• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Hewan di Sekitarku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Hewan di Sekitarku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar."

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR Suzana Monica Sari

Universitas Sanata Dharma 2015

Penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan satu perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik integratif, dengan pedekatan saintifik, sedangkan proses kegiatan pembelajaran yang menekankan pada pendidikan karakter dengan penilaian otentik. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pengembangan produk dan kualitas perangkat pembelajaran pada subtema hewan di sekitarku untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar yang mengacu pada kurikulum SD 2013.

Penelitian ini merupakan penilitian pengembangan. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat berdasarkan Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borgdan Gall. Prosedur pengembangan ini melalui 5 langkah dari 10 langkah prosedur pengembangan meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain. Hasil dari perangkat pembelajaran ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar penilaian, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mengacu pada kurikulum SD 2013.

Hasil validasi pakar kurikulum 2013 (a) menghasilkan skor rerata 4.00 dengan kategori baik, validasi pakar kurikulum 2013, (b) menghasilkan skor rerata 4.02 dengan kategori baik, guru kelas 1 (a) menghasilkan skor rerata 4.75 dengan kategori sangat baik, dan guru kelas I (b) menghasilkan skor rerata 4.22 dengan kategori sangat baik. Oleh sebab itu perangkat pembelajaran memperoleh skor 4.24 dengan kategori sangat baik.Perangkat pembelajaran dapat ditinjau melalui aspek instrument validasi yang meliputi: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran layak diujicoba di lapangan mengacu kurikulum 2013.

(2)

SEKITARKUREFERRING TO THE ELEMENTARY SCHOOL CURRICULUM 2013 FOR GRADE ONE(1) STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Suzana Monica Sari Sanata Dharma University

2015

This study was a study that produced a set of learning instruments referring to the elementary school curriculum 2013 using thematic integrative learning and scientific approach. Meanwhile, the process of learning activities emphasized on the character education using authentic assessment. This study aimed at describing the product development and the quality of the learning instruments on the sub-theme hewan di sekitarku to the first elementary school that referred to the the elementary school curriculum 2013.

This study was research and development. The procedures of the learning instruments development used was based on Jerold. E. Kemp and the research development procedures used were proposed by Borg and Gall. These were 5 steps applied out of 10 steps in this research development procedures, they were: (1) potential and problems, (2) data collection, (3) design of the product, (4) the expert validation, (5) the revised design. The result of the learning instruments were the lesson plans, the assessment sheets, and the student worksheets referring to the elementary school curriculum 2013.

The validation result of the curriculum expert 2013 (a) produced a mean score 4,00 with a good category, the validation of the curriculum expert 2013 (b) produced a mean score of 4.02 with a good category, the teacher of grade 1 (a) produced a mean score of 4.75 with a very good category, and the teacher of grade I (b) produced a mean score 4.22 with a very good category. Therefore, the learning instruments scored 4.24 with a very good category. The learning instruments could be reviewed through the instrument’s validation aspects. They were: (1) the purpose and approach, (2) the design and organization, (3) content, (4) topic, and (5) methodology. Based on the statement above, it can be concluded that the learning instrument are worth-tested in the field referring to the curriculum 2013.

(3)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA HEWAN DI SEKITARKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK

SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Suzana Monica Sari NIM : 111134106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

TUHAN YESUS KRISTUS Oleh karena limpahan kasihNya yang tak pernah berhenti mengalir

Ayah dan Ibuku tercinta

Bapak Yohanes Topan dan Ibu Yustina Mulyati yang selalu melimpahkan segala doa, motivasi dan kasih

adikku tercinta Margaretha Dwi Lestari

yang selalu memberikan dukungan dan semangat

Prasetyo Edi Wibowo, S.T

Terima kasih atas kasih, motivasi dan perhatiannya

Teman-teman mahasiswa PGSD

Terima kasih atas perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang telah diberikan

(7)

v MOTTO

Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja. (Amsal 14:23)

"Kalau mau pintar, Belajar. Kalau mau hasil, Usaha". (Kutipan film Laskar Pelangi)

Tidak ada hasil yang mengkhianati proses.

“It’s okay to fail, as long as you keep trying”.

(Kutipan film Frankenweenie)

“Losers are people who are so afraid of not winning, they don’t even try”.

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA HEWAN DI SEKITARKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU

(1) SEKOLAH DASAR Suzana Monica Sari Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan satu perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik integratif, dengan pedekatan saintifik, sedangkan proses kegiatan pembelajarannya menekankan pada pendidikan karakter dengan penilaian otentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk dan memaparkan kualitas perangkat pembelajaran pada subtema hewan di sekitarku untuk kelas 1 Sekolah Dasar yang mengacu pada kurikulum SD 2013.

Penelitian ini merupakan penilitian pengembangan. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat berdasarkan Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan ini melalui 5 langkah dari 10 langkah prosedur pengembangan meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain. Hasil dari perangkat pembelajaran ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), lembar penilaian, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mengacu pada kurikulum SD 2013.

Hasil validasi pakar kurikulum 2013 (a) menghasilkan skor rerata 4.00 dengan kategori baik, validasi pakar kurikulum 2013 (b) menghasilkan skor rerata 4.02 dengan kategori baik, guru kelas I(a) menghasilkan skor rerata 4.75 dengan kategori sangat baik, dan guru kelas I(b) menghasilkan skor rerata 4.22 dengan kategori sangat baik. Oleh sebab itu perangkat pembelajaran memperoleh skor rerata 4.24 dengan rentang skor (1-5) kategori sangat baik. Perangkat pembelajaran dapat ditinjau melalui aspek instrumen validasi yang meliputi: (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran layak diuji coba di lapangan mengacu kurikulum 2013.

(11)

ix ABSTRACT

LEARNING INSTRUMENTS DEVELOPMENT SUBTHEME HEWAN DI SEKITARKU REFERRING TO THE ELEMENTARY SCHOOL

CURRICULUM 2013 FOR GRADE ONE (1) STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Suzana Monica Sari Sanata Dharma University

2015

This study was a study that produced a set of learning instruments referring to the elementary school curriculum 2013 using thematic integrative learning and scientific approach. Meanwhile, the process of learning activities emphasized on the character education using authentic assessment. This study aimed at describing the product development and the quality of the learning instruments on the sub-theme hewan di sekitarku to the first elementary school that referred to the elementary school curriculum 2013.

