• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh sistem E-filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh sistem E-filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI

PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Christoforus Kevin Hotama Putra NIM: 132114088

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang di wilayah Kanwil DJP Jawa Tengah II berdasarkan persepsi pegawai pajak.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) digunakan untuk menganalsis persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang terhadap sistem e-Filing dengan efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF E-FILING SYSTEM TO THE EFFICIENCY OF TAX MANAGEMENT AND TAXPAYERS COMPLIANCE BASED ON TAX

EMPLOYEE’S PERCEPTION AT PRATAMA TAX OFFICE IN MAGELANG

Christoforus Kevin Hotama Putra Student Number: 132114088

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

The purpose of this study was to determine the effect of e-Filing system to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang at Center Java II Regional Office of Directorate General of Taxes based on tax employee’s perception.

This research was empirical study method. The sampling technique in this study was saturated sampling or census. The data collection was done by distributing questionnaires. The tool that used in this analaysis was Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) used to find out the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang to e-Filing system with the efficiency of tax management and taxpayers compliance.

The result of the analysis shows that the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang, e-Filing system at Pratama Tax Office in Magelang was very optimal and tax management at Pratama Tax Office in Magelang using tax data from e-Filing was very efficient and tax compliance at Pratama Tax Office in Magelang was very compliant. Result of hypothesis test by Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) method showed that according by tax employee’s perception at Pratama Tax Office in Magelang, e-Filing system made an significant effect to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang.

(3)
(4)
(5)

S K R I P S I

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI

PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Oleh:

Christoforus Kevin Hotama Putra

NIM: 132114088

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing

(6)

S K R I P S I

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI

PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Christoforus Kevin Hotama Putra

NIM: 132114088

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Pada Tanggal 13 Juni 2017

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ………

Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ………

Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ………

Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. ………

Anggota Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ………

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga

kepada-Ku.

~ Yohanes 14:1 ~

Berdoalah untuk apa yang anda Kerjakan, Bekerjalah untuk apa yang

anda Doakan.

~ Anonim ~

Kupersembahkan Skripsi ini untuk:

(8)
(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christoforus Kevin Hotama Putra

NIM : 132114088

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Sistem

E-Filing Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Persepsi Pegawai Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Magelang.

Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan

berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Pengaruh Sistem E-Filing Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak dan

Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Persepsi Pegawai Pajak di Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Magelang. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian.

2. Nicko Kornelius Putra, S.E., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah

membantu, membimbing, dan memberikan masukan-masukan yang

bermanfaat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kepala

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Megelang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan membagikan

(11)

5. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pelayanan

yang baik kepada penulis.

6. Orang tua penulis atas kerja keras, doa dan dukungannya kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan, semangat,

bantuan, dan waktunya kepada penulis.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan karena

keterbatasan penulis, baik dalam pengetahuan meupun pengalaman, oleh kerena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

(13)
(14)

1. Pengertian Persepsi ... 34

2. Faktor-faktor Persepsi ... 35

M. Penelitian Yang Relevan ... 36

N. Perumusan Hipotesis ... 39

1. Pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak ... 39

2. Pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak ... 40

A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Magelang ... 52

B. Wilayah Kerja KPP Pratama Magelang ... 53

C. Visi dan Misi KPP Pratama Magelang ... 53

D. Struktur Organisasi ... 55

E. Tugas Masing-masing Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang ... 56

(15)

G. Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar ... 60

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Data ... 61

B. Gambaran Responden ... 63

C. Analisis Data ... 65

1. Pengujian Instrumen Penelitian ... 65

2. Analisis Kuesioner Terhadap Sistem E-Filing ... 69

3. Analisis Kuesioner Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 69

4. Analisis Kuesioner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak . 70 5. Analisis Kuesioner Terhadap Sistem E-Filing dengan Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 71

D. Interpretasi Penelitian dan Pembahasan ... 73

1. Interpretasi Penelitian ... 73

2. Pembahasan ... 73

BAB VI PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Keterbatasan Penelitian ... 78

C. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1. Rasio Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 3

TABEL 1.2. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi... 4

TABEL 3.1. Tingkat Keandalan Alpha Cronbach ... 49

TABEL 4.1. Luas Wilayah Kerja KPP Pratama Magelang ... 53

TABEL 4.2. Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang ... 56

TABEL 4.3. Data Pelaporan SPT Melalui Aplikasi E-Filing ... 59

TABEL 4.4. Data Pelaporan SPT Secara Manual ... 59

TABEL 4.5. Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar ... 60

TABEL 5.1. Distribusi Kuesioner Penelitian ... 62

TABEL 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Sistem E-Filing .... 62

TABEL 5.3. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 63

TABEL 5.4. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 63

TABEL 5.5. Umur Responden ... 64

TABEL 5.6. Pendidikan Responden ... 64

TABEL 5.7. Masa Bekerja Responden ... 65

TABEL 5.8. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem E-Filing ... 66

TABEL 5.9. Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 66

TABEL 5.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 67

TABEL 5.11. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem E-Filing ... 67

TABEL 5.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 68

TABEL 5.13. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 68

TABEL 5.14. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Sistem E-Filing ... 69

TABEL 5.15. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak 70 TABEL 5.16. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .... 71

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 2.1. Kerangka Penelitian ... 42

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN ... 84

A. Surat Ijin Penelitian dari KPP Pratama Magelang ... 85

B. Instrumen Penelitian ... 86

C. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Sistem E-Filing ... 89

D. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak .... 91

E. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 93

F. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Sistem E-Filing ... 95

G. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 96

H. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 97

I. Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) ... 98

(19)

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI

PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Christoforus Kevin Hotama Putra NIM: 132114088

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang di wilayah Kanwil DJP Jawa Tengah II berdasarkan persepsi pegawai pajak.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) digunakan untuk menganalsis persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang terhadap sistem e-Filing dengan efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.

