• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Gerakan Kejujuran Sebagai Penunjang Pendidikan Usia Remaja di Lingkungan Sekolah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye Gerakan Kejujuran Sebagai Penunjang Pendidikan Usia Remaja di Lingkungan Sekolah."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Kampanye ini berbicara seputar isu penanaman kejujuran dengan konsep

gerakan sosial. Agar proyek penanaman nilai-nilai kejujuran pada masyarakat

semakin efektif, perlu diadakan penelitian yang mendalam sehingga didapatkan

segmentasi yang tepat. Remaja, sebagai subyek-didik yang dipilih sebagai sasaran

kampanye pada proyek ini menunjukkan sikap-mental yang cukup jelas terhadap

nilai-nilai kejujuran. Pada umumnya remaja belum terseret atau terkontaminasi

secara mendalam oleh arus ketidakjujuran yang berkembang lebih nyata pada

manusia Indonesia berkategori dewasa. Remaja terlihat jelas masih membawa „kepolosan kanak-kanak‟ dalam sikap hidupnya. Namun, pada sisi yang lain remaja juga menunjukkan sikap ketidakpeduliannya kepada penegakan nilai-nilai kejujuran. Ketidakjujuran tidak menjadi “jeritan” bagi remaja.

Dengan pendekatan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual dan didukung

dengan strategi komunikasi serta penentuan media-media yang tepat, niscaya pesan

kejujuran yang ingin disampaikan efektif membangun awerenes para remaja yang

jadi target utamanya. Memaksimalkan segala bentuk media baru juga menjadi salah

satu kekuatan dari kampanye kejujuran ini. Kampanye ini akan dibagi dalam tiga

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv

KATA PENGANTAR ...v

ABSTRAK ...vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ...6

1.2.1 Permasalahan ...6

1.2.2 Ruang Lingkup ...6

1.3 Tujuan Perancangan ...7

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...7

1.4.1 Sumber Data ...7

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...7

1.5 Skema Perancangan ... 9

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye ...10

2.1.1 Kampanye Sosial ...10

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Jenis-jenis Kampanye ...11

2.1.4 Saluran Kampanye ...12

2.2 Komunikasi ...12

2.2.1 Strategi Komunikasi ...13

2.3 Komunikasi Massa ...14

2.3.1 Fungsi Komunikasi Massa ...15

2.4 Social-Media ...16

2.5 Desain Komunikasi Visual ...18

2.6 Layout ...20

2.7 Warna ...21

2.8 Tipografi ...22

2.9 Tagline ...24

BAB III. DATA dan ANALISIS MASALAH 3.1 Pengertian Gaya Hidup ...26

3.2 Kejujuran ...28

3.3 Data dan Fakta ...29

3.3.1 Pemberi Mandat (Mandatory) ...29

3.3.2 Lembaga Terkait ...31

3.3.3 Tinjauan Terhadap Gerakan Sejenis ...34

3.3.4 Hasil Wawancara ...36

3.3.5 Hasil Kuesioner ...40

3.3.5.1 Kesimpulan Umum Hasil Kuesioner ...45

3.4 Analisa dan Perancangan Tindakan dalam Koridor Kerja DKV ...46

3.4.1 S.W.O.T ...46

(4)

