• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan pemberian insentif dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan : studi kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan pemberian insentif dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan : studi kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

xviii

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

Maria Fransisca Rina Kurniawati NIM : 112114107

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemberian insentif yang diterapkan di perusahaan, hubungan pemberian insentif dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan bagian penjualan (sales marketing).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel penelitian adalah karyawan bagian penjualan (sales marketing) di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. Penelitian dilakukan sesuai dengan jumlah populasi. Teknik pengumpulan data adalah survei. Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Parsial.

Berdasarkan hasil uji korelasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel insentif dan motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan. Koefisien korelasi antara insentif dengan motivasi kerja dan koefisien korelasi antara insentif dengan kinerja karyawan adalah rendah dan positif, sedangkan koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan adalah sangat kuat dan positif.

(2)

xix

ABSTRACT

THE RELATION OF INCENTIVES GIVING AND WORK MOTIVATION TO THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES

Case Study on PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

Maria Fransisca Rina Kurniawati NIM : 112114107

Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

The purpose of this research was to determine the relation of incentives giving and work motivation to the performance of employees.

This research is a case study. Samples were sales marketing in PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. This research used the number of population. Techniques of data collection was using questionnaires. Relation analysis using Partial Correlation testing.

Based on the Partial Correlation test results, it can be concluded that the variable of incentives and work motivation have significant relation with performance of employees. Coefficient correlation between incentives with work motivation and incentives with performance of employees are weak and positive, while coefficient correlation between work motivation with performance of employees is very strong amd positive.

(3)

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

Maria Fransisca Rina Kurniawati

NIM : 112114107

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

Maria Fransisca Rina Kurniawati

NIM : 112114107

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya

(Matius 21:22)

If we want to be happy, we have to be happy on purpose. When we

wake up, we can’t just wait to see what kind of day we’ll have. We have to

decide what kind of

day we’ll have”

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Yesus Kristus, Now and forever I will be Your child

Ibu & Bapak

Saudara Kembarku Ria

Kakak-kakakku & keponakan-keponakan tercinta

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 29 Juli 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau /sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

(9)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan berkatnya yang tiada

henti-hentinya diberikan kepada penulis hingga terselesaikannya penulisan

skripsi ini

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D., selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Dr. Herry Maridjo, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono M.Si., Akt., QIA. Selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5. Ilsa Haruti Suryandari S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., C.A. selaku pembimbing

yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan

(10)

vii

6. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M.,Ak.,QIA dan Josephine Wuri, S.E., M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan kelulusan dalam ujian

skripsi.

7. Segenap karyawan dan sales PT. Wahana Sun Solo, Indomobil

Nissan-Datsun Jebres yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Untuk Bapakku Yohanes Sadono, Ibuku Chatarina Minang Sriwigati yang

telah dengan sabar mendukung dan mendoakan setiap saat hingga skripsi

ini dapat selesai, dan Mbakku Ika dan Lita yang telah membantu dan

memberikan dorongan yang luar biasa, Mas Iparku Mas Bagus dan Mas

Cece serta Saudara kembarku yang tersayang Maria Magdalena Ria yang

selalu memberikan kegembiraan dan dukungan. Dan untuk keluarga besar

saya, saya ucapkan terimakasih untuk dukungan, perhatian dan

semangatnya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabatku “Smart and Beauty” Cecil, Tika, Hana, Effi,

Diana, Lolyta, Vita, Angel, dan untuk sahabat sepanjang masaku Dani dan

Ika. Saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan penghiburannya.

10.Untuk yang paling menjadi semangat saya Fransiskus Xaverius Aditya

Bahar Gumilar terimakasih atas dukungan, rasa sayangnya, komentarnya,

waktunya yang berharga dan motivasinya.

11.Untuk teman-teman Akuntansi 2011 kelas C dan teman-teman MPAT

yang selalu mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi.

(11)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .. v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... xvii

ABSTRAK ... xviii

ABSTRACT ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Batasan Penelitian ... 4

(13)

x

1.4Tujuan Penelitian ... 5

1.5Manfaat Penelitian ... 5

1.6Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1Insentif ... 8

2.1.1 Pengertian Insentif ... 8

2.1.2 Jenis-jenis Insentif ... 9

2.1.3 Tujuan Pemberian Insentif ... 11

2.1.4 Program Insentif yang Efektif ... 12

2.2Motivasi Kerja ... 13

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 13

2.2.2 Tujuan Pemberian Motivasi ... 14

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi . 15 2.2.4 Indikator-indikator Motivasi ... 17

2.3Kinerja Karyawan ... 19

2.3.1 Pengertian Kinerja ... 19

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kineja .... 20

2.3.3 Metode Penilaian Kinerja ... 20

2.3.4 Pengukuran Kinerja ... 23

2.4Penelitian Terdahulu ... 25

2.5Kerangka Pemikiran ... 26

(14)

xi

2.6.1 Hubungan antara pemberian insentif dengan motivasi

kerja ... 27

2.6.2 Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan ... 28

2.6.3 Hubungan antara pemberian insentif dengan kinerja karyawan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1Jenis Penelitian ... 31

3.2Lokasi Penelitian ... 31

3.3Pendekatan Penelitian ... 31

3.4Populasi dan Sampel ... 31

3.5Jenis Data dan Sumber ... 32

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.7Teknik Pembuatan Skala ... 33

3.8Variabel Penelitian ... 33

3.9Definisi Operasional Variabel ... 34

3.9.1 Variabel Terikat ... 34

3.9.1.1Kinerja Karyawan ... 34

3.9.2 Variabel Bebas ... 35

3.9.2.1Pemberian Insentif ... 35

3.9.2.2Motivasi Kerja ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 36

(15)

xii

3.10.2 Uji Kualitas Data ... 36

3.10.2.1 Uji Validitas ... 37

3.10.2.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.10.3 Uji Linearitas ... 38

