vii Universitas Kristen Maranatha Abstract
This research aimed to determine the antecedents of job satisfaction. In this research. organizational culture acted as dispositional factor and organizational climate acted as situational factors of job satisfaction. The research was conducted on 88 employees P.T. Pos Indonesia (Persero) Bandung. There are three hypotheses developed and tested with simple and multiple regression. The study explains that P.T. Pos Indonesia (Persero) Bandung have bureaucratic culture. This culture will lead to structured and systematic work system. Futhermore, the results also showed that organizational culture affects job satisfaction. Organization with strong culture tended to increase employee’s job satisfaction. Organization climate also significantly effect job satisfaction. Finally, this research found that organizational culture and organizational climate simultanly influence job satisfaction. As an implication, this study suggests organization leader to pass on, developing and disseminating culture, and implementing human resource practices such as rewarding the best employees and provide support through participation. This is done in order to create job satisfaction and achieve the creation of strong organizational culture and climate in the workplace.
viii Universitas Kristen Maranatha
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui anteseden dari kepuasan kerja dalam organisasi. Pada penelitian ini budaya organisasi dijadikan sebagai faktor disposisi dan iklim organisasi sebagai faktor situasional dari munculnya kepuasan kerja. Penelitian dilakukan pada 88 karyawan P.T. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Ada tiga hipotesis yang dikembangkan dan diuji dengan regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menjelaskan bahwa P.T. Pos Indonesia (Persero) Bandung cenderung memiliki tipologi birokratis. Hal ini berdampak pada sistem kerja yang terstruktur dan sistematis. Selain itu, ditemukan juga bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Organisasi dengan budaya kuat akan cenderung menciptakan kepuasan kerja karyawan. Iklim organisasi juga ditemukan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Terakhir, penelitian ini menemukan bahwa budaya organisasi dan iklim organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Sebagai implikasi, penelitian ini menyarankan pemimpin organisasi untuk mewariskan, mengembangkan dan mensosialisasikan budaya, dan menerapkan praktik-praktik SDM seperti pemberian penghargaan karyawan terbaik dan memberikan dukungan organisasi dengan partisipasi. Hal ini dilakukan agar dapat menciptakan kepuasan kerja dan mencapai terciptanya budaya organisasi dan iklim organisasi yang kuat di lingkungan kerja.
ix Universitas Kristen Maranatha
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9
2.1 Kerangka Pemikiran... 9
2.2 Kerangka Teori dan Pengembangan Hipotesis ... 10
x Universitas Kristen Maranatha
2.2.2.5 Riset Terdahulu Tentang Iklim Organisasi... 27
2.2.3 Kepuasan Kerja ... 28
2.2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 28
2.2.3.2 Teori Kepuasan Kerja ... 28
2.2.3.3 Faktor-faktor Penentu Kepuasan Kerja ... 30
2.2.4 Hubungan Antar Variabel ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Jenis Penelitian... 36
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
3.3 Definisi Operasional Variabel... 37
3.4 Populasi dan Sampel ... 38
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 39
3.5.1 Uji Normalitas ... 39
3.5.2 Uji Outliers ... 39
3.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
3.5.4 Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Karakteristik Responden Penelitian ... 42
4.2 Uji Data ... 43
4.2.1 Uji Normalitas ... 43
4.2.2 Uji Outliers ... 44
4.3 Uji Instrumen Penelitian ... 45
4.3.1 Uji Validitas ... 45
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 50
xi Universitas Kristen Maranatha
4.5 Tipologi Budaya P.T Pos Indonesia (Persero) ... 52
4.6 Uji Hipotesis ... 53
4.6.1 Hasil Uji Hipotesis ... 53
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI ... 58
5.1 Kesimpulan ... 58
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 59
5.3 Saran ... 60
5.3.1 Saran Bagi Penelitian Mendatang ... 60
5.4 Implikasi Manajerial ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN ... 67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 110
