ABSTRAK
PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI
PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG
Christoforus Kevin Hotama Putra NIM: 132114088
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang di wilayah Kanwil DJP Jawa Tengah II berdasarkan persepsi pegawai pajak.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) digunakan untuk menganalsis persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang terhadap sistem e-Filing dengan efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.
ABSTRACT
THE EFFECT OF E-FILING SYSTEM TO THE EFFICIENCY OF TAX MANAGEMENT AND TAXPAYERS COMPLIANCE BASED ON TAX
EMPLOYEE’S PERCEPTION AT PRATAMA TAX OFFICE IN MAGELANG
Christoforus Kevin Hotama Putra Student Number: 132114088
Sanata Dharma University Yogyakarta
2017
The purpose of this study was to determine the effect of e-Filing system to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang at Center Java II Regional Office of Directorate General of Taxes based on tax employee’s perception.
This research was empirical study method. The sampling technique in this study was saturated sampling or census. The data collection was done by distributing questionnaires. The tool that used in this analaysis was Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) used to find out the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang to e-Filing system with the efficiency of tax management and taxpayers compliance.
The result of the analysis shows that the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang, e-Filing system at Pratama Tax Office in Magelang was very optimal and tax management at Pratama Tax Office in Magelang using tax data from e-Filing was very efficient and tax compliance at Pratama Tax Office in Magelang was very compliant. Result of hypothesis test by Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) method showed that according by tax employee’s perception at Pratama Tax Office in Magelang, e-Filing system made an significant effect to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang.
S K R I P S I
PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI
PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG
Oleh:
Christoforus Kevin Hotama Putra
NIM: 132114088
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing
S K R I P S I
PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI
PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Christoforus Kevin Hotama Putra
NIM: 132114088
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Pada Tanggal 13 Juni 2017
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ………
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ………
Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ………
Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. ………
Anggota Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ………
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Dekan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku.
~ Yohanes 14:1 ~
Berdoalah untuk apa yang anda Kerjakan, Bekerjalah untuk apa yang
anda Doakan.
~ Anonim ~
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christoforus Kevin Hotama Putra
NIM : 132114088
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Sistem
E-Filing Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Persepsi Pegawai Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Magelang.
Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Sistem E-Filing Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak dan
Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Persepsi Pegawai Pajak di Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Magelang. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian.
2. Nicko Kornelius Putra, S.E., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu, membimbing, dan memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Megelang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan membagikan
5. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pelayanan
yang baik kepada penulis.
6. Orang tua penulis atas kerja keras, doa dan dukungannya kepada penulis.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan, semangat,
bantuan, dan waktunya kepada penulis.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan karena
keterbatasan penulis, baik dalam pengetahuan meupun pengalaman, oleh kerena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
1. Pengertian Persepsi ... 34
2. Faktor-faktor Persepsi ... 35
M. Penelitian Yang Relevan ... 36
N. Perumusan Hipotesis ... 39
1. Pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak ... 39
2. Pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak ... 40
A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Magelang ... 52
B. Wilayah Kerja KPP Pratama Magelang ... 53
C. Visi dan Misi KPP Pratama Magelang ... 53
D. Struktur Organisasi ... 55
E. Tugas Masing-masing Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang ... 56
G. Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar ... 60
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Deskripsi Data ... 61
B. Gambaran Responden ... 63
C. Analisis Data ... 65
1. Pengujian Instrumen Penelitian ... 65
2. Analisis Kuesioner Terhadap Sistem E-Filing ... 69
3. Analisis Kuesioner Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 69
4. Analisis Kuesioner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak . 70 5. Analisis Kuesioner Terhadap Sistem E-Filing dengan Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 71
D. Interpretasi Penelitian dan Pembahasan ... 73
1. Interpretasi Penelitian ... 73
2. Pembahasan ... 73
BAB VI PENUTUP ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Keterbatasan Penelitian ... 78
C. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1.1. Rasio Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 3
TABEL 1.2. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi... 4
TABEL 3.1. Tingkat Keandalan Alpha Cronbach ... 49
TABEL 4.1. Luas Wilayah Kerja KPP Pratama Magelang ... 53
TABEL 4.2. Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang ... 56
TABEL 4.3. Data Pelaporan SPT Melalui Aplikasi E-Filing ... 59
TABEL 4.4. Data Pelaporan SPT Secara Manual ... 59
TABEL 4.5. Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar ... 60
TABEL 5.1. Distribusi Kuesioner Penelitian ... 62
TABEL 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Sistem E-Filing .... 62
TABEL 5.3. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 63
TABEL 5.4. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 63
TABEL 5.5. Umur Responden ... 64
TABEL 5.6. Pendidikan Responden ... 64
TABEL 5.7. Masa Bekerja Responden ... 65
TABEL 5.8. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem E-Filing ... 66
TABEL 5.9. Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 66
TABEL 5.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 67
TABEL 5.11. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem E-Filing ... 67
TABEL 5.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 68
TABEL 5.13. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 68
TABEL 5.14. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Sistem E-Filing ... 69
TABEL 5.15. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak 70 TABEL 5.16. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .... 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.1. Kerangka Penelitian ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN ... 84
A. Surat Ijin Penelitian dari KPP Pratama Magelang ... 85
B. Instrumen Penelitian ... 86
C. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Sistem E-Filing ... 89
D. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak .... 91
E. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 93
F. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Sistem E-Filing ... 95
G. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 96
H. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 97
I. Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) ... 98
ABSTRAK
PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI
PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR
PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG
Christoforus Kevin Hotama Putra NIM: 132114088
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang di wilayah Kanwil DJP Jawa Tengah II berdasarkan persepsi pegawai pajak.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) digunakan untuk menganalsis persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang terhadap sistem e-Filing dengan efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.