3.10.4 Analisis Korelasi Parsial ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 40

4.1Profil Perusahaan ... 40

4.2Visi dan Misi Perusahaan ... 44

4.2.1 Visi Perusahaan ... 44

4.2.2 Misi Perusahaan ... 45

4.2.3 Nissan Way ... 46

4.3Bidang Usaha dan Kegiatan Perusahaan ... 48

4.4Proses Bisnis ... 49

4.5Strategi Pemasaran ... 53

4.6Struktur Organisasi Perusahaan ... 54

4.7Tugas dan Wewenang ... 56

4.8Deskripsi Responden ... 68

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 70

5.1Deskripsi Data ... 70

5.2Analisis Data ... 74

5.2.1 Statistik Deskriptif ... 74

5.2.2 Uji Kualitas Data ... 75

(16)

xiii

5.2.2.2Uji Reliabilitas ... 78

5.2.3 Uji Linearitas ... 79

5.2.4 Analisis Korelasi Parsial ... 79

5.3Pembahasan ... 83

5.3.1 Hubungan Pemberian Insentif dengan Motivasi Kerja ... 83

5.3.2 Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 84

5.3.3 Hubungan Pemberian Insentif dengan Kinerja Karyawan ... 85

BAB VI PENUTUP ... 86

6.1Kesimpulan ... 86

6.2Keterbatasan Penelitian ... 87

6.3Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER ... 92

LAMPIRAN 2 DATA RESPONDEN ... 96

LAMPIRAN 3 REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INSENTIF ... 98

(17)

xiv

LAMPIRAN 5 REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN VARIABEL

KINERJA KARYAWAN ... 102

LAMPIRAN 6 TABEL DESCRIPTIVE STATISTICS ... 104

LAMPIRAN 7 TABEL UJI VALIDITAS ... 105

LAMPIRAN 8 TABEL UJI RELIABILITAS ... 108

LAMPIRAN 9 TABEL UJI ANALISIS HUBUNGAN ... 110

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 39

Tabel 2. Descriptive Statistics ... 74

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Penelitian Dimensi Insentif (X1) ... 75

Tabel 4. Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Penelitian Dimensi Motivasi Kerja (X2) ... 76

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai r untuk Uji Validitas Penelitian Dimensi Kinerja Karyawan (Y) ... 77

Tabel 6. Koefisien Reliabilitas ... 78

Tabel 7. Hasil Uji Linearitas ... 79

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ... 26

Gambar 2. Logo NISSAN dan DATSUN ... 43

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. Wahana Sun Solo... 55

Gambar 4. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Gambar 5. Data Responden Berdasarkan Pendidikan ... 72

(20)

xvii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawahini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Maria Fransisca Rina Kurniawati

NIM : 112114107

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Agustus 2015

Yang menyatakan

(21)

xviii

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

Maria Fransisca Rina Kurniawati NIM : 112114107

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pemberian insentif yang diterapkan di perusahaan, hubungan pemberian insentif dan motivasi kerja dengan kinerja karyawan bagian penjualan (sales marketing).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Sampel penelitian adalah karyawan bagian penjualan (sales marketing) di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. Penelitian dilakukan sesuai dengan jumlah populasi. Teknik pengumpulan data adalah survei. Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Parsial.

Berdasarkan hasil uji korelasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel insentif dan motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan. Koefisien korelasi antara insentif dengan motivasi kerja dan koefisien korelasi antara insentif dengan kinerja karyawan adalah rendah dan positif, sedangkan koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan adalah sangat kuat dan positif.

(22)

xix

ABSTRACT

THE RELATION OF INCENTIVES GIVING AND WORK MOTIVATION TO THE PERFORMANCE OF EMPLOYEES

Case Study on PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

Maria Fransisca Rina Kurniawati NIM : 112114107

Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

The purpose of this research was to determine the relation of incentives giving and work motivation to the performance of employees.

This research is a case study. Samples were sales marketing in PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. This research used the number of population. Techniques of data collection was using questionnaires. Relation analysis using Partial Correlation testing.

Based on the Partial Correlation test results, it can be concluded that the variable of incentives and work motivation have significant relation with performance of employees. Coefficient correlation between incentives with work motivation and incentives with performance of employees are weak and positive, while coefficient correlation between work motivation with performance of employees is very strong amd positive.

(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini dunia bisnis menghadapi persaingan yang

sangat ketat. Selain itu, kemajuan perekonomian dunia di era ini juga

mendorong para pelaku usaha untuk memajukan bisnisnya tersebut. Pada

dasarnya tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada

peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih

tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu

karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha

untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi

tujuan perusahaan akan tercapai. Oleh karena itu, perusahaan

membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu para pegawai dan

pekerja karena kini sumber daya manusia juga telah menjadi bagian utama

dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan sebagai salah

satu faktor pendukung kelancaran usaha di perusahaan. Jika kualitas

tenaga kerja baik akan didapatkan kinerja yang baik pula bagi pencapaian

tujuan perusahaan dan bagi kelancaran usaha yang dilakukan.

Dengan pertimbangan tersebut, maka masalah ketenagakerjaan

dalam perusahaan harus mendapatkan perhatian khusus dan ditangani

secara professional dengan tujuan menciptakan hubungan baik antara

(24)

kebutuhan karyawannya, karena kebutuhan hidup karyawan merupakan

salah satu alasan yang menyebabkan mengapa ia bekerja. Dan bila

kebutuhan karyawan terpenuhi maka mereka akan semakin termotivasi

untuk bekerja. Motivasi ini yang menyebabkan kinerja karyawan juga

akan meningkat. Dan secara tidak langsung, diharapkan tingkat labour turnover dalam perusahaan akan mengalami penurunan. Salah satu cara untuk memotivasi karyawan adalah dengan pemberian balas jasa sebagai

wujud penghargaan dari perusahaan terhadap karyawan yang salah

satunya dapat berupa pemberian insentif. Insentif secara sengaja diberikan

kepada para karyawan agar di dalam diri mereka timbul motivasi yang

lebih besar untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu, perusahaan

diharapkan mampu menarik karyawan untuk bekerja dengan lebih giat dan

loyal terhadap perusahaan.

Insentif merupakan salah satu bentuk kompensasi yang diberikan

oleh perusahaan baik dalam bentuk materiil maupun non materiil di luar

pemberian gaji yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan atas dasar

kinerja karyawan kepada perusahaan. Misalnya, karyawan dapat

meningkatkan penjualan yang mungkin melampaui target. Dari hasil

penjualan yang melampaui target tersebut, karyawan berhak mendapatkan

insentif.

PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya bergerak di bidang

(25)

DATSUN. Tingginya persaingan dengan perusahaan yang menjual produk

otomotif roda empat lainnya juga mengharuskan PT. Wahana Sun Solo,

Indomobil Nissan-Datsun Jebres untuk terus memberikan dukungan dan

motivasi terhadap karyawan. Dalam usaha meningkatkan penjualannya,

perusahaan menggunakan strategi penjualan perseorangan (sales marketing) dan menerapkan program pemberian insentif sebagai tambahan pendapatan di luar gaji atau upah bagi tenaga penjualannya

untuk mengelola dan memelihara karyawannya secara efektif dan efisien.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang dilakukan tidak lepas

dari program pemberian insentif yang selama ini sudah diterapkan oleh

PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. Besar insentif itu

sendiri masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya. Insentif yang

diberikan oleh perusahaan yaitu berupa bonus penjualan atau komisi

penjualan. Dengan adanya pemberian insentif dan pemberian motivasi

kerja, misal dalam bentuk komisi kepada tenaga penjualan diharapkan

dapat berdampak positif terhadap kinerja yang akan diraih oleh

karyawannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengkaji

permasalahan “HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DAN

(26)

1.2Batasan Penelitian

PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres

merupakan salah satu dealer mobil dengan merk dagang NISSAN dan

DATSUN, maka kegiatan usaha utama yang dijalankan adalah penjualan

mobil dengan menggunakan tenaga penjualan (sales marketing). Oleh karena itu, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pemberian insentif

yang berupa komisi dan pemberian motivasi kerja terhadap tenaga

penjualan (sales marketing) beserta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan bagian penjualan. Sehingga dalam melakukan penelitian ini

peneliti lebih terarah dan tefokus pada masalah yang berhubungan dengan

rumusan masalah yang telah dipilih.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah pemberian insentif memiliki hubungan yang signifikan

terhadap motivasi kerja karyawan?

2. Apakah motivasi kerja memiliki hubungan yang signifikan terhadap

kinerja karyawan?

3. Apakah pemberian insentif memiliki hubungan yang signifikan

(27)

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan dan yang

menjadi fokus dari penelitian ini, maka penelitian ini memiliki tujuan

antara lain:

1. Untuk mengetahui apakah pemberian insentif memiliki hubungan yang

signifikan terhadap motivasi kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah motivasi kerja karyawan memiliki hubungan

yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah pemberian insentif memiliki hubungan yang

signifikan terhadap kinerja karyawan.

1.5Manfaat Penelitian

1. Meningkatkan pemahaman tentang praktek kinerja pada perusahaan.

2. Memberikan wacana alternatif bagi praktisi mengenai pengaruh

pemberian insentif dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan bagian

penjualan.

3. Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi,

mengenai pengaruh praktek manajemen kinerja terhadap kinerja

individu karyawan bagian penjualan.

4. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan

(28)

1.6Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisikan landasan teoritis

yang menjelaskan teori-teori pendukung perumusan hipotesis,

didukung dengan penelitian terdahulu. kerangka pemikiran

teoritis menjelaskan permasalahan yang akan diteliti yaitu

tentang apa yang seharusnya, sehingga timbul adanya hipotesis

(dugaan awal penelitian).

BAB III: METODE PENELITIAN. Bab ini dijelaskan definisi

operasional yang mendeskripsikan variabel-variabel dalam

penelitian. Jenis dan sumber data mendeskripsikan tentang

jenis data dari variabel-variabel dalam penelitian. Metode

analisis mendeskripsikan jenis atau model analisis yang

digunakan dalam penelitian.

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bab ini akan

menjelaskan mengenai sejarah dan perkembangan PT. Wahana

Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres.

BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan

menguraikan mengenai deskripsi data dan langkah-langkah

(29)

dalam mengambil kesimpulan dan pembahasan mengenai hasil

penelitian.

BAB VI: PENUTUP. Bab ini akan menguraikan mengenai kesimpulan,

keterbatasan penulis, dan saran-saran yang berguna bagi

karyawan PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun

(30)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Insentif

2.1.1 Pengertian Insentif

Handoko (2002:176), menyatakan bahwa pengertian insentif

adalah “Perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk

melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang

telah ditetapkan.”

Sedangkan menurut Hasibuan (2011:118), “Insentif adalah

tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang

prestasinya diatas prestasi standar. Insentif ini merupakan alat yang

dipergunakan sebagai pendukung prinsip adil dalam pemberian

kompensasi.

Relevan dengan itu Hariandja (2002:265) menyatakan bahwa,

“insentif merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan

dengan prestasi kerja. Semakin tinggi prestasi kerja semakin besar pula

insentif yang diterima. Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap

perusahaan harus menetapkan target yang tinggi dan bila berhasil maka

akan diberikan tambahan pendapatan.”

Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan, maka dapat

disimpulkan bahwa, Insentif merupakan imbalan yang diberikan pada

karyawan karena mencapai prestasi yang diharapkan oleh perusahaan,

(31)

merangsang, memotivasi, meningkatkan kinerja pegawai serta

mempertahankan karyawan yang berprestasi adalah dengan program

pemberian insentif. Jadi dapat dikatakan bahwa insentif merupakan

suatu bentuk perangsang yang diberikan kepada karyawan agar dapat

bekerja dengan kemampuan yang optimal dan mengarahkan karyawan

pada perilaku yang diinginkan perusahaan dalam rangka untuk

mencapai tujuan. Pemberian insentif sangat tergantung pada

kebijaksanaan perusahaan dan prestasi yang dicapai masing-masing

karyawan.

2.1.2 Jenis-jenis Insentif

Menurut Sarwoto (2000:144) secara garis besar jenis insentif dapat

digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Insentif Material

Uang dan barang insentif ini dapat diberikan dalam berbagai

macam, antara lain:

1) Bonus, terbagi atas: (1) Uang yang dibayarkan sebagai balas

jasa atas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. (2) Dalam

perusahaan yang menggunakan sistem insentif, lazimnya

beberapa persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu

dimasukkan ke dalam sebuah dana dan kemudian jumlah

(32)

2) Komisi, merupakan sejenis komis yang dibayarkan kepada

pihak bagian penjualan yang menghasilkan penjualan yang

baik.

3) Profit Sharing, salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal pembayarannya dapat diikuti bersama-sama pula, tetapi

biasanya mencakup pembayaran berupa sebagai hasil dan laba

yang disetorkan ke dalam setiap peserta.

4) Jaminan sosial, insentif yang diberikan dalam bentuk jaminan

sosial lazimnya diberikan secara kolektif, tidak ada unsur

kompetitif dan setiap pegawai dapat memperolehnya secara

rata-rata dan otomatis. Bentuk jaminan sosial berupa:

pemberian rumah dinas, pengobatan secara cuma-cuma,

kemungkinan untuk pembayaran secara angsuran oleh pekerja

atas barang-barang yang dibelinya dari Koperasi organisasi,

cuti sakit, dan biaya pindah.

b. Insentif Non Material

Insentif non material dapat diberikan dalam berbagai bentuk:

1) Pemberian gelar (title) secara resmi, 2) Pemberian tanda jasa,

3) Pemberian piagam penghargaan,

(33)

2.1.3 Tujuan Pemberian Insentif

Menurut Rivai (2007:767), tujuan utama dari insentif adalah

untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan

dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.