x Universitas Kristen Maranatha BAB IV. PEMECAHAN MASALAH

4.1 Konsep Komunikasi ...51

4.1.1 Strategi Komunikasi ...52

4.1.2 Tahapan Kampanye ...53

4.1.3 Creative Brief ...54

4.2 Konsep Kreatif ...56

4.2.1 Konsep Verbal ...56

4.2.2 Konsep Visual ...56

4.3 Konsep Media ...57

4.4 Hasil Karya ...64

4.4.1 Logo Kampanye ...64

4.4.2 Teaser ...67

4.4.3 Print Ad ...69

4.4.2.1 Print Ad Conditioning ...69

4.4.2.2 Print Ad Informing ...71

4.4.2.3 Print Ad Reminding ...79

4.4.4 Poster ...80

4.4.5 Social Network ...83

4.4.6 Website ...84

4.4.7 Web Banner ...88

4.4.8 Youtube ...89

4.4.9 Radio ...90

4.4.10 Baligo ...91

4.4.11 Media Berjalan ...93

4.4.12 Umbul-umbul ...94

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.4.14 Backdrop ...95

4.4.15 Gimmick ...96

4.5 Timeline Media Kampanye ...100

4.6 Bugeting Media ...101

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...102

5.2 Saran ...103

DAFTAR PUSTAKA ...xvi

LAMPIRAN ...xviii

UCAPAN TERIMAKASIH ...xxxvi

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Kejujuran Para Remaja Dalam Pertanyaan Tertentu yang Bersifat

Umum ... 41

Tabel 2. Persepsi Remaja Terhadap Kejujuran ... 41

Tabel 3. Cara Pandang Remaja Terhadap Tingkat-tingkat Ketidakjujuran ... 42

Tabel 4. Tingkat Kepekaan Remaja Terhadap Akar Perilaku Koruptif ... 42

Tabel 5. Pengetahuan Remaja Seputar Tokoh-tokoh Kejujuran ... 43

Tabel 6. Pilihan Terhadap Idola ... 43

Tabel 7. Penjajakan Terhadap Ingatan Para Remaja Seputar Kisah Populer Masa Kanak-kanak ... 44

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Kompas TV ... 29

Gambar 2. Logo Stand Up Comedy Indonesia ... 30

Gambar 3. Logo KPK ... 31

Gambar 4. Logo Indonesia Unite ... 34

Gambar 5. Print ad Indonesia Unite ... 35

Gambar 6. Print ad Indonesia Unite ... 35

Gambar 7. Positioning ... 50

Gambar 8. Logo “Indonesia One Honesty” ... 64

Gambar 9. Aplikasi Grayscale, Invert dan Warna dalam background berbeda ... 65

Gambar 10. Warna Logo “Indonesia One Honesty” ... 66

Gambar 11. Logo Grid ... 67

Gambar 12. Teaser awal conditioning, versi “Microphone” ... 68

Gambar 13. Teaser awal conditioning, versi “Secret” ... 68

Gambar 14. Teaser conditioning menuju informing, versi “Pisang...?” ... 69

Gambar 15. Print ad conditioning seri #1, versi “Open The Box #1” ... 70

Gambar 16. Print ad conditioning seri #2, versi “Open The Box #2” ... 71

Gambar 17. Print ad informing seri #1, versi “Timun Berkulit Pisang” ... 72

Gambar 18. Print ad informing seri #2, versi “Pepaya Berkulit Pear” ... 74

Gambar 19. Print ad informing seri #3, versi “Jeruk Berkulit Apel” ... 76

Gambar 20. Print ad informing seri #4, versi “Durian Berkulit Semangka” ... 78

Gambar 21. Print ad reminding seri #1, versi “Bye-bye Kulit...! #1” ... 79

Gambar 22. Print ad reminding seri #2, versi “Bye-bye Kulit...! #2” ... 80

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 24. Poster Event Indonesia One Honesty Roadshow, Jakarta ... 81

Gambar 25. Poster Event Indonesia One Honesty Roadshow, Yogyakarta ... 82

Gambar 26. Poster Event Indonesia One Honesty Roadshow, Surabaya ... 82

Gambar 27. Facebook Fans Page ... 83

Gambar 28. Twitter ... 84

Gambar 29. Loading Page (Website) ... 85

Gambar 30. Home Page (Website) ... 85

Gambar 31. About Page (Website) ... 86

Gambar 32. News Page (Website) ... 86

Gambar 33. Event Page (Website) ... 87

Gambar 34. Contact Page (Website) ... 87

Gambar 35. Aplikasi web banner pada Yahoo Messenger ... 88

Gambar 36. 6 buah seri web benner YM ... 88

Gambar 37. Aplikasi web banner pada Facebook ... 89

Gambar 38. 6 buah seri web banner FB ... 89

Gambar 39. Indonesia One Honesty Roadshow Youtube ... 90

Gambar 40. Baligo Indonesia One Honesty Roadshow ... 91

Gambar 41. Aplikasi Baligo ... 92

Gambar 42. Bus Indonesia One Honesty Roadshow ... 93

Gambar 43. Umbul-umbul seri #1, #2, #3 dan #4 ... 94

Gambar 44. 6 Variasi Desain Hanging Flag ... 95

Gambar 45. Aplikasi Hanging Flag ... 95

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 47. 6 Variasi Sticker ... 97

