• Tidak ada hasil yang ditemukan

seperti dikatakan Samsudin Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar (2)proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP (develovmentally appropriate practice)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "seperti dikatakan Samsudin Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar (2)proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP (develovmentally appropriate practice)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Modifikasi

Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta menampakan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Tujuan memodifikasi dalam pelajaran pendidikan jasmani yaitu agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar (Husdarta, 2011).

Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti modifikasi peralatan.

Dalam hal modifikasi yang perlu diperhatikan adalah dengan peralatan yang dapat dikurangi atau ditambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar sehingga pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik dan motivasi belajar siswa jadi meningkat (Sutristomi dan Sudarso, 2014: 570)

Modifikasi dianggap sebagai salah satu hal yang dapat membantu guru selama proses kegiatan belajar mengajar dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah atau kebutuhan yang diperlukan siswi selama kegiatan pembelajaran. seperti dikatakan Samsudin (2008: 58) Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar

(2)

proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP (develovmentally appropriate practice). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.

Menurut Samsudin (2008:63) Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Berkaitan dengan modifikasi lingkungan pembelajaran tersebut komponen-komponen penting yang dapat dimodifikasi. Menurut Aussie yang dikutip Samsudin (2008:64), meliputi :

1) Ukuran, berat, atau bentuk peralatan yang digunakan 2) Lapangan permainan

3) Waktu bermain dan lamanya permainan, 4) Peraturan permainan

5) Jumlah pemain

Sedangkan secara operasional menurut Ateng dikutip Samsudin (2008:64), mengemukakan modifikasi permainan sebagai berikut :

1) Kurangi jumlah pemain setiap regu 2) Ukuran lapangan diperkecil

3) Waktu bermain diperpendek

4) Sesuaikan tingakt kesulitan dan karakteristik anak 5) Sederhanakan alat yang digunakan

6) Ubahlah peraturan menjadi sederhana, sesuai dengaan kebutuhan

(3)

Menurut Supandi (dalam Muhammad Faizal dan Setyo Hartoto, 2015: 350) Modifikasi adalah penggantian atau pengurangan unsur-unsur tertentu. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu yang baru, unik, dan menarik.

Tujuan modifikasi menurut Lutan (1988) yang dikutip Bahagia (2010), bahwa: Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar :

a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran

b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.

c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pendekatan modifikasi ini dimaksud agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor anak. Adapun pertimbangan pengembangan modifikasi di Australia menurut Auissie dikutip Samsudin (2008:60) sebagai berikut :

1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewaasa.

2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak.

3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebi cepat di bandngkan denga peralatan standar untuk orang dewasa.

(4)

4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak dalam situasi kompetitif. Dari beberapa pendapat tersebut Samsudin (2008:60) mengartikan bahwa pendekatan modifikasi dapt digunakan sebagai suatu alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani, karena pendekatan ini memertimbangkan tahap-tahap perkem bangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.

Tujuan modifikasi menurut Haryati (2013:13) adalah :

1) Mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, artinya masalah kurangnya sarana dan prasarana dapat diatasi dengan cara memodifikasi atau membuat alat pengganti sarana yang tidak ada dengan peralatan yang lain yang sudah dimodifikasi.

2) Mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa. Apapun yang dimodifikasi dan dibuat menarik akan meningkatkan minat siswa untuk bergerak dan melakukannya sehingga akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa.

3) Mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif. Siswa akan antusias untuk mengikuti pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai.

4) Mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.

(5)

Sedangkan tujuan modifikasi menurut Bahagia dan Suherman (2000), sebagai berikut:

1. Modifikasi tujuan pembelajaran 2. Modifikasi materi pembelajaran 3. Modifikasi lingkungan pembelajaran 4. Modifikasi evaluasi pembelajaran.

Modifikasi permainan adalah hasil pengubahan dari keadaan semula dengan mengubah permainan yang telah ada atau membuat permainan yang belum ada (KBBI, 2018)

Bahagia (2010), Mengemukakan Bahwa: Modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian- penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian) dari pernyataan diatas mengenai pengertian modifikasi, modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang dilakukan berupa penyesuaian- penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan perlengkapan atau dalam metoda,gaya, pendekatan, aturan serta penilaian.

