersebut belum dapat menunjang perekonomian di Kabupaten Merangin di saat sekarang, sektor tersebut dapat dikembangkan untuk kemajuan ekonomi di masa mendatang.

Sementara itu, sektor jasa keuangan dan asuransi, dan sektor jasa perusahaan dikategorikan kurang prospektif atau tertinggal karena nilai DLQ <1 dan LQ < 1 sehingga belum dapat menunjang perekonomian di Kabupaten Merangin.

5.1.3 Analisis Shift Share

Analisis shift share untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi disuatu daerah terhadap struktur ekonomi wilayah yang lebih tinggi sebagai pembanding (kabupaten/provinsi). Perubahan relatif struktur atau kinerja perekonomian suatu daerah terhadap wilayah yang lebih luas dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu pertumbuhan ekonomi wilayah (Nij), pergeseran proposional atau bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij).

Analisis shift share kali ini digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian di wilayah Kabupaten Merangin selama kurun waktu tujuh tahun. Shift share digunakan sebagai alat analisis dengan tujuan untuk menganalisis perumbahan struktur ekonomi suatu wilayah (Kabupaten Merangin) terhadap struktur ekonomi suatu wilayah administrative yang lebih luas (Provinsi Jambi).

(6)

51 Tabel 5.3

Hasil Analisis Shift Share di Kabupaten Merangin Tahun 2015-2021

Sumber data : Data diolah 2022.

Tabel 5.3 menyajikan hasil analisis shift share sektor ekonomi PDRB ADHK 2010 Kabupaten Merangin dengan perbandingan yang sama yaitu sektor ekonomi PDRB ADHK 2010 Provinsi Jambi tahun 2015-2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada nilai PDRB Kabupaten Merangin telah mengalami

Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij

A. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 912,75 97,76 104,66 1115,17

B. Pertambangan dan

Penggalian 43,07 -13,97 15,16 44,26

C. Industri Pengolahan 143,68 -64,98 102,65 181,35 D. Pengadaan Listrik dan Gas 1,07 0,56 0,18 1,81 E. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

3,42 0,32 0,54 4,28

F. Konstruksi 134,36 75,70 -24,84 185,22

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

193,53 40,55 78,80 312,88

H. Transportasi dan

Pergudangan 35,73 -15,87 26,25 46,10

I. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 35,68 6,34 8,16 50,17

J. Informasi dan Komunikasi 78,18 87,19 -6,69 158,68 K. Jasa Keuangan dan

Asuransi 28,83 9,27 -3,66 34,44

L. Real Estate 42,63 6,15 -7,02 41,76

M.N. Jasa Perusahaan 2,56 -0,59 0,36 2,33

O. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

68,64 -23,47 -3,13 42,04

P. Jasa Pendidikan 68,55 16,19 -20,57 64,17

Q. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 24,67 35,14 0,70 60,51

R.S.T.U. Jasa lainnya 26,49 -4,73 11,93 33,69

PDRB 1843,83 251,55 283,48 2378,86

(7)

52 perubahan ke arah yang positif, diketahui pada tahun 2015 nilainya sebesar Rp.1.843,83 miliar dan pada tahun 2021 Rp.2.378,86 miliar. Menurut perhitungan komponen Nij pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 bernilai positif tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Merangin di semua sektor (17 sektor) masih bergantung pada perekonomian tingkat Provinsi Jambi atau pertumbuhan pada sektor tersebut secara positif dipengaruhi oleh perekonomian tingkat Provinsi Jambi. Artinya semua kebijakan yang dilakukan baik itu paja, retribusi daerah dan arah pembangunan membawa dampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Merangin. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi (Nij), bauran industri (Mij), dan Keunggulan kompetitif (Cij).

Pertama, komponen Nij yang mengalami pertumbuhan lebih cepat atau memiliki nilai teratas adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp.912,75 miliar, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp.193,53 miliar, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp.143,68 miliar. Dan sektor konstruksi sebesar Rp.134,36 miliar.