Gambar 48. 6 Variasi Pin ... 97

Gambar 49. 3 Variasi Gantungan Kunci ... 98

Gambar 50. Pulpen ... 98

Gambar 51. 4 Variasi Desain Mug ... 98

Gambar 52. Aplikasi Mug ... 98

Gambar 53. Kaos Putih ... 99

Gambar 54. Kaos Merah ... 99

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

... dan orang-orang pun berkumpul di depan rumah itu, lalu

berteriak-teriak membahana “ USIR, USIR, USIR... TAK PUNYA HATI NURANI!”. Kata-kata

itu terus diulang ratusan warga RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6/2011). Sementara itu seorang wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga tersebut hanya bisa menagis pilu. Suaranya meminta maaf dengan dibantu speaker pengeras habis tak terdengar dimakan riuhnya gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.

Siapakah perempuan itu...?

Apakah yang diperbuatnya...?

Mungkin awalnya kita akan menduga perempuan tadi pastilah seorang

penjahat besar atau mungkin seorang koruptor kelas kakap. Namun segala

kecurigaan itu akan menjadi keliru ketika tahu kisah sebenarnya, dialah Nyonya

Siami, seorang Ibu sederhana berprofesi sebagai penjahit gorden yang berani

mengungkap kasus contek masal di SDN Gadel 2, Surabaya. Tapi apa fakta yang

terjadi kemudian, bukannya dieluh-eluhkan bak seorang pahlawan kebenaran, Ny

Siami justru harus menelan pil pahit dikucilkan masyarakat bahkan diusir dari

kampungnya Desa Gadel. Warga berkeras bahwa tindakan yang dilakukan Ny Siami

adalah salah, hanya perbuatan sok pahlawan yang merugikan dan

membesar-besarkan masalah. Menurut masyarakat menyontek sudah terjadi di mana-mana dan

lumrah dilakukan siswa agar bisa lulus ujian.

Semuanya bermula ketika seorang anak pintar bernama Alif putera Ny Siami,

dipaksa wali kelasnya untuk memberikan contekan secara massal kepada

(11)

2 Universitas Kristen Maranatha ada simulasi pencontekan massal yang diprakarsai oleh Kepala Sekolah SD tersebut.

Alif sebelumnya tidak pernah menceritakan bahwa dirinya telah diplot untuk

memberikan contekan kepada teman-temannya. Namun ketika didesak Ibunya (Ny

Siami) yang curiga, akhirnya ia mengaku sambil menangis, ia bercerita sejak tiga

bulan sebelum UN sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada

seluruh siswa kelas 6, SDN Gadel 2, Surabaya.

Ny Siami yang kecewa dengan keadaan yang terjadi di sekolahan anaknya,

mencoba mengkonfirmasi kebenaran kabar itu kepada kepala sekolah. Dalam

pertemuan tersebut, Ny Siami bertambah kekecewaannya setelah kepala sekolah

hanya menyampaikan permohonan maaf singkat, tanpa disertai tindakan lebih lajut

dan konkret. Ny Siami beranggapan bahwa mencontek itu perbuatan tidak jujur,

terlebih ini dilakukan atas restu para guru di sekolah yang idealnya justru sebagai

pembentuk awal karakter seseorang. Doktrin yang keliru pada seorang anak akan

mengakar membentuk karakter diri yang buruk dimasa depan. Namun malang harus

diterima Ny Siami, sebagai balasan atas niat baiknya adalah tuduhan mencemarkan

nama baik sekolah dan kampung, sekaligus harus mengungsi ke Solo setelah diusir

dan diprotes warga sekitar. Sepertinya para warga lebih takut anak-anak mereka

dibatalkan kelulusannya, ketimbang akhlak dan moral yang dirusak dan dibina

didalam anak-anaknya. Memang masyarakat kini sudah sakit!