Modifikasi dianggap sebagai salah satu hal yang dapat membantu guru selama proses kegiatan belajar mengajar dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah atau kebutuhan yang diperlukan siswi selama kegiatan pembelajaran. Adang Suherman (2010) Menjelaskan bahwa: “Inti dari modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi mata pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar potensial yang dapat

(6)

memperlancar siswa dalam belajarnya”. Menurut Gusril (2014) menjelaskan bahwa “Modifikasi olahraga dalam pendidikan jasmani sangat diperlukan bagi anak- anak, pada dasarnya setiap pembelajaran yang dimodifikasi dengan menggunakan pemanasan bermain dalam bentuk variasi baru akan memberikan peran penting untuk memberi kesan kepada anak pada inti pembelajaran”

Sedangkan Mutohir (2011) menyatakan bahwa “Modifikasi olahraga mendorong anak untuk melakukan tugas gerak dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ketimbang pendekatan tradisional. Jika anak sudah mau banyak bergerak maka tingkat kebugaran yang akan didapat maksimal”

Tujuan dalam memodifikasi sarana dan prasarana menurut Agus S.S (2004:5) adalah :

1. Memperlancar jalannya pembelajaran. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mencukupi proses pembelajaran akan berjalan sesuai keinginan, seperti siswa tidak perlu mengantri karena harus bergantian dengan yang lain.

2. Memudahkan gerakan. Dengan sarana dan prasarana diharapkan akan mempermudah proses pembelajaran penjasorkes.

3. Mempersulit gerakan. Artinya dalam melakukan gerakan menggunakan alat lebih mudah dari pada tidak menggunakan alat.

4. Memacu siswa dalam bergerak. Siswa lebih termotivasi untuk bergerak karena tersedianya sarana dan prasarana dibandingkan

(7)

dengan tidak menggunakan sarana dan prasarana.

5. Kelangsungan aktivitas. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas jika tidak tersedia tidak dapat berjalan.

6. Menjadikan siswa tidak takut melakukan aktivitas

Namun dalam modifikasi sarana dan prasarana harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam Pendidikan Jasmani. Adapun syarat-syarat dalam membuat sarana dan prasarana dalam Pendidikan Jasmani menurut Agus S.S (2004:17) adalah :

a. Aman

Keamanan dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan prioritas utama sebelum unsur yang lain. Dengan alat yang aman siswa merasa nyaman dan tidak takut terkena cidera.

b. Mudah dan Murah

Mudah dan murah artinya dalam membuat sarana dan prasarana tersebut harus menggunakan bahan yang mudah di dapatkan, dan dalam pembuatan alat tersebut tidak sulit. Murah artinya dengan harga yang murah alat tersebut tetap bisa dibuat dan digunakan seperti fungsi aslinya.

c. Menarik

Menarik bagi penggunanya, artinya ketika siswa melihat dan menggunakan alat tersebut siswa tersebut tertarik dan ingin menggunakannya kembali.

d. Memacu untuk bergerak

Sarana tersebut memberikan tantangan bagi siswa lebih terpacu untuk

(8)

bergerak lebih aktif. Dengan sarana dan prasarana tersebut siswa menjadi termotivasi dalam melakukan aktivitas jasmani.

e. Sesuai dengan kebutuhan

Penyedian sarana (alat) disesuaikan dengan kebutuhan siswa atau penggunanya. Kebutuhan siswa Sekolah Dasar (SD) dengan kebutuhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbeda-beda jadi harus menyesuaikan siapa yang akan menggunakannya.

f. Sesuai dengan tujuan

Dalam pembuatan alat tersebut harus memperhatikan tujuan apa yang akan dicapai.

g. Tidak Mudah Rusak

Sarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak mudah rusak.

Artinya alat yang digunakan dalam pembelajaran tidak mudah rusak, kuat dan berkualitas.

h. Sesuai dengan lingkungan

Sarana (alat) Pembelajaran pendidikan jasmani disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Misalnya sarana (alat) untuk lapangan lunak digunakan di lapangan keras.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memodifikasi sarana atau alat pembelajaran Pendidikan Jasmani harus aman, mudah dan murah, menarik, memacu untuk bergerak, sesuai dengan kebutuhan, sesuai dengan tujuan, tidak mudah rusak , dan sesuai dengan lingkungan

(9)

2. Bola Polyurethane

Polyurethane merupakan bahan campuran antara karet dan plastic sehingga larutannya akan menimbulkan permukaan yang tahan gesek, tahan aus tahan terhadap beberapa zat kimia ringan dan bahkan stabil dalam suhu dingin dan panas. Inilah kenapa peralatan yang dilapisi dengan polyurethane akan lebih unggul dibandingkan dari lainnya karena permukaannya memang sudah cukup terlindungi dengan baik. Pada awalnya, polyurethane hanya digunakan sebagai pengganti karet. Akan tetapi, saat ini polyurethane banyak digunakan untuk beragam fungsi diantaranya sebagai bahan pelapis, bahan perekat, elastomers dan busa yang keras.