ABSTRACT
THE EFFECT OF E-FILING SYSTEM TO THE EFFICIENCY OF TAX MANAGEMENT AND TAXPAYERS COMPLIANCE BASED ON TAX
EMPLOYEE’S PERCEPTION AT PRATAMA TAX OFFICE IN MAGELANG
Christoforus Kevin Hotama Putra Student Number: 132114088
Sanata Dharma University Yogyakarta
2017
The purpose of this study was to determine the effect of e-Filing system to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang at Center Java II Regional Office of Directorate General of Taxes based on tax employee’s perception.
This research was empirical study method. The sampling technique in this study was saturated sampling or census. The data collection was done by distributing questionnaires. The tool that used in this analaysis was Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) used to find out the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang to e-Filing system with the efficiency of tax management and taxpayers compliance.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan
untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Pajak bersumber dari pungutan wajib yang
berupa uang yang dibayarkan oleh masyarakat kepada Negara sehubungan
dengan pendapatan, pemilikan, dan jual beli barang, dan lain sebagainya
(Mardiasmo, 2011: 1). Struktur perpajakan di Indonesia pada dasarnya
bergantung pada dua jenis pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM) yang dikategorikan sebagai pajak
barang konsumsi sebesar 40% dari penerimaan perpajakan dan Penghasilan
Pajak non-migas sebesar 40% dari penerimaan perpajakan, sedangkan sebesar
20% penerimaan perpajakan ditentukan oleh pajak lain seperti penghasilan
pajak migas, pajak bumi dan bangunan, cukai serta bea impor/ekspor
(www.online-pajak.com).
Ada dua jenis sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System
dan Self Assessment System. Official Assessment System merupakan sistem
pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah/fiskus untuk
mementukan besarnya pajak yang terutang. Self Assessment System
merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak
2011:6-7). Pada tahun 1983 sistem perpajakan di Indonesia sempat mengalami
perubahan yang mana dari sistem Official Assessment System menjadi Self
Assessment System. Tujuan pemerintah mengubah sistem perpajakan ini ialah
untuk memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak dalam menghitung
besarnya pajak yang terutang, menghitung besarnya pajak yang sudah
dipotong oleh pihak lain, melaporkan dan membayar pajak yang harus
dibayarkan ke kantor pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam peraturan yang berlaku, sehingga diharapkan dengan adanya perubahan
ini dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui peningkatan
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Namun dengan adanya
perubahan sistem ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap memegang kendali
atas pelaksanaan perpajakan yaitu dengan memberikan pembinaan atau
penyuluhan, pengawasan dan penerapan sanksi. Pelayanan yang diberikan
oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga menjadi peranan penting terhadap
kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya
(www.pajak.go.id).
Dalam meningkatkan dan memudahkan penerapan Self Assessment
System, Direktorat Jenderal Pajak membuat sebuah produk inovasi
perkembangan teknologi informasi yang disediakan untuk memudahkan
sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para pembayar pajak dalam
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya yang disebut
dengan e-Filing. E-Filing merupakan suatu cara penyampaian SPT tahunan
time melalui internet pada laman (website) DJP Online atau laman penyedia
layanan SPT elektronik. Tujuan dari penerapan e-Filing ialah untuk
memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak yang khususnya hendak
menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan
menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS, sehigga hanya perlu mengisi dan
menyampaikan laporan SPT-nya secara langsung pada aplikasi e-Filing di
DJP Online (www.pajak.go.id).
Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP),
penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2015 baik yang
menggunakan e-Filing maupun manual mengalami peningkatan dibandingkan
periode sebelumnya tahun 2014. Berikut ini adalah rasio penerimaan SPT
tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2014 hingga 31 Maret 2015:
Tabel 1.1.RasioPenerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014 Pertumbuhan
SPT tahunan PPh
WPOP 6.183.447 6.510.408 1,24%
Manual 2.496.572 1.081.164 128,42%
e-Filing 8.680.019 7.591.572 14,34% Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada penggunaan e-Filing dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar
14,34%. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak mulai beralih
Meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT Tahunan
PPh Orang Pribadi sekaligus berdampak pada meningkatnya rasio kepatuhan
penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Berikut adalah rasio
kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh Orang Pribadi:
Tabel 1.2.RasioKepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
Jumlah Wajib Pajak Orang
Pribadi 16.975.024 17.191.797
Jumlah Wajib Pajak yang
melaporkan SPT Tahunan 8.680.019 7.591.572
Presentase Pelaporan 51,13% 44,16%
Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak yang melaporkan
SPT tahunan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,04% bila
dibandingkan pada tahun 2014. Peningkatan ini dapat menunjukkan bahwa
ada kemungkinan mulai tumbuhnya kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaporkan dan mambayar kewajiban perpajakannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak
di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak ?
2. Apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di
C. Batasan Penelitian
Saat ini fasilitas e-Filing melalui Direktorat Jendral Pajak
(www.pajak.go.id) yang diberikan hanya untuk dua jenis SPT, yaitu SPT
tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk
menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka
penelitian memfokuskan pada pegawai pajak yang bertanggungjawab atas
pengelolaan pajak melalu e-Filing untuk SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan
pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak. 2. Mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak di
KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberi
manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dalam penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
mengenai sistem e-Filing dan pengelolaan pajak yang lebih baik dan
efisien.
3. Bagi pegawai pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pegawai pajak
mengenai sistem e-Filing dan pengelolaan pajak.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan
kepustakaan dibidang akuntansi dan perpajakan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun atas enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab kajian
pustaka, bab metode penelitian, bab gambaran umum KPP Pratama
Magelang, bab analisis data dan pembahasan, dan bab penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah ditulisnya karya
ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti sebagai dasar melakukan penelitian dan perumusan
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
waktu penelitian, tempat penelitian, penetapan populasi dan
sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,
variabel penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum KPP Pratama Magelang
Bab ini menjelaskan mengenai sejarah, visi-misi dan moto,
struktur organisasi KPP Pratama Magelang, serta penerapan
e-Filing dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan deskripsi data, analisis data, pembahasan,
serta hasil penelitian dan interpretasi.
Bab VI : Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pajak
1. Pengertian pajak
Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib
kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Soemitro dalam Mardiasmo (2011: 1) menyatakan bahwa pajak
adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tanpa mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.
2. Fungsi pajak
Sari (2013: 37-40) menyatakan bahwa terdapat lima fungsi pajak,
yaitu:
a. Fungsi Penerimaan (Budgeter)
Sebagai alat (sumber) untuk memasukan uang sebanyak-banyaknya
dalam Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran
b. Fungsi Mengatur (Reguler)
Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di bidang keuangan
(seperti bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan keamanan)
misalnya: mengadakan perubahan tarif, memberikan
pengecualian-pengecualian, keringanan-keringanan, atau sebaliknya
pemberatan-pemberatan yang khusus ditujukkan kepada masalah tertentu.
c. Fungsi Stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi
dapat dikendalikan.
d. Fungsi Retribusi
Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk
membiaya semua kepentingan umum, termasuk juga untuk
membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan
kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
e. Fungsi Demokrasi
Pajak yang telah dipungut oleh Negara merupakan wujud sistem
gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan
pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.
3. Hukum pajak
Mardiasmo (2011: 5) menyatakan bahwa hukum pajak dibagi
a. Hukum Pajak Materiil
Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan
antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak
(objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa
besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan
hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan
Wajib Pajak.
b. Hukum Pajak Formil
Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan
hukum materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak
meteriil) hukum ini memuat antara lain:
1) Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang
pajak.
2) Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para
Wajib Pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang
menimbulkan utang pajak.
3) Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan
pembukuan/pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya
4. Jenis pajak
Mardiasmo (2011: 5) menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis
pajak, yang dikelompokan menjadi tiga yaitu: menurut golongan,
menurut sifat dan menurut lembaga pemungutnya.
a. Menurut golongan
Berdasarkan golongan pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain.
2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Menurut sifat
Berdasarkan sifatnya pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak.
2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,
tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
c. Menurut lembaga pemungutnya
Berdasarkan lembaga pemungut, pajak dikelompokan menjadi dua,
yaitu:
1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
a) Pajak Provinsi terdiri dari: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok. Sedangkan
b) Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari: Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB) dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
5. Sistem pemungutan pajak
Mardiasmo (2011: 7) menyatakan bahwa terdapat dua sistem
pemungutan pajak, yaitu:
a. Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
b. Self Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
6. Asas pemungutan pajak
Mardiasmo (2011: 7) menyatakan bahwa asas pemungutan pajak
dibagi menjadi tiga, yaitu: asas domisili, asas sumber, asas kebangsaan.
a. Asas domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib
Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang
berasal dari dalam maupun dari luar negri. Asas ini berlaku untuk
Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber
c. Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.
7. Subjek pajak
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa yang
menjadi subjek pajak antara lain:
a. Orang Pribadi.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak.
c. Badan, terdri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif.