(20)

ABSTRACT

THE EFFECT OF E-FILING SYSTEM TO THE EFFICIENCY OF TAX MANAGEMENT AND TAXPAYERS COMPLIANCE BASED ON TAX

EMPLOYEE’S PERCEPTION AT PRATAMA TAX OFFICE IN MAGELANG

Christoforus Kevin Hotama Putra Student Number: 132114088

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

The purpose of this study was to determine the effect of e-Filing system to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang at Center Java II Regional Office of Directorate General of Taxes based on tax employee’s perception.

This research was empirical study method. The sampling technique in this study was saturated sampling or census. The data collection was done by distributing questionnaires. The tool that used in this analaysis was Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) used to find out the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang to e-Filing system with the efficiency of tax management and taxpayers compliance.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan

untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah. Pajak bersumber dari pungutan wajib yang

berupa uang yang dibayarkan oleh masyarakat kepada Negara sehubungan

dengan pendapatan, pemilikan, dan jual beli barang, dan lain sebagainya

(Mardiasmo, 2011: 1). Struktur perpajakan di Indonesia pada dasarnya

bergantung pada dua jenis pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM) yang dikategorikan sebagai pajak

barang konsumsi sebesar 40% dari penerimaan perpajakan dan Penghasilan

Pajak non-migas sebesar 40% dari penerimaan perpajakan, sedangkan sebesar

20% penerimaan perpajakan ditentukan oleh pajak lain seperti penghasilan

pajak migas, pajak bumi dan bangunan, cukai serta bea impor/ekspor

(www.online-pajak.com).

Ada dua jenis sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System

dan Self Assessment System. Official Assessment System merupakan sistem

pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah/fiskus untuk

mementukan besarnya pajak yang terutang. Self Assessment System

merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak

(22)

2011:6-7). Pada tahun 1983 sistem perpajakan di Indonesia sempat mengalami

perubahan yang mana dari sistem Official Assessment System menjadi Self

Assessment System. Tujuan pemerintah mengubah sistem perpajakan ini ialah

untuk memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak dalam menghitung

besarnya pajak yang terutang, menghitung besarnya pajak yang sudah

dipotong oleh pihak lain, melaporkan dan membayar pajak yang harus

dibayarkan ke kantor pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

dalam peraturan yang berlaku, sehingga diharapkan dengan adanya perubahan

ini dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui peningkatan

kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Namun dengan adanya

perubahan sistem ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap memegang kendali

atas pelaksanaan perpajakan yaitu dengan memberikan pembinaan atau

penyuluhan, pengawasan dan penerapan sanksi. Pelayanan yang diberikan

oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga menjadi peranan penting terhadap

kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya

(www.pajak.go.id).

Dalam meningkatkan dan memudahkan penerapan Self Assessment

System, Direktorat Jenderal Pajak membuat sebuah produk inovasi

perkembangan teknologi informasi yang disediakan untuk memudahkan

sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para pembayar pajak dalam

melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya yang disebut

dengan e-Filing. E-Filing merupakan suatu cara penyampaian SPT tahunan

(23)

time melalui internet pada laman (website) DJP Online atau laman penyedia

layanan SPT elektronik. Tujuan dari penerapan e-Filing ialah untuk

memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak yang khususnya hendak

menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan

menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS, sehigga hanya perlu mengisi dan

menyampaikan laporan SPT-nya secara langsung pada aplikasi e-Filing di

DJP Online (www.pajak.go.id).

Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP),

penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2015 baik yang

menggunakan e-Filing maupun manual mengalami peningkatan dibandingkan

periode sebelumnya tahun 2014. Berikut ini adalah rasio penerimaan SPT

tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2014 hingga 31 Maret 2015:

Tabel 1.1.RasioPenerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Uraian Tahun 2015 Tahun 2014 Pertumbuhan

SPT tahunan PPh

WPOP 6.183.447 6.510.408 1,24%

Manual 2.496.572 1.081.164 128,42%

e-Filing 8.680.019 7.591.572 14,34% Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada penggunaan e-Filing dari

tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

14,34%. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak mulai beralih

(24)

Meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT Tahunan

PPh Orang Pribadi sekaligus berdampak pada meningkatnya rasio kepatuhan

penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Berikut adalah rasio

kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh Orang Pribadi:

Tabel 1.2.RasioKepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Uraian Tahun 2015 Tahun 2014

Jumlah Wajib Pajak Orang

Pribadi 16.975.024 17.191.797

Jumlah Wajib Pajak yang

melaporkan SPT Tahunan 8.680.019 7.591.572

Presentase Pelaporan 51,13% 44,16%

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak yang melaporkan

SPT tahunan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,04% bila

dibandingkan pada tahun 2014. Peningkatan ini dapat menunjukkan bahwa

ada kemungkinan mulai tumbuhnya kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak

dalam melaporkan dan mambayar kewajiban perpajakannya.

B. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu: 

1. Apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak

di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak ? 

2. Apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di

(25)

C. Batasan Penelitian

Saat ini fasilitas e-Filing melalui Direktorat Jendral Pajak

(www.pajak.go.id) yang diberikan hanya untuk dua jenis SPT, yaitu SPT

tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk

menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka

penelitian memfokuskan pada pegawai pajak yang bertanggungjawab atas

pengelolaan pajak melalu e-Filing untuk SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.

D. Tujuan Penelitian 

Tujuan dalam penelitian ini adalah: 

1. Mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan

pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.  2. Mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak di

KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak. 

 

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberi

manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan

dalam penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan

(26)

2. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi

mengenai sistem e-Filing dan pengelolaan pajak yang lebih baik dan

efisien.

3. Bagi pegawai pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pegawai pajak

mengenai sistem e-Filing dan pengelolaan pajak.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan

kepustakaan dibidang akuntansi dan perpajakan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun atas enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab kajian

pustaka, bab metode penelitian, bab gambaran umum KPP Pratama

Magelang, bab analisis data dan pembahasan, dan bab penutup.

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah ditulisnya karya

ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti sebagai dasar melakukan penelitian dan perumusan

(27)

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,

waktu penelitian, tempat penelitian, penetapan populasi dan

sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,

variabel penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum KPP Pratama Magelang

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah, visi-misi dan moto,

struktur organisasi KPP Pratama Magelang, serta penerapan

e-Filing dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan deskripsi data, analisis data, pembahasan,

serta hasil penelitian dan interpretasi.

Bab VI : Penutup

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pajak

1. Pengertian pajak

Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Soemitro dalam Mardiasmo (2011: 1) menyatakan bahwa pajak

adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tanpa mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum.

2. Fungsi pajak

Sari (2013: 37-40) menyatakan bahwa terdapat lima fungsi pajak,

yaitu:

a. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Sebagai alat (sumber) untuk memasukan uang sebanyak-banyaknya

dalam Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran

(29)

b. Fungsi Mengatur (Reguler)

Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di bidang keuangan

(seperti bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan keamanan)

misalnya: mengadakan perubahan tarif, memberikan

pengecualian-pengecualian, keringanan-keringanan, atau sebaliknya

pemberatan-pemberatan yang khusus ditujukkan kepada masalah tertentu.

c. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi

dapat dikendalikan.

d. Fungsi Retribusi

Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk

membiaya semua kepentingan umum, termasuk juga untuk

membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan

kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat.

e. Fungsi Demokrasi

Pajak yang telah dipungut oleh Negara merupakan wujud sistem

gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan

pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.

3. Hukum pajak

Mardiasmo (2011: 5) menyatakan bahwa hukum pajak dibagi

(30)

a. Hukum Pajak Materiil

Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan

antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak

(objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa

besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan

hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan

Wajib Pajak.

b. Hukum Pajak Formil

Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan

hukum materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak

meteriil) hukum ini memuat antara lain:

1) Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang

pajak.

2) Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para

Wajib Pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang

menimbulkan utang pajak.

3) Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan

pembukuan/pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya

(31)

4. Jenis pajak

Mardiasmo (2011: 5) menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis

pajak, yang dikelompokan menjadi tiga yaitu: menurut golongan,

menurut sifat dan menurut lembaga pemungutnya.

a. Menurut golongan

Berdasarkan golongan pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada

orang lain.

2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b. Menurut sifat

Berdasarkan sifatnya pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan

pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib

Pajak.

2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,

tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

c. Menurut lembaga pemungutnya

Berdasarkan lembaga pemungut, pajak dikelompokan menjadi dua,

yaitu:

1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

(32)

2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

a) Pajak Provinsi terdiri dari: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak

Rokok. Sedangkan

b) Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari: Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan

Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak

Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB) dan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

5. Sistem pemungutan pajak

Mardiasmo (2011: 7) menyatakan bahwa terdapat dua sistem

pemungutan pajak, yaitu:

a. Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

(33)

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak

oleh fiskus.

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri.

2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

6. Asas pemungutan pajak

Mardiasmo (2011: 7) menyatakan bahwa asas pemungutan pajak

dibagi menjadi tiga, yaitu: asas domisili, asas sumber, asas kebangsaan.

a. Asas domisili

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib

Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang

berasal dari dalam maupun dari luar negri. Asas ini berlaku untuk

Wajib Pajak dalam negeri.

b. Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber

(34)

c. Asas kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.

7. Subjek pajak

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa yang

menjadi subjek pajak antara lain:

a. Orang Pribadi.

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak.

c. Badan, terdri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun,

firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,

yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi

lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak

investasi kolektif.

d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).

