Universitas Kristen Maranatha iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui derajat intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas “X” Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode snowball sampling dan jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini 90 orang.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner intention yang disusun oleh Icek Ajzen (2005) dan dimodifikasi oleh peneliti yang mengacu pada teori Planned Behavior. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Croncbach, keseluruhan 45 item diterima, dengan validitas berkisar antara 0,327-0,818 dan reliabilitas sebesar 0,900. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi. Teknik ini menggambarkan prosentase subjek yang memiliki intensi kuat atau lemah. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa sebanyak 52,22% responden memiliki intention yang kuat untuk berhenti merokok secara total. Dari hasil penelitian juga diketahui subjective norms memberikan pengaruh yang paling besar terhadap intention untuk berhenti merokok secara total, diikuti oleh attitude toward the behavior, sedangkan perceived behavioral control memberikan pengaruh yang paling kecil terhadap intention untuk berhenti merokok secara total.
Universitas Kristen Maranatha
1.1. Latar Belakang Masalah ………...
1.2. Identifikasi Masalah ………..
1.3. Tujuan Penelitian ………..
1.4. Kegunaan Penelitian ……….
1.4.1. Kegunaan Teoretis ………
1.4.2. Kegunaan Praktis ………..
1.5. Kerangka Pemikiran ………..
1.6. Skema Kerangka Pemikiran ………..
1.7. Asumsi ……….. 2.1.1. Pengertian Planned Behavior ………...……….. 2.1.2. Intention .………... 2.1.3. Attitudes Toward The Behavior ………..……….. 2.1.4. Subjective Norms ………..……... 2.1.5. Perceived Behavioral Control ……….…………. 2.1.6. Pengaruh Determinan-Determinan Intention Terhadap
Universitas Kristen Maranatha x
2.1.7. Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention ……….... 2.1.8. Background Factors ...…………...…………...………. 2.1.9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intention Menjadi
Perilaku …... 2.1.9.1. Ketidaksesuaian Antara Intention Dengan Perilaku ..
2.1.9.2. Control Factor ………...………
2.1.10. Target, Action, Context And Time …..……… 2.2. Periode Masa Dewasa Awal ………..….…...
2.2.1. Karakteristik Masa Dewasa Awal …..………….…...………... 2.2.2. Perkembangan Kognitif ...
3.2. Bagan Prosedur Penelitian ………
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..……….
3.3.1. Variabel Penelitian ………
3.3.2. Definisi Operasional ………….………
3.4. Alat Ukur ………..
3.4.1. Alat Ukur Intention ...……….. 3.4.2. Sistem Penilaian ………... 3.4.3. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ……….
3.4.3.1. Validitas Alat Ukur ………
3.4.3.2. Reliabilitas Alat Ukur ………..……... 3.4.4. Data Pribadi dan Data Penunjang ………. 3.5. Populasi Penelitian dan Teknik Penarikan Sampel …...…………. 3.5.1. Populasi Penelitian ...………..………...
3.5.2. Karakteristik Populasi …….…………..………
3.5.3. Teknik Penarikan Sampel ………...……..………
3.6. Teknik Analisis Data ………..………...
Universitas Kristen Maranatha xi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ……….
4.1.1. Jenis Kelamin Responden ……….
4.1.2. Usia Responden ………
4.1.3. Pendidikan Responden (Semester) ………...
4.2. Gambaran Hasil Penelitian ………...
4.2.1. Intention ………
4.2.2. Crosstab Intention Dengan Attention Toward The Behavior ……… 4.2.3. Crosstab Intention Dengan Subjective Norms ………. 4.2.4. Crosstab Intention Dengan Perceived Behavioral Control ….. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ………...
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan
Tabel 2.2 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tabel 3.1 Item Alat Ukur Tabel 4.1
Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4
Tabel 4.5 Tabel 4.6
Tabel 4.7
Jenis Kelamin Responden
Usia Responden
Pendidikan Responden (Semester) Intention
Crosstab Intention Dengan Attention Toward The Behavior Crosstab Intention Dengan Subjective Norms
Universitas Kristen Maranatha xiii
DAFTAR BAGAN
Universitas Kristen Maranatha xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Intention Lampiran 2 Data Penunjang
Lampiran 3 Karakteristik Responden Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6 Lampiran 7
Lampiran 8 Lampiran 9
Hasil Jawaban Data Primer Responden
Hasil Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur Intention
Crosstab Intention Dengan Data Penunjang
Crosstab Intention Dengan Karakteristik Responden
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha
Bandung, salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi adalah menyusun skripsi. Adapun judul skripsi
ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Intention Untuk Berhenti Merokok Secara Total Pada Mahasiswa
Perokok Aktif Di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saudara/i dimohon kesediannya untuk meluangkan
waktu mengisi kuesioner ini. Data yang akan diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penelitian.
Saudara diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.
Identitas dan kerahasiaan jawaban saudara akan dijaga.
Atas kesediaan waktu dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
IDENTITAS
Nama (inisial) : _________________
Usia : _________________
Jenis Kelamin : _________________
Pendidikan : _______ (semester berapa)
PETUNJUK PENGISIAN
Pada halaman berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang harus saudara jawab. Diakhir
pertanyaan terdapat dua pilihan kata yang saling berlawanan. Diantara dua kata yang berlawanan
tersebut terdapat suatu rentang penilaian yang terdiri dari tujuh kemungkinan jawaban. Kemungkinan
jawaban tersebut adalah sebagai berikut :
1 = sangat : jika saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut sangat sesuai dengan diri saudara.
2 = cukup : jika Saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut cukup sesuai dengan diri saudara.
3 = agak : jika saudara merasa kata di sebelah kiri tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri
saudara.
4 = agak : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut agak / sedikit sesuai dengan diri
saudara.
5 = cukup : jika saudara merasa kata di sebelah kanan tersebut cukup sesuai dengan diri saudara.
Perhatikan setiap pertanyaan dengan teliti dan lingkari angka yang sesuai dengan diri saudara.
Contoh :
Melakukan olah raga setiap hari adalah hal yang ...
buruk : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__: baik
Jika saudara berpikir bahwa olah raga setiap hari sangat baik, maka lingkarilah angka 6 seperti ini :
Melakukan olah raga setiap hari adalah hal yang...
buruk : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__: baik
Jika saudara berpikir bahwa olah raga setiap hari cukup buruk, maka lingkarilah angka 2 seperti ini:
buruk : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__: baik
Jika saudara berpikir bahwa olah raga setiap hari agak baik, maka lingkarilah angka 3 seperti ini:
buruk : __1__:__2__:__3__:__4__:__5__:__6__: baik
Dalam menentukan pilihan jawaban, pastikan saudara mengisi semua nomor dan tidak melingkari lebih
dari 1 pilihan jawaban.
Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cara melingkari angka yang menurut Saudara
paling menggambarkan diri Saudara. Beberapa pertanyaan tampak mirip, tapi pertanyaan-pertanyaan
tersebut ditujukan pada topik-topik yang berbeda. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
1. Bagi saya berhenti merokok secara total merupakan hal yang ...
Buruk : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Baik
2. Saya … larangan merokok di lingkungan kampus. Mengabaikan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Mematuhi
3. Saya … untuk mengalihkan perilaku merokok dengan membeli keperluan lain. Tidak Memilih : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Lebih Memilih
4. Berhenti merokok secara total adalah hal yang ...
Membosankan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Menarik
6. Saya ... dampak perilaku merokok pada kesehatan.
Melupakan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Mengingat
7. Jika muncul keinginan untuk merokok, saya akan ...
Mengumbar : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Menahan
8. Saya … dengan larangan orang tua untuk merokok. Berani : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Takut
9. Saya … bahwa saya sebagai mahasiswa kedokteran apabila muncul keinginan untuk merokok. Mengabaikan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Memperhatikan
10. Bagi saya berhenti merokok secara total merupakan hal yang … Membosankan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Menyenangkan
11. Saya … larangan pemerintah untuk tidak merokok. Mengabaikan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Memperhatikan
13. Berhenti merokok secara total adalah hal yang … Sia-sia : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Berguna
14. Saya … orang terdekat untuk tidak menjadi perokok pasif. Mengabaikan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Mempertimbangkan
15. Saya sendiri yang memutuskan untuk berhenti merokok secara total.
Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
16. Saya … perilaku merokok dengan mengalihkan pada kegiatan positif atau produktif. Meneruskan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Menghentikan
17.Orang tua saya berpikir bahwa saya … berhenti merokok secara total.
Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
18.Bagi saya berhenti merokok secara total merupakan hal yang ... Sukar : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Mudah
19.Berhenti merokok secara total adalah hal yang … bagi saya.
20.Sebagian besar teman di kampus saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total.
Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
21.Jika saya mau, saya yakin dapat berhenti merokok secara total. Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
22.Menahan diri untuk tidak merokok secara total adalah hal … Negatif : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Positif
23.Pacar saya berpikir bahwa saya … berhenti merokok secara total Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
24.Saya … dapat berhenti merokok secara total. Tidak Yakin : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Yakin
25.Bagi saya berhenti merokok secara total itu …
Tidak Menyehatkan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Menyehatkan
26.Sahabat saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total.
27.Saya … untuk berheti merokok secara total.
Tidak Mampu : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Mampu
28.Menurut saya berhenti merokok secara total itu …
Sia-sia : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Bermanfaat
29.Dosen saya di kampus berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total.
Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
30.Jika orang lain bisa berhenti merokok secara total, saya juga bisa berhenti merokok secara total.
Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
31.Berhenti merokok secara total merupakan salah satu perilaku hidup sehat.
Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
32.Keluarga saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total. Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
33.Menurut saya, berhenti merokok secara total adalah hal yang … untuk dilakukan. Sulit : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Mudah
35.Dokter/teladan saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total
Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
36.Bagi saya, berhenti merokok secara total adalah hal yang mungkin untuk dilakukan. Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
37.Menurut saya perilaku merokok mengganggu kegiatan perkuliahan saya. Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
38.Orang tua pacar saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
39.Saya ... untuk berhenti merokok secara total
Mengurungkan : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Berkeinginan
40.Perilaku merokok adalah hal yang …
41.Adik atau kakak saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total. Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
42.Saya peduli terhadap kesehatan diri saya untuk berhenti merokok.
Tidak Setuju : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Setuju
43.Saya ... perilaku merokok.
Menyukai : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Tidak Menyukai
44.Orang tua sahabat saya berpikir bahwa saya ... berhenti merokok secara total. Tidak Harus : 1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : Harus
DATA PENUNJANG
Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan di bawah ini kemudian jawablah pertanyaan
tersebut dengan cara memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang menurut saudara paling
menggambarkan diri saudara. Pada beberapa pertanyaan saudara diminta untuk menuliskan jawaban
saudara pada tempat yang telah tersedia. Isilah pertanyaan tersebut dengan lengkap dan jelas.
1. Menurut saudara, informasi yang saudara ketahui tentang rokok… a. Banyak
b. Sedikit
2. Dari mana saja saudara mendapatkan informasi tentang bahaya merokok? (berikan nomor urut
di sebelah kanan pilihan jawaban dan jawaban boleh lebih dari satu)
a. Media elektronik ( tv, internet, radio, dll) ( ... )
b. Media cetak ( buku, koran, majalah, dll) ( ... )
c. Orang tua ( ... )
d. Teman ( ... )
3. Apakah informasi tentang bahaya merokok yang saudara ketahui, mendorong saudara untuk
berhenti merokok secara total?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah lingkungan saudara mendorong saudara untuk berhenti merokok secara total?
a. Ya
b. Tidak
5. Siapa orang-orang signifikan bagi saudara yang paling menuntut saudara untuk berhenti
merokok secara total? (berikan nomor urut di sebelah jawaban dan jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Orang tua ( ... )
b. Sahabat ( ... )
c. Pacar ( ... )
d. ... ( ... )
e. Tidak ada yang menuntut
6. Situasi seperti apa yang bisa menghambat saudara agar berhenti merokok secara total?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Lingkungan yang merokok
b. Waktu kosong
7. Situasi seperti apa yang bisa mendukung saudara agar berhenti merokok secara total? (jawaban
boleh lebih dari satu)
a. Lingkungan yang tidak merokok b. Permintaan Pacar
c. Sibuk beraktivitas
KARAKTERISTIK RESPONDEN
No. Responden Data Responden
Usia Jenis Kelamin Pendidikan (semester)
74 22 L 8
75 21 P 6
76 22 P 8
77 21 L 6
78 24 L 8
79 21 L 6
80 22 L 8
81 22 P 8
82 22 L 8
83 23 P 8
84 23 L 8
85 21 L 6
86 23 L 8
87 22 L 8
88 22 L 8
89 23 L 8
19 79 48 79 206
20 75 38 70 183
21 72 52 68 192
22 77 43 52 172
23 74 41 46 161
24 81 35 53 169
25 76 38 56 170
26 58 38 51 147
27 59 34 47 140
28 56 40 55 151
29 52 36 51 139
30 47 36 46 129
31 68 33 54 155
32 75 30 75 180
33 66 34 69 169
34 69 27 78 174
35 70 36 73 179
36 70 40 78 188
37 45 41 40 126
38 48 25 37 110
39 40 37 42 119
40 37 25 44 106
41 39 34 34 107
43 43 34 36 113
44 35 32 36 103
45 39 33 39 111
46 30 31 32 93
47 31 38 40 109
48 38 42 34 114
49 44 40 55 139
50 42 35 48 125
51 52 37 51 140
52 45 38 54 137
53 47 38 49 134
54 48 35 64 147
55 52 32 56 140
56 58 24 51 133
57 53 32 48 133
58 73 46 77 196
59 70 49 75 194
60 75 35 78 188
61 78 46 72 196
62 76 51 76 203
63 71 37 75 183
64 72 40 74 186
65 77 45 73 195
67 57 47 54 158
68 56 41 57 154
69 45 38 43 126
70 65 42 53 160
71 45 42 49 136
72 51 32 50 133
73 70 53 73 196
74 73 59 77 209
75 77 55 79 211
76 73 66 76 215
77 78 61 80 219
78 74 57 78 209
79 71 68 77 216
80 73 65 72 210
81 79 67 72 218
82 74 63 78 215
83 78 68 73 219
84 48 54 48 150
85 53 52 68 173
86 55 43 47 145
87 46 42 51 139
88 58 42 50 150
89 60 56 56 172
26 0,556 0,300 VALID
29 0,365 0,300 VALID
32 0,409 0,300 VALID
35 0,818 0,300 VALID
38 0,650 0,300 VALID
41 0,327 0,300 VALID
44 0,337 0,300 VALID
3
Perceived Behavioral
Control
0,623 0,300 VALID
0,722 0,700 RELIABEL
6 0,432 0,300 VALID
9 0,493 0,300 VALID
12 0,547 0,300 VALID
15 0,464 0,300 VALID
18 0,432 0,300 VALID
21 0,703 0,300 VALID
24 0,410 0,300 VALID
27 0,623 0,300 VALID
30 0,493 0,300 VALID
33 0,718 0,300 VALID
36 0,337 0,300 VALID
39 0,703 0,300 VALID
42 0,598 0,300 VALID
CROSSTAB INTENTION DENGAN DATA PENUNJANG
Tabel 1.
