• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Antelmintik Infusa Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Cacing Ascaris suum Betina Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Antelmintik Infusa Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Cacing Ascaris suum Betina Secara In Vitro."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

vii

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK

EFEK ANTELMINTIK

INFUSA KULIT BUAH DELIMA (Punica granatum L.)

TERHADAP CACING Ascaris suum BETINA

SECARA IN VITRO

Tania Chris Raharja, 2012, Pembimbing 1 : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc Pembimbing 2 : Rosnaeni, dra., Apt.

Askariasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides. Prevalensi askariasis di Indonesia pada daerah dengan sanitasi buruk mencapai 80%, terutama di daerah pedesaan. Masyarakat pedesaan sering mengobati cacingan menggunakan tanaman obat, salah satunya menggunakan kulit buah delima.

Tujuan penelitian untuk menilai efek antelmintik infusa kulit buah delima (IKBD) terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro.

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik diuji secara in vitro menggunakan 720 ekor cacing betina Ascaris suum. Data yang diukur adalah jumlah cacing hidup, paralisis / mati setelah diinkubasi selama 3 jam pada suhu 370C. Data jumlah cacing paralisis / mati dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05, apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD (p = 0,05).

Hasil penelitian rerata persentase jumlah cacing paralisis / mati pada IKBD 25,00% (3,15 ± 0,33), IKBD 37,50% (3,61 ± 0,21) dan IKBD 56,25% (4,21 ± 0,86) berbeda sangat bermakna bila dibandingkan dengan kontrol NaCl 0,9% (0,00 ± 0,00) dengan p=0,00.

Simpulan penelitian infusa kulit buah delima berefek antelmintik terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro.

(2)

viii

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRACT

THE ANTHELMINTIC EFFECT OF POMEGRANATE PEEL

INFUSION AGAINST FEMALE Ascaris suum IN VITRO

Tania Chris Raharja, 2012, 1st Tutor : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc 2nd Tutor : Rosnaeni, dra., Apt.

Ascariasis is an infectious disease caused by Ascaris lumbricoides. Prevalence ascariasis in Indonesia in areas with poor sanitation to 80%, especially in rural areas. Rural communities often use medicinal plants to treat intestinal worms, one of which uses pomegranate peel.

The aim of research were to assess the anthelmintic effect of pomegranate peel infusion (PPI) against Ascaris suum in vitro.

Real laboratory experimental research design. The anthelmintic effect was tested in vitro. The measured data was the number of live worms, paralysis, or death after incubated for 3 hours at a temperature of 370C. The data of paralysis or death worm were analyzed using one-way ANOVA with α = 0.05, if there were differences continued by Tukey HSD test (p = 0.05).

The results mean percentage of worms paralyzed or dead on PPI 25.00% (3.15 ± 0.33), PPI 37.50% (3.61 ± 0.21) and PPI 56.25% (4.21 ± 0,86 ) differed significantly when compared with saline controls 0.9% (0.00 ± 0.00) with p = 0.00.

Conclusions research pomegranate peel infusion have anthelmintic effects against Ascaris suum in vitro.

(3)

ix

1.2 Identifikasi Masalah………...……….. 3

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian…...……….. 3

1.4 Manfaat Karya Tulis ilmiah………... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran………... 4

1.5.2 Hipotesis penelitian………... 4

1.6 Metode Penelitian……… 5

1.7 Lokasi dan Waktu ………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 6

2.1 Ascaris sp. ……….………... 6

2.2 Ascaris lumbricoides…..………...………... 6

(4)