Sungguh ironi, betapa nilai-nilai kejujuran yang awalnya agung telah luntur

terkikis bahkan nyaris punah. Bagaimanapun kita telah melihat betapa warga

masyarakat bisa berbondong-bondong secara kolektif membela mati-matian suatu

kesalahan, hanya demi kepentingan pribadi masing-masing. Seakan hati nurani sudah

mati, kini ketidakjujuran telah mewabah tidak hanya di tingkat elite, bahkan telah

menjangkiti masyarakat di tingkat akar rumput. Tidak mengherankan kemudian jika

negeri ini terus terpuruk hingga titik nadir, dengan tangan terbuka menyambut

gerbang kehancuran.

Sudah menjadi fakta bahwa korupsi yang merupakan masalah tergenting

negeri ini, adalah buah dari perilaku ketidakjujuran. Masalah yang begitu erat

(12)

3 Universitas Kristen Maranatha Universitas Indonesia, sudah dikenal sejak zaman kerajaan-kerajaan di nusantara,

bahkan perilaku koruptif menjadi akar penyebab hancurnya sebagian kerajaan besar

di nusantara, seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Pada zaman Majapahit

misalnya istilah korupsi dikenal dengan sebutan “maling matimpuh”, yang artinya

mencuri uang negara dengan cara mudah sambil bersimpuh di kantor. Matimpuh

adalah sejenis duduk santai dan tanpa repot-repot, mengorupsi uang negara yang

notabene adalah uang rakyat. Meski telah ada dari berabad-abad silam, hingga

puncaknya pada masa Orde Baru dan masih tetap lestari hingga kini, korupsi

bukanlah budaya! Korupsi bukan budaya Indonesia, minimal itulah yang masih dipercaya para ahli, walaupun perilakunya sudah „membudaya‟ dalam masyarakat. Lalu bagaimanakan korupsi itu lahir?

Korupsi adalah pengaruh pola pikir, kebiasaan dan mental! Melalui

aspek-aspek tersebut kebudayaan yang buruk bisa terbentuk. Menurut Menteri Pendidikan

Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, “Yang mau kita bangun adalah peradaban,

peradaban itu bisa dibangun melalui budaya, budaya itu bisa dibangun melalui tradisi, dan tradisi bisa dibangun melalui kebiasaan, karena kebiasaan-kebiasaan ini akan menjelma menjadi budaya, tradisi terus ujungnya menjadi peradaban. Sehingga kita tidak boleh membiasakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik sehingga nanti ujung-ujungnya akan menjadi budaya kita sendiri” (artikel

“Membangun Peradaban” - Universitas Baturaja). Dari pernyataan tersebut jelas

dikatakan bahwa kebiasaan buruk seperti mencontek yang berangkat dari

ketidakjujuran, jika diabaikan apalagi jika sampai dipelihara akan menghasilkan

sebuah kebiasaan yang menjadi benih kehancuran dan berbuahkan sebuah peradaban

yang penuh kepalsuan dimasa depan. Kebenaran akan mati, sekaligus menjadi

barang langka di negeri ini. Dan kita sedang melangkah menuju masa itu.

Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah Raja?” Jawab Yesus:

“Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk

(13)

4 Universitas Kristen Maranatha yang kemudian oleh LAI diterjemahkan sebagai “kebenaran”, sesungguhnya memiliki pengertian yang lebih dalam yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa

Indonesia. Aletheia berasal dari bahasa Yunani yang berkonotasi sebuah proses

melepas topeng atau menanggalkan kepalsuan. Parmenides, seorang filsuf Yunani

menggunakan Aletheia untuk melambangkan kebenaran yang hakiki yang

berorientasi pada kejujuran mutlak. Aletheia dikenal orang Romawi kemudian

sebagai Veritas (ketulusan atau keterus-terangan), lawannya adalah Dolos (tipuan),