Crosstab Intention Dengan
Informasi Tentang Rokok Yang Diketahui
Intention
Mendapatkan Informasi Tentang Bahaya Merokok
Tabel 3.
Crosstab Intention Dengan
Informasi Tentang Bahaya Merokok
Mendorong Untuk Berhenti Merokok Secara Total
Intention
Lingkungan Mendorong Untuk Berhenti Merokok Secara Total
Tabel 5.
Crosstab Intention Dengan
Orang Yang Paling Menuntut Untuk Berhenti Merokok Secara Total
Intention
Situasi Yang Bisa Menghambat Berhenti Merokok Secara Total
Intention
Tabel 7.
Crosstab Intention Dengan
Situasi Yang Bisa Mendukung Berhenti Merokok Secara Total
Intention
Lingkungan Yang Tidak Merokok 26 49,1% Kesehatan Yang Memburuk 10
CROSSTAB INTENTION DENGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tabel 7.
Crosstab Intention Dengan Jenis Kelamin
Intention
Total Kuat Lemah
Jenis Kelamin
Laki-Laki 38 48,1%
41 51,9%
79 100%
Perempuan 9
81,8%
2 18,2%
11 100%
Total 47
52,2%
43 47,8%
Kisi-Kisi Alat Ukur Intention
Variabel Determinan Item
Intention
1. Bagi saya berhenti merokok secara total merupakan hal yang
(Buruk – Baik)
2. Berhenti merokok secara total adalah hal yang
(Membosankan – Menarik)
3. Jika muncul keinginan untuk merokok, saya akan
(Mengumbar – Menahan)
4. Bagi saya berhenti merokok secara total merupakan hal yang
(Membosankan – Menyenangkan)
5. Berhenti merokok secara total adalah hal yang
(Sia-sia – Berguna) 6. Saya
(Meneruskan – Menghentikan) perilaku merokok dengan mengalihkan pada kegiatan positif atau produktif
7. Berhenti merokok secara total adalah hal yang
(Tidak Menguntungkan – Menguntungkan) bagi saya
8. Menahan diri untuk tidak merokok secara total adalah hal
(Negatif – Positif)
9. Bagi saya berhenti merokok secara total itu
10.Menurut saya berhenti merokok secara total itu
(Sia-sia – Bermanfaat)
11.Berhenti merokok secara total merupakan salah satu perilaku hidup sehat
(Tidak Setuju – Setuju)
12.Perilaku merokok berpengaruh negatif terhadap kesehatan saya
(Tidak Setuju – Setuju)
13.Menurut saya perilaku merokok
mengganggu kegiatan perkuliahan saya (Tidak Setuju – Setuju)
14.Perilaku merokok adalah hal yang … (Menyenangkan – Membosankan) 15.Saya
(Menyukai – Tidak Menyukai) perilaku merokok
(Mengabaikan – Mematuhi) larangan merokok di lingkungan kampus 17.Sebagai mahasiswa kedokteran, saya
(Tak Acuh – Acuh) terhadap larangan merokok dari dosen
18.Saya
(Berani – Takut) dengan larangan orang tua untuk merokok.
19.Saya
berhenti merokok secara
(Mengabaikan – Mempertimbangkan) orang terdekat untuk tidak menjadi perokok pasif.
21.Orang tua saya berpikir bahwa saya (Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
22.Sebagian besar teman di kampus saya berpikir bahwa saya
(Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
23.Pacar saya berpikir bahwa saya
(Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
24.Sahabat saya berpikir bahwa saya
(Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
25.Dosen saya di kampus berpikir bahwa saya
(Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
26.Keluarga saya berpikir bahwa saya (Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
27.Dokter/teladan saya berpikir bahwa saya (Tidak Harus – Harus) berhenti
merokok secara total
28.Orang tua pacar saya berpikir bahwa saya
29.Adik atau kakak saya berpikir bahwa saya
(Tidak Harus – Harus) berhenti merokok secara total
30.Orang tua sahabat saya berpikir bahwa saya
(Tidak Memilih – Lebih Memilih) untuk mengalihkan perilaku merokok dengan membeli keperluan lain
32.Saya
(Melupakan – Mengingat) dampak perilaku merokok pada kesehatan 33.Saya
(Mengabaikan – Memperhatikan) bahwa saya sebagai mahasiswa kedokteran apabila muncul keinginan untuk merokok.
34.Bagi saya berhenti merokok secara total merupakan hal yang
(Tidak Mungkin – Mungkin) untuk dilakukan
35.Saya sendiri yang memutuskan untuk berhenti merokok secara total
(Tidak Setuju – Setuju)
(Sukar – Mudah)
37.Jika saya mau, saya yakin dapat berhenti merokok secara total
(Tidak Setuju – Setuju)
38.Saya (Tidak Yakin – Yakin) dapat berhenti merokok secara total
39.Saya (Tidak Mampu – Mampu) untuk berheti merokok secara total
40.Jika orang lain bisa berhenti merokok secara total, saya juga bisa berhenti merokok secara total
(Tidak Setuju – Setuju)
41.Menurut saya, berhenti merokok secara total adalah hal yang
(Sulit – Mudah) untuk dilakukan
42.Bagi saya, berhenti merokok secara total adalah hal yang mungkin untuk
dilakukan
(Tidak Setuju – Setuju) 43.Saya
(Mengurungkan – Berkeinginan) untuk berhenti merokok secara total
44.Saya peduli terhadap kesehatan diri saya untuk berhenti merokok.
(Tidak Setuju – Setuju)
45.Berhenti merokok merupakan salah satu tujuan hidup saya
ROKOK
Definisi Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 mm hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit
pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
Jenis Rokok
1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi
saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling
atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran
yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin
pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang
mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal
rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
Sigaret Kretek Mesin (SKM) sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian :
a) Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh : Gudang Garam Filter
Internasional, Djarum Super, dll.
b) Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma
yang khas. Contoh : A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, LA Light, Surya Slim, dll.