This study was research and development. The procedures of the learning instruments development used was based on Jerold. E. Kemp and the research development procedures used were proposed by Borg and Gall. These were 5 steps applied out of 10 steps in this research development procedures, they were: (1) potential and problems, (2) data collection, (3) design of the product, (4) the expert validation, (5) the revised design. The result of the learning instruments were the lesson plans, the assessment sheets, and the student worksheets referring to the elementary school curriculum 2013.

The validation result of the curriculum expert 2013 (a) produced a mean score 4,00 with a good category, the validation of the curriculum expert 2013 (b) produced a mean score of 4.02 with a good category, the teacher of grade 1 (a) produced a mean score of 4.75 with a very good category, and the teacher of grade I (b) produced a mean score 4.22 with a very good category. Therefore, the learning instruments scored 4.24 with a very good category. The learning instruments could be reviewed through the instrument’s validation aspects. They were: (1) the purpose and approach, (2) the design and organization, (3) content, (4) topic, and (5) methodology. Based on the statement above, it can be concluded that the learning instrument are worth-tested in the field referring to the curriculum 2013.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan limpahan kasih, rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Hewan di Sekitarku Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu, mengarahkan, mendukung, dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., MA. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Validator perangkat pembelajaran Widiastuti, S.Pd.Jas., M.Pd, Kristi Wardani, M.Pd, Maria Widiana, S.Pd, dan Esternia P, S.Pd.

(13)
(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.2 Rasional Kurikulum SD 2013 ... 11

2.1.3 Penguatan Pendidikan Karakter dan Kemampuan berpikir tingkat tinggi ... 14

(15)

xiii

2.1.3.2Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ... 15

2.1.4 Pendekatan Tematik Integratif ... 18

2.1.5 Pendekatan Saintifik ... 21

2.1.6 Penilaian Otentik ... 22

2.1.6.1Pengertian Penilaian Otentik ... 22

2.1.6.2Pengembangan Penelitian Otentik ... 22

2.2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 24

2.1.1. Perangkat Pembelajaran yang di Kembangkan ... 29

2.3. Penelitian yang Relevan ... 34

2.4. Kerangka Berpikir ... 37

2.5. Pertanyaan Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Prosedur Pengembangan ... 45

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 47

3.2.2 Pengumpulan Data ... 47

3.2.3 Desain Produk ... 47

3.2.4 Validasi Desain ... 48

3.2.5 Revisi Desain ... 48

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 49

3.4 Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 49

3.5 Validasi Guru Kelas 1 Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 50

3.6 Instrumen Penelitian ... 50

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.8 Teknik Analisis Data ... 51

3.8.1 Data Kuantitatif ... 52

3.8.2 Data Kualitatif ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Analisis Kebutuhan ... 55

(16)

xiv

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 58

4.2Deskripsi Produk Awal ... 59

4.2.1 Silabus ... 60

4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian(RPPTH) ... 61

4.3Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 65

4.3.1 Data Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ... 65

4.3.2 Data Validasi Guru SD yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk... 69

4.4Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 71

4.4.1 Kajian Produk Akhir... 72

4.4.1.1Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik harian (RPPTH)... 72

4.4.2 Pembahasan ... 74

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 79

5.2Keterbatasan Pengembangan ... 80

5.3Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 12

Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir ... 13

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 49

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima ... 52

Tabel 3.3 Kriteria Skor Lima ... 54

Tabel 4.1. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 68

Tabel 4.2 Komentar Guru Kelas I SD dan Revisi ... 70

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Revisi Taksonomi Bloom ... 16 Gambar 2.2 Model Pengembangan Pembelajaran Kemp ... 24 Gambar 2.3 Kerangka Pikir... 39 Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Prosedur Pengembangan Bahan Ajar

Borg dan Gall ... 41 Gambar 3.2 Bagan langkah prosedur pengembangan Perangkat

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Wawancara ... 85

Lampiran 2 Surat Pernyataan Wawancara ... 86

Lampiran 3 Hasil wawancara ... 87

Lampiran 4 Data Mentah Validasi Pakar ... 89

Lampiran 5 Data Mentah Validasi Guru ... 98

Lampiran 6 Silabus Tema 7 ... 107

(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah

Pendidikan adalah sebuah persoalan yang khas dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pendidikan dapat diartikan dari sudut padang yang luas yakni segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui suatu hal yang ingin diketahui. Selain itu, pendidikan juga dapat diartikan dengan pendekatan dalam arti sempit, yaitu seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di dalam lembaga pendidikan sekolah (Suhartono, 2009: 43-46). Pendidikan yang baik, idealnya dapat memberikan pembelajaran yang efisien, sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat tercapai. Dalam sistem pendidikan, belajar merupakan hal pokok dan utama .

(21)

pengalaman belajar yang baik, pengetahuan yang di dapatkan oleh peserta didik dapat bertahan lebih lama.

Perangkat pembelajaran merupakan bagian yang penting didalam kurikulum. Menurut Poerwati dan Amri (2013: 150) Perangkat pembelajaran meliputi : Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus sebagai acuan pengembangan RPP diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan, serta memberikan ruang bagi kreativitas dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikologisnya. Perangkat pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang sedang digunakan dalam suatu satuan pendidikan.

(22)

yang terlewatkan. Peningkatan mutu pembelajaran dalam kurikulum pendidikan dirasakan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah dasar. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan di dunia pendidikan harus secara berkelanjutan, agar sesuai dengan ranah kehidupan yang up to date, hal ini mencerminkan sifat dasar kurikulum yang dinamis dan harus menyesuaikan dengan perkembagan jaman dan ilmu pengetahuan. Kurikulum SD 2013 merupakan kurikulum yang baru-baru ini diterapkan di Indonesia. Kurikulum ini memuat peoses pembelajaran yang secara utuh dapat diajarkan kepada peserta didik. Oleh karena kurikulum SD 2013 ini baru diterapkan di Indonesia, maka tak jarang guru-guru sekolah dasar masih mengalami beberapa kesulitan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran, sekaligus penerapan pembelajarannya didalam kelas.