x

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

2.2.2 Morfologi Luar Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa…… 7

2.2.3 Morfologi Dalam Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa... 8

2.2.3.1 Dinding Tubuh... 8

2.2.3.2Kavitas Tubuh atau Pseudocoel... 8

2.2.3.3Sistim Pencernaan... 9

2.2.3.4Sistim Ekskresi... 9

2.2.3.5Sistim Syaraf... 10

2.2.3.6Sistim Reproduksi... 10

2.2.4 Larva Ascaris lumbricoides... 11

2.2.5 Telur Ascaris lumbricoides... 11

2.2.6 Siklus hidup Ascaris lumbricoides... 13

2.3 Askariasis... 14

2.3.1 Epidemiologi... 14

2.3.2 Aspek Klinis pada Ascaris lumbricoides... 15

2.3.3 Diagnosis Askariasis... 16

2.3.4Pencegahan Askariasis... 17

2.3.5 Pengobatan Askariasis... 17

2.3.5.1 Mebendazol... 18

2.3.5.2 Pirantel Pamoat... 19

2.3.5.3 Levamisol Hidroklorida... 19

2.3.5.4 Piperazin... 20

2.3.6 Diagnosis Banding... 21

2.3.7 Komplikasi... 21

2.3.8 Prognosis... 21

2.4 Delima (Punica granatum L.)... 21

2.4.1 Taksonomi... 22

2.4.2 Nama Daerah Delima... 23

2.4.3 Kandungan Kimia Delima... 23

2.4.4 Efek dan Manfaat Farmakologi... 23

(5)

xi

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN………... 27

3.1 Bahan, Alat, dan Tempat Penelitian………... 27

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian………... 27

3.1.2 Alat-Alat Penelitian... 27

3.1.3 Subjek Penelitian... 27

3.1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

3.2 Metode Penelitian... 28

3.2.1 Desain Penelitian... 28

3.2.2 Variabel Penelitian... 28

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 28

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel... 28

3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 29

3.3 Prosedur Kerja... 29

3.3.1 Pembuatan Simplisia... 29

3.3.2 Pembuatan Infusa Kulit Buah Delima... 30

3.3.3 Persiapan Hewan Coba………... 30

3.3.4 Prosedur Penelitian………. 30

3.3.5 Cara Pemeriksaan………... 31

3.3.6 Metode Analisis dan Hipotesis Statistik... 31

(6)

xii

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA... 40

LAMPIRAN... 45

(7)

xiii

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Rerata Jumlah Dan % Jumlah Cacing Hidup dan Paralisis / Mati

Setelah Inkubasi Selama 3 Jam... 33 Tabel 4.2 Rerata Cacing Paralisis / Mati Setelah Inkubasi Selama 3 Jam

Setelah Transformasi ke Ln(x+1)... 34 Tabel 4.3 Hasil ANAVA Rerata Persentase Jumlah Cacing Ascaris suum

Paralisis / Mati Setelah Perlakuan... 34 Tabel 4.4 Hasil Uji Tukey HSD Rerata % Jumlah Cacing Paralisis / Mati.... 35 Tabel 4.5 Hasil Uji Tukey Test pada kelompok

(8)

xiv

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ascaris lumbricoides Betina dan Jantan... 7

Gambar 2.2 Telur Ascaris lumbricoides yang dibuahi (fertil)... 12

Gambar 2.3 Telur Ascaris lumbricoides yang mengalami dekortikasi... 12

Gambar 2.4 Ascaris lumbricoides yang tidak dibuahi (infertil)... 13

Gambar 2.5 Siklus Hidup Ascaris lumbricoides... 14

Gambar 2.6 Delima (Punica granatum L.)... 23

Gambar 2.7 Buah Delima (Granati fructus)... 25

Gambar 2.8 Penampang Melintang Kulit Buah Delima... 26

(9)

xv

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Penghitungan Dosis Infusa Kulit Buah Delima Kering... 45 Lampiran 2 Data Lengkap Hasil Penelitian... 46 Lampiran 3 Oneway ANAVA Pengamatan Efek Antelmintik Selama 3

(10)

45

LAMPIRAN 1

Penghitungan Dosis Infusa Kulit Buah Delima Kering

Penghitungan dosis didasarkan pada trial and error :

Untuk pengobatan cacingan, kulit buah delima kering (15g) diseduh dengan tiga gelas air (750ml) (Setiawan Dalimartha, 2003)

15 gram

750 ml × 100% = 2%

Untuk trial and error dibuat variasi dosis 2,00%, 10,00%, dan 20,00% dengan jumlah cacing masing-masing 10 ekor.