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Ketergantungan Nikotin
Sebagain besar perokok sangat sulit untuk berhenti merokok secara total. Efek
ketergantungan yang ditimbulkan oleh nikotin menyebabkan dilema kesehatan pribadi dan masyarakat. Pengenalan terhadap penggunaan tembakau sebagai sesuatu yang adiktif dan
nikotin sebagai obat yang dapat menimbulkan kecanduan adalah penting untuk penatalaksanaan pasien yang efektif.
Kriteria utama untuk menyatakan ketergantungan obat adalah: selalu ingin menggunakan, mempunyai efek psikoaktif, dan obat penguat perilaku. Penggunaan nikotin
memenuhi kriteria ini karena menimbulkan keinginan untuk selalu merokok, memberikan perubahan suasana hati yang menyenangkan, dan mendorong perilaku untuk selalu mencari
dan menghisap tembakau. Toleransi dan ketergantungan, bermanifestasi sebagai sindroma putus obat, memberikan pengaruh yang kuat untuk terus menghisap nikotin.
Perokok meningkatkan kadar nikotin mereka untuk mendapatkan efek yang diinginkan; hal ini meliputi efek intrinsik positif, seperti kesenangan dan peningkatan prestasi, dan penghindaran sindroma putus obat. Sindroma ini ditandai dengan rasa marah, ansietas,
normal dalam waktu 3 sampai 4 minggu; namun, kebutuhan akan produk tembakau dan rasa lapar dapat menetap untuk waktu yang lama.
Penggunaan produk tembakau merupakan sesuatu yang kompleks, perilaku yang dipelajari yang merupakan untaian benang yang dirajut dalam kehidupan sehari-hari dan
berkaitan dengan bagaimana perokok menghadapi dunianya. Banyak aktivitas, pikiran, dan emosi sehari-hari yang sangat mempengaruhi orang untuk merokok. Ciri-ciri kepribadian, seperti tingkat pendidikan, pengendalian diri, dan kemampuan untuk berubah merupakan
faktor penentu dalam penggunaan tembakau. Demikian pula halnya dengan faktor lingkungan, seperti tingkat kebiasaan merokok di rumah, teman sebaya, tempat kerja, dan norma
masyarakat yang mempengaruhi perilaku merokok.
Farmakologi Asap Rokok
Lebih dari 4000 substansi yang telah diidentifikasi dalam asap rokok, termasuk beberapa bahan yang secara farmakologis bersifat aktif, antigenik, sitotoksik, mutagenik, dan
karsiogenik: berbagai efek biologik ini memberikan kerangka untuk memahami akibat yang merugikan dari merokok. Lebih dari 70.000 kali setahun perokok menghisap satu bungkus
rokok sehari, dan membran mulut, hidung, faring, dan saluran trakeobronkial terpajan berulang kali dengan asap tembakau. Beberapa unsur pokok secara langsung mempengaruhi membrana, sedangkan yang lain di absorpsi ke dalam darah atau terlarut dalam saliva dan
tertelan.
Nikotin merupakan alkaloid yang sangat toksik yakni stimulan dan depresan
kardiovaskuler akut akibat nikotin yang diobservasi pada perokok yang sehat meliputi peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik, peningkatan denyut jantung,
peningkatan kekuatan kontraksi miokard. Nikotin juga meningkatkan konsentrasi serum glukosa, kortisol, asam lemak bebas, dan vasopresin.
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang mengganggu pengangkutan dan penggunaan oksigen. Oleh karena asap rokok mengandung 2 sampai 6 persen karbon monoksida, perokok mengisap kadar karbon monoksida setinggi-tingginya 44 bagian per juta
(ppm), cukup untuk meningkatkan kadar karboksihemoglobin (COHhb). Kadar ini pada seorang perokok berkisar dari 2 sampai 15 persen, sedangkan pada orang tidak merokok
mendekati 1 persen. Efek buruk dari karbon monoksida adalah mengurangi jumlah oksihemoglobin dan mioglobin yang ada. Peningkatan kadar COHb yang ringan dalam waktu lama mengakibatkan gangguan fungsi sistem saraf pusat yang tidak terlihat.
Epidemiologi
Data penelitian prospektif yang luas terhadap populasi di beberapa negara menunjukan bahwa angka kematian laki-laki perokok 70% lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang tidak
merokok. Secara proporsional efek mortalitas lebih besar pada kelompok usia remaja. Mortalitas perempuan perokok sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki perokok, tetapi
semakin mengalami peningkatan.
Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan mortalitas, dan hal ini dipengaruhi oleh usia saat mulai merokok, jumlah rokok yang diisap, lama merokok, dan dalamnya isapan.
klinis, eksperimental, dan patologik menunjukan bahwa merokok, pada hakekatnya, merupakan penyebab kematian tersebut.
Ciri Khas Perokok
Ciri-ciri demografik, antropometrik, fisiologik, dan laboratorik yang membedakan perokok dengan bukan perokok adalah perbedaan yang mendasar di antara kelompok ini dan pengaruh dari rokok. Perokok lebih banyak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan teh
dibandingkan bukan perokok. Berat badan dan tekadan darahnya agak sedikit lebih rendah dan denyut jantungnya agak sedikit lebih cepat dibanding mereka yang tidak merokok.
Pada perokok perempuan, menopause akan datang lebih dini dibandingkan mereka yang tidak merokok. Perokok sering mengalami hambatan untuk mencapai prestasi olah raga yang maksimal dan juga gangguan sistem imun. Peningkatan makrofagalveoler paru yang
nyata ditemukan pada perokok, dan fungsi dan metabolisme sel-sel ini abnormal.
Bila dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok, perokok sedikit
memperlihatkan peningkatan hematokrit, jumlah sel darah putih, dan jumlah trombosit, dan juga mengalami sedikit penurunan leukosit, kadar vitamin C, asam urat serum, dan albumin.
Pada perokok, perbandingan kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL) dengan kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL) mengalami penurunan.
Udara dalam ruangan tertutup seringkali terkontaminasi dengan asap rokok yang dihisap secara tidak sengaja oleh si perokok itu sendiri atau mereka yang tidak merokok
(perokok pasif). Sebagian besar polutan tersebut ditimbulkan oleh asap yang dihembuskan oleh perokok dan asap yang lebih berbahaya keluar dari bara rokok.
Pada awalnya, perokok pasif mengalami efek iritan dari asap rokok seperti rasa pedih di mata. Sekarang ini diketahui juga dapat menyebabkan kanker paru. Orang tua yang merokok berhubungan dengan meningkatnya risiko penyakit pernapasan akut, efusi telinga
Keuntungan Berhenti Merokok
Berhenti merokok memberikan keuntungan baik fisik, psikologis, maupun ekonomik
jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam waktu beberapa hari setelah berhenti merokok daya cium dan daya kecap seseorang akan mengalami perbaikan. Satu tahun setelah berhenti
merokok terdapat penurunan drastis dari terjadinya infark miokard (gangguan aliran darah ke otot jantung). Apabila telah terjadi kerusakan permanen akibat rokok, seperti pada kasus emfisema, keuntungan dari berhenti merokok lebih sedikit, seperti perlambatan kecepatan
penurunan fungsi paru.