Sedangkan bagi perusahaan, insentif merupakan strategi untuk

meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam

menghadapi persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas

menjadi satu hal yang sangat penting.

Menurut Hasibuan (2010:141), sebagai alat motivasi pemberian

insentif bertujuan untuk mengarahkan dan menggerakkan daya dan

potensi karyawan agar mau bekerja giat dan antusias dalam mencapai

hasil kerja yang optimal, demi mewujudkan tujuan yang telah

ditentukan. Adanya insentif yang memberikan bayaran berdasarkan

prestasi kerja, akan mempertinggi motivasi kerja karyawan di dalam

usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pemberian insentif oleh perusahaan kepada karyawan adalah sebagai

alat untuk memotivasi karyawan agar mau untuk mendayagunakan

segala kemampuan yang dimiliknya sebagai upaya untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Insentif juga bertujuan untuk

memelihara serta mempertahankan karyawan yang berkompetensi

(34)

Pada dasarnya program pemberian insentif menguntungkan

bagi semua pihak baik pihak perusahaan maupun pihak karyawan. Dari

sisi karyawan, insentif diharapkan dapat meningkatkan tingkat

kesejahteraan hidup dan membangun motivasi kerja, sehingga kinerja

karyawan dapat dicapai secara maksimal. Sedangkan dari sisi

perusahaan, mereka menginginkan karyawan untuk dapat bekerja lebih

efektif dalam arti bisa mendorong karyawan untuk bekerja lebih

produktif dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah menjadi

target perusahaan.

2.1.4 Program Insentif yang Efektif

Sebuah sistem insentif biasanya akan memiliki kesempatan

sukses yang lebih besar jika semua karyawan di dalam organisasi

diberi kesempatan berpartisipasi. Jika program yang diterapkan oleh

perusahaan terkait dengan pemberian insentif dianggap tidak bisa

memberikan kepuasan kepada karyawan dan tidak sesuai dengan usaha

yang dilakukan karyawan dalam memajukan perusahaan maka

akibatnya karyawan akan kurang mau untuk bekerja sama secara

maksimal.

Seperti yang diungkapkan oleh Simamora (1997:635) bahwa

program insentif yang baik harus memenuhi beberapa aturan sebagai

berikut:

(35)

Aturan sistem insentif haruslah ringkas, jelas, dan dapat

dimengerti.

2) Spesifik

Tidaklah cukup untuk mengatakan: “Hasilkan lebih banyak,” atau

“Hentikan kecelakaan kerja.” Para karyawan perlu mengetahui

secara rinci apa yang diharapkan supaya mereka kerjakan.

3) Dapat dicapai

Setiap karyawan harus memiliki kesempatan yang masuk akal

untuk memperoleh sesuatu.

4) Dapat diukur

Tujuan yang terukur merupakan landasan dimana rencana insentif

dibangun. Program bernilai rupiah merupakan pemborosan jika

pencapaian spesifik tidak dapat dikaitkan dengan uang dikeluarkan.

2.2Motivasi Kerja

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai

kepuasan (Hasibuan, 2011:143).

Sedangkan menurut Rivai (2006:455), “Motivasi adalah

serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk

mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan

(36)

bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Dorongan tersebut terdiri dari

dua komponen, yaitu arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan), dan

kekuatan perilaku (seberapa kuat individu dalam bekerja). Apabila

individu termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk

melakukan sesuatu, karena dapat memuaskan keinginan mereka.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

dorongan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk

mempengaruhi karyawan untuk bekerja dengan lebih efektif dan untuk

membuat pilihan yang positif dalam rangka pencapaian tujuan

perusahaan dan kepuasan mereka masing-masing.

2.2.2 Tujuan Pemberian Motivasi

Menurut Hasibuan (2010:146) beberapa tujuan pemberian

motivasi antara lain :

1) meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan,

2) meningkatkan produktivitas kerja karyawan,

3) mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan,

4) meningkatkan kedisiplinan karyawan,

5) mengefektifkan pengadaan karyawan,

6) menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik,

7) meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan,

8) meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan,

9) mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan terhadap

(37)

10) meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Memberikan motivasi kepada pegawai oleh pimpinannya

merupakan proses kegiatan pemberian motivasi kerja, sehingga

pegawai tersebut berkemampuan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan

penuh tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kewajiban bawahan

untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin yang diberikan oleh atasan,

dan inti dari tanggung jawab adalah kewajiban (Siagian, 2001).

Nampaknya pemberian motivasi oleh pimpinan kepada bawahan

tidaklah begitu sukar, namun dalam praktiknya pemberian motivasi

jauh lebih rumit. Siagian (2001) menjelaskan kerumitan ini disebabkan

oleh:

1)

Kebutuhan yang tidak sama pada setiap pegawai, dan berubah

sepanjang waktu. Disamping itu perbedaan kebutuhan pada setiap

taraf sangat mempersulit tindakan motivasi para manajer. Dimana

sebagian besar para manajer yang ambisius, dan sangat

termotivasi untuk memperoleh kepuasan dan status, sangat sukar

untuk memahami bahwa tidak semua pegawai mempunyai

kemampuan dan semangat seperti yang dia miliki, sehingga

manajer tersebut menerapkan teori coba-coba untuk

menggerakkan bawahannya.

2)

Feeling dan emotions yaitu perasaan dan emosi. Seseorang

(38)

sehingga tidak ada pengertian terhadap tabiat dari perasaan,

keharusan, dan emosi.

3)

Aspek yang terdapat dalam diri pribadi pegawai itu sendiri seperti

kepribadian, sikap, pengalaman, budaya, minat, harapan,

keinginan, lingkungan yang turut mempengaruhi pribadi pegawai

tersebut.

4)

Pemuasan kebutuhan yang tidak seimbang antara tanggung jawab

dan wewenang. Wewenang bersumber atau datang dari atasan

kepada bawahan, sebagai imbalannya pegawai bertanggung jawab

kepada atasan, atas tugas yang diterima. Seseorang dengan

kebutuhan akan rasa aman yang kuat mungkin akan “mencari

amannya saja”, sehingga akan menghindar menerima tanggung

jawab karena takut tidak berhasil dan diberhentikan dan di lain

pihak mungkin seseorang akan menerima tanggung jawab karena

takut diberhentikan karena alasan prestasi kerja yang jelek

(buruk).