Hasil trial and error hanya IKBD 20,00% yang menyebabkan paralisis 3 ekor cacing. Untuk penelitian sebenarnya digunakan variasi dosis IKBD lebih tinggi dari 20,00% menjadi 25,00%, 37,50%, dan 56,25%.

Pembuatan IKBD 25,00% sebanyak 400ml diperlukan serbuk kulit buah delima sebanyak: ke dalam panci infusa, kemudian ditambahkan akuades sampai 440 ml.

 Panci infusa didihkan selama 15 menit dihitung sejak suhu mencapai 900C.

 Infusa kulit buah delima disaring menggunakan kain flannel sampai filtrat yang dihasilkan bervolume 400 ml.

(11)

46

LAMPIRAN 2

Data lengkap hasil penelitian

Kelompok Perlakuan Jumlah Cacing (n = 30) % Jumlah Cacing Hidup Paralisis / Mati Hidup Paralisis / Mati

(12)

47

LAMPIRAN 3

Oneway ANOVA

Pengamatan Efek Antelmintik selama 3 jam

Descriptives

Test of Homogeneity of Variances

(13)

48

*The mean difference is significant at the 0.05 level

HomogenousSubsets

Means for groups in homogenous subsets are displayed

(14)

49

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tania Chris Raharja Tempat/Tanggal Lahir: Semarang, 9 Mei 1991 Alamat : Bukit Cemara I/9 Semarang Alamat Bandung : Surya Sumantri 22 Bandung Email : gisela_tania@hotmail.co.id

Agama : Katolik

Riwayat Pendidikan :

 Tahun 1997 : Lulus TK Bhinneka Semarang

 Tahun 2003 : Lulus SD Karangturi Semarang

 Tahun 2006 : Lulus SMP Karangturi Semarang

 Tahun 2009 : Lulus SMA Karangturi Semarang

(15)

1

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau disebut dengan askariasis merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui di masyarakat. Infeksi cacing nematoda ditularkan melalui tanah (soil transmitted disease) dan kontaminasi makanan/minuman oleh telur matang. Sosio-ekonomi rendah, lingkungan tempat tinggal yang tidak higienis, dan kebersihan diri yang tidak terjaga seperti tidak mencuci tangan sebelum makan atau pembuangan tinja yang sembarangan menjadi faktor yang dapat meningkatkan insidensi dari infeksi askariasis (Mardiana & Djarismawati, 2008).

Infeksi cacing nematoda menyerang 25% dari penduduk dunia dan Ascaris lumbricoides adalah penyebab tersering. Askariasis tersebar luas di daerah-daerah beriklim tropis dan bersanitasi buruk. Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2005, prevalensi tertinggi askariasis adalah di Asia Timur dan Pasifik (204 juta orang), diikuti oleh Afrika (173 juta orang), India (140 juta), Asia Selatan (97 juta), China (86 juta), Amerika Latin (84 juta), dan Asia Tengah dan Afrika Utara (23 juta). Di Indonesia, penyakit askariasis masih menunjukkan prevalensi yang tinggi yaitu kurang lebih 45-65%, di wilayah-wilayah tertentu dengan sanitasi yang buruk prevalensi mencapai 80%. Prevalensi askariasis tertinggi ditemukan di daerah perkebunan karet di Sukabumi Jawa Barat sebesar 93,1% dan perkebunan kopi di Jawa Timur sebesar 80,69%. Askariasis lebih sering ditemukan pada anak-anak, terutama usia 2-10 tahun (Depkes RI, 2006).

Anak-anak yang terserang askariasis akan mengalami penurunan daya tahan

(16)

2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2001). Bahaya yang ditimbulkan oleh askariasis dapat sangat merugikan bagi kemajuan bangsa, maka pencegahan dan penatalaksanaan infeksi ini penting untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut.