8. Objek pajak

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa objek

pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang

(35)

B. Wajib Pajak

1. Pegertian

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib

Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

2. Jenis Wajib Pajak

Pandiangan (2014: 20-21) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis

Wajib Pajak, yaitu:

a. Wajib Pajak Pribadi

adalah setiap orang yang telah memperoleh penghasilan, yaitu

penghasilan yang merupakan objek pajak dan dikenakan tarif umum

yang jumlahnya di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

b. Wajib Pajak Badan

adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan,

baik yang melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha,

yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan

lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah

dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

(36)

badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha

tetap.

c. Wajib Pajak Bendahara

adalah pejabat yang ada dalam Satuan Kerja di instansi pemerintah

atau lembaga negara yang ditunjuk pimpinannya dengan Surat

Keputusan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan. Tugasnya

antara lain menghitung pajak, memotong atau memungut pajak, serta

menyetornya ke kas Negara atau sebagian melalui Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) bagi instansi pemerintah pusat atau

lembaga Negara, kemudian melaporkan pajak tersebut.

3. Kewajiban Wajib Pajak

Pandiangan (2014: 98-99) menyatakan bahwa sesuai dengan

ketentuan perpajakan kewajiban Wajib Pajak, diantaranya:

a. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. bila melakukan kegiatan

usaha dan omzetnya sudah di atas jumlah tertentu yang ditetapkan

Menteri Keuangan dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak,

maka selain mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak juga melaporkan

usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP);

b. Menghitung pajak sendiri dan pajak pihak lain dengan tepat dan

benar;

c. Memotong dan/atau memungut pajak pihak lain yang menjadi

(37)

d. Membayar atau menyetor pajak yang terutang, baik pajak sendri

maupun pajak pihak lain yang dipotong/dipungut;

e. Melaporkan pajak atau SPT tepat waktu;

f. Menyelenggarakan pembukan atau pencatatan.

4. Hak Wajib Pajak

Menurut Pandiangan (2014: 99) menyatakan bahwa sesuai ketentuan

perpajakan hak Wajib Pajak, diantaranya:

a. Memperoleh informasi dan pelayanan perpajakan dari Direktorat

Jenderal Pajak (DJP);

b. Meminta kembali kelebihan pembayaran pajak (restitusi);

c. Mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali;

d. Mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak;

e. Mengajukan permohonan menunda pembayaran pajak;

f. Mengajukan pengurangan angsuran pajak (PPh Pasal 25);

g. Mengajukan permohonan pemindahbukuan;

h. Memperpanjang atau menunda penyampaian SPT Tahunan PPh;

i. Mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF).

C. Pegawai Pajak

Mardiasmo (2011: 188) menyatakan bahwa pegawai adalah orang pribadi

yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai

tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja

(38)

pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan

yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau

kententuan lain yang ditetapkan pemberi kerja.

Dapat disimpulkan dari penjelasan sebelumnya pegawai pajak adalah

orang pribadi yang bekerja di kantor pajak baik sebagai pegawai tetap

maupun pegawai tidak tetap yang mendapatkan imbalan berupa penghasilan

dari kantor pajak yang bersangkutan.

D. Surat Pemberitahuan (SPT)

1. Pengertian SPT

Mardiasmo (2011: 31) menyatakan bahwa SPT adalah surat yang

oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau

pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan objek pajak, dan/atau

harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

2. Fungsi SPT

Mardiasmo (2011: 31-32) menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi

SPT, yaitu:

a. Bagi Wajib Pajak

Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk

(39)

1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak

lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek

pajak.

3) Harta dan kewajiban.

4) Pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang

pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan

lain dalam satu Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

b. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang untuk melaporkan

tentang:

1) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran

2) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain

dalam satu Tahun Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

(40)

3. Jenis SPT

Mardiasmo (2011: 34-35) menyatakan SPT dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu:

a. SPT Massa

Surat pemberitahuan yang digunakan untuk suatu Masa Pajak. Ada

beberapa jenis pelaporan SPT Masa yaitu: SPT Masa Pajak

Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai, dan SPT Masa

Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

b. SPT Tahunan

Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun

Pajak.

4. Cara penyampaian SPT

Pandiangan (2014: 195-196) menyatakan bahwa terdapat dua cara

penyampaian SPT, yaitu:

a. Secara Manual

1) Datang langsung ke KPP atau KP2KP

Cara ini dilakukan dengan cara: Wajib Pajak atau Pengusaha

Kena Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke

Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan

(KP2KP) tempatnya terdaftar; mendatangi tempat penyampaian

SPT di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) sebagai front office

(41)

terbukti SPT tersebut telah lengkap sesuai dengan ketentuan,

maka petugas TPT akan memberikan Bukti Penerimaan Surat

(BPS) kepada Wajib Pajak.

2) Melalui tempat khusus

Dalam rangka peningkatan pelayanan perpajakan kepada

masyarakat dan Wajib Pajak, KPP menyediakan tempat khusus

di berbagai lokasi penerimaan SPT. Tempat khusus tersebut di

anataranya melalui tempat khusus penerimaan SPT Tahunan

yang dikenal dengan dropbox, pojok pajak, mobil pajak, dan

lainnya yang umumnya disediakan di tempat-tempat keramaian

atau tempat umum. Sama seperti penyampaian secara langsung,

apabila SPT telah lengkap maka Wajib Pajak akan diberikan

Bukti Penerimaan Surat (BPS) oleh KPP.

3) Melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir

Cara lain yang dapat dimanfaatkan Wajib Pajak adalah dengan

mengirim SPT yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas,

serta ditandatangani melalui kantor pos atau jasa ekspedisi atau

jasa kurir. Atas pengiriman SPT tersebut Wajib Pajak harus

meminta bukti pengiriman surat yang ditunjukkan ke KPP

tempat Wajib Pajak terdaftar. Bukti pengiriman surat tersebut

merupakan bukti resmi dalam penyampain SPT yang harus

(42)

b. Secara elektronik (e-Filing)

Direktorat Jenderal Pajak juga memanfaatkan perkembangan

teknologi informatika, sebagai salah satu cara penyampaian SPT.

Dalam hal ini penyampaian dilakukan secara online atau dalam

jaringan (daring) yang dikenal dengan e-Filing. Namun, untuk

sementara ini belum semua SPT dapat menggunakannya yaitu masih

terbatas formulir SPT Tahunan 1770S atau formulir SPT Tahunan

1770SS.

E. e-Filing

1. Pengertian e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan bahwa e-Filing adalah

salah satu cara penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT

Tahunan yang dilakukan secara online yang realtime melalui website

Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi

atau Appliciation Service Provider (ASP).

2. Tujuan e-Filing

Pajakku.com (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan utama

layanan pelaporan pajak dengan menggunakan e-Filing, yaitu:

a. Membantu para Wajib Pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan

SPT secara elektronik (via internet) kepada Wajib Pajak, sehingga

Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melakukannya dari rumah atau

(43)

dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini dapat membantu

memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak

untuk mempersiapkan, memproses, dan melaporkan SPT ke kantor

pajak secara benar dan tepat waktu.

b. Cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga akan

memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan

penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi,

pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT.

c. Fasilitas e-Filing dapat membuat pelaporan menjadi mudah dan

cepat, sehingga diharapakan jumlah Wajib Pajak dapat meningkat

dan penerimaan Negara dapat tercapai.

3. Layanan fasilitas e-Filing

Kabarpajak.com (2013) menyatakan bahwa terdapat beberapa

layanan yang diberikan oleh DJP kepada wajib pajak melalui fasilitas

e-Filing, yaitu:

a. Layanan permohonan e-FIN

Wajib Pajak harus melakukan proses permohonan untuk

memperoleh e-FIN. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak

yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing.

b. Layanan pendaftaran pengguna e-Filing

Wajib Pajak diwajibkan untuk melakukan registrasi melalui situs

e-Filing paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya

(44)

c. Layanan permintaan kode verifikasi (passcode)

Setiap kali Wajib Pajak akan melakukan transaksi pengiriman SPT,

maka Wajib Pajak harus mengisikan kode verifikasi yang akan

dikirimkan oleh sistem e-Filing melalui e-mail milik Wajib Pajak.

d. Layanan pengisian SPT

Wajib Pajak melakukan perekaman data SPT melalui website sesuai

dengan formulir SPT yang digunakan. Pada saat ini fasilitas e-Filing

diberikan hanya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang

menggunakan formulir 1770S dan 1770SS.

e. Layanan pengiriman SPT

Wajib Pajak mengirimkan SPT secara elektronik dari e-Filing. Wajib

Pajak yang data SPT-nya berhasil terkirim melalui e-Filing akan

memperoleh Bukti Penerimaan Elektronik yang merupakan tanda

terima penyampaian SPT Tahunan.

4. Jenis-jenis e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan bahwa terdapat dua

jenis SPT yang diterapkan dalam e-Filing, yaitu:

a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S.

Digunakan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang sumber

penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan

memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha

dan/atau pekerjaan bebas. Contohnya karyawan, Pegawai Negeri

(45)

Indonesia (POLRI), serta pejabat Negara lainnya, yang memiliki

penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor

pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.

b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS.

Formulir ini digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang

mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas

dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00

setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja).

5. Alat kelengkapan e-Filing

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 47/PJ/2008/

Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian

Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (

e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), terdapat

beberapa alat kelengkapan e-Filing, yaitu:

a. e-SPT

adalah data SPT wajib pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat

oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang

disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

b. Application Service Provider (ASP)

adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Direktur

Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan

penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

(46)

menjadi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) ialah sebagai

berikut:

1) Berbentuk badan.

2) Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi.

3) Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

4) Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak.

c. Electronic Filing Identification Number (e-FIN)

adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak

tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan

permohonan untuk melaksanakan e-Filing.

d. Digital Certificate (DC)

adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan

elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum para

pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan penyelenggara

sertifikasi elektronik.

6. Prosedur penggunaan e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan untuk dapat

menggunakan e-Filing, dapat melalui tiga tahapan utama. Dua tahapan

yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Sedangkan tahapan ketiga

dilakukan setiap menyampaikan SPT. Ketiga tahapan tersebut meliputi:

a. Mengajukan permohonan e-FIN ke kantor pelayanan pajak

(47)

pengguna e-Filing. Karena hanya sekali digunakan, Wajib Pajak

hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan mendapatkan e-FIN

tersebut.

b. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing di situs DJP paling

lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.

c. Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

secara e-Filing melalui situs DJP melalui empat langkah prosedural

saja, yaitu:

1) Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di situs DJP;

2) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan

dikirimkan melalui e-mail atau SMS;

3) Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi;

dan

4) Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan

diberikan kepada Wajib Pajak melalui e-mail.