Kedua komponen Mij atau bauran industri menunjukkan bahwa pengaruh industri wilayah Provinsi Jambi membawa arah positif bagi perkembangan ekonomi Kabupaten Merangin pada tahun 2021 dengan nilai Rp.251,55 miliar.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa komposisi sektoral Kabupaten Merangin mengarah pada perekonomian yang pertumbuhannya cepat dibandingkan tingkat provinsi Jambi.

Komponen Mij yang bernilai positif atau tumbuh lebih cepat di wilayah analisis dibandingkan wilayah acuan adalah sektor pertanian sebesar Rp.97,76 miliar, sektor pengadaan listrik dan gas sebesar Rp.0,56 miliar, sektor pengadaan air Rp.0,32 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp.75,70 miliar, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp.40,55 miliar, sektor sektor penyedia akomodasi Rp.6,34 miliar, sektor informasi dan komunikasi Rp.87,19 miliar, sektor jasa

(8)

53 keuangan dan asuransi Rp.9,27 miliar, sektor real estate Rp.6,15 miliar, sektor jasa pendidikan Rp. 16,19 miliar, dan sektor jasa kesehatan Rp.35,14 miliar.

Ketiga, komponen Cij atau keunggulan kompetitif, hasil perhitungan menunjukkan nilai sebesar Rp. 283,48 miliar artinya bahwa keunggulan kompetitif (daya saing) sektoral di Kabupaten Merangin membawa pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonominya. Nilai Differential Shift (Cij) memiliki nilai positif maupun negative di dalam sektor perekonomian di Kabupaten Merangin selama periode 2015-2021. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat sektor ekonomi Kabupaten Merangin tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama ditingkat Provinsi Jambi, dan sebaliknya ada pula sektor ekonomi Kabupaten Merangin yang tumbuh lebih lambat dibandingkan sektor yang sama ditingkat Provinsi Jambi. Terdapat sebelas sektor dalam perekonomian Kabupaten Merangin yang memiliki nilai Differetial Shift Component (Cij) positif adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Perusahaan, sektor jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, dan sektor Jasa lainnya. Nilai Cij tertinggi berada pada sektor pertanian yaitu sebesar Rp. 104,66 milyar. Sebelas sektor ini adalah sektor-sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Merangin.

Sementara itu enam sektor lain yang memiliki nilai Cij negative adalah sektor Konstruksi, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, sektor Real Estate, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dan sektor Jasa Pendidikan. Sektor dengan nilai tertinggi tidak memiliki keunggulan kompetitif yaitu sektor konstruksi dengan nilai Cij sebesar -24,84. Enam sektor ini adalah sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi sangat lambat, sehingga sektor ini termasuk sektor-sektor yang kurang potensial.

(9)

54 5.1.4 Hasil Analisis Tipologi Klassen

Tipologi klassen digunakan untuk menentukan struktur dan pola pertumbuhan sector ekonomi pada penelitian ini. Terdapat empat kuadran dalam analisis ttipologi klassen. Kuadran pertama merupakan sector ekonomi yang tumbuh maju dan pesat. Kuadran kedua merupakan sector yang tumbuh maju tetapi pertumbuhannya tertekan. Kuadran ketiga merupakan sector potensial dan dapat berkembang. Kuadran keempat merupaka sector ekonomi tertinggal.

Tipologi klassen mampu melihat sector-sektor ekonomi yang kedepammya berotensi untuk dikembangkan. Hasil perhitungannya dapat dijadikan pertimbangan oleh pemerintah daerah untuk memutuskan kebijakan- kebijakan yang kaitannya dengan memaksimalkan perekonomian daerah. berikut di bawah ini adalah hasil perhitungan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan rata-rata kontribusi sector PDRB Jambi dan Kabupaten Merangin tahun 2015- 2021.

(10)

55 Tabel 5.4

Rata-Rata Laju Pertumbuhan dan Rata-Rata Kontribusi Sektor PDRB Provinsi Jambi dan Kabupaten Merangin 2015-2021

Sumber data : Data Diolah 2022.