Apate (muslihat) dan Pseudologi (kebohongan). Aletheia bukan milik orang kristiani, meskipun kata tersebut dipakai oleh Yesus Kristus beberapa kali dan dicatat dalam

Kitab Suci. Sesungguhnya Aletheia adalah bagian dari dasar filsafat etika yang

kontekstual dalam kehidupan manusia. Dia adalah nilai yang teramat luhur yang

harus selalu menjadi acuan hidup bermasyarakat. Meskipun Aletheia juga menjadi

nilai yang terlampau murni yang sedikit utopis, mengingat orang pada dasarnya

memiliki sifat tidak ingin tampil apa adanya.

Pencarian akan nilai-nilai kebenaran yang luhur dan murni (Aletheia)

haruslah diteladankan kepada setiap individu sedari dini. Nilai-nilai tersebut haruslah

utopis agar sulit untuk digapai secara utuh, namun tetap menarik untuk terus menerus

dikejar dan dicari. Karena tidaklah mustahil jika menerapkan pembiasaan kepada

anak-anak, ketimbang mendoktrin orang dewasa. Seperti kata Mahatma Gandhi

“Mungkin nampak mustahil bagi orang yang angkuh tapi amat mungkin bagi anak kecil yang tak berdosa. Mereka yang mencari kebenaran harus merasa lebih rendah dari debu dibawah kaki. Dunia menginjak-injak debu, orang yang mencari kebenaran harus sedemikian rendah hingga debu pun dapat menginjak-injaknya” (Buku “GANDHI: Sebuah Autobiografi”). Jadi penanaman kebenaran sebagai dasar

gaya hidup jujur teramat perlu untuk serius digalakan dalam masyarakat sedari

bangku pendidikan agar membentuk karakter masyarakat yang bersih dan kuat.

Masalah kejujuran adalah salah satu persoalan penting di Indonesia, dan mau tidak

mau kita harus mengakui karena sudah sedemikian kritisnya keadaan yang semula

harusnya menjadi nilai yang paling normatif dalam kehidupan bermasyarakat.

Fenomena Ny Siami hanya salah satu contoh kasus, betapa kebenaran tidak hanya

(14)

5 Universitas Kristen Maranatha Mengkampanyekan pentingnya arti kejujuran dalam masyarakat, dipandang

sebagai suatu cara yang tepat untuk menggaungkan kepada publik, sekaligus cara

yang erat hubungannya dengan dunia Desain Komunikasi Visual (DKV). DKV

merupakan salah satu disiplin keilmuan yang mempelajari bahasa visual yang

universal dan berkembang secara interaktif menjadi pesan-pesan untuk tujuan sosial

maupun komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau

kelompok lainnya. Pesannya dapat berupa informasi produk, jasa, gagasan dan pesan

layanan masyarakat yang disampaikan kepada target audience, dalam upaya

peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah

atau lembaga-lembaga swadaya. Pada prinsipnya DKV adalah perancangan untuk

menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa

bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien dan tepat. terpola dan terpadu serta

estetis, melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.

elemen desain komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak

dalam pelbagai media. Baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual.

Inti bidang DKVadalah komunikasi budaya, komunikasi social, komunikasi

ekonomi juga komunikasi politik. Tidak seperti seniman yang mementingkan

ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah

penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena itulah DKV mengajarkan pelbagai

bahasa visual yang dapat digunakan untuk menterjemahkan pikiran dalam bentuk

visual.

Dari uraian diatas keilmuan DKV sangat bermanfaat khususnya untuk

mengkomunikasikan kembali gaya hidup jujur secara komunikatif dan persuasif

sesuai dengan tagetnya yaitu orang-orang muda secara spesifik para remaja.