Polyurethane merupakan polymeric material yang mengandung urethane grup (–NH – CO - O -) , hasil reaksi dari polyol dengan isocyanate yang berbentuk liquid (cairan). Sampai saat ini Polyurethane telah banyak diaplikasikan untuk mengganti bahan-bahan seperti karet, besi, kayu, dan plastik. Dengan aplikasi Polyurethane yang sangat begitu luas, populasi di Indonesia +250 Juta jiwa orang dan juga Industri di Indonesia yang sedang berkembang maka prospek dibidang Polyurethane yang sangat baik.

(10)

a) Bahan Bola Polyurethane

Gambar 2.1 Bola Polyurethane

Bola polyurethane terbuat dari bahan di lapisi dengan khusus bahan, tahan lama tapi menyenangkan untuk menyentuh. Terbuat dari khusus makromolekul bahan, aman, tidak beracun, ramah lingkungan dan bahan Polyurethane ini dilewatkan EN-71, ASTM mencapai keselamatan peraturan pengujian Gratis besar logam berat dan phthalate bahan. Untuk ukuran bola polyurethane : 152 /160 (Mm) kepadatan : 70 (kg/m3) dan warna : Merah/ Orange/ Kuning/ Hijau/ Biru/ Ungu Bola polyurethane ini tidak perlu memompa udara dan keunggulan bola polyurethane ini bebas lateks, ringan dan lembut. https://indonesian.alibaba.com/product- detail/foam-handball-ball-for-junior-training-50046245318.html

Bola polyurethane biasanya bisa Anda temui ketika bermain sehari-hari. Namun, jika Anda ingin memiliki bola yang lebih tahan lama, cobalah menggunakan bola yang memiliki material polyurethane atau polyvinyl chloride.

(11)

Salah satu kelebihan menggunakan bola material polyurethane memiliki kualitas yang bagus karena tahan terhadap paparan air. saat terkena sentuhan anggota bagian tubuh tidak menimbulkan rasa sakit karena ringan dan lembut sehingga dapat memudahkan siswa dalam proses pelatihan bola tangan sedangkan kekurangan menggunakan bola material polyurethane ketika melakukan passing atau shooting kecepatan bola sedikit melambat dan daya pantul lebih rendah, Salah satu kelemahan polyurethane adalah sifat mekaniknya yang sedang hingga rendah. Salah satu alasan kelemahan ini adalah kurangnya ikatan hidrogen antara segmen keras dan lunak dan ketidak cocokan antara segmen keras polar dan segmen lunak nonpolar.

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0142941821002166 Menyerang Berdasarkan deskripsi peralihan dari kulit alami ke kulit sintetis poliur etana dalam wawancara kelompok fokus, poin kami adalah bahwa cengkeraman yang lebih baik pada bola berpotensi membuka kemungkinan baru untuk semua serangan pemain. Berawal dari auto - ethnographic angle (Baarts 2010)

3. Hakikat Bola Tangan

Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alat, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan (Mahendra, 2000:6).

Bola tangan sesungguhnya muncul dari tiga Negara yaitu Denmark, Jerman dan Swedia. Di Swedia, G. Wallstrom memperkenalkan

(12)

bola tangan pada tahun 1910. Peraturan permainan bola tangan ini untuk pertama kalinya dikembangkan oleh seorang guru senam di Brandenburg Jerman yang bernama Max Haiser pada tahun 1917. Olahraga bola tangan pertama kali diajarkan pada tahun 1917 dan diajarkan kepada anak-anak puteri dengan nama Torball. Kemudian pada tahun 1919 di kota Berlin, Karl Scelenz, memperkenalkan bentuk permainan bola tangan di lapangan besar (outdoor) dibeberapa Negara Eropa. Karl Scelenz mengubah permainan Torball menjadi Hand Ball supaya dapat dimainkan juga oleh 9 laki-laki. Kemudian ia mengembangkan peraturan bola tangan dan sekarang dikenal sebagai salah seorang pendiri bola tangan lapangan.

Permainan bola tangan berkembang pesat di Jerman, pada tahun 1934 terbentuk persatuan HandBall Jerman yang beranggotakan 25.000 tim putera dan puteri (Hari A, 2005: 4)

Pada tahun 1928 International Amateur Hand Ball Federation (IAHF) telah dideklarasikan bertepatan dengan Olimpiade Amsterdam dan diketuai oleh Avery Brundage dari USA. Tahun 1938 di Berlin diadakan turnamen bola tangan sedunia yang pertama. Namun pada tahun 1946 dalam konggres di Kopenhagen IAHF dibubarkan karena terjadi perselisihan faham antar anggotanya, namun demikian dibentuk federasi baru dengan nama International Hand Ball Federation atau disingkat IHF.

IHF diprakarsai Denmark, Swedia, Finlandia, Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia dan Swiss.