Berdasarkan tabel di atas, sektor pertanian memberikn kontribusi terbesar dengan angka kontribusi mencapai 49,07 persen pada Kabupaten Merangin dan

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

Rata-Rata Kontribusi

(%)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

Rata-rata Kontribus

i (%) A. Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan

3,88 26,64 4,23 49,07 sektor maju dan pesat 1

B. Pertambangan dan

Penggalian 2,48 23,8 3,61 2,26

sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan

pesat

3

C. Industri

Pengolahan 2,01 10,64 4,38 7,75

sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan

pesat

3

D. Pengadaan Listrik

dan Gas 5,16 0,05 5,66 0,06 sektor maju dan pesat 1

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

3,83 0,14 4,33 0,18 sektor maju dan pesat 1

F. Konstruksi 5,3 7,32 4,73 7,28 sektor relatif tertinggal 4

G. Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

4,25 9,66 5,5 11,02 sektor maju dan pesat 1

H. Transportasi dan

Pergudangan 2,33 3,14 4,49 1,92 Sektor maju tapi tertekan 2

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

4,22 1,09 4,91 2,01 sektor maju dan pesat 1

J. Informasi dan

Komunikasi 6,86 3,75 6,63 4,55 Sektor maju tapi tertekan 2

K. Jasa Keuangan

dan Asuransi 4,59 2,31 4,15 1,53 sektor relatif tertinggal 4

L. Real Estate 4 1,46 3,48 2,21 Sektor maju tapi tertekan 2

M.N. Jasa

Perusahaan 2,83 1,04 3,3 0,14

sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan

pesat

3

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2,41 3,43 2,26 3,55 Sektor maju tapi tertekan 2

P. Jasa Pendidikan 4,28 3,32 3,32 3,58 Sektor maju tapi tertekan 2 Q. Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial 7,73 1,21 7,81 1,41 sektor maju dan pesat 1

R.S.T.U. Jasa lainnya 2,99 1,02 4,45 1,47 sektor maju dan pesat 1

Lapangan Usaha

Jambi Merangin

Keterangan Kuadran

(11)

56 26,64 persen pada Provinsi Jambi. Sedangkan kontribusi terendah berada di sektor pengadaan listrik dan gas yakni angka kontribusinya sebesar 0,06 persen untuk Kabupaten Merangin dan 0,05 persen untuk Provinsi Jambi. Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yaitu sebesar 7,81 persen untuk Kabupaten Merangin dan 7,73 persen untuk Provinsi Jambi. Sedangkan sektor yang memiliki laju pertumbuhan rata-rata terendah adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yaitu sebesar 2,26 persen untuk Kabupaten Merangin dan 2,41 persen untuk Provinsi Jambi.

Tabel 5.5

Klasifikasi Tipologi Klassen Kabupaten Merangin 2015-2021 Sektor Maju dan Tumbuh Pesat

(Kuadran I)

Sektor Maju Tapi Tertekan (Kuadran II)

 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

 Pengadaan Listrik dan Gas

 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

 Jasa lainnya

 Transportasi dan Pergudangan

 Informasi dan Komunikasi

 Real Estate

 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

 Jasa Pendidikan

Sektor Potensial atau Masih Dapat Berkembang Dengan Pesat

(Kuadran III)

Sektor Relatif Tertinggal (Kuadran IV)

 Pertambangan dan Penggalian

 Industri Pengolahan

 Jasa Perusahaan

 Konstruksi

 Jasa Keuangan dan Asuransi

Sumber data : Data diolah 2022.

Dari hasil perhitungan tipologi klassen pada tabel 5.4 di atas, menunjukan bahwa sektor pertanian diklasifikasikan Si>s dan Gi>g yaitu sektor maju dan pesat, hal ini dapat terjadi karena adanya ketersediaan lahan yang cukup luas sehingga produk yang dihasilkan di bidang pertanian menjadi besar dan mampu mencukupi kebutuhan ekonomi daerahnya serta mampu mengekspor ke luar daerah dan ini sangat berpengaruh pada input jasa pertanian yang diperoleh.

(12)

57 Posisi yang kedua yaitu sektor pertambangan dan penggalian diklasifikasikan Si<s dan Gi>g termasuk dalam sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat, hal ini juga dapat terjadi karena di Kabupaten Merangin memiliki ketersediaan bahan baku pertambangan dan penggalian, pertambangan dalam hal ini adalah pertambangan biji besi, dan batu bara. Sedangkan untuk penggalian yang dihasilkan adalah emas. Namun masih perlu ditingkatkan lagi pengelolaannya guna meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan Kabupaten Merangin kedepannya sehingga bisa bergeser ke sektor yang maju dan pesat.