7. Kelebihan penggunaan e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2013) menyatakan bahwa penggunaan

e-Filing memiliki beberapa keunggulan bagi Wajib Pajak, yaitu:

a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan

kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (24h/ 7d) dan

dapat dilakukan di mana saja sepanjang terhubung dengan internet;

b. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT. Alias tidak

(48)

c. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem

komputer;

d. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam

bentuk wizard;

e. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi

pengisian SPT; dan

f. Dokumen pelengkap (seperti: Fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau

bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa

Khusus, Perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah

Harta dan/atau Mempunyai NPWP Sendiri, Fotokopi Bukti

Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirimlagi kecuali diminta oleh

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Account

Representative (AR).

F. Efisiensi

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) menyatakan bahwa

efisiensi adalah:

1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan

tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).

2. Mempu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,

bertepat guna, sangkil.

Nicholson (2002: 427) menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan

untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan (output) dengan mengorbankan

(49)

pelaksanaan kegiatan telah mencapai sasaran (output) dengan pengorbanan

(input) terendah, sehingga efisiensi dapat diartikan sebagai tidak adanya

pemborosan.

Kbbi.web.id menyatakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara (usaha,

kerja) atau kemampuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan tepat

(dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan efisiensi

adalah kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan

tepat, tanpa harus membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.

G. Pengelolaan pajak

Kbbi.web.id menyatakan bahwa pengelolaan adalah suatu proses yang

memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan

kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Pajakku.com (2009) menyatakan bahwa pengelolaan pajak merupakan

serangkaian kegiatan administrasi perpajakan yang meliputi penerimaan

formulir SPT, pendataan, distribusi dan pengarsipan formulir SPT.

Pandiangan (2014: 48) menyatakan bahwa kelola pajak adalah

pengelolaan pajak yang dilakukan dengan baik, benar, efektif, dan efisien

mulai dari perencanaan, implementasi, pengendalian, serta evaluasi sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Perkembangan teknologi yang pesat telah mempengaruhi pengelolaan

administrasi, baik itu administrasi pemerintahan maupun administrasi bisnis.

(50)

dalam pengelolaan perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) maupun untuk Wajib Pajak.

Pandiangan (2014: 49) menyatakan bahwa reformasi pengelolaan

perpajakan dengan menggunakan sistem dan teknologi informasi dapat di

lihat diberbagai pelaksanaan kewajiban perpajakan, diantaranya:

1. Pendaftaran diri sudah dapat dilakukan secara online melaui sistem

e-Registration, sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor pajak.

2. Perhitungan pajak sudah banyak tersedia program aplikasi, sehingga

Wajib Pajak hanya memasukan data terkait ke aplikasi dan sudah

langsung terhitung besarnya pajak yang terutang.

3. Pembayaran pajak sudah dapat dilakukan secara e-Banking, diantaranya

melalui e-Billing, dan ATM.

4. Pelaporan pajak sudah dapat dilakukan secara online melalui sistem

e-Filing dengan e-SPT, sehingga Wajib Pajak tidak harus datang ke kantor

pajak.

H. Efisiensi Pengelolaan Pajak

Berdasarkan pengertian mengenai efisiensi dan pengertian mengenai

pengelolaan pajak yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan

bahwa efisiensi pengelolaan pajak adalah serangkaian kegiatan administrasi

pengelolaan pajak yang dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk

mewujudkan efisiensi pengelolaan pajak, maka Direktorat Jendral Pajak

memberikan fasilitas e-Filing yang dinilai lebih efisien, karena pengelolaan

(51)

I. Efisiensi Kinerja

Gie (1983: 259) menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah perbandingan

terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Suatu kerja

tersebut dianalisa dalam dua segi, yaitu intinya ialah rangkaian

aktivitas-aktivitasnya itu sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai

dan susunannya ialah cara-cara dari rangkaian aktivitas-aktivitas itu

dilakukan.

J. Kinerja Pegawai Pajak

Irianto (2013: 21) menyatakan bahwa kinerja merupakan tampilan hasil

karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu entitas

(organisasi), yang dapat sebagai tampilan individu maupun kelompok, baik

fungsional maupun struktural atau seluruh personel.

Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas serta

kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan

lembaga (entitas) dapat terwujud karena upaya para pelaku yang ada

(pegawai dan pimpinan) untuk berkinerja dengan baik. Kinerja individu tiap

pelaku (individual performance), termasuk pimpinan (managerial

performance), sangat menentukan kinerja lembaga (institutional

performance). Jika kinerja para karyawan dan pimpinan baik, cerdas, dan

taktis maka kemungkinan besar kinerja lembaga akan memuaskan.

Gibson dalam Irianto (2013: 21) menyatakan bahwa terdapat tiga

variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja:

(52)

2. Organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan disain

pekerjaan).

3. Psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, dan keingintahuan atau diklat).

K. Kepatuhan Wajib Pajak

1. Pengertian

Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Rahayu (2010: 138)

mendefinisikan, kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau

aturan. Dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib

Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Nurmantu dalam Rahayu (2016: 20) menyatakan bahwa kepatuhan

perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib

Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak

perpajakannya.

2. Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak

Pasal 17C ayat 2 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib

Pajak patuh harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT);

1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan

(53)

2) Dalam Tahun Pajak terakhir, penyampaian Surat Pemberitahuan

Masa untuk Masa Pajak Januari sampai dengan November yang

terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis

pajak dan tidak berturut-turut; dan

3) Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat telah disampaikan

tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

Masa Masa Pajak berikutnya.