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 10
Gambar 2.2 4 Tipe Budaya Menurut Deal dan Kennedy ... 19
Gambar 2.3 Teori Dua Faktor ... 30
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 42
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Outliers ... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Awal Item Kuesioner ... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Akhir Item Kuesioner ... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Item Kuesioner ... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskriptif Statistik dan Korelasi ... 51
Tabel 4.8 Hasil Total Pengisian Kuesioner ... 52
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Surat Keterangan Penelitian ... 68
Lampiran B Kuesioner Penelitian ... 69
Lampiran C Demografi Responden ... 76
Lampiran D Uji Normalitas ... 77
Lampiran E Histogram Data ... 78
Lampiran F Data Outliers ... 80
Lampiran G Uji Validitas Awal ... 84
Lampiran H Uji Validitas Akhir ... 90
Lampiran I Uji Reliabilitas ... 96
Lampiran J Uji Deskriptif Statistik dan Korelasi ... 104
Lampiran K Uji Regresi ... 106
Lampiran K.a Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan kerja ... 106
Lampiran K.b Pengaruh Iklim Organisasi terhadap kepuasan Kerja ... 107
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai
yang berkembang dalam suatu organisasi yang mampu mengarahkan perilaku
anggota-anggotanya. Dalam hal ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras,
etnis, dan latar belakang individu melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam
sebuah organisasi. Beberapa definisi lain tentang budaya organisasi juga dikemukakan
oleh para ahli. Susanto (1997;3) memberikan definisi budaya organisasi sebagai
nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan
eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan sehingga
masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana
mereka harus bertindak atau berperilaku. Marcoulides dan Heck (1993) dalam
Brahmasari (2004:16) mengemukakan bahwa budaya organisasi sebagai suatu konsep
dapat menjadi suatu sarana untuk mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi
dan organisasi tugas, serta dampak yang dihasilkan. Menurut Glaser dkk. (1987)
dalam Koesmono (2005:9) budaya organisasional sering digambarkan dalam arti yang
dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual, dan
mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai perekat yang
menyatukan organisasi. Jadi dapat disimpulkan budaya organisasi adalah keyakinan
bersama dan nilai bersama yang memberikan makna bagi anggota sebuah institusi dan
menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan atau pedoman berperilaku di
2 Universitas Kristen Maranatha Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis.
Iklim organisasi merupakan keseluruhan perasaan yang dibawa secara fisik,
bagaimana seseorang berinteraksi, dan bagaimana anggota-anggota organisasi mampu
membawa dirinya di hadapan pelanggan dan orang lain yang berasal dari luar
organisasi (Luthans, 1995). Iklim organisasi didefinisikan oleh Bowditch dan Buono
(1997, hal. 299) sebagai pengukuran yang luas atas harapan-harapan orang-orang
tentang hal-hal yang disukai dalam organisasi yang sedang mereka temui. Pada
umumnya iklim organisasi ditentukan oleh anggota-anggotanya. Partisipasi anggota
dalam menentukan iklim didasarkan pada kebijakan, praktik, prosedur dan rutinitas
yang mengatur apa yang seharusnya dilakukan oleh para anggota organisasi.
Dari pengertian diatas, dapat dilihat suatu benang merah yang menunjukkan
adanya hubungan antara iklim dan budaya organisasi. Nilai (values) dan keyakinan
(beliefs) yang dimiliki karyawan yang disebut sebagai budaya organisasi
(organizational culture) akan mempengaruhi interpretasi mereka terhadap
praktik-praktik, kebijakan, prosedur dan rutinitas organisasi (sebagai iklim). Dengan
demikian, budaya organisasi berakar pada keyakinan nilai-nilai yang dianut anggota
organisasi cenderung tidak tampak secara fisik (covert) dan iklim merupakan sesuatu
yang tampak (overt). Sebagai kesimpulan dapat diuraikan bahwa budaya organisasi
mencerminkan perilaku, norma-norma, dan harapan-harapan, sedangkan iklim
organisasi mencerminkan persepsi dan respon emosional pekerja atas lingkungan
pekerjaan (Glisson dan James, 2002; James, Hater, Gent, Bruni, 1978; James dan
Sells, 1981).