Ahli bedah umum AS menyimpulkan keuntungan kesehatan yang segera dan utama
dengan berhenti merokok adalah mutlak bagi laki-laki maupun perempuan tanpa melihat usia dan bagi mereka baik yang mempunyai maupun yang tidak mempuyani penyakit yang berhubungan dengan merokok. Harapan hidup perokok yang telah berhenti, rata-rata lebih
lama dibandingkan dengan mereka yang terus merokok. Sebelum usia 50 tahun mempunyai risiko kematian separuh pada 15 tahun kemudian, dibandingkan dengan mereka yang terus
Proses Berhenti
Berhenti merokok merupakan proses yang bersifat dinamik, siklik yang bertujuan
untuk mengatasi perilaku ketagihan. Perokok mengalami beberapa tahapan dalam usahanya untuk berhenti merokok dan mempertahankan status sebagai mantan perokok, tanpa
mengalaminya lagi. Faktor yang mendorong proses penghentian dalam waktu yang lama meliputi:
Berkurangnya penerimaan masyarakat terhadap rokok.
Meningkatnya kesadaran akan konsekuensi kesehatan bagi perokok aktif atau pasif
Meningkatnya harga produk tembakau (rokok)
Faktor yang menyebabkan seseorang merokok lagi meliputi:
perasaan sangat membutuhkan nikotin
Bertambahnya berat badan, tekanan sosial
Metode Berhenti Merokok
Lebih dari 90% mantan perokok berhenti merokok tanpa bantuan formal. ”Cold turkey” (berbicara terus terang mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan) merupakan metode yang digunakan lebih dari 80% mantan perokok yang berhasil meninggalkan rokok.
Bagaimanapun juga, perokok berat dan mereka yang sangat ketagihan nikotin dapat memperoleh keuntungan dengan berpartisipasi dalam program berhenti merokok. Program yang diadakan menggunakan berbagai pendekatan meliputi: membantu diri sendiri, nasihat
dan konseling dokter, penggunaan obat, terapi kelompok, pelatihan perilaku, hipnosis, dan akupuntur. Dengan metode demikian terdapat 20-30% angka pantang rokok dilaporkan.
Percobaan terkontrol memperlihatkan angka berhenti merokok yang berarti lebih besar pada perokok yang mendapat intervensi daripada kelompok kontrolnya. Sebagian besar program yang efektif menawarkan berbagai modalitas terapi, melibatkan personil kesehatan
baik dokter maupun perawat, dan terus menerus memperlihatkan suatu iklan untuk tidak merokok dalam berbagai bentuk.
Pedoman Dokter
Ketergantungan nikotin harus dipandang sebagai suatu masalah kesehatan kronik yang memerlukan keahlian dalam penatalaksanaan dan tanggung jawab jangka panjang. Tujuan utama dari setiap kunjungan yang dilakukan harus membantu perokok agar dapat berhenti
merokok secara bertahap. Tiga tahap penting dari penatalaksanaan yang dilakukan oleh seorang dokter meliputi penilaian, intervensi, dan follow-up. Pada tahap penilaian,
berhenti merokok, dan minat untuk berhenti merokok. Jika pasien tidak ingin berhenti merokok, dokter sebaiknya memeriksa adanya risiko kesehatan akibat merokok,
menganjurkan untuk berhenti, dan menangguhkan tindakan lebih lanjut sampai kunjungan klinis berikutnya. Kebanyakan pasien berminat untuk berhenti merokok dan berkembang
menuju tahap selanjutnya, yaitu tahap intervensi. Perokok diberitahu mengenai keuntungan dari berhenti merokok dan proses tahapan untuk berhenti. Perokok dinasihatkan untuk memilih tanggal berhenti dan ”membicarakannya” (cold turkey). Metode berhenti merokok kemudian dipilih dan dilaksanakan oleh si perokok. Dokter sering memberikan materi edukasional, konseling, dan belakangan ini, terapi pengganti nikoitn. Baik permen karet
maupun tempelan transdermal nikotin keduanya dapat memperbaiki dengan intervensi lain. Penggunaan yang tepat, kontradiksi, dan efek samping produk ini harus benar-benar dipahami. Misalnya, terapi pengganti nikotin sebaiknya tidak diberikan apabila pasien tetap
merokok. Tahap terakhir, follow-up, meliputi kemajuan dalam penilaian, dukungan yang diberikan, dan menghadapi kemungkinan akan kekambuhan kembali. Yang terakhir sebaiknya
tidak dipandang sebagai kegagalan melainkan sebagai bagian dari proses tahapan untuk mencapai tujuan yakni berhenti merokok. Pembicaraan selanjutnya difokuskan pada metode
berhenti merokok alternatif atau merujuk ke seorang ahli yang khusus menangani masalah rokok.
Kekuatan politis, sosial, dan budaya memainkan peranan penting dalam membuat
keputusan seseorang untuk memulai atau berhenti merokok. Untuk alasan ini, dokter harus membantu dan mendukung usaha untuk meningkatkan pajak rokok, untuk menghilangkan
Pencegahan
Pada akhirnya, tindakan pencegahan untuk merokok yang utama pada kelompok usia
anak dan remaja mungkin merupakan program yang paling efektif. Orang muda yang terlatih untuk menahan tekanan sosial, yang memahami konsekuensi untuk berhenti merokok, dan
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan merokok sudah dimulai sejak jaman nenek moyang dan
merupakan kebudayaan suku bangsa Indian di belahan benua Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa
menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ketika mereka pulang ke Eropa. (id.wikipedia.org/wiki/Rokok)
Kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata. Ketika abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam, yang kemudian menyebar dalam kehidupan kelompok lainnya, lalu
ke seluruh dunia. Kebiasaan ini tidak hanya didominasi oleh laki-laki dan usia tertentu, tetapi banyak ditemukan dalam berbagai tingkatan usia muda ataupun
Universitas Kristen Maranatha
2
elektronik, sehingga memberikan pengaruh terhadap meningkatnya konsumsi rokok di seluruh dunia. (id.wikipedia.org/wiki/Rokok)
Menurut hasil riset yang dilakukan World Health Organization (WHO),
pada tahun 1991 di Amerika Serikat, sekitar 26 % penduduk dewasa pencandu rokok, sedangkan di negara lain, persentase perokok lebih tinggi. Akhir-akhir ini,
di negara maju telah terjadi penurunan konsumsi rokok, seperti di Inggris berkurang 25 %, di AS dan Kanada 9 %, dan Australia 6 %. Para ahli yang telah
melakukan penelitian ilmiah memeroleh hasil bahwa merokok adalah penyebab utama dari berbagai macam penyakit di seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Menurut perkiraan WHO, jumlah kematian akibat merokok di seluruh
dunia menjelang tahun 2003 mencapai 10 juta orang per tahunnya, tidak kurang dari 70 % terjadi di negara-negara berkembang. WHO juga memerkirakan 1,1
miliar penduduk dunia adalah perokok dan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang. (suarapembaruan.com, 2008)
Ironisnya justru di negara-negara miskin dan berkembang, termasuk
Indonesia, terjadi peningkatan, konsumsi rokok di Indonesia, terutama untuk perokok pemula. Adapun persentase konsumsi rokok tersebut, yakni 44 %
perokok usia 10 - 19 tahun dan 37 % usia 20 - 29 tahun. Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan remaja yang merokok. Tahun 2001 sebesar 12,7 %, tahun 2004
Universitas Kristen Maranatha
3
perempuan sedikit menurun yaitu 2 % pada tahun 1995 menjadi 1,2 % tahun 2001. (www.kompas.com)
Dari data WHO pada tahun 2008, Indonesia menduduki peringkat sebagai
negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor 3 setelah China dan India, berada di atas Rusia dan AS. Sekitar 65 juta penduduk Indonesia merokok atau 28 % dari
jumlah penduduk Indonesia menghabiskan 225 miliar batang rokok per tahun. Menurut data tahun 2004, 70 % atau sekitar 141,44 juta jiwa penduduk Indonesia
adalah perokok aktif dan banyak yang masih berstatus sebagai mahasiswa. (www.depkes.go.id)
Merokok diyakini oleh kebanyakan remaja Indonesia dapat menimbulkan
rasa percaya diri dan memberikan sensasi rasa nikmat. Terlihat peningkatan kegiatan merokok terutama pada remaja dan lebih dari separuh perokok
mengkonsumsi di atas 10 batang per hari. Hal ini dapat menjadi bom waktu pada 25 tahun yang akan datang, mengingat timbulnya berbagai penyakit berhubungan dengan lamanya merokok dan banyaknya rokok yang dikonsumsi.