Diharapkan para remaja pada akhirnya dapat menumbuhkan sekaligus memelihara

perilaku hidup jujur sebagai satu-satunya gaya hidup benar yang ideal untuk saat ini

(15)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Ditinjau keterkaitannya dengan bidang Desain Komunikasi Visual maka

penulis merumuskan beberapa masalah mengenai topik yang diangkat, yaitu sebagai

berikut:

a. Bagaimana merancang strategi visual kampanye yang menarik bagi anak

muda Indonesia sebagai penerus bangsa, sehingga menggugah dirinya agar

berkomitmen mempertahankan kejujuran sebagai cara hidup yang paling sesuai

untuk menjaga harmonisasi kehidupan bermasyarakat.

b. Bagaimana menentukan media yang tepat dan sesuai dalam

mengkam-panyekan gaya hidup jujur bagi anak-anak muda Indonesia.

1.2.2 Ruang Lingkup

Menyadari luasnya lingkup permasalahan dalam laporan pengantar tugas

akhir ini maka penulis membatasi permasalahan yaitu dengan target audience adalah

remaja, meliputi masa awal remaja hingga masa akhirnya yakni usia 13-18 tahun,

baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki di Indonesia khususnya

yang tinggal di kota Bandung pada tahun 2011. Hal ini di dasari oleh analisa penulis

melalui sejumlah survey dan wawancara, yang menghasilkan fakta bahwa masa

remaja merupakan periode transisi dari anak menuju dewasa dimana segala pengaruh

baik maupun buruk dari lingkungan diserap menjadi identitas.

Kejujuran, sebagai tema utama dari gerakan ini akan mencakup ranah yang

sangat luas dari peri kehidupan dari pelbagai bentuk manifestasinya. Ada

bentuk-bentuk kejujuran tertentu yang justru menimbulkan ketidakbijaksanaan dan

(16)

7 Universitas Kristen Maranatha sebagai sikap jujur terhadap diri sendiri, dalam kontras dengan kebohongan demi

sebuah citra diri yang palsu dan keserakahan.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah:

a. Untuk memecahkan strategi visual kampanye yang menarik bagi remaja

Indonesia sehingga merasa tergugah untuk berkomitmen mempertahankan kejujuran

dalam kehidupan sosial.

b. Untuk memilih media yang tepat dalam mengkampanyekan gaya hidup

jujur bagi para remaja di Indonesia sehingga tumbuh kesadaran kaum muda untuk

tetap berperilaku hidup benar demi menunjang pembangunan bangsa dan negara

dimasa yang akan datang.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Sumber Data

Sumber untuk kelengkapan data dan fakta diperoleh dari pelbagai media

massa, seperti koran Kompas, Suara Merdeka, Majalah Tempo, siaran berita Metro

TV, TV One, serta buku dan situs internet (kantor berita online seperti: detik.com,

vivanews.com, kompas.com, dan lain-lain). Selain itu juga diperoleh dari sejumlah

wawancara kepada para ahli di bidang sosiologi dan psikologi.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi pasif dilakukan melalui pengumpulan data dan artikel yang

(17)

8 Universitas Kristen Maranatha b. Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada 157 responden, yaitu remaja Indonesia usia

13-18 tahun baik perempuan maupun laki-laki di kota Bandung untuk mengetahui

tingkat kejujuran para remaja, pengetahuannya seputar tokoh-tokoh kejujuran

Indonesia serta cara pandang terhadap nilai-nilai kejujuran yang ada di masyarakat.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh teori, data dan fakta yang

mendasari atau mendukung tema laporan ini, yaitu melalui cara melakukan tanya

jawab dengan Dr. Andreas Bintoro, SE, MDiv, pakar sosiologi, pengajar, sekaligus

penulis beberapa buku tentang masalah-masalah sosial-budaya. Penulis juga

melakukan wawancara dengan Lies Neni Budiarti, M.Si, psikolog sekaligus pengajar

di Universitas Kristen Maranatha dan Institut Teknologi Bandung.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka dilakukan melalui buku, koran dan majalah sebagai referensi.