(13)

Permainan bola tangan merupakan cabang olahraga yang sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia terbukti Permainan bolatangan pernah diselenggarakan di PON ke 2 di Jakarta tahun 1951 dan Pekan Olahraga Mahasiswa ke 5 di Medan tahun 1960 dan sampai saat sekarang bola tangan merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan Program Studi keolahragaan.

Keberadaannya olahraga bola tangan kurang berkembang karena jenis permainan yang kurang populer, minim sosialisasi dan organisasi yang masih belum berkembang di daerah-daerah sehinga hanya berpusat di kota-kota besar. Berdasarkan sejarah berdirinya olahraga bola tangan telah berusia sangat tua. sebuah fakta menunjukkan seseorang memainkan bola tangan jauh lebih awal daripada permainan sepak bola. Permainan bola tangan yang dimainkan pada masa Yunani kuno merupakan sebuah isyarat terciptanya olahraga bola tangan modern (IHF, 2012).

Permainan bola tangan dapat dimainkan oleh putra dan putri, anak- anak sampai dengan orang dewasa. Yang membedakan permainan ini dengan penggolongan usia dan jenis kelamin hanya ada di ukuran bola.

Sebagai petunjuk, ukuran bola menurut Rahman & Ermawan (2005: 18 ) adalah:

1. Untuk usia di bawah 8 tahun lingkaran bola adalah 48 cm dan berat paling tidak 290 gram (size 0).

(14)

2. Untuk anak putra (usia 8 - 12 tahun) dan anak putri (usia 8 - 14) lingkaran bola adalah 50 - 52 cm dan berat paling ringan 315 gram (size 1).

3. Untuk remaja putra usia 12-16 tahun dan remaja putri usia lebih dari 14 tahun lingkaran bola adalah 54 - 56 cm dan berat paling ringan adalah 325 - 400 gram (size 2).

4. Untuk putra usia lebih dari 16 tahun lingkaran bola adalah 58 - 60 cm dan berat paling ringan adalah 425 - 475 gram (size 3).

Bola tangan dimainkan diatas lapangan dengan panjang 40 meter x 20 meter. masing-masing tim terdiri atas 6 pemain dan 1 penjaga gawang, Waktu yang digunakan yaitu 2 x 30 menit. Setiap tim terdiri dari 12 pemain. Namun, hanya 7 pemain yang ada di lapangan termasuk dengan seorang penjaga gawang. Selebihnya merupakan pemain pengganti selama pertandingan.

Ukuran lapangan bola tangan menurut Muhlisin dan Joko Pranawa (2015: 64) adalah panjang 40 m x lebar 20 m, terdiri dari 2 gawang dan area bermain. Garis penalti berjarak 7 meter, Garis batas kiper menguasai bola berjarak 5 meter, dan garis free throw berjarak 9 meter. Pemain yang berada dilapangan berjumlah enam orang dan satu penjaga gawang. Obyek dari permainan ini ialah melempar bola sampai masuk menjadi gol di gawang lawan.

(15)

Gambar 2.2 Lapangan Bola Tangan

(Sumber: Buku Metode dan Dasar-dasar Handball: 65)

Gawang memiliki tinggi 2 m dan lebar 3 m, di cat bergaris-garis dengan 2 warna berbeda. Gawang harus mempunyai jaring agar bola yang masuk kegawang tetap berada digawang.

Gambar 2.3 Ukuran Gawang Bola Tangan

(Sumber: Buku Metode dan Dasar-Dasar Handball – Muhlisin dan Joko Pranowo - 2016: 66)

(16)

Gambar 2.4 Ukuran Gawang Bola Tangan dilihat dari samping (Sumber: Buku Metode dan Dasar-dasar Handball – Muhlisin dan

Joko Pranowo- 2016: 66)

Ukuran bola untuk olahraga bola tangan terbagi dalam beberapa ukuran. Menurut Muhlisin dan Joko Pranawa (2016: 67) Pada prinsipnya semua bisa bermain. Peraturan sekilas terlihat sama antara putra dan putri.