(nasional.kompas.com)
Ketika seseorang sudah mulai masuk di Perguruan Tinggi dan memasuki
fase dewasa awal, sebagian besar dari mereka sebelumnya sudah pernah merokok aktif ketika di sekolah dulu. Perilaku merokok itu akan terus berlanjut dan bisa membahayakan kesehatannya di masa yang akan datang. Terdapat lebih dari 50
Universitas Kristen Maranatha
4
paru-paru, kanker mulut dan tenggorokan, kanker lambung, kanker kandung kencing, kanker ginjal dan pankreas, impotensi, dan gangguan kehamilan. Rokok juga dapat menyebabkan berkurangnya aliran mutu darah disekitar kulit, sehingga
menjadikan kulit kering dan berkerut (keriput), katarak, dan tekanan darah tinggi yang dapat mendorong terjadinya serangan jantung. Dengan terganggunya
kesehatan maka kelangsungan studi mahasiswa akan cenderung ikut terhambat. (www.bahayamerokok.com)
Mahasiswa perokok dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah perokok aktif, yaitu mereka yang menghabiskan lima batang rokok setiap pekan dalam tiga bulan terakhir. Kategori yang kedua adalah perokok pasif, yaitu
mereka yang tinggal serumah dengan sekurangnya satu orang dewasa perokok selama 1 tahun atau lebih. (www.hanyawanita.com)
Merokok, baik aktif ataupun pasif memiliki dampak negatif pada diri seseorang maupun lingkungannya. Dampaknya meliputi dampak fisik, psikologis dan sosial. Dampak perilaku merokok pada fisik adalah pengaruh terhadap
kesehatan, seperti terjadinya gangguan pernafasan. Dampak perilaku merokok pada psikis adalah perasaan gelisah, tidak sabar, meningkatnya stres, sulit
berkonsentrasi, gangguan daya tangkap, daya ingat, tingkah laku, fungsi psikomotor, dan kurang percaya diri jika tidak merokok. Hal ini disebabkan oleh nikotin yang merupakan zat addictive. (pdpersi, Jakarta 2004) Dampak merokok
Universitas Kristen Maranatha
5
pasif ternyata mempunyai kandungan bahan kimia yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap rokok yang dihisap langsung oleh si perokok. (mindbodysoul.gov.uk)
Selain dampak negatif dari perilaku merokok, berhenti merokok secara
total dapat memberikan manfaat secara fisik, psikologis dan sosial. Manfaat berhenti merokok secara total pada fisik adalah tekanan darah dan kadar CO
dalam darah akan cenderung kembali normal. Keluhan-keluhan batuk, gangguan sinus, nafas pendek dan kelelahan akan menghilang, dan resiko kanker
paru-paruataupun resiko kardio-vaskuler akan kembali sama dengan bukan perokok. (www.kalbefarma.com) Manfaat berhenti merokok secara total secara psikis adalah meningkatnya harga diri dan menurunnya stres. Selain itu juga, mahasiswa bisa
lebih cepat dalam menangkap maupun mengingat materi-materi perkuliahan, dan yang terakhir adalah bebas dari ketergantungan rokok. Manfaat berhenti merokok
secara total pada lingkungan sosial adalah pengeluaran dapat dialihkan pada hal-hal yang lebih bermanfaat, dapat mempunyai bayi yang lebih sehat, dan tidak khawatir mengganggu orang lain dengan asap rokok. (pdpersi, Jakarta 2004)
Usaha untuk memelajari dampak negatif perilaku merokok terhadap kesehatan, juga menjadi bagian dari yang harus dipelajari di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung. Fakultas Kedokteran menghasilkan calon-calon dokter
yang memiliki tugas untuk belajar menghadapi bagaimana mencegah penyakit yang sedang berkembang, menjadi teladan dalam perilaku tidak merokok dan
Universitas Kristen Maranatha
6
informasi yang didapat selama mengikuti perkuliahan. Seperti salah satu misi dari Fakultas Kedokteran ”...berperan aktif dalam mengupayakan gaya hidup bermasyarakat yang sehat...”. Oleh sebab itu kesehatan selain menjadi modal
utama, juga merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang dokter. (misi Fakultas Kedokteran)
Berdasarkan survei yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung, diperoleh data sebanyak 30 mahasiswa tersebut adalah
perokok aktif. Menurut penuturan 10 mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung, mereka mengetahui mengenai dampak
buruk dari rokok seperti dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru,
penyakit jantung, dan kanker mulut. Mereka juga mengetahui keuntungan dari berhenti merokok secara total seperti mengurangi risiko terkena kanker paru-paru,
dan dapat menghemat uang. Semua mahasiswa tersebut mengatakan bahwa ketika sedang berkumpul dengan teman-teman, setelah makan, ketika merasa bosan menunggu jam kosong sebelum masuk perkuliahan, ketika stres menghadapi
tugas-tugas dan praktikum yang melelahkan adalah situasi-situasi yang seringkali menghambat untuk dapat berhenti merokok secara total. Mereka juga mengatakan
bahwa berhenti merokok secara total merupakan hal yang sulit dilakukan.
Berhenti merokok secara total harus dimulai dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang memiliki niat kuat untuk berhenti merokok secara total
Universitas Kristen Maranatha
7
Terdapat tiga determinan yang memengaruhi intention, yaitu : attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control.
Attitude toward the behavior adalah sikap favorable atau unfavorable mahasiswa terhadap evaluasi dari konsekuensi perilaku berhenti merokok secara total. Subjective norms adalah persepsi mahasiswa mengenai tuntutan dari
significant others (orang tua, pacar, dan sahabat) untuk mengharuskan atau tidak mengharuskan, benar atau salah melakukan perilaku berhenti merokok secara
total, serta kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Perceived behavioral control adalah persepsi mahasiswa mengenai kemampuan mereka untuk berhenti merokok secara total, mudah atau sulitnya, dan mungkin atau
tidaknya berhenti merokok secara total.
