ABSTRAK
Suryani, Lilis (2017). Pengembangan Tes Hasil Belajar Mematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan
Berat untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Skripsi Yogyakarta:
Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru akan soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengambangkan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.
Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan milik Borg and Gall menjadi 7 langkah. Subjek penelitian ini adalah 70 siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara.
Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan tes hasil belajar yaitu (a) potensi masalah (b) pengumpulkan data (c) desain produk (d) validasi desain (e) revisi desain (f) uji coba produk dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis 80 butir soal tes diperoleh (a) 65% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda tes 86,54% kategori baik dan 13,46% kategori baik sekali, (d) tingkat kesukaran tes diperoleh hasil yaitu 9,62% kategori mudah, 88,46% kategori sedang dan 1,92% kategori sukar (e) terdapat 21 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam prototype.
ABSTRACT
Suryani, Lilis (2017). The Development of Math Achievement Test about Relation
Between Time Unit, Between Length Unit and Between Weight Unit for 3rd Elementary School Students. Thesis. Yogyakarta: Elementary School
Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
The background of this research is potential and problems faced by teachers associated with the designing of good quality achievement test so that teachers need the example of good quality test items. This research aims for: (1) developing achievement for Mathematics subject about relation between time unit, between length unit, and between weight unit materials for 3rd grade elementary school students, (2) describing product quality of achievement about relation between time unit, between length unit, and between weight unit materials for 3rd grade elementary school students.
This achievement test development research is used the research & development method. The procedure of this achievement test development is adapted research & development steps from Borg and Gall into 7 steps. The subjects of this research are 70 3rd grade students of SD Negeri Bhayangkara.
The result of this research and development showed; (1) the steps of development research of achievement test which are; (a) defining problems, (b) data gathering, (c) designing the product, (d) validating the design, (e) revising the design, (f) testing the product, and (g) revising the product; (2) the analysis result of 80 test items showed that (a) 65% of test items are valid, (b) test items are reliable, (c) discrimination index of test showed that 86,54% are good category and 13,46% are very good category, (d) difficulty index of test showed that 9,62% are easy category, 88,46% are intermediate category, and 1,92% are difficult category, (e) there are 21 options which are unusable and revised. Test items that have good characteristic then complied into one prototype.
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HUBUNGAN ANTAR SATUAN WAKTU, ANTAR SATUAN PANJANG DAN
ANTAR SATUAN BERAT UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Lilis Suryani
NIM: 131134107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANTA DHARMA
ii
iv PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tua saya, Bapak dan Mamah Pintauli Simarmata yang selalu
memberikan doa dan dukungan
Kakak Elis Muharni dan Adik Christian yang selalu memberikan
semangat dan dukungan
MOTTO
Percaya akan Kasih Tuhan dan Selalu Bersyukur (Penulis)
Amsal 2:11
Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau
Yohanes 15: 9
Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
Ulangan 28:13
Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan,
vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Februari 2017
Peneliti
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lilis Suryani
Nomor Mahasiswa : 131134107
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata
Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HUBUNGAN ANTAR SATUAN WAKTU, ANTAR SATUAN PANJANG DAN ANTAR SATUAN BERAT UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR. beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di intrenet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu
meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis..
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 7 Februari 2017
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
Suryani, Lilis (2017). Pengembangan Tes Hasil Belajar Mematika Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan
Berat untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Skripsi Yogyakarta:
Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru akan soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengambangkan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD.
Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini memodifikasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan milik Borg and Gall menjadi 7 langkah. Subjek penelitian ini adalah 70 siswa kelas III SD Negeri Bhayangkara.
Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan tes hasil belajar yaitu (a) potensi masalah (b) pengumpulkan data (c) desain produk (d) validasi desain (e) revisi desain (f) uji coba produk dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis 80 butir soal tes diperoleh (a) 65% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda tes 86,54% kategori baik dan 13,46% kategori baik sekali, (d) tingkat kesukaran tes diperoleh hasil yaitu 9,62% kategori mudah, 88,46% kategori sedang dan 1,92% kategori sukar (e) terdapat 21 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam prototype.
ABSTRACT
Suryani, Lilis (2017). The Development of Math Achievement Test about Relation
Between Time Unit, Between Length Unit and Between Weight Unit for 3rd Elementary School Students. Thesis. Yogyakarta: Elementary School
Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
The background of this research is potential and problems faced by teachers associated with the designing of good quality achievement test so that teachers need the example of good quality test items. This research aims for: (1) developing achievement for Mathematics subject about relation between time unit, between length unit, and between weight unit materials for 3rd grade elementary school students, (2) describing product quality of achievement about relation between time unit, between length unit, and between weight unit materials for 3rd grade elementary school students.
This achievement test development research is used the research & development method. The procedure of this achievement test development is adapted research & development steps from Borg and Gall into 7 steps. The subjects of this research are 70 3rd grade students of SD Negeri Bhayangkara.
The result of this research and development showed; (1) the steps of development research of achievement test which are; (a) defining problems, (b) data gathering, (c) designing the product, (d) validating the design, (e) revising the design, (f) testing the product, and (g) revising the product; (2) the analysis result of 80 test items showed that (a) 65% of test items are valid, (b) test items are reliable, (c) discrimination index of test showed that 86,54% are good category and 13,46% are very good category, (d) difficulty index of test showed that 9,62% are easy category, 88,46% are intermediate category, and 1,92% are difficult category, (e) there are 21 options which are unusable and revised. Test items that have good characteristic then complied into one prototype.
x KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan berkatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HUBUNGAN ANTAR SATUAN WAKTU, ANTAR SATUAN PANJANG DAN ANTAR SATUAN BERAT UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan programa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma dan persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Peneliti menyadari Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan
perhatian dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang
telah memberikan bantuan dan dukungan untuk terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan mendorong peneliti dari awal sampai akhir penelitian sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
6. Bapak I Nyoman Arcana dan Ibu Yunesti, selaku validator ahli matematika yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.
8. Bapak/Ibu guru SD Negeri Bhayangkara yang telah menerima dan memberikan waktu bagi peneliti untuk melakukan uji coba di kelas.
9. Siswa/siswi SD Negeri Bhayangkara yang telah menerima dan memberikan waktu bagi peneliti untuk melakukan uji coba di kelas III.