(23)

adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Hidayat, 2013: 122). Kurikulum 2013 juga diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk mampu lebih baik dalam melakukan obeservasi, bertanya, bernalar, dan mempresentasikan, apa yang telah mereka peroleh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu A.I., guru kelas I SD Kristen Kalam Kudus, Yogyakarta, pada hari Senin, tanggal 21 April 2014, pukul 07.30-08.40 WIB, diperoleh informasi bahwa guru tersebut membutuhkan perangkat pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Menurut beliau kurikulum 2013 adalah sebuah penyempurnaan dari KTSP. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sangat baik untuk diterapkan dalam kelas, karena peserta didik tidak merasakan adanya perbedaan dalam setiap muatan pelajaran, dan keobyektifan penilaian sangat membantu dalam menilai karakeristik peserta didik.

(24)

setidaknya ada 2 pengampu, agar penilaian terasa lebih mudah. Selain itu, kesulitan yang mendasar adalah ketika beliau harus menyatukan kurikulum SD 2013 dengan kurikulum sekolah yang menggunakan kurikulum Bible Base.

Berdasarkan fakta tersebut, peneliti akan membantu guru tersebut dengan membuat perangkat pembelajaran yang meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari materi ajar dan LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian berupa rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian (RPPTH).

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema hewan di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema hewan di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema hewan di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar

(25)

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa

Mendapatkan pengalaman membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran subtema hewan di sekitarku yang mengacu pada kurikulum SD 2013.

2. Bagi guru

Mendapatkan inspirasi tentang pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013, khususnya subtema hewan di sekitarku. 3. Bagi siswa

Mendapatkan pengalaman pembelajaran pada subtema hewan di sekitarku yang menyenangkan.

4. Bagi sekolah

Menambah bahan bacaan bagi sekolah, terkait dengan kurikulum SD 2013, khususnya pada subtema hewan di sekitarku.

5. Bagi Prodi PGSD

Sebagai inspirasi untuk pengembangan selanjutnya pada perangkat pembelajaran SD yang mengacu pada kurikulum SD 2013.

1.5. Definisi Operasional

(26)

2. Pendidikan karakter adalah suatu proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa.

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik sesuai dengan teori Bloom yang telah di revisi, yaitu kemampuan untuk mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, serta membuat.

4. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran terpadu, yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa muatan pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

5. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang mengarahkan poeserta didik untuk mampu merumuskan masalah dengan banyak bertanya, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja, selain itu, pendekatan ini juga melatih peserta didik untuk berpikir analitis bagaimana cara mengambil keputusan.

6. Penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

(27)

1.6. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap. Terdapat beberapa komponen dalam RPPTH seperti : (1) kompetensi inti, (2) kompetensi dasar dan indikator, (3) tujuan pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5) metode pembelajaran, (6) media, alat dan sumber belajar,(7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (8) penilaian, dan (9) lampiram-lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam perumusan indikator pada setiap muatan pembelajaran terdapat 4 ranah yang harus diajarkan dalam setiap kegiatan pembelajaran yaitu KI-1 ( sikap spriritual), KI-2 (sikap sosial) , KI-3 (pengetahuan), dan KI-4 (keterampilan).

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif, artinya dalam setiap kegiatan pembelajaran terdapat beberapa muatan pelajaran yang diajarkan. Pergantian setiap muatan pelajaran berjalan dengan landai sehingga pembelajaran tidak terlihat terpisah-pisah tetapi sudah menjadi satu kesatuan yang utuh.

(28)

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Dalam setiap kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya dinilai dari segi pengetahuannya saja akan tetapi juga dinilai dari segi keterampilan, sikap sosial dan sikap spiritual. Dari segi pengetahuan teknik penilaiannya berupa soal yang terdiri dari soal tertulis atau lisan beserta kunci jawaban dan panduan penilaian. Dari segi keterampilan teknik penilaiannya berupa performance/ kinerja dan produk, instrumen yang digunakan berupa rubrik penilaian. Dari segi sikap sosial teknik penilaiannya berupa non tes dengan melakukan observasi dan instrumen penilaian yang digunakan berupa rubrik penilaian. Tidak jauh berbeda dari sikap sosial, untuk spiritual teknik peniaiannya menggunakan non tes berupa observasi dan instrumen penilaian yang digunakan berupa rubrik penilaian.

(29)

10 BAB 2

LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Kurikulum SD 2013

Peneliti menemukan banyak teori yang mengungkapkan pengertian tentang kurikulum, berikut ini merupakan beberapa pengertian kurikulum menurut para ahli. Menurut Madjid (2005: 2) kurikulum adalah suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan dalam situasi yang nyata di kelas. Selain itu, Indratno (dalam Yamin 2012: 15) memaparkan bahwa kurikulum juga dapat dipandang sebagai program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat. Kurikulum merupakan sistem pendidikan yang memiliki sifat dasar dinamis, maka harus disuaikan dengan perkembagan jaman dan ilmu pengetahuan. Salah satu alas an mengapa kurikulum harus berubah adalah karena saat ini telah terjadi perubahan paradigma belajar.

(30)

(attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge) (Hidayat, 2013: 113).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum). Kurikulum terintegrasi merupakan kurikulum yang memungkinkan

peserta didik secara individu, maupun secara kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip-prinsip secara holistik, bermakna dan otentik. Organisasi kurikulum terintegrasi menghilangkan batas-batas antara berbagai muatan pelajaran dan menyajikannya dalam bentuk unit atau keseluruhan (Poerwati dan Amri, 2013: 12). Konsep kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komperhensif, tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya (Hidayat, 2013: 113).

2.1.2. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

(31)

lain, bahwa jam pelajaran di Indonesia lebih singkat; (4) pembelajaran di Finlandia relatif singkat, karena didukung dengan pembelajaran tutorial.