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
8. Objek pajak
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa objek
pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
B. Wajib Pajak
1. Pegertian
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib
Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Jenis Wajib Pajak
Pandiangan (2014: 20-21) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis
Wajib Pajak, yaitu:
a. Wajib Pajak Pribadi
adalah setiap orang yang telah memperoleh penghasilan, yaitu
penghasilan yang merupakan objek pajak dan dikenakan tarif umum
yang jumlahnya di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
b. Wajib Pajak Badan
adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha,
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha
tetap.
c. Wajib Pajak Bendahara
adalah pejabat yang ada dalam Satuan Kerja di instansi pemerintah
atau lembaga negara yang ditunjuk pimpinannya dengan Surat
Keputusan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan. Tugasnya
antara lain menghitung pajak, memotong atau memungut pajak, serta
menyetornya ke kas Negara atau sebagian melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) bagi instansi pemerintah pusat atau
lembaga Negara, kemudian melaporkan pajak tersebut.
3. Kewajiban Wajib Pajak
Pandiangan (2014: 98-99) menyatakan bahwa sesuai dengan
ketentuan perpajakan kewajiban Wajib Pajak, diantaranya:
a. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. bila melakukan kegiatan
usaha dan omzetnya sudah di atas jumlah tertentu yang ditetapkan
Menteri Keuangan dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak,
maka selain mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak juga melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP);
b. Menghitung pajak sendiri dan pajak pihak lain dengan tepat dan
benar;
c. Memotong dan/atau memungut pajak pihak lain yang menjadi
d. Membayar atau menyetor pajak yang terutang, baik pajak sendri
maupun pajak pihak lain yang dipotong/dipungut;
e. Melaporkan pajak atau SPT tepat waktu;
f. Menyelenggarakan pembukan atau pencatatan.
4. Hak Wajib Pajak
Menurut Pandiangan (2014: 99) menyatakan bahwa sesuai ketentuan
perpajakan hak Wajib Pajak, diantaranya:
a. Memperoleh informasi dan pelayanan perpajakan dari Direktorat
Jenderal Pajak (DJP);
b. Meminta kembali kelebihan pembayaran pajak (restitusi);
c. Mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali;
d. Mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak;
e. Mengajukan permohonan menunda pembayaran pajak;
f. Mengajukan pengurangan angsuran pajak (PPh Pasal 25);
g. Mengajukan permohonan pemindahbukuan;
h. Memperpanjang atau menunda penyampaian SPT Tahunan PPh;
i. Mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF).
C. Pegawai Pajak
Mardiasmo (2011: 188) menyatakan bahwa pegawai adalah orang pribadi
yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai
tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja
pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan
yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau
kententuan lain yang ditetapkan pemberi kerja.
Dapat disimpulkan dari penjelasan sebelumnya pegawai pajak adalah
orang pribadi yang bekerja di kantor pajak baik sebagai pegawai tetap
maupun pegawai tidak tetap yang mendapatkan imbalan berupa penghasilan
dari kantor pajak yang bersangkutan.
D. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Pengertian SPT
Mardiasmo (2011: 31) menyatakan bahwa SPT adalah surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Fungsi SPT
Mardiasmo (2011: 31-32) menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi
SPT, yaitu:
a. Bagi Wajib Pajak
Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek
pajak.
3) Harta dan kewajiban.
4) Pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan
lain dalam satu Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
b. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang untuk melaporkan
tentang:
1) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
2) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain
dalam satu Tahun Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
3. Jenis SPT
Mardiasmo (2011: 34-35) menyatakan SPT dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
a. SPT Massa
Surat pemberitahuan yang digunakan untuk suatu Masa Pajak. Ada
beberapa jenis pelaporan SPT Masa yaitu: SPT Masa Pajak
Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai, dan SPT Masa
Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
b. SPT Tahunan
Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak.
4. Cara penyampaian SPT
Pandiangan (2014: 195-196) menyatakan bahwa terdapat dua cara
penyampaian SPT, yaitu:
a. Secara Manual
1) Datang langsung ke KPP atau KP2KP
Cara ini dilakukan dengan cara: Wajib Pajak atau Pengusaha
Kena Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) tempatnya terdaftar; mendatangi tempat penyampaian
SPT di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) sebagai front office
terbukti SPT tersebut telah lengkap sesuai dengan ketentuan,
maka petugas TPT akan memberikan Bukti Penerimaan Surat
(BPS) kepada Wajib Pajak.
2) Melalui tempat khusus
Dalam rangka peningkatan pelayanan perpajakan kepada
masyarakat dan Wajib Pajak, KPP menyediakan tempat khusus
di berbagai lokasi penerimaan SPT. Tempat khusus tersebut di
anataranya melalui tempat khusus penerimaan SPT Tahunan
yang dikenal dengan dropbox, pojok pajak, mobil pajak, dan
lainnya yang umumnya disediakan di tempat-tempat keramaian
atau tempat umum. Sama seperti penyampaian secara langsung,
apabila SPT telah lengkap maka Wajib Pajak akan diberikan
Bukti Penerimaan Surat (BPS) oleh KPP.
3) Melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir
Cara lain yang dapat dimanfaatkan Wajib Pajak adalah dengan
mengirim SPT yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas,
serta ditandatangani melalui kantor pos atau jasa ekspedisi atau
jasa kurir. Atas pengiriman SPT tersebut Wajib Pajak harus
meminta bukti pengiriman surat yang ditunjukkan ke KPP
tempat Wajib Pajak terdaftar. Bukti pengiriman surat tersebut
merupakan bukti resmi dalam penyampain SPT yang harus
b. Secara elektronik (e-Filing)
Direktorat Jenderal Pajak juga memanfaatkan perkembangan
teknologi informatika, sebagai salah satu cara penyampaian SPT.
Dalam hal ini penyampaian dilakukan secara online atau dalam
jaringan (daring) yang dikenal dengan e-Filing. Namun, untuk
sementara ini belum semua SPT dapat menggunakannya yaitu masih
terbatas formulir SPT Tahunan 1770S atau formulir SPT Tahunan
1770SS.
E. e-Filing
1. Pengertian e-Filing
Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan bahwa e-Filing adalah
salah satu cara penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT
Tahunan yang dilakukan secara online yang realtime melalui website
Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi
atau Appliciation Service Provider (ASP).
2. Tujuan e-Filing
Pajakku.com (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan utama
layanan pelaporan pajak dengan menggunakan e-Filing, yaitu:
a. Membantu para Wajib Pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan
SPT secara elektronik (via internet) kepada Wajib Pajak, sehingga
Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melakukannya dari rumah atau
dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini dapat membantu
memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak
untuk mempersiapkan, memproses, dan melaporkan SPT ke kantor
pajak secara benar dan tepat waktu.
b. Cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga akan
memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan
penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi,
pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT.
c. Fasilitas e-Filing dapat membuat pelaporan menjadi mudah dan
cepat, sehingga diharapakan jumlah Wajib Pajak dapat meningkat
dan penerimaan Negara dapat tercapai.
3. Layanan fasilitas e-Filing
Kabarpajak.com (2013) menyatakan bahwa terdapat beberapa
layanan yang diberikan oleh DJP kepada wajib pajak melalui fasilitas
e-Filing, yaitu:
a. Layanan permohonan e-FIN
Wajib Pajak harus melakukan proses permohonan untuk
memperoleh e-FIN. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak
yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing.
b. Layanan pendaftaran pengguna e-Filing
Wajib Pajak diwajibkan untuk melakukan registrasi melalui situs
e-Filing paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya
c. Layanan permintaan kode verifikasi (passcode)
Setiap kali Wajib Pajak akan melakukan transaksi pengiriman SPT,
maka Wajib Pajak harus mengisikan kode verifikasi yang akan
dikirimkan oleh sistem e-Filing melalui e-mail milik Wajib Pajak.
d. Layanan pengisian SPT
Wajib Pajak melakukan perekaman data SPT melalui website sesuai
dengan formulir SPT yang digunakan. Pada saat ini fasilitas e-Filing
diberikan hanya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menggunakan formulir 1770S dan 1770SS.
e. Layanan pengiriman SPT
Wajib Pajak mengirimkan SPT secara elektronik dari e-Filing. Wajib
Pajak yang data SPT-nya berhasil terkirim melalui e-Filing akan
memperoleh Bukti Penerimaan Elektronik yang merupakan tanda
terima penyampaian SPT Tahunan.
4. Jenis-jenis e-Filing
Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan bahwa terdapat dua
jenis SPT yang diterapkan dalam e-Filing, yaitu:
a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S.
Digunakan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang sumber
penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan
memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha
dan/atau pekerjaan bebas. Contohnya karyawan, Pegawai Negeri
Indonesia (POLRI), serta pejabat Negara lainnya, yang memiliki
penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor
pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.
b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS.
Formulir ini digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang
mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas
dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00
setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja).
5. Alat kelengkapan e-Filing
Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 47/PJ/2008/
Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (
e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), terdapat
beberapa alat kelengkapan e-Filing, yaitu:
a. e-SPT
adalah data SPT wajib pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat
oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang
disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
b. Application Service Provider (ASP)
adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan
penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan
menjadi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) ialah sebagai
berikut:
1) Berbentuk badan.
2) Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi.
3) Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
4) Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak.
c. Electronic Filing Identification Number (e-FIN)
adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan untuk melaksanakan e-Filing.
d. Digital Certificate (DC)
adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan
elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum para
pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan penyelenggara
sertifikasi elektronik.
6. Prosedur penggunaan e-Filing
Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan untuk dapat
menggunakan e-Filing, dapat melalui tiga tahapan utama. Dua tahapan
yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Sedangkan tahapan ketiga
dilakukan setiap menyampaikan SPT. Ketiga tahapan tersebut meliputi:
a. Mengajukan permohonan e-FIN ke kantor pelayanan pajak
pengguna e-Filing. Karena hanya sekali digunakan, Wajib Pajak
hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan mendapatkan e-FIN
tersebut.
b. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing di situs DJP paling
lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.
c. Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
secara e-Filing melalui situs DJP melalui empat langkah prosedural
saja, yaitu:
1) Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di situs DJP;
2) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan
dikirimkan melalui e-mail atau SMS;
3) Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi;
dan
4) Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan
diberikan kepada Wajib Pajak melalui e-mail.