10.Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan mendidik peneliti dari semester satu hingga peneliti menyelesaikan gelas S1.
11.Bapak dan Mamah tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang selama ini.
12.Kakak Elis dan Adik Christian yang memberikan semangat dan dukungan.
13.Kepada keluarga dan saudara yang selalu memberikan dukungan dan bantuan.
14.Sahabat seperjuangan Elizabeth Vania Melati dan Rigia Tirza Hardini yang selalu menemani dan memberikan bantuan.
15.Buyung Reza Patria yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
16.Teman-teman payung R&D THB yang saling membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
17.Teman-teman Hangouts Group: Melati, Rigia, Albertin, Wulan dan Jupe. 18.Teman lain yang memberikan dukungan.
19.Teman PGSD angkatan 2013 yang telah memberikan bantuan.
20.Semua pihak yang telah berjasa yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan yang ada. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.
Yogyakarta
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Istilah ... 6
BAB II ... 9
LANDASAN TEORI ... 9
A. Kajian Pustaka ... 9
1. Tes Hasil Belajar ... 9
2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 21
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 27
4. Matematika ... 29
5. Materi ... 30
6. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 35
7. TAP (Test Analysis Program) ... 38
B. Penelitian yang Relevan ... 39
C. Kerangka Berpikir ... 45
D. Pertanyaan Penelitian ... 48
BAB III ... 49
METODE PENELITIAN ... 49
A. Jenis Penelitian ... 49
B. Setting Penelitian ... 52
C. Prosedur Pengembangan ... 53
D. Teknik Pengumpulan Data ... 58
1. Wawancara ... 59
2. Kuesioner ... 59
3. Tes ... 60
E. Instrumen Penelitian... 60
1. Data Kualitatif ... 60
2. Data Kuantitatif ... 62
F. Teknik Analisis Data ... 66
1. Data Kualitatif ... 66
xiv
a. Kuesioner ... 67
b. Analisis Butir Soal ... 68
BAB IV ... 83
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 83
A. Hasil Penelitian ... 83
1. Langkah-Langkah Pengembangan Penelitian ... 83
a. Potensi Masalah ... 83
b. Pengumpulan Data ... 84
c. Desain Produk ... 84
d. Validasi Desain ... 85
e. Revisi Desain ... 86
f. Uji Coba Produk ... 87
g. Revisi Produk ... 88
2. Kulitas Produk Tes Hasil Belajar ... 90
a. Hasil Uji Validitas ... 90
b. Hasil Uji Reliabilitas ... 94
c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 94
d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 99
e. Hasil Uji Pengecoh ... 104
B. Pembahasan ... 113
1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 113
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 120
a. Analisis Uji Validitas ... 120
b. Analisis Uji Reliabilitas ... 122
c. Analisis Uji Daya Pembeda ... 122
d. Analisis Uji Tingkat Kesukaran ... 125
e. Analisis Uji Pengecoh ... 127
a. Soal dengan Kualitas Baik ... 132
b. Sampul dan Isi Tes Hasil Belajar ... 135
BAB V ... 136
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 136
A. Kesimpulan ... 136
B. Keterbatasan Pengembangan ... 137
C. Saran ... 137
DAFTAR REFERENSI ... 139
xvi DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 61
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar ... 62
Tabel 3. 3 Indikator Soal Tes Hasil Belajar ... 64
Tabel 3. 4 Klasifikasi Hasil Penilaian Skala Empat ... 67
Tabel 3. 5 Klasifikasi Validitas ... 70
Tabel 3. 6 Klasifikasi Reliabilitas ... 74
Tabel 3. 7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 77
Tabel 3. 8 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 79
Tabel 4. 1 Rekapitulasi Nilai Validasi Desain……….85
Tabel 4. 2 Komentar Ahli dan Guru ... 86
Tabel 4. 3 Pengecoh yang Perlu Diperbaiki Soal Tipe A ... 88
Tabel 4. 4 Pengecoh yang Perlu Diperbaiki Soal Tipe B ... 89
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 90
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 92
Tabel 4. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 95
Tabel 4. 8 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 97
Tabel 4. 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 99
Tabel 4. 10 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 102
Tabel 4. 11 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 104
Tabel 4. 13 Hasil Revisi Pengecoh Soal Tipe A dan Tipe B ... 119
Tabel 4. 14 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 121
Tabel 4. 15 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B... 121
Tabel 4. 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 123
Tabel 4. 17 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 124
Tabel 4. 18 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 125
Tabel 4. 19 Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 126
Tabel 4. 20 Analisis Uji Pengecoh Soal Tipe A... 127
xviii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tangga Satuan Panjang ... 33
Gambar 2. 2 Tangga Satuan Berat ... 34
Gambar 2. 3 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 44
Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir ... 47
Gambar 3. 1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan………....….49
Gambar 3. 2 Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 54
Gambar 3. 3 Rtabel ... 70
Gambar 3. 4 Hasil Validitas pada Program TAP ... 71
Gambar 3. 5 Hasil Reliabilitas pada Program TAP ... 74
Gambar 3. 6 Hasil Daya Beda pada Program TAP ... 77
Gambar 3. 7 Hasil Tingkat Kesukaran pada Program TAP ... 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 143
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 144
Lampiran 3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 144
Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Produk ... 153
Lampiran 5. Soal Tipe A ... 178
Lampiran 6. Soal Tipe B ... 191
Lampiran 7. Validasi Ahli Matematika ... 204
Lampiran 8. Validasi Guru ... 210
Lampiran 9. Rekapan Jawaban Siswa ... 219
Lampiran 10. Daftar Hadir Siswa ... 223
Lampiran 11. Hasil Analisis Data Menggunakan Tap Soal Set A ... 226
Lampiran 12. Hasil Analisis Data Menggunakan Tap Soal Set B ... 234
Lampiran 13. Foto Validasi Lapangan ... 242
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
istilah serta spesifikasi produk.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia karena pendidikan merupakan sektor pendukung untuk
peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut UU RI No. 20
tahun 2003 Bab I Pasal I ayat 1 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan
merupakan salah satu modal dalam membangun bangsa yang lebih baik”.