Pergeseran paradigma belajar abad ke-21, juga menjadi alasan pengembangan/penyempurnaan KTSP. Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Hidayat, 2013: 122). Pergeseran paradigma tersebut mengakibatkan kesenjangan antara kurikulum saat ini dengan konsep ideal dari kurikulum SD 2013.

Sejalan dengan itu, (Mulyasa, 2013: 61-63) menjabarkan kesenjangan kurikulum KTSP dengan Kurikulum SD 2013 mealui sebuah tabel yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel. 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN 1 Belum sepenuhnya menekankan

pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN 1 Belum relevan dengan kompetensi

yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

C. PROSES PEMBELAJARAN

1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik

2 Proses pembelajaran berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

(32)

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional 2 Tes menjadi cara penilaian yang

dominan

2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja 1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM 1 Satuan pendidikan mempunyai

pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan,

kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

Kesenjangan diatas, dapat di atasi dengan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut Mulyasa (2013: 63) perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari Standar Isi (SI) harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum dapat dilihat di Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum SD 2013 1. Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang

(33)

dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan

Semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu dengan

yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Pola penyempurnaan kurikulum dapat berjalan selaras apabila mempertimbangkan faktor perubahan pasa kurikulum. Faktor perubahan kurikulum salah satunya adalah penguatan tata kelola kurikulum. Pelaksanaan kurikulum menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum SD 2013 untuk SD/MI diubah dan disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena itu dalam Kurikulum SD 2013 dilakukan penguatan dalam tata kelola seperti tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif yaitu guru harus mampu bekerjasama satu dengan yang lainnya dalam menciptakan pembelajaran yang baru.

2.1.3. Penguatan Pendidikan karakter dan kemampuan berpikir tingkat tinggi

2.1.3.1 Penguatan pendidikan karakter

(34)

arti sempit, yaitu seluruh kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan secara teratur dan terarah di dalam lembaga pendidikan sekolah (Suhartono, 2009: 43-46).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2011: 213) karakter dapat diartikan sebagai sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Karakter merupakan serangkaian pemikiran (cognitive), perasaan (affectives), dan perilaku (behaviors) yang sudah menjadi kebiasaan (habits) menurut Zuchdi,dkk (2012: 16).

Pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan karakter yang baik (good character), dan berlandaskan kebijakan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun dalam masyarakat (Saptono, 2011: 23).

2.1.3.2Kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Pada kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran untuk semua jenjang pendidikan, dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah, dimana proses pembelajaran harus mencakup tiga ranah/ domain (Bloom dalam Rusman 2013: 171-172), yaitu:

1) Ranah kognitif yang menekankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi.

2) Ranah afektif yang menekankan pada sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang diperlukan siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

(35)

Taksonomi Bloom memuat dimensi proses kognitif mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi yaitu, 1) Tahap mengingat; 2) Tahap memahami; 3) Tahap menerapkan; 4) Tahap menganalisis; 5) Tahap mengevaluasi; 6) Tahap mencipta. Kemampuan berfikir Taksonomi Bloom dapat digambarkan sebagai berikut:

2.1 Gambar taksonomi Bloom revisi

Tingkatan taksonomi Bloom diatas dapat dijabarkan satu persatu sebagai berikut:

1) Mengingat : pada tahapan ini siswa diharapkan mampu mengingat pelajaran yang telah mereka ikuti.

2) Memahami : dengan mengingat, siswa tidak lantas dapat memahami apa yang mereka pelajari, oleh karena itu pemahaman amatah penting untuk pencapaian sebuah pembelajaran dalam taksonomi Bloom.

3) Menerapkan : ingatan ataupun pemahaman siswa, dapat lebih tajam lagi jika siswa diajak untuk mencoba menerapkan pemahaman tersebut.

(36)

5) Mengevaluasi : pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengevaluasi hasil analisis yang telah dilaksanakannya.

6) Mencipta : jika siswa dapat melakukan ke lima tahapan diatas, maka siswa akan mampu menciptakan sesuatu dari hasil belajarnya.

Taksonomi Bloom (dalam Anderson 2010: 43) memuat dimensi proses kognitif. Pada tahap mengingat dapat dikatakan dengan mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Dalam tahap memahami, siswa mulai mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Sedangkan dalam tahap mengaplikasikan, peserta didik mulai menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Kemudian tahap menganalisis dimana peserta didik bisa memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Tahap mengevaluasi, pada tahap ini peserta didik sudah bisa mengambil keputusan berdasarkan kriteria. Tahap sintesis atau mencipta peserta didik sudah bisa memadukan bagian-bagian untuki membentuk sesuatu yang baru atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.

(37)

mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah. Siswa yang mampu memecahkan suatu masalah yang mewakili kejadian yang nyata, sebenarnya dia telah terlibat dalam perilaku berpikir. Pencapaian pemecahan suatu masalah mengakibatkan peserta didik belajar sesuatu yang dapat di generalisasikan pada masalah yang lain. Dalam hal ini peserta didik telah mencapai suatu kemampuan baru yang didapatkan dari berpikir atau aturan tingkat tinggi. Berpikir rasionl dan berpikir kritis adalah suatu perwujudan dari perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Berpikir rasional peserta didik dituntut untuk menggunakan logika dalam menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan, dan bahkan menciptakan hukum teoritis. Sedangkan dalam berpikir kritis, peserta didik dituntut untuk menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kekurangan maupun kelebihannya. Jadi Kurikulum SD 2013 ini bertujuan mendorong siswa utuk berpikir tingkat tinggi, rasional, dan kritis.

2.1.4. Pendekatan tematik integratif

(38)

pembelajaran kontekstual juga sering disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam hal ini, Sumiati dan Asra (2009: 14) menjabarkan

bahwa pembelajaran kontekstual lebih menyoroti pada bagaimana cara guru mengaitkan materi dengan penerapannya dalam kehidupan nyata siswa. Pembelajaran kontekstual berfokus pada perkembangan ilmu yang berkaitan dengan dunia nyata siswa.

