viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI
Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan mengembangkan lembar kerja siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi bagi siswa SMA kelas X IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan terdiri dari enam tahap, yaitu analisis kebutuhan, perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk awal, tahap validasi dan revisi produk, tahap uji coba dan revisi produk, dan penyempurnaan produk akhir. Validasi dilakukan oleh satu ahli materi, satu ahli media pembelajaran, dan satu guru mata pelajaran. Uji coba dilakukan tiga kali, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF WORKSHEET TO INCREASESTUDENT’S
LEARNING INTEREST IN LEARNING ECONOMICS
Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This research aims for developing worksheet to increasestudent’s learning interest in learningeconomics for the tenth grade students of Social Sciences Department.
The research is a kind of observational and developmental activity.The procedure of the development consists of six stages, they were an analysis of requirement, a plan of product elaboration, an elaboration of initial product, a validation stage and product revision, trial and error and product revision, and a finishing of the last product. The validationwas done by one professional, one expert of learning media, and one teacher of a particular subject.Trial and error process weredone three times,they were personally test, small group test, and big group test. The instruments for collecting data were questionnaire and interview.Datawere analyzed descriptively.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti
101334012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santa Elisabeth
Mbah Kakung + Uti Soetoro, Mbah Kakung + Uti Somawiharjo
Bapak Yustinus Antonius dan Ibu Maria Rini
Mbak Dani dan Mbak Dian
Tante Lucia dan Om Loren
Agnes, Mitha, Dian, Rani, Yoka, Putri
Teman-teman PAK 2010
Almamaterku
v
MOTTO
Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya.
(matius 21 : 22)
Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku dan yang
kucemaskan itulah yang mendatangi aku.
(kitab ayub 3 : 25)
Hanya orang minder, pemalas, dan jauh dari Tuhan yang
mempercayai ramalan nasib.
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI
Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan mengembangkan lembar kerja siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi bagi siswa SMA kelas X IPS.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan terdiri dari enam tahap, yaitu analisis kebutuhan, perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk awal, tahap validasi dan revisi produk, tahap uji coba dan revisi produk, dan penyempurnaan produk akhir. Validasi dilakukan oleh satu ahli materi, satu ahli media pembelajaran, dan satu guru mata pelajaran. Uji coba dilakukan tiga kali, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF WORKSHEET TO INCREASE STUDENT’S LEARNING INTEREST IN LEARNING ECONOMICS
Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
This research aims for developing worksheet to increase student’s learning interest in learning economics for the tenth grade students of Social Sciences Department. process were done three times, they were personally test, small group test, and big group test. The instruments for collecting data were questionnaire and interview. Data were analyzed descriptively.
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xx
DAFTAR GAMBAR ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
xv
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 6
F. Manfaat Pengembangan ... 7
G. Definisi Istilah ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 10
1. Pengertian Media ... 10
2. Pentingnya Media Pembelajaran ... 11
3. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran ... 16
4. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran ... 17
5. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 19
6. Macam-macam Bentuk LKS ... 19
7. Fungsi LKS ... 21
8. Tujuan Penyusunan LKS ... 22
9. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar ... 22
10. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS ... 23
11. Mata Pelajaran Ekonomi ... 26
12. Minat ... 27
13. Penelitian dan Pengembangan ... 27
14. Evaluasi Media Pembelajaran ... 33
xvi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan ... 38
B. Prosedur Pengembangan ... 38
C. Uji Coba Produk ... 40
D. Jenis Data ... 42
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 42
F. Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Deskripsi Produk Awal ... 49
B. Data Validasi, Uji Coba dan Revisi Produk ... 50
1. Data Validasi Ahli Materi ... 53
a. Data Validasi dan Revisi dari Ahli Materi ... 53
1) Validasi dan Revisi dari Ahli Materi Tahap 1 ... 53
2) Validasi dan Revisi dari Ahli Materi Tahap 2 ... 70
b. Data Validasi dan Revisi dari Guru Mata Pelajaran ... 74
1) Validasi dan Revisi dari Guru Mata Pelajaran ... 75
2. Data Validasi Ahli Media ... 81
a. Validasi dan Revisi dari Ahli Media Tahap 1 ... 81
b. Validasi dan Revisi dari Ahli Media Tahap 2 ... 97
3. Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 98
a. Data Uji Coba Perorangan ... 98
xvii
c. Data Uji Coba Kelompok Besar ... 102
C. Analisis Data Hasil Validasi ... 104
1. Analisis Data dari Ahli Materi ... 104
a. Analisis Data Validasi Ahli Materi Tahap 1 ... 104
b. Analisis Data Validasi Ahli Materi Tahap 2 ... 107
2. Analisis Data dari Guru Mata Pelajaran ... 109
a. Analisis Data Validasi Guru Mata Pelajaran ... 109