Derajat intention dan determinan-determinan untuk berhenti merokok
secara total dapat berbeda-beda pada mahasiswa perokok aktif, ini terlihat dari survei awal yang dilakukan pada 30 mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung. Rata-rata mereka mulai merokok ketika
duduk di bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 80 % (8 orang) memiliki keinginan untuk berhenti merokok secara total dan mereka memiliki
keyakinan bahwa berhenti merokok secara total akan memberikan keuntungan bagi dirinya seperti membuat kesehatan tubuh menjadi lebih baik, mengurangi resiko terkena kanker paru-paru, lepas dari ketergantungan pada rokok, dan
Universitas Kristen Maranatha
8
tertarik untuk mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya, berhenti membeli rokok, mengurangi intensitas pergaulan di lingkungan perokok, dan makan permen karet sebagai kompensasi ketika timbul keinginan untuk merokok.
Hal ini akan memengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat (intention kuat).
Sebanyak 20 % (2 orang) mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung lainnya tidak berkeinginan berhenti merokok secara
total. Mereka mengetahui dampak negatif merokok dan manfaat dari berhenti merokok secara total, tetapi mereka juga mengatakan bahwa dirinya memang belum berniat untuk berhenti merokok pada saat ini. Hal ini dikarenakan mereka
merasa kesehatannya tidak terganggu dengan kegiatan merokok. Mereka juga memiliki perasaan takut dijauhi oleh teman-temannya yang masih merokok
apabila dirinya berhenti merokok, merasa tidak ”gaul” dan kurang percaya diri jika tidak merokok, sehingga mahasiswa perokok aktif memiliki sikap tidak tertarik terhadap perilaku berhenti merokok secara total. Sikap ini termasuk
kedalam determinan attitude toward the behavior. Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah
(intention lemah).
Sebanyak 70 % (7 orang) mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung mengatakan bahwa orang tua, pacar, atau sahabatnya
Universitas Kristen Maranatha
9
persepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat mereka menuntut dirinya untuk berhenti merokok dan ada kesediaan dari mahasiswa untuk mematuhi orang-orang tersebut. Persepsi seperti ini masuk ke dalam determinan subjective norms. Hal ini
akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat (intention kuat).
Sebanyak 30 % (3 orang) mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung lainnya mengatakan bahwa orang tua, pacar, dan
sahabat tidak pernah menegur atau menyuruhnya untuk berhenti merokok karena sebagian besar dari mereka adalah perokok juga. Hal ini membuat mahasiswa berkeyakinan bahwa orang tua, pacar dan sahabat mereka tidak menuntutnya
untuk berhenti merokok, sehingga mereka memiliki persepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat mereka tidak menuntut dirinya untuk berhenti merokok.
Persepsi seperti ini masuk ke dalam determinan subjective norms. Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah (intention lemah).
Sebanyak 80 % (8 orang) mahasiswa perokok aktif Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung mengatakan bahwa mereka akan merokok lebih banyak
ketika sedang berkumpul dengan lingkungan yang mayoritas perokok, ketika sedang belajar, melamun, dan waktu kosong ketika sedang menunggu kuliah. Situasi-situasi tersebut membuat mereka merasa kesulitan untuk berhenti merokok
Universitas Kristen Maranatha
10
total. Persepsi seperti ini masuk ke dalam determinan perceived behavioral control. Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah (intention lemah).
Sebanyak 20 % (2 orang) mahasiswa lainnya mengatakan bahwa lingkungan perokok dan waktu kosong ketika sedang menunggu kuliah tidak
menghambat dirinya untuk berhenti merokok secara total. Mereka merasa situasi tersebut tidak menghambat dirinya untuk berhenti merokok dan mereka yakin
bahwa berhenti merokok adalah hal yang mudah dan mungkin untuk dilakukan, sehingga mahasiswa perokok aktif memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk berhenti merokok secara total. Persepsi seperti ini masuk ke dalam determinan
perceived behavioral control. Hal ini akan mempengaruhi niat mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat (intention kuat).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk memelajari secara lebih mendalam mengenai gambaran intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran di Universitas “X”
Bandung.
1.2. Identifikasi Masalah
Universitas Kristen Maranatha
11
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran intention untuk berhenti merokok secara total pada mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoretis
1. Memberi masukan teoretik di bidang Psikologi Sosial-Kognitif.
2. Memberikan informasi bagi para peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai intention.
1.4.2. Kegunaan Praktis
1. Memberikan informasi kepada Universitas “X” Bandung, khususnya
mahasiswa Fakultas Kedokteran mengenai intention untuk menampilkan perilaku berhenti merokok secara total. Informasi ini dapat digunakan
untuk penerapan pola hidup sehat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran.
2. Memberikan informasi kepada dosen, mahasiswa dan orang tua yang
Universitas Kristen Maranatha
12
1.5. Kerangka Pemikiran
Manusia dituntut untuk menjaga kesehatan demi kelangsungan hidupnya. Terdapat dua cara yang bisa dilakukan manusia untuk menerapkan pola hidup
sehat, yaitu preventif yang berarti pencegahan terjadinya penyakit, maupun kuratif yang berarti mengobati penyakit. Dalam menempuh pendidikan di bidang ilmu
kedokteran, mahasiswa Fakultas Kedokteran diharuskan memiliki dua cara hidup sehat tersebut. Tujuannya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran dituntut untuk
mencegah maupun mengobati penyakit seseorang berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu mahasiswa Fakultas Kedokteran terlebih dahulu diharuskan memiliki pola hidup sehat. Merokok adalah salah satu perilaku pola
hidup tidak sehat.
Selain menyandang status mahasiswa Fakultas Kedokteran, mereka juga
menyandang status sebagai individu dewasa awal. Mahasiswa berada di dalam fase dewasa awal, yaitu fase seseorang mempunyai potensi kognisi formal operasional. Pada fase ini mahasiswa mengolah informasi menurut keyakinan diri
sendiri menurut pengalamannya dan mengolah informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Memiliki kemampuan memisahkan ide-ide penting dari yang
kurang penting, serta menghubungkan antara ide yang satu dengan yang lain, sehingga mereka mampu menyesuaikan pemikirannya dengan ide-ide baru karena adanya tambahan informasi seiring bertambahnya pengalaman yang diperoleh.
Universitas Kristen Maranatha
13
maupun negatif dari perilaku merokok, dan mampu memanfaatkan informasi untuk dijadikan sebagai landasan perilaku berhenti merokok.
Menurut Icek Ajzen (2005), individu berperilaku berdasarkan cara-cara
yang masuk akal dan mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Untuk memunculkan tindakan berhenti merokok diperlukan kekuatan intention (niat).
Dalam teori Planned Behavior, pengertian intention adalah kesiapan untuk mengambil suatu keputusan (niat) untuk mengerahkan usaha dalam menampilkan
suatu perilaku.