Hanya ukuran bola yang berbeda. Sebagai petunjuk, ukuran bola sebagai berikut:

1) Untuk anak putra (usia 8-12 tahun) dan anak putri (usia 8-14 tahun) lingkaran bola adalah 50-52 cm dan berat 290- 330 gram (ukuran IHF 1)

2) Untuk remaja putra usia 12-16 tahun dan remaja putri usia lebih dari 14 tahun lingkaran bola adalah 54-56 cm dan berat adalah 325- 375 gram (ukuran IHF 2)

(17)

3) Untuk putra usia lebih dari 16 tahun lingkaran bola adalah 58-60 cm dan berat paling ringan adalah 425-475 gram (ukuran IHF 3) a) Teknik Dasar Permainan Bola Tangan

Pada umumnya permainan bola tangan berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu seseorang pemain bola tangan harus memiliki keterampilan yang baik. Pemain harus dapat berlari dengan cepat, memiliki kelincahan, dapat menangkap bola dengan baik, dan dapat melempar bola dengan tepat ke sasaran. Selain itu juga pemain harus memiliki koordinasi tubuh yang baik agar dapat mengkoordinasikan setiap teknik-teknik gerakkan bola tangan dengan baik pula. Dalam garis besarnya, keterampilan dasar permainan bola tangan terdiri dari beberapa teknik dasar, yaitu :

1. Menangkap Bola

Pada dasarnya posisi tubuh untuk menangkap harus memungkinkan menghadap ke arah datangnya bola supaya bola dapat ditangkap dengan baik. Disamping itu, yang tidak kalah penting adalah prinsip menyerap (absorb) gaya yang di bawa bola, agar impact dari bola dapat tersalur diredam (Mahendra, 2000:60).

Caranya dengan mengikuti arah bola dengan 18 kedua lengan dan salurkan daya penahan sedikit demi sedikit terhadap bola.

(18)

Gambar 2.5 Menangkap Bola 2. Mengoper atau Melempar Bola

Mengoper atau melempar bola dapat di lakukan dengan satu tangan atau dua tangan dan diperlukan teknik yang baik dan benar agar ketika melakukan lemparan dapat tepat sasaran kepada teman yang kita umpan dengan mengerahkan tenaga tubuh yang disalurkan ke bola, bukan hanya tenaga lengan. Seperti yang dikatakan Mahendra (2000:59) bahwa tenaga yang diperlukan untuk mengoper bola dihasilkan dari gerakan tubuh yang bergerak ke depan, dan kemudian disalurkan dan digabung dengan tenaga lengan, tangan dan pergelangan tangan. Adapun operan dengan satu tangan dilakukan untuk operan jarak jauh atau hanya sekedar untuk mengecoh lawan.

(19)

Gambar 2.6 Mengoper atau Melempar Bola (Sumber: Rahman & Ermawan, 2005:31) 3. Menggiring bola

Merupakan keterampilan yang cukup sulit karena memerlukan koordinasi mata dan tangan dengan baik. Pada waktu bola dipantulkan ke tanah atau lantai, arah pantulan balik bola akan tergantung dari arah bola itu dipantulkan ke tanah atau lantai.

Pelaksanaan dribling di tempat dan dribling bergerak memerlukan penyesuaian gaya dan sikap tubuh (Mahendra, 2000: 59).

Gambar 2.7 Menggiring Bola (Sumber: Rahman & Ermawan, 2005:36) 4. Menembak

Menembak adalah bentuk gerakan lemparan yang ditujukan untuk memasukkan bola ke gawang. Agar berhasil, lemparan yang dilakukan harus cepat, kuat dan tepat. Seperti yang diungkapkan Mahendra (2000:59), bahwa 20 lemparan itu harus eksplosif, yaitu lemparan yang mengerahkan seluruh kecepatan dan kekuatan

(20)

dalam waktu yang singkat sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat.

Gambar 2.8 Menembak

(Sumber: Rahman & Ermawan, 2005:34)

Menurut Setiawan,Yudiana,Rahmat (2018:92) bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku sosial. Selain itu unsur-unsur yang harus di kuasai oleh seorang pemain bola tangan adalah keterampilan lempar tangkap, menggiring dan menembak bola ke arah gawang.

Permainan Handball merupakan salah satu permainan atraktif yang membutuhkan kemampuan fisik dan dukungan antropometri yang baik. Gerakan-gerakan dalam handball mengharuskan pemain memiliki kemampuan fisik yang prima dan kemampuan antropometri yang mendukung. Gerakan dalam permainan handball terdiri dari berlari, melompat serta melempar,

(21)

menangkap,memblokir, dan mendorong antar pemain. Selain keterampilan teknis dan taktis, bahwa salah satu keterampilan kunci yang diperlukan untuk sukses di tim handball adalah kemampuan melempar (Gorostiaga dkk, 2006:357).

Dalam proses belajar mengajar bola tangan, pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain bola tangan dengan baik pula. Teknik dasar tersebut dapat dibagi sebagai berikut : teknik melempar dan menangkap, teknik mendribble bola, teknik menembak (Shooting), teknik irama tangan dan melangkah, teknik lempar jatuhan, teknik bendungan (Block) (Hermansah, 2016).

Bola tangan merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari tujuh orang. Tiap-tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam gawang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola. Bola boleh dipasing dengan tangan atau dengan mendribelnya beberapa kali ke lantai tanpa menyentuh kedua tangan bersamaan (Hermansah, 2016).