7. Kelebihan penggunaan e-Filing
Direktorat Jendral Pajak (2013) menyatakan bahwa penggunaan
e-Filing memiliki beberapa keunggulan bagi Wajib Pajak, yaitu:
a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan
kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (24h/ 7d) dan
dapat dilakukan di mana saja sepanjang terhubung dengan internet;
b. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT. Alias tidak
c. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem
komputer;
d. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam
bentuk wizard;
e. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi
pengisian SPT; dan
f. Dokumen pelengkap (seperti: Fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau
bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa
Khusus, Perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah
Harta dan/atau Mempunyai NPWP Sendiri, Fotokopi Bukti
Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirimlagi kecuali diminta oleh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Account
Representative (AR).
F. Efisiensi
Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) menyatakan bahwa
efisiensi adalah:
1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan
tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).
2. Mempu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,
bertepat guna, sangkil.
Nicholson (2002: 427) menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan (output) dengan mengorbankan
pelaksanaan kegiatan telah mencapai sasaran (output) dengan pengorbanan
(input) terendah, sehingga efisiensi dapat diartikan sebagai tidak adanya
pemborosan.
Kbbi.web.id menyatakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara (usaha,
kerja) atau kemampuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan tepat
(dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan efisiensi
adalah kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan
tepat, tanpa harus membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.
G. Pengelolaan pajak
Kbbi.web.id menyatakan bahwa pengelolaan adalah suatu proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.
Pajakku.com (2009) menyatakan bahwa pengelolaan pajak merupakan
serangkaian kegiatan administrasi perpajakan yang meliputi penerimaan
formulir SPT, pendataan, distribusi dan pengarsipan formulir SPT.
Pandiangan (2014: 48) menyatakan bahwa kelola pajak adalah
pengelolaan pajak yang dilakukan dengan baik, benar, efektif, dan efisien
mulai dari perencanaan, implementasi, pengendalian, serta evaluasi sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
Perkembangan teknologi yang pesat telah mempengaruhi pengelolaan
administrasi, baik itu administrasi pemerintahan maupun administrasi bisnis.
dalam pengelolaan perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) maupun untuk Wajib Pajak.
Pandiangan (2014: 49) menyatakan bahwa reformasi pengelolaan
perpajakan dengan menggunakan sistem dan teknologi informasi dapat di
lihat diberbagai pelaksanaan kewajiban perpajakan, diantaranya:
1. Pendaftaran diri sudah dapat dilakukan secara online melaui sistem
e-Registration, sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor pajak.
2. Perhitungan pajak sudah banyak tersedia program aplikasi, sehingga
Wajib Pajak hanya memasukan data terkait ke aplikasi dan sudah
langsung terhitung besarnya pajak yang terutang.
3. Pembayaran pajak sudah dapat dilakukan secara e-Banking, diantaranya
melalui e-Billing, dan ATM.
4. Pelaporan pajak sudah dapat dilakukan secara online melalui sistem
e-Filing dengan e-SPT, sehingga Wajib Pajak tidak harus datang ke kantor
pajak.
H. Efisiensi Pengelolaan Pajak
Berdasarkan pengertian mengenai efisiensi dan pengertian mengenai
pengelolaan pajak yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa efisiensi pengelolaan pajak adalah serangkaian kegiatan administrasi
pengelolaan pajak yang dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk
mewujudkan efisiensi pengelolaan pajak, maka Direktorat Jendral Pajak
memberikan fasilitas e-Filing yang dinilai lebih efisien, karena pengelolaan
I. Efisiensi Kinerja
Gie (1983: 259) menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah perbandingan
terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Suatu kerja
tersebut dianalisa dalam dua segi, yaitu intinya ialah rangkaian
aktivitas-aktivitasnya itu sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai
dan susunannya ialah cara-cara dari rangkaian aktivitas-aktivitas itu
dilakukan.
J. Kinerja Pegawai Pajak
Irianto (2013: 21) menyatakan bahwa kinerja merupakan tampilan hasil
karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu entitas
(organisasi), yang dapat sebagai tampilan individu maupun kelompok, baik
fungsional maupun struktural atau seluruh personel.
Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas serta
kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan
lembaga (entitas) dapat terwujud karena upaya para pelaku yang ada
(pegawai dan pimpinan) untuk berkinerja dengan baik. Kinerja individu tiap
pelaku (individual performance), termasuk pimpinan (managerial
performance), sangat menentukan kinerja lembaga (institutional
performance). Jika kinerja para karyawan dan pimpinan baik, cerdas, dan
taktis maka kemungkinan besar kinerja lembaga akan memuaskan.
Gibson dalam Irianto (2013: 21) menyatakan bahwa terdapat tiga
variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja:
2. Organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan disain
pekerjaan).
3. Psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, dan keingintahuan atau diklat).
K. Kepatuhan Wajib Pajak
1. Pengertian
Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Rahayu (2010: 138)
mendefinisikan, kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau
aturan. Dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib
Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Nurmantu dalam Rahayu (2016: 20) menyatakan bahwa kepatuhan
perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib
Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya.
2. Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak
Pasal 17C ayat 2 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib
Pajak patuh harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT);
1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
2) Dalam Tahun Pajak terakhir, penyampaian Surat Pemberitahuan
Masa untuk Masa Pajak Januari sampai dengan November yang
terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis
pajak dan tidak berturut-turut; dan
3) Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat telah disampaikan
tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Masa Masa Pajak berikutnya.
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak;
c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
3. Jenis Kepatuhan Perpajakan
Nurmantu dalam Rahayu (2010: 138) menyatakan kepatuhan dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan
b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara
subtatif/hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan,
yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang perpajakan.
L. Persepsi
1. Pengertian persepsi
Walgito (2010: 99) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahuli oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut
sensoris stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
persepsi.
Robbins (2003: 160) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu
proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna atau
arti bagi lingkungan disekitar mereka.
Sumarsan (2013: 22) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu
proses pemberian arti yang diberikan oleh seorang individu terhadap
suatu hal atau masalah yang dihadapi.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan
persepsi sebagai pandangan atau tanggapan seseorang terhadap suatu hal
2. Faktor-faktor persepsi
Walgito (2010: 101) menyatakan ada tiga faktor yang berperan
dalam persepsi yaitu:
a. Objek yang dipersepsi
Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang
bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja
sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar
individu.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan
respon diperlukan syaraf motoris.
c. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
M. Penelitian yang Relevan
1. Ndraha, Septi Dharniati (2013) di dalam “Analisis Penerimaan Wajib
Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak
Secara Online dan Realtime Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta”
Hasil Penelitian terhadap hipotesis pertama yaitu “kerumitan
memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan” diterima, hal ini
mengindikasikan bahwa semakin rumit suatu sistem maka akan
menurunkan kegunaan dari sistem tersebut, begitu pula sebaliknya.
Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu “Persepsi kegunaan
berpengaruh positif terhadap sikap terhadap menggunakan” diterima, hal
ini mengindikasikan bahwa jika Wajib Pajak akan merasa nyaman dan
menikmati penggunaan sistem e-Filing.
Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga yaitu “Persepsi kemudahan
penggunaan e-Filing berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan”
ditolak, hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan
persepsi mengenai kemudahan sistem e-Filing tidak berdampak pada
peningkatan atau penurunan persepsi mengenai manfaat sistem e-Filing.
Hasil penelitian terhadap hipotesis keempat yaitu “Sikap terhadap
menggunakan e-Filing berpengaruh positif terhadap minat perilaku
menggunakan e-Filing” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa
perasaan positif yang dirasakan oleh Wajib Pajak dalam menggunakan
e-Filing bukanlah suatu alasan untuk mempengaruhi minat wajib pajak
atau pemeberitahuan perpanjangan SPT melainkan karena e-Filing
sifatnya wajib bagi Wajib Pajak.
Hasil penelitian terhadap hipotesis kelima yaitu “Minat perilaku
menggunakan e-Filing berpengaruh positif terhadap penggunaan e-Filing
sesungguhnya” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa minat Wajib
Pajak untuk menggunakan e-Filing akan mempengaruhi Wajib Pajak
untuk menggunakan e-Filing.
2. Octariani, Mellinda (2015) di dalam “Persepsi Wajib Pajak Orang
Pribadi Terhadap Hubungan Penerapan E-Filing Dengan Efisiensi
Pelaporan SPT Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman”.
Hasil penelitian dari pengujian hipotesis pertama mengenai
“Penerapan e-Filing menurut persepsi Wajib Pajak di KPP Pratama
Sleman” masuk dalam kategori sangat optimal, yang berarti KKP
Pratama Sleman telah melakukan upaya dengan sangat baik agar Wajib
Pajak dapat memahami dan menggunakan e-Filing dengan baik. Wajib
Pajak juga memiliki akses yang mudah terhadap sarana dan prasarana
yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan e-Filing, seperti perangkat
komputer dan internet.
Hasil pengujian untuk hipotesis kedua yaitu “Responden memiliki
persepsi bahwa pelaporan SPT menggunakan aplikasi e-Filing” masuk
kedalam kategori sangat efisien, yang mana pelaporan SPT mengunakan
e-Filing lebih mudah karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,
dokumen-dokumen yang diperlukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya
transportasi, serta proses peaporan SPT menjadi lebih cepat karena
e-Filing dapat mengetahui data kurang lengkap dengan cepat dan proses
penghitungannya dilakukan secara otomatis oleh sistem.