Menurut Subali (2012: 1) dalam dunia pendidikan, penilaian diartikan sebagai
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi untuk mengetahui taraf
pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang hasilnya akan digunakan untuk
keperluan evaluasi. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 ayat 1 “Evaluasi
hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis yang dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
dilakukannya evaluasi terhadap hasil belajar siswa, maka siswa akan mengetahui
kemampuannya apakah siswa tersebut berkemampuan tinggi, berkemampuan
sedang atau berkemampuan rendah. Sudijono (2006: 11) mengatakan evaluasi
pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan
prestasinya.
Proses evaluasi mencakup dua hal yaitu pengukuran dan tes. Menurut Arikunto
(2005: 2003) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan. Pembuatan tes sebaiknya memperhatikan cara dan aturan-aturan yang
telah ditentukan, agar tes yang diberikan dapat mengukur kemampuan siswa
terhadap pembelajaran yang diberikan. Menurut Arikunto (2005: 57) sebuah tes
yang dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi prasyarat tes, yaitu
validitas, reliablitas, objektivitas, praktibilitas dan ekonomis. Tes standar adalah tes
yang ditelah diujicobakan serta diketahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,
daya beda dan pengecoh.
Dalam kenyataannya, melalui wawancara dengan dua guru kelas III SD Karitas
Nandan dan guru kelas III SD Negeri Bhayangkara yang dilakukan pada tanggal
28 Juli 2016 dan hari Senin, 28 November 2016 mengenai pengembangan tes hasil
belajar siswa menunjukkan guru jarang membuat soal dan menguji validitas,
3 menyesuaikan dengan materi yang telah diajarkan, tanpa membuat kisi-kisi terlebih
dahulu. Guru biasanya menambahkan soal dari buku paket, Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan referensi lainnya. Ranah kognitif yang digunakan biasanya mengingat
(C1) dan memahami (C2). Terkadang mencapai taraf menganalisis (C4) jika
materinya memungkinkan untuk dibuat sampai taraf menganalisis.
Berdasarkan hasil wawancara, kedua guru kelas III SD mengatakan
membutuhkan contoh soal tes yang telah dianalisis butir soalnya dan diketahui
kualitas butir soalnya untuk dijadikan acuan dalam pembuatan soal tes hasil belajar.
Dari hasil wawancara juga guru mengatakan bahwa materi hubungan antar satuan
waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat adalah materi yang sulit oleh
siswa kelas III semester 1. Pendapat guru tersebut dijadikan sebagai acuan dalam
membuat tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar
satuan panjang dan antar satuan berat untuk memenuhi kebutuhan guru akan contoh
tes hasil belajar yang telah dianalisis dan diketahui kualitasnya. Maka peneliti
terdorong untuk mengembangkan tes hasil belajar dengan melakukan penelitian
dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Mematika
Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar Satuan
Berat untuk Siswa Kelas III SD.
Hasil penelitian dan pengembangan tes ini diharapkan dapat membantu guru
untuk mendapatkan contoh soal tes yang telah dianalisis butir soalnya dan diketahui
kualitas butir soalnya. Analisis tes dilakukan untuk mengetahui validitas soal,
reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Tes yang dikembangkan
Bloom, yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
B. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif C1-C6 (mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta).
2. Alat ukur yang dikembangkan mengukur mata pelajaran matematika pada
materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan
berat untuk siswa Kelas III SD.
3. Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar matematika materi hubungan
antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa
Kelas III SD?
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika materi hubungan antar
satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III
SD?
D. Tujuan Penelitian
1. Memaparkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika
materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan
5 2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi hubungan
antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa
Kelas III SD.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian dan pengembangan ini dapat menambahkan
pengetahuan dan dapat menggali kemampuan peserta didik materi hubungan
antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian dan pengembangan memberikan pengalaman dan wawasan
baru mengenai pengembangan tes hasil belajar materi hubungan antar
satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat dan melakukan
analisis butir soal (validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan
pengecoh) untuk mengetahui kualitas soal.
b. Bagi Guru
Hasil dari penelitian dan pengembangan ini dapat dijadikan guru
sebagai contoh pembuatan soal yang telah dianalisis dan diketahui
c. Bagi Siswa
Penelitian dan pengembangan ini memberikan pengalaman
mengerjakan soal pengembangan tes hasil belajar matematika materi
hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat.
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menambahkan sumber bacaan serta referensi
mengenai pengembangan tes hasil belajar materi hubungan antar satuan
waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III
SD.
F. Batasan Istilah 1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar merupakan tes yang diberikan untuk mengetahui dan
mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
2. Matematika
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menggunakan bilangan
untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Materi
Materi berisi pengetahuan yang dipelajari siswa untuk mencapai Standar
Kompetensi yang ditentukan.
4. Validitas
Validitas adalah ketepatan alat penilaian dalam menilai apa yang hasil dinilai.
7 5. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi atau keajegan alat penilaian dalam menilai jika
dilakukan berulang-ulang kali.
6. Daya Beda
Daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa
kelompok atas dan siswa kelompok bawah.
7. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah peluang siswa untuk menjawab benar atau salah
suatu soal berdasarkan kemampuan siswa.
8. Pengecoh
Pengecoh adalah kunci jawaban yang salah yang dibuat mirip dengan jawaban
yang sebenarnya untuk mengecoh siswa dalam memilih jawaban.
G. Spesifikasi Produk
1. Instrumen tes hasil belajar materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan
panjang dan antar satuan berat untuk siswa Kelas III SD berbentuk soal pilihan
ganda dengan empat pilihan jawaban.
2. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, indikator, soal, pilihan jawaban, kunci jawaban, ranah kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom dan tingkat kesukaran.
3. Instrumen pilihan ganda memenuhi kriteria valid atas dasar taraf siginifikan
5%.
5. Instrumen pilihan ganda diuji daya pembeda. Daya pembeda yang digunakan
kategori “baik”dan “baik sekali” dengan retang nilai 0,40 – 1,00.
6. Instrumen pilihan ganda diuji tingkat kesukarannya. Klasifikasi tingkat
kesukaran yang digunakan “mudah” dengan rentang nilai 0,00 – 0,30, “sedang”
dengan rentang nilai 0,30 – 0,70, dan “sukar” dengan rentang nilai 0,70 – 1,00..