Sedangkan menurut Gomes (2003:180) motivasi seorang

pekerja untuk bekerja biasanya merupakan hal rumit, karena motivasi

itu melibatkan faktor-faktor individual dan faktor organisasional.

Faktor-faktor yang sifatnya individual adalah kebutuhan-kebutuhan

(39)

keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself).

2.2.4 Indikator-Indikator Motivasi Kerja

Menurut Nitisemito (1992), faktor-faktor yang menjadi

indikator bagi motivasi kerja antara lain adalah sebagai berikut:

1) Rendahnya produktivitas kerja

Menurunnya produktivitas dapat terjadi karena kemalasan, menunda

pekerjaan, dan sebagainya. Bila terjadi penurunan produktivitas,

maka hal ini berarti indikasi dalam organisasi tersebut telah terjadi

penurunan semangat kerja atau motivasi kerja.

2) Tingkat absensi yang naik atau tinggi

Pada umumnya, bila semangat kerja atau motivasi kerja menurun,

maka karyawan dihinggapi rasa malas untuk bekerja. Apalagi

kompensasi atau upah yang diterimanya tidak dikenakan potongan

saat mereka tidak masuk bekerja. Dengan demikian dapat

menimbulkan penggunaan waktu luang untuk mendapatkan

penghasilan yang lebih tinggi, meski hanya untuk sementara.

3) Labour turnover atau tingkat perpindahan karyawan yang tinggi Keluar masuk karyawan yang meningkat terutama disebabkan

karyawan mengalami ketidaksenangan atau ketidaknyamanan saat

mereka bekerja, sehingga mereka berniat bahkan memutuskan untuk

(40)

mencari kenyamanan dalam bekerja. Manajer harus waspada

terhadap gejala-gejala seperti ini.

4) Tingkat kerusakan yang meningkat

Meningkatnya tingkat kerusakan sebenarnya menunjukkan bahwa

perhatian dalam pekerjaan berkurang. Selain itu dapat juga terjadi

kecerobohan dalam pekerjaan dan sebagainya. Dengan naiknya

tingkat kerusakan merupakan indikasi yang cukup kuat bahwa

semangat kerja atau motivasi kerja telah menurun.

5) Kegelisahan dimana-mana

Kegelisahan tersebut dapat berbentuk ketidaktenangan dalam

bekerja, keluh kesah serta hal-hal lain. Terusiknya kenyamanan

karyawan memungkinkan akan berlanjut pada perilaku yang dapat

merugikan organsasi itu sendiri.

6) Tuntutan yang sering terjadi

Tuntutan merupakan perwujudan dari ketidakpuasan karyawan

terhadap organisasi, di mana pada tahap tertentu akan menimbulkan

keberanian untuk mengajukan tuntutan. Organisasi harus

mewaspadai tuntutan secara massal dari pihak karyawan.

7) Pemogokan

Pemogokan adalah wujud dari ketidakpuasan, kegelisahan dan

sebagainya. Jika hal ini terus berlanjut maka akan berunjung ada

(41)

2.3Kinerja Karyawan

2.3.1 Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2009:67), berpendapat bahwa kinerja (prestasi

kerja) adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Sedangkan Suwatno (2011:196) juga berpendapat bahwa

“Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai seseorang

menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu, berkenaan

dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya.”

Begitu juga menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:224)

mengemukakan bahwa "Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan

selama periode waktu tertentu. Sedang kinerja suatu jabatan secara

keseluruhan sama dengan jumlah (rata-rata) dari kinerja fungsi

pegawai atau kegiatan yang dilakukan. Pengertian kinerja disini tidak

bermaksud menilai karakteristik individu tetapi mengacu pada

serangkaian hasil yang di peroleh selama periode waktu tertentu".

Sehingga dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja

adalah hasil kerja yang dicapai oleh pegawai atau karyawan baik

secara kualitas maupun kuantitas berdasarkan tanggung jawab yang

(42)

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan. Sebagaimana dikatakan oleh Mangkunegara (2009:67)

bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah

1) Faktor kemampuan (ability)

Faktor kemampuan, secara psikologis kemampuan (abitity) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan

realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan

pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2) Faktor motivasi (motivation)

Faktor motivasi, motivasi terbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggersakkan diri pegawai yang

teararah untuk mencapai tujuan organisasi.

3) Lingkungan kerja

Dari lingkungan kerja menunjuk pada hal yang berada di

sekeliling dan mencakup karyawan di kantor. Kondisi lingkungan

kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan

perusahaan/organisasi tersebut, sehingga suasana kerja yang

tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan.

2.3.3 Metode Penilaian Kinerja

Menurut Mondy & Noe (2005), ada tujuh metode penilaian

(43)

1) Rating Scales

Menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala untuk

mengukur faktor-faktor kinerja (performance factor). Misalnya dalam mengukur tingkat inisiatif dan tanggung jawab pegawai.

Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5, yaitu 1 adalah yang

terburuk dan 5 adalah yang terbaik. Jika tingkat inisiatif dan

tanggung jawab pegawai tersebut biasa saja, maka ia diberi nilai 3

atau 4 dan begitu seterusnya untuk menilai faktor-faktor kinerja

lainnya.

2) Critical Incidents

Evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku/pencapaian terbaik

dan terburuk (extremely good or bad behaviour) pegawai. Dalam metode ini, penilai harus menyimpan catatan tertulis tentang

tindakan-tindakan atau prilaku kerja yang sangat positif (high favorable) dan perilaku kerja yang sangat negatif (high unfavorable) selama periode penilaian.

3) Essay

Evaluator menulis deskripsi mengenai kekuatan dan kelemahan

karyawan, kinerjanya pada masa lalu, potensinya dan memberikan

saran-saran untuk pengembangan pekerja tersebut. Metode ini

cenderung lebih memusatkan perhatian pada perilaku ekstrim

(44)

yang mereka lakukan dari hari ke hari. Penilaian seperti ini sangat

tergantung kepada kemampuan menulis seorang penilai.

4) Work standard

Metode ini membandingkan kinerja setiap karyawan dengan

standar yang telah ditetapkan sebelumnya atau dengan tingkat

keluaran yang diharapkan. Standar mencerminkan keluaran normal

dari seorang pekerja yang berprestasi rata-rata, yang bekerja pada

kecepatan atau kondisi normal. Agar standar ini dianggap objektif,

para pekerja harus memahami secara jelas bagaimana standar yang

ditetapkan.