Pencegahan dan penatalaksanaan askariasis harus dilakukan oleh individu yang bersangkutan dan instansi yang terkait, karena tanpa adanya kerjasama antara dua belah pihak, infeksi askariasis tidak akan dapat diatasi. Kesadaran akan kebersihan diri di masyarakat masih perlu ditingkatkan. Hasil penelitian RISKESDAS 2007 menunjukkan perilaku higienis masyarakat meliputi penggunaan jamban keluarga yang benar dan perilaku mencuci tangan yang benar belum dilakukan dengan baik. Di Indonesia, prevalensi penggunaan jamban yang benar hanya sebesar 71,1% dan banyak dilakukan pada kota-kota besar seperti DKI Jakarta dan Bandung, sedangkan perilaku mencuci tangan yang benar hanya dilakukan oleh 23,2% masyarakat Indonesia. Oleh karena itu askariasis banyak ditemukan di Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan (RISKESDAS, 2007). Masyarakat pedesaan sering mengobati sendiri penyakitnya (self medication) dengan memanfaatkan tanaman obat. Obat-obat tradisional memiliki beberapa keunggulan seperti harga yang murah dan mudah didapat. Banyak tumbuhan yang digunakan untuk mengobati cacingan seperti delima, temu hitam, lidah buaya, dan bawang putih (Setiawan Dalimartha, 2003).

(17)

3

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Kulit buah delima merupakan bagian dari buah delima yang tidak dikonsumsi, yang berupa limbah. Dengan diketahuinya kandungan zat aktif dari limbah kulit buah delima, limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisonal antara lain untuk obat cacing. Peneliti tertarik untuk menguji efek antelmintik kulit buah delima terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro. Bentuk sediaan yang digunakan adalah infusa yang disesuaikan dengan penggunaan di masyarakat, yaitu dengan cara diseduh.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi penelitian ini adalah “Apakah infusa kulit buah delima (Punica granatum L.) berefek antelmintik terhadap cacing Ascaris suum betina secara in vitro”.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian untuk mengetahui bahan-bahan alam yang berefek antelmintik.

Tujuan penelitian untuk menilai efek antelmintik infusa kulit buah delima terhadap cacing Ascaris suum betina secara in vitro.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

- Manfaat akademis untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang tanaman obat, khususnya yang berefek antelmintik sehingga dapat memberi sumbangsih kepada dunia kedokteran mengenai obat tradisional yang efektif mengatasi askariasis.

(18)

4

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Mebendazol sebagai antelmintik memiliki mekanisme kerja menyebabkan kerusakan struktur subselular dan menghambat asetilkolinesterase pada tubuh cacing. Obat ini juga menghambat ambilan glukosa secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan glikogen pada cacing dan cacing akan mati perlahan-lahan (Alex Loukas & Peter J. Hotez, 2006, Amir & Elysabeth, 2007). Kandungan zat aktif dalam kulit buah delima memiliki mekanisme kerja yang hampir sama dengan mebendazol.

Kulit buah delima memiliki kandungan zat aktif antara lain 22-25% tanin dan 0,5-1% alkaloid yang terdiri dari pelletierine, methylpelletierine, dan pseudopelletierine (Depkes RI, 1989, Astawan, 2009). Tanin berfungsi merusak kutikula yang tebal pada cacing dengan cara mengubah permeabilitas membran dan mendenaturasi protein sehingga senyawa aktif seperti alkaloid pelletierine dapat masuk ke dalam tubuh cacing (Wiryowidagdo, 2007). Alkaloid pelletierine dapat menyebabkan paralisis (kelumpuhan) pada otot cacing, bahkan dapat menyebabkan kematian dalam dosis besar (Dilworth et al, 2008). Alkaloid pelletierine menghambat kerja dari enzim asetilkolinesterase. Enzim asetilkolinesterase merupakan enzim yang sangat penting dalam transmisi impuls syaraf. Terhambatnya enzim ini akan mengakibatkan adanya gangguan dalam aktivitas otot-otot cacing (Suhara, 2010). Tanin dan alkaloid pelletierine yang terkandung dalam kulit buah delima bekerja secara sinergis mengakibatkan cacing paralisis bahkan kematian.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

(19)

5

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.6Metode Penelitian

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik diuji secara in vitro. Data yang diukur adalah jumlah cacing hidup, paralisis, dan mati setelah diinkubasi selama 3 jam pada suhu 370C. Data jumlah cacing paralisis / mati dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05, apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak komputer.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : - Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

- Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

(20)

39

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

- Infusa kulit buah delima berefek antelmintik terhadap cacing Ascaris suum betina secara in vitro.