Iklim merupakan faktor penting yang menentukan kehidupan organisasi.
3 Universitas Kristen Maranatha karyawan akan menimbulkan perilaku-perilaku yang inovatif yang muncul dari
pemikiran-pemikiran baru yang tidak terkekang dan mendapatkan dukungan dari
perusahaan. Pada akhirnya perilaku inovatif karyawan akan menentukan
keberlangsungan organisasi. Iklim organisasi juga dapat meningkatkan komitmen
karyawan hal ini terjadi karena iklim organisasi yang dipersepsikan baik dan positif
akan mengikat karyawan. Hal ini berdampak pada semakin rendahnya tingkat
perputaran karyawan.
Iklim organisasi juga dapat dijadikan sebagai indikator untuk menggambarkan
suasana kerja yang dipersepsi karyawan. Persepsi ini digunakan untuk menafsirkan
dan mengerti lingkungan kerja. Hal ini terjadi karena setiap anggota organisasi
mempunyai perbedaan dalam menangkap dan mempersepsi suasana kerja, misalnya
seorang karyawan menganggap suasana kerja yang ada tidak menyenangkan sehingga
dipersepsikan sebagai suatu tekanan kerja. Karyawan lainnya kemungkinan
menganggap suasana kerja tersebut menyenangkan sehingga dirasakannya sebagai
kepuasan kerja. Oleh karena itu iklim organisasi menjadi prediktor yang positif untuk
memprediksi kepuasan kerja karyawan (Glisson dan James, 2002; Morris dan Bloom,
2002).
Penelitian-penelitian terdahulu telah menemukan bahwa tipologi budaya
tertentu menghasilkan outcome tertentu. Berson dkk. (2008) mengelompokkan
menjadi budaya organisasi menjadi tiga tipe, yaitu inovasi, birokratis, dan suportif.
Budaya inovasi secara positif berhubungan dengan pertumbuhan penjualan. Hal ini
terjadi karena budaya inovatif mengarahkan karyawan untuk fokus pada pasar
sehingga mengarahkan pertumbuhan penjualan. Sementara itu organisasi birokratis
4 Universitas Kristen Maranatha spesialisasi, hirarki dan kurangnya fleksibilitas. Hasilnya adalah organisasi dengan
budaya birokratis yang kuat dapat mempengaruhi sikap puas atas pekerjaan secara
negatif. Sementara budaya suportif fokus pada organisasi yang lebih bersahabat dan
adanya rasa saling percaya, yang diharapkan akan positif terhadap kepuasan kerja.
Konstruk-konstruk dari budaya dan iklim organisasi telah diajukan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi sikap individu atas pekerjaan (kepuasan kerja).
Di dalam penelitiannya Glisson dan James (2002) dan Morris dan Bloom (2002)
menemukan bahwa budaya dan iklim organisasi ditemukan mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan. Dalam hal ini Glisson dan James (2002) menemukan bahwa
kepuasan kerja tercapai ketika organisasi memiliki budaya konstruktif. Hal ini terjadi
karena ketika setiap anggota organisasi mendapat dukungan dari pimpinan maupun
organisasi, mereka akan merasa dibangun dan akan menciptakan kepuasan dalam
bekerja. Penelitian lain dilakukan oleh Koesmono (2005) pada industri pengolahan
kayu. Ia menemukan bahwa budaya mempengaruhi kepuasan kerja karyawan . Hal ini
juga didukung oleh Lund (2003) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja ditentukan
oleh budaya organisasi. Sedangkan menurut Pool (1997) kepuasan kerja ditentukan
oleh gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan iklim organisasi. Hasil yang sama juga
ditemukan oleh Berson dkk (2008) yang menemukan bahwa budaya organisasi
suportif secara signifikan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal ini terjadi
karena budaya yang dipersepsikan melalui iklim organisasi akan membuat karyawan
bekerja lebih puas secara khusus budaya organisasi menekankan pada persahabatan
dan kepercayaan (Berson dkk, 2008).