4. Passing

Passing adalah keterampilan dasar permainan bola tangan wajib dimiliki oleh setiap pemain bola tangan. Mahendra (2000) menyebutkan keterampilan teknik dasar passing, yaitu:

1. Dua tangan (two hand)

(22)

a. Chest pass merupakan passing yang umum dilakukan pada permainan ini. Umpan ini difokuskan dari dada ke dada teman. Chest pass merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar permainan bol tangan.

b. Overhead pass merupakan passing yang dilakukan dari atas kepala dengan tujuan untuk menghindari jangkauan atas lawan. Passing ini juga merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar permainan bola tangan.

c. Underhand/bounce pass merupakan passing yang dilakukan dari sekitaran bawah lengan. Passing ini bertujuan untuk menghindari jangkauan lawan. Passing ini juga merupakan awalan untuk pembelajaran teknik dasar permainan bola tangan.

2. Satu tangan (one hand)

a. Javeline/baseball pass pelaksanaannya harus dilakukan dengan mengikuti prinsip maximum time-distance, yaitu lemparan harus dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya dengan jarak yang jauh dan membutuhkan sikap lemparan yang maksimum.

b. Side pass merupakan passing dengan menggunakan satu tangan dan dilakukan pada samping tubuh pemain. Passing ini berguna untuk mengecoh atau menipu lawan.

c. Reverse pass merupakan passing dengan melewatkan bola dari belakang tubuh pemain. Passing ini untuk mengecoh atau menipu lawan.

(23)

Passing (mengumpan) adalah keterampilan memberikan bola kepada kawan dalam permainan bola tangan yang bertujuan untuk memberikan umpan kepada kawan yang kemudian dilakukan shooting, atau untuk tujuan strategi penerangan maupun pertahanan. (Ermawan Susanto, 2015: 19). Adapun jenis pasing sebagai berikut:

Berdasarkan Teknik passingnya menurut Muhlisin dan Joko Pranowo (2016: 105) yaitu:

a. Lemparan dari atas kepala (Upper Pass)

Merupakan Teknik passing yang paling sering dilakukan. Cara melakukannya adalah dengan memutar bahu dan lengan kearah belakang terlebih dahulu. Gerakan upper pass dinilai lebih efektif dan baik untuk mengumpan dengan jarak yang jauh ataupun sedang.

b. Lemparan Dada (Push Pass)

Teknik melemparnya dengan mendorong (push) atau lebih mudahnya seperti chest pass pada bola basket tetapi ini dengan menggunakan satu tangan. Passing ini cocok untuk jarak sedang dan pendek karena mudah diterima kawan. Ada 2 cara push pass antara lain:

1) kearah depan (front pass) 2) kearah samping (side pass)

c. Lemparan dari bawah lengan (lower pass)

(24)

Lemparan ini dilakukan untuk mengumpan pada jarak dekat.

Teknik ini menggunakan kekuatan pergelangan tangan (foles) dalam melakukannya. Ketika melakukan passing ini tangan menghadap bawah dan menggerakan lengan serta pergelangan tangan seperti orang merentangkan tangan. Ada beberapa passing lower pass yaitu: 10 lemparan ke depan (front pass) 2) lemparan ke samping (side pass) 3) lemparan ke belakang badan (reverse pass) Menurut Ermawan Susanto (2015: 19 - 24), ada beberapa jenis passing dalam olahraga bola tangan, antara lain:

a. Short pass (umpan pendek)

Short pass dilakukan dengan cara melempar bola disamping kepala dan dilemparkan setinggi dada penerima.

b. Bounce pass (umpan pantul)

Sama seperti short pass, bounce pass juga dilakukan dengan cara melempar bola melalui samping kepala, namun dilemparkan memantul ke lantai dengan jarak pantulan ±1 meter dari penerima.

Efektik dilakukan untuk mengumpan pada jarak dekat. Bounce pass sendiri arah bolanya juga susah ditebak oleh lawan.

c. Long pass (umpan jauh)

Long pass efektif dilakukan untuk mengumpan kepada teman yang berjarak sedang atau jauh. Lemparan dilakukan melalui atas kepala seperti seperti overhead pass dan diikuti follow through dari lengan

(25)

dan badan yang ikut ke depan seakan akan jatuh ke depan. Long pass biasanya juga dilakukan untuk melakukan serangan balik.

d. Side pass (umpan samping)

Lemparan samping dilakukan menggunakan sebelah tangan untuk lemparan jarak dekat yang tidak memerlukan tenaga dari bahu yang banyak karena dilakukan hanya dengan meluruskan lengan ke samping dan saat lengan lurus pergelangan tangan melecut diikuti jari-jari kaki. Short pass bisa dilakukan dengan teknik lower pass, upper pass, ataupun overhead pass.