Berdasarkan uraian yang telah peneliti jabarkan, dapat di tarik kesimpulan, bahwa pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk lebih mengutamakan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam setiap pembelajaran, serta mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi, menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa atau Student Centered.

Suprijono (2011: 80-81) memaparkan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki tiga prinsip pokok yaitu: (1) adanya saling ketergantungan antar materi satu dengan lainnya (keterkaitan antar materi), (2) pengenalan keberagaman realitas kehidupan (hal-hal yang dipelajari sangat dekat dan nyata bagi siswa), dan (3) pengaturan diri yang dapat membuat siswa berani mengekspresikan potensi diri yang dimiliki (self control).

(39)

Dalam pembelajaran tematik, terdapat beberapa karakteristik yang dapat membedakan dengan model pembelajaran yang lain, yaitu dalam pembelajaran tematik lebih berpusat pada siswa (Student centered). Hal ini lebih menempatkan siswa sebagai subjek, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator artinya guru hanya memberikan kemudahan pada siswa dalam proses kegiatan belajar di sekolah.

Pembelajaran tematik juga memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Direct experiences atau pengalaman langsung yang dihadapkan siswa adalah sesuatu yang konkret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini digunakan sebagai dasar untuk memehami hal-hal yang bersifat abstrak dalam pembelajaran. Pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Hal itu membuat peserta didik mampu memahami konsep secara utuh, sehingga membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari (Majid, 2014: 89-90)

(40)

2.1.5. Pendekatan saintifik

Dalam kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran menggunakan salah satu model pembelajaran terpadu menurut Robin Forgaty (dalam Majid, 2014: 193), yaitu model jaring laba-laba (webbed model). Medol webbed ini mengangkat pendekatan tematis sebagai acuan utama bahan dan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran pada model ini menggunakan pendekatan saintifik. Kemdikbud (dalam Majid, 2014: 193) memaparkan bahwa pendekatan saintifik juga sering disebut dengan pendekatan pembelajaran ilmiah, dimana pendekatan saintifik dapat mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Pendekatan saintifik memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah.

Dengan pendekatan saintifik, siswa mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah, selain itu siswa dilatih untuk berpikir analitis ( bagaimana siswa mengambil keputusan, bukan hafalan). Menurut Sudarwan (dalam Majid, 2014: 194), pendekatan saintifik memiliki 5 ciri yaitu : penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

(41)

2.1.6. Penilaian Otentik

2.1.6.1Pengertian Penilaian Otentik

Otentik atau autentik, dalam pembelajaran terpadu (tematik integratif) memungkinkan siswa untuk memahami konsep pembelajaran secara langsung, bukan hanya sekedar pemberitahuan dari gurunya. Penilaian dengan caara portofolio merupakan salah satu bentuk dari penilaian otentik. Penilaian otentik dikenal juga dengan berbagai istilah seperti penilaian kinerja (performace assessment), penilaian alternatif (alternative assessment), penilaian langsung

(direct assessment) dan penilaian realistis (realistic assessment). Penilaian otentik

dikatakan sebagai penilaian kinerja, karena siswa dalam hal-hal tertentu diminta untuk melakukan tugas-tugas dengan aksi nyata. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian alternatif, karena dapat difungsikan sebagai alternatif untuk menggantikan penilaian tradisional. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian langsung, karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi bermakna pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata. Penilaian otentik dikatakan sebagai penilaian realistis karena penilaian dapat dihubungkan dengan penerapan dalam kehidupan nyata. Menurut Nugiyantoro (2011: 23) penilaian otentik (authentic assessment) menekankan pada kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang mereka miliki secara nyata dan bermakna.

(42)

itu, pusat kurikulum (dalam Majid, 2014: 236) memaparkan bahwa penilaian otentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan inforrmasi tentang proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai hasil pembelajaran siswa. Johnson (dalam Majid, 2014: 236) mengatakan bahwa penilaian otentik memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dan kuasai. Johnson juga mengatakan bahwa penilaian otentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan cara berpikir tingkat tinggi. Pokey dan Siders (dalam Majid, 2014: 236) menambahkan bahwa penilaian otentik dapat diartikan sebagai upaya untuk mengevaluasi pengetahuan atau keahlian siswa yang mendekati konteks kehidupan nyata.

Jadi penilaian otentik dapat diartikan sebagai penilaian yang mengedepankan penilaian pada kinerja siswa dalam memperagakan keterampilan yang ia miliki, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tersebut. Hal ini mendorong siswa untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri terhadap suatu materi atau pengetahuan tertentu, sehingga pengetahuan yang ia dapatkan dapat bertahan lama dalam memorinya.

2.1.6.2Pengembangan Penilaian Otentik

(43)

2.2.Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pengembangan pembelajaran yang penulis gunakan merupakan pengembangan model desain instruksional yang digagas oleh Jerold. E. Kemp. Menurut Kemp (dalam Trianto, 2012: 81) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan, dalam lingkaran ini tiap langkah pengembangan berhubungan dengan aktivitas revisi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp yang telah dimodifikasi dikarenakan lebih lengkap dibandingkan perangkat pembelajaran lainnya. Berikut akan disajikan bagan model desain pembelajaran dalam Morrison (2011: 12)

(44)

Desain siklus pembelajaran model Kemp diatas, dapat di jabarkan satu persatu sebagai berikut:

1) Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instuctional Problems).

Tujuan dalam siklus ini adalah untuk mengidentifkasi adanya kesenjangan antara tujuan menuru kurikulum dengan fakta yang terjadi dilapangan. Kensenjangan yang diamati dalam hal ini menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

2) Analisis Karakteristik Siswa (Learner Characteristics).

Siklus kedua ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal siswa (mengidenifikasi keterampilan-keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan) dan karakteristiknya (memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun sebagai kelompok).

3) Analisis Tugas (Task Analysis).

(45)

untuk analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis prosedural, dan analisis pemrosesan informasi.

4) Merumuskan Indikator (Instructional Objectives).