5) Ranking

Penilai menempatkan seluruh pekerja dalam satu kelompok sesuai

dengan peringkat yang disusun berdasarkan kinerja secara

keseluruhan. Contohnya, pekerja terbaik dalam satu bagian diberi

peringkat paling tinggi dan pekerja yang paling buruk prestasinya

diletakkan di peringkat paling bawah. Kesulitan terjadi bila pekerja

menunjukkan prestasi yang hampir sama atau sebanding.

6) Forced distribution

Penilai harus “memasukkan” individu dari kelompok kerja ke

dalam sejumlah kategori yang serupa dengan sebuah distribusi

frekuensi normal. Contoh para pekerja yang termasuk ke dalam 10

persen terbaik ditempatkan ke dalam kategori tertinggi, 20 persen

(45)

berikutnya ke dalam kategori menengah, 20 persen sesudahnya ke

dalam kategori berikutnya, dan 10 persen sisanya ke dalam

kategori terendah. Bila sebuah departemen memiliki pekerja yang

semuanya berprestasi istimewa, atasan “dipaksa” untuk

memutuskan siapa yang harus dimasukan ke dalam kategori yang

lebih rendah.

7) Behaviourally Anchored Rating Scales (BARS)

Evaluator menilai pegawai berdasarkan beberapa jenis perilaku

kerja yang mencerminkan dimensi kinerja dan membuat skalanya.

Misalnya penilaian pelayanan pelanggan. Bila pegawai bagian

pelayanan pelanggan tidak menerima tip dari pelanggan, ia diberi

skala 4 yang berarti kinerja lumayan. Bila pegawai itu membantu

pelanggan yang kesulitan atau kebingungan, ia diberi skala 7 yang

berarti kinerjanya memuaskan, dan seterusnya. Metode ini

mendeskripsikan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kinerja yang diharapkan.

2.3.4 Pengukuran Kinerja

Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Gomes

(2001 : 134) adalah sebagai berikut :

Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut :

(46)

2. Quality of work (Kualitas Kerja): kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job Knowledge (Pengetahuan Pekerjaan): Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

4. Creativeness (Kreatifitas): Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperative (Kerjasama): kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi).

6. Dependability (Ketergantungan): Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya.

7. Initiative (Inisiatif): Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

8. Personal Qualities (Kualitas Personil): Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi.

Sedangkan menurut T.R. Mitchell (1978:343) dalam

Sedarmayanti (2001:51), menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa

aspek, yaitu:

1) Prom Quality of Work (Kualitas Kerja) 2) Promptness (Ketepatan Waktu)

(47)

Berdasarkan keseluruhan definisi diatas dapat dilihat bahwa

kinerja karyawan merupakan output dari penggabungan faktor-faktor

yang penting. Semakin tinggi faktor-faktor diatas, maka semakin

besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan.

2.4Penelitian Terdahulu

Penelitian Faldian, Djamhur, dan Hamidah (2013) berjudul

“Pengaruh Insentif terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan (Studi pada

Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang)” mendapatkan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang

signifikan antara variabel insentif materiil dan insentif non materiil

terhadap variabel motivasi kerja yang menggambarkan bahwa item-item

pada variabel insentif materiil maupun insentif non materiil telah terpenuhi

dan sesuai untuk diterapkan pada PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang

sehingga dapat mempengaruhi dan mampu memotivasi kerja karyawan;

pengaruh variabel insentif materiil dan insentif non materiil terhadap

variabel kinerja karyawan berpengaruh langsung yang signifikan,

item-item pada variabel insentif materiil dan insentif non materiil telah

terpenuhi dan sesuai untuk diterapkan pada perusahaan sehingga dapat

mempengaruhi kinerja karyawan; antara variabel motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan terdapat pengaruh langsung signifikan pada PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Malang, yang berarti bahwa item-item pada

variabel motivasi kerja telah terpenuhi dan sesuai untuk diterapkan pada

(48)

Hasil penelitian terdahulu tersebut dijadikan acuan oleh peneliti

terhadap penelitian yang akan dilakukan, dimana dapat menjelaskan

hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian dan dapat dijadikan

gambaran terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.

2.5Kerangka Pemikiran

Pemberian insentif yang efektif dan pemberian motivasi kerja kepada

karyawan diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan (terutama sales marketing) di PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun, Jebres. Penelitian ini mencoba mencari kejelasan tentang pemberian insentif dan

motivasi kerja kepada sales marketing yang ada dalam perusahaan terhadap kinerja karyawan, dengan menggunakan variabel terikat yaitu kinerja

karyawan, dan variabel bebasnya yaitu pemberian insentif dan motivasi kerja.

Kerangka Pemikiran Teoritis penelitian ini, disajikan pada Gambar

1 sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Kerangka Pemikiran Sumber: Oleh peneliti

MOTIVASI KERJA

INSENTIF H1 H2

H3

(49)

2.6Pengembangan Hipotesis

2.6.1 Hubungan antara pemberian insentif dengan motivasi kerja

karyawan

Salah satu komponen balas jasa yang sering diberikan oleh pihak

perusahaan guna menambah penghasilan bagi setiap karyawannya yaitu

pemberian insentif. Insentif diberikan hanya kepada karyawan yang yang

telah menyumbangkan prestasi kerja yang melebihi standar yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Pemberian insentif berdasarkan prestasi kerja karyawan

mengindikasikan dapat mempertinggi motivasi kerja karyawan di dalam

usaha pencapaian tujuan atau target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam penelitiannya Faldian, Djamhur dan Hamidah (2013), pemberian

insentif dirasa sangat penting bagi karyawan mengingat terlalu banyak

kebutuhan karyawan dan diharapkan pemberian insentif mampu

menigkatkan kesejahteraan hidup karyawan. Sehingga, insentif dapat

memberikan motivasi kepada karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Hasibuan (2010:141), bahwa pemberian insentif

terhadap motivasi kerja karyawan bertujuan untuk mengarahkan dan

menggerakkan daya dan potensi karyawan agar mau bekerja giat dan

antusias dalam mencapai hasil kerja yang lebih optimal bagi perusahaan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun

(50)

H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian insentif

terhadap variabel motivasi kerja karyawan.