5.2 Saran

Penelitian tentang efek antelmintik infusa kulit buah delima terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro perlu dilanjutkan dengan :

 Melakukan penelitian dengan menggunakan pembanding obat antelmintik sintetik

 Menguji efek antelmintik kulit buah delima menggunakan sediaan lain  Menguji efeknya terhadap nematoda lain seperti Ascaris lumbricoides Melakukan penelitian lanjutan secara in vivo

(21)

40

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 2002. Askariasis. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. hal. 416 – 8

Alex Loukas dan Peter J. Hotez. 2006. Chemotheraphy of Parasitic Diseases. In

Goodman and Gilman’s : The Pharmacological Basis of Therapeutic

Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill. p. 1078-89

Amir Syarif dan Elysabeth. 2007. Antelmintik. Dalam Farmakologi dan Terapi FK UI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hal. 541-550

Astawan, M. 2009. Obat Segala Penyakit. http://sari-buah-delima-merah-2.html. 15 September 2009

Bayu Sandika, Raharjo, Nur Ducha. 2012. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Akar Delima (Punica granatum L.) terhadap Mortalitas Ascaris suum Goesze secara In Vitro. LenteraBio. Vol 1 No. 2 Mei 2012. hal. 81-86

Bernardus Sandjaja. 2007. Nematoda - Phasmidia - Ascaroidea. Dalam : Buku 2 Helminthologi Kedokteran. Jakarta: Prestasi Pustaka. hal. 116 – 25

Bhamrah H.S., Kavita Juneja. 2001. An Introduction to Helminthes. New Delhi : Kumar for Anmol Publication. p. 152-169

Bhattacharya Tanusree, Santra Amal, Majumder Debendra N. Guha, Chatterjee Bishnu P. 2001. Possible Approach for Serodiagnosis of Ascariasis by Evaluation of Imunnoglobulin G4 Response Using Ascaris lumbricoides Somatic Antigen. Journal of Clinical Microbiology. Vol 39 (8). Washington DC, USA. American Society of Microbiology. p. 2991-2994

Brown Harold W. 1983. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta : Gramedia. hal. 211

(22)

41

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Penyakit Kecacingan Masih Dianggap Sepele. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1135-penyakit-kecacingan-masih-dianggap-sepele.html. 23 Oktober 2011

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V. hal. 233-5

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Vademekum Bahan Obat Alami. hal. 66-67

Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. 2000. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.. hal. 193-4

Dilworth M. J, James Euan K, Sprent Janet L, Newton William E. 2008. Nitrogen-Fixing Legominous Symbioses. Dordrecht, Netherland : Springer. p. 371

Djaneudin Natadisastra, Ridad Agoes. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta : EGC. hal. 73-78

Ghaffar Abdul. 2010. Parasitology Chapter Four Nematodes (Round Worms). http://pathmicro.med.sc.edu/parasitology/nematodes.htm. 15 April 2010

Gillespie, S.H., Pearson, R.D. 2001. Principles and Practice of Clinical Parasitology. England: John Wiley & sons, Ltd

Goeswin Agoes. 2007. Seri Farmasi Industri Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB. hal. 10-15

Haburchak, David R. Ascariasis. Division of Infectious Disesase. Medical College of Georgia. http://emedicine.medscape.com/article/212510-overview. Acessed on May 2012

Henry T.A. 1949. The Plant Alkaloids. Fourth Edition. Philadelphia : The Blakiston Company

(23)

42

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Edisi 1. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. hal. 10 – 12

Kotpal R.L. 2010. Modern Text Book of Zoology Invertebrales. New Delhi, India : Rastologi Publication. p. 386-401

Kurniawan, S. 2007. Pengaruh Ekstrak Kulit Akar Delima (Punica granatum L.) terhadap Cacing Ascaris galli secara in vitro. Skripsi. Unpublished. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

Kus Irianto. 2009. Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia. Bandung : Yrama Widya. p. 67-71

Laboratory Identification of Parasites of Public Health Concern. 2009. http://dpd.cdc.gov/dpdx/html/Ascariasis.htm