Studi pustaka juga dilakukan melalui internet (seperti kantor berita online dan

website pendidikan) untuk mengetahui perkembangan berita terbaru dan

(18)

9 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah:

Kasus contek masal di SDN Gadel yang mengorbankan Ny Siami dan Alif, serta sejumlah kasus korupsi yang hampir setiap hari

silih-berganti menghiasi headline berita di pelbagai media cetak dan elektronik, menjadi bukti nyata betapa rendahnya nilai-nilai kejujuran di hidup di Negeri Indonesia. Masyarakat tidak lagi memandang kejujuran sebagai nilai luhur yang perlu diaplikasi

dalam hidup sehari-hari.

Analisa :

- Ketidakjujuran akan terus menjadi persoalan pokok negeri ini. - Semakin langkanya orang-orang yang memiliki integeritas. - Indonesia berada di ambang degradasi moral dan semakin sulit bangkit dari keterpurukan.

Survey:

- Observasi : Observasi pasif melalui media cetak & elektronik. - Kuesioner : Kepada 157 remaja

- Generasi muda adalah penerus masa depan, di dalamnya ada calon-calon pemimpin, tapi justru pada generasi muda jugalah segala pengaruh baik dan buruk masuk.

- Ketidakjujuran akar dari masalah besar Bangsa Indonesia yang tak kunjung tuntas, yaitu KKN.

Faktor Internal

Melalu medium kampanye, diharapkan dapat memotivasi para remaja untuk kembali menempatkan kejujuran sebagai

nilai luhur yang menuntun kehidupan bermasyarakat. Karena di bahu generasi mudalah negeri ini akan

diwariskan dan Indonesia butuh pemimpin yang punya integeritas di masa depan.

Strategi Kampanye

Strategi Kreatif Strategi Media

Komunikasi verbal

Remaja, meliputi masa awal hingga masa akhir usia 13-18 tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Karena remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dimana perilakunya

sangat dipengaruhi lingkungan.

Goal : mengubah pola pikir remaja tetang kejujuran sebagai

perilaku hidup paling populer bagi diri dan lingkungannya.

Pesan: Komitmen hidup jujur demi lestarinya kehidupan

berbangsa dan bernegara, untuk kejayaan Indonesia.

(19)

102 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

a. Nilai-nilai kejujuran, yang sedang menjadi dambaan dan teriakkan bangsa

kita saat ini, adalah momentum yang baik untuk mulai memikirkan cara-cara

menanamkan nilai-nilai kepada masyarakat dengan lebih mendalam, agar lebih

efektif. Cara ini haruslah melibatkan pendekatan multi-disiplin. Pada „proyek‟ ini

penulis melihat peranan Desain Komunikasi Visual adalah sangat strategis.

b. Remaja, sebagai subyek-didik yang dipilih sebagai sasaran kampanye

pada proyek ini menunjukkan sikap-mental yang cukup jelas terhadap nilai-nilai

kejujuran. Pada umumnya remaja belum terseret atau terkontaminasi secara

mendalam oleh arus ketidakjujuran yang berkembang lebih nyata pada manusia

Indonesia berkategori dewasa. Remaja terlihat jelas masih membawa „kepolosan

kanak-kanak‟ dalam sikap hidupnya. Namun, pada sisi yang lain remaja juga

menunjukkan sikap ketidakpeduliannya kepada penegakan nilai-nilai kejujuran.

Ketidakjujuran tidak menjadi “jeritan” bagi remaja. Penulis melihat bahwa remaja

adalah subyek yang strategis untuk digarap secara khusus (khas).

c. Kekhasan remaja haruslah menjadi perhatian yang serius ketika

kebijaksanaan desain diputuskan. Diera modern ini ada yang berubah pada cara-cara

orang-orang berkomunikasi dan berkolaborasi, demikian pula hal ini terjadi pada

remaja. Komunikasi online yang melahirkan social-media menjadi sangat penting

(20)

103 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

a. Garapan penanaman nilai-nilai kejujuran pada masyarakat Indonesia

selayaknya memperhatikan pentingnya unsur Desain Komunikasi Visual yang baik,

khususnya pada proyek-proyek seperti kampanye.