2.6.2 Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan

Motivasi pada dasarnya dapat mendorong karyawan untuk berbuat

semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena karyawan

meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan

berbagai sasaran yang akan dicapai oleh perusahaan,

kepentingan-kepentingan pribadi pada anggota organisasi tersebut akan terpelihara.

Motivasi yang ditimbulkan perusahaan sangat dibutuhkan oleh karyawan

guna menunjang keberhasilan perusahaan, karena dengan motivasi yang

tinggi dari karyawan dipastikan akan berpengaruh pada kinerja mereka dan

akhirnya tujuan perusahaan tercapai. Motivasi kerja sangat penting bagi

karyawan karena dengan motivasi kerja diharapkan karyawan dapat

mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Sejalan dengan penelitian Faldian, Djamhur, dan Hamidah (2013)

bahwa dengan adanya insentif, diharapkan dapat menimbulkan motivasi

kerja pada karyawan sehingga dapat berdampak positif terhadap

kinerjanya. Pada dasarnya setiap karyawan pasti mampu melakukan

pekerjaan dan ingin mencapai hasil maksimal dalam pekerjaannya.

Perwujudan kinerja yang maksimal, dibutuhkan suatu dorongan untuk

(51)

berfungsi untuk merangsang kemampuan karyawan maka akan tercipta

hasil kinerja maksimal.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun

hipotesis sebagai berikut:

H2: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian

motivasi kerja karyawan terhadap variabel kinerja karyawan.

2.6.3 Hubungan antara pemberian insentif dengan kinerja

karyawan

Keterlibatan karyawan dalam perusaahan sebenarnya tidak lepas

dari motif-motif tertentu yang sebenarnya ingin dicapai oleh karyawan itu

sendiri. Dengan bekerja manusia mengharapkan imbalan yang akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan biasanya karyawan

akan lebih giat dan bersemangat jika imbalan yang diterimanya lebih baik

lagi. Pemberian insentif merupakan salah satu cara untuk memotivasi

karyawan didalam usaha untuk meningkatkan kinerjanya apabila insentif

yang diberikan kepada karyawan sudah efektif, maka reaksi dari para

karyawan adalah dengan memberikan hasil kerja yang optimal atau dengan

kata lain kinerja karyawan yang optimal.

Dalam penelitiannya Faldian, Djamhur, dan Hamidah (2013)

menyatakan bahwa Insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para

karyawan agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai

(52)

cukup besar dalam membentuk karyawan yang potensial. Pemberian

insentif yang tinggi dan relevan pada saat karyawan bekerja akan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal itu harus diperhatikan oleh

pihak manajemen untuk mencapai standar kinerja yang telah ditetapkan

oleh perusahaan. Sejalan dengan penelitian tersebut, Mangkunegara

(2009:67) berpendapat bahwa kinerja karyawan merupakan hasil

pencapaian atas usaha atau kerja keras yang dilakukan oleh pegawai baik

secara kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun

hipotesis sebagai berikut:

H3: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian insentif

(53)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang memusatkan secara

intensif dan rinci pada satu obyek tertentu dan mempelajarinya sebagai

suatu kasus. Sebagai sebuah studi kasus maka hasil penelitian ini hanya

berlaku pada kasus yang diselidiki dalam perusahaan yang menjadi obyek

dalam penelitian ini, yaitu PT. Wahana Sun Solo, Indomobil

Nissan-Datsun Jebres.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Wahana Sun Solo, Indomobil

Nissan-Datsun Jebres yang terletak di Jalan Kol. Sutarto No. 48, Jebres,

Surakarta, Jawa Tengah.

3.3Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam

penelitian ini analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.4Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan bagian penjualan (sales marketing) mobil merek NISSAN dan DATSUN pada PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres.

(54)

diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh, dimana seluruh

anggota populasi akan dijadikan sampel dalam penelitian.

3.5Jenis Data dan Sumber

Data pengujian adalah data primer dan data sekunder. Data primer

ini dikumpulkan dengan cara memantau langsung terhadap

kegiatan-kegiatan perusahaan, seperti wawancara dan menyebarkan kuesioner. Jenis

data didalam penelitian ini adalah data subyek yaitu berupa opini dan

pengalaman dari responden dengan mengacu pada kriteria pengukuran

variabel yang digunakan yaitu: pemberian insentif, motivasi kerja, dan

kinerja karyawan. Respondennya adalah Sales marketing PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. Selanjutnya data sekunder yang

merupakan data yang sudah tersedia pada PT. Wahana Sun Solo,

Indomobil Nissan-Datsun Jebres yang diperoleh melalui pimpinan yang

berhubungan dengan masalah yang penulis teliti seperti sistem insentif,

gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

3.6Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperoleh oleh penulis meliputi:

1. Riset Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan dilakukan melalui:

a. Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu secara tertulis maupun lisan mengenai

(55)

b. Kuesioner, yaitu seperangkat pertanyaan yang diberikan penulis

secara langsung kepada tenaga penjualan (sales marketing) sebagai sampel penelitian untuk diisi.

2. Riset Kepustakaan (Library Research)

Upaya untuk memperoleh data yang dilakukan oleh perusahaan melalui

buku-buku sebagai landasan teori dalam penelitian.

3.7Teknik Pembuatan Skala

Kegiatan yang dilakukan dalam mendesain kuesioner penelitian adalah

menentukan skala pengukuran terhadap variabel-variabel yang terlibat

dalam penelitian, yang harus disesuaikan dengan cara analisa yang

digunakan. Dalam penelitian skala yang digunakan adalah skala Likert.

Menurut Sekaran (2006: 31), skala Likert (Likert Scale) didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan

pada skala 5 titik dengan susunan sebagai berikut:

- Sangat Setuju diberi skor 5

- Setuju diberi skor 4

- Kurang Setuju diberi skor 3

- Tidak Setuju diberi skor 2

- Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

3.8Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang dapat membedakan atau membawa

variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini terdapat satu

(56)

terikat (dependen) adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti atau variabel utama yang menjadi faktor berlaku dalam investigasi.

Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006). Variabel

terikat atau dependent variabel dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Sedangkan variabel bebas atau independent variabel adalah pemberian insentif dan motivasi kerja karyawan.