Pada hakikatnya indikator merupakan tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tugas/ analisis tujuan seperti yang telah di paparkan oleh Trianto (2012: 85). Pada tahap ini indikator dirumuskan dengan fungsi sebagai : (1) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran; (2) alat kerja dalam perencanaan evaluasi hasil belajar siswa; (3) panduan dalam belajar siswa.

5) Urutan Isi (Content Sequencing)

Menentukan isi berdasarkan tingkat kesulitan supaya dapat membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran.

6) Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Pemilihan strategi belajar yang sesuai dengan tujuan merupakan salah satu tahapan yang harus dilaksanakan dalam pengembangan sistem pembelajaran menurut Kemp. Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran. tujuan pembelajaran khuss dan kategori hasil belajar yang akan dicapai meliputi keterampilan intelektual, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap.

(46)

8) Instruksi Pengembangan (Development of Instruction)

Instruksi pengembangan dilakukan setelah menyelesaikan analisis dan rancangan, proses ini menghasilkan bahan ajar yang akan digunakan seperti video pembelajaran ataupun materi yang akan diberikan.

9) Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instruments)

Penyusunan instrument alat evaluasi digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan sisa setelah proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar. Penilaian hasil belajar atau yang sering disebut dengan evaluasi merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

10)Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

11)Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses pengembangan yang berfungsi sebagai pemberi informasi bagi pengajar atau tim pengembang seberapa baik program yang telah berfungsi. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba.

12)Evaluasi Penegasan (Confirmative Evaluation)

(47)

13)Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Dalam sebuah langkah pengembangan kegiatan revisi adalah hal yang dilakukan secara terus-menerus guna mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti yang pernah di paparkan oleh Kemp bahwa setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian dari validator yang telah melakukan validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah dibuat.

Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah RPPTH, materi ajar, Instrumen penialain, dan LKS. RPPTH merupakan rencana atau rancangan kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus, serta perangkat pembelajaran tematik integratif yang disusun sesuai dengan standar Kurikulum SD 2013. Perangkat pembelajaran ini berisi materi dan soal-soal latihan sebagai pedoman guru dalam mengajar.

14)Perencanaan (Planning)

(48)

15)Pelaksanaan (Implementation)

Perencanaan yang matang dan keterlibatan orang lain selama proses perancanagn instruksi dapat meningkatkan pelaksanaan dan penerapan instruksi tersebut. Pelaksanaan seperti evaluasi formatif, dimulai pada awal proses desain instruksional. Perencanaan pelaksanaan lebih awal dapat membantu memastikan peluncuran program instruksional berjalan dengan lancar.

16)Manajemen Proyek (Project Management)

Manajemen proyek sangat penting dilakukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Upaya yang dibutuhkan untuk proyek ditentukan oleh ruang lingkup manajemen proyek.

17)Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung yang dimaksud seperti staf tata usaha, kebijkan kepala sekolah, guru mitra dan tenaga – tenaga terkait lainnya. Selian itu anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan juga merupakan salah satu pelayanan pendukung yang dapat membantu berlangsungnya pengembangan.

2.2.1. Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan

(49)

2.2.1.1. Silabus

Salim (dalam Majid 2009: 98) memaparkan bahwa istilah silabus didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi dan materi pembelajaran. silabus adalah seperangkat rancangan pembelajaran yang berisi sistematika pembelajaran, komponen-komponen rencana bahan ajar pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan daerah setempat.

(50)

Seperti yang tercantum dalam buku pedoman umum pengembangan silabus (Depdiknas 2004: 45), secara umum langkah-langkah dalam pembuatan silabus yaitu: 1) penulisan identitas sekolah dan mata pelajaran; 2) perumusan standar kompetensi; 3) penentuan kompetensi dasar; 4) penentuan materi pokok dan uraiannya; 5) penentuan pengalaman belajar; 6) penentuan alokasi waktu; 7) penentuan sumber bahan.

2.2.1.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

Setelah menyusun silabus, langkah berikutnya adalah pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran (Fadillah, 2014: 143). Setiap guru pada semua satuan pendidikan berkewajiban untuk menyusun RPP seara lengkap dan sisematis agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat berjalan seara interaktif, inspiratif, kreatif, dan menyenagkan.

(51)

tujuan pembelajaran, (6) media, alat, dan sumber belajar, (7) materi pelajaran, (8) pendekatan dan metode pembelajaran, (9) penilaian, dan (10) lampiran-lampiran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat sebanyak satu subtema, dalam satu subtema terdapat 6 pembelajaran. Pembelajaran dikelas bawah (kelas I) pada hari pertama hingga hari keempat memiliki alokasi watu (6x35 menit) setiap harinya. Sedangkan pembelajaran pada hari kelima dan keenam memiliki alokasi waktu (4x35 menit) setiap harinya. Setiap pembelajaran dibuat sesuai langkah-langkah yang mengaktifkan siswa sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator.

Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) harus di sertai dengan pedoman penilaian dan LKS yang dapat digunakan untuk alat ukur ketercapaian materi. Kerangka Lembar Kerja Sisiwa (LKS) merupakan landasan atau yang akan digunakan dalam menyusun LKS tematik integratif sesuai dengan pendekatan saintifik sesuai Kurikulum SD 2013 yang lebih rinci.

(52)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan Peneliti berisi komponen-komponen yang disusun secra sistematis. LKS merupakan media belajar dan digunakan sebagai alat ukur ketercapaian materi. isi komponen Lembar Kerja Siswa (LKS) ini adalah: (1) pemetaan Kompetensi Dasar 1, 2, 3 dan 4 ; (2) mengenai ruang lingkup pembelajaran satu minggu; (3) pemetaan indikator mingguan. (4) pemetaan indikator harian; (5) keterangan pembelajaran pada hari ke berapa; (6) kolom identitas siswa seperti: nama, kelas, nomor; (7) tujuan pembelajaran yang sesuai dengan LKS; (8) alat dan bahan yang di gunakan sebagai pendukung dalam mengerjakan LKS; (9) petunjuk kegiatan yang dapat digunakan sebagai acuan siswa dalam mengerjakan LKS; (10) langkah-langkah kegiatan, dimana disitu berisi soal yang akan diujikan kepada peserta didik berguna untuk mengukur kemampuan atau pemahaman siswa selama belajar satu hari; (11) soal evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan siswa dalam aspek pengetahuan; (12) refleksi, hal ini berguna untuk merefleksikan kegiatan yang dilakukan peserta didik selama sehari. Ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran esok hari; (13) kegiatan bersama orangtua. Hal ini digunakan sebagai langkah untuk mengetahui peran orangtua dalam mendukung anak dalam memperoleh pendidikan.