Intention dipengaruhi oleh tiga determinan. Determinan yang pertama Attitude Toward the Behavior adalah sikap favourable atau unfavourable terhadap menampilkan suatu perilaku yang dihasilkan dari evaluasi positif atau negatif terhadap suatu perilaku. Jika mahasiswa perokok aktif mengevaluasi bahwa
berhenti merokok secara total akan memberikan dampak yang positif, misalnya dapat meningkatkan kesehatan, mengurangi risiko kanker paru-paru, mengurangi pengeluaran biaya kesehatan, dan dapat memberikan contoh yang baik bagi
anak-anak, maka mahasiswa akan memiliki sikap tertarik (favourable) untuk berhenti merokok secara total. Sikap tersebut akan memengaruhi niat (intention)
mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi kuat. Jika mahasiswa perokok aktif mengevaluasi bahwa berhenti merokok secara total akan memberikan dampak yang negatif, misalnya dijauhi oleh teman-teman yang masih
Universitas Kristen Maranatha
14
akan memengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah.
Determinan kedua Subjective Norms adalah persepsi mengenai tuntutan
dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak menampilkan suatu perilaku dan ada kesediaan untuk mematuhi orang-orang tersebut. Tuntutan
yang dipersepsi mahasiswa ini dapat berasal dari teguran ataupun peringatan orang tua, pacar, dan sahabat. Jika mahasiswa memiliki persepsi bahwa orang tua,
pacar, dan sahabat menuntutnya untuk berhenti merokok dan mahasiswa bersedia untuk mematuhi orang-orang tersebut, maka persepsi tersebut akan memengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total
menjadi kuat. Jika mahasiswa mempersepsi bahwa orang tua, pacar, dan sahabat tidak menuntutnya untuk berhenti merokok dan mahasiswa tidak bersedia untuk
mematuhi orang-orang tersebut, maka persepsi tersebut akan memengaruhi niat (intention) mahasiwa perokok aktifuntuk berhenti merokok menjadi lemah.
Determinan ketiga Perceived Behavioral Control adalah persepsi individu
mengenai kemampuan mereka untuk menampilkan suatu perilaku. Jika mahasiswa mempersepsi bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berhenti
merokok secara total, merasa yakin baahwa dirinya dapat menghentikan perilaku merokok, serta ditambah dengan faktor yang mendukung seperti lingkungan yang tidak merokok, kesehatan yang memburuk, dan adanya kesibukan beraktivitas
Universitas Kristen Maranatha
15
mahasiswa mempersepsi bahwa mereka memiliki kemampuan yang kurang dalam melakukan usaha berhenti merokok, serta adanya faktor yang mempersulit seperti tinggal di lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan yang mayoritas perokok,
kurangnya kegiatan, stress, dan waktu kosong ketika sedang menunggu kuliah, maka mereka akan memiliki persepsi bahwa berhenti merokok adalah hal yang
sulit untuk dilakukan. Persepsi ini akan memengaruhi niat (intention) mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total menjadi lemah.
Attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control akan memengaruhi kuat atau lemahnya intention mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung untuk berhenti merokok secara
total, tetapi kekuatan pengaruh setiap determinan tersebut berbeda. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat memengaruhi intention atau dapat
salah satu saja yang kuat dalam memengaruhi intention, tergantung pada determinan mana yang dianggap paling penting oleh individu. Misalnya mahasiswa yang memiliki attitude toward the behavior yang kuat dan determinan
tersebut memiliki pengaruh paling kuat terhadap intention, maka intention mahasiswa perokok aktif untuk berhenti merokok secara total akan kuat walaupun
kedua determinan yang lain lemah. Begitu pula sebaliknya, apabila attitude toward the behavior yang dimiliki mahasiswa perokok aktif lemah dan kedua determinan yang lain kuat, maka intention mahasiswa perokok aktif untuk
Universitas Kristen Maranatha
16
Apabila ketiga determinan tersebut memiliki hubungan erat yang kuat, maka mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas “X” Bandung
memiliki sikap tertarik untuk berhenti merokok secara total karena berhenti
merokok akan memberikan keuntungan bagi dirinya seperti meminimalisir terkena kanker paru-paru, bebas dari ketergantungan rokok, dan bisa menghemat
uang. Mahasiswa memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk berhenti merokok karena terdapat lingkungan yang mendukung untuk berhenti merokok,
dan hal tersebut mendapat dukungan dari orang-orang yang signifikan bagi dirinya seperti orang tua, pacar, dan sahabat. Ketiga determinan yang kuat akan memengaruhi sikap mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas ”X” Bandung sehingga memiliki dorongan untuk berhenti merokok secara total.
Apabila ketiga determinan tersebut memiliki hubungan erat yang lemah, maka mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas “X” Bandung
memiliki sikap kurang tertarik untuk berhenti merokok secara total karena merasa kurang percaya diri ketika sedang beraktivitas dan takut dijauhi oleh
teman-temannya. Mahasiswa memiliki persepsi bahwa dirinya kurang mampu untuk berhenti merokok secara total, tidak tahan untuk tidak merokok ketika sedang
berkumpul bersama teman-temannya, dan orang-orang signifikan bagi dirinya tidak menuntut mahasiswa untuk berhenti merokok secara total. Dengan rendahnya ketiga determinan tersebut akan memengaruhi sikap mahasiswa perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas “X” Bandung sehingga tidak
Universitas Kristen Maranatha
17
Ketiga determinan tersebut dipengaruhi oleh background factor. Faktor yang pertama adalah faktor informasi. Jika mahasiswa kedokteran mendapatkan informasi tentang bahaya dan dampak negatif dari merokok, hal itu akan
memengaruhi proses evaluasi perilaku merokoknya sebagai sesuatu yang unfavourable. Informasi juga akan membantu mahasiswa kedokteran untuk mengolah dan mempersepsikan tuntutan dari orang-orang signifikan untuk menampilkan perilaku tidak merokok. Informasi juga menyentuh determinan
ketiga yaitu perceived behavioral control, karena dengan adanya informasi memberikan pengetahuan dan penghayatan bagi mahasiswa kedokteran, menambah keyakinan supaya tidak merokok.
Faktor yang kedua adalah faktor lingkungan di mana mahasiswa kedokteran berinteraksi seperti pengaruh-pengaruh dari orang lain dan kebiasaan
di keluarga (significant others) akan berpengaruh dalam membentuk sikap positif atau sikap negatif terhadap perilaku berhenti merokok. Semakin dekat hubungan antara mahasiswa kedokteran dengan significant others maka akan semakin besar
peluang untuk menunjukkan perilaku yang sama terhadap modellingnya.
Faktor yang ketiga adalah faktor kesempatan melakukan atau
menghentikan perilaku merokok pada mahasiswa kedokteran. Semakin besar kesempatan orang untuk berhenti merokok akan membuat penghayatan atau evaluasi mengenai perilaku tidak merokoknya. Semakin besar kesempatan untuk
Universitas Kristen Maranatha
18
kesempatan untuk berhenti merokok, akan semakin banyak kontrol yang dimiliki untuk berhenti merokok.
Ketiga faktor tersebut masuk ke dalam background factor dan bisa
dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh mahasiswa kedokteran sehingga memengaruhi dan mengakibatkan munculnya suatu perilaku. Ketiga background
factor tersebut akan memengaruhi masing-masing determinan seperti attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived bahavioral control yang pada akhirnya memunculkan niat untuk berhenti merokok secara total.