• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran ditinjau dari tingkat pendidikan terakhir orangtua di SMP Katolik Santa Maria II Malang tahun ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran ditinjau dari tingkat pendidikan terakhir orangtua di SMP Katolik Santa Maria II Malang tahun ajaran 2013/2014."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT

PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG

Silvinus Christian Hendra Saputro, 101114033

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Sanata Maria II Malang, (2) Mengidentifikasi nilai karakter mana pencapaiannya yang terindikasi masih lemah, serta implikasinya guna penyusunan topik bimbingan karakter pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, (3) Mengetahui ada tidaknya korelasi hasil pendidikan karakter dengan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

(2)

ABSTRACT

EVALUATION OF RESULT ACHIEVEMENT ON CHARACTER EDUCATION INTEGRATED IN LESSON SUBJECTS VIEWED FROM

PARENTS’ LAST EDUCATION LEVEL OF SANTA MARIA II

CATHOLIC JUNIOR HIGH SCHOOL, MALANG

Silvinus Christian Hendra Saputro Sanata Dharma University

2015

The research aimed (1) to know the seventh and eighth grade students’ result achievement on character education integrated in lesson subjects of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang; (2) to identify character values in which the achievement faintly indicated and its implications to compose character counseling topic for seventh and eighth grade students Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang; (3 ) to find out if there is a correlation

between seventh and eighth grade students’ result achievement on integrated

character education and parents’ last education level of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang. This was a descriptive research.

The research instrument used in this research was a questionnaire consisted of 40 questions about result achievement on junior high school student character education. Student character education aspects in this scale were religious values, self values, social values, environmental values, and nationalistic values. The subjects were the students of grade seventh and eighth of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang. They were 133 students from VII A (35 students), VII D (37 students), VIII D (32 students), and VIII F (29 students).

The results showed that (1) the seventh and eighth grade students’ result

achievement on character education integrated in lesson subjects of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang by category: 64% were at moderate category, 33% were at high category, and 3% were at very high category. The conclusion was that student character education implemented at Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang was not maximum yet; (2) it was identified that measured results of character education items were 25% at moderate category, 47,5% at high category and 27,5% at very high category; (3) there is no

correlation between the students’ result achievement on character education and fathers’ last education level, but mothers’ did have its correlation, showed by significant pv 0,449 on fathers’ last education level meaning there was no

(3)

EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Silvinus Christian Hendra Saputro

101114033

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Silvinus Christian Hendra Saputro

101114033

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

VflJLONVuO uIHxvuttIL NvxlcIICINttd JIVXONIIL HVC nVfNI•v LICI

Nvuvfv“d

=dv•H

VRI]HV•¡VCIISVuo•¡JIN„YttJl

uttILXVuVX NvxlcICNttd•÷ ISVH NVIVdV„^uttJIIx lsVfl•÷ VA•ª

DNV•÷

VW IIVRn/1tt vJINVS XI•¡ OJLV•zdhiS IC

ISdDEXS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

苞 葙 膡 菒 葘 膼 荚 㭖䦁 匠匲㌱叩 佁䥉 䥉芶 䥉偉偉䥏搠溁 䥉⁉䥴瀠䥉荚 湬渳潸⁳荚

❉湬菒

匱ゃ ⁉䦃 溃 苞 昶悟 苨 芶 膡 ㊃ 㠰臰

'lS 'hi'lrntsuH IrS

'I

tr 'I^i .r(I :

TS'ru 6pudpr6

oufeg.f

.tr4l.Br( : 'IS 'ru 6sruug uoprre3

'r( :

'pd'I

I6u8uqg IGuoO rotsnf :

'lS'hl'sn.rug uopue3

.r(

:

uloEEuy

uloEEuy

uloEEuy

slrGleqes Bnlex

durl8uel BruBN

g[nEue6 BIfIuBd uuunsns

;uruzfu rqnueueu qBlel uB{B1ur(u1p uup SI0Z lrunuu1,6 luEEuBt spud

IIh8110d 71'III‚Þ d•¡ 7dOp IP IIBIII•œ II‚Þƒ•OdIP „XŸT10•v

l

CCO,II10T:ƒ“IIN

o„L:ndts•œIPIIOIIƒ• ƒ ZI:SII„X „ ^ SnIIIAIIs

:„X010’¬In3:p‡U‚ Þp utDld•œ IslodICI

ƒV107C10ƒÑ NVuVfV HflHvJL

DNVƒÎ

VI”D ‡U VRn‚ñèñv•vLNVS XI•¡OJIVX dttIS I•¼

VflJ10NVttO uIHXvu=IL NvxlcIICINacltLVXONI•H HVCI nVfHIJIIcI Nvuvfvqttd VILV„I I]ŽúVƒÎV•¼ISVID•¡•H

NH•¡ƒG

I•ª •H•zVIVX NVXICICNttd ttISV‡U NV‡WcIV„^utt•v Lttx ISVfl•R •R•y

ISIDEXS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan

ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.”

(James Thurber)

“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah

semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah,

Bapa kita”

(Kolose 3:17)

Kupersembahkan hasil karyaku ini untuk :

Ayah saya Medardus Marsono (alm) dan Ibu saya Anthia R. Kristini yang selalu mendukung, memberikan motivasi, dan selalu mendoakan saya.

Mas Heru (sekeluarga) serta semua keluarga besar, terimakasih atas motivasi dan perhatiannya, doa serta dukungan kalian.

Semua sahabat dan teman-temanku terimakasih, kalian selalu memberikan motivasi dan perhatian serta memberiku banyak semangat.