Selanjutnya pada posisi ketiga adalah sektor industri pengolahan diklasifikasikan Si<s dan Gi>g yang termasuk dalam sektor potensial atau masih dapat berkembang pesat, hal ini terjadi karena bahan baku industri berasal dari produk pertanian, kehutanan, pertenakan dan pertambangan, ketika produk tersebut mencapai yang sudah di targetkan maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi baik pada sektor industri pengolahan maupun pada sektor-sektor lain.

Sektor keempat sektor pengadaan listrik dan gas diklasifikasikan Si>s dan Gi>g yaitu sektor maju dan pesat, dikarenakan pemakaian dalam kebutuhan masyarakat sebagian besar telah mampu menggunakan listrik dan gas hingga ke berbagai daerah di Kabupaten Merangin ditambah lagi adanya subsidi gas oleh pemerintah.

Sektor kelima yaitu sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang diklaifikasikan Si>s dan Gi>g yaitu termasuk dalam sektor maju dan pesat, hal ini terjadi dikarenakan masih sedikitnya pabrik di daerah ini sehingga masih terjaga kelestarian lingkungan seperti air dan sampah, yang mana kegiatan ekonomi/lapangan usaha berhubungan dengan pengolaan dalam berbagai bentuk limbah/sampah yang dapat mencemari lingkungan. Sektor keenam yaitu sektor kontruksi diklasifikasikan Si<s dan Gi<g yaitu termasuk dalam sektor relatif tertinggal, hal ini terjadi disebabkan kurang adanya kerja sama antara kontraktor umum dengan perusahaan yang melakukan pekerjaan kontruksi untuk pihak lain yang mencakup pekerjaan baru, dan bangunan sipil. Sektor ketujuh yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor diklasifikasikan Si>s dan Gi>g yaitu termasuk dalam sektor maju dan pesat, hal ini terjadi karena penjualan dilakukan tanpa batas teknis yang artinya dari berbagai jenis barang,

(13)

58 dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut.

Sektor Kedelapan adalah sektor transportasi dan pergudangan diklasifikasikan Si>s dan Gi<g termasuk dalam sektor maju tapi tertekan, hal ini terjadi karena penyediaan angkutan penumpang atau barang berjalan sebagaimana mestinya yang mana masih cukup persediaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dalam sektor. Sektor kesembilan yaitu sektor penyediaan akomodasi dan makan minum diklasifikasikan Si>s dan Gi>g termasuk dalam sektor maju dan pesat, hal ini terjadi karena jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan dalam kategori ini sangat bervariasi dan tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama. Sektor Ke-10 yaitu sektor informasi dan komunikasi diklasifikasikan Si>s dan Gi<g termasuk dalam sektor maju dan tumbuh cepat dan sektor berkembang cepat, hal ini terjadi karena sektor ini dikategorikan terdiri dari beberapa industri yang banyak diminati oleh konsumen dengan persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan kegiatan komunikasi, pelayanan internet yang lancar dan dapat mengelolah data serta kegiatan informasi lainnya.

Sektor ke-11 yaitu sektor jasa keuangan dan asuransi diklasifikasikan Si<s dan Gi<g termasuk dalam sektor relatif tertinggal, dan hal ini terjadi karena sektor ini merupakan jasa perantara keuangan yang dimana menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan maupun menyalurkan kepada masyarakat, dikarenakan kebutuhan masyarakat di Merangin belum tergolong yang serba mewah sehingga kurang berpengaruh pada sektor tersebut dan sektor lainnya.

Sektor ke-12 yaitu sektor real estate diklasifikasikan Si>s dan Gi<g termasuk dalam sektor yang maju tapi tertekan, hal ini terjadi karena output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian antara pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita untuk sewa rumah, kontrak rumah dan lain-lain.

Sektor ke-13 adalah sektor Jasa perusahaan diklasifikasikan Si<s dan Gi>g termasuk dalam sektor potensial atau masih dapat berkembang pesat, disebabkan penyelengaraan yang menunjang sehingga dikategorikan sebagai kegiatan profesional menghasilkan ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna.