(53)

Penilaian terhadap peserta didik terdapat empat aspek yang meliputi penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, sikap sosial, dan penilaian sikap spiritual. Penilaian kognitif (pengetahuan) menilai kemampuan siswa dalam akademik peserta didik. Penilaian keterampilan, berisi penilaian tentang keterampilan yang terkait dengan performance dan kerja siswa sehingga sebagian besar berupa produk-produk yang dihasilkan. Penilaian sikap terdiri dari sikap individu-sosial dan penilaian sikap spiritual. Penilaian sikap dilakukan dengan melihat karakter siswa atau sikap siswa dengan sesama dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Daftar pustaka berisikan kajian pustaka yang digunakan peneliti dalam menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). Daftar pustaka ini memuat urutan buku-buku yang peneliti gunakan dalam pembuatan seperangkat pembelajaran yang disusun berdasarkan urutan abjad dari A – Z nama depan dari pengarang buku. Daftar pustaka yang digunakan tidak hanya buku akan tetapi berasal dari teks, artikel, skripsi, dan sumber lain yang mendukung.

2.3.Penelitian yang Relevan

Pengembangan perangkat pembelajaran, merupakan hal yang sedang banyak dibicarakan pada sistem pendidikan dalam semua jenjang. Berikut ini tiga penelitian yang relevan yang sesuai dengan pengembangan bahan ajar.

Pertama, penelitian pengembangan yang berjudul “Analisis

Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum

2013” oleh Deden Cahya Kusuma (2013). Penelitian ini menyatakan bahwa

(54)

pendidikan. Adapun komponen-komponen pengembangan kurikulum meliputi : komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi, dimana komponen-komponen ini saling berkaitan satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum menduduki tempat yang paling penting dalam rangka menunjang operasi pembelajaran.

Kedua, penelitian yang berjudul “Pembelajaran Saintifik Elektronika

Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah” oleh Rezti Fauziah, dkk

(2013). Penelitian ini memaparkan bahwa implementasi kurikulum baru (implementasi kurikulum 2013) sangat menonjolkan pendekatan saintifik dengan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memerlukan riset implementasi di kelas. Hasil penelitian menujukkan dampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill siswa.

Ketiga, Yunus Abidin (2012) juga melakukan penelitian yang berjudul

Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman

Berorientasi Pendidikan Karakter”. Penelitian Yunus Abidin ini memaparkan

bahwa penilaian otentik merupakan saluran yang paling penting, sebab penilaian otentik dapat digunakan untuk mencakup pemilihan bahan ajar dan model pembelajaran. menurut Abidin, penilaian otentik memadukan pembelajaran melalui pengreasian aktivitas belajar yang dilakukan siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abidin, menunjukkan bahwa penilaian otentik berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman, dan karakter siswa.

(55)

pengembangan kurikulum meliputi : komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi, dimana komponen-komponen ini saling berkaitan satu sama lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum menduduki tempat yang paling penting dalam rangka menunjang operasi pembelajaran. Berdasarkan penelitian pertama, peneliti ingin membuat seperangkat perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 dengan komponen-komponen yang lengkap.

Penelitian kedua berkaitan dengan implementasi kurikulum baru (implementasi kurikulum 2013) yang sangat menonjolkan pendekatan saintifik dengan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memerlukan riset implementasi di kelas. Hasil penelitian menujukkan dampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill siswa. Berdasarkan penelitian yang kedua peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPPTH, materi ajar, intrumen penilaian, dan LKS. Sasaran yang dituju adalah pembelajaran di kelas satu (1) Sekolah Dasar .

(56)

dengan membuat seperangkat penilaian otentik untuk pembelajaran pada subtema hewan disekitarku, yang mengacu pada kurikulum 2013.

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, maka peneliti akan membuat pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 pada subtema hewan disekitarku, dengan menekankan pada pendidikan karakter dan penilaian otentik. Pendidikan karakter merupakan ciri khas dari kurikulum 2013, begitu juga dengan penilaian otentik. Penilaian otentik digunakan untuk menilai setiap detail kegiatan siswa.

Salah satu kelebihan dari penelitian ini adalah pembuatan perangkat pembelajaran khususnya pada subtema Hewan di Sekitarku untuk kelas I yang mengacu pada kurikulum 2013. Selama ini belum banyak penelitian yang berfokus pada kelas I, khususnya yang membuat perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini, nantinya akan dijadikan ruang lingkup penelitian. Produk yang dihasilkan berupa RPPTH mengacu kurikulum SD 2013, materi ajar, instrumen penilaian dan LKS. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp yang telah dimodifikasi

2.4. Kerangka Berpikir

(57)

generasi bangsa yang baik. Akan tetapi, menurut survei kebutuhan yang peneliti lakukan dengan cara wawancara kepada guru kelas I di salah satu sekolah di lapangan, guru masih banyak membutuhkan contoh ataupun acuan dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Oleh sebab itu, Penelitian yang dilakukan difokuskan oada pengembangan perangkat pembelajaran kelas 1 mengacu pada kurikulum 2013 yang dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan memperhatikan karakteristik masing-masing siswa.

Berdasarkan alasan di atas, peneliti berusaha untuk mengembangkan sebuah perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas 1. Ciri utama dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti yaitu subtema hewan dan tumbuhan disekitarku dengan menggunakan pendekatan tematik terpadu (integratif) dan pendekatan saintifik menjadi pedoman dalam menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti pun belum sempurna dan masih perlu perbaikan.