Teman-temanku yang ada di komunitas Efisiensi lover’s dan BisMania. Terimakasih selalu mendukung dan memberikan semangat.

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Januari 2015 Penulis

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Silvinus Christian Hendra Saputro

Nomor Mahasiswa : 101114033

Pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :

EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 5 Januari 2015

Yang menyatakan

(10)

vii ABSTRAK

EVALUASI KETERCAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM MATA PELAJARAN DITINJAU DARI TINGKAT

PENDIDIKAN TERAKHIR ORANGTUA DI SMP KATOLIK SANTA MARIA II MALANG

Silvinus Christian Hendra Saputro, 101114033

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Sanata Maria II Malang, (2) Mengidentifikasi nilai karakter mana pencapaiannya yang terindikasi masih lemah, serta implikasinya guna penyusunan topik bimbingan karakter pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, (3) Mengetahui ada tidaknya korelasi hasil pendidikan karakter dengan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

(11)

viii

ABSTRACT

EVALUATION OF RESULT ACHIEVEMENT ON CHARACTER EDUCATION INTEGRATED IN LESSON SUBJECTS VIEWED FROM

PARENTS’ LAST EDUCATION LEVEL OF SANTA MARIA II CATHOLIC JUNIOR HIGH SCHOOL, MALANG

Silvinus Christian Hendra Saputro Sanata Dharma University

2015

The research aimed (1) to know the seventh and eighth grade students’ result achievement on character education integrated in lesson subjects of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang; (2) to identify character values in which the achievement faintly indicated and its implications to compose character counseling topic for seventh and eighth grade students Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang; (3 ) to find out if there is a correlation between seventh and eighth grade students’ result achievement on integrated character education and parents’ last education level of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang. This was a descriptive research.

The research instrument used in this research was a questionnaire consisted of 40 questions about result achievement on junior high school student character education. Student character education aspects in this scale were religious values, self values, social values, environmental values, and nationalistic values. The subjects were the students of grade seventh and eighth of Santa Maria II Catholic Junior High School, Malang. They were 133 students from VII A (35 students), VII D (37 students), VIII D (32 students), and VIII F (29 students).

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya, serta bimbinganNya selama proses penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Evaluasi Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Mata Pelajaran Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Terakhir Orang tua di SMP Katolik Santa Maria II Malang. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini, baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

(13)

x

2. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.

3. Kepala Sekolah dan guru BK SMP Katolik Santa Maria II Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.

4. Para Siswa kelas VII dan VIII SMP Katolik Santa Maria II Malang yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

5. Bapak, Ibu, dan kakak saya yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan selalu mendoakan.

6. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

7. Teman-teman di luar kampus serta teman komunitas Efisiensi lover’s dan Bismania yang selalu memberikan semngat dan dukungannya kepada penulis. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...

HALAMAN PENGESAHAN………...

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...

ABSTRAK………

ABSTRACT...

KATA PENGANTAR………...

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR GRAFIK…..……….

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang Masalah………...…………...

B.Rumusan Masalah……….

C.Tujuan Penelitian………..

D. Manfaat Penelitian………...

E. Definisi Operasional Variable Penelitian………..………...

BAB II LANDASAN TEORI………...

A.Hakikat Pendidikan Karakter...

1. Pengertian Karakter……….………

2. Pengertian Pendidikan Karakter………..

3. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah………...……...

4. Nilai-Nilai Karakter untuk SMP……….. 5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter……… 6. Dasar Hukum Pelaksanaan Pendidikan Karakter………. B.Konsep Pendidikan Karakter Secara

Terintegrasi dalam Pembelajaran...

1. Pengertian pendidika karakter terintegrasi…………..…...………..

2. Distribusi Butir-Butir Karakter Utama

ke dalam Mata Pelajaran……….. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Secara

Terintegrasi dalam Proses Pembelajaran………...……….. C.Peran Orang tua dalam Pendidikan Karakter...

1. Peran Ibu dalam Keluarga………

2. Peran Ayah dalam Keluarga………...

3. Fungsi Orang Tua dalam Pendidikan Karakter………...… 4. Finding(Hasil-hasil Penelitian Relevan Sebelumnya)….………

D. Kerangka Pikir……….

(15)

xii

BAB III METODE PENELITIAN………...

A. Jenis Penelitian……….………...

B. Subjek Penelitian……….………

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian………

1. Cara Pemberian Skor Item………

2. Konstruk Instrumen………...

3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……….

D. Prosedur Pengumpulan dan Teknik Analisis Data……….

1. Persiapan dan Pelaksanaan………

2. Teknik Analisis Data………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….……….

A. 1. Hasil Penelitian... 2.Identifikasi Item-Item Pengukuran Hasil pendidikan Karakter

yang Masih perlu Ditingkatkan……… 3.Korelasi Hubungan Pendidikan Akhir Orang tua

dengan Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa..………

B. Pembahasan……….

C. Implikasi Hasil Penelitian………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………..

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Contoh Distribusi Nilai-nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran. Tabel 2 : Jumlah Siswa Tiap Kelas………... Tabel 3 : Konstruk Instrumen……… Tabel 4 : Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid…………...………. Tabel 5 : Kriteria Guilford……… Tabel 6 : Koefisien Reliability………...……... Tabel 7 : Kategori Tingkat Ketercapaian Hasil

Pendidikan Karakter Terintegrasi………...……… Tabel 8 : Data Tingkat Pendidikan Akhir Orangtua………...…….. Tabel 9 : Tingkat Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi

dalam Mata Pelajaran Ditinju dari Tingkat Pendidikan Akhir Orang tua………. Tabel 10: Penggolongan Item Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter

Berdasarkan Tinggi Rendahnya skor………..……. Tabel 11: Nomer-nomer Item yang Ada di Kategori Sedang……..….…. Tabel 12: Korelasi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Akhir

Orang tua dengan Ketercapaian Hasil Pendidikan

Karakter Siswa……….. Tabel 13: Silabus Bimbingan Pendidikan Karakter………..