7. Intrumen pilihan ganda memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik.
Pengecoh dikatakan bergungsi apabila dipilih oleh 5% peserta tes.
8. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia baku dan
sesuai EYD (pengunaan huruf kapital, tanda baca, kata depan dan penggunaan
9 BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian ini akan membahas mengenai teori-teori yang
mendukung penelitian yaitu tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar,
pengembangan tes hasil belajar, matematika, materi, taksonomi tes hasil belajar,
dan TAP (Test Analysis Program).
1. Tes Hasil Belajar
a. Pengertian Tes
Arikunto (2005: 53) mengemukakan bahwa tes merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan tergantung
petunjuk-pentujuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di
depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah,
melakukan tugas atau suruhan, menjawab lisan dan sebagainya. Menurut
Jihad & Haris (2012: 67) tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus
dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang
yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah
Menurut Hamzah dan Satria (dalam Inteni, Candiasa, & Suarni, 2013)
tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar
bagi penetapan skor angka. Skor yang didasarkan pada sampel yang
representatif dari tingkah laku pengikut tes merupakan indikator tentang
seberapa jauh orang yang dites itu memiliki karakteristik yang sedang
diukur.
Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat
ukur berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden
sesuai dengan petunjuk yang diberikan untuk mendapatkan suatu jawaban.
b. Definisi Tes Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2009: 66) tes hasil belajar bertujuan mengukur
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari
oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa mendapatkan materi yang telah
diajarkan dan pengujian tes bertujuan untuk mengetahui atau mengukur
penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. Menurut Sudijono
(2011: 99) tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan
untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran.
Rakhmat & Suherdi (2001: 56) mengemukakan bahwa tes hasil belajar
adalah alat atau proses sistematik untuk mengukur hasil belajar siswa.
11 tindak lanjut atau cara untuk mengukur penguasaan siswa melalui penilaian.
Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
merupakan tes yang diberikan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap
materi yang telah diajarkan.
c. Bentuk Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes hasil belajar
bentuk subyektif dan tes hasil belajar bentuk obyektif.
1. Tes Hasil Belajar Subyektif
Tes Esai atau tes subyektif menurut Sudijono (2011: 100)
adalah salah satu jenis tes hasil yang memiliki tiga karakteristik.
Pertama, tes tersebut memiliki pertanyaan atau perintah yang
menghendaki jawaban. Kedua, bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah
menuntut responden untuk memberikan penjelasan, komentar dan
sebagainya. Ketiga, jumlah butir soal umumnya terbatas, yaitu berkisar
antara lima sampai dengan sepuluh butir soal. Arikunto (2005: 162)
berpendapat bahwa tes subyektif atau tes esai adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan
atau uraian kata-kata. Soal esai biasanya berjumlah lima sampai dengan
10 soal yang dikerjakan dalam waktu kira-kira 90 sampai dengan 120
menit. Menurut Uno & Koni (2012: 116) tes subjektif bertujuan untuk
melihat kemampuan yang dimiliki subjek dalam bentuk tertulis yang
diklasifikasikan menjadi empat bentuk, yaitu uraian bebas, uraian
terstruktur, jawaban singkat dan melengkapi (isian). Berdasarkan tiga
pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes subyektif atau tes esai
merupakan sebuah tes yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
menyajikan jawaban berupa uraian yang bertujuan untuk melihat
kemampuan siswa. Soal dalam tes ini biasanya berjumlah lima sampai
dengan sepuluh soal.
2. Tes Hasil Belajar Obyektif
Sudijono (2011: 107) mengatakan tes obyektif adalah tes hasil
belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab dengan
memilih salah satu (atau lebih) diantara kemungkinan jawaban yang
telah dipasangkan pada masing-masing item, atau dengan mengisi
jawaban berupa kata-kata pada butir item yang bersangkutan.
Arikunto (2005: 164) mengatakan bahwa tes obyektif tes yang
dalam pemeriksaannya dilakukan secara objektif. Dalam tes objektif
soal yang diberikan berkisar 20-40 buah soal. Menurut Hasan & Zainul
(1991: 49) tes obyektif adalah butir soal yang mengandung
kemungkinan jawaban yang harus dipilih. Pilihan jawaban telah
dibatasi pada apa yang disediakan oleh pengkonstruksi soal.
Keterbatasan pilihan jawaban menyebabkan hanya ada satu jawaban
benar dari kemungkinan jawaban yang disediakan. Dari beberapa
13 satu tipe tes yang terdiri dari butir soal yang dijawab dengan memilih
salah satu jawaban dimana jawaban diperiksa secara objektif.
d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar
1. Tes Obyektif
Macam-macam tipe tes obyektif menurut Sudijono (2011: 107)
a) Tes benar-salah (true-false)
Tes obyektif bentuk true-false adalah salah satu bentuk di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil berlajar berupa
pernyataan (statement), pernyataan tes tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Pengerjaan soal dalam bentuk true-false mencoret huruf B jika pernyataan tersebut benar atau mencoret huruf S jika
pernyataan tersebut salah.
b) Tes menjodohkan (matching)
Tes matching atau yang sering dikenal dengan menjodohkan atau tes mencari pasangan merupakan sebuah tes yang terdiri dari satu
seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Pengerjaan soal dalam bentuk
mathcing adalah dengan mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang tesedia, sehingga jawaban-jawaban cocok dengan pertanyaan.
c) Tes isian (fill in)
Tes bentuk isian biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata-kata
dikosongkan. Pengerjaan soal dalam bentuk ini adalah dengan
mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan.
d) Tes menglengkapi (completion)
Tes bentuk completion ini terdiri dari susunan kalimat yang bagiannya sudah dihilangkan. Bagian yang dihilangkan diganti
dengan titik-titik. Cara mengerjakan tes ini adalah dengan mengisi
titik-titik tersebut.
e) Tes pilihan ganda (multiple choice)
Tes bentuk multiple choice atau tes bentuk pilihan ganda, yaitu tes yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang sifanya belum
selesai. Untuk menyelesaikannya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir
soal yang bersangkutan.