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau

menunda pembayaran pajak;

c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;

d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

3. Jenis Kepatuhan Perpajakan

Nurmantu dalam Rahayu (2010: 138) menyatakan kepatuhan dibagi

menjadi dua yaitu:

a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak

memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan

(54)

b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara

subtatif/hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan,

yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang perpajakan.

L. Persepsi

1. Pengertian persepsi

Walgito (2010: 99) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu

proses yang didahuli oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut

sensoris stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam

persepsi.

Robbins (2003: 160) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu

proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna atau

arti bagi lingkungan disekitar mereka.

Sumarsan (2013: 22) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu

proses pemberian arti yang diberikan oleh seorang individu terhadap

suatu hal atau masalah yang dihadapi.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan

persepsi sebagai pandangan atau tanggapan seseorang terhadap suatu hal

(55)

2. Faktor-faktor persepsi

Walgito (2010: 101) menyatakan ada tiga faktor yang berperan

dalam persepsi yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang

bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja

sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar

individu.

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan

respon diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

(56)

M. Penelitian yang Relevan

1. Ndraha, Septi Dharniati (2013) di dalam “Analisis Penerimaan Wajib

Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak

Secara Online dan Realtime Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta”

Hasil Penelitian terhadap hipotesis pertama yaitu “kerumitan

memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan” diterima, hal ini

mengindikasikan bahwa semakin rumit suatu sistem maka akan

menurunkan kegunaan dari sistem tersebut, begitu pula sebaliknya.

Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu “Persepsi kegunaan

berpengaruh positif terhadap sikap terhadap menggunakan” diterima, hal

ini mengindikasikan bahwa jika Wajib Pajak akan merasa nyaman dan

menikmati penggunaan sistem e-Filing.

Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga yaitu “Persepsi kemudahan

penggunaan e-Filing berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan”

ditolak, hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan

persepsi mengenai kemudahan sistem e-Filing tidak berdampak pada

peningkatan atau penurunan persepsi mengenai manfaat sistem e-Filing.

Hasil penelitian terhadap hipotesis keempat yaitu “Sikap terhadap

menggunakan e-Filing berpengaruh positif terhadap minat perilaku

menggunakan e-Filing” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa

perasaan positif yang dirasakan oleh Wajib Pajak dalam menggunakan

e-Filing bukanlah suatu alasan untuk mempengaruhi minat wajib pajak

(57)

atau pemeberitahuan perpanjangan SPT melainkan karena e-Filing

sifatnya wajib bagi Wajib Pajak.

Hasil penelitian terhadap hipotesis kelima yaitu “Minat perilaku

menggunakan e-Filing berpengaruh positif terhadap penggunaan e-Filing

sesungguhnya” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa minat Wajib

Pajak untuk menggunakan e-Filing akan mempengaruhi Wajib Pajak

untuk menggunakan e-Filing.

2. Octariani, Mellinda (2015) di dalam “Persepsi Wajib Pajak Orang

Pribadi Terhadap Hubungan Penerapan E-Filing Dengan Efisiensi

Pelaporan SPT Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman”.

Hasil penelitian dari pengujian hipotesis pertama mengenai

“Penerapan e-Filing menurut persepsi Wajib Pajak di KPP Pratama

Sleman” masuk dalam kategori sangat optimal, yang berarti KKP

Pratama Sleman telah melakukan upaya dengan sangat baik agar Wajib

Pajak dapat memahami dan menggunakan e-Filing dengan baik. Wajib

Pajak juga memiliki akses yang mudah terhadap sarana dan prasarana

yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan e-Filing, seperti perangkat

komputer dan internet.

Hasil pengujian untuk hipotesis kedua yaitu “Responden memiliki

persepsi bahwa pelaporan SPT menggunakan aplikasi e-Filing” masuk

kedalam kategori sangat efisien, yang mana pelaporan SPT mengunakan

e-Filing lebih mudah karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,

(58)

dokumen-dokumen yang diperlukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya

transportasi, serta proses peaporan SPT menjadi lebih cepat karena

e-Filing dapat mengetahui data kurang lengkap dengan cepat dan proses

penghitungannya dilakukan secara otomatis oleh sistem.

Hasil pengujian untuk hipotesis ketiga mengenai ”Tingkat hubungan

penerapan e-Filing dan efesiensi pelaporan SPT” dikategorikan sedang

karena masih ada beberapa Wajib Pajak yang kesulitan dalam

mendapatkan akses untuk menggunakan komputer dan jaringan internet,

walaupun Wajib Pajak merasa dan dinilai mampu untuk mengoperasikan

aplikasi e-Filing.

3. Agustiningsih, Wulandari (2016) di dalam “Pengaruh Penerapan

E-Filing, Tingkat Pemahaman Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta”.

Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama yaitu ”Pengaruh

Penerapan e-Filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama

Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan

bahwa semakin baik penerapan e-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak

akan semakin meningkat.

Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua yaitu ”Pengaruh tingkat

pemahaman perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP

Pratama Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman perpajakan

(59)

Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga yaitu ”Pengaruh kesadaran

Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama

Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi kesadaran Wajib Pajak maka Kepatuhan Wajib

Pajak akan semakin meningkat.