22 45 47 51 53 54 57 58

61 64 65

(17)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1: Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII dan VIII. 62

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter……….. Lampiran 2 : Data Hasil Uji Validitas Butir Item Pendidikan Karakter… Lampiran 3 : Data Hasil Penghitungan Reliabilitas Kuesioner... Lampiran 4 : Data Tingkat Pendidikan Akhir Orang tua………...… Lampiran 5 : Tabulasi Data Hasil Pendidikan Karakter

Siswa SMP Katolik Santa Maria II Malang……….. Lampiran 6 : Surat Ijin Penelitian……….

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Semenjak tahun 2010 pemerintah dalam bidang Kementerian Pendidikan Nasional telah mencanangkan adanya pendidikan karakter dalam tingkatan pendidikan. Pendidikan yang diharapkan oleh pemerintah melalui bidang Kementrian Pendidikan Nasional bertujuan supaya seluruh anak yang ada di Indonesia memiliki karakter kepribadian yang baik dan mulia dengan melalui pendidikan karakter di setiap sekolah. Pihak sekolah juga diharapkan supaya dapat menerapkan pendidikan karakter secara terintegrasi pada mata pelajaran bagi siswa-siswanya.

(20)

yang terjadi di kalangan pelajar saat ini. Melihat hal tersebut pastilah ada yang kurang berhasil dalam pencapaian pembentukan karakter anak melalui pendidikan karakter yang ada di sekolah.

Namun, tidak semua sekolah gagal dalam penerapan pendidikan karakter ini. Masih ada sekolah yang mampu untuk menerapkan pendidikan karakter bagi siswa-siswanya. Melalui pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran, sekolah mampu untuk membentuk kepribadian siswa-siswanya menjadi baik dan mulia. Selain melalui mata pelajaran yang didapatkan oleh siswa, pendidikan karakter juga dapat ditanamkan melalui suatu kegiatan organisasi yang dilakukan oleh siswa selama menempuh pendidikannya.

Menurut Sammi dan Hariyanto (2012), pendidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa, dan karsa. Sejalan dengan hal tersebut, Gaffar (Kesuma, 2012) menjelaskan pendidikan karakter sebagai sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pemikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku.

(21)

tanggung jawab, kesehatan, kedisiplinan, kerja keras, percaya diri, kemandirian, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, berjiwa wirausaha, rasa ingin tahu, cinta ilmu, peduli sesama, kepatuhan, menghargai prestasi, santun, demokratis, peduli lingkungan, nasionalis, dan menghargai keberagaman. Meskipun Kemendiknas telah memprioritaskan 20 nilai karakter untuk ditanamkan melalui pembelajaran, namun setelah 5 tahun berlangsung, belum ada sekolah yang mengevaluasi hasil pendidikan karakter tersebut.

Pendidikan karakter yang sifatnya hanya pemberian informasi saja kepada para siswa tidaklah cukup sampai di situ, namun juga perlu adanya kerja sama dengan seluruh warga sekolah. Salah satu yang dapat membantu tercapainya pendidikan karakter adalah guru mata pelajaran. Pendidikan karakter dapat disertakan dalam mata pelajaran yang sering disebut dengan terintegrasi. Terintegrasi dalam mata pelajaran menunjukkan bahwa dalam pembuatan RPP oleh masing-masing guru dapat menyertakan nilai-nilai yang termuat dalam nilai karakter yang ada.

(22)

karena pendidikan akhir orang tua yang baik pastinya akan mempunya wawasan dan cara berpikir yang baik, sehingga dapat menunjukan kepada anak-anaknya dengan memperhatikan nilai-nilai karakter yang ada. Jadi seharusnya dengan pendidikan akhir orang tua yang baik anak dapat membuat hasil ketercapaian pendidikan karakter anaknya baik juga.

Melihat kenyataan tersebut peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata pelajaran di SMP Katolik Sanata Maria II Malang, lalu nilai karakter apa saja yang masih kurang optimal tercapai dalam pendidikan karakter terintegrasi di SMP Katolik Santa Maria II Malang, dan melihat sejauh mana tingkat pendidikan terakhir dari orang tua berkorelasi dengan pendidikan karakter anak.

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa baik pencapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang?

(23)

3. Apakah ada korelasi hasil pendidikan karakter dengan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi

dengan mata pelajran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang.

2. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terindikasi masil lemah penerapannya dalam pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, serta implikasinya guna penyusunan topik bimbingan pendidikan karakter pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang.

3. Mengetahui ada tidaknya korelasi hasil pendidikan karakter dilihat dari tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu pada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang.

D. Manfaat Penelitian

(24)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang evaluasi hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa SMP.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Pembimbing

Diharapkan dengan adanya penelitian ini guru pembimbing mengetahui ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran di SMP Santa Maria II Malang dan menemukan nilai karakter yang masih lemah ketercapaiannya untuk penyusunan topik bimbigan karakter siswa.

b. Bagi Orang tua

Diharapkan dengan adanya penelitian ini orang tua semakin mengetahui peran dan keterlibatannya dalam membentuk karakter serta ikut terlibat kerja sama dengan sekolah dalam ketercapaian hasil pendidikan karakter yang baik.

c. Bagi Peneliti

(25)

E. Definisi Operasional

1. Karakter

Karakter adalah tindakan atau perilaku seseorang yang nampak dan dapat diperhatikan oleh orang lain yang menjadikan ciri khas seseorang tersebut sehingga dengan karakter dapat menjadi pembeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah sebuah proses tiada henti yang dilakukan oleh setiap manusia dalam mengembangkan dan menumbuhkan nilai-nilai yang ada dalam dirinya sebagai cerminan dari prilakunya di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai dan norma yang ada di masyarakat.

3. Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran

(26)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini disajikan mengenai kajian teori yang melandasi kerangka konseptual penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini meliputi: hakikat pendidikan karakter, konsep pendidikan karakter terintegrasi, peran orang tua dalam pendidikan karakter, dan hipotesis penelitian.

A. Hakikat Pendidikan Karakter

1. Pengertian Karakter

Suyanto (Syamsul Kurniawan, 2013) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku seseorang yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

(27)

ini menunjukkan bahwa karakter merupakan identitas yang dimiliki seseorang yang bersifat menetap sehingga seseorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain.

Scerenko (Muchlas, 2011) mendefinisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan cirri pribadi, ciri etis, dan ciri kompleksitas mental dari seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

Berdasarkan pemaparan pendapat empat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, karakter adalah kebiasaan seseorang dalam bertindak dan berperilaku yang nampak dan dapat dilihat oleh orang lain, baik secara eksplisit maupun implisit sehingga karakter tersebut dapat menjadi pembeda antara individu yang satu dengan lainnya.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Salah satu proses pendidikan yang dianggap penting yaitu mengenai pendidikan karakter. Menurut Sammi dan Hariyanto (2012) pendidikan karakter adalah pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa.

(28)

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Definisi lain, dikemukakan oleh Zubaedi (2011), pendidikan karakter adalah budi pekerti plus, yang intinya merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam kehidupannya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama).

Gaffar (dalam Kesuma, 2012) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam prilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pemikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku.

(29)

pengembangan karakter melalui sebuah pendidikan yang mengutamakan nilai-nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat sehingga manusia itu dapat memiliki standar norma perilaku dalam berpikir, bersikap dan bertindak.

3. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah

Kesuma, dkk (2012), menetapkan ada 3 tujuan pendidikan karakter di sekolah yaitu:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tenggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

(30)

karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

4. Nilai-nilai Karakter untuk Sekolah menengah Pertama (SMP)

Sammi dan Hariyanto (2012) menyebutkan jangkauan sikap dan perilaku budi pekerti meliputi 5 jangkauan, dari jangkauan tersebut akan muncul butir-butir nilai budi perketi yang dapat dilakukan oleh setiap individu. Kelima jangkauan sikap dan budi pekerti ada hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) keluarga, (4) masyarakat dan bangsa, dan (5) lingkungan alam sekitar. Dari kelima jangkauan tersebut teridentifikasi puluhan nilai karakter.

(31)

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)

Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri

1) Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain 2) Bertanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.

3) Bergaya hidup sehat

Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.

4) Disiplin

(32)

5) Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.

6) Percaya diri

Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. 7) Berjiwa wirausaha

Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. 8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.

9) Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

10) Ingin tahu

(33)

dilihat, dan didengar. 11) Cinta ilmu

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan.

c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama

1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.

2) Patuh pada aturan-aturan sosial

Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum.

3) Menghargai karya dan prestasi orang lain

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

4) Santun

(34)

5) Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

e. Nilai kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

1) Nasionalis

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.

2) Menghargai keberagaman

(35)

agama.

5. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter di sekolah akan dapat berjalan dengan lancar jika setiap guru memahami prinsip pendidikan karakter yang sesungguhnya. Kemendiknas (2010) merekomendasikan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter harus didasarkan pada 11 prinsip sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

e. Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses

g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik

(36)

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter

k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam kehidupan peserta didik.

6. Dasar Hukum Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Adapun landasan hukum pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2010) adalah:

a. Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

e. Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan f. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

(37)

h. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014 i. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014

j. Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 - 2014

B. Konsep Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Pembelajaran

1. Pengertian Konsep Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam

Pembelajaran

Pendidikan karakter secara eksplisit dapat terintegrasi dalam pembelajaran siswa di sekolah sejak tahun pembelajaran 2010/2011. Kemdiknas (2010), pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.

Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

(38)

mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai.

Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran selain pendidikan Agama dan PKn yang dimaksud lebih pada fasilitasi internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pengenalan nilai-nilai sebagai pengetahuan melalui bahan-bahan ajar dapat dilakukan, tetapi bukan merupakan penekanan. Yang ditekankan atau diutamakan adalah penginternalisasian nilai-nilai melalui kegiatan-kegiatan di dalam proses pembelajaran.

(39)

2. Distribusi Butir-butir Karakter Utama ke dalam Mata Pelajaran

Ketika akan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran, tidak bisa semua butir yang ada dimasukkan atau diterapkan dalam proses pembelajaran yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya pemilihan butir-butir nilai mana saja yang dianggap perlu dan sesuai dengan suatu mata pelajaran bagi peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut, Kemendiknas (2010) telah memilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selain itu, untuk membantu fokus penanaman nilai-nilai utama tersebut, nilai-nilai tersebut perlu dipilah-pilah atau dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran-mata pelajaran yang paling cocok.

(40)
[image:40.612.108.544.133.589.2]

Tabel 1.

Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Nilai Utama

NO

Pendidikan Agama Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu,

ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli

1

PKn Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur,

menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

2

Bahasa Indonesia Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri,

bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis

3

Matematika Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras, ingin tahu, mandiri,

percaya diri

4

IPS Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis, kritis,

kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras

5

IPA ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur,

bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu

6

Bahasa Inggris Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri,

bekerjasama, patuh pada aturan sosial

7

Seni Budaya Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya

orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis

8

Penjasorkes Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri,

mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain

9

TIK/ Keterampilan Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung

jawab, dan menghargai karya orang lain

10

Muatan Lokal Menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain,

nasionalis, peduli

11

(41)

3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi di dalam Proses

Pembelajaran

Pelaksanaan pendidikan karakter secara terintegrasi dalam proses pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu, tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran (merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP, dan bahan ajar), melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Gunawan (2012) mengungkapkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menerapkan sejumlah prinsip belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Kemendiknas, 2010) secara singkat dijelaskan berikut ini .

a. Konstruktivisme (Constructivism)

(42)

pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut.

Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mendorong aktivitas berpikirnya. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses

“mengkontruksi”, bukan “menerima” pengetahuan. Dalam proses

pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya.

Tugas guru dalam pembelajaran konstruktivis adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan:

1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, 2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri,

3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

(43)

mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, menghargai orang lain, bertanggung jawab, dan percaya diri.

b. Bertanya (Questioning)

Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1) menggali informasi, baik teknis maupun akademis

2) mengecek pemahaman siswa 3) membangkitkan respon siswa

4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa

6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

7) menyegarkan kembali pengetahuan siswa

(44)

karakter, antara lain berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, dan percaya diri.

c. Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri merupakan sebagian dari prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual (Kemendiknas, 2010). Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan.

Di dalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori untuk mendapatkan konsep.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri:

1) Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun) 2) Mengamati atau melakukan observasi

(45)

4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau yang lain

Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab.

d. Masyarakat Pembelajar (Learning Community)

Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual.

Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan.

(46)

2) Pembentukan kelompok besar

3) Mendatangkan “ahli‟ ke dalam kelas (tokoh, olahragawan, dokter,

petani, polisi, dan lainnya) 4) Bekerja dengan kelas sederajat

5) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya 6) Bekerja dengan masyarakat

Penerapan prinsip masyarakat belajar di dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain kerjasama, menghargai pendapat orang lain, santun, demokratis, patuh pada turan sosial, dan tanggung jawab.

e. Pemodelan (Modeling)

(47)

Contoh praktik pemodelan di kelas:

1) Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa

2) Guru PKn mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh tersebut

3) Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya

4) Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan

Pemodelan dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, menghargai orang lain, dan rasa percaya diri.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni.

(48)

1) Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa hari ini. Guru dapat mengajukan pertanyaan pada siswa tentang apa yang siswa pelajari pada saat itu dan apa manfaat materi saat itu dengan kehidupan sehari-hari.

2) Catatan atau jurnal di buku siswa

Guru memberi siswa kesempatan untuk membuat catatan atau jurnal mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Catatan dapat berupa pertambahan pengetahuan yang didapat setelah mengikuti pelajaran atau mengenai perasaan yang siswa alami ketika mengikuti pembelajaran.

3) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini.

Guru memberi siswa kesempatan untuk menyampaikan kesan dan sarannya mengenai pembelajaran yang sudah belangsung. Misalnya kesan dan saran siswa mengenai metode yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung.

4) Diskusi

(49)

5) Hasil karya

Guru memberi kesempatan pada siswa untuk merefleksikan apa yang sudah dipelajari dalam bentuk puisi atau karya-karya kreatif lainnya.

Refleksi dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan kritis, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan menghargai pendapat orang lain. g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

(50)

Penilaian autentik dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter antara lain kejujuran, tanggung jawab, menghargai karya dan prestasi orang lain, kedisiplinan, dan cinta ilmu.

Ketujuh prinsip dalam pembelajaran kontekstual harus diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang berwawasan pendidikan karakter.

C. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter

Orang tua sangat berperan dalam mendidik anak menuju hidup bermasyarakat. Anak melakukan proses bersosialisasi dimulai dari keluarga terlebih dahulu yang nantinya membantu anak agar dapat bersosialisasi di masyarakat. Selain itu, saat anak masih kecil komunikasi yang mereka lakukan lebih banyak dengan orang tua, sehingga orang tua memiliki banyak peran dalam membentuk karakter seorang anak melalui caranya masing-masing.

(51)

Selain memikirkan tujuan dan cara pendidikan yang sesuai, orang tua juga harus dapat menciptakan rasa aman dalam keluarga karena rasa aman dalam keluarga merupakan salah satu syarat bagi kelancaran proses perkembangan anak. Keluarga dengan ikatan yang abadi merupakan tempat yang memberikan rasa aman-terlindungi bagi anak.

Menurut Singgih (2001), keluarga adalah tempat yang penting di mana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang berhasil di masyarakat. Singgih (2001), juga menjelaskan fungsi-fungsi keluarga secara rinci yaitu sebagai berikut:

1. Mendapatkan keturunan dan membesarkan anak.

2. Memberikan afeksi atau kasih sayang, dukungan dan keakraban. 3. Mengembangkan kepribadian

4. Mengatur berbagai tugas, menanamkan kewajiban, hak, dan tanggung jawab.

5. Mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama, dan system moral kepada anak.

(52)

1. Peran Ibu dalam Keluarga

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis.

Kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral, sangat penting untuk melaksanakan kehidupan. Pentingnya seorang ibu terutama terlihat sejak kelahiran anaknya, dia harus memberikan susu agar anak itu bisa melangsungkan hidupnya.

b. Peran ibu dalam merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra, dan konsisten.