Sektor ke-14 yaitu sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan social diklasifikasikan Si>s dan Gi<g termasuk dalam sektor yang maju tapi tertekan, hal

(14)

59 ini terjadi karena pelayanan pemerintah yang dilakukan oleh bagian administrasi sudah cukup baik sehingga dari kegiatan administrasi dan pertahanan serta jasa lainnya ditambah oleh penyusutan. Sektor ke-15 yaitu jasa pendidikan diklasifikasikan Si>s dan Gi<g termasuk dalam sektor maju tapi tertekan, hal ini terjadi karena banyak masyarakat atau orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang layak namun di beberapa daerah masih ada yang putus sekolah karena terbatasnya kebutuhan ekonomi atau karena memilih untuk langsung bekerja karena keadaan dari lingkungan sekitarnya. Sektor ke-16 adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial diklasifikasikan Si>s dan Gi>g termasuk dalam sektor maju dan pesat, Hal ini terjadi karena kegiatan sosial yang melibatkan tenaga kesehatan professional, sehingga banyak sekali penyediaan yang mencakup dalam memberikan fasilitas kesehatan yang baik. Yang terakhir sektor ke-17 sektor, jasa lainnya diklasifikasikan Si>s dan Gi>g termasuk dalam sektor maju dan pesat, hal ini terjadi karena sektor ini dikategorikan mempunyai kegiatan yang cukup luas seperti kesenian, hiburan dan rekreasi sehingga kegiatan ini menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dengan penjelasan yang sudah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tipologi klassen, sektor PDRB di kabupaten Merangin dikelompokkan ke dalam empat kuadran. Kuadran satu yaitu sektor-sektor PDRB yang maju dan tumbuh pesat. Terdapat tujuh sektor di Kabupaten Merangin yang masuk dalam kuadran satu yaitu sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan sektor Jasa lainnya.

Adapun terdapat ada lima sektor yang termasuk ke dalam kuadran II.

Sektor-sektor yang termasuk dalam kuadran II ini adalah sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Real Estate, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, dan sektor Jasa Pendidikan.

(15)

60 Terdapat ada tiga sektor yang digolongkan ke dalam kuadran III. Sektor kuadran tiga ini adalah sektor yang potensial atau dapat berkembang dengan pesat yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan dan sektor Jasa Perusahaan.

Kemudian yang terakhir adalah sektor yang tergolong dalam kuadran IV.

Terdapat ada dua sektor yang tergolong dalam kuadran IV yaitu adalah sektor Konstruksi dan sektor Jasa Keuangan dan Asuransi. Sektor ini merupakan sektor yang bisa dikatakan sektor yang relative tertinggal dibandingkan provinsi Jambi.

Ini menandakan bahwa sektor ini merupakan sektor yang berada di Kabupaten Merangin yang memiliki produktifitas yang rendah serta pertumbuhan relative lambat. Dibutuhkan sebuah upaya yang khusus untuk bisa memperbiki serta suatu kebijakan yang tepat sasaran supaya sektor ini mampu berkembang lebih baik baik di masa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

9 Ridho Alamanda Bahasa Prancis Juara 2 lomba pidato dalam rangka Pekan Frankofoni yang diadakan oleh Jurusan Bahasa Prancis Universitas Negeri Jakarta bekerja sama dengan

Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Qardh, Istishna, dan Ijarah pada dua.. bank umum syariah

Masa kerja dimulai baik sejak menjadi guru honorer atau guru bantu maupun ketika diangkat langsung menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, dan (3) variabel terikat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Saluran pemasaran kopi robusta di Desa Kersaratu Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran; (2) Besarnya marjin pemasaran kopi

Berjumlah sepasang, terletak dibawah dan atas kantung kemih. Merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen. Menghasilkan getah

DX Goal expected outcome Goal expected outcome Nursing Intervention Choices, capabilities and resources of the client Choices, capabilities and resources of the

[r]

Tidak seperti KPH produksi dan lindung, KPH konservasi dikembangkan dari kawasan konservasi / hutan yang telah ditunjuk dan dikelola oleh Balai Besar / Balai Taman Nasional