2. Tes Subyektif
Tes subjektif atau yang dikenal dengan tes uraian atau esai. Menurut
Uno & Koni (2012: 117) tes esai masih diklasifikasian lagi menjadi
beberapa bentuk, yaitu:
a) Bentuk uraian bebas
Bentuk uraian bebas memberikan kebebasan kepada siswa untuk
memberikan opini serta alasan yang diperlukan.
b) Bentuk uraian terstruktur atau terbatas
Bentuk uraian terstruktur atau terbatas meminta siswa untuk
15 c) Bentuk jawaban singkat
Tes ini bisa dijawab dengan kata, frase, bilangan atau simbol. Tes
ini menggunakan pertanyaan langsung. Siswa diminta untuk
memberikan jawaban secara singkat, tepat dan jelas.
d) Melengkapi (isian)
Melengkapi hampir sama dengan menjawab singkat, yaitu tipe item
tes bisa dijawab dengan kata, frase, bilangan atau simbol. Bedanya,
melengkapi merupakan pertanyaan yang tidak lengkap dan siswa
diminta untuk melengkapi pertanyaan tersebut.
e. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Menurut Kusaeri & Suprananto (2012: 107) soal pilihan ganda
merupakan soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Pilihan jawaban terdiri dari kunci jawaban
dan pengecoh. Uno & Koni (2012: 113) mengemukakan tes pilihan ganda
merupakan tes yang memuat serangkaian informasi yang belum lengkap
dan untuk melengkapinya dengan memilih berbagai alternatif pilihan yang
sudah disediakan.
Suwarto (2013: 37) mengatakan tes pilihan ganda merupakan suatu
butir soal yang terdiri dari suatu statement yang belum lengkap. Untuk melengkapi statement tersebut disediakan beberapa statement sambungan. Diantaranya merupakan sambungan yang benar, sedangkan yang lain
Haris (2012:81 ) tes pilihan ganda adalah suatu tes yang menyediakan 3-5
jawaban tetapi hanya satu yang paling benar. Dari pendapat ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda merupakan suatu tes yang
mengharuskan memilih satu jawaban dari beberapa pilihan jawaban yang
ada.
f. Kaidah Pembuatan Soal Tes Pilihan Ganda
Jihad & Haris (2012: 82) mengemukakan pedoman pembuatan soal tes
pilihan ganda sebagai berikut:
1) Deskripsi masalah mudah dipahami, tidak merupakan jebakan, dan
mengungkapkan permasalahan yang layak dikemukakan sebagai soal;
2) Bila bentuknya melengkapi, maka antara stem dan pilihan harus
merupakan suatu bentuk kalimat yang lengkap dan benar;
3) Menggunakan kalimat positif dan bila menggunakan bentuk kalimat
ingkar maka sebaiknya ditulis dengan huruf besar (TIDAK, BUKAN,
KECUALI);
4) Hindari penggunaan kata-kata tidak tentu, seperti: kebanyakan,
seringkali, dan kadang-kadang;
5) Setiap soal sebaiknya berdiri sendiri;
6) Setiap stem hanya mengandung satu permasalahan;
7) Dalam menyusun pilihan hendaknya homogen;
8) Kunci jawaban hendaknya letaknya berubah-ubah dan pengecoh harus
benar-benar mengganggu;
17 10)Jika menggunakan “semua salah” atau “semua benar” hendaknya
sederajat;
11)Hindari kata-kata yang sama pada pilihan.
Sedangkan menurut Arikunto (2005: 170) pedoman pembuatan soal tes
pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1) Instruksi pengerjaan harus jelas;
2) Dalam pilihan ganda hanya ada “satu” jawaban yang benar;
3) Kalimat pokok mencakup dan sesuai dengan rangkaian mana pun yang
dapat dipilih;
4) Kalimat pada butir soal hendaknya sesingkat mungkin;
5) Menghindari kalimat negatif;
6) Setiap butir soal tidak tergantung pada butir-butir soal lain;
7) Bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar gunakan kata “pilihlah satu jawaban paling baik”;
8) Jangan membuang bagian pertama dari suatu kalimat;
9) Butir soal jangan terlalu sukar;
10)Mengandung satu ide;
11)Pilihan-pilihan disusun secara berurut;
12)Jawaban harus sesuai dengan tata bahasa dengan kalimat pokok;
13)Alternatif yang disajikan seragam panjangnya;
14)Alternatif yang disajikan homogen;
16)Hindari pengulangan kata;
17)Hindari menggunakan sususan kalimat dalam buku pelajaran;
18)Alternatif hendaknya jangan inklusif;
19)Jangan menggunakan kata-kata selalu, kadang-kadang, pada umumnya.
Dari dua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pedoman
pembuatan soal tes pilihan ganda yaitu : 1) instruksi harus jelas dan mudah
dipahami, 2) menggunakan kalimat positif, 3) hindari penggunaan kata-kata
tidak tentu (sering kali, kadang-kadang dan selalu), 4) hindari pengulangan
kata, 5)setiap butir soal sebaiknya berdiri sendiri artinya tidak bergantung
dengan soal yang lain, 6) setiap soal mengandung satu ide pokok 7) kalimat
dalam soal dibuat sesingkat mungkin, 8) pilihan jawaban hendaknya
disajikan homogen, 9) pilihan jawaban disajikan beruntut dan 10) kunci
jawaban letaknya berubah-ubah.
g. Kelebihan Tes Pilihan Ganda
Kelebihan tes plihan ganda menurut Jihad & Haris (2012: 83), yaitu:
1) Hasil belajar yang sederhana sampai yang kompleks dapat di ukur;
2) Terstruktur dan petunjuknya jelas;
3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik;
4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban;
19 Kelebihan tes pilihan ganda menurut Widoyoko (2014: 109), yaitu:
1) Dapat digunakan untuk mengukur segala level pengetahuan, mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
2) Perangkat tes dapat mencakup hampir seluruh mata pelajaran.
3) Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif.
4) Menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai
tingkatan kebenaran sekaligus.
5) Jumlah pilihan yang disediakan melebihi dua.
6) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir
soal secara baik.
7) Tingkat kesulitan soal dapat diatur, dengan hanya mengubah tingkat
homogenitas alternatif jawaban.