Ibu mempertahankan hubungan-hubungan dalam keluarga. Ibu menciptakan suasana yang mendukung kelancaran perkembangan anak dan semua kelangsungan keberadaan unsur keluarga lainnya. Dalam membesarkan dan merawat anak dalam keluarga seorang ibu tidak boleh dipengaruhi oleh emosi atau keadaan yang berubah-ubah.

c. Peran ibu sebagai pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak.

Ibu juga berperan dalam mendidik anak dan mengembangkan kepribadiannya. Pendidikan juga menuntut ketegasan dan kepastian dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, ibu dalam memberikan ajaran dan pendidikan harus konsisten, tidak boleh berubah-ubah. d. Ibu sebagai contoh dan teladan.

(53)

diterima. Seringkali dalam pengembangan kepribadian anak belajar melalui peniruan terhadap orang lain.

e. Ibu sebagai manajer yang bijaksana.

Seorang ibu menjadi manajer di rumah, ibu mengatur kelancaran tumah tangga dan menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak. f. Ibu memberi rangsangan dan pelajaran.

Seorang ibu juga memberikan rangsangan sosial bagi perkembangan anak. Setelah anak masuk sekolah, ibu juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar anak senang belajar di rumah.

g. Peran ibu sebagai istri.

Ibu yang berfungsi sebagai istri bagi suaminya perlu menyediakan waktu untuk konsolidasi, menciptakan keakraban, kemesraan, dan kesatuan yang akan memberikan tanaga baru untuk melaksanakan tugas-tugas lainnya dalam menciptakan suasana keluarga.

2. Peran Ayah dalam Keluarga

a. Ayah sebagai pencari nafkah.

(54)

b. Ayah sebagai suami yang penuh pengertian akan memberikan rasa aman.

Ayah sebagai suami yang memberikan keakraban, kemesraan bagi istri, berperan menciptakan suasana keluarga yang nyaman dan bisa terpelihara baik, maka perlu tercipta hubungan yang baik antara suami-istri.

c. Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak.

Dalam hal pendidikan, peran ayah di keluarga sangat penting, terutama bagi anak laki-laki sosok ayah menjadi model, teladan untuk perannya kelak sebagai seorang laki-laki. Sedangkan bagi anak perempuan, fungsi ayah juga sangat penting yaitu sebagai pelindung.

d. Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga.

Seorang ayah adalah pelindung dan tokoh otoritas dalam keluarga, dengan sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada anak sikap-sikap patuh terhadap otoritas dan disiplin. Ayah dengan sikap wibawanya sering menjadi wasit dalam memelihara suasana keluarga, sehingga mencegah timbulnya keributan akibat perselisihan dan pertengkaran dalam keluarga.

3. Fungsi Orang tua dalam Pendidikan Karakter

(55)

karena pembentukkan karakter anak sudah dimulai sejak dini atau saat kecil dan dalam lingkungan bersama orang tua anak membentuk karakternya. Berdasarkan pertimbangan tersebut orang tua juga mempunyai fungsi dalam membantu pendidikan karakter anak di sekolah, fungsi-fungsi tersebut antara lain:

a. Orang tua sebagai model peran.

Orang tua memainkan peran penting dalam penanaman berbagai macam nilai kehidupan yang dapat diterima dan dipeluk oleh anak. Anak lebih banyak meniru dan meneladan orang tua mulai dari cara bicara, cara berpakaian, cara bertindak, dan lain-lain. Orang tua tetap menjadi pedoman bagi pembentukan nilai-nilai dan pola tingkah laku yang diakuisi oleh anak dalam masa-masa awal perkembangan hidupnya.

b. Orang tua sebagai sumber pengetahuan.

Orang tua memiliki pengetahuan dan pemahaman tersendiri tentang apa yang baik bagi anaknya dalam konteks perkembangan kepribadian ataupun dalam pola belajar. Pengetahuan dari orang tua yang diperoleh dari kebersamaan mereka dengan anak di rumah dapat menjadi informasi berharga bagi para guru sebagai pendidik karakter agar dapat lebih efektif dalam menjalankan program pendidikan karakter.

c. Orang tua sebagai pintu masuk ke kebudayaan lain.

(56)

suku, dan tradisi yang berbeda sesungguhnya menjadi asset bagi sekolah untuk dapat mengenali unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat mereka. Mengenali berbagai macam kebudayaan lain merupakan salah satu strategi dalam pengembangan pendidikan karakter.

d. Orang tua sebagai rekan belajar.

Kesediaan anak untuk belajar sering kali terganggu dari situasi dan kondisi yang mereka alami di rumah. Dalam hal ini, kerja sama antara orang tua dengan lembaga pendidikan sangat penting agar segala yang diberikan di lembaga pendidikan memiliki kelanjutan dengan pengalaman anak di rumah. Mendesain program pendidikan karakter yang melibatkan orang tua pada masa-masa awal anak itu sangat diperlukan, tujuannya untuk memberikan rasa nyaman dalam diri anak dan orang tua.