Hasil-hasil lain dari iklim dan budaya organisasi juga ditemukan dari
5 Universitas Kristen Maranatha iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen karyawan; iklim
organisasi, komitmen karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan; iklim organisasi, komitmen karyawan, kepuasan kerja karyawan
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan baik langsung maupun tidak
langsung. Hal ini juga didukung dari penelitian Aktami (2005) yang menemukan
bahwa iklim kerja mempengaruhi komitmen karyawan. Hasil penelitian Rostiana dan
Nisfiannor (2007, h.9) menemukan bahwa ada hubungan positif antara budaya
organisasi dengan komitmen organisasi pada karyawan. Semakin kuat budaya
organisasi yang dirasakan oleh karyawan maka semakin tinggi komitmen organisasi
karyawan. Hasil penelitian Litwin dan Stringer (1986) menunjukkan bahwa kepuasan
kerja karyawan tinggi pada iklim yang berorientasi pada prestasi dan afiliasi,
sedangkan pada iklim organisasi yang berorientasi pada kekuasan menunjukkan
tingkat kepuasan kerja yang rendah. Sementara itu Berson dkk (2008) menemukan
bahwa budaya inovasi cenderung fokus pada pertumbuhan penjualan yang
menekankan pada pengambilan resiko dan budaya birokratis cenderung menghasilkan
efisiensi. Hal ini terjadi karena budaya birokratis memiliki tanggung jawab dan
wewenang yang jelas sehingga pekerjaan dapat terorganisir dan sistematis. Budaya
birokratis yang kuat dapat menghasilkan sikap puas terhadap pekerjaan yang
didasarkan pada kontrol, berorientasi pada kekuasaan dan mempertahankan
orang-orang kreatif atau ambisius.
Penelitian tentang iklim, budaya organisasi dan sikap kerja telah banyak
dilakukan (Armia, 2002; Brahmasari, 2004; Glison dan Morris, 2002; Koemono,
2005; Lund, 2003; Pool, 1997). Namun penelitan terkait variabel ini masih menarik
untuk diteliti. Hal ini terjadi karena masih terdapat kontroversi mengenai variabel
dimensi-6 Universitas Kristen Maranatha dimensi budaya memiliki kesamaan dalam dimensi iklim. Munculnya ketidak
konsistenan pada hasil penelitian terdahulu menjadi alasan untuk dilakukannya
penelitian terkait variabel-variabel tersebut. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
menguji kembali pengaruh yang ada antara budaya organisasi, iklim organisasi, dan
kepuasan kerja. Selain karena ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu,
Koesmono (2005) juga menjelaskan bahwa budaya dan motivasi menjadi variabel
yang paling menentukan kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu penelitian ini
mencoba menguji budaya organisasi dan pengaruhnya terhadap sikap karyawan.
Selain itu, dengan menggunakan variabel budaya dan iklim secara bersama-sama
diharapkan dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan budaya dan iklim.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah budaya organisasi berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan?
2. Apakah iklim organisasi berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan?
3. Apakah budaya organisasi dan iklim organisasi mempengaruhi kepuasan kerja
7 Universitas Kristen Maranatha
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi permasalahan di atas, maka maksud dan tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi mempengaruhi kepuasan kerja
2. Untuk mengetahui apakah iklim organisasi yang dipersepsikan karyawan
mempengaruhi kepuasan kerja
3. Untuk mengetahui apakah budaya organisasi dan iklim organisasi mempengaruhi
tingkat kepuasan kerja
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Adapun kontribusi dalam penelitian ini yaitu kontribusi teoritis dan kontribusi praktis sebagai
berikut:
1. Kontribusi Teoritis
Penelitian ini berfokus pada 3 variabel utama, yaitu budaya organisasi, iklim
organisasi dan sikap karyawan atas pekerjaan (kepuasan kerja). Pengaruh kedua
variabel inilah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis,
mengingat keduanya penting untuk menunjukkan seberapa besar pengaruhnya
8 Universitas Kristen Maranatha
2. Kontribusi Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris tentang pengaruh budaya dan
ikllim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan di perusahaan. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memudahkan upaya pengembangan dari langkah-langkah yang
berpotensi efektif bagi organisasi, dan diharapkan mampu meningkatkan perhatian
sikap karyawan atas pekerjaannya.