8) Informasi yang diberikan kaya.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan kelebihan tes pilihan ganda
yaitu: 1) dapat mengukur segala level pengetahuan mulai dari yang paling
sederhana sampai dengan yang kompleks, 2) tingkat kesulitan soal dapat
diukur, 3) informasi yang diberikan kaya, 4) tidak memungkinkan peserta
tes menerka jawaban, 5) menuntut peserta tes untuk membedakan berbagai
h. Kekurangan Tes Pilihan Ganda
Kekurangan tes plihan ganda menurut Jihad & Haris (2012: 83)
1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama;
2) Sulit menemukan pengacau;
3) Kurang efektif mengukur pemecahan masalah;
4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca yang baik.
Kekurangan tes pilihan ganda menurut Widoyoko (2014: 109), yaitu:
1) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal.
2) Hanya mengukur aspek ingatan atau aspek paling rendah dalam ranah
kognitif.
3) Berpengaruh pada kebiasaan peserta didik terhadap tes bentuk pilihan
ganda terhadap hasil tes peserta.
Berdasarkan keterbatasan di atas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan
ganda memiliki beberapa kekurangan, diantaranya: 1) dalam
penyusunannya membutuhkan waktu yang cukup lama, 2) sulit untuk
menentukan pengecoh soal, 3) tidak efektif dalam mengukur pemecahan
masalah dan 4) kemampuan baca peserta tes yang baik dapat mempengaruhi
21 2. Konstruksi Tes Hasil Belajar
a. Validitas
Arikunto (2005: 58) mengemukakan sebuah data atau informasi dapat
dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya. Sebuah tes
disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendaknya
diukur. Menurut Jihad & Haris (2012: 95) validitas berarti menilai apa
yang harus dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur
kompeten.
Menurut Sugiyono (2015:173) instrumen valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data valid.Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan
menurut Subali (2012: 107) alat ukur yang dinyatakan valid, jika alat ukur
tersebut benar-benar mampu memberikan infromasi yang empirik sesuai
apa yang diukur. Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa validitas adalah ketepatan suatu tes. Tes yang dikatakan valid
apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Widoyoko (2014:172) validasi intrumen dibagi menjadi lima,
yaitu:
1) Validitas Isi
Instrumen yang harus mempunyai validasi isi adalah
intrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah
kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi
pembelajarannya.
2) Validitas Konstruk
Validasi konstruk mengacu pada sejauh mana suatu intrumen
mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunan intrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari
teori yang digunakan.
3) Validitas Butir
Validitas butir bertujuan untuk mengetahui validitas faktor
maupun validitas butir item setelah dilakukan uji coba dilapangan.
Sampel uji coba minimal 30 orang.
4) Validitas Kesejajaran
Sebuah intrumen dikatakan memiliki validitas kesejajaran
apabila hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada, dalam arti
memiliki kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada. Untuk
pengujian validitas, intrumen yang akan diuji validitas
kesejajarannya harus diambil dari kelompok subjek yang sama
dengan instrument yang telah diuji validitasnya.
5) Validitas Prediksi
Sebuah instrumen memiliki validitas prediksi apabila
mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang. Validitas prediksi biasanya digunakan
23 diperoleh apabila pengambilan skor kriteria tidak bersamaan dengan
pengambilan skor tes.
b. Reliabilitas
Menurut Sudjana (1995: 16) reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan
alat tes dalam menilai apa yang seharusnya dinilai. Artinya kapanpun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Sugiyono (2015: 175) mengatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah
intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Subali (2012: 107)
intrumen yang reliabel artinya jika dipakai mengukur secara berulang-ulang
selalu tetap/konsisten/stabil hasilnya. Arikunto (2005: 58) mengatakan tes
dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila dites
berkali-kali dan hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Menurut Widoyoko
(2009: 99) tes dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap atau
ajeg apabila dites berkali-kali. Dari definisi para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa reliabilitas adalah konsistensi alat ukur tes yang apabila
dites berkali-kali memberikan hasil yang sama.
Menurut Arikunto (2005: 90) ada 3 cara mencari besar reliabilitas:
1) Metode Bentuk Paralel (equivalent)
Tes paralel atau ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan sususan tetapi butir-butir
kepada sekelompok siswa yang sama. Dari tes tersebut akan dicari
reliabilitasnya kemudian hasilnya dikorelasikan.
2) Metode Tes Ulang (test-retest method)
Metode ini hanya menggunakan satu seri tes tetap diujicobakan
dua kali. Kemudian hasil dari tes yang diuji cobakan dua kali tersebut
dihitung kolerasinya.
3) Metode Belah Dua (split-half method)
Metode ini hanya ada satu tes yang diuji cobakan satu kali. Metode
ini membelah item atau butir soal. Ada dua cara membelah butir soal
yaitu:
a) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang
selanjutnya disebut belahan ganjil-genap.
b) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu sebagian
untuk awal dan sebagian untuk akhir yang selanjutnya disebut
belahan awal-akhir.
c. Karakteristik Butir Soal
1) Daya Pembeda
Sudijono (2011: 385) menyatakan daya pembeda item adalah
kemampuan butir item tes untuk membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dan peserta yang berkemampuan rendah.
Menurut Arikunto (2005: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan
25 dengan siswa berkemampuan rendah. Sedangkan Menurut Ratnawulan
& Rusdiana (2015: 167) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi
yang ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi
yang ditanyakan. Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa daya pembeda adalah kemampuan butir soal untuk
membedakan antara siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.
2) Tingkat Kesukaran
Ratnawulan & Rusdiana (2015: 163) menyatakan tingkat
kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks.
Indeks besarnya berkisar 0,00-1,00. Semakin besar indeks tingkat
kesukaran yang diperoleh, maka soal tersebut semakin mudah.
Arikunto (2005: 207) mengemukakan soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Sedangkan menurut
Sudijono (2011: 370) bermutu atau tidaknya butir item tes hasil belajar
diketahui dari tingkat kesukaran soal tersebut. Butir item yang baik
adalah butir item yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Menurut Witherington (dalam Sudijono 2011: 370) indeks kesukaran
item soal berkisar 0,00 – 1,00. Menurut Sudjana (1995: 135) tingkat
kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa
menjawab soal tersebut. Penentuan proporsi tingkat kesukaran dan
antara soal mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3 yang artinya 30%
kategori mudah, 40% kategori sedang dan 30% kategori sukar atau
3-5-2 yang artinya 30% kategori mudah, 50% kategori sedang dan 20%
kategori sukar. Sedangkan menurut Widoyoko (2014: 165) tingkat
kesukaran soal yang baik dalam suatu tes adalah 25% kategori mudah,
50% kategori sedang dan 25% kategori sukar.
Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
kesukaran adalah peluang siswa untuk menjawab benar atau salah
berdasarkan kemampuan siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Pembagian soal untuk kategori
mudah-sedang dan sukar dapat menggunakan tiga perbandingan, yaitu
1) 30% mudah , 40% sedang, 30% sukar, 2) 30% mudah, 50% sedang
20% sukar dan 3) 25% mudah, 50% sedang, 25% sukar.
3) Analisis Pengecoh
Menurut Arikunto (2005: 220) pengecoh (distraktor) yang
dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai
daya tarik yang besar bagi pengikut tes yang kurang memahami konsep
atau kurang menguasai bahan. Purwanto (2009: 108) mengemukakan
pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci
jawaban. Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak
memilih kunci jawaban. Sedangkan menurut Sudijono (2011: 410)
27 mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik dan terangsang untuk
memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka
pilih merupakan jawaban betul. Dari beberapa definisi para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa pengecoh adalah pilihan jawaban yang
merupakan jawaban salah yang mempunyai daya tarik besar bagi
pengikut tes yang kurang memahami konsep.
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Menurut Mardapi (dalam Widoyoko 2009: 88) ada sembilan langkah yang
perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil. Sembilan langkah tersebut
adalah:
1) Menyusun Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan
karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes mencakup : (a)
menentukan tujuan tes, (b) menyusun kisi-kisi tes, (c) memilih bentuk tes
dan (d) menentukan panjang tes.
2) Menulis Soal Tes
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada
kisi-kisi yang telah dibuat. Kualitas tes secara keseluruhan sangat
3) Menelaah Soal Tes
Menelaah soal tes bertujuan untuk memperbaiki soal jika dalam
pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan kesalahan.
4) Melakukan Uji Coba Tes
Uji coba tes dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal. Uji coba
digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang tingkat
kebaikan soal yang telah disusun. Melalui uji coba dapat memperoleh data
tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas
daya pengecoh daya beda.
5) Menganalisis Butir Soal Tes
Berdasarkan hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal yang telah
disusun. Analisis butir soal ini bertujuan untuk mengetahui: tingkat
kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga efektivitas mengecoh.
6) Memperbaiki Tes
Melakukan perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai
dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan untuk
memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik.
7) Merakit Tes
Langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal menjadi satu
kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mempengaruhi
29 8) Melaksanakan Tes
Tes yang telah disusun diberikan kepada peserta tes untuk diselesaikan.
Dalam pelaksanaan tes ini memerlukan pengawasan agar tes tersebut
benar-benar dikerjakan oleh peserta dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan
yang telah digariskan.
9) Menafsirkan Hasil Tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini
kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah atau
tinggi.
4. Matematika
Matematika merupakan salah satu pelajaran inti. James dan James
(dalam Ruseffendi, 1993: 27) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, sususan, besaran dan konsep-konsep yang
saling menghubungkan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya
terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Reys dkk.
(dalam Ruseffendi, 1993: 28) mengemukakan bahwa matematika adalah telaah
tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola pikir, suatu seni, suatu bahasa
dan alat ukur. Sedangkan menurut Johnson dan Rising (dalam Ruseffendi,
1993: 28) matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasikan
yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, aksioma-aksioma, sifat-sifat, atau
teori-teori yang telah dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
adalah ilmu tentang bilangan yang terorganisasikan sifat-sifat atau
teori-teorinya.
5. Materi Hubungan Antar Satuan Waktu, Antar Satuan Panjang dan Antar
Satuan Berat
Materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan
berat merupakan materi Matematika Kelas III SD. Berikut adalah pembahasan
mengenai materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar
satuan berat (Suharyanto & Jacob, 2009).
1) Satuan Waktu
Waktu yang lama dihitung dengan hari, bulan, atau tahun. Kalender atau
penanggalan berguna untuk mengetahui lamanya waktu.
Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, yaitu:
1. Bulan ke-1 : Januari (31 hari)
2. Bulan ke-2 : Februari (28/29 hari)
3. Bulan ke-3 : Maret (31 hari)
4. Bulan ke-4 : April (30 hari)
5. Bulan ke-5 : Mei (31 hari)
31 7. Bulan ke-7 : Juli (31 hari)
8. Bulan ke-8 : Agustus (31 hari)
9. Bulan ke-9 : September (30 hari)
10. Bulan ke-10 : Oktober (31 hari)
11. Bulan ke-11 : November (30 hari)
12. Bulan ke-12 : Desember(31hari)
Dalam satu minggu terdapat 7 hari, yaitu
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu
Waktu yang lama dihitung dengan hari, bulan, atau tahun sedangkan
waktu yang singkat diukur menggunakan detik, menit, atau jam. Jam
dinding menggunakan jarum sebagai penunjuk waktu. Jarum pendek
menunjukkan jam dan jarum panjang menunjukkan menit. Adapun jarum
panjang kecil menunjukkan detik. Jarum pendek akan bergeser satu angka
setiap satu jam. Setiap satu jam jarum panjang bergerak satu putaran. Jarum
kecil bergerak satu detik tiap ketukan dan satu menit tiap satu putaran.
Waktu yang dibutuhkan jarum panjang untuk bergeser dari satu angka ke
angka berikutnya adalah 5 menit. 1 tahun = 12 bulan
1 bulan = 30 hari
1 minggu = 7 hari
Jadi, jika jarum panjang bergerak dari angka 12 sampai:
Angka 1, berarti lama waktunya 1 × 5 menit = 5 menit.
Angka 2, berarti lama waktunya 2 × 5 menit = 10 menit.
Angka 5, berarti lama waktunya 5 × 5 menit = 25 menit.
Dalam satu putaran, jarum panjang membutuhkan waktu 12 × 5 menit = 60
menit.