Teknik dasar passing adalah salah satu teknik dasar yang wajib di kuasai bagi olahraga yang lebih mengadalkan kerjasama tim menurut Ramadan (2017:5) Passing adalah salah satu cara memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain guna membangun sebuah serang.

Menurut Lusiana (2015:67), kemampuan lemparan atlet handball sangat di pengaruhi oleh karakteristik antropometri yang baik dan kemampuan fisik yang prima. Selain itu menurut Lusiana, (2015:68) kemampuan lemparan pemain sangat di perlukan meliputi kemampuan kekuatan/kecepatan lemparan, maupun akurasi lemparan dalam mencetak gol kegawang lawan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka proses pembelajaran permainan bola tangan memerlukan penguasaan kemampuan lemparan bola yang baik. Salah satu gerak dasar melempar bola dalam

(26)

permainan bola tangan adalah teknik passing. Passing adalah gerak dasar mengunpan, melempar atau mengoper bola dengan tepat sasaran.

Metode lempar tangkap yang akan di terapkan dalam mengembangkan kemampuan passing di sekolah yaitu melempar dan menangkap bola secara statis dan dinamis, karena menurut Lusiana (2015:66) ,kemampuan lemparan yang baik dari seorang pemain akan memberikan dampak yang signifikan bagi tim dalam mengembangkan permainan.

MenurutSusanto (2017:117), melempar atau passing adalah pola gerak dasar yang dimaksudkan untuk melepaskan suatu objek menjauhi tubuh pelempar.

Bahwa latihan permainan bola tangan cuku pefisien untuk meningkatkan kapasistas aerobic tanpa mendapat kan kelelahan selama pertandingan Selain itu perubahan gerak passing dalam permainan bola tangan di karenakan adanya upaya memberikan bola kepada teman dengan menggunakan satu atau dua tangan (Susanto,2017).

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Penelitian ini dilakukan oleh Bambang Hermansah dengan berjudul : MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING DALAM PEMBELAJARAN BOLA TANGAN MAHASISWA. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, desain penelitian one grup pretest-posttest. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar

(27)

passing bola tangan. Hasil penghitungan statistik dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan modifikasi permainan bola tangan terhadap hasil belajar passing bola tangan dalam pembelajaran bola tangan mahasiswa, dengan dibuktikan dari nilai thitung > ttabel atau 4,79 > 2,59.

Dengan taraf signifikan 0,05 dan besar pengaruh 13,19%.

2. Penilitian ini dilakukan oleh Gelar Laksana Cita dengan berjudul : PENGARUH MODIFIKASI BOLA POLYURETAN TERHADAP KEBERANIAN DAN HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN FUTSAL DI SMP PGRI 2 SUBANG. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modifikasi bola polyuretan terhadap keberanian dan hasil belajar pembelajaran futsal di SMP PGRI 2 Subang.

3. Penilitian ini dilakukan oleh Ruhman dan Puriana 2020 yang berjudul : METODE LEMPAR TANGKAP BOLA STATIS DAN DINAMIS:

IMPLIKASINYA DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING PERMAINAN BOLA TANGAN Penelitian ini bertujuan merumuskan penerapan metode pembelajaran lempar tangkap bola statis dan dinamis dalam meningkatkan gerak dasar passing permainan bola tangan. Objek penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Jasmani FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Angkatan 2017 yang memprogram Mata Kuliah T/P Bola Tangan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan one group preetest- posttest design. Hasil analisis pada taraf signifikasi (Sig.0.05) menunjukkan t-test metode lempar tangkap bola statis p > Sig.0.05 (2.506

(28)

>1.732) dan metode lempar tangkap bola dinamis p > Sig.0.05 (2.614 >

1.732) berarti implikasi kedua metode lempat tangkap bola dapat meningkatkan gerak dasar passing permainan bola tangan. Hasil analisis perbedaan peningkatan antara kedua metode diperoleh p > 0.05 (7.140

>2.201) berarti implikasi metode lempar tangkap bola dinamis lebih baik peningkatannya dibandingkan metode lempar tangkap bola statis dalam pembelajarn gerak dasar passing permainan bola tangan.