1.5 Sistematika Penulisan
Berikut merupakan penyajian laporan penelitian yang akan dilakukan :
Bab 1 Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian.
Bab 2 Kerangka teori dan hipotesis yang meliputi kerangka pemikiran, kerangka
teori dan pengembangan hipotesis.
Bab 3 Metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik
analisis data dan pengujian hipotesis, uji normalitas, data outliers, uji validitas dan
realilbilitas, serta pengujian hipotesis.
Bab 4 Pembahasan hasil penelitian.
Bab 5 Penutup yang terdiri atas kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan
58 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI
5.1 Kesimpulan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja. Berikut ini adalah uraian beberapa hasil studi yang sudah
dilakukan.
1. Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai mean konstruk budaya organisasi (M =
75,2386), iklim organisasi (M = 189,2273), dan kepuasan kerja (M = 17,9659) berada
pada tingkat yang relatif moderat.
2. Terdapatnya korelasi antara iklim organisasi dan budaya organisasi (r = 0,766 < 0,01;
yang memiliki keeratan sangat kuat), kepuasan kerja dan budaya organisasi (r =
0,376 < 0,01; memiliki keeratan lemah); kepuasan kerja dan iklim organisasi (r =
0,502 < 0,01; memiliki keeratan kuat). Hasil penelitian Glisson dan James (2002)
membuktikan bahwa ada hubungan antara iklim dan budaya organisasi terhadap sikap
karyawan atas pekerjaan (kepuasan kerja). Dalam hal ini Berson dkk (2008)
menemukan bahwa budaya birokratis menjadi faktor penting dalam sikap pekerja.
Hasil riset ini mengkonfirmasi penelitian Rogga (2001) yang menyatakan budaya
organisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja. Selain itu, penelitian
Kosasih (2002) membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan sangat signifikan
antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jika
59 Universitas Kristen Maranatha
mereka akan tinggi, dan sebaliknya jika karyawan memiliki persepsi yang negatif
terhadap iklim organisasi maka kepuasan kerjanya akan rendah.
3. Budaya organisasi ditemukan mempengaruhi kepuasan kerja secara positif (β1 =
0,078 < 0,01), hipotesis kedua – iklim organisasi mempengaruhi kepuasan kerja
secara positif (β2 = 0,047 < 0,01) dan hipotesis ketiga – budaya organisasi dan iklim
organisasi mempengaruhi kepuasan kerja (β3 = -0,004, 0,048 < 0,01). Hasil pengujian
ini mendukung penelitian beberapa studi yang telah dilakukan oleh Rogga (2001),
Koesmono (2005) dan Denison (1990).
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya
dilakukan pada satu perusahaan dengan jumlah responden yang relatif sedikit sehingga
tingkat generalisasinya rendah. Untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk
menambah jumlah sampel agar penelitian dilakukan memiliki tingkat generalisasi yang lebih
tinggi. Kedua, penelitian ini menggunakan instrumen yang terdiri dari pertanyaan yang
relatif banyak sementara jumlah sampel yang digunakan adalah relatif sedikit. Hal ini
menjadi hambatan bagi peneliti untuk melakukan pengujian validitas dengan metode yang
60 Universitas Kristen Maranatha 5.3 Saran
5.3.1 Saran bagi Penelitian Mendatang
Terdapat beberapa saran bagi penelitian mendatang. Pertama, menambah jumlah
sampel dan variasi sampel dari berbagai organisasi untuk meningkatkan generalisasi.Kedua,
penelitian tidak hanya menggunakan variabel kepuasan kerja sebagai dependen variabel tapi
dapat menggunakan variabel sikap kerja yang lain seperti komitmen organisasi dan
organizational citizenship behavior.
5.4 Implikasi Manajerial
Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa implikasi manajerial yang penting:
1. Berdasarkan pada nilai mean konstruk budaya organisasi (M = 75,2386), iklim
organisasi (M = 189,2273), dan kepuasan kerja (M = 17,9659) yang berada
pada tingkat yang relatif moderat maka disarankan manajer HRD dari P.T. Pos
Indonesia (Persero) secara konsisten terus mewariskan, mengembangkan dan
mensosialisasikan budaya. Hal ini dianggap penting karena pemahaman dan
persepsi akan budaya organisasi yang kuat dan iklim yang positif diperoleh
dari komitmen pemimpin dalam mensosialisasikan nilai dan norma-norma
organisasi.
2. Manajer HRD dari P.T. Pos Indonesia (Persero) juga diharapkan secara
konsisten dapat menerapkan praktik-praktik SDM yang mendorong semakin
tingginya kepuasan kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian
61 Universitas Kristen Maranatha
secara baik, dukungan organisasi dengan partisipasi anggota kelompok kerja
yang saling mendukung dan percaya, serta komitmen terhadap organisasi dan
loyalitas terhadap pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, dengan melakukan
komunikasi terbuka dan memberikan wewenang kepada karyawan untuk
menciptakan kepaduan dalam memecahkan masalah akan menunjukkan
62 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Aarons , G. A., & Sawitzky, A. C. (2006). Organizational culture and climate and mental
health provider attitudes toward evidence-based practice. Psychological Services , 3(1), 61-72.
Aktami, Bayu. 2008. Kontribusi Kepuasan Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen
Organisasi. Tesis Universitas Gunadarma, Jakarta.
Amnuai, Phiti Sithi. 1989. How to Build a Corporation Culture. Asian Manajer. September.
Basuki, Johannes (2006). Budaya Organisasi Konsep Dan Terapan, Arta Teras Media,
Jakarta.
Berson, dkk. (2008). Journal of Organizational Behavior. 29, 615-633.
Bowditch, J. L., & Buono, A. F. 1997. A Primer on Organizational Behavior. Fourth Edition.
New York: John Willey & Sons.
Brahmasari Ida Ayu, 2004. Pengaruh Variabel Budaya Perusahaan terhadap komitmen
Karyawan dan Kinerja Perusahaan Kelompok Penerbitan Pers Jawa Pos, Disertasi
Universitas Airlangga, Surabaya.
Chairuman Armia, 2002. Pengaruh Budaya terhadap Efektifitas Organisasi: Dimensi Budaya
Hofstede. JAAI Vol 6 No. 1. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Chatman, Jennifer and Bersade, 1997. Employee Satisfaction, Factor Associated With
Company Performance, Journal Of Applied Psychology, February, 29-42.
Deal, T.E, Kennedy, A.A (1984) Corporate Cultures: The rites and rituals of corporate life,
Addison-Wealey Publishing Company.
Denison, D, R. (1990), Corporate culture and organizational effectiveness, John Wiley &
Sons, New York.
Denison, D, R., 1996. What Is Difference Between Organizational Culture and Organizational Climate? A Native’s Point Of View On Decade Of Paradigm
Wars, Academy Of management Review, Vol. 21, No. 3, p.619-654.
Dessler, Garry, (2000), Human Resource Management, 8th ed., Prentice Hall,Inc. Upper
Saddle River New Jersey.
Dole, Carol and Schroeder, Richard G., 2001, The Impact of Varios Factors on the Personality, Job Satisfaction and Turn Over Intentions of Profesional Accountants, Managerial Auditing Journal, Vol. 16 No. 4 pp 234-245.