(57)

4. Findings (Hasil-hasil Penelitian Relevan Sebelumnya)

Salah satu penelitian mengenai “Pengadaan Pendidikan Karakter di

Sekolah” yang dilakukan oleh Linda Rakhmawati, menunjukan bahwa

pendidikan karakter tidak bisa hanya dengan omong atau pemberian

informasi dan pemahamannya saja namun juga perlu adanya

penerapannya secara langsung melalui pembelajaran dengan bantuan dari

guru mata pelajaran saat di kelas. Guru kelas dilibatkan supaya dapat

melihat sejauh mana keterlaksanaan pendidikan karakter tersebut dan juga

turut mengevaluasi capaian hasil pendidikan karakter siswa. Selain

dibantu oleh guru mata pelajaran, peran orang tua juga dianggap penting

dan memiliki pengaruh. Peran orang tua menjadi berpengaruh karena

orang tua sebagai media dan peran utama yang melakukan pendidikan

serta pembentukan karakter anak ketika masih di keluarga.

D. Kerangka Pikir

Sejak tahun ajaran 2010/2011, pemerintah dalam naungan Kemendiknas sudah melaksanakan pendidikan karakter di sekolah pada setiap jenjang pendidikan termasuk SMP. Menurut Sammi dan Hariyanto (2012)

(58)

terintegrasi dalam mata pelajaran di sekolah. Menurut Kemdiknas (2010), pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.

Seiring dengan berjalannya waktu, nilai-nilai pendidikan karakter yang ada sudah tercantum dan masuk dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap guru mata pelajaran. Selain itu guru juga berwenang untuk menjabarkan dan menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabusnya dengan mengkaitkan nilai-nilai pendidikan karakter yang ada. Penjabaran di dalam silabus juga haruis dapat menjadi fasilitasi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan karakter. Berdasarkan silabus inilah yang nantinya akan menjadi pedoman para guru mata pelajaran untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

(59)

sisa waktu yang siswa miliki itu akan menjadi tanggung jawab dari orang tua sendiri ketika berada di rumah. Selain peran orang tua pemahaman dan wawsan orang tua juga mempunyai pengaruh dalam menjelaskan nilai-nilai karakter yang ada dalam pendidikan karakter menurut Kemendiknas (2010). Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan berpengaruh pada pemahaman siswa mengenai nilai-nilai karakter yang ada dan capaian hasil pendidikan karakter anak menjadi baik.

(60)

Gambar1. Bagan kerangka berfikir Ketercapaian Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di Tinjau dari Tingkat Pendidikan Akhir Orang tua di SMP

E. Hipotesis

Berdasarkan pada penjelasan bab II C3 yang menunjukkan adanya keterlibatan atau pengaruh dari peran-peran orang tua yang mempunyai fungsi dalam pembentukan karakter anak melalui berbagai faktor, seperti tingkat pendidikan akhir orang tua, latar belakang orang tua, serta peran orang tua sebagai model bagi anaknya, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Ha : Ada korelasi antara tingkat pendidikan ayah dan ibu dengan pencapaian hasil pendidikan karakter terintegrasi pada mata pelajaran di SMP Katolik Santa Maria II Malang.

Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi dalam Pembelajaran

Guru

1. Perencanaan Pembelajaran (Pengembangan Silabus dan RPP Berwawasan Pendidikan Karakter)

2. Pelaksanaan Pembelajaran Berwawasan Pendidikan Karakter

Tingkat pendidikan ter akhir orang tua

Ketercapaian pendidikan karakter yang terintegrasi dan ditinjau dari tingkat pendidikan akhir orang tua

1. Sangat tinggi 2. tinggi 3. Sedang

4. Rendah

(61)
(62)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, subyek penelitian, metode instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif dengan menggunakan pendekatan survei. Sumadi (1983) menegaskan, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, dengan tujuannya untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian evaluatif digunakan untuk mengevaluasi hasil yang didapatkan dengan dasar peraturan Kemendiknas (2010) untuk dijadikan pedoman dalam pengukuran ketercapaian hasil pendidikan karakter yang terintegrasi. Teknik deskriptif pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran evaluatif tentang hasil ketercapaian pendidikan karakter yang terintegrasi dengan mata pelajaran pada siswa di SMP Katolik Santa Maria II Malang, serta keterkaitan capaian hasil tersebut dengan tingkat pendidikan akhir orang tua.

B. Subyek Penelitian

(63)
[image:63.595.100.505.257.626.2]

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari kelas VII dan VIII SMP Katolik Santa Maria II Malang yang masing-masing hanya diambil 2 kelas, yaitu pada kelas VII A dan D serta pada kelas VIII D dan F.

Tabel 2.

Jumlah Siswa Pada Tiap Kelas yang Menjadi Sampel

Kelas Jumlah Siswa

VII A 35

VII D 37

VIII D 32

VIII F 29

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket. Kuesioner disusun bersama oleh tim peneliti payung di bawah koordinasi dosen pembimbing dengan mengacu pada prinsip-prinsip skala Semantic Defferensial. Sugiyono (2010) menegaskan, skala Semantic Defferensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya saja bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya “sangat positif” terletak di bagian

kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri

garis, atau sebaliknya. Kuesioner ini memiliki dua jenis pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan unfavorable (negatif). Pernyataan favorable

(64)

merupakan pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung variabel yang akan diukur.

1. Cara Pemberian Skor Item

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan nilai skala interval dari 1 sampai 9 dengan titik tengah yang dapat diartikan netral untuk item favorable, jika responden memberikan penilaian pada nilai skala 1, maka diartikan sebagai jawaban yang

“sangat negatif”, sedangkan jika memberikan penilaian pada nilai skala 9 maka diartikan sebagai jawaban yang “sangat positif” dan ketika memberikan jawaban ditengah atau pada nilai skala 5, maka jawaban tersebut diartikan netral. Berikut ini adalah bentuk atau model pemberian jawaban dengan menggunakan skala Semantic Defferensial:

1 5 9

Tidak Pernah Selalu/Sering

2. Konstruk Instrumen

(65)
[image:65.595.105.552.200.737.2]

ditetapkan 20 nilai karakter yang bersumber dari 5 aspek sebagaimana tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.