Hasil pengujian untuk hipotesis ketiga mengenai ”Tingkat hubungan
penerapan e-Filing dan efesiensi pelaporan SPT” dikategorikan sedang
karena masih ada beberapa Wajib Pajak yang kesulitan dalam
mendapatkan akses untuk menggunakan komputer dan jaringan internet,
walaupun Wajib Pajak merasa dan dinilai mampu untuk mengoperasikan
aplikasi e-Filing.
3. Agustiningsih, Wulandari (2016) di dalam “Pengaruh Penerapan
E-Filing, Tingkat Pemahaman Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta”.
Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama yaitu ”Pengaruh
Penerapan e-Filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama
Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan
bahwa semakin baik penerapan e-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak
akan semakin meningkat.
Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua yaitu ”Pengaruh tingkat
pemahaman perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP
Pratama Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman perpajakan
Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga yaitu ”Pengaruh kesadaran
Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama
Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kesadaran Wajib Pajak maka Kepatuhan Wajib
Pajak akan semakin meningkat.
Hasil penelitian terhadap hipotesis keempat yaitu “Pengaruh
penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran Wajib
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta”
berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa semakin
baik penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran
Wajib Pajak maka Kepatuhan Wajib Pajak juga akan semakin meningkat
N. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak
E-Filing merupakan salah satu bentuk reformasi administrasi
perpajakan yang dibuat untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak
untuk melaporkan SPTnya, sehingga diharapkan dengan adanya sistem
e-Filing dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Wajib Pajak
dalam melaporkan SPTnya. Namun di sisi lain sistem e-Filing juga
bermanfaat bagi pegawai pajak yaitu dapat memberikan kemudahan bagi
pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak, sehingga
pengelolaan pajak dengan menggunakan data pajak dari e-Filing menjadi
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah sistem
e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak atau tidak.
Direktorat Jenderal Pajak (2016) menyatakan bahwa keunggulan dari
penggunaan sistem e-Filing ialah pelaporan SPT menjadi lebih mudah,
lebih cepat dan lebih aman, maka peneliti menggunakan aspek mudah,
cepat dan aman untuk mengukur efisiensi pengelolaan pajak.
Octariani (2015) membuktikan bahwa penerapan e-Filing memiliki
hubungan yang positif dan kuat terhadap efisiensi pelaporan SPT. Hal ini
menunjukan bahwa semakin optimal penerapan e-Filing maka pelaporan
SPT akan semakin efisien. Atas dasar ini dan tujuan penelitian pertama,
maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Sistem e-Filing tidak berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan
pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai
pajak.
Ha1 : Sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak di
KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.
2. Pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu kondisi dimana Wajib
Pajak melaksanakan dan memenuhi seluruh kewajiban perpajakanya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam upaya untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak DJP membuat sebuah produk
inovasi perkembangan teknologi yang disebut e-Filing, yang diharapkan
memberikan manfaat bagi dirinya, sehingga dapat meningkatkan
keinginan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajaknnya.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah sistem
e-Filing bepengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak atau tidak. Peneliti
menggunakan dua aspek penilaian menurut Pasal 17C ayat 2
Undang-Undang No.28 Tahun 2007 yaitu ketepatan waktu dan risiko munculnya
tunggakan pajak.
Agustiningsih (2016) membuktikan bahwa penerapan e-Filing
memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan
e-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat. Atas dasar
ini dan tujuan penelitian kedua, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Sistem e-Filing tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.
Ha2 : Sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di
KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.
O. Kerangka Penelitian
Mahdi (2014: 85) menyatakan bahwa kerangka penelitian adalah suatu
kerangka pemikiran yang utuh dalam upaya mencari jawaban-jawaban ilmiah
terhadap masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel, hubungan
antar variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian
Penelitian ini menggunakan sistem e-Filing sebagai variabel independen
(X). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi
pengelolaan pajak (Y1) dan kepatuhan Wajib Pajak (Y2). Kerangka penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Penelitian
Sistem
e-Filing
(X)
Efisiensi Pengelolaan Pajak
(Y
1)
Kepatuhan Wajib Pajak
(Y
2)
H
a1BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
empiris. Sugiyono (2013: 2) menyatakan bahwa studi empiris merupakan
suatu cara atau metode yang dilakukan yang bisa diamati oleh indera
manusia, sehingga cara atau metode yang digunakan tersebut bisa diketahui
dan diamati juga oleh orang lain. Dalam penelitian ini sudah jelas
paradigmanya adalah kuantitatif dimana data-data dan pendekatan penelitian
sudah merupakan kuantitatif murni. Meskipun demikian, hasil penelitian studi
empiris ini tidak dapat digeneralisasikan secara umum melainkan hanya dapat
digeneralisasikan di KPP Pratama Magelang saja, karena mengingat
perubahan data yang dibutuhkan dalam melakukan uji hipotesis antara tempat
yang satu dengan tempat yang lainnya bisa saja berubah-ubah.
B. Subjek Dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pegawai Pajak di KPP Pratama Magelang.
Objek penelitian ini adalah pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi
pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak menurut persepsi pegawai
pajak.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di KPP Pratama Magelang, Jalan Veteran No.20,