4. Penilitian ini dilakukan oleh Susanto 2017 yang berjudul :

“PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN DASAR OLAHRAGA BOLA TANGAN BAGI MAHASISWA” Artikel ini bertujuan untuk: (1) menyusun butir-butir tes keterampilan dasar olahraga bola tangan, dan (2) mengetahui validitas dan mengestimasi reliabilitas tes keterampilan dasar olahraga bola tangan. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development. Subjek penelitian 30 mahasiswa. Instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dan kuesioner. Jumlah judge yang terlibat 3 orang. Validitas diketahui dengan validitas isi dan reliabilitas instrumen menggunakan korelasi Inter Rater. Hasil penghitungan koefisien korelasi, diketahui bahwa skor rater 1 = 0,999, skor rater 2 = 0,996, dan skor rater 3 = 0,991. Hasil penghitungan reliabilitas diestimasi dengan Koefisien Alpha sebesar rxx = 0,994. Hasil pengembangan tes keterampilan dasar olahraga bola tangan bagi mahasiswa menghasilkan 3 (tiga) jenis tes yaitu: (1) Tes keterampilan passing dengan sasaran ke tembok ( waktu: 30 detik), (2) Tes keterampilan

(29)

dribbling (waktu: 30 detik), (3) Tes keterampilan flying shoot melakukan 3 kali tembakan dari tiga posisi: kiri, tengah, dan kanan.

C. KERANGKA BERPIKIR

Permainan bola tangan adalah permainan yang dilakukan menggunakan tangan dengan pemain 7 orang, Ada beberapa teknik dasar yang harus di kuasai seperti passing pada bola tangan mungkin di sekolah ada beberapa siswa yang belum mengetahui permainan bola tangan , akan tetapi permainan bola tangan ini bisa di modifikasi dengan sedemikian rupa ketika di sekolah demi menciptakan sesuatu hal yang baru dan menarik sehingga modifikasi salah satu upaya yang dapat di lakukan oleh guru penjas agar proses pembelajaran bisa efektif.

Melihat permasalahan yang ada banyak sebagian siswa ketika melakukan teknik dasar passing tidak sesuai dikarenakan siswa takut ketika akan menangkap bola yang sedikit keras dan siswa merasa sakit jika menggunakan bola yang sebenarnya, sehingga siswa kurang berperan aktif melakukan passing pada bola tangan. Disini peneliti menggunakan modifikasi bola Polyurethane sebagai metode latihan. Bola polyurethane terbuat dari bahan di lapisi dengan khusus bahan, tahan lama tapi menyenangkan untuk menyentuh, ringan dan lembut memiliki kualitas yang bagus karena tahan terhadap paparan air. saat terkena sentuhan anggota bagian tubuh tidak menimbulkan rasa sakit sehingga dapat memudahkan siswa dalam proses pelatihan bola tangan. Menyerang Berdasarkan deskripsi peralihan dari kulit alami ke kulit sintetis poliur

(30)

etana dalam wawancara kelompok fokus, poin kami adalah bahwa cengkeraman yang lebih baik pada bola berpotensi membuka kemungkinan baru untuk semua serangan pemain. Berawal dari auto - ethnographic angle (Baarts 2010)

Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya. Modifikasi dianggap sebagai salah satu hal yang dapat membantu guru selama proses kegiatan belajar mengajar dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah atau kebutuhan yang diperlukan siswi selama kegiatan pembelajaran.

Mutohir (2011) menyatakan “Modifikasi olahraga mendorong anak untuk melakukan tugas gerak dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ketimbang pendekatan tradisional”. Disini peneliti menggunakan modifikasi bola Polyurethane sebagai metode latihan. Sehingga diduga modifikasi bola Polyurethane dapat meningkatkan kemampuan passing bola tangan di ekstrakurikuler SMKN 1 Subang.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Hipotesis dalam

(31)

penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan modifikasi bola polyurethane terhadap passing bola tangan.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio hutang (leverage ratio), rasio aktivitas (activity ratio) dan rasio keuntungan

Faktor fisik kimia (salinitas, suhu air, dan suhu udara) perairan Pantai Jeranjang yang diukur dalam penelitian ini masih berada pada kisaran yangmendukung

Kalimat imperatif merupakan kalimat yang mengandung maksud memerintah atau meminta, agar mitra tutur melakukan suatu sebagaimana yang diinginkan si penutur. Dalam

Untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua mengenai efektifitas dari masing-masing media interpretasi di Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi Museum

✓ Pasien dengan infeksi paru harus hati-hati dalam pemberian cairan intravena, karena resusitasi cairan yang agresif dapat memperburuk oksigenasi, terutama dalam kondisi

Jadilah karya tulis ilmiah bertajuk “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Penderita Kusta Berbasis Teori Health Belief Model (HBM) di Puskesmas

Hasil identifikasi dengan menggunakan Kromatografi Gas - Spektroskopi Massa diperoleh data bahwa isolat 3 merupakan gabungan dari beberapa senyawa sehingga perlu

Kabupaten Humbang Hasundutan adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten