• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Usia Terhadap Insidensi Penyakit Benign Prostatic Hyperplasia Di Rumah Sakit Immanuel Selama Tahun 2008-2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Usia Terhadap Insidensi Penyakit Benign Prostatic Hyperplasia Di Rumah Sakit Immanuel Selama Tahun 2008-2009."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH USIA TERHADAP INSIDENSI PENYAKIT BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL SELAMA

TAHUN 2008-2009

Grady Garfendo, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr, M.S. Pembimbing II: DR. Felix Kasim, dr, M.Kes. Benign prostatic hyperplasia merupakan sebuah penyakit dimana terjadi pembesaran progresif pada kelenjar prostat pria dewasa. Penyakit ini terutama disebabkan oleh pengaruh hormon dihidrotestosteron (DHT) dan estrogen. Ketika seorang pria memasuki usia 60 tahun dan seterusnya, insidensi penyakit ini akan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan sebuah korelasi yang penting dimana pertambahan usia turut berperan dalam meningkatkan pengaruh hormon dihidrotestosteron (DHT) dan estrogen sehingga menyebabkan terjadinya penyakit benign protatic hyperplasia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peran usia terhadap pembesaran prostat sehingga dapat menyebabkan terjadinya benign prostatic hyperplasia seiring dengan proses penuaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan studi retrospektif. Data yang diperoleh berupa data sekunder dari proses observasi pada bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dimana hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk kemudian dilakukan pembahasan sesuai dengan teori yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada tahun 2008 maupun 2009, pasien benign prostatic hyperplasia terbanyak ditemukan pada rentang usia 61-70 tahun.

(2)

v ABSTRACT

AGE-RELATED INCIDENCE OF BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA IN IMMANUEL HOSPITAL IN 2008-2009

Grady Garfendo, 2010 Tutor I : Freddy T. Andries, dr, M.S. Tutor II : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes. Benign prostatic hyperplasia is a disease defined by progressive enlargement of an adult prostate gland. It is commonly acknowledged to be caused by the roles of hormones including dihydrotestosterone (DHT) and estrogen. When a man reaches the age of 60 and older, the incidence of this disease will keep escalating. It shows a significant correlation between aging with increasing influence of dihidrotestosterone (DHT) and estrogen in causing benign prostatic hyperplasia.

The purpose of this study is to determine the role of aging on the enlargement of prostate gland to the extent of causing benign prostatic hyperplasia.

The method used in this study was observasional-descriptive with retrospective study. The data was acquired from secondary data by means of observation process in the medical record department of Immanuel Hospital. Data analysis was carried out by univariat analysis by using frequency distribution table and then followed by discussion on this matter according to the existing theory.

The result of this study shows that the highest incidence of benign prostatic hyperplasia was found in the age range of 61-70 years old.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Prostat ... 5

2.1.1 Anatomi Prostat ... 5

2.1.2 Fisiologi Prostat ... 7

2.1.3 Histologi Prostat ... 8

(4)

ix

2.3 Benign Prostatic Hyperplasia ... 10

2.3.1 Definisi ... 10

2.3.2 Insidensi &Epidemiologi ... 10

2.3.3 Etiologi ... 12

2.3.4 Klasifikasi ... 13

2.3.5 Faktor Risiko ... 14

2.3.6 Patogenesis ... 15

2.3.7 Gejala Klinis... 18

2.3.8 Komplikasi ... 19

2.3.9 Dasar Diagnosis ... 20

2.3.10 Pemeriksaan Penunjang ... 20

2.3.11 Penatalaksanaan ... 26

2.3.12 Pencegahan ... 34

2.3.13 Prognosis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Metode Penelitian... 36

3.2 Rancangan Penelitian ... 36

3.3 Teknik Pengambilan Data ... 36

3.4 Instrumen Penelitian... 36

3.5 Sampel Penelitian ... 37

3.6 Kriteria Sampel Penelitian ... 37

3.7 Definisi Operasional... 37

3.8 Alur Penelitian ... 38

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39

4.1 Hasil Penelitian ... 39

4.1.1 Analisis Univariat... 39

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistem Penilaian Gejala Prostat... 14 Tabel 2.2 Skema Pengelolaan Benign Prostatic Hyperplasia ... 26 Tabel 4.1 Distribusi Pasien Benign Prostatic Hyperplasia di RSI Tahun 2008

Berdasarkan Usia ... 39 Tabel 4.2 Distribusi Pasien Benign Prostatic Hyperplasia di RSI Tahun 2009

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Prostat ... 7

Gambar 2.2 Histologi Prostat ... 9

Gambar 2.3 Patogenesis dari benign prostatic hyperplasia ... 17

Gambar 2.4 Hiperplasia prostatik noduler ... 23

(8)

51

RIWAYAT HIDUP

Nama : Grady Garfendo

NRP : 0710076

Tempat, tanggal lahir : Palembang, 25 Agustus 1989 Alamat Bandung : Jalan Dago Pakar Mawar II no. 1 Riwayat Pendidikan :

1995-1999 : SD Xaverius Tanjung Karang-Bandar Lampung 2000 : SD (kelas 6) Yos Sudarso Batam

2001 : SMP (kelas 7) Yos Sudarso Batam 2002 : SMP (kelas 8) Santa Maria Pekanbaru 2003 : SMP (kelas 9) Kristen YAHYA Bandung 2004-2006 : SMA Kristen YAHYA Bandung

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan suatu pembesaran progresif pada

kelenjar prostat pria dewasa yang bersifat non-malignan (WHO, 1999). Pembesaran prostat ini dapat berasal dari hasil proliferasi elemen stromal dan epitelial prostat, gangguan pada kematian sel yang terprogram (apoptosis) maupun keduanya (Leveillee, 2009). Benign prostatic hyperplasia merupakan permasalahan tersering yang ditemukan pada pria dewasa dan dianggap sebagai suatu fase normal proses penuaan, yang bersifat dependen hormonal pada produksi testosteron dan dihidrotestosteron (DHT). Karena kelenjar prostat mengelilingi uretra maka pembesaran dari prostat dapat mengakibatkan penyumbatan dari saluran ini. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa kesulitan memulai urinasi maupun timbulnya gangguan ginjal akibat retensi urine yang berlebihan di vesica urinaria (Neill, 2006).

Penyakit benign prostatic hyperplasia di seluruh dunia ditemukan pada sekitar 30 juta pria dewasa. Dari sebuah penelitian, didapatkan bahwa prevalensi terjadinya benign prostatic hyperplasia pada dekade ke-4 hanya sekitar 8% namun ketika

berusia 51-60 tahun didapatkan sekitar 50% populasi pria memiliki gambaran patologis benign prostatic hyperplasia. Fase awal pertumbuhan benign prostatic hyperplasia (pria berusia 31 dan 50 tahun) dikarakteristikkan dengan peningkatan

(10)

2

kontribusi dalam peningkatan laju hiperplasia serta pembesaran prostat (Leveillee, 2009). Hasil dari sebuah penelitian yang menilai prevalensi timbulnya gejala nocturia serta indikasi operasi BPH menunjukkan bahwa ras Asia memiliki risiko klinis BPH terendah bila dibandingkan dengan ras lain (Andriole, 2008).

Dihidrotestosteron (DHT) merupakan suatu metabolit testosteron yang menjadi mediator utama pada perkembangan prostat. Dihidrotestosteron ini disintesis di prostat oleh kerja enzim 5-alfa-reduktase tipe 2, yang terutama ditemukan di sel-sel stroma. Adanya pengikatan dari dihidrotestosteron pada reseptor androgen berperan dalam proses mitogenik dari sel epitel dan sel stroma prostat (Kumar, 2005). Penemuan lain menunjukkan adanya peran estrogen dalam timbulnya benign prostatic hyperplasia. Serum level estrogen ini biasanya ditemukan dalam kadar

rendah pada pria sehat namun level estradiol serum dan intraprostat, akan meningkat seiring penuaan pada pria. Dari hasil penelitian ditemukan pula bahwa pada pasien dengan benign prostatic hyperplasia ditemukan level tinggi serum estradiol. Pentingnya status dominan estrogen pada pria usia pertengahan ini berdampak pada induksi dan perkembangan benign prostatic hyperplasia (Tsurusaki, 2003).

Beranjak dari hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak usia terhadap penyakit benign prostatic hyperplasia di Indonesia khususnya di Rumah Sakit Immanuel selama tahun

2008-2009.

1.2Identifikasi Masalah

(11)

3

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk menilai perjalanan penyakit benign prostatic hyperplasia berdasarkan distribusi usia.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peran usia terhadap pembesaran prostat sehingga dapat menyebabkan terjadinya benign prostatic hyperplasia seiring dengan proses penuaan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat akademis adalah meningkatkan kewaspadaan pembaca terhadap dampak pertambahan usia terhadap penyakit benign prostatic hyperplasia.

Manfaat praktis adalah meningkatkan pengetahuan praktisi medis mengenai penyakit benign prostatic hyperplasia.

1.5Kerangka Pemikiran

Kelenjar prostat merupakan organ target yang responsif terhadap androgen. Androgen diketahui dapat merangsang pertumbuhan prostat meskipun tidak bertanggungjawab sepenuhnya terhadap induksi atau perkembangan benign prostatic hyperplasia (WHO, 1999). Beberapa peneliti berpendapat bahwa faktor-faktor yang

berhubungan dengan usia dan testis berperan dalam timbulnya benign prostatic hyperplasia. Sebuah teori menunjukkan bahwa dihidrotestosteron (DHT), suatu

(12)

4

tidak memproduksi dihidrotestosteron tidak memiliki risiko terkena benign prostatic hyperplasia (The National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse,

2006). Penelitian lain menunjukkan bahwa akumulasi DHT sebagian disebabkan oleh penurunan katabolisme molekul dan sebagian lagi karena peningkatan pengikatan intraseluler dari molekul tersebut. Proses ini kemudian dipercepat oleh estrogen, yang meningkatkan level reseptor androgen di dalam kelenjar prostat. Adanya peningkatan reseptor androgen ini berperan pada androgen-mediated growth bahkan ketika produksi androgen di usia yang lebih tua mengalami penurunan (Wilson, 1980).

1.6Metodologi Penelitian

Jenis penelitian : deskriptif observasional Rancangan penelitian : retrospektif-observasional

Sampel penelitian : diperoleh dari data rekam medik di Rumah Sakit Immanuel sejumlah 127 orang yang telah memenuhi kualifikasi yang merupakan whole sample sepanjang tahun 2008 - 2009

Instrumen penelitian : daftar tilik / check-list

Teknik pengumpulan data: observasi melalui telaah pada dokumen sekunder di bagian rekam medis

Teknik analisis data :

Univariat dengan penyajian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

(13)
(14)

44 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian terhadap 69 sampel pasien pria dengan benign prostatic hyperplasia pada tahun 2008 di Rumah Sakit Immanuel diperoleh

hasil bahwa pasien termuda ditemukan pada rentang usia 41-50 tahun (44 tahun), sedangkan pasien tertua ditemukan pada rentang usia 91-100 tahun (91 tahun). Jumlah pasien terbanyak ditemukan pada rentang usia 61-70 tahun yaitu sebanyak 25 orang (36.23%).

2. Sedangkan pada tahun 2009, diperoleh 58 sampel pasien pria dengan benign prostatic hyperplasia dengan pasien termuda ditemukan pada rentang usia

31-40 tahun (39 tahun), sedangkan pasien tertua ditemukan pada rentang usia 71-80 tahun (73 tahun). Jumlah pasien terbanyak ditemukan pada rentang usia 61-70 tahun yaitu sebanyak 33 orang (56.9%).

3. Prevalensi penyakit benign prostatic hyperplasia memiliki kecenderungan untuk terus mengalami peningkatan seiring penuaan pada pria.

5.2. Saran

1. Perlunya dilakukan pemeriksaan prostat yang teratur (pemeriksaan digital rectal exam (DRE) serta kadar prostate-spesific antigen (PSA)) setidaknya

setahun sekali agar keadaan prostat dapat dipantau secara seksama

(15)

45

(16)

46

DAFTAR PUSTAKA

Andriole Gerald. 2008. Benign Prostatic Hyperplasia.

http://www.merck.com/mmpe/sec17/ch240/ch240b.html. Diunduh tanggal 15 Maret 2010.

Bandolier Journal. 2005. Benign Prostatic Hyperplasia. http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/band11/b11-3.html. Diunduh tanggal 18 Oktober 2010.

Berry, SJ., Coffey, DS.,Walsh, PC., Ewing, LL. 1984. The Development of Human Benign Prostatic Hyperplasia With Age. J Urol, 132(3):474-9.

Boehm S, Nirnberger G, Ferrari P. 1998. Estrogen suppression as a pharmacotherapeutic strategy in the medical treatment of benign prostatic hyperplasia: evidence for its efficacy from studies with mepartricin. Wien Klin Wochenschr, 110(23):817-23.

Cunningham Glenn R. 2007. Benign Prostatic Hyperplasia. http://www.uptodate.com/patients/content/topic.do?topicKey=~PddvqHRAH3Eg W&selectedTitle=1~72&source=search_result. Diunduh tanggal 11 Januari 2010. Djavan B, Marberger M. 2002. Androgen substitution in men from the urologic point

of view. Acta Med Austriaca, 29(2):43-7.

Drake, Richard L., Vogl, A. Wayne., Mitchell, Adam W. M. 2010. Gray’s Anatomy for Students. 2nd edition. USA: Churcill Livingstone Elsevier. page 451-52.

Dunger DB. 1995. Insulin and insulin-like growth factors in diabetes mellitus. Arch Dis Child, 72(6): 469–471.

Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior Doctors. 11th edition. USA: Blackwell Publishing.

EpocratesOnline. 2007. Benign Protatic Hyperplasia.

https://online.epocrates.com/u/2923208/Benign+prostatic+hyperplasia/Basics/Epid emiology. Diunduh tanggal 18 Oktober 2010.

Diabetes Library. 2006. Obesity And High Blood Sugar Linked To Prostate Enlargement. http://www.diabeteslibrary.org/View.aspx?url=Diabetes_Prostate. Diunduh tanggal 5 November 2010.

(17)

47

Garraway WM, Collins GN, Lee RJ. 1991. High prevalence of benign prostatic hypertrophy in the community. Lancet, 338(8765):469-71.

George Stanley. 2010. BPH Prevention and Healthy Bladder Function with Pau

d’arco.

http://www.buzzle.com/articles/bph-prevention-and-healthy-bladder-function-with-pau-darco.html. Diunduh tanggal 4 Desember 2010.

Gerber Glenn. 2008. Benign Prostatic Hyperplasia.

http://www.medicinenet.com/benign_prostatic_hyperplasia/page3.htm. Diunduh tanggal 10 Januari 2010.

Goldstein Arthur. 2007. Prostate Problems. http://en.allexperts.com/q/Urology-Male-issues-989/35-young-prostate-problems.htm. Diunduh tanggal 5 November 2010. Gordon AE, Shaughnessy, AF. 2003. Saw Palmetto for Prostate Disorders. Am Fam

Physician, 67(06):1281-83.

Henderson RJ et al. Prostate-spesifc antigen (PSA) and PSA density: racial differences in men without prostate cancer. 2007. National Cancer Institute, 89(2):134-8.

Ikatan Ahli Urologi Indonesia. 2007. Pedoman Penatalaksanaan BPH di Indonesia. http://www.iaui.or.id/. Diunduh tanggal 19 Agustus 2010.

Kumar, Vinay., Abbas, Abul., Fausto, Nelson. 2005. Robbins and Cotran’s Pathologic Basis of Disease. In Jonathan I. Epstein: The male genital tract. 7th edition. USA: Elsevier Saunders Inc.

Lange, Jack., McPhee, Stephen J. 2006. Pathophysiology of Disease: An Introduction to Clinical Medicine. In Stephen J. McPhee: Disorders of the Male Reproductive Tract. 5th edition. USA: The McGraw-Hill Companies Inc.

Leveilee Raymond J. 2009. Benign Prostatic Hyperplasia. http://emedicine.medscape.com/article/437359-followup. Diunduh tanggal 18 Desember 2009.

(18)

48

Litwin, Mark S., Saigal, Christopher S. 2007. Urologic Diseases in America. In John T. Wei: Benign Prostatic Hyperplasia. USA: US Government Printing Offices. page 48-53.

Macfarlane, Michael T. 2006. Urology. 4th edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. page 115-16.

Marks LS. 2006. Use of 5alpha-reductase inhibitors to prevent benign prostatic hyperplasia disease. Curr Urol Rep., 7(4):293-303.

McCance, Kathryn L., Huether, Sue E. 2006. Pathophysiology: The Physiologic Basis for Disease in Adults and Children. 5th edition. Canada: Elsevier Mosby. page 766-67; 813-14.

McConnell JD, Bruskewitz R, Walsh P, et al. 1998. The effect of finasteride on the risk of acute urinary retention and the need for surgical treatment among men with benign prostatic hyperplasia. Finasteride Long-Term Efficacy and Safety Study Group. N Engl J Med, 338(9):612-3.

McNeal, John E. 1981. The Prostate. Volume 2. USA: Wiley-Liss Inc. page 35–49.

O’Neill Paul. 2006. Benign Prostatic Hyperplasia. http://www.webmd.com/prostate-cancer/enlarged-prostate?page=3. Diunduh tanggal 20 Desember 2009.

Presti Joseph C. 2007. Benign Prostatic Hyperplasia. http://www.health.am/cr/benign-prostatic-hyperplasia/. Diunduh tanggal 10 Januari 2010.

Putz R., Pabst R. 2006. Sobbota: Atlas Anatomi Manusia. Edisi 22. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. halaman 252.

Ray Linda. 2009. Causes of an Enlarged Prostate.

http://www.livestrong.com/article/25277-causes-enlarged-prostate/. Diunduh tanggal 18 Oktober 2010.

Rull Gurvinder. 2009. Benign Prostatic Hyperplasia.

http://www.patient.co.uk/doctor/Benign-Prostatic-Hyperplasia.htm. Diunduh tanggal 16 September 2010.

(19)

49

Schulman CC. 2001. Long-term aspects of medical treatment of BPH. Eur Urol; 40 Suppl 3:8-12.

Sciarra F, Toscano V. 2000. Role of estrogens in human benign prostatic hyperplasia. Arch Androl, 44(3):213-20.

Shibata Y, Ito K, Suzuki K, Nakano K, Fukabori Y, Suzuki R, Kawabe Y, Honma S, Yamanaka H. 2000. Changes in the endocrine environment of the human prostate transition zone with aging: simultaneous quantitative analysis of prostatic sex steroids and comparison with human prostatic histological composition. Prostate Journal, 42(1):45-55.

Simon Harvey. 2006. Benign Prostatic Hyperplasia.

http://www.healthcentral.com/prostate/enlarged-prostate-treatment-000071_5-145.html?ic=506019. Diunduh tanggal 15 Maret 2010.

Simon Harvey. 2009. Benign Prostatic Hyperplasia.

http://www.lifespan.org/adam/indepthreports/10/000071.html. Diunduh tanggal 10 Januari 2010.