3. Analisis Data dari Ahli Media ... 112
a. Analisis Data Validasi Ahli Media Tahap 1 ... 112
b. Analisis Data Validasi Ahli Media Tahap 2 ... 115
D. Analisis Data Hasil Uji Coba Produk ... 117
1. Analisis Data dari Uji Coba Perorangan ... 117
2. Analisis Data dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 120
3. Analisis Data dari Uji Coba Lapangan ... 122
E. Kajian Produk Akhir ... 125
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 130
B. Keterbatasan ... 131
C. Saran ... 131
DAFTAR PUSTAKA ... 133
LAMPIRAN... 136
xviii
Lampiran 2 Analisis Kebutuhan Guru ... 145
Lampiran 3 Analisis Kebutuhan Siswa ... 147
Lampiran 4 Lembar Kuesioner Ahli Materi... 149
Lampiran 5 Lembar Kuesioner Ahli Media ... 153
Lampiran 6 Lembar Kuesioner Guru Mata Pelajaran ... 157
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Uji Coba Perorangan... 161
Lampiran 8 Lembar Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil ... 164
Lampiran 9 Lembar Kuesioner Uji Coba Kelompok Besar... 167
Lampiran 10 Panduan Wawancara Uji Coba Perorangan... 170
Lampiran 11 Panduan Wawancara Uji Coba Kelompok Kecil ... 171
Lampiran 12 Panduan Wawancara Uji Coba Kelompok Besar ... 172
Lampiran 13 Hasil Validasi Ahli Materi A. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap 1 ... 173
B. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap 2 ... 177
Lampiran 14 Hasil Validasi Ahli Media A. Hasil Validasi Ahli Media Tahap 1 ... 181
B. Hasil Validasi Ahli Media Tahap 2 ... 185
Lampiran 15 Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran ... 189
Lampiran 16 Hasil Uji Coba Perorangan ... 193
Lampiran 17 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 196
Lampiran 18 Hasil Uji Coba Kelompok Besar ... 199
xix
A. Rekapitulasi Data Uji Coba Perorangan ... 202
B. Rekapitulasi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 203
C. Rekapitulasi Data Uji Coba Kelompok Besar ... 204
Lampiran 20 Wawancara Uji Coba A. Wawancara Uji Coba Perorangan ... 206
B. Wawancara Uji Coba Kelompok Kecil ... 207
C. Wawancara Uji Coba Kelompok Besar ... 208
Lampiran 21 Daftar Presensi Siswa A. Daftar Presensi Uji Coba Perorangan ... 209
B. Daftar Presensi Uji Coba Kelompok Kecil ... 210
C. Daftar Presensi Uji Coba Kelompok Besar ... 211
Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian ... 212
xx
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran untuk Ahli Materi ... 43
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Aspek Isi untuk Ahli Materi ... 44
Tabel 3.3 Indikator Penilaian Aspek Tampilan untuk Ahli Media ... 45
Tabel 3.4 Indikator Penilaian Aspek Penyajian untuk Ahli Media... 45
Tabel 3.5 Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran untuk Guru Mata Pelajaran... 46
Tabel 3.6 Indikator Penilaian Aspek Isi untuk Guru Mata Pelajaran ... 46
Tabel 3.7 Komponen dan Indikator Penilaian untuk Uji Coba Perorangan,
Kelompok Kecil, dan Kelompok Besar ... 47
Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan
(PAP)... 48
Tabel 4.1 Nama-nama Ahli dan Guru Mata Pelajaran ... 50
Tabel 4.2 Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 53
Tabel 4.3 Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 53
Tabel 4.4 Hasil Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 55
Tabel 4.5 Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 70
Tabel 4.6 Hasil Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 71
Tabel 4.7 Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Guru Mata Pelajaran... 75
Tabel 4.8 Hasil Validasi Aspek Isi olehi Guru Mata Pelajaran ... 76
xxi
Tabel 4.10 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Media Tahap 1... 82
Tabel 4.11 Hasil Validasi Aspek Tampilan oleh Ahli Media Tahap 2 ... 97
Tabel 4.12 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Media Tahap 2... 97
Tabel 4.13 Contoh Hasil Penilaian LKS oleh Siswa pada Uji Coba Perorangan ... 99
Tabel 4.14 Contoh Hasil Penilaian LKS oleh Siswa pada Uji Coba Kelompok
Kecil ... 101
Tabel 4.15 Contoh Hasil Penilaian LKS oleh Siswa pada Uji Coba Kelompok
Besar... 103
Tabel 4.16 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi
Tahap 1... 105
Tabel 4.17 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 106
Tabel 4.18 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi
Tahap 2... 107
Tabel 4.19 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 108
Tabel 4.20 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Guru Mata
Pelajaran ... 110
Tabel 4.21 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Guru Mata Pelajaran ... 111
Tabel 4.22 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan oleh Ahli Media
Tahap 1... 112
Tabel 4.23 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Penyajian oleh Ahli Media
xxii
Tabel 4.24 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan oleh Ahli Media
Tahap 2... 115
Tabel 4.25 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Penyajian oleh Ahli Media
Tahap 2... 116
Tabel 4.26 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba Perorangan ... 118
Tabel 4.27 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada Uji Coba
Perorangan... 119
Tabel 4.28 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba Kelompok
Kecil ... 120
Tabel 4.29 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada Uji Coba
Kelompok Kecil ... 121
Tabel 4.30 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba Kelompok
Besar... 123
Tabel 4.31 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada Uji Coba
Kelompok Besar... 124
Tabel 4.32 Hasil Wawancara dari Uji Coba Perorangan, Uji Coba Kelompok
xxiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13
Gambar 2.2 Langkah-langkah Penyusunan LKS menurut Diknas ... 23
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran LKS ... 39
Gambar 4.1 Tampilan KD dan Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi ... 57
Gambar 4.2 Tampilan KD dan Tujuan Pembelajaran Setelah Revisi ... 58
Gambar 4.3 Tampilan Ringkasan Materi ... 60
Gambar 4.4 Tampilan Sub Bab Materi Setiap Latihan Soal Sebelum Revisi ... 62
Gambar 4.5 Tampilan Sub Bab Materi Setiap Latihan Soal Setelah Revisi ... 64
Gambar 4.6 Tampilan Penulisan Jawaban Sebelum Revisi ... 65
Gambar 4.7 Tampilan Penulisan Jawaban Setelah Revisi ... 65
Gambar 4.8 Tampilan Soal Kalimat Acak Sebelum Revisi ... 66
Gambar 4.9 Tampilan Soal Kalimat Acak Setelah Revisi ... 66
Gambar 4.10 Tampilan Pilihan Jawaban Soal Pilihan Ganda Sebelum Revisi ... 68
Gambar 4.11 Tampilan Pilihan Jawaban Soal Pilihan Ganda Setelah Revisi... 69
Gambar 4.12 Tampilan Definisi Bank Pada Peta Konsep Sebelum Revisi ... 72
Gambar 4.13 Tampilan Definisi Bank Pada Peta Konsep Setelah Revisi ... 72
Gambar 4.14 Tampilan Jenis-jenis Bank Sebelum Revisi ... 73
Gambar 4.15 Tampilan Jenis-jenis Bank Setelah Revisi ... 73
xxiv
Gambar 4.17 Tampilan Macam-macam LKBB Setelah Revisi ... 74
Gambar 4.18 Tampilan Soal Teka-Teki Silang Sebelum Revisi ... 77
Gambar 4.19 Tampilan Soal Teka-Teki Silang Setelah Revisi... 77
Gambar 4.20 Tampilan Soal Pilihan Ganda Pada Latihan Soal Evaluasi Sebelum
Revisi ... 79
Gambar 4.21 Tampilan Soal Pilihan Ganda Pada Latihan Soal Evaluasi Setelah
Revisi ... 80
Gambar 4.22 Tampilan Tulisan KI dan Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi ... 82
Gambar 4.23 Tampilan Tulisan KI dan Tujuan Pembelajaran Setelah Revisi ... 83
Gambar 4.24 Tampilan Contoh Beberapa Bagian Sebelum Revisi ... 83
Gambar 4.25 Tampilan Contoh Beberapa Bagian Setelah Revisi ... 83
Gambar 4.26 Tampilan Petunjuk Penggunaan LKS Nomor 5 Sebelum Revisi... 84
Gambar 4.27 Tampilan Petunjuk Penggunaan LKS Nomor 5 Setelah Revisi ... 84
Gambar 4.28 Tampilan Halaman Awal Latihan Soal 1-4 Sebelum Revisi... 84
Gambar 4.29 Tampilan Halaman Awal Latihan Soal 1-4 Setelah Revisi... 85
Gambar 4.30 Tampilan Tabel Ketentuan Penskoran Sebelum Revisi ... 85
Gambar 4.31 Tampilan Tabel Ketentuan Penskoran Setelah Revisi ... 86
Gambar 4.32 Tampilan Tabel Teka-Teki Silang Sebelum Revisi ... 86
Gambar 4.33 Tampilan Tabel Teka-Teki Silang Setelah Revisi... 87
Gambar 4.34 Tampilan Pernyataan Sebelum Revisi... 87
Gambar 4.35 Tampilan Pernyataan Setelah Revisi... 88
xxv
Gambar 4.37 Tampilan Perintah Soal Setelah Revisi ... 88
Gambar 4.38 Tampilan Berita Sebelum Revisi... 88
Gambar 4.39 Tampilan Berita Setelah Revisi... 89
Gambar 4.40 Tampilan Tempat Jawaban Soal Latihan OJK Sebelum Revisi... 89
Gambar 4.41 Tampilan Tempat Jawaban Soal Latihan OJK Setelah Revisi ... 90
Gambar 4.42 Tampilan Pilihan Jawaban Sebelum Revisi ... 90
Gambar 4.43 Tampilan Pilihan Jawaban Setelah Revisi ... 91
Gambar 4.44 Tampilan Titik-Titik Sebelum Revisi ... 91
Gambar 4.45 Tampilan Titik-Titik Setelah Revisi... 91
Gambar 4.46 Tampilan Soal Pada Latihan Soal Evaluasi Sebelum Revisi ... 92
Gambar 4.47 Tampilan Soal Pada Latihan Soal Evaluasi Setelah Revisi... 92
Gambar 4.48 Tampilan Background Sebelum Revisi... 93
Gambar 4.49 Tampilan Background Setelah Revisi ... 94
Gambar 4.50 Tampilan Tulisan Sebelum Revisi ... 95
Gambar 4.51 Tampilan Tulisan Setelah Revisi... 96
Gambar 4.52 Tampilan Perintah Kalimat Acak Sebelum Revisi... 100
Gambar 4.53 Tampilan Perintah Kalimat Acak Setelah Revisi ... 100
Gambar 4.54 Tampilan Pengetikan Pilihan Jawaban Soal Labirin Sebelum Revisi... 102
Gambar 4.55 Tampilan Pengetikan Pilihan Jawaban Soal Labirin Setelah Revisi... 102
Gambar 4.56 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
xxvi
Gambar 4.57 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
Oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 107
Gambar 4.58 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran Oleh Ahli Materi Tahap 2... 108
Gambar 4.59 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
Oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 109
Gambar 4.60 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Pembelajaran Oleh Guru Mata Pelajaran ... 110
Gambar 4.61 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
Oleh Guru Mata Pelajaran ... 112
Gambar 4.62 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan Oleh Ahli Media Tahap 1... 113
Gambar 4.63 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Penyajian Oleh Ahli Media Tahap 1 ... 114
Gambar 4.64 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan Oleh Ahli Media Tahap 2... 116
Gambar 4.65 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Penyajian Oleh Ahli Media Tahap 2 ... 117
Gambar 4.66 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
dari Uji Coba Perorangan ... 118
Gambar 4.67 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
xxvii
Gambar 4.68 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 121
Gambar 4.69 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
Tampilan dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 122
Gambar 4.70 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi
dari Uji Coba Kelompok Besar ... 123
Gambar 4.71 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di jaman yang sangat modern ini, semakin terasa kalau manusia itu
berada dalam tekanan berbagai masalah. Semakin maju jaman, maka
sudah pasti dibutuhkan sumber daya manusia yang lebih baik pula.
Berbagai tuntutan menghampiri manusia setiap waktunya, maka dari itu
diharapkan manusia saat ini tidak hanya menekankan pada bidang
keilmuwan saja tetapi juga dituntut terampil dalam teknologi. Dari
berbagai macam tuntutan itu, terkadang memunculkan masalah, dimana
masalah tersebut harus segera terselesaikan. Masalah yang dihadapi tidak
hanya permasalahan sosial-ekonomi, namun masih banyak sekali
permasalahan yang dihadapi manusia saat ini, dan untuk menyelesaikan
semua masalah tersebut harus didukung pula dengan pendidikan yang
berkualitas. Sejak dahulu pendidikan merupakan suatu hal yang dianggap
sangat penting untuk bekal manusia menghadapi kehidupan yang akan
datang. Melalui pendidikan manusia bisa mendapatkan berbagai
pengetahuan guna menjadikan manusia semakin berkembang.
Dengan berjalannya waktu, pendidikan yang berkualitas tidak
hanya didapat melalui guru saja namun juga didapat dari fasilitas
penunjang yang dapat membantu siswa dalam belajar. Fasilitas tersebut
pembelajaran. Namun pada kenyataannya belum banyak media
pembelajaran yang menarik dan inovatif, sehingga membuat siswa malas
untuk belajar.
Di lingkungan pendidikan khususnya sekolah, sebenarnya sudah
banyak sekali alat bantu belajar yang digunakan untuk membantu siswa
belajar, diantaranya buku cetak, modul, LKS (Lembar Kerja Siswa),
handout, powerpoint dan lain-lain. Akan tetapi, semuanya itu belum
mempunyai manfaat yang maksimal sebagai penunjang belajar para siswa.
Hal itu disebabkan karena alat-alat bantu belajar tersebut dirasa belum
mempunyai sebuah inovasi yang dapat membangkitkan minat siswa untuk
belajar.
Salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan dan sangat
identik dengan sarana belajar siswa adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).
Menurut salah satu guru yang telah berpengalaman, LKS atau Lembar
Kerja Siswa merupakan lembar kerja yang berisi kegiatan-kegiatan siswa
dan latihan-latihan soal yang berguna untuk menggali pengetahuan serta
dapat membantu siswa untuk menemukan kesimpulan dari materi yang
diajarkan, sehingga siswa diajak lebih mandiri dan proses pembelajaran
tidak hanya terfokus pada metode ceramah guru.
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa, khususnya
siswa Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran ekonomi. Selama ini
pembelajaran ekonomi dianggap pembelajaran yang membosankan karena
monoton sehingga materi sulit untuk dipahami oleh anak. Siswa pun
menjadi cenderung tidak tertarik untuk belajar ekonomi. Maka dari itu
sangat menarik apabila pembelajaran ekonomi dikemas ke dalam sebuah
lembar kerja siswa atau yang biasa disebut dengan LKS yang
dikombinasikan dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang
menarik.
Berdasarkan penuturan yang disampaikan oleh salah satu guru di
Sekolah Menengah Atas Santo Mikael, mengatakan bahwa LKS yang ada
di sekolah-sekolah saat ini cenderung mempunyai kualitas yang kurang
baik. Dikatakan pula bahwa LKS yang ada sekarang juga banyak yang
hanya “asal-asalan”. Dari segi isi kurang variatif, materi juga kurang baik
karena kata-kata yang ditulis sulit dipahami oleh siswa, dari segi penulisan
juga terkadang kurang jelas cetakannya, dan masih banyak lagi
permasalahan yang bersangkutan dengan kualitas LKS saat ini.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh salah satu guru di Sekolah
Menengah Atas Tarakanita Magelang, mengatakan bahwa LKS yang ada
saat ini belum mempunyai kualitas yang baik karena belum mencerminkan
sebuah lembar kerja melainkan hanya ringkasan materi beserta latihan soal
yang kurang variatif. Menurut guru tersebut LKS merupakan lembar kerja
yang berisi macam-macam latihan soal yang berguna untuk menggali
pengetahuan siswa serta membantu siswa untuk menemukan kesimpulan
dari materi yang diajarkan, dimana lembar kerja tersebut juga disertai
pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru saja (ceramah). Kegiatan
tersebut dilakukan dengan cara berdiskusi dan didukung dengan
latihan-latihan soal yang bervariatif. Dengan begitu pengetahuan siswa lebih
tergali dan siswa lebih tertarik untuk belajar ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas jelas tampak bahwa permasalahan yang
timbul dari LKS yang ada sekarang dikarenakan belum diperhatikannya
kebutuhan siswa akan LKS yang dapat menarik minat siswa, dimana LKS
tersebut juga merupakan sebuah sarana pendukung dalam belajar. Maka
dari itu, sangatlah perlu dilakukannya pengembangan untuk membuat
lembar kerja siswa yang lebih menarik sehingga dapat meningkatkan
minat belajar siswa.
Metode belajar diskusi yang dikombinasikan dengan model
pembelajaran yang sudah biasa diterapkan selama proses belajar mengajar,
akan menjadi bagian dari LKS yang dikembangkan ini. Tidak hanya itu,
berdasarkan penuturan yang dilontarkan oleh para siswa, mereka
menginginkan sebuah inovasi di dalam LKS yaitu permainan. Maka dari
itu, beberapa permainan juga akan menjadi bagian dari isi LKS yang
dikembangkan ini. Diharapkan dengan inovasi yang diterapkan dalam
LKS ini akan menjadi sebuah hal yang baru karena memang belum banyak
dijumpai LKS yang dikombinasikan dengan metode diskusi dan
permainan, sehingga hal tersebut akan lebih menarik minat siswa untuk
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pengembangan untuk mengembangkan media LKS dengan
judul " Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan
masalahnya yaitu “Seperti apakah Lembar Kerja Siswa yang layak
digunakan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X dalam
pembelajaran ekonomi?”
C. Batasan Masalah
Mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA memiliki banyak materi
yang terbagi ke dalam beberapa kompetensi dasar. Penulis memilih satu
topik materi yang terdiri dari 2 kompetensi dasar, yaitu: “Mendeskripsikan
bank, lembaga keuangan bukan bank, OJK dan bank sentral” dan
“Menyajikan peran dan produk bank, lembaga keuangan bukan bank,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Sental”.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja
Siswa yang layak digunakan dan dapat meningkatkan minat siswa kelas X
“Mendeskripsikan bank, lembaga keuangan bukan bank, OJK dan bank
sentral” dan “Menyajikan peran dan produk bank, lembaga keuangan
bukan bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Sental”.
E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Dalam penelitian ini, diharapkan produk dapat bermanfaat untuk
membantu siswa dalam belajar. Oleh karena itu produk ini mempunyai
spesifikasi produk sebagai berikut:
1. Produk ini dirancang untuk membantu siswa dalam belajar materi mata
pelajaran ekonomi, khususnya pada materi tentang bank, lembaga
keuangan bukan bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank sentral.
2. Produk ini berisi kompetensi dasar yang akan dicapai, petunjuk
penggunaan LKS, peta konsep mengenai materi yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai, dan langkah-langkah diskusi
ketika mengerjakan soal latihan.
3. Latihan-latihan soal dalam produk ini disajikan dengan beberapa
gambar dan permainan.
4. Produk ini digunakan untuk memfasilitasi siswa berdiskusi secara
F. Manfaat Pengembangan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi
peneliti dalam mengembangkan dan menghasilkan media
pembelajaran yang menarik, sehingga mampu meningkatkan minat
siswa untuk belajar mata pelajaran ekonomi.
2. Bagi Guru
Media LKS ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi sehingga dapat
membantu guru dalam membangkitkan minat siswa dalam belajar mata
pelajaran ekonomi dan tujuan pembelajaran tercapai.
3. Bagi Siswa
Media LKS yang dikombinasikan dengan permainan ini
diharapkan dapat membangkitkan minat dan menimbulkan perasaan
senang pada siswa dalam belajar mata pelajaran ekonomi sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4. Bagi Sekolah
Pengembangan media LKS ini diharapkan dapat digunakan
5. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
selanjutnya yang akan melakukan penelitian dan pengembangan media
pembelajaran yang lebih inovatif.
G. Definisi Istilah
1. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development
(R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari
materi ajar tersebut secara mandiri.
3. Mata Pelajaran Ekonomi
Mata pelajaran ekonomi adalah pelajaran yang harus
diajarkan/dipelajari untuk sekolah lanjutan yang mempelajari
mengenai aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
4. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harafiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses
pembelajaran.
Robertus dan Kosasih (2007: 11) mengungkapkan media adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
pembelajaran pada diri siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua
alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar
untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru
2. Pentingnya Media Pembelajaran
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar
siswa belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan tidak
langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh
melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar
siswa belajar bagaimana mengoperasikan komputer, maka guru
menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki
keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru
membimbing siswa menggunakan kendaraan yang sebenarnya, dan
lain-lain.
Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran
dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana
kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing
siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia
hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara
kerja jantung ketika memompakan darah. Untuk memberikan pengalaman
belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti film atau
foto-foto dan lain sebagainya. Pengalaman belajar tersebut dapat dikatakan
sebagai pengalaman tidak langsung.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar itu bisa didapatkan dari 2
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan
pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah
kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of
experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut
secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar
siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu
memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang
dipelajari. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka
semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya,
semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit
Gambar untuk kerucut pengalaman Dale ditunjukkan di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam
kerucut pengalaman di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengalaman Langsung
Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa
sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan
sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.
Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari
tanpa menggunakan perantara.
verbal
Lambang
visual
radio
film
televisi
Karyawisata
Demonstrasi
Pengalaman melalui drama
Pengalaman melalui benda tiruan
Pengalaman langsung abstrak
b. Pengalaman Tiruan
Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda
atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaaan yang
sebenarnya.
c. Pengalaman melalui Drama
Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari
kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan
menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
d. Pengalaman melalui Demonstrasi
Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian
informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara
langsung dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam
situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya
melihat peragaan orang lain.
e. Pengalaman Wisata
Pengalaman ini diperoleh melalui kunjungan wisata ke suatu objek
yang ingin dipelajari.
f. Pengalaman melalui Pameran
Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin
dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat, atau
benda-benda bersejarah, dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara
g. Pengalaman melalui Televisi
Pengalaman ini merupakan pengalaman tidak langsung, sebab
televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat
menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh
sesuai dengan program yang dirancang.
h. Pengalaman melalui Gambar Hidup dan Film
Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang
diproyesikan pada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan
mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan
belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.
i. Pengalaman melalui Radio, Tape Recorder, dan Gambar
Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan
pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah
satu indera saja yaitu indera pendengaran atau indera penglihatan
saja.
j. Pengalaman melalui Lambang-lambang Visual
Contoh dari lambang visual adalah grafik, gambar, dan bagan.
Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada siswa.
k. Pengalaman melalui Verbal
Pengalaman ini merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak.
Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu
memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang
dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu
dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa
mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung,
maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya,
semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya
mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang
akan diperoleh siswa.
3. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Azhar (2007: 25-27) media pembelajaran mempunyai fungsi
dan manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
4. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Wina (2011: 172-173) media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Jika dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini
adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai
bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain
sebagainya.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan
lebih menarik sebab mengandung kedua unsur jenis media yang
pertama dan kedua.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke
dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti
radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari
hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus
menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke
dalam:
1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projectoruntuk memproyeksikan film
slide, overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,
Dalam penelitian ini, media yang dikembangkan termasuk ke dalam
kategori media visual, karena berdasarkan teori di atas dikatakan bahwa
media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara dan media ini berbentuk bahan yang dicetak.
5. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi
ajar tersebut secara mandiri (Prastowo, 2013: 204).
LKS merupakan media yang berguna untuk membantu siswa
belajar secara terarah dengan isi materi pelajaran yang lebih terstruktur
dan memudahkan siswa untuk mempelajari materi yang bersangkutan.
Pada saat yang bersamaan, siswa diberi tugas yang berkaitan dengan
materi yang sedang dipelajari.
6. Macam-macam Bentuk LKS
Menurut Prastowo (2013: 208-211) setiap LKS disusun dengan
materi-materi dan tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk
tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan
materi pada masing-masing LKS, maka LKS memiliki berbagai macam
bentuk, yaitu:
LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi
melakukan, mengamati, dan menganalisis. LKS ini rumusan berisi
langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk mengamati
fenomena hasil kegiatannya, yang kemudian siswa diberi
pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa untuk mengaitkan
fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan mereka
bangun dalam benak mereka.
b. LKS yang Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan
Berbagai Konsep yang telah Ditemukan
LKS ini berisi pemberian tugas kepada siswa untuk melakukan
diskusi, kemudian meminta siswa mereka untuk berlatih memberikan
kebebasan berpendapat yang bertanggungjawab.
c. LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar
LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam
buku. Siswa dapat akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika siswa
membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu
siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di
d. LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan
LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik
tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini lebih
mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat dalam buku pelajaran.
e. LKS yang Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum
LKS ini berisi petunjuk untuk praktikum.
Dalam penelitian ini, LKS yang dikembangkan termasuk ke dalam
kategori yang ke-3 yaitu LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.
LKS ini juga lebih mengarah untuk membangkitkan minat belajar siswa
dan membantu siswa dalam memahami dan menghafal materi
pembelajaran dengan mudah dan menarik.
7. Fungsi LKS
Menurut Prastowo (2013: 205-206), berdasarkan pengertian di atas
dapat diketahui bahwa LKS memiliki 4 fungsi:
a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun
lebih mengaktifkan siswa;
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi
yang diberikan;
d. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran kepada siswa.
8. Tujuan Penyusunan LKS
Menurut Prastowo (2013: 206) ada 4 poin yang menjadi tujuan
penyusunan LKS, yaitu:
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan;
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan;
c. Melatih kemandirian belajar siswa; dan
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.
9. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar
Menurut Prastowo (2013: 207-208) bahan ajar LKS terdiri atas
enam unsur utama, meliputi: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar
atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan
penilaian. Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS memuat paling
tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai,
waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Ditjen Dikdasmenum,
10. Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKS
Menurut Prastowo (2013: 211-215) berikut adalah langkah-langkah
penyusunan LKS menurut Diknas (2004):
Gambar 2.2 Langkah-langkah Penyusunan LKS menurut Diknas
a. Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam
penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan
materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS.
b. Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui
jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan Menulis LKS
Analisis Kurikulum
Menentukan judul-judul LKS Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Merumuskan KD
Memperhatikan struktur bahan ajar
LKS-nya. Sekuensi LKS sangat dibutuhkan dalam menentukan
prioritas penulisan. Langkah ini biasanya diawali dengan analisis
kurikulum dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan Judul-Judul LKS
Perlu diketahui bahwa judul LKS ditentukan atas dasar
kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi
dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi tersebut
tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi dasar dapat
dideteksi, antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi
pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi
tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun, apabila
kompetensi dasar itu bisa diuraikan lebih dari 4 MP, maka harus
dipikirkan kembali apakah kompetensi dasar itu perlu dipecah,
contohnya menjadi dua judul LKS. Jika judul-judul telah kita
tentukan, maka langkah selanjutnya yaitu mulai melakukan
penulisan.
d. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah
1) Merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi
dasar, dapat dilakukan dengan menurunkan rumusannya
langsung dari kurikulum yang berlaku.
2) Menentukan alat penilaian. Penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompetensi, maka alat yang cocok dan sesuai adalah
menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Dengan demikian guru dapat melakukan penilaian melalui proses
dan hasilnya.
3) Menyusun materi. Materi LKS dapat berupa informasi
pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi
yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber,
seperti: buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan
lain-lain. Selain itu, tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna
mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang
seharusnya siswa dapat melakukannya. Contohnya, tugas diskusi.
Agar siswa paham betul mengenai tugas yang diberikan kepada
mereka, judul diskusi harus diberikan secara jelas dan
didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok
diskusi, dan berapa lama waktu diskusinya.
4) Memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS terdiri atas enam
komponen, yaitu: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas
11. Mata Pelajaran Ekonomi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mata pelajaran berarti
pelajaran yang harus diajarkan/dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah
lanjutan (http://www.kamusbesar.com/54679/mata-pelajaran).
Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang
berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Secara garis besar
ekonomi berarti aturan rumah tangga
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi).
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan
konsumsi terhadap barang dan jasa. Inti dari masalah ekonomi yang
dihadapi manusia adalah kebutuhan manusia yang jumlahnya tak terbatas,
sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia yang jumlahnya terbatas.
Menurut Samuelson, ekonomi adalah suatu studi mengenai
individu-individu dan masyarakat yang membuat pilihan, dengan atau
tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang
terbatas, tetapi sumber daya tersebut dapat digunakan dalam berbagai cara
untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa
(
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/defenisi-ilmu-ekonomi-oleh-prof-p.html).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran ekonomi adalah
pelajaran yang harus diajarkan/dipelajari untuk sekolah lanjutan yang
produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa dimana hal
tersebut menyangkut kebutuhan manusia yang tidak terbatas, namun alat
pemuasnya terbatas.
12. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri merupakan dasar
dari arti minat tersebut. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat (Slameto, 2010: 180).
Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa yang
menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Karena pemusatan
perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa
tersebut untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan (Muhibbin, 2002: 136).
13. Penelitian dan Pengembangan
a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan. (Syaodih, 2007: 164)
Penelitian pengembangan menurut Borg and Gall (1983) didefinisikan sebagai suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. (Setyosari, 2010: 194)
Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut (Sugiyono, 2010: 407).
b. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Dalam Zainal (2011: 129-132), langkah-langkah penelitian dan
pengembangan menurut Borg and Gall meliputi 10 tahap, yaitu:
1. Research and Information Collecting
Peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi eksploratif untuk
mengkaji, menyelidiki, dan mengumpulkan informasi. Langkah
ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti: analisis kebutuhan, kajian
pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi permasalahan yang
dijumpai dalam pembelajaran, dan juga menghimpun data tentang
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran.
2. Planning
Peneliti membuat rencana desain pengembangan produk.
Aspek-aspek penting dalam rencana tersebut meliputi produk tentang
mengapa produk tersebut dianggap penting, di mana lokasi untuk
mengembangkan produk, dan bagaimana proses
pengembangannya.
3. Develop Pleminary Form of Product
Peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal (draft) yang
bersifat sementara.
4. Preliminary Field Testing
Peneliti melakukan uji coba terbatas mengenai produk awal di
lapangan yang melibatkan antara dua atau tiga sekolah dengan
subjek antara 10-15 orang.
5. Main Product Revision
Melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan
penyempurnaan terhadap produk utama, berdasarkan hasil uji
coba terbatas, termasuk hasil diskusi, observasi, wawancara, dan
angket.
6. Main Field Testing
Peneliti melakukan uji coba produk dalam skala yang lebih luas
dengan melibatkan antara lima sampai sepuluh sekolah dengan
subjek antara 30-100 orang.
7. Operational Product Revision
Melakukan revisi tahap kedua, yaitu memperbaiki dan
menyempurnakan produk berdasarkan masukan dan saran-saran
8. Operational Field Testing
Peneliti melakukan uji pelaksanaan lapangan dengan melibatkan
antara 10-30 sekolah dan antara 40-200 subjek.
9. Final Product Revision
Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan
masukan dalam uji pelaksanaan lapangan.
10. Dissemination and Implementation
Peneliti mendesiminasikan (menyebarluaskan) produk untuk
disosialisasikan kepada seluruh subjek melalui pertemuan dan
jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika sosialisasi
produk tersebut bersifat komersial.
Menurut Setyosari (2010: 200-204) dalam penelitian dan
pengembangan, terdapat 2 model penelitian, yaitu model konseptual
dan model prosedural. Dalam merancang sistem pembelajaran, model
yang sering dipakai adalah model prosedural. Di dalam model ini
terdapat macam-macam model sistem pembelajaran, diantaranya
model Kaufman, model Kemp, IDI, ADDIE, Dick and Carey, dan
lain-lain.
Di antara model-model di atas, salah satu model rancangan sistem
yang sering dipakai dalam penelitian dan pengembangan pendidikan
adalah model pendekatan sistem yang dirancang oleh Dick and Carey
1. Analisis kebutuhan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program
atau produk yang akan dikembangkan.
2. Analisis pembelajaran
Analisis pembelajaran mencakup keterampilan, proses, prosedur,
dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Analisis siswa dan konteks
Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal
siswa dalam latar pembelajaran.
4. Tujuan umum dan khusus
Menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik
yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional.
Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus
program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini
secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan
butir-butir tes.
5. Mengembangkan instrumen
Mengembangkan instrumen assessment, yang secara langsung
berkaitan dengan tujuan khusus, operasional.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik
untuk membantu siswa mencapai tujuan khusus.
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, yang dalam
hal ini berupa: bahan cetak, manual baik untuk siswa maupun
pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung
pencapaian tujuan.
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program
atau produk dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk
mendukung proses peningkatan efektivitas.
Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah
ini. Dick and Carey mengemukakan suatu proses evaluasi
formatif terdiri atas tiga langkah:
1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan
2) Uji coba kelompok kecil yang terdiri atas enam sampai
delapan subjek
3) Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subjek dalam
kelas
Selama uji coba ini, pengembang melakukan observasi dan
wawancara. Dengan demikian, pengembang melakukan
pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes, skala
9. Melakukan revisi
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur,
program atau produk, dikaitkan dengan langkah-langkah
sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama,
yaitu: tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku
awal, tujuan unjuk kerja, butir tes, strategi pembelajaran, dan
bahan-bahan pembelajaran.
10. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan
tingkat efektivitas program secara keseluruhan dibandingkan
dengan program lain.
14. Evaluasi Media Pembelajaran
Dalam pengembangan media pembelajaran, evaluasi terdiri dari dua cara
(Sadiman, dkk, 2009: 183):
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data
tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk ke
dalamnya media). Data-data tersebut digunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat berguna lebih
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif merupakan proses untuk mengumpulkan data
dalam rangka menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan
dalam situasi-situasi tertentu. Di samping itu, untuk menentukan apakah
media tersebut benat-benar efektif seperti yang dilaporkan.
Dalam mengevaluasi media pembelajaran, ada beberapa komponen
yang perlu diperhatikan. Komponen-komponen untuk mengevaluasi media
pembelajaran tersebut disampaikan oleh Walker dan Hess (1984:206)
berdasarkan kepada kualitas, yang meliputi (Cecep dan Sutjipto, 2011:
145):
1) Kualitas isi dan tujuan - Ketepatan
- Kepentingan - Kelengkapan
- Minat atau perhatian
- Keadaan dengan situasi siswa
2) Kualitas pembelajaran
- Memberikan kesempatan belajar - Memberikan bantuan untuk belajar - Kualitas memotivasi
- Fleksibilitas pembelajarannya
- Hubungan dengan program pembelajaran lainnya - Kualitas sosial interaksi pembelajarannya
- Kualitas tes dan penilaiannya - Dapat memberi dampak bagi siswa
- Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada dua penelitian yang dianggap oleh peneliti relevan dengan
penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Esti Windarti (2012) dan
Agung Nugroho (2013).
Skripsi berjudul Efektivitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Ditinjau dari Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa di Kelas VIIIC
SMPN 2 Paliyan pada Pembelajaran Pokok Bahasan Prisma dan Limasyang
disusun oleh Esti Windarti (2012) bertujuan untuk mengasilkan media LKS
untuk pembelajaran pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIIIC SMPN 2
Paliyan. Penelitian ini membuktikan bahwa, (1) penggunaan LKS efektif
digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIC SMPN
2 Paliyan pada pembelajaran pokok bahasan Prisma dan Limas. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor motivasi belajar siswa naik 8,3% dan
persentase jumlah siswa yang motivasinya mengalami peningkatan sebanyak
86,4%. Dari hasil wawancara menyatakan bahwa siswa termotivasi untuk
belajar matematika dengan menggunakan LKS, (2) penggunaan LKS efektif
digunakan dalam mendukung aktivitas belajar siswa di kelas VIIIC SMPN 2
Paliyan pada pembelajaran pokok bahasan Prisma dan Limas. Hasil
pengamatan aktivitas belajar menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan LKS tergolong aktif. Frekuensi aktivitas belajar pada
pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat masing-masing sebesar
69,1%, 74,1%, 72,3% dan 74,5%, (3) penggunaan LKS efektif digunakan
pembelajaran pokok bahasan Prisma dan Lisma. Persentase jumlah siswa
yang tuntas atau memenuhi KKM sebanyak 77,3%.
Skripsi berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
Media Gambar untuk Membantu Siswa Kelas XI IPS Memahami materi
Analisis Transaksi Keuangan Perusahaan Jasa yang disusun oleh Agung
Nugroho (2013) bertujuan untuk menghasilkan media LKS yang berguna
untuk membantu siswa kelas XI IPS memahami materi pembelajaran pokok
bahasan analisis transaksi keuangan perusahaan jasa. Hasil penelitian
menunjukkan LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi
analisis transaksi keuangan perusahaan jasa kelas XI IPS SMA. Hal tersebut
ditunjukkan dengan (1) hasil penilaian dari ahli materi, kualitas LKS
bergambar ditinjau dari aspek pembelajaran dan aspek isi termasuk dalam
kategori “sangat baik”dengan rerata skor sebesar 4,38; (2) hasil penilaian dari
ahli media pembelajaran kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek tampilan
dan aspek penyajian termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor
sebesar 3,95; (3) hasil penilaian dari guru mata pelajaran, kualitas LKS
bergambar ditinjau dari aspek pembelajaran dan aspek isi termasuk dalam
kategori “sangat baik” dengan rerata skor 4,48; (4) hasil penilaian dari siswa
pada uji coba perorangan, kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek
keseluruhan aspek penilaian termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan
rerata skor 4,32; (5) hasil penilaian dari siswa pada uji coba kelompok kecil,
kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek penilaian termasuk dalam
pada uji coba kelompok besar, kualitas LKS bergambar ditinjau dari
keseluruhan aspek penilaian termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau dengan
kata lain disebut dengan Research and Development (R&D). Penelitian
dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Borg and Gall).
Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural, yaitu
model yang berupa urutan langkah-langkah yang diikuti secara bertahap
dari awal hingga akhir. Dalam penelitian ini akan mengembangkan sebuah
produk yaitu Lembar Kerja Siswa untuk siswa SMA kelas X yang berisi
mengenai materi bank, lembaga keuangan bank, bank sentral, dan otoritas
jasa keuangan.
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan ini didasarkan pada
langkah-langkah desain pembelajaran dengan pendekatan sistem yang
dikemukakan oleh Dick and Carey. Prosedur penelitian dan
pengembangan tersebut meliputi: (1) Analisis kebutuhan; (2) Analisis
pembelajaran; (3) Analisis siswa dan konteks; (4) Merumuskan tujuan
umum dan khusus; (5) Mengembangkan instrumen; (6) Mengembangkan
pembelajaran; (8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif; (9)
Melakukan revisi. Maka langkah-langkah prosedur pengembangan akan
tampak sebagai berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran LKS Tahap 1
Analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan
Tahap 2
Menganalisis pembelajaran dan siswa, kemudian mengembangkan kompetensi pembelajaran, serta membuat instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan
siswa setelah mengikuti pembelajaran ekonomi dengan menggunakan LKS
Tahap 3
Mengembangkan strategi pembelajaran, kemudian mengembangkan materi pembelajaran.
Uji Coba dan Revisi Produk
Validasi ahli materi, ahli media, dan guru mata pelajaran
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X
Tahap 4
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak
produk LKS dan sejauh mana produk yang dihasilkan tersebut dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba merupakan suatu hal yang penting dalam tahap uji
coba. Pada tahap uji coba, produk akan dievaluasi melalui beberapa
tahap agar menghasilkan produk yang benar-benar layak untuk
mendukung pembelajaran. Sebelum dilakukan uji coba, terlebih dahulu
dilakukan validasi produk oleh para ahli.
a. Validasi
Validasi dilakukan oleh 2 ahli yaitu ahli materi dan ahli media.
Validasi oleh ahli materi bertujuan untuk mengetahui seberapa
layak LKS yang dikembangkan dilihat dari aspek materi sehingga
dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Validasi oleh ahli
media bertujuan untuk mengetahui seberapa layak LKS yang
dikembangkan dilihat pada aspek media sehingga dapat digunakan
untuk proses pembelajaran.
b. Uji Coba Perorangan
Uji coba perorangan dilakukan pada tiga siswa untuk
mengetahui layak tidaknya produk media LKS yang dikembangkan
dan untuk mendapatkan kritik dan saran yang berkaitan dengan