3.9Definisi Operasional Variabel

3.9.1 Variabel Terikat

3.9.1.1Kinerja Karyawan

Variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan. Kinerja karyawan

didefinisikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja oleh pegawai

atau karyawan tenaga penjualan (sales marketing) dalam merealisasikan target penjualan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Kinerja karyawan dalam hal ini sesuai dengan

indikator pengukuran yang dikemukakan oleh Gomes (2001: 134)

meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan pekerjaan,

kreatifitas, kerjasama, ketergantungan, inisiatif, dan kualitas

personal. Dengan menggunakan metode pengukuran kinerja seperti

yang dikemukakan oleh Mondy & Noe (2005), yaitu `Rating Scale. Variabel kinerja karyawan memiliki instrumen yang diukur dengan

(57)

melihat indikator pengukuran variabel kinerja karyawan yang

menggunakan skala Likert, dimana skor tertinggi (poin 5)

menunjukkan kinerja yang baik dan skor terendah (poin 1)

menunjukkan kinerja karyawan yang buruk.

3.9.2 Variabel Bebas

3.9.2.1Pemberian Insentif

Variabel ini didefinisikan sebagai suatu imbalan yang

diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang dimana hal ini

merupakan hak seseorang atas kinerjanya yang baik. Dalam

konteks penelitian ini pemberian insentif terhadap tenaga penjualan

(sales marketing) disebut sebagai variabel bebas (independent variabel). Variabel pemberian insentif diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 item pertanyaan diadopsi dan

dikembangkan dari penelitian Margarivera (2005) yang

menggunakan skala Likert dengan skor tertinggi (poin 5) dan skor

terendah (poin 1) menunjukkan kesesuaian sistem pemberian

insentif yang ada dalam perusahaan.

3.9.2.2Motivasi Kerja

Variabel ini didefinisikan sebagai harapan dan preferensi

hasil yang ingin dicapai seorang individu dalam pekerjaannya.

Motivasi kerja disini menurut Nitisemito (1992) yang

dikembangkan oleh Tanjung (2005) meliputi tingkat absensi,

(58)

pekerjaan, disiplin kerja, tuntutan, dan pemogokan. Dalam konteks

penelitian ini motivasi kerja disebut sebagai variabel bebas

(independent variabel). Variabel motivasi kerja mempunyai instrumen yang diukur dengan 7 item pertanyaan yang diadopsi dan

dikembangkan dari penelitian Andri (2005) dengan menggunakan

skala Likert yang masing-masing menggunakan skor 5 poin,

dimana skor terendah (poin 1) adalah menunjukkan motivasi yang

rendah sedangkan skor tertinggi (poin 5) menunjukkan motivasi

yang tinggi.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan

variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata

(mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2006).

Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat

penting bagi data sampel. Uji statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan

program SPSS versi 20.

3.10.2 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen

penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

Sugiyono (2000) menyebutkan bahwa kesimpulan penelitian yang berupa

jawaban atau pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil

(59)

data. Oleh karena itu, kesimpulan tergantung pada kualitas data yang

dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu: uji

reabilitas dan uji validitas. Uji kualitas data tersebut dilakukan dengan

program SPSS versi 20.

3.10.2.1 Uji Validitas

Kesahihan (validity) suatu alat ukur adalah kemampuan alat

ukur untuk mengukur indikator-indikator dari suatu objek pengukuran.

Kesahihan itu diperlukan sebab pemrosesan data yang tidak sahih atau

bias akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Untuk itu perlu

dilakukan uji validitas dalam mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan melihat nilai

Correlated Item-Total Correlation dengan kriteria sebagai berikut: jika

nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya positif (pada taraf

signifikan 5 persen atau 0,05), maka butir atau pertanyaan atau

indikator tersebut dikatakan “valid”, dan sebaliknya (Ghozali, 2006).

Perhitungan uji validitas ini menggunakan bantuan komputer program

SPSS versi 20.

3.10.2.2 Uji Reliabilitas

Pada penelitian di bidang ilmu sosial seperti akuntansi,

manajemen, psikologi, dan sosiologi, variabel-variabel penelitiannya

dirumuskan sebagai sebuah variabel latent atau un-observeb atau

(60)

dibentuk melalui dimensi-dimensi atau indikator yang diamati dengan

menggunakan kuesioner atau angket yang bertujuan untuk mengetahui

pendapat responden tentang suatu hal. Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk itu perlu dilakukan

uji reliabilitas. Pada umumnya suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliable jika memberikan nilai cronbach alpa lebih besar dari 0.60

(Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2006). Pengujian reliabilitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan mengkaji jawaban-jawaban yang

diberikan oleh responden terhadap pertanyaan kuesioner yang diajukan

oleh peneliti dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

versi 20.

3.10.3 Uji Linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel yang akan dikenai prosedur analisis statistik korelasional

menunjukkan hubungan yang linier atau tidak untuk memenuhi syarat

dilakukannya analisis korelasi parsial. Pengambilan keputusan untuk uji

linearitas, yaitu:

Jika signifikansi pada linearity > 0.05 maka hubungan antara dua

variabel tidak linier.

Jika signifikansi pada linearity < 0.05 maka hubungan antara dua

(61)

3.10.4 Analisis Korelasi Parsial

Analisis Korelasi Parsial atau Partial Correlation digunakan untuk

menentukan hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan variabel

lain yang dianggap mempengaruhi, mengukur seberapa kuat hubungannya,

positif atau negatif, dan untuk mengetahui hubungannya signifikan atau

tidak. Menurut Sugiyono (2007), pedoman untuk memberikan interpretasi

koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Tingkat Koefisien Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2007)

Sedangkan untuk pengujian hubungan, apakah hubungan

signifikan atau tidak maka bisa menggunakan signifikansi 0.05.

Jika memiliki signifikansi < 0.05 maka terjadi hubungan yang

signifikan. Artinya, ada hubungan yang signifikan antara dua

variabel.

Jika signifikansi > 0.05 maka tidak ada hubungan yang signifikan.

Gambar

Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran  ..............................................
gambaran terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian insentif dengan peningkatan produktivitas kerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara..

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, insentif dan partisipasi anggaran terhadap kinerja karyawan pada PT.. Perkebunan Nusantara III

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan studi kasus pada karyawan human resource Chevron

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi, lingkungan kerja, kepemimpinan, disiplin kerja, dan kinerja karyawan pada perusahaan penyedia

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja karyawan.. Penulis menggunakan kuesioner untuk mendapatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Pemberian insentif berpengaruh terhadap kinerja driver Gojek, 2) Fleksibilitas kerja berpengaruh terhadap

Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai kinerja karyawan yang dilihat dari Intellectual Capital, Stress Kerja, dan Kepuasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh insentif, motivasi dan prestasi kerja terhadap produktivitas kinerja karyawan di Laznas Yatim Mandiri