(58)

Gambar 2.3. Bagan Kerangka Berpikir Kurikulum SD 2013

1. Rasional pengembangan kurikulum SD 2013

2. Elemen perubahan kurikulum

3. Pendekatan tematik integratif dan saintifik

4. Penilaian otentik 5. Pendidikan karakter

Analisis Kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013

1. Guru belum memahami Kurikulum SD 2013 2. Perumusan indikator dan tujuan dalam

pembelajaran sesuai dengan buku guru 3. Belum memahami pendekatan saintifik 4. Penilaian otentik kurang dipahami 5. Cukup memahami pendidikan karakter 6. Perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013

sangat dibutuhkan guru

Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang terdapat pada perumusan indikator dan tujuan pembelajaran

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integrative, dengan menonjolkan pendidikan karakter

4. Dalam RPPTH siswa yang dituntut aktif dengan penerapan pendekatan saintifik

(59)

2.5. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema hewan di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema hewan di sekitarku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum 2013?

(60)

41 BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan Research & Development (R&D). R&D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dengan cara menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013: 402). Penelitian R & D umumnya akan menghasilkan sebuah desain produk untuk di uji cobakan. Prosedur pengembangan menurut Borg dan Gall yang mencakup 10 langkah pengembangan yaitu : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8)uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal.

. Berikut peneliti akan menjelaskan kesepuluh prosedur penelitian tersebut kedalam sebuah bagan lengkap dengan penjabarannya.

3.1. Bagan Langkah-langkah Prosedur Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Borg dan Gall (Sugiyono, 2013: 406). Potensi dan

Masalah

Desain Produk Pengumpulan

Data

Validasi Desain

Revisi Produk Uji Coba

Pemakaian

Uji Coba Produk

Revisi Desain

Revisi Produk lanjutan

(61)

1. Potensi dan masalah

Penelitian Research and Development berangkat dari adanya potensi dan masalah yang ada di lapangan. Potensi merupakan segala sesuatu yang memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada. Sehingga potensi adanya masalah dapat diatasi dalam penelitian R&D dengan cara melakukan penelitian sehingga menemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Pengumpulan data

Dari penelitian yang menunjukkan adanya potensi masalah dilapangan, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi faktual yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research & Development bermacam-macam, sesuai dengan bidang pengembangannya. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk dalam bidang pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, perangkat pembelajaran, buku ajar, modul, dll.

(62)

dilapangan. Dalam penelitian ini akan menghasilkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran di sekolah.

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai secara rasional keefektifan, kelebihan serta kekurangan rancangan produk. Dikatakan secara rasional, karena validasi yang dilakukan berdasarkan pemikiran rasional dari sang validator. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Selain itu, validasi desain juga dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi dimulai, sebelumnya peneliti mempresentasikan proses penelitian hingga ditemukannya desain beserta keunggulannya.

5. Revisi desain

Desain produk, yang telah divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para ahli lainnya, akan dapat ditemukan kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya diperbaiki dengan cara revisi desain oleh peneliti, sesuai dengan kritik dan saran dari tim pakar dan para ahli. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari desain produk yang telah dibuat peneliti.

6. Uji coba produk

(63)

7. Revisi produk

Setelah melalui tahap uji coba, desain produk yang peneliti buat diketahui kelemahannya saat digunakan dilapangan. Kelemahan ini dapat di minimalisir dengan cara revisi produk dengan mengutamakan keefisienan produk.

8. Uji coba pemakaian

Uji coba pemakaian, dimaksudkan untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan dalam tataran praktik. Dalam uji coba pemakaian kali ini, tujuannya bukan lagi menyempurnakan produk, karena produk diasumsikan sudah sempurna. Pengujian produk akhir, diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas. Dalam pengujian produk akhir, sebaiknya digunakan kelompok kontrol.

9. Revisi produk lanjutan

Revisi produk lanjutan dilakukan, apabila dalam pemakaian dalam lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas ditemukan kekurangan atau kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya peneliti sebagai pembuat produk selalu melakukan evaluasi kinerja produk. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

10.Produksi masal.

(64)

Mengingat waktu penelitian, dan banyaknya langkah yang ada, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian hanya sampai pada langkah ke 5, yaitu revisi desain. Pada akhirnya penelitian ini akan menghasilkan sebuah desain produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yang sesuai dengan kurikulum 2013, subtema 2 hewan disekitarku, untuk kelas 1 sekolah dasar. Selain itu, Borg and Gall (1983: 792) memperbolehkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil dengan membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan, yaitu menjadi 5 langkah.

3.2Prosedur Pengembangan.

(65)

3.2. Bagan Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran Langkah 1

Potensi dan Masalah

Analisis

Kebutuhan wawancara

Langkah 2

Hasil Wawancara

Pengumpulan

Data Kajian

Dokumen

Langkah 3

Desain Produk (Protipe)

KI-KD

Subtema

Indikator

Tujuan

Silabus Menyusun RPP Urutan Isi Strategi Pembelajaran

evaluasi

Sumber Belajar

Kegiatan Belajar Tema

Langkah 4 Validasi Desain

Evaluasi Formatif

Langkah 5

Gambar

Tabel 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum  ................................................
Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Tabel. 2.1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data ini diperoleh dari studi dokumentasi yang

Di samping itu, pembelajaran bahasa Indonesia mendorong kepedulian untuk menggunakan bahasa secara cermat (menyunting teks), kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan

profitabilitas baik. Kinerja keuangan PT. Astra Otoparts berdasarkan rasio likuiditas kurang baik. Berdasarkan rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas

Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang subtantif menunjang proses pelaksanaan dan membantu tercapainya tujuan kegiatan, baik berupa benda-benda fisik maupun

Kemampuan bayi BBLR dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka dirawat pada atau mendekati suhu lingkungan yang netral.Suhu ini ditetapkan dengan mengatur suhu permukaan yang

“The Pink Ribbon” 2003 further advances the inquiry into the relationship between ageing, the body and subjectivity, by linking them to issues of personhood and agency in a person