63 Universitas Kristen Maranatha Dubinsky, A. J. and Hartley, S. W. (1986). A path-analytic study of a model of salesperson
performance. Journal of the Academy of Marketing Science, 14(1): 36-46.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ketiga.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Glisson, C., & James, L. R. (2002). The cross-level effects of culture and climate in human
service team. Journal of organizational behaviour, 23, 767-794.
Grey, A., Phillips, V., & Normand, C. (1996). The cost of turnover: Evident from The
British National Health Service. Health Police, 38, 117-128.
Hansen, MT, Nohria, N. dan Tierney, T. (1999). Apa strategi Anda untuk Knowledge
Management, Harvard Business Review.
Hofstede, Geert, 1986, Culture’s Consequences, International Differences in Work – Related
Values. Sage Publication, Beverly Hills/London/New Delhi.
Iqbal Hasan, 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta:
Ghalia Indonesia.
James, L. R., Hater, J. J & Gent, M. J., & Brun, J. R. (1978). Psychological
climate:Implications from cognitive sociallearning theory and interactional psychology. Personel Psychology, 3 J, 783-813.
James, L. R., & McIntyre, M. D. 1996. “Perceptions of Organizational Climate”. In: Murphy,
K. (Ed.). Individual Differences and Behavior inOrganizations.
James, L. R., & Sells, S. B. (1981). Psycological climate: Theoretical perspectives and
empirical research. In D. Magnusson (Ed.), toward a psychology of situations: An interactional perspective (pp. 275-450). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum associates.
Jones, Eli; Lawrance Chonko; Deva Rangajaran & James Roberts. (2007). The Role of Overload on Job Attitutes, Turnover Intentions, and Salespersons Performance. Journal of Business Research, Vol. 60, pg. 663-671.
Kirk L. Rogga, 2001. Human Resources Practices Organizational Climate and Employee
Satisfaction, Academy Of management Review, July, 619-644.
Koesmono H. Teman, 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan
Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa Timur, Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya.
Kosasih, Edward, 2002, “Hubungan Antara Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja
Perawat Unit Rawat Inap Rumah Sakit “X”Medan”, Tesis, Program Magister Administrasi Rumah Sakit, Universitas Sumatera Utara (Tidak Dipublikasikan).
Litwin, GH & Stringer, RA, Jr. (1968). Motivation and Organizational Climate. Boston:
64 Universitas Kristen Maranatha
Litwin, GH & Stringer, RA, Jr. (1986). Motivation and Organizational Climate. Boston:
Harvard University Press.
Locke, E. A. (1990). The nature and causes of job satisfaction. In M. D. Dunnette (Ed.),
Handbook of industrial and organizational psychology (pp 12871349). Chicago: Rand McNalley College.
Lund, Daulatram B., 2003, Organizational Culture and Job Satisfaction, Journal of Business
& Industrial Marketing, Vol. 18 No. 3.
Luthans, F. 1995. Organizational Behaviour, Seventh Edition. Singapore, McGraw-Hill Book
Co.
Martini, Y dan Rostiana. 2003. Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi
dan Motivasi Berprestasi. Phronesis. Jakarta. 5 (9) : 21-31.
Mc Keena, E. (2001). Business Psychology and Organizational Behaviour. (2nd edtion).
New York : Psychology Press. 2002.
Moeldjono, D. 2005. Cultured ! Budaya Organisasi Dalam Tantangan. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo.
Moeljono Djokosantoso, 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, Elex Media
Kompuitndo, Jakarta.
Morris, A., & Bloom, J. R. (2002). Contextual factor affecting job satisfaction and
organizational commitment in community mental health center undergoing system changes in the financing of care. Mental Health Service Research, 4(2). 71-83.
Mowday, R. T., L. W. Porter, and R. Steers. 1982. Organizational Linkages: The Psychology
of Commitment, Absenteeism and Turnover. Academic Press, San Diego, California.