Kisi-kisi Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Siswa SMP

NO ASPEK INDIKATOR No Item

FAVORABLE UNFAVORABLE

1 Nilai berhubungan

dengan Tuhan

(Religius)

Nilai-nilai keTuhanan

dan/atau ajaran

agamanya.

1, 2

2 Nilai berhubungan

dengan diri sendiri

a. Kejujuran 3

b. Tanggung Jawab 4, 5, 6 7

c. Hidup Sehat 8, 9, 10

d. Disiplin 11, 12 13

e. Berkerja Keras 14 15

f. Percaya Diri 16, 17, 18

g. Berjiwa wirausaha 19,20

h. Berpikir logis,

kritis, dan inovatif

21 22, 23, 24

i. Mandiri 25,

j. Ingin Tahu 26

k. Cinta Ilmu 27 28

3. Nilai berhubungan

dengan sesama

a. Sadar hak dan

kewajiban diri dan orang lain

29, 30, 31

b. Patuh

aturan-aturan sosial

34, 35 32, 33

c. Menghargai karya dan prestasi orang lain

36, 37

d. Santun 38, 39 40

e. Demokratis 41, 42

4. Nilai Karakter

berhubungan dengan lingkungan

Menjaga dan

merawat

lingkungan yang ada disekitarnya.

43, 45 44

5. Nilai kebangsaan a. Nasionalis 46 47, 48

b. Menghargai

Keberagaman

(66)

3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

a. Validitas

Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007) menegaskan, validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Sugiyono (2010) menegaskan, validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan kata lain, validitas dari sebuah penelitian mengungkap keakuratan data yang diperoleh peneliti antara data yang ada di lapangan atau sesungguhnya dengan data yang nantinya dilaporkan oleh peneliti dalam penelitiannya.

(67)

pembimbing menelaah secara rasional kesesuaian antara isi pertanyaan kuesioner yang menguraikan indikator yang berasal dari aspek yang dipilih sebagai acuan dalam pembuatan item-item kuesioner.

Hasil telaah ahli dilengkapi dengan uji empirik untuk memeriksa keterpenuhan kriteria konsistensi internal setiap item terhadap aspeknya. Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor tabel aspek melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment.

Formula;

r

XY=

 

 

 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : XY

r

= korelasi skor-skor butir kuesioner dengan total aspek

N = jumlah subyek

X = skor butir kuesioner

Y = skor total aspek kuesioner yang memuat X XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y

(68)

0,05 item tersebut tidak memenuhi konsistensi internal, maka di drop.

Setelah dilakukan uji coba terhadap instrumen (uji empirik) kepada siswa kelas VII dan VIII di SMP Katolik Santa Maria II Malang, diperoleh hasil perhitungan konsistensi internal butir pada setiap aspek dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan jumlah subjek (N) 40.

(69)
[image:69.595.102.556.117.688.2]

Tabel 4.

Penggolongan Item Valid dan Tidak Valid

NO ASPEK INDIKATOR No Item

Valid Tidak Valid

1 Nilai berhubungan

dengan Tuhan

(Religius)

Nilai-nilai keTuhanan

dan/atau ajaran

agamanya.

1, 2

2 Nilai berhubungan

dengan diri sendiri

l. Kejujuran 3

m. Tanggung Jawab 4, 5, 6, 7

n. Hidup Sehat 9, 10 8

o. Disiplin 11, 12 13

p. Berkerja Keras 14, 15

q. Percaya Diri 16, 17, 18

r. Berjiwa wirausaha 19,20

s. Berpikir logis,

kritis, dan inovatif

21, 24 22, 23

t. Mandiri 25

u. Ingin Tahu 26

v. Cinta Ilmu 27 28

3. Nilai berhubungan

dengan sesama

f. Sadar hak dan

kewajiban diri dan orang lain

29, 30, 31

g. Patuh

aturan-aturan sosial

34, 35 32, 33

h. Menghargai karya dan prestasi orang lain

36 37

i. Santun 39, 40 38

j. Demokratis 41, 42

4. Nilai Karakter

berhubungan dengan lingkungan

Menjaga dan

merawat

lingkungan yang ada disekitarnya.

43, 44, 45

5. Nilai kebangsaan c. Nasionalis 47, 48 46

Gambar

Grafik 2: Presentase Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII dan VIII….
Tabel 1.Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran
Tabel 2. Jumlah Siswa Pada Tiap Kelas yang Menjadi Sampel
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Hasil Pendidikan Karakter Siswa SMP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

untuk melakukan suatu sistem reservasi tiket berbasis. J2ME di Perusahaan Executive Shuttle Bus

Sekolah harus menjalankan program dengan konsisten agar kemampuan literasi siswa dapat berkembang dengan baik. Guru akan membimbing siswanya untuk kegiatan berbahasa lisan,

dilaksanakan oleh Kelompok Kerja II ULP Kabupaten Belitung Timur TA 2015, maka. dengan ini Kami mengundang Saudara guna mengklarifikasi dokumen

Dengan demikian, keluarga sakinah memiliki peran ganda, yaitu di samping dapat melahirkan manusia-manusia bertaqwa, juga keluarga-keluarga sakinah dalam jumlah

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan, media

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat, berkat dan bimbinganNya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Status

Halaman diagnosa merupakan halaman inti dari sistem pakar diagnosa penyakit pada ayam ini terdapat pertanyaan bagi pengguna yang ingin melakukan proses diagnosa penyakit ayam