Hasil penelitian terhadap hipotesis keempat yaitu “Pengaruh

penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran Wajib

Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta”

berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa semakin

baik penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran

Wajib Pajak maka Kepatuhan Wajib Pajak juga akan semakin meningkat

N. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak

E-Filing merupakan salah satu bentuk reformasi administrasi

perpajakan yang dibuat untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak

untuk melaporkan SPTnya, sehingga diharapkan dengan adanya sistem

e-Filing dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Wajib Pajak

dalam melaporkan SPTnya. Namun di sisi lain sistem e-Filing juga

bermanfaat bagi pegawai pajak yaitu dapat memberikan kemudahan bagi

pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak, sehingga

pengelolaan pajak dengan menggunakan data pajak dari e-Filing menjadi

(60)

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah sistem

e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak atau tidak.

Direktorat Jenderal Pajak (2016) menyatakan bahwa keunggulan dari

penggunaan sistem e-Filing ialah pelaporan SPT menjadi lebih mudah,

lebih cepat dan lebih aman, maka peneliti menggunakan aspek mudah,

cepat dan aman untuk mengukur efisiensi pengelolaan pajak.

Octariani (2015) membuktikan bahwa penerapan e-Filing memiliki

hubungan yang positif dan kuat terhadap efisiensi pelaporan SPT. Hal ini

menunjukan bahwa semakin optimal penerapan e-Filing maka pelaporan

SPT akan semakin efisien. Atas dasar ini dan tujuan penelitian pertama,

maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Sistem e-Filing tidak berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan

pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai

pajak.

Ha1 : Sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak di

KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.

2. Pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu kondisi dimana Wajib

Pajak melaksanakan dan memenuhi seluruh kewajiban perpajakanya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam upaya untuk

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak DJP membuat sebuah produk

inovasi perkembangan teknologi yang disebut e-Filing, yang diharapkan

(61)

memberikan manfaat bagi dirinya, sehingga dapat meningkatkan

keinginan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajaknnya.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah sistem

e-Filing bepengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak atau tidak. Peneliti

menggunakan dua aspek penilaian menurut Pasal 17C ayat 2

Undang-Undang No.28 Tahun 2007 yaitu ketepatan waktu dan risiko munculnya

tunggakan pajak.

Agustiningsih (2016) membuktikan bahwa penerapan e-Filing

memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan

e-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat. Atas dasar

ini dan tujuan penelitian kedua, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Sistem e-Filing tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak

di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.

Ha2 : Sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di

KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.

O. Kerangka Penelitian

Mahdi (2014: 85) menyatakan bahwa kerangka penelitian adalah suatu

kerangka pemikiran yang utuh dalam upaya mencari jawaban-jawaban ilmiah

terhadap masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel, hubungan

antar variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian

(62)

Penelitian ini menggunakan sistem e-Filing sebagai variabel independen

(X). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi

pengelolaan pajak (Y1) dan kepatuhan Wajib Pajak (Y2). Kerangka penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

Sistem

e-Filing

(X)

Efisiensi Pengelolaan Pajak

(Y

1

)

Kepatuhan Wajib Pajak

(Y

2

)

H

a1

(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

empiris. Sugiyono (2013: 2) menyatakan bahwa studi empiris merupakan

suatu cara atau metode yang dilakukan yang bisa diamati oleh indera

manusia, sehingga cara atau metode yang digunakan tersebut bisa diketahui

dan diamati juga oleh orang lain. Dalam penelitian ini sudah jelas

paradigmanya adalah kuantitatif dimana data-data dan pendekatan penelitian

sudah merupakan kuantitatif murni. Meskipun demikian, hasil penelitian studi

empiris ini tidak dapat digeneralisasikan secara umum melainkan hanya dapat

digeneralisasikan di KPP Pratama Magelang saja, karena mengingat

perubahan data yang dibutuhkan dalam melakukan uji hipotesis antara tempat

yang satu dengan tempat yang lainnya bisa saja berubah-ubah.

B. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Pegawai Pajak di KPP Pratama Magelang.

Objek penelitian ini adalah pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi

pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak menurut persepsi pegawai

pajak.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di KPP Pratama Magelang, Jalan Veteran No.20,

Gambar

GAMBAR 2.1. Kerangka Penelitian  ...........................................................
Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA)  ...........
Tabel 1.1. Rasio Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
Tabel 1.2. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

3.447.500,- Kemudian berturut-turut diikuti oleh keuntungan varian dodol rasa sirsak, ketan hitam, pisang dan keuntungan yang paling kecil diperoleh adalah usaha dodol

[r]

akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Siswa memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Dengan demikian, peran guru berubah

• Investment bankers are in touch with potential foreign investors and know what they currently require, and can also help navigate the numerous institutional and. regulatory

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sekitar 65% berada pada

Dari ke delapan point pada aspek ini, dapat diambil simpulan bahwa Binus Maya masih cukup mengalami hambatan dalam fungsinya seperti dalam belum dapat menjadi alat bantu

pelatihan dan produktivitas tenaga kerja;d. sertifikasi dan

Menimbang, bahwa dengan demikian meskipun penerbitan keputusan objek sengketa sebagaimana didalilkan Tergugat, tidak lepas dari peran Panitia C yang didalam