Nasser, Etty. Djaddang, Syahril. (2005). Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta
dengan Rasio Camel terhadap Harga Saham. Buletin Penelitian No. 08 Tahun 2005.
Nazir, M, 2003. Metode penelitian. Cetakan ketiga, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pace, RW. (1983). Organizational Communication: Foundations for Human Resource
Development. New Jersey: Prentice Hall.
Pasaribu. Hubungan Iklim Organisasi dengan Tingkah laku Inovatif. (Skripsi). Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia. Tidak Diterbitkan. 1992.
Peters, T.J. and R.H. Waterman, Jr. (1982), In Search Of Excellence, New York: Harper and
Row.
Pool, Steven W., 1997 The Relationship of Job Satisfaction With Substitutes of Leadership,
Leadership Behavior, and Work Motivation, The Journal of Psychology, Vol. 13,
May.
Riduwan & Engkos, A. S. (2007). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.
65 Universitas Kristen Maranatha
Robbins, S.P. 1996. Organizational Behaviour: Concepts, Controversies, Applications,
Seventh Edition, Prentice Hall, Inc.
Robbins Stephen P., 2001. Organizational Behaviour (Terjemahan) Jilid 2, Edisi Ketujuh,
PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
Rostiana dan Nisfiannoor, 2007. Persepsi Karyawan terhadap Pemberian Tunjangan dan
Komitmen Organisasi. Phronesis. Jurnal Ilmiah Psikologi Industri dan
Organisasi.9 (1) : 1-12.
Santoso, S. 2001. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Schein, E.H. (1992) Organizational Culture and Leadership. Second Edition, Jossey-Bass,
San Fransisco.
Sholikhan dan Madziatul Churiyah. 2006. Analisis Jalur Iklim Organisasi terhadap
Komitmen dan Kepuasan Kerja Serta Implikasinya pada Prestasi Kerja. Jurnal
Ekonomi MODERNISASI (Journal of Economic Fakultas Ekonomi .Universitas Kanjuruhan Malang, Volume 2, No. 3, Oktober.
S. Panggabean, Mutiara. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Soedjono, 2005, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan
Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabay, JurnalManajemen &
Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1.
Steers, R.M. 1980. Efektivitas Organisasi (terjemahan). Jakarta : Erlangga.
Stringer, Robert. 2002. Leadership and Organizational Climate. Prentice Hall. New Jersey.
Suliyanto, (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Susanto, AB., 1997. Budaya Perusahaan : Seri Manajemen Dan Persaingan Bisnis. Cetakan
Pertama, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tjala, A. (1989). Faktor Diri dan Lingkungan Kerja dalam Hubungannya dengan
Produktivitas Kerja Karyawan Usaha Servis Elektronika di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis Fakultas Pascasarjana IKIP Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Toulson, P. and Smith, M. 1994. The Relationship Between Organizational Climate and
Employee Perceptions of Personal Management Practices. Journal Public Relations
Management, No. 23, p. 453-468.
Udan Biantoro, 2002. Pengaruh Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Terhadap
Budaya Organisasi dan Kinerja Perusahaan. Disertasi Univeristas Airlangga, Surabaya.
Wallach, E. J. (1983). Training and Development Journal. Individuals and Organizations:
66 Universitas Kristen Maranatha
Wirawan., (2007). Budaya dan Iklim Organisasi, Jakarta : Salemba Empat.
Yousef, Darwish A. 2000. Organizational Commitment: A Mediator of the Relationships of Leadership Behaviour with Job Satisfaction and Performance in a non-western
Country.. Journal of Managerial Psychology, Volume 15,Number 1.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/iklim-organisasi-definisi-pendekatan.html di akses pada
tahun 2009.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/teori-teori-tentang-kepuasan-kerja-dan.html di akses pada
tahun 2009.
http://www.psikologizone.com/teori-herzberg-dan-kepuasan-kerja-karyawan di akses pada tahun