b. Agar proyek penanaman nilai-nilai kejujuran pada masyarakat semakin

efektif, perlu diadakan penelitian yang mendalam sehingga didapatkan segmentasi

yang tepat. Dalam hal ini segmentasi dari kategori usia perlu diperhatikan.

c. Perlu dipikirkan agar „hajat‟ menanaman nilai-nilai ini tidak digantungkan

semata-mata pada proyek pemerintah saja, namun hendaknya juga dipikirkan agar

masyarakat tergerak untuk berpartsipasi secara sukarela. Dalam konteks Desain

Komunikasi Visual, penulis menghimbau agar para pekerja-seni mengekspresikan

(21)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

ALKITAB: Perjanjian Lama dan Baru Dalam Terjemahan Baru (1982). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Bradley, Anthony J (2010). The Six Core Principles of Social-Media-Based

Collaboration. Boston: Harvard Business Review Press.

Devito, Joseph A (1998). Communicology: An introduction to the study of

communication. New York: Harper & Row.

Effendy, Onong Uchjana (2001). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth (1990). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003). Jakarta: Balai Pustaka.

Kusrianto, Adi (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V Andi

Offset.

Lwin, May. dkk (2005). Clueless in Advertising. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Rakhmat, Jalaluddin (2005). Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Rustan, S (2009). LAYOUT Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Venus, Antar (2004). Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam

Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

http://annida-online.com/artikel-543-cara-fun-tanamkan-integritas-antikorupsi-ala-kpk.html, (20 Agustus 2011, 22.35)

http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/palembang/attachments/139_TI-ITALIA.pdf, (5

(22)

xvii Universitas Kristen Maranatha http://www.campaignstrategy.org/, (16 November 2011, 02.30)

http://e-educare.info/2011/08/pendidikan-anti-korupsi/, (5 September 2011, 20.20)

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/31/pendidikan-antikorupsi/, (5 September

2011, 21.00)

http://english.oxforddictionaries.com/, (3 Oktober 2011, 02.00)

http://www.etymonline.com/, (3 Oktober 2011, 02.45)

http://ichwanmuis.com/?p=1279, (3 Oktober 2011, 01.45)

http://www.kesekolah.com/article-and-news/detail/11156-pendidikan-antikorupsi-masuk-ke-kurikulum-2011.html, (5 September 2011, 20.05)

http://www.kompas.tv/index.php/front/profil, (14 Oktober 2011, 21.20)

http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=417, (15 Oktober 2011,

02.30

http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1574, (15 Oktober 2011,

02.20)

http://metrotvnews.com/read/newsprograms/2011/08/01/9474/121/Kejujuran,(7

Agustus 2011, 23.15)

http://organisasi.org/unsur-faktor-psikologi-pendorong-interaksi-sosial-imitasi-sugesti-simpati-empati-identifikasi, (3 Oktober 2011, 02.11)

http://www.surya.co.id/2011/06/10/ny-siami-si-jujur-yang-malah-ajur, (7 Agustus

2011, 22.45)

http://thesaurus.com/, (3 Oktober 2011, 01:30)

http://www.unbara.ac.id/index.php?start=44, (15 Oktober 2011, 02. 35)

Referensi

Dokumen terkait

• Media sosial membuat anak menjadi mementingkan diri sendiri.. • Lahan subur untuk melakukan

In both the hepaiis, these individuals are called as carriers of virus and should not donate blood lifelong as the virus can be transmissible from their donated blood to

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah.

Aplikasi manajemen rantai pasok dengan fitur peramalan dengan metode simple moving average pada PT Sun Motor Solo yang dibuat telah mampu memberikan informasi

Universitas Sumatera Utara...

English Teachers’ Strategies in Assisting Students to Meet the Minimum Criterion of Mastery Learning (MCML)..

Selain koin uang memang memiliki fungsi sebagai alat tukar, masyarakat Tionghoa juga mengenal koin uang yang tidak memiliki fungsi ekonomi.

Selain koin uang memang memiliki fungsi sebagai alat tukar, masyarakat Tionghoa juga mengenal koin uang yang tidak memiliki fungsi ekonomi.