2) Satuan Panjang
Benda di sekitar kita panjangnya berbeda-beda. Ada yang sangat
panjang, tetapi ada juga yang pendek. Untuk menentukan alat ukur dan
satuannya juga berbeda-beda. Benda yang pendek diukur dengan penggaris
dan satuannya milimeter. Adapun benda yang lebih panjang diukur dengan
meteran dan satuannya meter atau bahkan kilometer. 1hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
33 Berikut adalah tangga satuan panjang:
Gambar 2. 1 Tangga Satuan Panjang
(sumber gambar: Suharyanto & Jacob, 2009: 77)
Tangga satuan di atas menunjukkan bahwa tiap tangga mempunyai nilai
10. Jika turun satu tangga dikali 10. Jika naik satu tangga dibagi 10.
1 km = 10 hm
= 10 × 10 dam = 100 dam = 100 × 10 m = 1.000 m 1 m = 10 dm
3) Satuan Berat
Berikut adalah tangga satuan berat:
Gambar 2. 2 Tangga Satuan Berat
(sumber gambar: Suharyanto & Jacob, 2009: 78)
Hubungan antara satuan berat adalah:
1 kg = 10 hg = 10 ons
= 10 × 10 dag = 100 dag
= 100 × 10 gr = 1.000 gr
1 gr = 10 dg
= 10 × 10 cg = 100 cg
= 100 × 10 = 1.000 mg
Satuan lain yang digunakan adalah ons.
1 ons = 100 gr.
1 kg = 10 ons.
1 kuintal = 100 kg.
35 6. Taksonomi Tes Hasil Belajar
Aderson & Khartwohl (2010: 99) mengemukakan proses kognitif yang
merupakan revisi dari taksonomi Bloom, yakni mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
a. Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal
untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena
pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.
Contoh kata kerja operasional meningat adalah: mengutip, menyebutkan,
menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar,
menunjukkan, memberi label, memberikan indeks, memasang, menamai,
menandai, membaca, menyadari dll.
b. Memahami
Siswa dikatakan memahami apabila dapat mengkonstruksi makna dari
pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis,
yang disampaikan melalui pengajaran, buku ataupun layar komputer.
Contoh kata kerja operasional memahami adalah: memperkirakan,
menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan,
membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah,
c. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu untuk mengerjakan soal latihan ataupun
menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan
pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses
kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. Contoh kata
kerja operasional mengaplikasikan adalah: menugaskan, mengurutkan,
menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, menilai, melatih,
menggali, menyelidiki, mengemukakan, mengeporasikan, meramalkan,
memproses, mengaitkan dan menyusun.
d. Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecahkan masalah materi
jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara
bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori
proses menganalisis meliputi proses kognitif membedakan, mengorganisasi
dan mengatribusikan. Contoh kata kerja operasional menganalisis adalah:
menganalisis, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, menyelidiki,
merinci, mendiagramkan, mengkorelasikan, mengembangkan,
menyimpulkan, menemukan, mengaitkan, mengedit, memilih, mengukur
dan mentransfer.
e. Mengevaluasi
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan
37 efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria-kriteria ini ditentukan oleh
siswa. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik. Memeriksa melibatkan proses menguji inkonsistensi atau
kesalahan internal dalam suatu proses atau produk. Mengkritik melibatkan
proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar
eksternal. Dalam mengkritik siwa mencatat ciri-ciri positif dan negative
dari suatu produk dan membuat keputusan. Contoh kata kerja operasional
mengevaluasi adalah: membandingkan, menyimpulkan, menilai,
mengarahkan, mengkritik, menimbang, mengkombinasikan, memprediksi,
memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mengukur, merangkum,
menggabungkan, memilih dan memproyeksikan.
f. Mencipta
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta bertujuan untuk
meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah
elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada
sebelumnya. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap:
penggambaran masalah, perencanaan solusi, dan eksekusi solusi. Mencipta
umumnya sejalan dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya.
Kategori mencipta menekankan orisionalitas (kekashan). Contoh kata kerja
operasional mencipta adalah: mengatur, menganimasi, mengumpulkan,
memperjelas, menyiapkan, memadukan, merangkum dan
mengkategorikan.
7. TAP (Test Analysis Program)
TAP (Test Analysis Program) merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk menganalisis data. Menurut Lewis (dalam Wirastri, 2014: 43) program
TAP dapat digunakan untuk:
a. Total nilai yang didapat siswa Total nilai yang didapatkan siswa untuk
mengetahui rata-rata (mean), maksimum nilai yang didapatkan, minimum nilai yang didapatkan, serta standar deviasi .
b. Tingkat kesukaran item untuk mengetahui tingkat kesulitan soal.
c. Daya pembeda soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dan berkemampuan rendah.
d. Tingkat validitas soal untuk melihat valid atau tidaknya suatu soal.
e. Kualitas pengecoh pada pilihan jawaban soal untuk mengetahui apakah
pengecoh berfungsi dengan baik.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa TAP (Test Analysis Program) adalah salah satu program yang dapat digunakan untuk menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan
39 B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini
masih relevan untuk dilaksanakan terutama terkait dengan pengembangan
perangkat pembelajaran, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nila Hayati (2013);
Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015); dan Putri, Koyan & Candiasa (2013).
1. Nila Hayati (2013) judul Pengembangan “Pengembangan Butir Soal
Matematika SD di Kabupaten Lombok Timur Sebagai Upaya Pengadaan Bank
Soal. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan produk berupa butir-butir
soal yang berkriteria baik yang dikembangkan dan disiapkan untuk bank soal
2) melakukan penyetaraan butir soal perangkat tes mata pelajaran Matematika
SD yang dikembangkan untuk bank soal. Penelitian pengembangan ini melalui
8 tahapan, yaitu perencanaan, penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, penelaahan
soal atau analisis kualitatif soal, uji coba prapenelitian, analisis secara tes
klasik, uji coba penelitian, kalibrasi soal dan stratified random sampling dengan jumlah responden sebanyak 258 orang siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah
tes pilihan ganda. Perangkat tes yang diujikan meliputi dua paket soal (MAT_1
dan MAT_2) yang masing-masing terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda. Data
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif didasarkan
pada kesesuaian butir soal dengan lembar telaah berdasarkan kriteria materi,