Singha Rajib. 2010. Enlarged Prostate in Young Men.

http://www.buzzle.com/articles/enlarged-prostate-in-young-men.html. Diunduh tanggal 18 Oktober 2010.

Slomianka Lutz. 2009. Male Accessory Reproductive Glands: Prostate. http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/malerepro/malerepro.htm. Diunduh tanggal 16 September 2010.

Slowik Guy. 2009. Prostate Enlargement (Benign Prostatic Hyperplasia). http://www.ehealthmd.com/library/prostateenlargement/BPH_complications.html. Diunduh tanggal 10 Januari 2010.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. halaman 350-52.

Sugimura Y, Shiraishi T, Arima K, Ishii K, Fumino M, Kanai M, Matsuura H, Fujikawa S. 2004. Natural history of human prostate gland: Morphometric and histopathological analysis of Japanese men. The Prostate, 65(4): 355–364.

(20)

50

The National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse. 2006. Prostate Enlargement: Benign Prostatic Hyperplasia. http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/prostateenlargement/. Diunduh tanggal 18 Desember 2009.

The World Bank. 2008. Life Expectancy Rate in Indonesia. http://data.worldbank.org/indonesian?cid=GPDid_WDI. Diunduh tanggal 4 Desember 2010.

Tsurusaki, Toshifumi., Aoki, Daiyu., Kanetake., Hiroshi., Inoue, Satoshi., Muramatsu, Masami., Hishikawa, Yoshitaka., et al. 2003. Zone-Dependent

Expression of Estrogen Receptors α and β in Human Benign Prostatic

Hyperplasia. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 88(3):1333-40.

Urological Surgeons of Long Island. 2008. International Prostate Symptom Score. http://www.usli.net/. Diunduh tanggal 19 Agustus 2010.

Virtual Cancer Centre. 2006. Enlarged Prostate (Benign Prostatic Hyperplasia). http://www.virtualcancercentre.com/diseases.asp?did=808#Prognosis. Diunduh tanggal 18 Oktober 2010.

Vovk EI, Vertkin AL, Zaĭrat'iants OV, Mishutchenko OP. 2008. Benign prostate hyperplasia as an age-related problem. Arkh Patol,70(2):55-9.

WHO. 1999. Men Ageing and Health: Achieving Health Across the Life Span. http://www.who.int/ageing/publications/gender/en/index.html. Diunduh tanggal 18 Desember 2009.

Wilson JD. 1980. The Pathogenesis of Benign Prostatic Hyperplasia. Am J Med, 68(5):745-56.

Zieve David. 2009. Enlarged Prostate.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000381.htm. Diunduh tanggal 11 Januari 2010.

Zieve David. 2009. Digital Rectal Exam (DRE).

Referensi

Dokumen terkait

This study focuses on designing new return model by inducing forward looking information to improve association degree between accounting fundamentals and stock

“I took the CAT, which is what I’ll be doing until the car’s fixed.” “You can use mine,” Ava told her, but Phoebe shook her head.. “I’d feel better knowing there’s a

Fenomena kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh guru dalam.. dunia pendidikan dan pengajaran memang tidak identik

Jika keliling persegi panjang sama dengan keliling persegi, maka panjang sisi persegi tersebut adalah ….. Sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki dengan keliling 48 m dan dua

Outsourcing sumberdaya manusia merupakan strategi yang banyak memberikan manfaat bagi vendor , disamping beberapa resiko yang harus dihadapi. Kepercayaan merupakan

(2009) melaporkan sapi Bali yang diberikan pakan limbah sayuran ditambah 2 kg/ekor/hari dedak padi menghasilkan pertambahan berat badan 640 g/ekor/hari lebih tinggi

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-M “UCEG PERUD” Upaya Pencegahan Pernikahan Usia Dini di Desa

pemahaman konsep matematika siswa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran discovery learning terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa