• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi."

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI

Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan mengembangkan lembar kerja siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi bagi siswa SMA kelas X IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan terdiri dari enam tahap, yaitu analisis kebutuhan, perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk awal, tahap validasi dan revisi produk, tahap uji coba dan revisi produk, dan penyempurnaan produk akhir. Validasi dilakukan oleh satu ahli materi, satu ahli media pembelajaran, dan satu guru mata pelajaran. Uji coba dilakukan tiga kali, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.

(2)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF WORKSHEET TO INCREASESTUDENT’S

LEARNING INTEREST IN LEARNING ECONOMICS

Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims for developing worksheet to increasestudent’s learning interest in learningeconomics for the tenth grade students of Social Sciences Department.

The research is a kind of observational and developmental activity.The procedure of the development consists of six stages, they were an analysis of requirement, a plan of product elaboration, an elaboration of initial product, a validation stage and product revision, trial and error and product revision, and a finishing of the last product. The validationwas done by one professional, one expert of learning media, and one teacher of a particular subject.Trial and error process weredone three times,they were personally test, small group test, and big group test. The instruments for collecting data were questionnaire and interview.Datawere analyzed descriptively.

(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh :

Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti

101334012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santa Elisabeth

Mbah Kakung + Uti Soetoro, Mbah Kakung + Uti Somawiharjo

Bapak Yustinus Antonius dan Ibu Maria Rini

Mbak Dani dan Mbak Dian

Tante Lucia dan Om Loren

Agnes, Mitha, Dian, Rani, Yoka, Putri

Teman-teman PAK 2010

Almamaterku

(7)

v

MOTTO

Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya.

(matius 21 : 22)

Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku dan yang

kucemaskan itulah yang mendatangi aku.

(kitab ayub 3 : 25)

Hanya orang minder, pemalas, dan jauh dari Tuhan yang

mempercayai ramalan nasib.

(8)
(9)
(10)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI

Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan mengembangkan lembar kerja siswa untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi bagi siswa SMA kelas X IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan terdiri dari enam tahap, yaitu analisis kebutuhan, perencanaan pengembangan produk, pengembangan produk awal, tahap validasi dan revisi produk, tahap uji coba dan revisi produk, dan penyempurnaan produk akhir. Validasi dilakukan oleh satu ahli materi, satu ahli media pembelajaran, dan satu guru mata pelajaran. Uji coba dilakukan tiga kali, yaitu uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif.

(11)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF WORKSHEET TO INCREASE STUDENT’S LEARNING INTEREST IN LEARNING ECONOMICS

Elisabeth Pawestri Ardi Harjanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims for developing worksheet to increase student’s learning interest in learning economics for the tenth grade students of Social Sciences Department. process were done three times, they were personally test, small group test, and big group test. The instruments for collecting data were questionnaire and interview. Data were analyzed descriptively.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

(17)

xv

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 6

F. Manfaat Pengembangan ... 7

G. Definisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 10

1. Pengertian Media ... 10

2. Pentingnya Media Pembelajaran ... 11

3. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran ... 16

4. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran ... 17

5. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 19

6. Macam-macam Bentuk LKS ... 19

7. Fungsi LKS ... 21

8. Tujuan Penyusunan LKS ... 22

9. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar ... 22

10. Langkah-langkah Aplikatif Membuat LKS ... 23

11. Mata Pelajaran Ekonomi ... 26

12. Minat ... 27

13. Penelitian dan Pengembangan ... 27

14. Evaluasi Media Pembelajaran ... 33

(18)

xvi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan ... 38

B. Prosedur Pengembangan ... 38

C. Uji Coba Produk ... 40

D. Jenis Data ... 42

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Deskripsi Produk Awal ... 49

B. Data Validasi, Uji Coba dan Revisi Produk ... 50

1. Data Validasi Ahli Materi ... 53

a. Data Validasi dan Revisi dari Ahli Materi ... 53

1) Validasi dan Revisi dari Ahli Materi Tahap 1 ... 53

2) Validasi dan Revisi dari Ahli Materi Tahap 2 ... 70

b. Data Validasi dan Revisi dari Guru Mata Pelajaran ... 74

1) Validasi dan Revisi dari Guru Mata Pelajaran ... 75

2. Data Validasi Ahli Media ... 81

a. Validasi dan Revisi dari Ahli Media Tahap 1 ... 81

b. Validasi dan Revisi dari Ahli Media Tahap 2 ... 97

3. Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 98

a. Data Uji Coba Perorangan ... 98

(19)

xvii

c. Data Uji Coba Kelompok Besar ... 102

C. Analisis Data Hasil Validasi ... 104

1. Analisis Data dari Ahli Materi ... 104

a. Analisis Data Validasi Ahli Materi Tahap 1 ... 104

b. Analisis Data Validasi Ahli Materi Tahap 2 ... 107

2. Analisis Data dari Guru Mata Pelajaran ... 109

a. Analisis Data Validasi Guru Mata Pelajaran ... 109

3. Analisis Data dari Ahli Media ... 112

a. Analisis Data Validasi Ahli Media Tahap 1 ... 112

b. Analisis Data Validasi Ahli Media Tahap 2 ... 115

D. Analisis Data Hasil Uji Coba Produk ... 117

1. Analisis Data dari Uji Coba Perorangan ... 117

2. Analisis Data dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 120

3. Analisis Data dari Uji Coba Lapangan ... 122

E. Kajian Produk Akhir ... 125

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 130

B. Keterbatasan ... 131

C. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

LAMPIRAN... 136

(20)

xviii

Lampiran 2 Analisis Kebutuhan Guru ... 145

Lampiran 3 Analisis Kebutuhan Siswa ... 147

Lampiran 4 Lembar Kuesioner Ahli Materi... 149

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Ahli Media ... 153

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Guru Mata Pelajaran ... 157

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Uji Coba Perorangan... 161

Lampiran 8 Lembar Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil ... 164

Lampiran 9 Lembar Kuesioner Uji Coba Kelompok Besar... 167

Lampiran 10 Panduan Wawancara Uji Coba Perorangan... 170

Lampiran 11 Panduan Wawancara Uji Coba Kelompok Kecil ... 171

Lampiran 12 Panduan Wawancara Uji Coba Kelompok Besar ... 172

Lampiran 13 Hasil Validasi Ahli Materi A. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap 1 ... 173

B. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap 2 ... 177

Lampiran 14 Hasil Validasi Ahli Media A. Hasil Validasi Ahli Media Tahap 1 ... 181

B. Hasil Validasi Ahli Media Tahap 2 ... 185

Lampiran 15 Hasil Validasi Guru Mata Pelajaran ... 189

Lampiran 16 Hasil Uji Coba Perorangan ... 193

Lampiran 17 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil ... 196

Lampiran 18 Hasil Uji Coba Kelompok Besar ... 199

(21)

xix

A. Rekapitulasi Data Uji Coba Perorangan ... 202

B. Rekapitulasi Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 203

C. Rekapitulasi Data Uji Coba Kelompok Besar ... 204

Lampiran 20 Wawancara Uji Coba A. Wawancara Uji Coba Perorangan ... 206

B. Wawancara Uji Coba Kelompok Kecil ... 207

C. Wawancara Uji Coba Kelompok Besar ... 208

Lampiran 21 Daftar Presensi Siswa A. Daftar Presensi Uji Coba Perorangan ... 209

B. Daftar Presensi Uji Coba Kelompok Kecil ... 210

C. Daftar Presensi Uji Coba Kelompok Besar ... 211

Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian ... 212

(22)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran untuk Ahli Materi ... 43

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Aspek Isi untuk Ahli Materi ... 44

Tabel 3.3 Indikator Penilaian Aspek Tampilan untuk Ahli Media ... 45

Tabel 3.4 Indikator Penilaian Aspek Penyajian untuk Ahli Media... 45

Tabel 3.5 Indikator Penilaian Aspek Pembelajaran untuk Guru Mata Pelajaran... 46

Tabel 3.6 Indikator Penilaian Aspek Isi untuk Guru Mata Pelajaran ... 46

Tabel 3.7 Komponen dan Indikator Penilaian untuk Uji Coba Perorangan,

Kelompok Kecil, dan Kelompok Besar ... 47

Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan

(PAP)... 48

Tabel 4.1 Nama-nama Ahli dan Guru Mata Pelajaran ... 50

Tabel 4.2 Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 53

Tabel 4.3 Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 53

Tabel 4.4 Hasil Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 55

Tabel 4.5 Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 70

Tabel 4.6 Hasil Validasi Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 71

Tabel 4.7 Hasil Validasi Aspek Pembelajaran oleh Guru Mata Pelajaran... 75

Tabel 4.8 Hasil Validasi Aspek Isi olehi Guru Mata Pelajaran ... 76

(23)

xxi

Tabel 4.10 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Media Tahap 1... 82

Tabel 4.11 Hasil Validasi Aspek Tampilan oleh Ahli Media Tahap 2 ... 97

Tabel 4.12 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Ahli Media Tahap 2... 97

Tabel 4.13 Contoh Hasil Penilaian LKS oleh Siswa pada Uji Coba Perorangan ... 99

Tabel 4.14 Contoh Hasil Penilaian LKS oleh Siswa pada Uji Coba Kelompok

Kecil ... 101

Tabel 4.15 Contoh Hasil Penilaian LKS oleh Siswa pada Uji Coba Kelompok

Besar... 103

Tabel 4.16 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi

Tahap 1... 105

Tabel 4.17 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 106

Tabel 4.18 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi

Tahap 2... 107

Tabel 4.19 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 108

Tabel 4.20 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Guru Mata

Pelajaran ... 110

Tabel 4.21 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi oleh Guru Mata Pelajaran ... 111

Tabel 4.22 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan oleh Ahli Media

Tahap 1... 112

Tabel 4.23 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Penyajian oleh Ahli Media

(24)

xxii

Tabel 4.24 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan oleh Ahli Media

Tahap 2... 115

Tabel 4.25 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Penyajian oleh Ahli Media

Tahap 2... 116

Tabel 4.26 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba Perorangan ... 118

Tabel 4.27 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada Uji Coba

Perorangan... 119

Tabel 4.28 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba Kelompok

Kecil ... 120

Tabel 4.29 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada Uji Coba

Kelompok Kecil ... 121

Tabel 4.30 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Isi pada Uji Coba Kelompok

Besar... 123

Tabel 4.31 Hasil analisis Data Penilaian Aspek Tampilan pada Uji Coba

Kelompok Besar... 124

Tabel 4.32 Hasil Wawancara dari Uji Coba Perorangan, Uji Coba Kelompok

(25)

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 13

Gambar 2.2 Langkah-langkah Penyusunan LKS menurut Diknas ... 23

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran LKS ... 39

Gambar 4.1 Tampilan KD dan Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi ... 57

Gambar 4.2 Tampilan KD dan Tujuan Pembelajaran Setelah Revisi ... 58

Gambar 4.3 Tampilan Ringkasan Materi ... 60

Gambar 4.4 Tampilan Sub Bab Materi Setiap Latihan Soal Sebelum Revisi ... 62

Gambar 4.5 Tampilan Sub Bab Materi Setiap Latihan Soal Setelah Revisi ... 64

Gambar 4.6 Tampilan Penulisan Jawaban Sebelum Revisi ... 65

Gambar 4.7 Tampilan Penulisan Jawaban Setelah Revisi ... 65

Gambar 4.8 Tampilan Soal Kalimat Acak Sebelum Revisi ... 66

Gambar 4.9 Tampilan Soal Kalimat Acak Setelah Revisi ... 66

Gambar 4.10 Tampilan Pilihan Jawaban Soal Pilihan Ganda Sebelum Revisi ... 68

Gambar 4.11 Tampilan Pilihan Jawaban Soal Pilihan Ganda Setelah Revisi... 69

Gambar 4.12 Tampilan Definisi Bank Pada Peta Konsep Sebelum Revisi ... 72

Gambar 4.13 Tampilan Definisi Bank Pada Peta Konsep Setelah Revisi ... 72

Gambar 4.14 Tampilan Jenis-jenis Bank Sebelum Revisi ... 73

Gambar 4.15 Tampilan Jenis-jenis Bank Setelah Revisi ... 73

(26)

xxiv

Gambar 4.17 Tampilan Macam-macam LKBB Setelah Revisi ... 74

Gambar 4.18 Tampilan Soal Teka-Teki Silang Sebelum Revisi ... 77

Gambar 4.19 Tampilan Soal Teka-Teki Silang Setelah Revisi... 77

Gambar 4.20 Tampilan Soal Pilihan Ganda Pada Latihan Soal Evaluasi Sebelum

Revisi ... 79

Gambar 4.21 Tampilan Soal Pilihan Ganda Pada Latihan Soal Evaluasi Setelah

Revisi ... 80

Gambar 4.22 Tampilan Tulisan KI dan Tujuan Pembelajaran Sebelum Revisi ... 82

Gambar 4.23 Tampilan Tulisan KI dan Tujuan Pembelajaran Setelah Revisi ... 83

Gambar 4.24 Tampilan Contoh Beberapa Bagian Sebelum Revisi ... 83

Gambar 4.25 Tampilan Contoh Beberapa Bagian Setelah Revisi ... 83

Gambar 4.26 Tampilan Petunjuk Penggunaan LKS Nomor 5 Sebelum Revisi... 84

Gambar 4.27 Tampilan Petunjuk Penggunaan LKS Nomor 5 Setelah Revisi ... 84

Gambar 4.28 Tampilan Halaman Awal Latihan Soal 1-4 Sebelum Revisi... 84

Gambar 4.29 Tampilan Halaman Awal Latihan Soal 1-4 Setelah Revisi... 85

Gambar 4.30 Tampilan Tabel Ketentuan Penskoran Sebelum Revisi ... 85

Gambar 4.31 Tampilan Tabel Ketentuan Penskoran Setelah Revisi ... 86

Gambar 4.32 Tampilan Tabel Teka-Teki Silang Sebelum Revisi ... 86

Gambar 4.33 Tampilan Tabel Teka-Teki Silang Setelah Revisi... 87

Gambar 4.34 Tampilan Pernyataan Sebelum Revisi... 87

Gambar 4.35 Tampilan Pernyataan Setelah Revisi... 88

(27)

xxv

Gambar 4.37 Tampilan Perintah Soal Setelah Revisi ... 88

Gambar 4.38 Tampilan Berita Sebelum Revisi... 88

Gambar 4.39 Tampilan Berita Setelah Revisi... 89

Gambar 4.40 Tampilan Tempat Jawaban Soal Latihan OJK Sebelum Revisi... 89

Gambar 4.41 Tampilan Tempat Jawaban Soal Latihan OJK Setelah Revisi ... 90

Gambar 4.42 Tampilan Pilihan Jawaban Sebelum Revisi ... 90

Gambar 4.43 Tampilan Pilihan Jawaban Setelah Revisi ... 91

Gambar 4.44 Tampilan Titik-Titik Sebelum Revisi ... 91

Gambar 4.45 Tampilan Titik-Titik Setelah Revisi... 91

Gambar 4.46 Tampilan Soal Pada Latihan Soal Evaluasi Sebelum Revisi ... 92

Gambar 4.47 Tampilan Soal Pada Latihan Soal Evaluasi Setelah Revisi... 92

Gambar 4.48 Tampilan Background Sebelum Revisi... 93

Gambar 4.49 Tampilan Background Setelah Revisi ... 94

Gambar 4.50 Tampilan Tulisan Sebelum Revisi ... 95

Gambar 4.51 Tampilan Tulisan Setelah Revisi... 96

Gambar 4.52 Tampilan Perintah Kalimat Acak Sebelum Revisi... 100

Gambar 4.53 Tampilan Perintah Kalimat Acak Setelah Revisi ... 100

Gambar 4.54 Tampilan Pengetikan Pilihan Jawaban Soal Labirin Sebelum Revisi... 102

Gambar 4.55 Tampilan Pengetikan Pilihan Jawaban Soal Labirin Setelah Revisi... 102

Gambar 4.56 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

(28)

xxvi

Gambar 4.57 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi

Oleh Ahli Materi Tahap 1 ... 107

Gambar 4.58 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Pembelajaran Oleh Ahli Materi Tahap 2... 108

Gambar 4.59 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi

Oleh Ahli Materi Tahap 2 ... 109

Gambar 4.60 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Pembelajaran Oleh Guru Mata Pelajaran ... 110

Gambar 4.61 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi

Oleh Guru Mata Pelajaran ... 112

Gambar 4.62 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Tampilan Oleh Ahli Media Tahap 1... 113

Gambar 4.63 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Penyajian Oleh Ahli Media Tahap 1 ... 114

Gambar 4.64 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Tampilan Oleh Ahli Media Tahap 2... 116

Gambar 4.65 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Penyajian Oleh Ahli Media Tahap 2 ... 117

Gambar 4.66 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi

dari Uji Coba Perorangan ... 118

Gambar 4.67 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

(29)

xxvii

Gambar 4.68 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi

dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 121

Gambar 4.69 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

Tampilan dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 122

Gambar 4.70 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek Isi

dari Uji Coba Kelompok Besar ... 123

Gambar 4.71 Gambar Diagram Batang Hasil Analisis Data Penilaian Aspek

(30)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di jaman yang sangat modern ini, semakin terasa kalau manusia itu

berada dalam tekanan berbagai masalah. Semakin maju jaman, maka

sudah pasti dibutuhkan sumber daya manusia yang lebih baik pula.

Berbagai tuntutan menghampiri manusia setiap waktunya, maka dari itu

diharapkan manusia saat ini tidak hanya menekankan pada bidang

keilmuwan saja tetapi juga dituntut terampil dalam teknologi. Dari

berbagai macam tuntutan itu, terkadang memunculkan masalah, dimana

masalah tersebut harus segera terselesaikan. Masalah yang dihadapi tidak

hanya permasalahan sosial-ekonomi, namun masih banyak sekali

permasalahan yang dihadapi manusia saat ini, dan untuk menyelesaikan

semua masalah tersebut harus didukung pula dengan pendidikan yang

berkualitas. Sejak dahulu pendidikan merupakan suatu hal yang dianggap

sangat penting untuk bekal manusia menghadapi kehidupan yang akan

datang. Melalui pendidikan manusia bisa mendapatkan berbagai

pengetahuan guna menjadikan manusia semakin berkembang.

Dengan berjalannya waktu, pendidikan yang berkualitas tidak

hanya didapat melalui guru saja namun juga didapat dari fasilitas

penunjang yang dapat membantu siswa dalam belajar. Fasilitas tersebut

(31)

pembelajaran. Namun pada kenyataannya belum banyak media

pembelajaran yang menarik dan inovatif, sehingga membuat siswa malas

untuk belajar.

Di lingkungan pendidikan khususnya sekolah, sebenarnya sudah

banyak sekali alat bantu belajar yang digunakan untuk membantu siswa

belajar, diantaranya buku cetak, modul, LKS (Lembar Kerja Siswa),

handout, powerpoint dan lain-lain. Akan tetapi, semuanya itu belum

mempunyai manfaat yang maksimal sebagai penunjang belajar para siswa.

Hal itu disebabkan karena alat-alat bantu belajar tersebut dirasa belum

mempunyai sebuah inovasi yang dapat membangkitkan minat siswa untuk

belajar.

Salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan dan sangat

identik dengan sarana belajar siswa adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).

Menurut salah satu guru yang telah berpengalaman, LKS atau Lembar

Kerja Siswa merupakan lembar kerja yang berisi kegiatan-kegiatan siswa

dan latihan-latihan soal yang berguna untuk menggali pengetahuan serta

dapat membantu siswa untuk menemukan kesimpulan dari materi yang

diajarkan, sehingga siswa diajak lebih mandiri dan proses pembelajaran

tidak hanya terfokus pada metode ceramah guru.

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa, khususnya

siswa Sekolah Menengah Atas adalah mata pelajaran ekonomi. Selama ini

pembelajaran ekonomi dianggap pembelajaran yang membosankan karena

(32)

monoton sehingga materi sulit untuk dipahami oleh anak. Siswa pun

menjadi cenderung tidak tertarik untuk belajar ekonomi. Maka dari itu

sangat menarik apabila pembelajaran ekonomi dikemas ke dalam sebuah

lembar kerja siswa atau yang biasa disebut dengan LKS yang

dikombinasikan dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang

menarik.

Berdasarkan penuturan yang disampaikan oleh salah satu guru di

Sekolah Menengah Atas Santo Mikael, mengatakan bahwa LKS yang ada

di sekolah-sekolah saat ini cenderung mempunyai kualitas yang kurang

baik. Dikatakan pula bahwa LKS yang ada sekarang juga banyak yang

hanya “asal-asalan”. Dari segi isi kurang variatif, materi juga kurang baik

karena kata-kata yang ditulis sulit dipahami oleh siswa, dari segi penulisan

juga terkadang kurang jelas cetakannya, dan masih banyak lagi

permasalahan yang bersangkutan dengan kualitas LKS saat ini.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh salah satu guru di Sekolah

Menengah Atas Tarakanita Magelang, mengatakan bahwa LKS yang ada

saat ini belum mempunyai kualitas yang baik karena belum mencerminkan

sebuah lembar kerja melainkan hanya ringkasan materi beserta latihan soal

yang kurang variatif. Menurut guru tersebut LKS merupakan lembar kerja

yang berisi macam-macam latihan soal yang berguna untuk menggali

pengetahuan siswa serta membantu siswa untuk menemukan kesimpulan

dari materi yang diajarkan, dimana lembar kerja tersebut juga disertai

(33)

pembelajaran tidak hanya terfokus pada guru saja (ceramah). Kegiatan

tersebut dilakukan dengan cara berdiskusi dan didukung dengan

latihan-latihan soal yang bervariatif. Dengan begitu pengetahuan siswa lebih

tergali dan siswa lebih tertarik untuk belajar ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas jelas tampak bahwa permasalahan yang

timbul dari LKS yang ada sekarang dikarenakan belum diperhatikannya

kebutuhan siswa akan LKS yang dapat menarik minat siswa, dimana LKS

tersebut juga merupakan sebuah sarana pendukung dalam belajar. Maka

dari itu, sangatlah perlu dilakukannya pengembangan untuk membuat

lembar kerja siswa yang lebih menarik sehingga dapat meningkatkan

minat belajar siswa.

Metode belajar diskusi yang dikombinasikan dengan model

pembelajaran yang sudah biasa diterapkan selama proses belajar mengajar,

akan menjadi bagian dari LKS yang dikembangkan ini. Tidak hanya itu,

berdasarkan penuturan yang dilontarkan oleh para siswa, mereka

menginginkan sebuah inovasi di dalam LKS yaitu permainan. Maka dari

itu, beberapa permainan juga akan menjadi bagian dari isi LKS yang

dikembangkan ini. Diharapkan dengan inovasi yang diterapkan dalam

LKS ini akan menjadi sebuah hal yang baru karena memang belum banyak

dijumpai LKS yang dikombinasikan dengan metode diskusi dan

permainan, sehingga hal tersebut akan lebih menarik minat siswa untuk

(34)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian pengembangan untuk mengembangkan media LKS dengan

judul " Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan

Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan

masalahnya yaitu “Seperti apakah Lembar Kerja Siswa yang layak

digunakan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X dalam

pembelajaran ekonomi?”

C. Batasan Masalah

Mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA memiliki banyak materi

yang terbagi ke dalam beberapa kompetensi dasar. Penulis memilih satu

topik materi yang terdiri dari 2 kompetensi dasar, yaitu: “Mendeskripsikan

bank, lembaga keuangan bukan bank, OJK dan bank sentral” dan

“Menyajikan peran dan produk bank, lembaga keuangan bukan bank,

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Sental”.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja

Siswa yang layak digunakan dan dapat meningkatkan minat siswa kelas X

(35)

“Mendeskripsikan bank, lembaga keuangan bukan bank, OJK dan bank

sentral” dan “Menyajikan peran dan produk bank, lembaga keuangan

bukan bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Sental”.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Dalam penelitian ini, diharapkan produk dapat bermanfaat untuk

membantu siswa dalam belajar. Oleh karena itu produk ini mempunyai

spesifikasi produk sebagai berikut:

1. Produk ini dirancang untuk membantu siswa dalam belajar materi mata

pelajaran ekonomi, khususnya pada materi tentang bank, lembaga

keuangan bukan bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank sentral.

2. Produk ini berisi kompetensi dasar yang akan dicapai, petunjuk

penggunaan LKS, peta konsep mengenai materi yang sesuai dengan

kompetensi dasar yang akan dicapai, dan langkah-langkah diskusi

ketika mengerjakan soal latihan.

3. Latihan-latihan soal dalam produk ini disajikan dengan beberapa

gambar dan permainan.

4. Produk ini digunakan untuk memfasilitasi siswa berdiskusi secara

(36)

F. Manfaat Pengembangan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi

peneliti dalam mengembangkan dan menghasilkan media

pembelajaran yang menarik, sehingga mampu meningkatkan minat

siswa untuk belajar mata pelajaran ekonomi.

2. Bagi Guru

Media LKS ini diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai

media pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi sehingga dapat

membantu guru dalam membangkitkan minat siswa dalam belajar mata

pelajaran ekonomi dan tujuan pembelajaran tercapai.

3. Bagi Siswa

Media LKS yang dikombinasikan dengan permainan ini

diharapkan dapat membangkitkan minat dan menimbulkan perasaan

senang pada siswa dalam belajar mata pelajaran ekonomi sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4. Bagi Sekolah

Pengembangan media LKS ini diharapkan dapat digunakan

(37)

5. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa

selanjutnya yang akan melakukan penelitian dan pengembangan media

pembelajaran yang lebih inovatif.

G. Definisi Istilah

1. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development

(R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk

mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk

yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa yaitu materi ajar yang sudah dikemas

sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari

materi ajar tersebut secara mandiri.

3. Mata Pelajaran Ekonomi

Mata pelajaran ekonomi adalah pelajaran yang harus

diajarkan/dipelajari untuk sekolah lanjutan yang mempelajari

mengenai aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,

(38)

4. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

(39)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harafiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai

alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,

dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses

pembelajaran.

Robertus dan Kosasih (2007: 11) mengungkapkan media adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan

dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,

dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses

pembelajaran pada diri siswa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua

alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar

untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru

(40)

2. Pentingnya Media Pembelajaran

Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar

siswa belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui

pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan tidak

langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh

melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar

siswa belajar bagaimana mengoperasikan komputer, maka guru

menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki

keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru

membimbing siswa menggunakan kendaraan yang sebenarnya, dan

lain-lain.

Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran

dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana

kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing

siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia

hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara

kerja jantung ketika memompakan darah. Untuk memberikan pengalaman

belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti film atau

foto-foto dan lain sebagainya. Pengalaman belajar tersebut dapat dikatakan

sebagai pengalaman tidak langsung.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar itu bisa didapatkan dari 2

(41)

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan

pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah

kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of

experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut

secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar

siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu

memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa

dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang

dipelajari. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka

semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya,

semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit

(42)

Gambar untuk kerucut pengalaman Dale ditunjukkan di bawah ini:

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam

kerucut pengalaman di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengalaman Langsung

Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa

sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan

sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.

Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari

tanpa menggunakan perantara.

verbal

Lambang

visual

radio

film

televisi

Karyawisata

Demonstrasi

Pengalaman melalui drama

Pengalaman melalui benda tiruan

Pengalaman langsung abstrak

(43)

b. Pengalaman Tiruan

Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda

atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaaan yang

sebenarnya.

c. Pengalaman melalui Drama

Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari

kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan

menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai.

d. Pengalaman melalui Demonstrasi

Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian

informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara

langsung dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam

situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya

melihat peragaan orang lain.

e. Pengalaman Wisata

Pengalaman ini diperoleh melalui kunjungan wisata ke suatu objek

yang ingin dipelajari.

f. Pengalaman melalui Pameran

Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin

dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat, atau

benda-benda bersejarah, dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara

(44)

g. Pengalaman melalui Televisi

Pengalaman ini merupakan pengalaman tidak langsung, sebab

televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat

menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh

sesuai dengan program yang dirancang.

h. Pengalaman melalui Gambar Hidup dan Film

Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang

diproyesikan pada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan

mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan

belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.

i. Pengalaman melalui Radio, Tape Recorder, dan Gambar

Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan

pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah

satu indera saja yaitu indera pendengaran atau indera penglihatan

saja.

j. Pengalaman melalui Lambang-lambang Visual

Contoh dari lambang visual adalah grafik, gambar, dan bagan.

Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan

pengetahuan yang lebih luas kepada siswa.

k. Pengalaman melalui Verbal

Pengalaman ini merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak.

Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik

(45)

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu

memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa

dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang

dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu

dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa

mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung,

maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya,

semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya

mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang

akan diperoleh siswa.

3. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Azhar (2007: 25-27) media pembelajaran mempunyai fungsi

dan manfaat, diantaranya sebagai berikut:

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan

hasil belajar.

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan

siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan

(46)

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata,

kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

4. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Menurut Wina (2011: 172-173) media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi:

a. Jika dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau

media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan

rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini

adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai

bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain

sebagainya.

3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,

(47)

lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan

lebih menarik sebab mengandung kedua unsur jenis media yang

pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke

dalam:

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti

radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari

hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus

menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke

dalam:

1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian

memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk

memproyeksikan film, slide projectoruntuk memproyeksikan film

slide, overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan

transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka

media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

2) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,

(48)

Dalam penelitian ini, media yang dikembangkan termasuk ke dalam

kategori media visual, karena berdasarkan teori di atas dikatakan bahwa

media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara dan media ini berbentuk bahan yang dicetak.

5. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa yaitu materi ajar yang sudah dikemas

sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi

ajar tersebut secara mandiri (Prastowo, 2013: 204).

LKS merupakan media yang berguna untuk membantu siswa

belajar secara terarah dengan isi materi pelajaran yang lebih terstruktur

dan memudahkan siswa untuk mempelajari materi yang bersangkutan.

Pada saat yang bersamaan, siswa diberi tugas yang berkaitan dengan

materi yang sedang dipelajari.

6. Macam-macam Bentuk LKS

Menurut Prastowo (2013: 208-211) setiap LKS disusun dengan

materi-materi dan tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk

tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan

materi pada masing-masing LKS, maka LKS memiliki berbagai macam

bentuk, yaitu:

(49)

LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi

melakukan, mengamati, dan menganalisis. LKS ini rumusan berisi

langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk mengamati

fenomena hasil kegiatannya, yang kemudian siswa diberi

pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa untuk mengaitkan

fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan mereka

bangun dalam benak mereka.

b. LKS yang Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan

Berbagai Konsep yang telah Ditemukan

LKS ini berisi pemberian tugas kepada siswa untuk melakukan

diskusi, kemudian meminta siswa mereka untuk berlatih memberikan

kebebasan berpendapat yang bertanggungjawab.

c. LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar

LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam

buku. Siswa dapat akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika siswa

membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu

siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di

(50)

d. LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan

LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik

tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini lebih

mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang

terdapat dalam buku pelajaran.

e. LKS yang Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum

LKS ini berisi petunjuk untuk praktikum.

Dalam penelitian ini, LKS yang dikembangkan termasuk ke dalam

kategori yang ke-3 yaitu LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar.

LKS ini juga lebih mengarah untuk membangkitkan minat belajar siswa

dan membantu siswa dalam memahami dan menghafal materi

pembelajaran dengan mudah dan menarik.

7. Fungsi LKS

Menurut Prastowo (2013: 205-206), berdasarkan pengertian di atas

dapat diketahui bahwa LKS memiliki 4 fungsi:

a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun

lebih mengaktifkan siswa;

b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi

yang diberikan;

(51)

d. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran kepada siswa.

8. Tujuan Penyusunan LKS

Menurut Prastowo (2013: 206) ada 4 poin yang menjadi tujuan

penyusunan LKS, yaitu:

a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi

dengan materi yang diberikan;

b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa

terhadap materi yang diberikan;

c. Melatih kemandirian belajar siswa; dan

d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.

9. Unsur-unsur LKS sebagai Bahan Ajar

Menurut Prastowo (2013: 207-208) bahan ajar LKS terdiri atas

enam unsur utama, meliputi: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar

atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan

penilaian. Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS memuat paling

tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai,

waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus

dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Ditjen Dikdasmenum,

(52)

10. Langkah-Langkah Aplikatif Membuat LKS

Menurut Prastowo (2013: 211-215) berikut adalah langkah-langkah

penyusunan LKS menurut Diknas (2004):

Gambar 2.2 Langkah-langkah Penyusunan LKS menurut Diknas

a. Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam

penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan

materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS.

b. Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui

jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan Menulis LKS

Analisis Kurikulum

Menentukan judul-judul LKS Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Merumuskan KD

Memperhatikan struktur bahan ajar

(53)

LKS-nya. Sekuensi LKS sangat dibutuhkan dalam menentukan

prioritas penulisan. Langkah ini biasanya diawali dengan analisis

kurikulum dan analisis sumber belajar.

c. Menentukan Judul-Judul LKS

Perlu diketahui bahwa judul LKS ditentukan atas dasar

kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau

pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi

dasar dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi tersebut

tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi dasar dapat

dideteksi, antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi

pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi

tersebut dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun, apabila

kompetensi dasar itu bisa diuraikan lebih dari 4 MP, maka harus

dipikirkan kembali apakah kompetensi dasar itu perlu dipecah,

contohnya menjadi dua judul LKS. Jika judul-judul telah kita

tentukan, maka langkah selanjutnya yaitu mulai melakukan

penulisan.

d. Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah

(54)

1) Merumuskan kompetensi dasar. Untuk merumuskan kompetensi

dasar, dapat dilakukan dengan menurunkan rumusannya

langsung dari kurikulum yang berlaku.

2) Menentukan alat penilaian. Penilaiannya didasarkan pada

penguasaan kompetensi, maka alat yang cocok dan sesuai adalah

menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

Dengan demikian guru dapat melakukan penilaian melalui proses

dan hasilnya.

3) Menyusun materi. Materi LKS dapat berupa informasi

pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi

yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber,

seperti: buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian, dan

lain-lain. Selain itu, tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna

mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang

seharusnya siswa dapat melakukannya. Contohnya, tugas diskusi.

Agar siswa paham betul mengenai tugas yang diberikan kepada

mereka, judul diskusi harus diberikan secara jelas dan

didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok

diskusi, dan berapa lama waktu diskusinya.

4) Memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS terdiri atas enam

komponen, yaitu: judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas

(55)

11. Mata Pelajaran Ekonomi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mata pelajaran berarti

pelajaran yang harus diajarkan/dipelajari untuk sekolah dasar atau sekolah

lanjutan (http://www.kamusbesar.com/54679/mata-pelajaran).

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang

berarti rumah tangga dan nomos yang berarti aturan. Secara garis besar

ekonomi berarti aturan rumah tangga

(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi).

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari

aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan

konsumsi terhadap barang dan jasa. Inti dari masalah ekonomi yang

dihadapi manusia adalah kebutuhan manusia yang jumlahnya tak terbatas,

sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia yang jumlahnya terbatas.

Menurut Samuelson, ekonomi adalah suatu studi mengenai

individu-individu dan masyarakat yang membuat pilihan, dengan atau

tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang

terbatas, tetapi sumber daya tersebut dapat digunakan dalam berbagai cara

untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa

(

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/05/defenisi-ilmu-ekonomi-oleh-prof-p.html).

Jadi dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran ekonomi adalah

pelajaran yang harus diajarkan/dipelajari untuk sekolah lanjutan yang

(56)

produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa dimana hal

tersebut menyangkut kebutuhan manusia yang tidak terbatas, namun alat

pemuasnya terbatas.

12. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri merupakan dasar

dari arti minat tersebut. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat (Slameto, 2010: 180).

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa yang

menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan

perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Karena pemusatan

perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa

tersebut untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang

diinginkan (Muhibbin, 2002: 136).

13. Penelitian dan Pengembangan

a. Pengertian Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

(57)

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat

dipertanggungjawabkan. (Syaodih, 2007: 164)

Penelitian pengembangan menurut Borg and Gall (1983) didefinisikan sebagai suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. (Setyosari, 2010: 194)

Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya

Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut (Sugiyono, 2010: 407).

b. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Dalam Zainal (2011: 129-132), langkah-langkah penelitian dan

pengembangan menurut Borg and Gall meliputi 10 tahap, yaitu:

1. Research and Information Collecting

Peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi eksploratif untuk

mengkaji, menyelidiki, dan mengumpulkan informasi. Langkah

ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti: analisis kebutuhan, kajian

pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi permasalahan yang

dijumpai dalam pembelajaran, dan juga menghimpun data tentang

faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran.

2. Planning

Peneliti membuat rencana desain pengembangan produk.

Aspek-aspek penting dalam rencana tersebut meliputi produk tentang

(58)

mengapa produk tersebut dianggap penting, di mana lokasi untuk

mengembangkan produk, dan bagaimana proses

pengembangannya.

3. Develop Pleminary Form of Product

Peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal (draft) yang

bersifat sementara.

4. Preliminary Field Testing

Peneliti melakukan uji coba terbatas mengenai produk awal di

lapangan yang melibatkan antara dua atau tiga sekolah dengan

subjek antara 10-15 orang.

5. Main Product Revision

Melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan

penyempurnaan terhadap produk utama, berdasarkan hasil uji

coba terbatas, termasuk hasil diskusi, observasi, wawancara, dan

angket.

6. Main Field Testing

Peneliti melakukan uji coba produk dalam skala yang lebih luas

dengan melibatkan antara lima sampai sepuluh sekolah dengan

subjek antara 30-100 orang.

7. Operational Product Revision

Melakukan revisi tahap kedua, yaitu memperbaiki dan

menyempurnakan produk berdasarkan masukan dan saran-saran

(59)

8. Operational Field Testing

Peneliti melakukan uji pelaksanaan lapangan dengan melibatkan

antara 10-30 sekolah dan antara 40-200 subjek.

9. Final Product Revision

Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan

masukan dalam uji pelaksanaan lapangan.

10. Dissemination and Implementation

Peneliti mendesiminasikan (menyebarluaskan) produk untuk

disosialisasikan kepada seluruh subjek melalui pertemuan dan

jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika sosialisasi

produk tersebut bersifat komersial.

Menurut Setyosari (2010: 200-204) dalam penelitian dan

pengembangan, terdapat 2 model penelitian, yaitu model konseptual

dan model prosedural. Dalam merancang sistem pembelajaran, model

yang sering dipakai adalah model prosedural. Di dalam model ini

terdapat macam-macam model sistem pembelajaran, diantaranya

model Kaufman, model Kemp, IDI, ADDIE, Dick and Carey, dan

lain-lain.

Di antara model-model di atas, salah satu model rancangan sistem

yang sering dipakai dalam penelitian dan pengembangan pendidikan

adalah model pendekatan sistem yang dirancang oleh Dick and Carey

(60)

1. Analisis kebutuhan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program

atau produk yang akan dikembangkan.

2. Analisis pembelajaran

Analisis pembelajaran mencakup keterampilan, proses, prosedur,

dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis siswa dan konteks

Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal

siswa dalam latar pembelajaran.

4. Tujuan umum dan khusus

Menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik

yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional.

Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus

program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini

secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan

butir-butir tes.

5. Mengembangkan instrumen

Mengembangkan instrumen assessment, yang secara langsung

berkaitan dengan tujuan khusus, operasional.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik

untuk membantu siswa mencapai tujuan khusus.

(61)

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, yang dalam

hal ini berupa: bahan cetak, manual baik untuk siswa maupun

pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung

pencapaian tujuan.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang

dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program

atau produk dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada

saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk

mendukung proses peningkatan efektivitas.

Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah

ini. Dick and Carey mengemukakan suatu proses evaluasi

formatif terdiri atas tiga langkah:

1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan

2) Uji coba kelompok kecil yang terdiri atas enam sampai

delapan subjek

3) Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subjek dalam

kelas

Selama uji coba ini, pengembang melakukan observasi dan

wawancara. Dengan demikian, pengembang melakukan

pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes, skala

(62)

9. Melakukan revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur,

program atau produk, dikaitkan dengan langkah-langkah

sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama,

yaitu: tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku

awal, tujuan unjuk kerja, butir tes, strategi pembelajaran, dan

bahan-bahan pembelajaran.

10. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan

tingkat efektivitas program secara keseluruhan dibandingkan

dengan program lain.

14. Evaluasi Media Pembelajaran

Dalam pengembangan media pembelajaran, evaluasi terdiri dari dua cara

(Sadiman, dkk, 2009: 183):

a. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data

tentang efektivitas dan efisiensi bahan-bahan pembelajaran (termasuk ke

dalamnya media). Data-data tersebut digunakan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat berguna lebih

(63)

b. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif merupakan proses untuk mengumpulkan data

dalam rangka menentukan apakah media yang dibuat patut digunakan

dalam situasi-situasi tertentu. Di samping itu, untuk menentukan apakah

media tersebut benat-benar efektif seperti yang dilaporkan.

Dalam mengevaluasi media pembelajaran, ada beberapa komponen

yang perlu diperhatikan. Komponen-komponen untuk mengevaluasi media

pembelajaran tersebut disampaikan oleh Walker dan Hess (1984:206)

berdasarkan kepada kualitas, yang meliputi (Cecep dan Sutjipto, 2011:

145):

1) Kualitas isi dan tujuan - Ketepatan

- Kepentingan - Kelengkapan

- Minat atau perhatian

- Keadaan dengan situasi siswa

2) Kualitas pembelajaran

- Memberikan kesempatan belajar - Memberikan bantuan untuk belajar - Kualitas memotivasi

- Fleksibilitas pembelajarannya

- Hubungan dengan program pembelajaran lainnya - Kualitas sosial interaksi pembelajarannya

- Kualitas tes dan penilaiannya - Dapat memberi dampak bagi siswa

- Dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya

(64)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada dua penelitian yang dianggap oleh peneliti relevan dengan

penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Esti Windarti (2012) dan

Agung Nugroho (2013).

Skripsi berjudul Efektivitas Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Ditinjau dari Motivasi, Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa di Kelas VIIIC

SMPN 2 Paliyan pada Pembelajaran Pokok Bahasan Prisma dan Limasyang

disusun oleh Esti Windarti (2012) bertujuan untuk mengasilkan media LKS

untuk pembelajaran pokok bahasan prisma dan limas di kelas VIIIC SMPN 2

Paliyan. Penelitian ini membuktikan bahwa, (1) penggunaan LKS efektif

digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIIC SMPN

2 Paliyan pada pembelajaran pokok bahasan Prisma dan Limas. Peningkatan

tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor motivasi belajar siswa naik 8,3% dan

persentase jumlah siswa yang motivasinya mengalami peningkatan sebanyak

86,4%. Dari hasil wawancara menyatakan bahwa siswa termotivasi untuk

belajar matematika dengan menggunakan LKS, (2) penggunaan LKS efektif

digunakan dalam mendukung aktivitas belajar siswa di kelas VIIIC SMPN 2

Paliyan pada pembelajaran pokok bahasan Prisma dan Limas. Hasil

pengamatan aktivitas belajar menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan LKS tergolong aktif. Frekuensi aktivitas belajar pada

pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat masing-masing sebesar

69,1%, 74,1%, 72,3% dan 74,5%, (3) penggunaan LKS efektif digunakan

(65)

pembelajaran pokok bahasan Prisma dan Lisma. Persentase jumlah siswa

yang tuntas atau memenuhi KKM sebanyak 77,3%.

Skripsi berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan

Media Gambar untuk Membantu Siswa Kelas XI IPS Memahami materi

Analisis Transaksi Keuangan Perusahaan Jasa yang disusun oleh Agung

Nugroho (2013) bertujuan untuk menghasilkan media LKS yang berguna

untuk membantu siswa kelas XI IPS memahami materi pembelajaran pokok

bahasan analisis transaksi keuangan perusahaan jasa. Hasil penelitian

menunjukkan LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi

analisis transaksi keuangan perusahaan jasa kelas XI IPS SMA. Hal tersebut

ditunjukkan dengan (1) hasil penilaian dari ahli materi, kualitas LKS

bergambar ditinjau dari aspek pembelajaran dan aspek isi termasuk dalam

kategori “sangat baik”dengan rerata skor sebesar 4,38; (2) hasil penilaian dari

ahli media pembelajaran kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek tampilan

dan aspek penyajian termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata skor

sebesar 3,95; (3) hasil penilaian dari guru mata pelajaran, kualitas LKS

bergambar ditinjau dari aspek pembelajaran dan aspek isi termasuk dalam

kategori “sangat baik” dengan rerata skor 4,48; (4) hasil penilaian dari siswa

pada uji coba perorangan, kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek

keseluruhan aspek penilaian termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan

rerata skor 4,32; (5) hasil penilaian dari siswa pada uji coba kelompok kecil,

kualitas LKS bergambar ditinjau dari aspek penilaian termasuk dalam

(66)

pada uji coba kelompok besar, kualitas LKS bergambar ditinjau dari

keseluruhan aspek penilaian termasuk dalam kategori “baik” dengan rerata

(67)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau dengan

kata lain disebut dengan Research and Development (R&D). Penelitian

dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Borg and Gall).

Model pengembangan yang digunakan adalah model prosedural, yaitu

model yang berupa urutan langkah-langkah yang diikuti secara bertahap

dari awal hingga akhir. Dalam penelitian ini akan mengembangkan sebuah

produk yaitu Lembar Kerja Siswa untuk siswa SMA kelas X yang berisi

mengenai materi bank, lembaga keuangan bank, bank sentral, dan otoritas

jasa keuangan.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan ini didasarkan pada

langkah-langkah desain pembelajaran dengan pendekatan sistem yang

dikemukakan oleh Dick and Carey. Prosedur penelitian dan

pengembangan tersebut meliputi: (1) Analisis kebutuhan; (2) Analisis

pembelajaran; (3) Analisis siswa dan konteks; (4) Merumuskan tujuan

umum dan khusus; (5) Mengembangkan instrumen; (6) Mengembangkan

(68)

pembelajaran; (8) Merancang dan melakukan evaluasi formatif; (9)

Melakukan revisi. Maka langkah-langkah prosedur pengembangan akan

tampak sebagai berikut:

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran LKS Tahap 1

Analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan

Tahap 2

Menganalisis pembelajaran dan siswa, kemudian mengembangkan kompetensi pembelajaran, serta membuat instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan

siswa setelah mengikuti pembelajaran ekonomi dengan menggunakan LKS

Tahap 3

Mengembangkan strategi pembelajaran, kemudian mengembangkan materi pembelajaran.

Uji Coba dan Revisi Produk

Validasi ahli materi, ahli media, dan guru mata pelajaran

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X

Tahap 4

(69)

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak

produk LKS dan sejauh mana produk yang dihasilkan tersebut dapat

meningkatkan minat belajar siswa.

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba merupakan suatu hal yang penting dalam tahap uji

coba. Pada tahap uji coba, produk akan dievaluasi melalui beberapa

tahap agar menghasilkan produk yang benar-benar layak untuk

mendukung pembelajaran. Sebelum dilakukan uji coba, terlebih dahulu

dilakukan validasi produk oleh para ahli.

a. Validasi

Validasi dilakukan oleh 2 ahli yaitu ahli materi dan ahli media.

Validasi oleh ahli materi bertujuan untuk mengetahui seberapa

layak LKS yang dikembangkan dilihat dari aspek materi sehingga

dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Validasi oleh ahli

media bertujuan untuk mengetahui seberapa layak LKS yang

dikembangkan dilihat pada aspek media sehingga dapat digunakan

untuk proses pembelajaran.

b. Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan dilakukan pada tiga siswa untuk

mengetahui layak tidaknya produk media LKS yang dikembangkan

dan untuk mendapatkan kritik dan saran yang berkaitan dengan

Gambar

gambar dan permainan.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang
Gambar 2.2 Langkah-langkah Penyusunan LKS menurut Diknas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan penelitian tentang pada kesiapan

Persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi di PT Pindad Persero memberikan respon yang positif.Karyawan sudah merasa puas dengan kompensasi yang

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan bahan ajar interaktif sistem persamaan linear dengan menggunakan microsoft excel yang valid

Rencana Strategis Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak Tahun 2017 – 2019.. Untuk melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi Perikanan Budidaya mempunyai fungsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari Conditional Sentence Type 2

Penerapan akad qardh wal ijarah pada produk dana talangan umroh di KSPPS Arthamadina yaitu berupa dana pinjaman yang diberikan oleh pihak koperasi kepada nasabah dan biaya

Danau Buyan merupakan danau tertutup, sehingga sumber airnya hanya berasal dari curah hujan dan limpasan yang berasal dari daerah tangkapan.. Kedua

Solusi yang ditawarkan dan dilaksanakan madrasah diniyah pondok pesantren Sabilul Muttaqin Pungging-Mojosari untuk mengatasi problematika pada penerapan