Madrigal-Carballo S., Rodriguez G., Krueger C.G., Dreher M., and Reed J.D. 2009. Pomegranate (Punica granatum L.) Supplements: Authenticity, Antioxidant and Polyphenol Composition. Journal of Functional Food 2009

Mardiana & Djarismawati. 2008. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta. Bandung : Puslitbang Ekologi dan Status Kesehatan

Palmer P. E. S, Reeder M. M. 2001. The Imaging of Tropical Disease with Epidemilogical, Pathological and Clinical Correlation. Berlin, German : Springer-Verlag. p. 18-20

Plantamour. 2008. Informasi spesies: Delima.

http://www.plantamour.com/index.php?plant=1065

Rasmaliah. 2007. Askariasis sebagai Penyakit Cacing yang Perlu Diingat Kembali. Info Kesehatan Masyarakat. ISSN: 1410-6434. Vol 11 (1). Medan : Universitas Sumatra Utara. hal. 82-85

(24)

43

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Roberts, L.S, Janovy,J.Jr. 2005. Gerald D. Schmidt and Larry S. Roberts' Foundations of Parasitology 7th edition. New York : McGraw-Hill Companies. p 431-5

Schmidt G.D., Robert L.S. 1985. Foundations of Parasitology. Edisi 3. Missouri: Times Mirror Mosby College Publishing

Setiawan Dalimartha. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid Ketiga. Jakarta : Puspa Swara

Shargel L., and Yu A.B.C. 1988. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi II. Diterjemahkan oleh Fasich dan Siti Sjamsiah. Surabaya : Airlangga University Press

Sherman I.G., Sherman V.G. 1988. The Invertebrales Function and Form. New York : MacMillan Publishing Co. Inc.

Siti Fadilah Supari. 2006. Pedoman Pengendalian Cacingan. Laporan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 424/MENKES/SK/VI/2006

Soeharsono. 2002. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta : Kanisius. hal. 134-135

Sri Suryawati, Budianto Santoso. 1993. Antelmintik. Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Kelompok Kerja Ilmiah PHYTOMEDICA. hal. 8

Suhara. 2010. Pengantar Tentang Enzim. http://upi.ac.id. 8 Desember 2011

Sukarno Sukarban, Sardjono O. Santoso. 2005. Antelmintik. Dalam: Farmakologi dan Terapi: Jilid 2. Jakarta : Gaya Baru. hal. 523-36

T.H Rampengan, I.R Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropis pada Anak. Jakarta : EGC. hal. 216-22

WHO. 2006. Soil Transmitted Helminths.

http://www.who.int?intestinal_worms/en/.13Maret

(25)

44

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA http://www.foodreference.com/html/a-pom-wonderful-108.html

Gambar

Gambar 2.1 Ascaris lumbricoides Betina dan Jantan....................................

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimanapun juga matematika adalah bagian dari ilmu pengetahuan, seperti ahli matematika yang merupakan bagian masyarakat, dan tidak ada dasar moral untuk

The tasks of the political party as the assisting team for the observer team from Rahmat Hidayat were divided based on the electoral districtof each political party supporting

Informasi yang terdapat dalam publikasi ini kualitasnya tergantung dari ketersediaan data di masing- masing Dinas/UPT yang berada di Wilayah Kecamatan Malingping dan aparat

Time courses of the area variation in the outer shape of the placozoan at various concentrations of nutrients.. Experi- mental conditions are the same as

Marketing Public Relations menggunakan Three Ways Strategy (Push, Pull, Pass) yaitu karena strategi ini mencakup bagian Marketing Public Relations yang digunakan oleh

Untuk memastikan jarak sensor Kinect tidak berubah, maka sensor ultrasonik diletakkan di depan sensor Kinect agar sistem dapat menyesuaikan posisinya tidak kurang atau

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gambaran kondisi pendidikan anak, peran orangtua dalam proses pendidikan anak dalam keluarga, dan pengaruh lingkungan

causality relationship between two series, Johansen’s co -integration test is used for pinpointing long-run relationships among stock markets under study.. Johansen uses